BAB III TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah

BAB III LANDASAN TEORI

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Materi. Motor Bakar Turbin Uap Turbin Gas Generator Uap/Gas Siklus Termodinamika

BAB II TEORI DASAR. Mesin diesel pertama kali ditemukan pada tahun 1893 oleh seorang berkebangsaan

BAB II. LANDASAN TEORI

PERENCANAAN MOTOR BAKAR DIESEL PENGGERAK POMPA

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM).

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER

Pratama Akbar Jurusan Teknik Sistem Perkapalan FTK ITS

Denny Haryadhi N Motor Bakar / Tugas 2. Karakteristik Motor 2 Langkah dan 4 Langkah, Motor Wankle, serta Siklus Otto dan Diesel

Gerak translasi ini diteruskan ke batang penghubung ( connectiing road) dengan proses engkol ( crank shaft ) sehingga menghasilkan gerak berputar

BAB II TINJAUAN LITERATUR

Sumber: Susanto, Lampiran 1 General arrangement Kapal PSP Tangki bahan bakar 10. Rumah ABK dan ruang kemudi

SESSION 12 POWER PLANT OPERATION

Motor diesel dikategorikan dalam motor bakar torak dan mesin pembakaran dalam merubah energi kimia menjadi energi mekanis.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Efisiensi Suhu Kerja Mesin Antara Pemakaian Water Pump Dan Tanpa Water Pump Pada Mesin Diesel Satu Silinder Merk Dong Feng S195

BAB II DASAR TEORI. Menurut Wiranto Arismunandar (1988) Energi diperoleh dengan proses

Fungsi katup Katup masuk Katup buang

Uji Eksperimental Pertamina DEX dan Pertamina DEX + Zat Aditif pada Engine Diesel Putaran Konstan KAMA KM178FS

MOTOR BAKAR TORAK. 3. Langkah Usaha/kerja (power stroke)

BAB II LANDASAN TEORI

PENGARUH FILTER UDARA PADA KARBURATOR TERHADAP UNJUK KERJA MESIN SEPEDA MOTOR

MOTOR BAKAR PENGERTIAN DASAR. Pendahuluan

BAB III LANDASAN TEORI

Fungsi katup Katup masuk Katup buang

FINONDANG JANUARIZKA L SIKLUS OTTO

MESIN DIESEL 2 TAK OLEH: DEKANITA ESTRIE PAKSI MUHAMMAD SAYID D T REIGINA ZHAZHA A

Session 4. Diesel Power Plant. 1. Siklus Otto dan Diesel 2. Prinsip PLTD 3. Proses PLTD 4. Komponen PLTD 5. Kelebihan dan Kekurangan PLTD

BAB I PENDAHULUAN. Motor bakar merupakan salah satu jenis penggerak mula. Prinsip kerja

Tugas Akhir D III oleh : Reza Hardyansyah Pembimbing : 1. Andriyanto, ST., MT 2. Hendri Candra Mayana, ST., MT

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang


BAB III METODE PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN PERHITUNGAN SERTA ANALISA

Gambar 1. Motor Bensin 4 langkah

TURBOCHARGER BEBERAPA CARA UNTUK MENAMBAH TENAGA

MAKALAH DASAR-DASAR mesin

Mesin Kompresi Udara Untuk Aplikasi Alat Transportasi Ramah Lingkungan Bebas Polusi

MAKALAH. SMK Negeri 5 Balikpapan SISTEM PENDINGIN PADA SUATU ENGINE. Disusun Oleh : 1. ADITYA YUSTI P. 2.AGUG SETYAWAN 3.AHMAD FAKHRUDDIN N.

