I. PENDAHULUAN. upaya dan kegiatan aktifitas ekonomi masyarakat tersebut. Untuk mencapai kondisi

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. secara terus menerus untuk mewujudkan cita-cita berbangsa dan bernegara, yaitu

I. PENDAHULUAN. bidang nasional dan ekonomi. Di mana dalam suatu proses perubahan tersebut haruslah

BAB I PENDAHULUAN. kerja bagi angkatan kerja di perdesaan. Permasalahan kemiskinan yang cukup

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian dari Pembangunan ekonomi merupakan upaya-upaya yang dilakukan

I. PENDAHULUAN. Dalam sebuah negara yang berkembang seperti Indonesia, masalah kemiskinan akan selalu

BAB I P E N D A H U L U A N

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sumberdaya laut dan pesisir yang sangat luas, Indonesia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian agar mampu menciptakan lapangan kerja dan menata kehidupan yang

III. METODE PENELITIAN. Data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ketidakmampuan secara ekonomi dalam memenuhi standar hidup rata rata

I. PENDAHULUAN. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM-MP)

Pembangunan merupakan rangkaian dari program-program disegala bidang secara

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki persoalan kemiskinan dan pengangguran. Kemiskinan di

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan utama dalam upaya pengentasan kemiskinan di Indonesia saat ini

Pendirian Koperasi melalui Fasilitasi UPK-BKM

BAB I PENDAHULUAN. dasar lingkungan yang memadai dengan kualitas perumahan dan permukiman

I. PENDAHULUAN. Didalam kehidupan ekonomi pada umumnya, manusia senantiasa berusaha untuk

BAB I PENDAHULUAN. dari tahun-ketahun, tetapi secara riil jumlah penduduk miskin terus

BAB I. perkembangan modal sosial (social capital) masyarakat di masa mendatang. masyarakat dengan pemerintah daerah dan kelompok peduli setempat.

BAB I PENDAHULUAN. pada umumnya juga belum optimal. Kerelawan sosial dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. disalurkan Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) melalui Unit Pengelola Keuangan

I. PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap pembangunan di suatu daerah seyogyanya perlu dan

I. PENDAHULUAN. (NSB) termasuk Indonesia sering berorientasi kepada peningkatan pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan dengan meluncurkan program-program pemberdayaan. Sejak periode

BAB I PENDAHULUAN. tahun-2008-penduduk-miskin-turun-221-juta-.html (diakses 19 Oktober 2009)

Analisis tingkat kesehatan lembaga unit pengelola kegiatan( studi kasus. pada UPK PNPM Kecamatan Kalijambe Kabupaten Sragen ) Oleh : Wawan Apriyanto

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Demikian juga halnya dengan kemiskinan, dimana kemiskinan

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia menyebabkan munculnya. menurunnya konsumsi masyarakat. Untuk tetap dapat memenuhi kebutuhan

I. PENDAHULUAN. kemiskinan struktural, dan kesenjangan antar wilayah. Jumlah penduduk. akan menjadi faktor penyebab kemiskinan (Direktorat Jenderal

BAB I PENDAHULUAN. Program Penanggulangan Kemiskinan dilaksanakan sejak tahun 1999 sebagai suatu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. kemiskinan, yang salah komponen menurunnya kesejahteran masyarakat. usaha dan masyarakat pada umumnya juga belum optimal.

I. PENDAHULUAN. menyebabkan GNP (Gross National Product) per kapita atau pendapatan

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator

BAB I PENDAHULUAN. poranda, ditandai dengan banyaknya pemutusan hubungan kerja dan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, khususnya di negara-negara berkembang. Kemiskinan

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhannya sesuai dengan kehidupan yang layak. Kemiskinan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional merupakan suatu strategi pembangunan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan pedesaan merupakan bagian integral dari pembangunan

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 27 TAHUN 2011

I. PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan salah satu contoh kebijakan publik yang paling mendasar.

BAB I PENDAHULUAN Sekilas Tentang UPK Sauyunan Kecamatan Bojongsoang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan usaha untuk menciptakan kemakmuran dan

BAB I PENDAHULUAN. 2. untuk mencapai tingkat kestabilan harga secara mantap. 3. untuk mengatasi masalah pengangguran.

