BAB I PENDAHULUAN. Upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan kualitas

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam pengembangan kemampuan matematis peserta didik. Matematika

I. PENDAHULUAN. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menuntut perubahan. berlangsung sesuai dengan tujuan yang diharapkan (Trianto, 2007:3).

BAB I PENDAHULUAN. lulus tidaknya seorang siswa. Oleh sebab itu mutu pelajaran Bahasa Indonesia di

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan bahwa proses belajar mengajar merupakan upaya yang dilakukan. aspek yang lain yang digunakan untuk mencapai tujuan.

2015 PENGGUNAAN METODE SHOW AND TELL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS V SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah terdiri atas keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. membaca, dan menulis. Menulis merupakan keterampilan berbahasa yang bersifat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia di dunia pendidikan bertujuan agar

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi kepada orang lain. Dalam proses berbicara seseorang akan

BAB I PENDAHULUAN. belajar yang dicapai siswa dapat memenuhi kriteria pencapaian tujuan yang

BAB I PENDAHULUAN. keluarga, pemerintah maupun pihak yang berhubungan langsung dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan jasmani dan rohani anak, agar anak dapat memiliki kesiapan dalam

BAB I PENDAHULUAN. selalu diupayakan pemerintah dengan berbagai cara, seperti penataan guru-guru,

BAB I PENDAHULUAN. memiliki pengetahuan, nilai, sikap, dan kemampuan terhadap empat

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan ide, gagasan, serta perasaan secara lisan sebagai proses

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia tidak lepas dari kegiatan berkomunikasi, dengan komunikasi kita

BAB I PENDAHULUAN. cenderung monoton sehingga kurang menarik perhatian siswa.

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan nilai perilaku seseorang atau masyarakat, dari suatu keadaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar merupakan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. salah satu faktor hakiki yang membedakan manusia dari makhluk lainnya.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam menciptakan manusia yang bertakwa

BAB I PENDAHULUAN. Berpikir merupakan tujuan akhir dari proses belajar mengajar. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. dengan melakukan perbaikan di sana sini, mulai dari kurikulum, sarana dan

BAB I PENDAHULUAN. dikuasai dan dipahami oleh guru, yaitu kemampuan menggunakan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Padahal metode ceramah memiliki banyak kekurangan. Hal ini sejalan dengan pendapat Sanjaya (2006:145),

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu aspek masalah pembelajaran dalam

1. PENDAHULUAN. dibahas dalam bab ini yaitu rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mampu memahami ide, gagasan, maupun pengalaman penulisnya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. IPA atau sains merupakan salah satu ilmu yang mempelajari tentang alam

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas dan berpotensi dalam arti yang seluas-luasnya, melalui

BAB I PENDAHULUAN. teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu sistem yang berperan sebagai pusat bagi

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa terdiri atas empat aspek keterampilan yaitu keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa dalam kehidupan manusia menduduki fungsi yang utama. sebagai alat komunikasi. Bahasa dapat meningkatkan potensi diri manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Undang-Undang Sisdiknas No.20 Tahun 2003 telah menjelaskan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan pendidikan. Hal tersebut tertuang dalam Undang-undangSistem

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran ekonomi selama ini berdasarkan hasil observasi di sekolahsekolah

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum istilah sains memiliki arti kumpulan pengetahuan yang tersusun

BAB I PENDAHULUAN. tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) setelah bahasa Inggris. Dalam. bahasa Jerman baik secara lisan maupun tulisan.

BAB I PENDAHULUAN. karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi. sangat penting. Kegiatan baca tulis adalah modal utama dalam memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. sendiri maupun orang lain. Pendidikan sebagai gejala yang universal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sarana penting pengembangan ilmu dan pondasi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia. Berbagai kajian dan pengalaman menunjukkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan kewarganegaraan (PKn) merupakan mata pelajaran wajib

BAB I PENDAHULUAN. dapat hidup mandiri dan mampu menjadi masyarakat yang mampu bersosialisasi

BAB 1 PENDAHULUAN. menyiapkan tenaga ahli tingkat pemula dan terampil, harus tanggap terhadap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil berbahasa dan mampu

I. PENDAHULUAN. mutu Sumber Daya Manusia (SDM). Undang-Undang Nomor 20 Tahun. Berdasarkan hal itu pemerintah terus berupaya mewujudkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. belajar pada suatu lingkungan belajar (UU SPN No.20 Tahun 2003 dalam Sagala,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berbicara tentang pendidikan, berarti membicarakan tentang hidup dan kehidupan

5. Pengujian Hipotesis Daftar Nilai Kritis Untuk Uji Lilliefors Tabel Wilayah Luas di Bawah Kurva Normal 0 ke z...

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran materi IPA, seorang guru dan seorang siswa. diharapkan menyenangi materi ini, karena menyenangi mata pelajaran

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan prilaku sosial dan penanaman dasar keilmuan. Tentu saja, kemampuan numerik maupun kemampuan-kemampuan sosio-kultural.

