KAJIAN YURIDIS KEABSAHAN JUAL BELI SECARA ELEKTRONIK (E-COMMERCE) DENGAN MENGGUNAKAN KARTU KREDIT

dokumen-dokumen yang mirip
JURNAL IPTEKS TERAPAN Research of Applied Science and Education V8.i4 ( )

ASAS NATURALIA DALAM PERJANJIAN BAKU

SYARAT SUBJEKTIF SAHNYA PERJANJIAN MENURUT KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA (KUH PERDATA) DIKAITKAN DENGAN PERJANJIAN E-COMMERCE

BAB II PERJANJIAN PADA UMUMNYA. Dari ketentuan pasal di atas, pembentuk Undang-undang tidak menggunakan

I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) di Indonesia kian pesat,

Penerapan Pasal 1320 KUHPerdata terhadap jual beli secara online (e commerce) Herniwati, SH, MH. Dosen STIH Padang. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di era globalisasi sekarang semua teknologi semakin berkembang

KEKUATAN MENGIKAT KONTRAK BAKU DALAM TRANSAKSI ELEKTRONIK

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagai persyaratan guna Mencapai Derajat Sarjana Hukum Pada Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta

KEKUATAN HUKUM DARI SEBUAH AKTA DI BAWAH TANGAN

Penulisan Hukum (Skripsi)

PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM KEGIATAN TRANSAKSI JUAL BELI ONLINE DI INDONESIA

PERTANGGUNGJAWABAN HUKUM TERHADAP HEWAN PELIHARAAN YANG MENYEBABKAN KERUGIAN TERHADAP HEWAN PELIHARAAN LAIN SEBAGAI PERBUATAN YANG MELAWAN HUKUM

STATUS HUKUM MEMORANDUM OF UNDERSTANDING

KLAUSULA BAKU PERJANJIAN KREDIT BANK RAKYAT INDONESIA DALAM HUBUNGANNYA DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN

KAJIAN YURIDIS TERHADAP SYARAT SAH DAN UNSUR- UNSUR DALAM SUATU PERJANJIAN

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. hal. 2. diakses 06 September Universitas Indonesia

BAB III PERLINDUNGAN KONSUMEN PADA TRANSAKSI ONLINE DENGAN SISTEM PRE ORDER USAHA CLOTHING

AKIBAT HUKUM WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN BAKU. Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRAK

KONTRAK SEBAGAI KERANGKA DASAR DALAM KEGIATAN BISNIS DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945). darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum.

BAB II PERJANJIAN PADA UMUMNYA. satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih. 11

ANALISIS YURIDIS JUAL BELI BARANG MELALUI TOKO ONLINE (E-COMMERCE)

KEDUDUKAN HUKUM SUAMI ISTRI DALAM HAL JUAL BELI DENGAN ADANYA PERJANJIAN KAWIN (KAJIAN UNDANG- UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN)

BAB 1 PENDAHULUAN. Perjanjian pengalihan..., Agnes Kusuma Putri, FH UI, Universitas Indonesia

PERJANJIAN ASURANSI MELALUI TELEMARKETING DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan jaman telah membawa perubahan di berbagai

Perjanjian Jual Beli Barang Melalui Elektronik Commerce (E-Com)

TINJAUAN YURIDIS PELAKSANAAN PERJANJIAN JUAL BELI ONLINE MELALUI REKENING BERSAMA (REKBER) PADA SITUS TOKO MEDIA KASKUS

PELAKSANAAN PERJANJIAN ANTARA AGEN DENGAN PEMILIK PRODUK UNTUK DI PASARKAN KEPADA MASYARAKAT. Deny Slamet Pribadi

BAB I PENDAHULUAN. signigfikan terhadap sistem ekonomi global dewasa ini. Teknologi telah