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan yang tengah dihadapi oleh dunia adalah kemiskinan.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan industri di Indonesia diarahkan untuk mampu. pemerataan pendapatan dan pengentasan kemiskinan. Salah satu jalan untuk

BAB I PENDAHULUAN. dari dunia usaha nasional yang mempunyai kedudukan, potensi dan peranan yang sangat

I. PENDAHULUAN. Pada dasarnya pembangunan merupakan rangkaian kegiatan dari programprogram

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 45 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN UMUM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DASAR BERBASIS MASYARAKAT KABUPATEN TANGERANG TAHUN 2014

I. PENDAHULUAN. ekonomi menggambarkan adanya peningkatan kegiatan ekonomi riil yang

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan di Indonesia merupakan masalah pembangunan multidimensi

BAB I PENDAHULUAN. andalan untuk memacu pertumbuhan ekonomi. Sektor ini sebagai penyumbang. pertanian memberi andil sekitar 13,39 %, (BPS, 2006).

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan yang dilaksanakan di daerah bertujuan untuk meningkatkan

I. PENDAHULUAN. hingga kini masih menjadi isu sentral di belahan bumi mana pun. Selain bersifat

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

-1- BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 61 TAHUN 2011 TENTANG

EFEKTIFITAS PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN PERKOTAAN TERHADAP TINGKAT PENDAPATAN MASYARAKAT DI KOTA SURABAYA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. dan merupakan motor penggerak yang memberikan dasar bagi peningkatan

Program Pengentasan Kemiskinan melalui Penajaman Unit Pengelola Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. upaya untuk dapat mewujudkan cita-cita bangsa yakni terciptanya kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan dan pengangguran menjadi masalah yang penting saat ini di

A. Latar Belakang. C. Tujuan Pembangunan KSM

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERATURAN DESA NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DESA TAHUN ANGGARAN 2017

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan termasuk didalamnya berbagai upaya penanggulangan

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ADVETORIAL PENANGANAN KEMISKINAN DI KOTA DEPOK

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan cita-cita bangsa yakni terciptanya

SAMBUTAN KEPALA DESA

STRATEGI PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN MELALUI PNPM

PEREKONOMIAN INDONESIA

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Model Pengembangan Ekonomi Kerakyatan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, khususnya di negara-negara berkembang. Di Indonesia

I. PENDAHULUAN. daerahnya sendiri dipertegas dengan lahirnya undang-undang otonomi daerah yang terdiri

BAB I PENDAHULUAN. kultural, dengan tujuan utama meningkatkan kesejahteraan warga bangsa secara

HARMONISASI PROGRAM PEMBERDAYAAN. Oleh: Irawan Hasan, Askoorkot Kab. Karo, KMW IV P2KP-3 Sumatera Utara. Karo, 02 Juni 2007

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bahasan utama dalam penelitian ini. Minimnya lapangan pekerjaan, pembangunan

BAB IV IMPLEMENTASI SPP (SIMPAN PINJAM KELOMPOK PEREMPUAN) DAN PENGARUHNYA TERHADAP PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan negara berkembang yang senantiasa. melakukan pembangunan di segala bidang. Pembangunan yang sedang giat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Khaidar Syaefulhamdi Ependi, 2014

TATA CARA PEMBENTUKAN UNIT PENGELOLA (UP) BKM P2KP

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) adalah lembaga usaha desa yang dikelola

PERANAN PEMERINTAH DALAM PEREKONOMIAN

I. PENDAHULUAN. orang miskin khususnya di perdesaan terpuruk di bawah garis kemiskinan.

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH BESERTA KERANGKA PENDANAAN

I. PENDAHULUAN. Sumber : Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor (2009)

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dari situasi sebelumnya. Otonomi Daerah yang juga dapat dimaknai

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan salah satu masalah sosial yang amat serius. Kemiskinan

I. PENDAHULUAN. miskin khususnya di perdesaan terpuruk di bawah garis kemiskinan. Beberapa

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 41 TAHUN : 2008 SERI : E PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 103 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI PASER PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PASER NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG

