I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran IPS adalah membina anak

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. pembelajaran. Dalam perkembangan selama ini SMP Negeri 1 Way Bungur

BAB I PENDAHULUAN. gurulah yang mengarahkan bagaimana proses belajar mengajar itu dilaksanakan.

BAB I PENDAHULUAN. perubahan. Perubahan-perubahan itu terjadi karena telah dilakukan berbagai

bangsa Indonesia yang sedang membangun.

I. PENDAHULUAN. mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman

I. PENDAHULUAN. Kurikulum terdiri atas sejumlah mata pelajaran, masing- masing dengan tujuan

I. PENDAHULUAN. tujuan tertentu yang hendak dicapai. Proses itu merupakan tindakan konkrit

BAB I PENDAHULUAN. atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa itu merupakan syarat

I. PENDAHULUAN. Sistem pendidikan di Indonesia ternyata telah mengalami banyak perubahan.

BAB I PENDAHULUAN. usaha pembaharuan dalam pendidikan. Akibat pengaruh itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Sistem pendidikan di Indonesia ternyata telah mengalami banyak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sistem pendidikan di Indonesia ternyata telah mengalami banyak

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN METODE CERAMAH KELAS V. Nurul Hamsi SD Negeri Sumber V Kecamatan Sumber Kabupaten Probolinggo

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA MATERI SIFAT-SIFAT WIRAUSAHAWAN MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. (tingkah laku) individu dalam usahanya untuk memenuhi kebutuhan. Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. lain perkembangan dibidang sains, teknologi, sosial, budaya dan perubahan

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 8 ISSN X. Musjin, Sarjan N. Husain, dan Ritman Ishak Paudi

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VI SDN Ombuli Pada Materi Perkembangbiakan Tumbuhan Melalui Metode Inquiri

BAB I PENDAHULUAN. itu guru dapat di katakan sebagai sentral pembelajaran. dan merasa perlu untuk mempelajari bahan pelajaran tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. memperkuat kepribadian, dan mempertebal semangat kebersamaan agar dapat

PENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN PAIKEM UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SEKOLAH MENEGAH PERTAMA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses pengembangan daya nalar, keterampilan, dan

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY) DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS IX MTSN MODEL PALOPO

BAB I PENDAHULUAN. Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, berdisiplin, bekerja keras,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan proses untuk membantu manusia dalam

BAB I PENDAHULUAN. Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berbudi pekerti luhur memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan. melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan. Oleh karena itu untuk

BAB I PENDAHULUAN. gejala,menjelaskannya,dan mengambil manfaat dari pengetahuannya.

Mutiah GuruSDN Tlogohaji IKec.SumberrejoKab. Bojonegoro

I. PENDAHULUAN. media pembelajaran juga dalam penggunaan metode pembelajar. Hal ini

I. PENDAHULUAN. keadaan tertentu kesuatu keadaan yang lebih baik. Pendidikan sebagai pranata

I. PENDAHULUAN. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan tujuan, isi, dan bahan

I. PENDAHULUAN. tujuan penelitian, asumsi penelitian, manfaat penelitian dan ruang lingkup

1. PENDAHULUAN. dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, masyarakat, bangsa dan negara (UUSPN No. 20 tahun 2003).

BAB. I. Pendahuluan. Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan. menciptakan pembelajaran yang kreatif, dan menyenangkan, diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya merupakan proses pengembangan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai Negara yang berkembang dengan jumlah penduduk besar, wilayah

BAB I PENDAHULUAN. serta ketrampilan yang diperlukan oleh setiap orang. Dirumuskan dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pembelajaran adalah suatu proses yang tidak mudah. menggunakan pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ery Nurkholifah, 2013

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok manusia dan memegang peranan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha yang mempunyai tujuan, yang dengan. didik (Sardiman, 2008: 12). Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. yang mengajar dan anak didik yang belajar. Perpaduan dari kedua unsure

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. manusia dalam mengembangkan potensi dirinya, sehingga mampu. menghadapi segala perubahan dan permasalahan pada kemajuan jaman yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan wawancara dengan guru bidang studi kimia SMA Budaya Bandar

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu komponen yang penting dalam. pembangunan suatu bangsa, karena melalui pendidikan inilah dapat

BAB I PENDAHULUAN. harus dapat memberi dan memfasilitasi bagi tumbuh dan berkembangnya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan bimbingan, pengajaran, atau latihan bagi peranannya dimasa yang akan

PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu indikator utama pembangunan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan. potensi sumber daya manusia melalui kegiatan pengajaran.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada hakikatnya adalah suatu proses dimana induvidu dapat