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya

I. PENDAHULUAN. kreatif, terampil, bertanggung jawab, produktif, dan berakhlak. Fungsi lain dari

BAB I PENDAHULUAN. kritis, kreatif dan mampu bersaing menghadapi tantangan di era globalisasi nantinya.

BAB I PENDAHULUAN. Pelajaran Bahasa Indonesia memiliki empat aspek keterampilan, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan suatu proses pembelajaran tidaklah lepas dari berbagai hal

I. PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa terdiri atas empat komponen penting yaitu keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. pada model pembelajaran yang di lakukan secara masal dan klasikal, dengan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan kurikulum

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian yang dilakukan di kelas V SDN. Cisitu 2

I. PENDAHULUAN. sekolah. Proses pembelajaran yang terjadi selama ini kurang mampu. mengembangkan kemampuan berfikir anak, karena keberhasilan proses

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan. Oleh karena itu kiranya tidaklah terlalu berlebihan bila dikatakan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan

BAB I PENDAHULUAN. dalam berbahasa meliputi empat aspek dasar, yaitu keterampilan

UPAYA PENINGKATAN RESPON SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. karakter dan kondisi masing-masing yang berbeda. Pada kondisi nyata

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. demi kelangsungan hidup dan kemajuan bangsa tersebut khususnya bagi negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Menulis. Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dibedakan atas empat aspek keterampilan, yaitu keterampilan menyimak,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ade Liana, 2013

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih baik. Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Proses belajar-mengajar akan

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatnya kemampuan siswa, kondisi lingkungan yang ada di. dan proaktif dalam melaksanakan tugas pembelajaran.

I. PENDAHULUAN. dirinya sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Pendidikan juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

2014 KEEFEKTIFAN MOD EL PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING) D ALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS D ISKUSI

I. PENDAHULUAN. Dunia pendidikan di Indonesia dewasa ini sedang mengalami krisis, yang harus dijawab oleh dunia pendidikan. Jika proses-proses

I. PENDAHULUAN. Bicara tantangan dan permasalahan pendidikan di Indonesia berarti berbicara

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan diartikan sebagai usaha atau kegiatan untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi di tengah-tengah pergaulan dan interaksi sosial. Melalui penguasaan

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan kualitas manusia seutuhnya adalah misi pendidikan sebab pendidikan dapat membuat manusia menjadi cerdas, bertanggung jawab dan produktif. Berbagai upaya dilakukan untuk memajukan dunia pendidikan, diantaranya pengembangan maupun penyempurnaan kurikulum secara bertahap disesuaikan dengan perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Saat ini indonesia menggunakan kurikulum yang diberi nama Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Sebagaimana dalam KTSP, siswa dituntut memiliki kompetensi terhadap semua mata pelajaran termasuk mata pelajaran bahasa indonesia. Secara umum pengajaran bahasa indonesia pada jenjang pendidikan ditujukan untuk membina dan mengembangkan keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Demikian sebaliknya, output yang diharapkan dimiliki siswa dalam pembelajaran bahasa indonesia adalah terampil menyimak, berbicara, dan menulis dalam level komunikasi. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan menuntut siswa untuk lebih aktif di dalam setiap materi pembelajaran bahasa indonesia yang disampaikan oleh guru. Salah satu materinya berkaitan dengan keterampilan berbicara. Berbicara merupakan suatu keterampilan berbahasa yang berkembang pada kehidupan anak, dan pada masa tersebutlah salah satu kemampuan yang dipelajari adalah kemampuan menanggapi.

2 Adapun materi yang berkaitan dengan kemampuan menanggapi ialah Menanggapi Teks Cerita Rakyat, dimana siswa diharapkan mampu memberikan tanggapan terhadap cerita rakyat yang didengarnya. Siswa harus mampu mengemukakan unsur- unsur yang ada dalam cerita dengan tepat, menyampaikan pendapat yang bersifat argumentatif, memberikan tanggapan yang sistematis dan masuk akal dengan memakai bahasa yang singkat, padat dan jelas. Kompetensi itu diharapkan dapat dikembangkan melalui pembelajaran menanggapi dengan strategi atau metode yang efektif. Dengan pembelajaran yang efektif, siswa dimungkinkan mampu menanggapi teks cerita rakyat dengan baik. Namun hal ini belum tercapai dalam pembelajaran di Sekolah Dasar, karena kemampuan siswa dalam memberikan tanggapan terhadap teks cerita rakyat belum maksimal. Dari hasil wawancara peneliti dengan guru kelas V MIS Aras Kabu Agung Tanjung Balai mengatakan bahwa kemampuan dalam memberikan tanggapan siswa masih rendah. Dalam memberikan tanggapan siswa kurang mampu mengekspresikan diri. Siswa sering kali malu ketika diminta mengeluarkan pendapatnya didepan kelas atau dihadapan temannya, bahkan kaku saat diminta memberikan tanggapan. Rendahnya kemampuan dalam memberi tanggapan juga terjadi karena rendahnya minat siswa dalam pembelajaran bahasa indonesia. Siswa juga beranggapan bahwa belajar bahasa indonesia itu sangat membosankan dan tidak menarik. Rendahnya kemampuan siswa menanggapi teks cerita rakyat dapat disebabkan oleh berbagai hal seperti karena guru, metode atau suasana kelas. Mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran yang menuntut siswa untuk menguasai aspek-aspek yang terdapat dalam mata pelajaran ini yaitu