BAB V PROGRAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI KELURAHAN TENGAH

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pada dasarnya merupakan suatu proses rangkaian kegiatan yang

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesejahteraan masyarakat pada suatu wilayah adalah merupakan suatu manifestasi yang diraih oleh masyarakat tersebut yang diperoleh dari berbagai upaya, termasuk upaya dan kegiatan aktifitas ekonomi masyarakat tersebut. Untuk mencapai kondisi ideal ini diperlukan perencanaan dan aktivitas selain oleh masyarakat tersebut peran pemerintah sangat dominan, baik menyangkut perencanaan, kegiatan dan bantuan biaya berupa permodalan. Tingkat kesejahteraan yang belum memadai baik secara materil maupun spiritual dipicu oleh lingkaran setan (vicious cycle) sehingga menyebabkan kemiskinan, ketertinggalan, keterpurukan ekonomi terus terjadi. Oleh sebab itu berbagai upaya yang dapat dilakukan pemerintah untuk keluar dari lingkaran kemiskinan tersebut. Kondisi kesulitan dan kemiskinan penduduk Indonesia pada umumnya secara bertahap dan pasti telah diatasi dengan bebagai Program Pengentasan Kemiskinan, akan tetapi jika terjadi gejolak ekonomi dunia seperti dimasa krisis moneter dan ekonomi yang melanda Indonesia sejak tahun 1997 menunjukkan bahwa jumlah

2 penduduk miskin relatif bertambah besar. kondisi seperti ini telah berdampak semakin memperburuk kondisi sosial, ekonomi, dan budaya penduduk pada umumnya. Sekitar 50% Daerah (kota/kabupaten) melaporkan terjadinya kasus-kasus rawan gizi, dan peningkatan angka pengangguran sehingga semua ini sangat dirasakan dampaknya terutama di wilayah Pedesaan/Pekon. Pada tingkat komunitas, persoalan kemiskinan tercermin dengan lahirnya budaya kemiskinan yang justru sering merusak kualitas manusia masyarakat miskin dan tata nilai dominan yang berlaku seperti; kerawanan kejahatan, rendahnya etos kerja, berfikir pendek, dan fatalism. Keadaan seperti ini membutuhkan suatu gerakan bersama di tingkat komunitas untuk suatu program pengentasan kemiskinan yang mampu memperluas prospek dan pilihan-pilihan mereka untuk tetap dapat hidup dan berkembang dimasa depan, khususnya bagi masyarakat miskin di yang tinggal di Pedesaan/Pekon. Untuk mengatasi masalah kemiskinan yang terjadi diperlukan campur tangan dan penyertaan aktif pemerintah sehingga penduduk miskin keluar dari bawah garis kemiskinan. Tanpa bantuan pemerintah maka penduduk miskin akan semakin tidak mampu mendapatkan bagian yang lebih layak dari pendapatan nasional dan menikmati hasilhasil pembangunan. Peranan pemerintah dalam perekonomian modern dipilah menjadi empat macam kelompok peran (Dumairy, 1997 : 158) yaitu: 1. Peran Alokatif, yaitu Peranan pemerintah dalam mengalokasikan sumber daya ekonomi agar pemanfaatannya bisa optimal dan mendukung efisiensi produksi.

3 2. Peran Distributif, yaitu peranan pemerintah dalam mendistribusikan sumber daya, kesempatan, dan hasil-hasil ekonomi secara adil dan wajar. 3. Peran Stabilisatif, yaitu peranan pemerintah dalam memelihara stabilitas perekonomian dan memulihkannya jika berada dalam keadaan diseguilibrium. 4. Peran Dinamisatif, yaitu peranan pemerintah dalam menggerakan proses pembangunan ekonomi agar lebih cepat tumbuh, berkembang dan maju. Strategi penanggulangan kemiskinan diarahkan dengan mendasarkan pada 2 (dua) pendekatan, pertama mengurangi beban pengeluaran masyarakat miskin khususnya yang menyangkut kebutuhan dasar manusia dengan memberikan berbagai subsidi, kedua memperbesar kemampuan ekonomi dengan menciptakan lapangan kerja dan memperbesar akses berusaha khususnya kepada usaha mikro, usaha kecil, dan usaha menengah. Pendekatan yang dipakai Pemerintah di dalam program-program Pengentasan kemiskinan adalah pendekatan yang kedua yaitu memperbesar kemampuan ekonomi dengan menciptakan lapangan kerja dan memperbesar akses berusaha khususnya kepada usaha mikro, usaha kecil, dan usaha menengah. Teori yang dipakai adalah fungsi atau peran pemerintah dalam hal distribusi. Peran distribusi merupakan peranan pemerintah dalam mendistribusikan Sumber Daya, kesempatan, dan hasil ekonomi secara adil dan wajar.