BAB I PENDAHULUAN. tenaga kependidikan sangat diperlukan, karena guru sebagai tenaga pendidik

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

PEMBELAJARAN MELALUI DISKUSI KELOMPOK DALAM UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SKRIPSI

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin pesat menuntut adanya sumber daya manusia. Salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta

BAB I PENDAHULUAN. menyiapkan dan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM). SMK memberikan

I. PENDAHULUAN. dapat dikatakan sebagai sentral pembelajaran. Guru juga sebagai pengatur dan

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY. AMAN RAMBE Jurusan PPSD Prodi PGSD FIP UNIMED

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

(PTK Pada Siswa Kelas VIII B SMP Muhammadiyah 10 Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai suatu proses untuk menyiapkan generasi masa depan

I. PENDAHULUAN. Hasil wawancara dengan guru bidang studi kimia kelas XI SMA YP Unila Bandar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional diatur dalam pasal 3 Undang-undang No. 20 Tahun

I. PENDAHULUAN. Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berilmu, kreatif, mandiri, serta mampu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam dunia pendidikan khususnya, pelajaran akuntansi sangat

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat,bangsa dan negara. Pendidikan diarahkan untuk dapat. menciptakan sumber yang berkualitas dengan segala aspeknya.

BAB I PENDAHULUAN. yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti. pendidikan nasional akan mampu mewujudkan manusia-manusia

Sri Andayani 5. Kata kunci: model pembelajaran TAI (Team-Assisted-Individualization), hasil belajar. Guru SDN Gadingrejo 01 Umbulsari Jember

BAB I PENDAHULUAN. sendiri serta bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.

I. PENDAHULUAN. berbudi pekerti, dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa. penentu kebijakan. Upaya peningkatan mutu pendidikan ini ditujukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang terjadi dengan apa yang diharapkan terjadi.

I. PENDAHULUAN. individu. Pendidikan merupakan investasi bagi pembangunan sumber daya. aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi perkembangan ini dan harus berfikiran lebih maju. Ciri-ciri

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga, masyarakat dan

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai. Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Akuntansi. Diajukan oleh : ARIYANTI

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat dapat membawa perubahan kearah yang lebih maju. Untuk itu perlu

I. PENDAHULUAN. cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pendidikan.

I. PENDAHULUAN. mencerdaskan dan meningkatkan taraf hidup suatu bangsa. Bagi bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah sa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang Masalah. Indonesia merupakan negara yang kaya akan hasil alam dan juga

BAB 1 PENDAHULUAN. menyeluruh baik fisik maupun mental spiritual membutuhkan SDM yang terdidik.

I. PENDAHULUAN. karena kemajuan suatu negara akan sangat dipengaruhi oleh kualitas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran IPS adalah membina anak didik menjadi warga negara yang baik yang memiliki pengetahuan keterampilan dan kepedulian sosial yang berguna bagi dirinya sendiri serta masyarakat dan negara (Ahmadi dan Amri, 2011: 9). Memerhatikan tujuan yang dikandung oleh mata pelajaran pengetahuan sosial maka seharusnya pembelajaran di sekolah-sekolah merupakan suatu kegiatan yang disenangi, menantang dan bermakna bagi peserta didik. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal memerlukan guru dan murid karena salah satu unsur dalam melaksanakan proses belajar mengajar yang merupakan dua bentuk kegiatan yang tidak dapat dipisahkan antar satu dengan lainnya. Selain itu sekolah sebagai salah satu unsur dalam dunia pendidikan saat ini sedang mengalami perhatian dari berbagai pihak, karena pendidikan sangat diperlukan oleh masyarakat dalam menghadapi kehidupan yang sangat kompleks, dimana pendidikan saat ini terus berbenah diri menemukan cara yang terbaik untuk mencapai hasil yang sesuai dengan tuntutan masyarakat.

2 Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang mempunyai tugas untuk menghantarkan peserta didik untuk mengembangkan segala potensi yang dimilkinya. Sekolah juga dipercaya sebagai satu-satunya cara agar manusia pada zaman sekarang dapat hidup mantap di masa yang akan datang. Keberhasilan pendidikan di sekolah sangat tergantung pada proses pembelajaran di kelas. Secara umum keberhasilan proses pembelajaran sangat ditentukan oleh beberapa komponen. Komponen tersebut antara lain: siswa, lingkungan, kurikulum, guru, metode dan media mengajar dengan tujuan untuk mencapai tujuan pendidikan. Sistem pendidikan di Indonesia ternyata telah mengalami banyak perubahan. Perubahan-perubahan itu terjadi karena telah dilakukan berbagai usaha pembaharuan dalam pendidikan. Akibat pengaruh itu pendidikan semakin mengalami kemajuan. Sejalan dengan kemajuan tersebut, maka dewasa ini pendidikan di sekolah-sekolah telah menunjukkan perkembangan yang sangat pesat. Perkembangan itu terjadi karena terdorong adanya pembaharuan tersebut, sehingga di dalam pengajaran pun guru selalu ingin menemukan metode dan peralatan baru yang dapat memberikan semangat belajar bagi semua siswa. Bahkan secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa pembaharuan dalam sistem pendidikan yang mencakup seluruh komponen yang ada. Pembangunan di bidang pendidikan barulah ada artinya apabila dalam pendidikan dapat dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan bangsa Indonesia yang sedang membangun.

