BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Frank J. Fabozzi, Franco Modigliani, dan Michael G. Ferri, Pasar dan Lembaga Keuangan, Salemba Empat, Jakarta, 1999, hlm. 3.

BAB I PENDAHULUAN. terpenuhinya kebutuhan pokok rakyat. karyawan, meniadakan jam lembur, mengurangi pos-pos pengeluaran yang

ANALISIS HASIL KOMBINASI PRODUK DAN TINGKAT PENJUALAN DALAM UPAYA MEMAKSIMALKAN LABA (STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN ROTI 33 DI SRAGEN) NASKAH PUBLIKASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. PUSTAKA SETIA, Bandung, 2013, hlm Lili M. Sadeli dan Bedjo Siswanto, Akuntansi Manajemen, Bumi Aksara, Jakarta, 2004,

BAB I PENDAHULUAN. Pada PT Selaras Kausa Busana, Jurnal Ilmiah, STIE MULIA PRATAMA BEKASI, 2015, hal. 4.

ANALISIS PENENTUAN KOMBINASI PRODUK OPTIMAL PADA PT. PISMATEX DI PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Lusiana Prastiwi, Kristina Yuventa FKIP, Universitas Dr. Soetomo

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Persada, Jakarta, 2002, hlm., Sofjian Assauri, Manajemen Pemasaran Dasar, Konsep dan Strategi, PT.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pati. 2 Dinas Perindustrian Perdagangan dan Pengelolaan Pasar

LOMBA KOMPETENSI SISWA SMK. TINGKAT PROVINSI JAWA TIMUR Sidoarjo, September 2014 KERAJINAN TEKSTIL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. global. 1 Oleh sebab itu penting sekali bagi perusahaan untuk dapat menentukan

BAB I PENDAHULUAN. dari serangga atau hewan-hewan tertentu. Rumput, bambu, kupasan kulit dan otot-otot

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam suatu perusahaan terdapat sebuah organisasi yang kegiatannya

Gambaran Wilayah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. begitu pesat. Hal ini dikarenakan persaingan usaha yang semakin kompetitif.

Pengembangan Jenis Tenun Polos dan Tenun Kepar ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. setiap negara agar tetap dapat unggul. Menurut Nurimansyah (2011), daya saing

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. besar dan mampu membantu pemerintah dalam mengurangi tingkat pengangguran.

BAB I PENDAHULUAN. pemerataan pendapatan di Indonesia. Usaha kecil yang berkembang pada

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki keanekaragaman seni dan budaya yang terbesar dibandingkan

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk generasi selanjutnya hingga sampai saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. Wulan Ayodya,,Mau Kemana Setelah SMK?, Erlangga, Jakarta, 2013, hlm. 64

BAB I PENDAHULUAN. harapan untuk memajukan pertumbuhan ekonomi di lingkup Indonesia, akan tetapi tidak

BAB I PENDAHULUAN. menjadi negara yang kaya dengan keunikan dari masing-masing suku tersebut.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. Grafindo, Jakarta, 2002, hal Angipora Marius P. Dasar-Dasar Pemasaran, edisi revisi, cetakan keenam, Raja

BAB V PENUTUP. Strategi bisnis APIP S Kerajinan Batik menggunakan aliansi strategis dengan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. pula pada kemampuan pengusaha untuk mengkombinasikan fungsi-fungsi. tersebut agar usaha perusahaan dapat berjalan lancar.

Melestarikan Budaya Dengan Membuka Usaha Galeri Batik

BAB I PENDAHULUAN. 1 diakses pada 08 November 2016 pukul WIB.

BAB I PENDAHULUAN. adanya persediaan yang memadahi diperusahaan maka akan terancam kegagalan

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perekonomian Indonesia menghadapi perdagangan bebas dituntut untuk lebih giat dan

BAB I PENDAHULUAN. untuk selalu memberikan sesuatu terbaik dari apa yang mereka produksi.