4 Dalam mengatasi kemiskinan Pemerintah meluncurkan Program-program khusus Pengentasan kemiskinan yang melibatkan unsur masyarakat, mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, sampai pemantauan dan evaluasi. Melalui proses ini diharapkan dapat membangun kemandirian masyarakat yaitu mengubah masyarakat yang dulunya sebagai objek menjadi masyarakat subjek dari upaya Pengentasan kemiskinan. Tujuan dari upaya Pengentasan kemiskinan untuk membebaskan dan melindungi masyarakat dari kemiskinan, mencangkup tidak saja upaya untuk mengatasi ketidakmampuan memenuhi kebutuhan dasar tetapi juga untuk berpartisipasi sepenuhnya dalam proses pembangunan. Berbagai proses pemenuhan kebutuhan dasar dan pemberdayaan perlu didukung dengan perbaikan sistem bantuan dan jaminan sosial serta kebijakan ekonomi yang berpihak pada masyarakat miskin dan tata kelola pemerintah yang baik. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) mencakup Program Pengentasan Kemiskinan di Desa (PPKD) dan Program Pengembangan Kecamatan (PPK). Program Pengentasan Kemiskinan Desa (PPKD) yang dilaksanakan sejak tahun 1999 merupakan suatu visi penghapusan kemiskinan dengan menitik beratkan pada proses pemberdayaan dan pembelajaran masyarakat serta pemerintah daerah agar mampu melakukan proses transformasi sosial dari masyarakat miskin/tidak berdaya menjadi masyarakat berdaya, dari masyarakat berdaya menjadi masyarakat mandiri dan akhirnya dari masyarakat mandiri mampu menuju tatanan masyarakat madani.

5 Program Pengentasan Kemiskinan Desa (PPKD) merupakan upaya pemerintah yang bermuara pada program Pengentasan kemiskinan yang dilaksanakan melalui strategi pemberdayaan sebagai investasi modal sosial menuju pembangunan yang berkelanjutan. Artinya program yang diprakarsai pemerintah ini pada akhirnya diharapkan dapat menjadi program Pengentasan kemiskinan yang tumbuh atas inisiatif dan prakarsa masyarakat sendiri, dan didukung oleh pemerintahnya maupun kelompok-kelompok peduli, organisasi-organisasi masyarakat sipil dan dunia usaha yang ada. Pengertian PPKD itu sendiri adalah singkatan dari Proyek Pengentasan Kemiskinan di Pedesaan/Pekon. Program Pengentasan Kemiskinan Desa (PPKD) merupakan salah satu proyek nasional yang dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia dalam rangka menanggulangi berbagai persoalan kemiskinan yang terjadi di masyarakat, khususnya bagi masyarakat yang tinggal di wilayah Pedesaan/Pekon. Program Pengentasan Kemiskinan Desa (PPKD) dilaksanakan untuk mempercepat upaya Pengentasan kemiskinan yang tidak hanya bersifat reaktif terhadap keadaan darurat akibat kemiskinan yang berkelanjutan tetapi juga bersifat strategis. Misi dari Program Pengentasan Kemiskinan Desa (PPKD) yaitu membangun masyarakat mandiri yang mampu menjalin kebersamaan dan sinergi dengan pemerintah maupun kelompok peduli setempat dalam menanggulangi kemiskinan secara efektif dan mampu mewujudkan terciptanya lingkungan permukiman yang tertata, sehat, produktif dan berkelanjutan. (Buku Pedoman Umum PPKD, 2005)