3 Hakekatnya kegiatan belajar mengajar adalah suatu proses interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa dalam satuan pembelajaran. Guru sebagai salah satu komponen dalam proses belajar menganjar merupakan pemegang peran yang sangat penting. Guru bukan hanya sekedar penyampai materi saja, tetapi lebih dari itu guru dapat dikatakan sebagai sentral pembelajaran. Dalam perkembangan selama ini SMK Bakauheni merupakan sekolah yang cukup besar yang dikenal di masyarakat. Namun berdasarkan pengamatan di kelas X.1 bahwa aktivitas belajar siswa masih rendah karena masih banyak siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru, tidak mencatat, menyontek, mengobrol, dan bermain-main. Selama ini guru masih menggunakan model pembelajaran langsung yaitu guru menjelaskan materi pelajaran dan siswa mendengarkan, kegiatan pembelajaran masih banyak didominasi guru sehingga siswa kurang aktif dalam proses belajar mengajar lama metode yang digunakan ceramah. Hal ini menyebabkan siswa hanya sekedar objek sehingga siswa tidak berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Guru mengemban tugas yang berat untuk tercapainya tujuan pendidikan nasional yaitu meningkatkan kualitas manusia Indonesia, manusia seutuhnya yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, berdisiplin, bekerja keras, tangguh, bertanggung jawab, mandiri, cerdas dan terampil serta sehat jasmani dan rohani, juga harus mampu menumbuhkan dan memperdalam rasa cinta terhadap tanah air, mempertebal semangat kebangsaan dan rasa kesetiakawanan sosial. Sejalan dengan itu pendidikan nasional akan mampu mewujudkan manusia-manusia pembangunan dan rnembangun dirinya sendiri serta bertanggung jawab atas pembangunan bangsa (Depdikbud, 1999).

4 Berhasilnya tujuan pembelajaran ditentukan oleh banyak faktor di antaranya adalah faktor guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar, karena guru secara langsung dapat mempengaruhi, membina dan meningkatkan kecerdasan serta keterampilan siswa. Untuk mengatasi permasalahan di atas dan guna mencapai tujuan pendidikan secara maksirnal, peran guru sangat penting dan diharapkan guru memiliki cara/model mengajar yang baik dan mampu memilih model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan konsepkonsep mata pelajaran yang akan disampaikan. Untuk itu diperlukan suatu upaya dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan dan pengajaran salah satunya adalah dengan memilih strategi atau cara dalam menyampaikan materi pelajaran agar diperoleh peningkatan prestasi belajar siswa khususnya pelajaran IPS. Misalnya dengan mcmbimbing siswa untuk bersama-sama terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan mampu membantu siswa berkembang sesuai dengan taraf intelektualnya akan lebih menguatkan pemahaman siswa terhadap konsepkonsep yang diajarkan. Pemahaman ini memerlukan minat dan motivasi. Tanpa adanya minat menandakan bahwa siswa tidak mempunyai motivasi untuk belajar. Untuk itu, guru harus memberikan suntikan dalam bentuk motivasi sehingga dengan bantuan itu anak didik dapat keluar dari kesulitan belajar. Sehingga nilai rata-rata mata pelajaran IPS yang diharapkan oleh guru adalah 90,00.