Kata Kunci : Operasional, Inventory, EOQ,QM, Simulasi Monte Carlo

BAB I PENDAHULUAN. hlm Rudi Prihantoro, Konsep Pengendalian Mutu, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2012,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dapat dikatakan pembuatannya lebih mudah. Sedangkan kain ini tenun motif

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi ini, kebutuhan teknologi komputer sangat dibutuhkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam mencapai sasaran pembangunan nasional, pembangunan pada bidang

BAB I PENDAHULUAN. para pengusaha kecil tidak memiliki pengetahuan akuntansi, dan banyak diantara mereka

BAB I PENDAHULUAN. dua istilah, yaitu baitul maal dan baitul tamwil. Secara harfiah baitul maal

BAB I PENDAHULUAN. Sakur, Kajian Faktor-Faktor yang Mendukung Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah, Spirit Publik, Solo, 2011, hal. 85.

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan konsep kualitas, kerjasama tim, produktivitas serta kepuasan pelanggan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Membangun perekonomian nasional dalam konteks perkembangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Alfabeta, 2004), 6. 1 Alma Buchari, Manajemen Pemasaran dan Pemsaran jasa (Bandung:

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan suatu perencanaan untuk menciptakan masa depan usahanya melalui

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI PRODUKSI INDUSTRI KECIL TENUN IKAT DI KABUPATEN JEPARA

BAB II LANDASAN TEORI

NASKAH PUBLIKASI ANALISIS PENERAPAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PERSEDIAAN DALAM MENUNJANG KELANCARAN PROSES PRODUKSI DI PERUSAHAAN MANUFAKTUR PADA PT

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan sosial, yaitu berupa kegiatan-kegiatan yang dilakukan suatu negara

PENGOPTIMALAN PERSEDIAAN DENGAN METODE SIMPLEKS PADA PT. XYZ

BAB I PENDAHULUAN. Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang dikagumi dunia.

BAB I PENDAHULUAN. dikonsumsi serta bisa memuaskan keinginan atau kebutuhan konsumen. Oleh. yang paling baik serta keistimewaan yang menonjol.

BAB I PENDAHULUAN. Brand Switching Konsumen Rinso Ke Merek Lain di Kota Padang, Universitas Negeri Padang, Padang, 2011, hlm. 3.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sistem persediaan adalah serangkaian kebijaksanaan dan pengendalian

BAB I PENDAHULUAN. bentuk barang dan jasa dengan mengubah masukan (input) menjadi hasil (output).

A. Latar Belakang Masalah

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada zaman modern ini perkembangan industri musik sangat pesat, khususnya

BAB I PENDAHULUAN. yang melindungi kepentingan konsumen 1. Adapun hukum konsumen diartikan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam dunia usaha, tujuan setiap perusahaan secara umum adalah mencari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas masyarakat

PENGARUH SUHU DAN WAKTU PENGANJIAN BENANG TERHADAP KEKUATAN TARIK PADA MESIN KANJI MERK TZUDAKOMA JAPAN

BAB I PENDAHULUAN. bisnis. Sumber daya yang dimaksud meliputi perencanaan bahan baku yang

2015 PENGARUH DIVERSIFIKASI PRODUK DAN PERSAINGAN TERHADAP PENDAPATAN PENGUSAHA BATIK DI CIREBON

Penggunaan Teknologi Informasi dalam Menyiasati Peluang Bisnis Batik

BAB I PENDAHULUAN. persaingan bisnis yang semakin meningkat, menuntut para pelaku bisnis untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan usaha pada sektor manufaktur saat ini telah

sedangkan industry, dapat diartikan sebagai kerajinan, usaha produk barang atau juga perusahaan kecil. Dikatakan sebagai perusahaan kecil karena jenis

Bisnis Modal Kecil Kreasi Kain Perca

BAB I PENDAHULUAN. Blocher/Chen/Lin (2007:306) mengemukakan bahwa produktivitas adalah rasio output

Volume I No. 3, Oktober 2016 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. mancanegara. Pada tanggal 2 Oktober 2009 batik telah diakui oleh UNESCO sebagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. output. Manajemen operasi dapat di terapkan pada perusahan manufaktur maupun jasa.