6 Pengelolaan PPKD ini diserahkan langsung kepada masyarakat melalui Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM). Pendekatan yang digunakan dalam program ini adalah pemberdayaan masyarakat, yang berarti partisipasi masyarakat sangat dibutuhkan dalam pelaksanaannya. Masyarakat penerima bantuan diberikan kebebasan dalam menentukan kegiatan yang akan dilaksanakan atas dasar kesepakatan melalui musyawarah (Musrenbang). Sasaran bantuan langsung masyarakat (BLM) berupa dana pinjaman bergulir adalah masyarakat Kelurahan/Pekon pada umumnya dan warga miskin pada khususnya menurut kriteria kemiskinan setempat yang disepakati warga dan masyarakat yang mempunyai usaha guna membantu dan meningkatkan pendapatan dan taraf hidup perekonomian sehingga kesejahteraan hidup dapat tercapai. Dalam pelaksanaan program PPKD adalah melalui penerapan konsep Tridaya, yaitu : Perlindungan lingkungan (environmental protection), pengembangan masyarakat (Social Development), dan pengembangan ekonomi (economic development). Dalam suatu wilayah Pedesaan/Pekon terdapat beberapa Kelurahan/Pekon yang mendukung dalam proses pembangunan wilayah tersebut. Karena Kelurahan/Pekon merupakan ujung tombak dalam pelaksanaan pembangunan nasional secara keseluruhan. Undang-undang No.32 tahun 2004 menyebutkan Desa / Kelurahan merupakan kesatuan masyarakat hukum yang memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dalam system pemerintahan nasional dan berada di daerah kabupaten.

7 Kelurahan/Pekon merupakan ujung tombak dalam pelaksanaan pembangunan nasional secara keseluruhan. Hal ini perlu adanya peningkatan kesejahteraan yaitu dengan meningkatnya pendapatan dari warga Kelurahan/Pekon sebagai tolak ukur dari keberhasilan pemerataan pembangunan kota selama ini. Program Pengentasan Kemiskinan Desa (PPKD) telah dilaksanakan di Provinsi Lampung sejak bulan Agustus tahun 2006 yang telah mencakup 106 Kelurahan/Pekon. Dalam realisasinya, program PPKD Provinsi Lampung terdapat di 4 Kabupaten/kota yaitu Bandar lampung, Tanggamus, Lampung Timur, Lampung Utara. Wilayah yang menjadi sasaran penelitian ini adalah Desa/Pekon Adiluih Kecamatan Adiluih Kabupaten Pringsewu. Dipilihnya Kabupaten Pringsewu sebagai tempat pengambilan sampel karena berdasarkan data tahun 2012 Kabupaten Kabupaten Pringsewu merupakan kabupaten yang mempunyai jumlah penduduk miskin ketiga di provinsi Lampung yaitu sebanyak 371.800 jiwa.dari total jumlah penduduk miskin yaitu 1.661.700 jiwa. Di tahun 2012 Kabupaten Pringsewu menjadi penyumbang terbesar jumlah Rumah Tangga Miskin (RTM) di Provinsi Lampung yaitu sebanyak 13.493 RTM. disamping itu berdasarkan data tahun 2012 Kabupaten Pringsewu merupakan Kabupaten yang memiliki jumlah penduduk terbanyak kedua setelah Kota Bandar lampung kegiatan ekonomi masyarakatnya yang beralih dari sektor pertanian kesektor perdagangan dan jasa yang mencapai 49,62 % dibandingkan dengan kegiatan ekonomi masyarakat di Kabupaten lainnya di Provinsi Lampung.