5 Berdasarkan pengalaman penulis di lapangan, kegagalan dalam belajar ratarata dihadapi oleh sejumlah siswa yang tidak memiliki dorongan belajar. Sehingga nilai rata-rata mata pelajaran IPS sangat rendah yaitu mencapai 50,00. Hal ini disebabkan karena guru dalam proses belajar mengajar hanya menggunakan metode ceramah, tanpa menggunakan alat peraga, dan materi pelajaran tidak disampaikan secara kronologis. Untuk itu dibutuhkan suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru dengan upaya membangkitkan motivasi belajar siswa, misalnya dengan membimbing siswa untuk terlibat langsung dalam kegiatan yang melibatkan siswa serta guru yang berperan sebagai pembimbing untuk menemukan konsep IPS. Aktivitas tidak hanya menjadikan siswa terlibat dalam kegiatan akademik, aktivitas juga penting dalam menentukan seberapa jauh siswa akan belajar dari suatu kegiatan pembelajaran atau seberapa jauh menyerap informasi yang disajikan kepada mereka. Siswa yang termotivasi untuk belajar sesuatu akan menggunakan proses kognitif yang lebih tinggi dalam mempelajari materi itu, sehingga siswa itu akan meyerap dan mengendapkan materi itu dengan lebih baik. Tugas penting guru adalah merencanakan bagaimana guru mendukung motivasi siswa (Nur, 2001 : 3). Untuk itu sebagai seorang guru disamping menguasai materi, juga diharapkan dapat menetapkan dan melaksanakan penyajian materi yang sesuai kemampuan dan kesiapan anak, sehingga menghasilkan penguasaan materi yang optimal bagi siswa. Berdasarkan hasil penelitian pendahuluan yang dilakukan pada kelas X.1 SMK Bakauheni Kabupaten Lampung Selatan Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013, hasil belajar pada saat Ulangan Harian I (UH1) Semester Genap dapat dilihat dari perolehan nilai siswa di bawah ini.

6 Tabel 1. Nilai Siswa Pada Ulangan Harian I (UH1) kelas X.1 SMK Bakauheni Kabupaten Lampung Selatan Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013 Nilai Persentase No Banyaknya Siswa (0-100) (100%) 1 92-100 4 11,76 2 83-92 5 14,70 3 63-72 7 20,59 4 53-62 11 32,35 5 00-52 7 20,59 Jumlah 34 100 Berdasarkan Tabel 1 di atas, dapat diketahui bahwa hasil belajar pada pembelajaran IPS Terpadu yang diperoleh siswa kelas X.1 pada ulangan harian I (UH1) masih rendah. Jumlah siswa pada kelas X.1 yang memperoleh nilai diatas 63 (syarat minimal dikatakan tuntas dalam belajar) sebanyak 16 siswa dengan persentase 47%. Sedangkan hasil belajar IPS Terpadu pada saat Ulangan Harian II (UH2) semester Genap dapat dilihat dari perolehan nilai siswa di bawah ini. Tabel 2. Nilai Siswa Pada Ulangan Harian II (UH2) kelas X.1 SMK Bakauheni Kabupaten Lampung Selatan Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013 Nilai Persentase No Banyaknya Siswa (0-100) (100%) 1 92-100 4 11,76 2 83-92 4 11,76 3 63-72 7 20,59 4 53-62 12 35,29 5 00-52 7 20,59 Jumlah 34 100

7 Berdasarkan data yang ada pada Tabel 2 di atas, terlihat bahwa hasil belajar pada pembelajaran IPS Terpadu yang diperoleh siswa kelas X.1 pada ulangan harian II masih rendah. Jumlah siswa kelas X.1 yang memperoleh nilai di atas 63 sebanyak 15 siswa dengan persentase 44,11%. Kelas X.1 SMP Negeri 1Sukoharjo Kabupaten Lampung Selatan menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 63. Hal ini berarti siswa belum memenuhi ketuntasan kompetensi minimal yang ditetapkan oleh guru yaitu 65% siswa memperoleh nilai 63. Hal ini sesuai dengan pendapat Djamarah dan Iain (1995:128) menyatakan bahwa apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 65%, dikuasai maka presentase keberhasilan siswa pada mata pelajaran tersebut tergolong rendah. Berdasarkan uraian di atas, rendahnya aktivitas dan hasil belajar diduga karena guru menggunakan model pembelajaran yang kurang tepat dalam pembelajarannya. Untuk mencapai hasil pembelajaran yang optimal, maka perlu adanya perbaikan proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Salah satu model pembelajaran yang diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut adalah pembelajaran dengan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT). Tabel 3. Hasil Rekapitulasi Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Kriteria Jumlah Siswa Persentase (%) Siswa yang aktif 13 38,24 Siswa yang belum aktif 21 61,76 Jumlah 34 100

