BAB I PENDAHULUAN. Saat ini penggunaan telepon seluler atau biasa disebut handphone hampir

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kemampuan dasar yang sama dengan telepon tetap kabel, namun dapat

I. PENDAHULUAN. adanya peningkatan glukosa darah di atas nilai normal (Balitbang. Kemenkes RI, 2013). Menurut International Diabetes Federation (IDF),

I. PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini kehidupan mulai beranjak kembali kepada obat-obatan

BAB I PENDAHULUAN. serat. Kurangnya aktivitas fisik dan mengkonsumsi makanan tinggi lemak termasuk

I. PENDAHULUAN. Rifampisin (RFP) dan isoniazid (INH) merupakan obat lini pertama untuk

BAB I PENDAHULUAN. menular yang akan meningkat jumlahnya dimasa datang. Diabetes sudah merupakan

BAB I PENDAHULUAN. mikroorganisme Mycobacterium tuberculosis yang terutama menyerang paru,

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada dasarnya penyakit dibagi menjadi dua bagian yaitu penyakit

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan, termasuk di bidang kedokteran, salah satunya adalah ilmu Anti Aging

I. PENDAHULUAN. Rifampisin adalah terapi lini pertama dari TBC, terutama dalam kombinasi

BAB V PEMBAHASAN. post test only control group design. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

Penyakit diabetes mellitus digolongkan menjadi dua yaitu diabetes tipe I dan diabetes tipe II, yang mana pada dasarnya diabetes tipe I disebabkan

I. PENDAHULUAN. Sebagai negara dengan populasi terbanyak ke empat di dunia, Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Secara global, prevalensi penderita diabetes melitus di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. seperti kurang berolahraga dan pola makan yang tidak sehat dan berlebihan serta

I. PENDAHULUAN. Satu dekade terakhir, pola komunikasi di Indonesia mengalami banyak

I. PENDAHULUAN. Angka pengguna telepon seluler (ponsel) atau handphone di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. mikroorganisme Mycobacterium tuberculosis yang terutama menyerang paru,

Berdasarkan data yang diterbitkan dalam jurnal Diabetes Care oleh

I. PENDAHULUAN. dan fakta menunjukkan bahwa jumlah kasus kanker terus meningkat. etnik, paling sering menyebabkan kematian pada wanita Hispanik dan

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan kadar glukosa dalam darah. Pengobatan diabetes melitus dapat

UKDW BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. mulai bergeser dari penyakit infeksi ke penyakit metabolik. Dengan meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN. DM tipe 1 (kurangnya sekresi insulin) dan tipe 2 (gabungan antara resistensi

I. PENDAHULUAN. semakin meningkat. Prevalensi DM global pada tahun 2012 adalah 371 juta dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tegak lurus dengan arah getarannya (Mahardika, 2009). Secara garis besar

I. PENDAHULUAN. kondisi alam Indonesia yang kaya akan sumberdaya hayati yaitu memiliki. diketahui sebagai tanaman berkhasiat obat (Bintang, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. Keseimbangan dalam fisiologi sangat penting bagi semua mekanisme

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

STRUKTUR HISTOLOGI PANKREAS TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus L) YANG DIINDUKSI GLUKOSA SETELAH PEMBERIAN KOMBUCHA COFFEE PER-ORAL

diteliti untuk melihat kandungan kimia dan khasiat dari tanaman tersebut. Tanaman yang digunakan sebagai antidiabetes diantaranya daun tapak dara

ditandai oleh poliuria, polidipsia, penurunan berat badan walaupun terjadi polifagia (peningkatan nafsu makan), hiperglikemia, glikosuria, ketosis,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Klasifikasi diabetes mellitus menurut ADA (2005) antara lain diabetes mellitus

BAB I PENDAHULUAN. mellitus meluas pada suatu kumpulan aspek gejala yang timbul pada seseorang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, berbagai macam penyakit degeneratif semakin berkembang pesat dikalangan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eva Anriani Lubis, 2013

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi minuman ini. Secara nasional, prevalensi penduduk laki-laki yang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi tantangan dalam bidang kesehatan di beberapa negara (Chen et al., 2011).