3 mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Oleh sebab itu dalam membelajarkan Bahasa Indonesia guru perlu mengenal dan dapat melaksanakan dengan baik berbagai pedoman tentang strategi, pendekatan, metode dan media pembelajaran yang mampu menggali kemampuan siswa pada saat pembelajaran sehingga aspek-aspek dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia dapat dikuasai oleh siswa. Berdasarkan observasi peneliti terhadap guru kelas V MIS Aras Kabu Agung Tanjung balai, guru masih menggunakan metode ceramah pada mata pelajaran bahasa indonesia. Penggunaan metode ini kurang efektif karena pembelajaran yang berlangsung adalah direct teaching, artinya pembelajaran berlangsung searah sehingga tidak tertutup kemungkinan timbulnya teacher centered, yaitu pembelajaran berpuasat pada guru. Hal ini mengakibatkan interaksi di kelas didominasi oleh guru, yaitu interaksi yang timbul hanya antara guru dengan siswa, sementara interaksi sesama siswa berkurang. Dalam upaya meningkatkan kemampuan siswa menanggapi teks cerita rakyat dengan optimal, guru dituntut untuk bisa memilih metode mengajar yang paling sesuai dengan karakteristik siswa, materi pembelajaran, dan tujuan yang akan dicapai. Namun, kenyataannya pelaksanaan memilih metode pembelajaran masih berpola pada paradigma pembelajaran yang teacher centered belum pada student centered. Dalam metode pembelajaran tradisional, untuk keberhasilan pembelajaran, guru berusaha melakukan pengetahuan dan pengalaman itu siswa harus berkonsentrasi dalam mendengarkan penjelasan, dan uraian guru sehingga aktivitas yang tercipta adalah D3CH (duduk, diam, dengar, catat dan hafal).

4 Dengan demikian, tugas guru bukan sekedar mengajarkan ilmu semata kepada siswa, tetapi membantu siswa belajar. Tekanan pembelajarannya harus pada aktivitas siswa untuk belajar, aktif secara mental maupun fisis. Oleh karena itu guru dituntut untuk mendorong siswa belajar secara aktif yang dapat meningkatkan kemampuan menanggapi teks cerita rakyat dalam bahasa indonesia yang merupakan faktor penting dalam bahasa indonesia, dan jika siswa aktif dalam menanggapi maka pembelajaran bahasa indonesia akan lebih bermakna. Dalam upaya meningkatkan kemampuan menanggapi teks cerita rakyat siswa, hendaknya guru berusaha melatih dan membiasakan siswa melakukan berbagai bentuk dalam kegiatan pembelajarannya, seperti memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengadakan diskusi kelompok guna mengumpulkan pendapat, kesimpulan atau menyusun alternatif pemecahan atas suatu masalah. Oleh karenanya salah satu cara yang dapat ditawarkan guru agar siswa dapat aktif dan mampu dalam menanggapi teks cerita rakyat yaitu dengan menggunakan Strategi pembelajaran kooperatif tipe Co-op Co-op (Cooperation in education), dimana seluruh siswa dapat aktif bekerja sama dalam memberikan tanggapan terhadap teks cerita yang didengarnya. Dalam pelaksanaannya dalam pembelajaran Menanggapi Teks Cerita Rakyat, Strategi kooperatif Tipe Co-op Co-op merupakan metode yang mengelompokkan siswa menjadi beberapa tim dengan pembagian Teks cerita Rakyat yang berbeda untuk setiap timnya. Pada awal memulai pelajaran di mana Co-op Co-op digunakan, siswa diupayakan untuk menemukan dan mengekspresikan ketertarikan terhadap teks cerita rakyat yang akan dipelajari