8 Kemudian penelitian dilakukan di desa/pekon Adiluih karena di Kabupaten Pringsewu hanya memiliki satu buah Kecamatan yang masuk dalam Program Pengentasan Kemiskinan Desa (PPKD) sejak 2011 hingga 2012 dengan memperoleh bantuan langsung berupa dana pinjaman bergulir Program Pengentasan Kemiskinan Desa (PPKD). Dipilihnya lokasi penelitian yaitu Kelurahan/Pekon Adiluih karena beberapa alasan, yang pertama karena berdasarkan data penyaluran dana PPKD 2010, Kelurahan/Pekon Adiluih merupakan Kelurahan/Pekon yang mendapatkan Bantuan dana PPKD paling besar dibandingkan Kelurahan/Pekon yang lain, alasan yang kedua Kelurahan/Pekon Adiluih mempunyai suatu lembaga bernama Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Adiluih Makmur yang merupakan salah satu dari dua puluh dua BKM terbaik dalam pelaksanaan Program PPKD tahun 2012. Penilaian berdasarkan tingkat pengembalian pinjaman yang tercantum dalam laporan perguliran dana PPKD tiap bulannya. Alasan yang ketiga Dipilihnya Kelurahan/Pekon Adiluih karena berdasarkan data yang diperoleh Kelurahan/Pekon ini Penduduknya cukup padat, dan terdapat cukup banyak usaha-usaha mikro, akan tetapi mengalami kendala dalam hal permodalan untuk mengembangkan usaha-usaha mikro tersebut.

9 Tabel 1. Jumlah Peminjam Dana Bergulir ( PPKD) di Kelurahan/Pekon Adiluih Kecamatan Adiluih Kabupaten Pringsewu Tahun (2009 2012). No Tahun Jumlah Peminjam (KSM) Jumlah Peminjam (KK) 1 2009* 60 300 2 2010* 85 425 3 2011 97 485 4 2012 102 510 Sumber : Kelurahan/Pekon Adiluih Kabupaten Pringsewu (*) Kab.Pringsewu bergabung dengan Kab. Tanggamus. Berdasarkan Tabel 1. Dapat diketahui bahwa Program Pengentasan Kemiskinan Desa (PPKD) di Desa/Pekon Adiluih Kecamatan Adiluih Jumlah peminjam dana bergulir PPKD sejak tahun 2009 terus mengalami peningkatan yaitu dari 300 KK pada tahun 2009* menjadi 510 KK pada tahun 2012. Berdasarkan Data Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) sejak masih bergabungnya Kabupaten Pringsewu dengan Kabupaten Tanggamus Program Pengentasan Kemiskinan Desa (PPKD) di Kelurahan/Pekon Adiluih Kecamatan Adiluih diarahkan pada pengembangan kegiatan usaha ekonomi produktif yang meliputi 4 (empat sektor usaha yaitu : Sektor perdagangan, sektor perikanan/tambak, sektor pertanian, dan sektor industri rumah tangga. Jumlah masyarakat peminjam dana PPKD di Kelurahan/Pekon Adiluih Kecamatan Adiluih pada tahun 2012 telah berjumlah 510 KK yang meliputi 4 (Empat sektor dan bidang usaha).

10 Tabel 2. Keadaan Pendapatan Perbulan dari 25 KK Peminjam Bantuan Dana Bergulir ( PPKD) di Kelurahan/Pekon Adiluih Kecamatan Adiluih Kabupaten Pringsewu Tahun 2012. No Pendapatan / Bulan Kategori Frekuensi (%) 1 Rp 1000.000 ke atas Tinggi 3 12 2 Rp 500.000 1000.000 Sedang 7 28 3 Rp < 500.000 Rendah 15 60 Jumlah 25 100 Sumber : Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Kabupaten Pringsewu 2013 Berdasarkan pada Tabel 2. Maka dapat diketahui bahwa dari 25 orang (KK) yang memanfaatkan dana bantuan PPKD didapati 60 % berpendapatan di bawah Rp. 500.000,00. Adanya bantuan dari PPKD tersebut masyarakat dapat dibina untuk meningkatkan taraf hidupnya melalui jenis usaha yang dikelola. Modal yang diolah masyarakat memang tidak sepenuhnya dari pinjaman PPKD, tetapi sebagian merupakan modal sendiri. Jadi sifat dari pinjaman PPKD merupakan perangsang bagi masyarakat yang memperbesar skala usahanya. Klasifikasi pendapatan yang dikemukakan oleh pengurus PPKD Kelurahan/Pekon Adiluih menunjukan bahwa masih banyak warga masyarakat peminjam dana Bantuan PPKD yang belum secara maksimal mengembangkan usahanya melalui modal usaha yang dipinjam. Adapun program PPKD ini merupakan bentuk pengeluaran pemerintah adalah pemberian subsidi yang diharapkan dapat mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Subsidi yang diberikan berupa Bantuan Langsung Masyarakat (dana pinjaman bergulir) ini bisa dikatakan berhasil apabila masyarakat yang menerima manfaat dari subsidi tersebut mampu meningkatkan kesejahterahan dan memberikan manfaat