I. PENDAHULUAN. spermatozoa merupakan bagian dari sistem reproduksi yang penting bagi

I. PENDAHULUAN. terutama di masyarakat kota-kota besar di Indonesia menjadi penyebab

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. diinduksi aloksan, dengan perlakuan pemberian ekstrak Buah Jambu Biji (Psidium

mengalami obesitas atau kegemukan akibat gaya hidup yang dijalani (Marilyn Johnson, 1998) Berdasarkan data yang dilaporkan oleh WHO, Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. kedokteran kortikosteroid mulai dikenal sekitar tahun 1950, dan preparat

MANFAAT KULIT MANGGIS. OKTOBER 2013 Abdul Malik

BAB I PENDAHULUAN. ketidakmampuan sel tubuh yang memiliki reseptor insulin untuk mengoksidasi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terutama di masyarakat kota-kota besar di Indonesia menjadi penyebab

BAB I PENDAHULUAN. mengidap penyakit ini, baik kaya, miskin, muda, ataupun tua (Hembing, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. berat badan, dan sindrom restoran Cina, pada sebagian orang. 2, 3

BAB I PENDAHULUAN. Hormon testosteron merupakan bagian penting dalam. kesehatan pria. Testosteron memiliki fungsi utama dalam

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sumber asupan nutrisi dan zat gizi yang dibutuhkan untuk tumbuh dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hormon insulin. Insulin merupakan hormon yang mengatur metabolisme. dalam tubuh menimbulkan hiperglikemia yang dapat mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan tanaman obat dan rempah telah berlangsung sangat lama

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

setelah India, China, Amerika Serikat. Tercatat pada tahun 2000 jumlah penderita Diabetes Melitus di Indonesia mencapai 8,4 juta.

putih, pare, kacang panjang serta belimbing wuluh (Ruslianti, 2008). Dalam penelitian ini akan digunakan tanaman alpukat (Persea americana Mill.

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN UKDW. HDL. Pada tahun 2013, penduduk Indonesia yang berusia 15 tahun

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. penyakit jantung koroner (Rahayu, 2005). Hiperkolesterolemia adalah suatu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. meningkat menjadi 300 juta. Jumlah tertinggi penderita diabetes mellitus terdapat

METODOLOGI PENELITIAN. pendekatan Post Test Only Control Group Design. Penelitian ini

BAB I PENDAHULUAN. yaitu radiasi UV-A ( nm), radiasi UV-B ( nm), dan radiasi UV-C

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

penglihatan (Sutedjo, 2010). Penyakit ini juga dapat memberikan komplikasi yang mematikan, seperti serangan jantung, stroke, kegagalan ginjal,

HASIL DAN PEMBAHASAN. Nilai Karbohidrat dan Kalori Ransum, Madu dan Kayu Manis

BAB I PENDAHULUAN. baik sebagai sumber pangan, papan, maupun obat-obatan. Gaya hidup kembali ke

BAB I PENDAHULUAN. benda tajam ataupun tumpul yang bisa juga disebabkan oleh zat kimia, perubahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Semakin kompleksnya kebutuhan di zaman modern ini, menuntut manusia bekerja dengan beban lebih untuk

I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. minuman yang dikonsumsi sebagian besar terbuang keluar karena tidak dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Transisi epidemiologi yang terjadi di dunia saat ini telah mengakibatkan UKDW

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sebuah budaya sosial di seluruh dunia. 1 Data Survei Sosial Ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. kadar HDL dalam darah (Linn et al., 2009). Dislipidemia sebagian besar (hingga

BAB III METODE PENELITIAN. dengan rancangan post test dan controlled group design pada hewan uji.

I. PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. organ tubuh (termasuk kulit) secara perlahan untuk memperbaiki atau mengganti

I. PENDAHULUAN. Salah satu sumber energi utama yang diperlukan oleh tubuh manusia adalah

BAB I PENDAHULUAN. WHO (World Health Organization) memperkirakan secara global PTM

2016 PENGARUH PEMBERIAN SIMPLISIA DAUN SIMPUR

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. berusia ± 2 bulan dengan berat badan gr. Subjek dibagi menjadi

I. PENDAHULUAN. banyak penyakit yang muncul. Salah satu penyakit yang muncul akibat

I. PENDAHULAN. memetabolisme dan mengekskresi zat kimia. Hati juga mendetoksifikasi zat

Diabetes melitus adalah suatu sindrom gangguan metabolisme

BAB I PENDAHULUAN. cepat antara lain dalam hal makanan, baik makanan cepat saji maupun