PROGRAM LINIER DENGAN METODE GRAFIK

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Semakin berkembangnya teknologi informasi pada saat ini, membuat

BAB I PENDAHULUAN. mempermudah proses transaksi jual beli. Harga juga berpengaruh dalam

DAFTAR ISI. RIWAYAT HIDUP... i. KATA PENGANTAR... ii. ABSTRAK... iv. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... vii. DAFTAR GAMBAR... x. DAFTAR LAMPIRAN...

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I. PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya teknologi saat ini membuat suatu perusahaan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semua kegiatan yang dijalankan perusahaan diarahkan pada perolehan laba maksimum. Agar tujuan tercapai maka perusahaan menciptakan suatu produk yang dapat memenuhi kondisi optimum, sehingga keuntungan yang diharapkan dapat tercapai. Seiring dengan pertumbuhan zaman perkembangan kebutuhan dan keinginan manusia baik dalam jumlah, variasi macamnya dan tingkat mutunya menimbulkan adanya perkembangan teknologi yang terarah kepada tekhnologi canggih. Perkembangan ini menimbulkan tantangan untuk memenuhinya dengan meningkatkan kemampuan menyediakan barang dan jasa. Peningkatan kemampuan berproduksi merupakan usaha yang harus dilakukan perusahaan agar dapat memenuhi kebutuhan secara efektif dan efisien. Usaha-usaha ini dilakukan agar perusahaan dapat mencapai tingkat keuntungan yang diharapkan. Sejak didirikan, setiap perusahaan sudah mempunyai suatu tujuan yang ingin dicapai. Secara umum, tujuan perusahaan akan selalu berpijak pada prinsip ekonomi yaitu dengan biaya produksi sedikit dapat memperoleh keuntungan yang maksimal. Untuk mencapai tujuan tersebut, suatu perusahaan dihadapkan pada persoalan-persoalan yang rumit, dimana keputusan yang tepat harus diambil. Al-Qur an menekankan konsep produksi barang dalam artina luas. Al-Qur an menekankan manfaat dari barang yang diproduksi. Memproduksi suatu barang harus mempunyai hubungan dengan kebutuhan manusia. Berarti barang itu harus diproduksi untuk memenuhi kebutuhan manusia, bukan untuk memproduksi barang mewah secara berlebihan yang tidak sesuai dengan kebutuhan manusia, karenanya tenaga kerja yang dikeluarkan untuk memproduksi barang tersebut dianggap tidak produktif. 1

2 Secara garis besar produksi merupakan kegaiatan-kegiatan di dalam pabrik-pabrik, atau barang kali kegiatan di lapangan pertanian.1 Kegiatan produksi merupakan mata rantai dari konsumsi dan distribusi. Kegiatan produksilah yang menghasikan barang dan jasa, kemudian dikonsumsi oleh para konsumen. Tanpa produksi maka kegiatan ekonomi akan berhenti, begitu pula sebaliknya. Untuk menghasilkan barang dan jasa kegiatan produksi melibatkan banyak faktor produksi. Fungsi produksi menggambarkan hubungan antar jumlah input dengan output yang dapat dihasilkan dalam satu waktu periode tertentu. Dalam teori produksi memberikan penjelasan tentang perilaku produsen tentang perilaku produsen dalam memaksimalkan keuntungannya maupun mengoptimalkan efisiensi produksinya. Dimana Islam mengakui pemilikian pribadi dalam batas-batas tertentu termasuk pemilikan alat produksi, akan tetapi hak tersebut tidak mutlak. Adanya pembatasan-pembatasan di dalam lingkungan operasi juga merupakan tantangan bagi perusahaan untuk mencapai tujuan di dalam perusahaan tersebut. Pembatasan-pembatasan tersebut meliputi terbatasnya sumber daya, waktu, tenaga kerja, energi, bahan baku, uang dan lain lain.2 Oleh karena itu perlu dikembangkan pemikiran-pemikiran dan kajian-kajian untuk mendapatkan cara yang lebih baik guna menghasilkan produk secara optimal sehingga dapat mencapai sasaran tepat waktu, tepat jumlah, tepat mutu dengan biaya yang lebih efisien. Dengan menggunakan manajemen perusahaan yang lebih baik, tujuan yang diharapkan perusahaan untuk menghasilkan barang dan jasa dapat tercapai. Untuk ini manajemen perusahaan mengkombinasikan dan mengelola faktor-faktor produksi dengan teknik yang tepat, sehingga dapat menghasilkan barang dan jasa sesuai dengan yang diharapakan baik dalam jumlah, kualitas, waktu dan biaya. Permasalahan di atas juga terjadi pada perusahaan-perusahaan industri rumah tangga tenun yang terdapat di Desa Troso Kabupaten Jepara. Saat ini 1 Suherman Rosyidi, Pengantar Teori Ekonomi : Pendekatan Kepada Teori Ekonomi Mikro & Makro, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2011, hlm.54. 2 Bernad W. Taylor, Sains Manajemen, Prentice-Hall, Bandung, 2005, hlm. 15.