KEABSAHAN PERJANJIAN ASURANSI DALAM HUKUM KEPERDATAAN

PEMENUHAN PRINSIP ITIKAD BAIK DALAM PENEGAKAN HUKUM PADA PERDAGANGAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

KEABSAHAN PERJANJIAN NOMINEE KEPEMILIKAN SAHAM DALAM PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS

TEKNIK PENYUSUNAN KONTRAK

URGENSI PERJANJIAN DALAM HUBUNGAN KEPERDATAAN. Rosdalina Bukido 1. Abstrak

MODEL PENGATURAN INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

BAB I PENDAHULUAN. menyentuh segala aspek kehidupan manusia. Komunikasi adalah sebuah proses

ELECTRONIC COMMERCE (E-COMMERCE) DITINJAU DARI HUKUM PERJANJIAN DAN UU ITE DI INDONESIA

WANPRESTASI VERSUS PERBUATAN MELANGGAR HUKUM MENURUT BURGERLIJK WETBOEK

HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK DALAM TRANSAKSI JUAL BELI ONLINE

BAB I PENDAHULUAN. adalah, kendaraan bermotor roda empat (mobil). kendaraan roda empat saat ini

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN PENGGUNA JASA PENGIRIMAN BARANG DALAM HAL KETERLAMBATAN SAMPAINYA BARANG

Lex Privatum, Vol. III/No. 4/Okt/2015

ANALISA YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA-MENYEWA SAFE DEPOSIT BOX BANK INTERNASIONAL INDONESIA

Abstract. Keywords: Responsibility, contractor, tort, compensation. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. disebut dengan istilah perjanjian bernama (benoemd/nominaat) dan perjanjian

Undang-Undang Merek, dan Undang-Undang Paten. Namun, pada tahun waralaba diatur dengan perangkat hukum tersendiri yaitu Peraturan

Asas asas perjanjian

KEABSAHAN SEBUAH PERJANJIAN BERDASARKAN DARI KITAB UNDANG UNDANG HUKUM PERDATA

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN DAN PENGATURAN MENURUT KUH PERDATA. A. Pengertian Perjanjian dan Asas Asas dalam Perjanjian

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, sehingga mengimplikasikan berbagai perubahan dalam. kinerja manusia. Salah satu produk inovasi teknologi komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Sebagian besar masyarakat tidak memahami apa itu klausula baku,

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PELAKU USAHA TERKAIT WANPRESTASI YANG DILAKUKAN KONSUMEN DENGAN CARA HIT AND RUN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mengalami pertumbuhan di segala aspek, diantaranya adalah aspek

ASAS-ASAS DALAM HUKUM PERJANJIAN

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KONSUMEN TERHADAP TRANSAKSI JUAL BELI MENGGUNAKAN MEDIA SOSIAL

KEABSAHAN KONTRAK ELEKTRONIK DALAM PENYELENGGARAAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

Hukum Perjanjian menurut KUHPerdata(BW)

KEABSAHAN PERJANJIAN JUAL-BELI BENDA BERGERAK MELALUI INTERNET (TINJAUAN DARI BUKU III KUH PERDATA DAN UU NO 11 TAHUN 2008)

AKIBAT HUKUM TERHADAP PARA PIHAK DALAM PERJANJIAN APABILA TERJADI PEMBATALAN PERJANJIAN

BAB I PENDAHULUAN. yang telah dijanjikan. Demikian pengertian jual beli menurut pasal 1457 Kitab Undang-

PENOLAKAN WARIS BERDASARKAN KITAB UNDANG- UNDANG HUKUM PERDATA

E-Commerce. Ade Sarah H., M. Kom

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM TRANSAKSI ONLINE DI BALI

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. di seluruh Dunia. Internet sebagai media komunikasi kini sudah biasa. memasarkan dan bertransaksi atas barang dagangannya.

KAJIAN TENTANG ASPEK HUKUM BISNIS DAN PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM E-COMMERCE

HUKUM PERJANJIAN & PERIKATAN HUBUNGAN BISNIS ANDRI HELMI M, SE., MM.