5 sehingga dari awalnya minat belajar siswa terhadap pembelajaran bahasa indonesia sudah ditumbuhkan. Seleksi teks cerita rakyat yang berbeda untuk tiap tim juga akan membuat setiap tim lebih memilih topik yang mudah dan menarik bagi semua anggota tim. Teks cerita rakyat untuk setiap tim dipilih oleh setiap tim sesuai urutannya. Topik tim yang telah dipilih oleh salah satu tim, tidak boleh dipilih oleh tim yang lain. Adanya pemilihan topik tim sendiri tersebut dapat menimbulkan minat atau kemauan siswa untuk menunjukkan kemampuannya terhadap pembelajaran tersebut. Rasionalnya ketika strategi pembelajaran kooperatif tipe coop-coop digunakan dalam pembelajaran Menanggapi Teks Cerita Rakyat, ini membantu siswa mengembangkan kemampuan dalam logika, pemecahan masalah, berfikir kritis, serta adanya komunikasi lisan maupun tulisan. Dengan mengutamakan kerjasama dalam kelompok untuk saling berbagi pemahaman tentang unsur- unsur intrinsik yang ada pada teks cerita rakyat tersebut. Selain itu dapat meningkatkan rasa percaya diri untuk mengemukakan pendapat, serta melakukan analisis terhadap teks cerita rakyat yang di baca. Untuk itu dalam pelaksanaan pembelajaran kooperatif Tipe Coop-Coop guru perlu mengamati setiap kegiatan belajar yang dilakukan siswa dan menilai sampai sejauh mana siswa telah mampu menanggapi teks cerita rakyat yang telah didengarnya. Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan peneliti tertarik melakukan penelitian yang berjudul Meningkatkan Kemampuan Siswa Menanggapi Teks Cerita Rakyat Dengan Menggunakan Strategi Kooperatif Tipe Co-op Co-op di kelas V MIS Aras Kabu Agung Tanjung Balai Tahun Ajaran 2013/2014.

6 B. Indentifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat diindentifikasi beberapa masalah, antara lain sebagai berikut : 1. Kemampuan siswa dalam menanggapi teks cerita rakyat masih rendah. 2. Bahasa Indonesia dianggap sebagai pelajaran yang membosankan. 3. Kurangnya kemampuan dalam memberanikan diri mengungkapkan pendapat 4. Penggunaan strategi atau metode pembelajaran yang kurang bervariasi 5. Guru sudah terbiasa menyampaikan materi dengan metode ceramah atau konvensional C. Pembatasan Masalah Melihat luasnya cakupan masalah-masalah yang terindentifikasi dibandingkan waktu dan kemampuan yang dimiliki peneliti, maka peneliti merasa perlu memberi batasan terhadap masalah yang akan di kaji agar lebih terarah dan jelas, masalah dalam penelitian ini di batasi hanya pada Meningkatkan Kemampuan Siswa Menanggapi Teks Cerita Rakyat Dengan Menggunakan Strategi Kooperatif Tipe Co-op Co-op di kelas V MIS Aras Kabu Agung Tanjung Balai Tahun Ajaran 2013/2014

7 D. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi dan masalah yang dikemukakan di atas, maka masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut Apakah dengan menggunakan Strategi Kooperatif Tipe Co-op Co-op dapat meningkatkan kemampuan siswa menanggapi Teks Cerita Rakyat di kelas V MIS Aras Kabu Agung Tanjung Balai T.A 2013/2014? E. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjawab pokok permasalahan di atas yaitu : 1. Untuk mengetahui implementasi Strategi Kooperatif tipe Co-op Co-op pada materi Menanggapi Teks Cerita di kelas V MIS Aras Kabu Agung Tanjung Balai Tahun Ajaran 2013/2014 2. Untuk mengetahui apakah ada peningkatan kemampuan siswa menanggapi Teks cerita Rakyat setelah menggunakan Strategi Kooperatif Tipe Co-op Co-op di kelas V MIS Aras Kabu Agung Tanjung Balai Tahun Ajaran 2013/2014

8 F. Manfaat Penelitian Setelah penelitian selesai diharapkan dapat bermanfaat bagi semua kalangan, diantaranya yakni : 1. Bagi siswa yaitu untuk meningkatkan kemampuan siswa Menanggapi dengan menggunakan Strategi Kooperatif tipe Co-op Co-op pada Materi Teks Cerita Rakyat di kelas V MIS Aras Kabu Agung Tanjung Balai Tahun Ajaran 2013/2014. 2. Bagi guru yaitu sebagai informasi mengenai kemampuan siswa dalam menanggapi yang diajar dengan menggunakan Strategi Kooperatif tipe Co-op Co-op pada Materi Teks Cerita Rakyat di kelas V MIS Aras Kabu Agung Tanjung Balai Tahun Ajaran 2013/2014 3. Bagi peneliti selanjutnya yaitu hasil dan perangkat penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan untuk meggunakan strategi Kooperatif tipe Coop Co-op pada materi Teks cerita Rakyat maupun pokok materi yang lain dan dapat dikembangkan untuk penelitian selanjutnya.