3 ada 238 unit usaha pengrajin tenun tradisional baik menengah maupun kecil. Tenun Ikat Troso merupakan kerajinan Tenun ikat Tradisional yang sangat terkenal di Indonesia. Tenun ikat di Desa Troso ini merupakan salah satu usaha yang diwariskan turun temurun secara tradisional. Salah satu perusahaan yang sampai saat ini sukses dalam bisnis Tenun Ikat Troso yaitu perusahaan Hoeda s. Jenis produksi industry House of Hoeda s dapat dilihat melalui jenis kain dan penggunaannya. Jenis kain tersebut ditentukan oleh jenis benang bahan bakunya, yaitu meliputi jenis kain tipis (tipisan) dan kain tebal (blangket). Benang dan zat pewarna merupakan bahan baku untuk membuat kain tenun ikat, di samping itu harus disertai pula dengan bahan penolong seperti tali rafia untuk membuat ikatan-ikatan, cat kain untuk memberi motif pada jenis kain prada, kanji (tapioka) dan lain-lain. Jenis benang yang sering digunakan di antaranya misris, rayon, katun, filamen, sutra, mastuli dan ondol dari berbagai jenis dan ukuran. Berbagai jenis Naftol dan unsur kelengkapannya digunakan sebagai zat-zat untuk memberi warna-warni benang yang akan di tenun. Proses tenun adalah proses penjalinan benang. Dalam hal ini ada benang melintang yang sering disebut benang pakandan benang membujur yang disebut benang lusi. Untuk membuat sebuah kain tenun ikat, mulai dari penyiapan benang sebagai bahan dasar hingga menjadi kain tenun ikat, diperlukan serangkaian proses. Proses tenun, kain jadi akan digulung secara otomatis dalam boom yang lain dalam ATBM. Dalam satu boom kain tenun tipisan jadi berisi sekitar 100 meter kain, sedangkan dalam satu boom kain blangket jadi berisi sekitar 150 meter kain. Dalam waktu satu hari proses tenun rata-rata memperoleh kain tipisan 4-5 meter dan untuk kain blangket memperoleh rata-rata 15 meter sehari. Karena itu, untuk mendapat satu boom atau 100 meter kain tenun tipisan memerlukan waktu rata-rata 20-25 hari. Sedangkan untuk mendapatkan satu boom atau 150 meter kain tenun blangket memerlukan waktu sekitar 10 hari. Perusahaan House of Hoeda s adalah perusahaan yang bergerak di bidang industri kain tenun. Perusahaan ini di miliki oleh bapak H. Sholikhul Huda adapun produk- produk yang dihasilkan adalah kain tenun tipisan dan