BAB I PENDAHULUAN. oleh berjuta-juta orang yang tersebar di semua penjuru dunia. Internet

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENGATURAN MEMORANDUM OF UNDERSTANDING DALAM KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA

WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN PERJANJIAN KONSINYASI MINUMAN BERARKOHOL GOLONGAN C DI AJ SHOP SANUR

BAB 2 TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN

LEGAL MEMORANDUM TENTANG KEABSAHAN BIDANG USAHA PENGINAPAN DALAM APLIKASI DUNIA MAYA ABSTRAK

KEABSAHAN PERMEN DALAM TRANSAKSI PEMBAYARAN

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan yang sangat meningkat, dengan banyaknya pelaku pelaku usaha yang tumbuh dan

BAB I. mobil baru dengan banyak fasilitas dan kemudahan banyak diminati oleh. merek, pembeli harus memesan lebih dahulu ( indent ).

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN. Istilah perjanjian secara etimologi berasal dari bahasa latin testamentum,

PENGARUH KEPAILITAN TERHADAP HARTA BERSAMA SUAMI ISTRI DITINJAU DARI PERSPEKTIF HUKUM KEPAILITAN

AKIBAT HUKUM TERHADAP PENGUASAAN HAK MILIK ATAS TANAH OLEH ORANG ASING BERDASARKAN PERJANJIAN PINJAM NAMA (NOMINEE)

BAB I PENDAHULUAN. Perpustakaan dan Informasi, edisi no.2 Vol.1, 2005, hlm.34.

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk serba efektif dan efisien dalam pemanfaatan waktu akibat tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan dan kemudahan bagi kehidupan umat manusia. Salah satu. teknologi dalam bidang informasi dan komunikasi yang telah membawa

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN E-COMMERCE DAN EKSISTENSI ELECTRONIC SIGNATURE DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL

TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN MODAL VENTURA (VENTURE CAPITAL COMPANY) DALAM HAL PERUSAHAAN PASANGAN USAHA MENGALAMI PAILIT

BAB I PENDAHULUAN. khusus (benoemd) maupun perjanjian umum (onbenoemd) masih berpedoman

Oleh: R.Caesalino Wahyu Putra IGN.Parikesit Widiatedja Bagian Hukum Pidana, Fakultas Hukum, Universitas Udayana

BAB I PENDAHULUAN. Jual beli adalah suatu persetujuan dengan mana pihak yang satu

KONTRAK KERJA. Makalah. Igit Nurhidayat Oleh :

I. PENDAHULUAN. kemajuan. Dunia perekonomian yang serba maju, secara psikologis berpengaruh pula

BAB I PENDAHULUAN. tanpa orang lain. Manusia dikatakan mahluk sosial, juga di karenakan pada diri

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI PERJANJIAN DAN PENGEMBANG PERUMAHAN

TANGGUNG JAWAB PERDATA DOKTER KEPADA PASIEN DALAM TRANSAKSI TERAPEUTIK

BAB III PELAKSANAAN TRANSAKSI JUAL BELI ONLINE YANG DILAKUKAN OLEH ANAK DIBAWAH UMUR. A. Proses Pelaksanaan Jual Beli Online yang Dilakukan oleh Anak

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2006), hal. 51. Grafindo Persada, 2004), hal. 18. Tahun TLN No. 3790, Pasal 1 angka 2.

KEABSAHAN KONTRAK ELEKTRONIK DALAM KAITAN DENGAN KECAKAPAN MELAKUKAN PERBUATAN HUKUM OLEH PARA PIHAK

HABIB ADJIE - MAGISTER ILMU HUKUM - UNIV. NAROTAMA SURABAYA

BAB 1 PENDAHULUAN. penting untuk dapat mempengaruhi pola perdagangan. Kemampuan

Transkripsi:

KAJIAN YURIDIS KEABSAHAN JUAL BELI SECARA ELEKTRONIK (E-COMMERCE) DENGAN MENGGUNAKAN KARTU KREDIT Oleh Anak Agung Gde Siddhi Satrya Dharma I Made Sarjana Anak Agung Sri Indrawati Bagian Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana keabsahan transaksi secara elektronik (e-commerce) yang di atur dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 2011 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, Kitab Undang-undang Hukum Perdata(KUHPerdata). Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan metode penelitian normatif, menggunakan pendekatan fakta dan pendekatan perundang-undangan.kesimpulan dari penulisan skripsi ini, Keabsahan jual beli secara elektronik(e-commerce) dengan menggunakan kartu kredit dapat menerapkan KUHPerdata sebagai dasar diakui keabsahannya dimana syarat sahnya perjanjian tercantum dalam Pasal 1320 KUHPerdata yaitu: kesepakatan, kecakapan, suatu hal tertentu dan suatu sebab yang halal.perjanjian jual beli secara online tidak terlepas dari konsep perjanjian secara mendasar yang tercantum dalam Pasal 1313 KUH Perdata yang menegaskan bahwa perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih. Kata kunci: Keabsahan, Transaksi Secara Elektronik, Kartu Kredit ABSTRACT This study aims to determine the validity of E-Commerce that is regulated in Law Number 8 of 2011 on Information and Electronic Transactions, the Book of Civil Law Act. The author using the approach of normative research method, the approach of the fact and the law approach.the results showed,validity of electronic trading (e-commerce) using a credit card can apply the Civil Code as the basis of legitimacy which the validity of the agreement terms set forth in Article 1320 of the Civil Code, namely: agreements, competence, a certain thing and a cause that is. Electronictrading agreement can not be separated from fundamental of agreement concept that written on Article 1313 of the Civil Code which stipulates that the agreement is an act by which one or more persons bind himself to one or more other people. 1

Keywords: Validity, E-commerce, Credit Card I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang seiring dengan perkembangan zaman yang juga pengaruh dari era globalisasi. Perkembangan teknologi mengakibatkan terjadinya perubahan pola pikir dan gaya hidup dalam kehidupan bermasyarakat sehari-hari.teknologi telah mampu merubah orientasi masyarakat. Masyarakat kini lebih cenderung memanfaatkan teknologi dan meninggalkan cara konvensional karena teknologi dianggap lebih praktis dan efisien. Teknologi informasi berkenaan dengan cyberspace (dunia maya) telah digunakan di banyak sektor kehidupan.menurut Wiradipradja dan Budhijanto. Sistem informasi dan teknologinya telah digunakan di banyak sektor kehidupan, mulai dari perdagangan/bisnis (electronic commerce/ecommerce) pendidikan (electronic education), kesehatan (tele-medicine), telekarya, transportasi, industri, pariwisata, lingkungan sampai ke sektor hiburan, bahkan sekarang timbul pula untuk bidang pemerintahan (egovernment). 1 Perdagangan saat ini tidak hanya dilaksanakan secara konvensional yaitu secara lisan atau tertulis, melainkan dapat dilaksanakan melalui elektronik yaitu dengan menggunakan komputer, gadget melalui media internet. Dimana pada saat ini tidak sedikit masyarakat yang menggunakan jual-beli elektronik (e-commerce). 1 E.S. Wiradipradja dan D. Budhijanto, 2002, Perspektif Hukum Internasional tentang Cyber Law, dalam Kantaatmadja, et al, Cyberlaw : Suatu Pengantar (Jakarta : Elips 11), hal.88 2