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini penggunaan telepon seluler atau biasa disebut handphone hampir menjadi kebutuhan primer setelah kebutuhan pangan, papan dan sandang. Handphone tidak hanya digunakan oleh orang dewasa tetapi juga anak-anak. Jumlah penggunaan handphone terus meningkat dan total penggunaan di seluruh dunia mencapai 4,8 miliyar (Meo et al., 2010). Sebagian penduduk di dunia menggunakan handphone sebagian alat komunikasi, bahkan jumlahnya mengalahkan penggunaan telepon rumah. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki perkembangan pasaran yang pesat dalam teknologi handphone (Swamardika, 2009). Pada tahun 2013, sebanyak 68% dari penduduk Indonesia memiliki handphone dan dari jumlah tersebut sekitar 23% yang menggunakan smartphone. Penduduk Indonesia menggunakan smartphone selama 189 menit perhari atau lebih dari tiga jam. Menurut sebuah survei lembaga

2 Nielsen berjudul "Nielsen on Device Meter" pada akhir 2013, menyatakan bahwa seseorang menggunakan handphone selama 62 menit perhari untuk berkomunikasi seperti telepon, mengirim pesan teks dan e mail (Kompas, 2014). Telepon seluler dan menara handphone memancarkan radiasi gelombang elektromagnetik dan menjadi sumber paparan yang berbahaya di lingkungan. Hal ini menjadi suatu kekhawatiran tentang kemungkinan bahaya radiasi gelombang elektromagnetik yang dipancarkan dari handphone terhadap kesehatan manusia yang ditimbulkan dari efek non termal dan tergantung berapa lama paparan serta seberapa besar jumlah paparan yang dialami (Meo & Dress, 2005; Kleinlogel et al., 2008). Beberapa penelitian menyebutkan bahwa potensi gangguan kesehatan akibat paparan gelombang elektromagnetik dapat terjadi pada berbagai sistem tubuh, antara lain (1) sistem reproduksi, (2) sistem saraf, (3) sistem kardiovaskular, (4) sistem darah, (5) sistem endokrin, (6) psikologis dan (7) hipersensitivitas (Mahardika, 2009). Paparan gelombang elektromagnetik dapat mempengaruhi sistem endokrin terutama pada kelenjar pankreas. Penelitian yang dilakukan oleh Meo et al. (2010) yang menggunakan 40 sampel tikus wistar albino dengan membagi tiga kelompok percobaan, kelompok pertama sebagai kelompok kontrol yang berjumlah 8 sampel, kelompok kedua berjumlah 16 sampel sebagai kelompok yang diberi paparan radiasi handphone selama 30 menit dan

3 kelompok ketiga yang diberi paparan radiasi handphone selama 60 menit, penelitian di lakukan selama tiga bulan dengan cara meletakan handphone dikandang tikus tersebut dan melakukan panggilan telepon, penelitian tersebut menunjukkan bahwa radiasi handphone menyebabkan inflamasi pada lima tikus yang diberi paparan 60 menit perhari, ditemukan infiltrasi sel limfosit pada pulau Langerhans pada kelenjar pankreas. Kemudian Paras et al. (2014) melakukan penelitian serupa yaitu memberi paparan gelombang elektromagnetik dengan nilai 1.9 GHz, 4.79 V/m dan 2.0 W/m 2 selama 120 menit perhari dilakukan dalam waktu 30 hari terhadap tikus. Dari penelitian tersebut menunjukkan terjadi perubahan morfometik pada sel beta sehingga penurunan produksi kadar hormon insulin yang menyebabkan pengangkutan glukosa menurun (Paras et al., 2014). Penelitian oleh Khaki et al. (2015) juga menunjukkan efek paparan gelombang elektromagnetik dengan frekuensi 50 Hz dan dilakukan 4 jam perhari selama 6 minggu, penelitian tersebut membuktikan bahwa paparan gelombang elektromagnetik menurunkan konsentrasi insulin dalam darah dan merubah struktur kelenjar pankreas. Manggis (Garcinia mangostana L.) merupakan tumbuhan yang berasal dari daerah Asia Tenggara seperti Indonesia, Malaysia, Thailand dan Myanmar (Pasaribu & Sitorus, 2012). Tumbuhan manggis lebih banyak dikenal dengan buah manggis nya yang nikmat dikonsumsi dan hanya sedikit