4 kain tenun tebalan, produk yang dihasilkan adalah kain sarung, slendang, korden, kain pakaian, taplak meja dll. Produk yang di hasilkan memiliki ciri khas yang terserndiri dengan motif yang unik karena pak huda adalah sosok seorang yang kreatif dan berjiwa seni tinggi. Maka banyak produk yang di hasilkan di desain sendiri langsung oleh pak huda. Beliau adalah seorang yang melestarikan budanya tenun ikat dengan motif yang unik dan moderen. Untuk dapat menyediakan produk-produk yang berkualitas dan harga yang terjangkau oleh konsumen serta dapat mengembangkan suatu produk yang bermanfaat dan inovatif sesuai dengan harapan konsumen dan kebutuhan pasar. Konsumen berguna bagi para pemasar (pengusaha) dalam meramalkan reaksi konsumen terhadap pesan promosi dan berguna memahami bagaimana cara mengambil keputusan pembeli.3 Kombinasi produk yang paling maksimum memberikan keuntungan perusahan.4 Dalam penelitian yang dilakukan Hardiwinanto kombinasi produk berpengaruh terhadap keuntungan perusahaan. Kombinasi volume produk belum optimal.5 Sedangkan penelitian yang dilakukan Maulidin Fachrur kombinasi prodak tidak berpengaruh terhadap keuntungan perusahaan. Hasil temuan penelitian diatas menunjukkan adanya perebedaan terhadap pengaruhnya kombinasi terhadap keuntungan. Timbulnya perbedaan tersebut dapat di selesaikan dengan program linier. Industri House of Hoeda s ini belum menerapkan penggunaan sumber daya yang optimal. Hal itu dapat dilihat dari sering terjadinya penumpukan hasil produksi di gudang penyimpanan. Selain itu, adanya ketidakmampuan industri House of Hoeda s dalam menentukan jumlah produksi yang optimal. Sehingga mengakibatkan industri House of Hoeda s mengalami kekurangan dan kelebihan produksi yang dapat menyebabkan keuntungan yang diperoleh 3 Muhammad Muflih, Prilaku Konsumen Dalam Perspektif Ilmu Ekonomi Islam, Rajawali Pers, Jakarta, hlm. 2. 4 Hardiwinato, Analisis Kombinasi Produk Dalam Pencapaian Laba Maksimum (Studi Kasus pada Perusahaan Konvesi di Pemalang), Jurnal Value Added, Vol. 6, No. 2, Maret 2010 Agustus 2010, hlm. 32-48. 5 Maulidin Fachrur, Analisis Penentuan Kombinasi Produk Optimal pada PT. Pismatex di Pekalongan, Jurnal Fakultas Ekonomi Universitas Pekalongan.

5 tidak maksimal. Untuk memecahkan masalah di atas dapat dilakukan dengan perkiraan langsung, tetapi hal ini menanggung resiko yang cukup besar apabila tidak ditunjang oleh pengalaman-pengalaman sebelumnya. Salah satu cara agar persoalan-persoalan yang dihadapi perusahaan dapat diselesaikan tanpa menanggung resiko yang cukup besar maka dipakailah suatu metode dengan menggunakan model matematis yang dapat memecahkan masalah di atas. Program linier adalah suatu metode analitik paling terkenal yang merupakan suatu bagian kelompok teknik-teknik yang disebut programasi matematik.6 Metode tersebut terbukti dapat mengoptimalkan tujuan produksi yang ingin dicapai berdasarkan batasan-batasan sumber daya yang ada.7 Hal tersebut dipertegas oleh ilmuwan lain yang menyatakan bahwa bila perusahaan menghasilkan produk yang bervariasi, maka metode perencanaan untuk memproduksi barang agar memperoleh keuntungan yang maksimal dapat diperoleh dengan pemrograman linier.8 Program linier merupakan model matematika yang dapat digunakan dalam pemecahan masalah pengalokasian sumber-sumber yang terbatas secara optimal. Hal ini dapat mempermudah industri rumah tangga Hodea s untuk menentukan cara mendapatkan kombinasi produk yang optimal. Berdasarkan uraian di atas maka dalam penelitian ini ditetapkan judul : Kombinasi Produk Kain Tenun Untuk Memperoleh Laba Optimal (studi kasus tenun house of hoeda s Troso Pecangaan jepara) B. Fokus Penelitian Penelitian ini penulis menggunakan data fokus penelitian yaitu, kombinasi produk dalam rangka optimalisasi keuntungan usaha pada tenun House of Hoeda s di Jepara. 6 T. Hani Handoko, Dasar-Dasar Manajemen Produksi, BPFE, Yogyakarta, hlm. 379. Asmundsson, J., Uzsoy, R., dan Rardin, RL. 2002. An Alternative Modeling Framework for Aggregate Production Planning. Research Report, Laboratory for Extended Enterprises at Purdue, Purdue university, West Lafayette, In 47907-1287. 8 Gitosudarmo, Indriyo. 2002. Manajemen Operasi, Edisi Kedua. BPFE, Yogyakarta. 7