Transaksi e-commerce seperti halnya transaksi perdagangan pada umumnya adalah merupakan suatu perjanjian antara penjual dan pembeli. Para pihak ini sering disebut merchant dan customer dalam transaksi e-commerce, kedudukan merchant dan customer ini sama seperti kedudukan para pelaku usaha dalam perdagangan konvensional. Kehadiran e-commerce memberikan kemanjaan yang luar biasa kepada konsumen, karena konsumen tidak perlu keluar rumah untuk berbelanja disamping itu pilihan barang atau jasa beragam dengan harga yang relatif murah. Hal ini menjadi tantangan positif dan sekaligus negatif. Dikatakan positif karena kondisi tersebut dapat memberikan manfaat bagi konsumen untuk memilih secara bebas barang atau jasa yang diinginkannya.konsumen memiliki kebebasan untuk menentukan jenis dan kualitas barang/jasa sesuai dengan kebutuhannya. Dikatakan negatif karena kondisi tersebut menyebabkan posisi konsumen menjadi lebih lemah dari posisi pelaku usaha yang dapat mengakibatkan kekecewaan dan kerugian. 2 Perjanjian antara para pelaku bisnis terjadi pada saat mereka bersepakat untuk melakukan jual beli barang atau jasa yang telah ditawarkan tersebut atau tidak.apabila pembeli atau customer sepakat maka customer harus mentaati peraturan yang sudah dibuat oleh penjual. Pembayaran melalui kartu kredit adalah pembayaran yang dianggap paling banyak dilakukan karena dianggep sebagai pembayaran paling mudah karena customer cukup hanya menentukan barang apa yang dibutuhkannya dari webstore dan memasukkan kartu kreditnya. Setelah customer memasukkan data kartu kredit maka pesanan customer segera diproses dalam waktu yang ditentukan. hal. 3 2 Happy Susanto, 2008,Hak-Hak Konsumen Jika Dirugikan, Visi Media, Yogyakarta, 3

Di Indonesia transaksi jual beli elektronik(e-commerce) selain diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata yang selanjutnya disebut KUHPerdata, juga diatur secara spesifik di Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2011 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik selanjutnya disebut UU ITE. 1.2. Tujuan Penelitian Tujuan dalam penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui dan memahami terjadinya keabsahan jual-beli elektronik (e-commerce) dengan menggunakan kartu kredit dan kedudukan jual-beli secara elektronik (ecommerce) dalam hukum perjanjian di Indonesia. II. ISI MAKALAH 2.1. Metode Penelitian Skripsi ini merupakan suatu penelitian hukum normatif dengan menggunakan pendekatan fakta dan pendekatan perundang-undangan. Menggunakan bahan hukum primer yaitu bersumber dari norma atau kaidah dasar, peraturan perundang-undangan, kebijakan, dan publikasi yang dibuat oleh pemerintah, buku-buku literatur dan bahan lainnya yang tentunya berhubungan dengan masalah yang sedang diteliti. Bahan hukum sekunder meliputi buku-buku, literatur, makalah, tesis, skripsi, dan bahan-bahan hukum tertulis lainnya yang berhubungan dengan permasalahan penelitian. Di samping itu, juga dipergunakan bahan-bahan hukum yang diperoleh melalui electronic research yaitu melalui internet dengan cara mengcopy (download) bahan hukum yang diperlukan. 4

2.2. Hasil dan Pembahasan 2.2.1. Keabsahan jual-beli secara eelektronik (e-commerce) dengan menggunakan kartu kredit Keabsahan jual beli secara elektronik(e-commerce) dengan menggunakan kartu kredit dapat menerapkan KUHPerdata sebagai dasar diakui keabsahannya dimana syarat sahnya perjanjian tercantum dalam Pasal 1320 KUHPerdata, yaitu: i. Kesepakatan Menurut asas konsensualisme, suatu perjanjian lahir pada detik tercapainya kesepakatan atau persetujuan antara kedua belah pihak mengenai hal-hal yang pokok dari apa yang menjadi objek perjanjian. ii. Kecakapan Kecakapan adalah kemampuan untuk melakukan perbuatan hukum. iii. Suatu hal tertentu Suatu hal tertentu berkaitan dengan objek perjanjian, maksudnya bahwa objek perjanjian harus jelas dan ditentukan oleh para pihak, objek perjanjian dapat diperhitungkan jenis dan jumlahnya, objek perjanjian tidak digunakan untuk kepentingan umum. iv. Suatu Sebab yang Halal Suatu sebab yang halal maksudnya adalah isi suatu perjanjian tidak boleh bertentangan dengan undang-undang, ketertiban umum, dan kesusilaan. 5