11 maksimal kepada masyarakat khususnya masyarakat miskin yaitu peningkatan pendapatan usaha masyarakat. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul: Analisis pengaruh Program Pengentasan Kemiskinan Desa (PPKD) Terhadap Pendapatan Usaha Kecil di Desa/Pekon Adiluih Kabupaten Pringsewu Tahun 2012. B. Perumusan Masalah Berdasarkan penjelasan dari latar belakang, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah : Bagaimana Dampak Bantuan Langsung Masyarakat (dana pinjaman bergulir) Program Pengentasan Kemiskinan Desa (PPKD) Terhadap Peningkatan Pendapatan Usaha Kecil di Kelurahan/Pekon Adiluih Kecamatan Adiluih Kabupaten Pringsewu Tahun 2012? C. Tujuan Penulisan 1. Untuk mengetahui Dampak bantuan langsung masyarakat (dana pinjaman bergulir) Program Pengentasan Kemiskinan Desa (PPKD) terhadap peningkatan pendapatan usaha kecil di Kelurahan/Pekon Adiluih Kecamatan Adiluih Kabupaten Pringsewu tahun 2012.

12 D. Kerangka Pemikiran Dalam proses Pembangunan Disebutkan bahwa Salah satu peran pemerintah yang sangat penting adalah peran distribusi. Peran distribusi merupakan peranan pemerintah dalam mendistribusikan sumber daya, kesempatan dan hasil-hasil ekonomi secara adil dan wajar. Dalam hal ini, peran distribusi terwujud melalui peran pemerintah dalam pemberian bantuan langsung masyarakat berupa dana pinjaman bergulir terhadap masyarakat miskin. Pengeluaran negara dalam bentuk upaya pemindahan kekayaan kepada individu untuk kesejahterahan disebut transfer pemerintah (goverment transfer payment). Subsidi masuk dalam kategori pengeluaran rutin pemerintah, menurut Suparmoko subsidi merupakan salah satu bentuk pengeluaran pemerintah yang juga diartikan sebagai pajak negatif yang akan menambah pendapatan mereka yang menerima subsidi atau mengalami peningkatan peningkatan pendapatan riil apabila mereka mengkonsumsi atau membeli barangbarang yang disubsidi oleh pemerintah dengan harga jual yang rendah. Agar dapat tercapainya maksud serta peran tersebut maka pembanguan dilaksanakan secara merata ke seluruh wilayah tanah air baik di daerah perkotaan maupun sampai daerah Pedesaan/Pekon dengan maksud agar hasil pembangunan dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat yang bertujuan mengentaskan kemiskinan. Kemiskinan pada dasarnya bukan hanya permasalahan ekonomi tetapi lebih bersifat multidimensional dengan akar permasalahan sistem ekonomi dan politik. Dimana masyarakat menjadi miskin karena adanya kebijakan ekonomi dan politik yang kurang menguntungkan mereka, sehingga mereka tidak memiliki akses yang