6 C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah yang dapat dikemukakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana kombinasi produk yang optimal untuk mendapatkan keuntungan yang optimal pada usaha tenun House of Hoeda s di Jepara dengan mengunakan program linier? 2. Bagaimana Interval kapasitas dari kendala-kendala yang dihadapi House of Hoeda s tetapi tidak merubah kombinasi produksi? D. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui kombinasi produk yang optimal untuk mendapatkan keuntungan yang optimal pada usaha tenun House of Hoeda s di Jepara dengan mengunakan program linier. 2. Untuk mengetahui interval kapasitas dari kendala-kendala yang dihadapi House of Hoeda s tetapi tidak merubah kombinasi produksi? E. Manfaat Penelitian Penelitian terhadap penentuan komposisi produksi untuk memperoleh laba maksimal kain tenun House of Hoeda s Jepara dengan menggunakan program linier ini memberikan manfaat bagi : 1. Manfaat Teoritis Secara teoritis penelitian ini dapat menambah khazanah keilmuan pada kombinasi produk dalam rangka optimalisasi keuntungan usaha pada tenun House of Hoeda s di Jepara dan meningkatkan ketajaman analisis. Selain itu penelitian ini juga sebagai wadah untuk mengimplementasikan ilmu tentang penelitian. 2. Manfaat Praktis Manfaat praktis yang bisa diambil dari penelitian ini adalah hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu manager dalam mengambil

7 keputusan atau pihak lain yang tertarik pada permasalahan ini sehingga pengambilan keputusan tidak hanya berdasarkan intuisi melainkan benarbenar berdasarkan hasil empiris yang lebih dapat dipertanggungjawabkan. F. Sistematika Penulisan Skripsi Dalam upaya untuk mempermudah penulisan penelitian dapat di pahami dengan mudah oleh pembaca, maka penyusunan ini di bagi menjadi beberapa bab dan setiap bab memuat sub bab, di mana antara sub bab yang lain dengan lainnya memiliki keterkaitan. Adapun sistematika penulisan skripsi adalah sebagai berikut: 1. Bagian muka Pada bagian ini terdiri dari halaman judul, halaman nota persetujuan pembimbing, halaman pengesahan, halaman motto, halaman pengantar dan halaman daftar isi. 2. Bagian isi BAB I yaitu pendahuluan. Pada bab ini berisi tentang latar belakang masalah, fokus penelitian, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika penulisan skripsi. BAB II yaitu landasan teori. Pada bab ini akan di bahas mengenai : pertama, analisis kombinasi produk, pengertian laba, optimalisasi keuntungan usaha dan kombinasi produk dalam perspektif syariah. BAB III metode penelitian. Pada bab ini akan dibahas metode penelitian yang meliputi: jenis penelitian, pendekatan penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, uji kredibilitas data, serta analisa data. BAB IV hasil penelitian/pembahasan. Berisi, pertama berisi gambaran umum lokasi penelitian. Kedua, data penelitian tentang kombinasi produk kain tenun untuk memperoleh laba optimal tenun House of Hoeda s Jepara. Ketiga, analisis data tentang Kombinasi Produk Kain Tenun Untuk Memperoleh Laba Optimal pada tenun House of Hoeda s di Jepara.

8 BAB V penutup. Bab ini berisi kesimpulan dari seluruh pembahasan yang sudah dipaparkan dan saran yang berhubungan dengan pembahasan secara keseluruhan. 3. Bagian akhir Bagian akhir ini terdiri dari daftar pustaka, daftar riwayat pendidikan dan lampiran.