Pendahuluan Motor Diesel Tujuan Rudolf Diesel Kesulitan Rudolf Diesel

BAB 9 MENGIDENTIFIKASI MESIN PENGGERAK UTAMA

ANALISIS VARIASI TEKANAN PADA INJEKTOR TERHADAP PERFORMANCE (TORSI DAN DAYA ) PADA MOTOR DIESEL

BAB III PERAWATAN DUMP TRUCK HINO FM 260 JD

STUDI KARAKTERISTIK TEKANAN INJEKSI DAN WAKTU INJEKSI PADA TWO STROKE GASOLINE DIRECT INJECTION ENGINE

Makalah PENGGERAK MULA Oleh :Derry Esaputra Junaedi FAKULTAS TEKNIK UNNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

BAGIAN-BAGIAN UTAMA MOTOR Bagian-bagian utama motor dibagi menjadi dua bagian yaitu : A. Bagian-bagian Motor Utama yang Tidak Bergerak

F. Pusat Listrik Tenaga Diesel (PLTD) 1. Prinsip Kerja

BAB I MOTOR PEMBAKARAN

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM)

suatu obyek, sehingga diharapkan dapat berfungsi secara maksimal sesuai dengan

Mesin Penggerak Kapal PROGRAM STUDI TEKNIK PERKAPALAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO

MODUL IV B PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA DIESEL

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM).

KARAKTERISASI BAHAN BAKAR PADA MOTOR DIESEL DIESEL FUEL CHARACTERIZATION

MODUL V-B PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISA PENGARUH PEMANASAN AWAL BAHAN BAKAR SOLAR TERHADAP PERFORMA DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA MESIN MOTOR DIESEL SATU SILINDER

Studi Eksperimental Kinerja Mesin Kompresi Udara Satu Langkah Dengan Variasi Sudut Pembukaan Selenoid

BAB III PENGUKURAN DAN GAMBAR KOMPONEN UTAMA PADA MESIN MITSUBISHI L CC

BAB 1 DASAR MOTOR BAKAR

PERBANDINGAN PENGARUH TEMPERATUR SOLAR DAN BIODIESEL TERHADAP PERFORMA MESIN DIESEL DIRECT INJECTION PUTARAN KONSTAN

Fungsi katup Katup masuk Katup buang

2.3.1.PERBAIKAN BAGIAN ATAS MESIN. (TOP OVERHAUL)

Pengaruh Variasi Durasi Noken As Terhadap Unjuk Kerja Mesin Honda Kharisma Dengan Menggunakan 2 Busi

II. TEORI DASAR. kelompokaan menjadi dua jenis pembakaran yaitu pembakaran dalam (Internal

BAB II LANDASAN TEORI

BAB XVII PENGISIAN TEKAN

BAB III METODOLOGI PENGUJIAN

BAB II CARA KERJA MESIN 2 TAK DAN 4 TAK

BAB II Dasar Teori BAB II DASAR TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Pengaruh Parameter Tekanan Bahan Bakar terhadap Kinerja Mesin Diesel Type 6 D M 51 SS

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. I. TUJUAN PEMBELAJARAN Mampu memahami konstruksi motor bakar Mampu menjelaskan prinsip kerja motor bakar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PRINSIP KERJA MOTOR DAN PENGAPIAN

BAB II LANDASAN TEORI

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut :

LUBRICATING SYSTEM. Fungsi Pelumas Pada Engine: 1. Sebagai Pelumas ( Lubricant )

BAB IV PERAWATAN PADA MESIN KENDARAAN BUS HINO RK8JSKA

Spark Ignition Engine

PENGARUH VARIASI SUDUT BUTTERFLY VALVE PADA PIPA GAS BUANG TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR BENSIN 4 LANGKAH

BAB IX POMPA BAHAN BAKAR (FUEL PUMP)

BAB IV PEMBAHASAAN. 4.1 Pengertian dan Fungsi Gardan ( Differential Gear )

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

Teknologi Injeksi Pada Sepeda Motor (Konstruksi Dasar Injection Suzuki Fl 125 FI)

Pengaruh Kerenggangan Celah Busi terhadap Konsumsi Bahan Bakar pada Motor Bensin

BAB II LANDASAN TEORI. mekanik berupa gerakan translasi piston (connecting rods) menjadi gerak rotasi

MAKALAH PEMBANGKIT ENERGI LISTRIK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA DIESEL (PLTD)

TROUBLE SHOOTING SISTEM INJEKSI MESIN DIESEL MITSUBISHI L300 DAN CARA MENGATASINYA

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH TIMING INJECTION TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR DIESEL 1 SILINDER PUTARAN KONSTAN DENGAN BAHAN BAKAR BIO SOLAR

Seta Samsiana & Muhammad Ilyas sikki

LAPORAN PRAKTIKUM 3 PEMERIKSAAN DAN PENYETELAN CELAH KATUP

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB. I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi dunia otomotif di tanah air dari tahun ketahun

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Observasi terhadap analisis pengaruh jenis bahan bakar terhadap unjuk kerja

BAB II LANDASAN TEORI

Dua orang berkebangsaan Jerman mempatenkan engine pembakaran dalam pertama di tahun 1875.