8 Berdasarkan Tabel 3 di atas, dapat dilihat siswa yang aktif sebanyak 13 siswa dari 34 siswa (38,24%) dan siswa yang belum aktif sebanyak 21 siswa dari 34 siswa (61,76%). Hasil pengamatan tersebut, dapat dinyatakan bahwa tingkat aktivitas siswa masih rendah. Berdasarkan pengalaman peneliti selama mengajar di SMK Bakauheni Kabupaten Lampung Selatan Kelas X.1 masih banyak siswa yang mempunyai aktivitas belajar off task (kegiatan yang menghambat pembelajaran) dan perhatian yang rendah selama pembelajaran berlangsung. Hal ini tampak dari sedikitnya jumlah siswa yang aktif bertanya mengenai materi yang relevan yang diajarkan oleh guru, ngobrol pada saat guru menjelaskan, mengganggu teman, keluar masuk kelas, melamun atau ngantuk pada saat guru menerangkan pelajaran. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada saat pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial aktivitas belajar siswa di SMK Bakauheni Kabupaten Lampung Selatan Kelas X.1 masih rendah. Berdasarkan uraian di atas peneliti mencoba menerapkan salah satu metode pembelajaran, yaitu model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) untuk mengungkapkan apakah dengan model NHT dapat meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar IPS. Peneliti memilih metode pembelajaran ini mengkondisikan siswa untuk terbiasa menemukan, mencari, mendikusikan sesuatu yang berkaitan dengan pengajaran (Siadari, 2001: 4). Dalam model pembelajaran NHT siswa lebih aktif dalam memecahkan untuk menemukan

9 sedang guru berperan sebagai pembimbing atau memberikan petunjuk cara memecahkan masalah itu. Meski dalam model ini siswa lebih aktif, namun guru tetap mengawasi kelas untuk memberikan bimbingan baik secara kelompok maupun individual. Penerapan model pembelajaran NHT ini akan menambah variasi model pembelajaran yang lebih menarik, menyenangkan, melibatkan siswa, meningkatkan aktivitas, model pembelajaran ini dirasakan lebih efektif dari pada model lain sehingga diharapkan mampu untuk mengkomunikasikan gagasan dan menerapkan dalam kehidupan sehari hari. Berdasarkan uraian tersebut peneliti tertarik untuk mengambil judul Laporan Penelitian Tindakan Kelas Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) pada Mata Pelajaran IPS Di Kelas X.1 Semester Genap Pada SMK Bakauheni Kabupaten Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2012/2013. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, dapat di identifikasikan masalah masalah sebagai berikut: 1. Guru masih menggunakan metode belajar dengan ceramah, proses pembelajaran masih terpusat pada guru (teacher center). 2. Partisipasi aktif siswa dalam proses pembelajaran masih rendah.

10 3. Aktivitas belajar siswa di kelas belum optimal. 4. Hasil belajar IPS di kelas X.1 masih rendah. C. Pembatasan Masalah Memperhatikan latar belakang masalah dan agar dalam pembahasan tidak menyimpang dari pokok permasalahan yang ingin dipecahkan dan diteliti, maka perlu adanya batasan masalah bahwa yang dianalisis adalah Upaya Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Menggunakan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) pada Mata Pelajaran IPS Di Kelas X.1 Semester Genap SMK Bakauheni Kabupaten Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2012/2013. D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah serta pembatasan masalah, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah ada peningkatan aktivitas belajar siswa dengan penerapan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) pada mata pelajaran IPS di kelas X.1 semester Genap SMK Bakauheni Kabupaten Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2012/2013? 2. Apakah ada peningkatan hasil belajar siswa dengan penerapan metode diskusi pada mata pelajaran IPS di kelas X.1 semester Genap SMK Bakauheni Kabupaten Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2012/2013?

11 E. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah maka tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui peningkatan aktivitas siswa melalui model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) pada mata pelajaran IPS di kelas X.1 semester Genap SMK Bakauheni Kabupaten Lampung Selatan semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013. 2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPS siswa setelah menggunakan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) di kelas X.1 SMK Bakauheni Kabupaten Lampung Selatan semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013. F. Kegunaan Penelitian 1. Secara Teoritis a) Kontribusi positif bagi guru-guru mata pelajaran IPS Terpadu tentang alternatif strategi pembelajaran yang lain yaitu pembelajaran dengan model pembelajaran NHT yang dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. b) Memperkaya khazanah keilmuan di bidang pendidikan

12 2. Secara Praktis Penelitian ini secara praktis dapat memperbaiki proses pembelajaran di kelas untuk mempermudah siswa memahami meteri pelajaran IPS yang disampaikan sehingga aktivitas dan hasil belajar siswa lebih baik G. Ruang Lingkup Penelitian 1. Objek Penelitian Penerapan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) untuk mengetahui aktivitas dan hasil Belajar IPS. 2. Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah siswa kelas X.1 yang diajarkan menggunakan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT). 3. Wilayah Penelitian SMK Bakauheni Kabupaten Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2012/2013. 4. Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan semester Genap tahun 2012/2013.