4 masyarakat yang mengetahui kulit manggis juga dapat bermanfaat sebagai obat tradisional (Suryadi, 2013). Seperti penelitian yang dilakukan oleh Suryadi (2013) membuktikan bahwa kulit manggis memiliki antioksidan yang lebih dibanding dengan buahnya. Kulit buah manggis mengandung beberapa senyawa seperti xanthone dan antosianin yang dapat digunakan sebagai antiinflamasi, antihistamin, antibakteri, antijamur dan pengobatan penyakit jantung. Selanjutnya, Weecharangsan et al. (2006) menindaklanjuti hasil penelitian tersebut dengan melakukan penelitian antioksidan dalam ekstrak kulit buah manggis dengan metode penangkapan radikal bebas 2,2 difenil 1 pikrilhidrazil. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak kulit mangis menunjukkan aktivitas poten antioksidan dengan hasil skrining didapatkan 8 hidroksikudraxanton, α mangostin, γ mangostin dan smeathxanton A. Ekstrak etanol kulit buah manggis pada dosis 50 mg/kg BB, 100 mg/kg BB dan 200 mg/kg BB memiliki efek terhadap penurunan kadar glukosa darah pada mencit jantan dengan metode uji toleransi glukosa (Pasaribu & Sitorus, 2012). Xanthone kulit manggis juga telah dibuktikan dengan menggunakan fraksi air kulit manggis dan menunjukkan aktivitas antidiabetes yang telah dibuktikan oleh seorang peneliti di Jepang, yang dapat menurunkan kadar glukosa darah pada tikus percobaan dengan kasus diabetes mellitus tipe II

5 dan xanthone dapat menetralkan radikal bebas dan mencegah kerusakan sel β pankreas akibat radikal bebas (Saraswati et al., 2014). Dengan demikian penulis tertarik untuk meneliti apakah terdapat terdapat pengaruh ekstrak etanol kulit buah manggis terhadap kerusakan histologi pankreas pada tikus putih (Rattus norvegicus) galur Sprague dawley yang diberi paparan gelombang elektromagnetik handphone. Tikus dianggap sebagai prototipe ideal untuk penelitian karena anatominya tidak jauh berbeda dengan manusia. Adapun pada penelitian ini dipergunakan tikus putih (Rattus norvegicus) galur Sprague dawley morfologinya yang besar sehingga diharapkan secara teknis lebih mudah (Kesenja, 2005; Larasaty, 2013). 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan dari uraian latar belakang diatas didapatkan rumusan masalah sebagai berikut : 1. Apakah terdapat pengaruh paparan gelombang elektromagnetik handphone terhadap histologi pankreas tikus putih (Rattus norvegicus) galur Sprague dawley. 2. Apakah terdapat pengaruh ekstrak etanol kulit manggis (Garcinia mangostana L.) terhadap gambaran histopatologi pankreas tikus putih (Rattus norvegicus) galur Sprague dawley yang diberi paparan gelombang elektromagnetik handphone.

6 1.3 Tujuan Penelitian 4.1.1 Tujuan Umum Untuk mengetahui pengaruh etanol ekstrak kulit manggis (Garcinia mangostana L.) terhadap histopatologi pankreas tikus putih (Rattus norvegicus) galur Sprague dawley yang diberi paparan gelombang elektromagnetik handphone. 4.1.2 Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui gambaran histopatologi pankreas tikus putih (Rattus norvegicus) galur Sprague dawley yang diberi paparan gelombang elektromagnetik handphone. b. Untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol kulit manggis (Garcinia mangostana L.) terhadap histopatologi pankreas tikus putih (Rattus norvegicus) galur Sprague dawley yang diberi paparan gelombang elektromagnetik handphone. 1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini sebagai berikut : 1. Bagi Ilmu Pengetahuan Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah mengenai efek ekstrak kulit manggis terhadap kerusakan pankreas. 2. Bagi Peneliti Penelitian ini sebagai wujud pengaplikasian disiplin ilmu yang telah dipelajari sehingga dapat mengembangkan wawasan keilmuan peneliti.

7 3. Bagi Masyarakat Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai bahaya gelombang elektromagnetik yang berasal dari handphone dan efek kulit manggis yang berkhasiat sebagai antioksidan yang dapat mengatasi kerusakan pankreas akibat paparan gelombang elektromagnetik dari penggunaan handphone. 4. Bagi Peneliti Lain Dapat dijadikan bahan acuan untuk dilakukan penelitian serupa berkaitan dengan bahaya gelombang elektromagnetik maupun efek kulit manggis dan mencari khasiat senyawa lainnya yang terdapat dalam kulit manggis sehingga dapat dipakai untuk penelitian selanjutnya.