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

Transkripsi:

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 MOTOR DIESEL Motor diesel adalah motor pembakaran dalam (internal combustion engine) yang beroperasi dengan menggunakan minyak gas atau minyak berat sebagai bahan bakar dengan suatu prinsip bahan bakar tersebut di semprotkan kedalam silinder yang didalamnya sudah terdapat udara dengan tekanan dan suhu yang cukup tinggi sehingga secara otomatis bahan bakar tersebut mudah terbakar. Bahan bakar mesin diesel pada umumnya adalah solar bahan bakar minyak hasil sulingan dari minyak bumi mentah bahan bakar ini berwarna kuning coklat yang jernih (Pertamina: 2005). Penggunaan solar pada umumnya adalah untuk bahan bakar pada semua jenis mesin diesel dengan putaran tinggi (diatas 1000 rpm), yang juga dapat digunakan sebagai bahan bakar pada pembakaran langsung dalam dapur-dapur kecil yang terutama diinginkan pembakaran yang bersih. Minyak solar ini biasa disebut juga gas oil, Automotive Diesel Oil (ADO), high speed diesel. Pada motor diesel torak hanya bekerja untuk menghisap udara untuk kemudian di mampatkan atau di kompresikan sampai mencapai tekanan dan suhu yang tinggi. Sesaat sebelum torak mencapai TMA. Bahan bakar di semprotkan karena suhu dan tekanan yang tinggi tadi partikel-partikel bahan bakar akan menyala dengan sendirinya dari membentuk bahan bakar akan menyala dengan sendirinya dan membentuk proses pembakaran. Agar bahan bakar dapat terbakar dengan sendirinya maka untuk perbandingan kompresinya di usahakan 15 20 dengan temperatur kompresi sebesar 500-800 (900 1500. Untuk menggantikan sistem pengapian pada motor diesel di gunakan pompa injection (ijection pump) dan nozzel (alat pengabut) untuk menyemprotkan bahan bakar. Jenis bahan bakar motor diesel yaitu bahan bakar ringan yang dapat memungkinkan terbakar dengan sendirinya.

3.2 MESIN DIESEL 4 LANGKAH Sampai saat ini, perkembangan diesel engine dari waktu ke waktu cukup pesat. Terutama pada kontrol sistem engine sudah banyak yang diatur oleh komponen modul elektronik. Selain itu juga banyak kemajuan dibidang efisiensi bahan bakar dan penurunan kadar emisi. Pada dasarnya engine adalah suatu peralatan yang mengubah panas bahan bakar menjadi tenaga gerak. Pada sistem diesel engine itu sendiri, ada 5 pokok atau unsur penting, yaitu: 1. Air intake and exhaust system (sistem udara masuk dan sistem gas buang). 2. Lubricating system (sistem pelumasan) 3. Cooling system (sistem pendingin) 4. Fuel system (sistem bahan bakar). 5. Starting system (sistem starter, mengoperasikan diesel engine). Kelima sistem tersebut sangat dasar (fundamental) pada suatu diesel engine. Apabila salah satu sistem tersebut diatas gagal, akan mengakibatkan kerusakan terhadap suatu diesel engine (mulfunction). Sebelum menuju pokok bahasan dasar diesel engine diatas, kita merefresh terlebih dahulu tentang suatu langkah bagaimana diesel engine tersebut mampu menghasilkan tenaga. Salah satu proses yang sering kita ketahui adalah sistem 4 langkah diesel engine (Four Stroke Diesel Engine). Pengertian empat langkah adalah hasil satu usaha yang dilakukan dengan empat kali langkah kerja piston (sama dengan dua kali putaran crankshaft). 3.2.1 Langkah Hisap ( Intake Stroke ) Langkah pemasukan udara kedalam ruang bakar (intake stroke) dimulai pada saat intake valve secara bertahap membuka, beberapa derajat sebelum piston mencapai TDC. Pada saat ini valve exhaust masih tetap dalam kondisi terbuka. Exhaust gas yang terdorong keluar menuju exhaust manifold menimbulkan tekanan lebih rendah (udara panas) didalam ruang pembakaran sehingga udara bersih masuk kedalam silinder dari saluran intake dan mendorong exhaust gas keluar melalui saluran exhaust. Proses ini disebut dengan proses pembilasan. Proses pembilasan berfungsi untuk mempercepat terbuangnya exhaust gas sehingga tidak tersisa lagi didalam silinder.

