139 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 KESIMPULAN Dari hasil analisa dan perhitungan data yang sudah didapat dengan menggunakan program yang telah dibuat berdasarkan teori yang ada maka dapat ditarik beberapa kesimpulan : 1. Untuk menggambar garis pengaruh reaksi di perletakan, maka suatu stuktur yang statis tak tentu harus dijadikan statis tertentu dengan menggunakan metode atau cara yang sesuai sehingga ordinat garis pengaruh di setiap titik dapat diketahui. 2. Untuk penggunaan kolom yang relatif pendek, nilai vote tidak begitu berpengaruh terhadap besarnya rekasi di perletakan. Dan sebaliknya, untuk kolom yang relatif tinggi nilai vote sangat mempengaruhi besarnya reaksi di perletakan. 3. Penggunaan bentang, kolom dan vote yang semakin kecil maka pengaruh terhadap reaksi di perletakan akan semakin kecil. 4. Pengaruh (hubungan) antara perubahan nilai vote terhadap reaksi di perletakan antara lain : Terhadap reaksi vertikal di perletakan D (G P.V A ) yaitu : 1. Untuk bentang AB, semakin kecil vote maka reaksi di perletakan A makin besar dan sebaliknya. 2. Untuk bentang BC, semakin kecil vote maka makin kecil pula reaksi di perletakan A dan sebaliknya. Terhadap reaksi horisontal di perletakan D (G P.H D ) yaitu : 1. Secara umum semakin besar nilai vote maka makin kecil reaksi horisontal di perletakan D dan sebaliknya. 139
140 2. Untuk kasus panjang bentang (L = 5) reaksi horisontal di perletakan D akan mengalami titik balik maksimum pada nilai vote tertentu dimana nilai maksimumnya juga dipengaruhi oleh tinggi pilar. Pengaruh perubahan nilai vote terhadap besarnya reaksi vertiakal di D adalah berbanding terbalik dengan besarnya reaksi vertikal di perletakan D (G P.V D ) yaitu : 1. Semakin kecil nilai vote maka semakin kecil reaksi vertikal di perletakan D dan sebaliknya. 2. Semakin besar nilai vote maka semakin besar reaksi vertikal di perletakan D Terhadap besarnya reaksi momen di perletakan D (G P.M D ) adalah sama dengan pengaruh perubahan nilai vote terhadap besarnya reaksi horisontal di perletakan D (G P.H D ) yaitu : 1. Secara umum semakin besar nilai vote maka makin kecil reaksi momen di perletakan D dan sebaliknya. 2. Khusus untuk panjang bentang (L = 5) reaksi momen di perletakan D akan mengalami titik balik maksimum pada nilai vote tertentu dimana nilai maksimumnya juga dipengaruhi oleh tinggi pilar. 5. Pengaruh (hubungan) antara perubahan panjang bentang dan tinggi pilar terhadap reaksi di perletakan antara lain : Terhadap reaksi vertikal di perletakan A (G P.V A ) adalah : 1. Untuk bentang AB, pengaruh perubahan panjang bentang dan tinggi kolom (pilar) terhadap besarnya reaksi di perletakan di A bervariatif karena memiliki titik balik maksimum pada nilai-nilai tertentu : Semakin panjang bentang L, titik balik maksimum pada L = 20, dan Pengaruh perubahan tinggi pilar t terhadap reaksi perletakan di A sangat bervarisasi, ada tren naik, turun dan parabola pada panjang bentang tertentu. 2. Untuk bentang BC, makin panjang bentang dan makin tinggi kolom (pilar) maka makin kecil reaksi di perletakan A dan sebaliknya.