Pasal 5 dan 6 UU ITE menyebutkan bahwa informasi, dokumen dan tanda tangan elektronik dapat sebagai bukti yang sah dalam bertransaksi e- commerce diianggap sah sepanjang informasi yang tercantum di dalamnya dapat diakses, ditampilkan, dijamin keutuhannya, dan dapat dipertanggungjawabkan sehingga menerangkan suatu keadaan. Menurut Asser dalam perjanjian terdiri dari bagian inti (essensialia) dan bagian bukan inti (naturalia) dan (accidentalia) sebagai unsur-unsur perjanjian, yaitu sebagai berikut: 1. Unsur Essensialia Merupakan unsur yang mutlak harus ada perjanjian. Unsur ini berkaitan erat dengan syarat sahnya perjanjian pada pasal 1320 KUH Perdata dan untuk mengetahui ada atau tidaknya perjanjian serta untuk mengetahui jenis perjanjiannya, contohnya kesepakatan 2. Unsur Naturalia Merupakan unsur yang lazimnya ada atau merupakan sifat bawaan perjanjian, sehingga secara diam-diam melekat pada perjanjian, misalnya menjamin terhadap cacad tersembunyi terhadap barang yg diperjual belikan. 3. Unsur Accidentalia Merupakan unsur yang harus tegas diperjanjikan, misalnya alamat pengiriman barang dan alat pembayaran apa yang dipergunakan. 3 3 Mariam Darus Badrulzaman,2006, KUHPerdata Buku III, Alumni, Bandung. hal. 99 6

2.2.2. Kedudukan jual-beli secara elektronik (e-commerce) dalam hukum perjanjian di Indonesia Jual-beli dalam e-commerce jika ditinjau dengan Hukum Perjanjian di Indonesia yang bersumber pada KUHPerdata adalah sah karena telah memenuhi syarat yang diharuskan baik syarat obyektif maupun syarat subyektif, maka sebagaimana halnya jual-beli pada umumnya (konvensional), jual-beli dalam e-commerce secara tidak langsung haruslah memenuhi berbagai asas-asas kontrak dalam KUHPerdata antara lain asas itikad baik, dan kesepakatan (Pacta Sun Servanda). Kesepakatan dalam perjanjian, pada dasarnya merupakan perwujudan dari kehendak dua pihak atau lebih dalam perjanjian tersebut, mengenai hal-hal yang mereka kehendaki untuk dilaksanakan, mengenai cara melaksanakannya, mengenai saat pelaksanaannya dan mengenai pihak yang berkewajiban untuk melaksanakan hal-hal yang telah disepakati tersebut. 4 Jual-beli dalam e-commerce mengikat dan berlaku bagi para pihaknya ketika jual-beli tersebut disepakati oleh kedua belah pihak, hal ini terjadi dikarenakan adanya sifat terbuka dari Buku III KUHPerdata. Asas-asas dalam Kitab Undang - Undang Hukum Perdata yang dapat digunakan dalam e-commerce, diantaranya: 1. Asas Kebebasan Berkontrak (Contractvrijheid) Pada pasal 1338, ayat 1 KUHPerdata dijelaskan bahwa semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang undang bagi mereka yang membuatnya. 26 4 Subekti, 2005, Hukum Perjanjian, Cetakan kedua puluh satu, intermasa, Jakarta, hal. 7

2. Asas Konsensualisme (Persesuaian Kehendak) Dalam pasal 1338 KUHPerdata dapat kita temukan istilah semua yang menunjukkan bahwa setiap orang diberi kesempatan untuk menyatakan keinginannya yang dirasa baik untuk menciptakan perjanjian. 3. Asas Itikad Baik Dalam pasal 1338 ayat 3 menyatakan bahwa suatu perjanjian harus dilaksanakan dengan itikad baik. 4. Asas Kepercayaan (Vertrouwensbeginsel) Seseorang yang mengadakan perjanjian dengan pihak lain, menumbuhkan kepercayaan antara kedua belah pihak. Tanpa adanya kepercayaan itu maka perjanjian tidak mungkin diadakan. Jika tidak ada kepercayaan, para pihak akan merasa ragu-ragu dan tidak nyaman sehingga menimbulkan tidak adanya kekuatan mengikat. 5. Asas Kekuatan Mengikat (Pucta Sunt Servanda) Terikatnya para pihak dalam suatu perjanjian dapat kita lihat dalam pasal 1338 ayat 1 KUHPerdata. Dalam perjanjian e-commerce jika terjadi kesepakatan maka akan timbul kewajiban hukum yang tidak bisa dielak oleh para pihak karena bersifat mengikat. 8