Posisi terbukanya intake valve dan exhaust valve secara bersamaan disebut dengan Valve Overlap. Beberapa derajat setelah piston mencapai TDC, valve exhaust tertutup penuh dan udara bersih yang berasal dari saluran intake terhisap kedalam cylinder. Langkah intake berakhir saat valve intake tertutup beberapa derajat setelah piston mencapai BDC. Kecepatan langkah piston bergerak pada langkah intake tersebut mempengaruhi jumlah udara yang dapat masuk kedalam cylinder yang disebut efficiency volumetric (adalah kemampuan mengisi volume quantity ruang cylinder). Gambar:3.1 Langkah Hisap ( Intake Stroke ) Sumber: PT. Plaza Indonesia Realty, Tbk3.2.2 Langkah Tenaga (Power Stroke) Setelah bahan bakar terbakar dengan sempurna, tekanan diruang bakar menjadi sangat tinggi, karena pada saat tersebut intake dan exhaust valve sama-sama tertutup, tekanan tinggi yang dihasilkan mendorong piston menuju BDC. Peristiwa ini disebut dengan langkah tenaga/usaha (power stroke). Temperature pada saat pembakaran yang terjadi dapat naik hingga mencapai temperatur sampai dengan 3000 F.

Gambar: 3.2 Langkah Tenaga (Power Stroke) Sumber: PT. Plaza Indonesia Realty,Tbk 3.2.3 Langkah Pembuangan (Exhaust Stroke) Beberapa derajat sebelum piston mencapai BDC, pada langkah buang (exhaust stroke) valve exhaust membuka. Pada saat tersebut exhaust gas akan mengalir ke exhaust manifold dan proses ini berlanjut hingga piston bergerak menuju TDC. Exhaust valve akan menutup beberapa derajat setelah TDC yaitu pada saat piston melakukan langkah hisap. Exhaust gas yang terdorong keluar dapat mencapai temperature sekitar 600-1100 F. Gambar: 3.3 Langkah Pembuangan (Exhaust Stroke) Sumber: PT.Plaza Indonesia Realty,Tbk

3.3 PERAWATAN GENERATOR SET 3512 Gambar 3.4 Perawatan Generator Set 3512 Sumber: PT. Plaza Indonesia Realty,Tbk 3.3.1 Definisi Perawatan Perawatan adalah segala sesuatu yang dilakukan untuk mencegah kerusakan terhadap suatu obyek, sehingga diharapkan dapat berfungsi secara maksimal sesuai dengan spesifikasi dan kemampuannya. Perawatan biasanya di lakukan berulang-ulang dengan manajemen periode tertentu. Perawatan juga dapat diartikan sebagai perbaikan terhadap suatu obyek yang telah mengalami kerusakan agar dapat berfungsi kembali sebagaimana mestinya.