141 Terhadap reaksi horisontal di perletakan D (G P.H D ) adalah berbanding terbalik yaitu : 1. Semakin panjang bentang maka semakin kecil reaksi horisontal di perletakan D, dan sebaliknya. 2. Semakin tinggi pilar maka semakin kecil reaksi horisontal di perletakan D, dan sebaliknya. Perubahan panjang bentang dan tinggi pilar ( nilai Vote tetap) tidak mempengaruhi besarnya reaksi vertikal di perletakan D (G P.V D ) sehingga nilainya akan sama. Pengaruh perubahan panjang bentang dan tinggi pilar terhadap besarnya reaksi momen di perletakan D (G P.M D ) adalah sama dengan pengaruh perubahan panjang bentang dan tinggi pilar terhadap besarnya reaksi horisontal di perletakan D (G P.H D ) yaitu : 1. Semakin panjang bentang maka semakin kecil reaksi horisontal di perletakan D, dan sebaliknya. 2. Semakin tinggi pilar maka semakin kecil reaksi horisontal di perletakan D, dan sebaliknya. 6. Nilai optimum akibat perubahan vote serta panjang bentang dan tinggi pilar dari segi besarnya reaksi di perletakan pada : 1. Terhadap reaksi vertikal perletakan di A (G P.V A ) adalah Karena reaksi vertikal di A akibat pembebanan di batang BC bernilai negatif maka dicari nilai yang terbesar untuk nilai minimum dan sebaliknya pada batang AB, sehingga nilai minimum reaksi vertikal di A adalah sebesar 67.45 % (pada batang AB) dan -3321.21 % (pada batang BC) dengan nilai vote = 0.1, panjang betang (L = 5) dan tinggi pilar (t = 5). Nilai maksimum reaksi vertikal di A sebesar 98.43 % (pada batang AB) dan -108.10 % (pada batang BC) dengan nilai vote = 0.9, panjang betang (L = 30) dan tinggi pilar (t = 50). 2. Terhadap reaksi horisontal perletakan di D (G P.H D ) adalah :
142 Nilai maksimum reaksi horisontal sebesar 137,481 % dengan nilai vote = 0.4, panjang betang (L = 5) dan tinggi pilar (t = 5). Nilai minimum reaksi horizontal sebesar 5,204 % dengan nilai vote = 0.1, panjang bentang (L = 5) dan tinggi pilar (t = 30). 3. Terhadap reaksi vertikal perletakan di D (G P.V D ) maksimum adalah sebesar 138,147 % dengan nilai vote = 0.1 tanpa ada pengaruh dari panjang bentang dan tinggi pilar. 4. Terhadap reaksi momen perletakan di D (G P.M D ) adalah : Nilai maksimum reaksi momen di D sebesar 137,481 % dengan nilai vote = 0.4, panjang betang (L = 5) dan tinggi pilar (t = 5). Nilai minimum reaksi momen di D sebesar 5,204 % dengan nilai vote = 0.1, panjang bentang (L = 5) dan tinggi pilar (t = 30). 7. Karena pengaruh kekakuan kolom maka reaksi gaya akan banyak terdistribusi ke perletakan di D dari pada ke perletakan di A, sehingga semakin kaku kolom maka reaksi makin kecil reaksi di A dan sebaliknya makin besar raksi perletakan di D.
143 6.2 SARAN Dari hasil perhitungam dan analisa Tugas Akhir ini terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan untuk pengembangan lebih lanjut, antara lain yaitu : 1 Analisa pada penulisan Tugas Akhir ini dilakukan dengan menggunakan garis pengaruh sehingga dari hasil analisa ini bisa digunakan untuk berbagai jenis kombinasi beban yang sesuai dengan standart pembebanan pada struktur jembatan kecuali beban mati atau berat sendiri. 2 Hasil analisa akan berlaku pada bentuk struktur yang sama, seperti jenis perletakan maupun bentuk profil yang mempengaruhi besarnya momen inersia. 3 Analisa ini bertujuan untuk mendapatkan besarnya reaksi pada perletakan jembatan sebagai pengaruh dari perubahan vote akibat penebalan balok non-prismatis dan pengaruh perubahan panjang bentang serta tinggi pilar jembatan. 4 Besarnya momen inersia pada kolom yang diasumsikan dalam perhitungan adalah satu (I = 1), sehingga analisa ini tidak sesuai untuk penerapan struktur lain dengan momen inersia yang berbeda. 5 Dalam menentukan desain mana yang paling ekonomis dari segi besarnya reaksi, tidak bisa hanya meninjau dari satu perletakan saja tetapi harus keseluruhan. 6 Nilai persentase hasil analisa bukan menggambarkan besarnya reaksi di perletakan tetapi merupakan jumlah kenaikan atau penurunan reaksi perletakan struktur yang nonprismatis terhadap struktur prismatis. 7 Ditinjau dari segi keuntungannya, hasil dari analisa ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pemilihan alternatife penggunaan balok bertampang non-prismatis untuk bentuk struktur yang sesuai. 8 Dalam perhitungan telah ditetapkan segmen sejumlah 50 segmen dimana untuk menghemat analisa selajutnya perlu dilakukan cek terhadap penggunaan jumlah segmen yang lebih kecil tetapi masih memenuhi syarat-syarat konvergensi.
DAFTAR PUSTAKA Dayaratnam, Pasala. 1977. Analysis of Statically Indeterminate Structures, Affiliated East-West Press Private Limited, New Delhi-Madras Frick, Ir. Heinz. 1978. Mekanika Teknik 2 (Statika dan Kegunaannya), Penerbit Kanisius, Yogyakarta. Kinney, Sterling. 1957. Indeterminate Structural Analysis, Addison Wesley Publishing Company, Inc. Kusrianto, Adi. 2004. Cara Mudah Menggunakan VBA Excel,, Penerbit PT Elex Media Koputindo, Jakarta. Pangaribuan, Guntar. 2003. Aplikasi Excel untuk Rekayasa Teknik Sipil, Penerbit PT Elex Media Koputindo, Jakarta. Popov, E.P. 1983. Mechanics Of Materials, Penerbit Erlangga, Jakrata. Wang, Chu-Kia. 1987. Analisa Struktur Lanjutan, Penerbit Erlangga, Jakarta. Wang, Chu-Kia. 1986. Struktur Statis Tak Tentu, Penerbit Erlangga, Jakarta. Yohannes, H dan Antono, Achmad. 1986. Metode Faktor Lenturan, Penerbit Andi Offset, Yogyakarta. 144