6. Asas Kepastian Hukum Perjanjian Sebagai figur hukum harus mengandung hukum. Kepastian hukum merupakan konsekuensi dari adanya asas yang lain. 7. Asas Keseimbangan Asas ini menghendaki kedua belah pihak memenuhi dan melaksanakan perjanjian yaitu melaksanakan kewajiban masingmasing untuk memperoleh hak sebagai konsekuensinya. 5 Jual-Beli secara Elektronik (e-commerce) menurut Hukum Perjanjian di Indonesia menggunakan Pasal 18 (1) Transaksi Elektronik yang dituangkan ke dalam Kontrak Elektronik mengikat para pihak. Dari ketentuan pasal tersebut mengenai daya ikat dari suatu kontrak atau perjanjian yang dilakukan melaluin transaksi elektronik.artinya meskipun perjanjian tersebut dilakukan melalui suatu kontrak elektronik namun perjanjian tersebut tetaplah perjanjian sebagaimana perjanjian konvensional yang mengikat para pihak, serta melahirkan hak dan kewajiban bagi para pihak. III. KESIMPULAN Berdasarkan pemaparan yang telah diuraikan, maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Keabsahan jual-beli secara elektronik dengan menggunakan kartu kredit Keabsahan jual beli secara elektronik(e-commerce) dengan menggunakan kartu kredit dapat menerapkan KUHPerdata sebagai dasar diakui keabsahannya dimana syarat sahnya perjanjian 5 Wahyu Hanggoro Suseno, 2008, Kontrak Perdagangan Melalui Internet ditinjau dari Hukum Perjanjian, Surakarta, hal.45 9

tercantum dalam Pasal 1320 KUHPerdata dan Pasal 5 dan 6 UU ITE menyebutkan bahwa informasi, dokumen dan tanda tangan elektronik dapat sebagai bukti yang sah dalam bertransaksi e- commerce. 2. Kedudukan jual-beli secara elektronikdalam e-commerce jika ditinjau dengan Hukum Perjanjian di Indonesia yang bersumber pada KUHPerdata adalah sah karena telah memenuhi syarat yang diharuskan baik syarat obyektif maupun syarat subyektif. Jual-Beli secara Elektronik (e-commerce) menurut Hukum Perjanjian di Indonesia menggunakan Pasal 18 (1) Transaksi Elektronik yang dituangkan ke dalam Kontrak Elektronik mengikat para pihak. 10

DAFTAR PUSTAKA I. Buku-buku E.S. Wiradipradja dan D. Budhijanto, 2002, Perspektif Hukum Internasional tentang Cyber Law, dalam Kantaatmadja, et al, Cyberlaw : Suatu Pengantar (Jakarta : Elips 11) Happy Susanto, 2008,Hak-Hak Konsumen Jika Dirugikan, Visi Media, Yogyakarta Mariam Darus Badrulzaman,2006, KUHPerdata Buku III, Alumni, Bandung Subekti, 2005, Hukum Perjanjian, Cetakan kedua puluh satu, intermasa, Jakarta Wahyu Hanggoro Suseno, 2008, Kontrak Perdagangan Melalui Internet ditinjau dari Hukum Perjanjian, Surakarta II. Peraturan Perundang-Undangan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Burgerlijk Wetboek,2004, diterjemahkan oleh R. Subekti dan R. Tjitrosudibio, Pradnya Paramita, Jakarta. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2011 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik 11