Mesin adalah suatu alat bantu yang dapat bergerak dan membutuhkan input untuk energi menjalankannya, sehingga menghasilkan output sesuai dengan fungsi atau karakteristik yang dimilikinya. Definisi perawatan mesin adalah metoda dimana aset dapat dipertahankan pada tingkat tertentu dengan biaya yang minimum untuk keinginan dalam menghasilkan pelayanan selama hidupnya aset tersebut dalam waktu dan lingkungan tertentu. Adapun diadakannya pemeliharaan atau perawatan agar down time suatu unit mesin seminimal mungkin. Jika menjaga kondisi pemeliharaan merupakan masalah teknis, maka pengendalian biaya pemeliharaan merupakan masalah non teknis. Untuk itulah perencanaan perawatan dibutuhkan pemahaman masalah teknis dan non teknis secara terpadu. 3.3.2 Tujuan Perawatan Menurut Corder (1992), tujuan pemeliharaan yang utama dapat didefinisikan dengan jelas sebagai berikut: 1. Memperpanjang usia kegunaan aset (yaitu setiap bagian dari sautu tempat kerja, bangunan, dan isinya). 2. Menjamin ketersediaan optimum peralatan yang dipasang untuk produksi (atau jasa) dan mendapatkan laba investasi (return of invesment) maksimum yang mungkin. 3. Menjamin kesiapan operasional dari seluruh peralatan yang diperlukan dalam kegiatan darurat setiap waktu, misalnya unit cadangan, unit pemadam kebakaran dan penyelamat, dan sebagainya. 4. Menjamin keselamatan orang yang menggunakan sarana tersebut. 3.3.3 Penyebab Umum Terjadinya Kerusakan Banyak kemungkinan penyebab terjadinya kerusakan, namun padaumumnya disebabkan pada : 1. Pengaruh keadaan cuaca (matahari, hujan, angin), sebagai contoh dapat disebutkan kerusakan pada isolasi kabel listrik, panas atau temperatur yang tinggi menyebabkan cepatnya kerusakan pada kabel-kabel listrik tersebut.

2. Proses pemakaian yang terus-menerus menimbulkan getaran-getaran, gesekan-gesekan ataupun kotoran-kotoran yang dapat mengakibatkan kerusakan pada bagian mesin tersebut. 3. Kelalaian, kesalahan yang dilakukan oleh pemilik genset dalam penggunaan, ataupun pemasangan dan memperbaiki mesin serta bagian lain dari genset. 4. Pengaruh kerusakan kecil pada salah satu bagian mesin yang dapat menjadi penyebab kerusakan yang lebih besar pada bagian mesin yang lainnya. 5. Pengaruh dari debu walaupun sangat halus, sering menyebabkan aus pada bagian-bagian yang di dalam mesin. 6. Terlalu berlebihan dalam penggunaan atau kelebihan beban yang dapat menyebabkan over houl. 3.3.4 Jenis-Jenis Perawatan Perawatan dapat dibagi menjadi dua jenis perawatan, yaitu; perawatan terencana dan perawatan tidak terencana. Berikut ini adalah bagan klasifikasi jenis perawatan: Perawatan terencana yaitu perawatan dengan cara mengadakan tindakan-tindakan pencegahan secara sistematis dan terencana sehingga dapat dihindari kerusakan unit mesin secara mendadak yang dapat mengganggu proses produksi. Perawatan terencana terdiri dari: 1. Perawatan pencegahan (preventive maintenance) merupakan suatu kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan secara rutin untuk mencegah terjadinya kerusakan-kerusakan pada sebuah fasilitas, baik mesin atau peralatan, selama proses produksi berlangsung. 2. Perawatan korektif (corrective maintenance) merupakan jenis perawatan yang dilakukan untuk menentukan tindak lanjut apa yang dibutuhkan untuk mencegah terulangnya kembali kegagalan. 3. Improvement Maintenance yaitu kegiatan yang dilakukan dengan cara modifikasi atau penambahan peralatan baru untuk meningkatkan kinerja atau kapasitas suatu peralatan.

Perawatan yang tidak direncanakan adalah kondisi dimana perawatan terjadi ketika suatu unit mengalami kerusakan secara mendadak. Adapun jenis perawatan yang tidak direncanakan ini, disebut dengan breakdown maintenance. 4. Breakdown Maintenance merupakan perawatan yang dilakukan setelah peralatan atau mesin mengalami kerusakan secara mendadak sehingga tidak dapat dioperasikan. Akibat dari kejadian tersebut antara lain: o Volume pekerjaan akan menjadi besar. o Suku cadang yang mengalami kerusakan menjadi banyak. o Kehilangan waktu produksi. Breakdown maintenance yang terjadi diharapkan seminimal mungkin, ini terjadi bila planned maintenance sudah berjalan dengan baik. Pada kondisi tertentu, bila antara planned maintenance dan breakdown maintenance tercapai presentase yang tepat maka biaya pemeliharaan menjadi minimum.