13 memadai yang menuju sumber sumber daya yang dibutuhkan untuk menyelenggarakan hidup secara layak. Akibatnya mereka hidup dibawah standar, baik dari aspek ekonomi, aspek pemenuhan kebutuhan fisik, aspek sosial, dan secara politik pun tidak memiliki sarana untuk ikut dalam pengambilan keputusan penting yang menyangkut hidup mereka. Dalam sistem perencanaan pembangunan yang tersentralistik, pemerintah pusat memandang penting untuk membuat perencanaan program yang terintegrasi dan bersifat koordinatif dengan pemerintah di daerah. Penerapan Program Pengentasan Kemiskinan Desa (PPKD) dilaksanakan sejak tahun 1999 sebagai suatu upaya pemerintah untuk membangun kemandirian masyarakat dan pemerintah daerah dalam menanggulangi kemiskinan secara berkelanjutan. Program ini sangat strategis karena menyiapkan landasan kemandirian masyarakat berupa lembaga kepemimpinan masyarakat yang representatif, mengakar dan kondusif bagi perkembangan modal sosial masyarakat di masa mendatang serta menyiapkan program masyarakat jangka menengah dalam Pengentasan kemiskinan yang menjadi pengikat dalam kemitraan masyarakat dengan pemerintah daerah dan kelompok peduli setempat. Lembaga kepemimpinan masyarakat yang mengakar, representatif dan dipercaya tersebut (Badan Keswadayaan Masyarakat atau disingkat dengan BKM) dibentuk dalam rangka peningkatan kwalitas dan peran aktif masyarakat secara langsung dalam proses perencanaan, pengendalian, pemeliharaan serta pengembangan hasil-hasil pembangunan.

14 Tujuan dari bantuan langsung masyarakat (dana pinjaman bergulir) PPKD adalah untuk meningkatkan keadaan perekonomian masyarakat Kelurahan/Pekon. Sedangkan sasaran dari bantuan langsung masyarakat (dana pinjaman bergulir) adalah masyarakat Kelurahan/Pekon pada umumnya dan warga miskin pada khususnya menurut kriteria kemiskinan setempat yang disepakati warga. Kondisi ini dapat terwujud apabila proses-proses pemberdayaan masyarakat melalui berbagai intervensi khususnya melalui Program PPKD sebagai suatu proses transformasi sosial dari masyarakat miskin menuju masyarakat madani telah dilaksanakan secara konsisten dan tepat, sehingga mampu mendorong gerakan masyarakat dan gerakan kemitraan dalam Pengentasan kemiskinan secara mandiri dan berkelanjutan. Untuk berhasilnya pelaksanaan program bantuan langsung masyarakat (dana pinjaman bergulir) program PPKD, maka selain mekanisme pelaksanaan program PPKD dilakukan secara sistematis dalam arti sesuai dengan langkah pelaksanaan bantuan langsung masyarakat (dana pinjaman bergulir) program PPKD, juga dapat dilihat berdasarkan peningkatan jumlah pendapatan dari masyarakat penerima bantuan langsung masyarakat (dana pinjaman bergulir) pada tiap periode. Sebaliknya bila pelaksanaan tidak sesuai dan jumlah penghasilan masyarakat penerima bantuan langsung masyarakat (dana pinjaman bergulir) program PPKD tidak mengalami peningkatan atau bahkan mengalami penurunan jumlah pendapatan, maka program ini memerlukan adanya perubahan metode yang lebih baik atau bila perlu dihentikan. Tingkah pendapatan pada umumnya digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan

15 dalam melakukan suatu kegiatan. Dengan demikian tingkat pendapatan merupakan suatu pendekatan yang digunakan untuk melihat keberhasilan atau tidaknya tujuan atau program yang ditentukan. E. Hipotesis Berdasarkan latar belakang, permasalahan, tujuan penulisan dan kerangka pemikiran yang telah dikemukakan, maka hipotesisnya adalah diduga pemberian bantuan langsung masyarakat (dana pinjaman bergulir) program Pengentasan keniskinan di Pedesaan/Pekon ( PPKD) memberikan peningkatan pendapatan rata-rata usaha Masyarakat di Kelurahan/Pekon Adiluih Kecamatan Adiluih Kabupaten Pringsewu. F. Sistematika Penulisan Penulisan ini terdiri dari lima bab, meliputi: I. Pendahuluan yang berisi tentang Latar Belakang, Rumusan masalah, tujuan penelitian, kerangka pemikiran, hipotesis, dan sistematika penulisan. II. Tinjauan Pustaka yang berisi tentang teori-teori yang berhubungan dengan penulisan ini. III. Metodelogi Penelitian meliputi alat analisis dan gambaran umum Kelurahan/Pekon Adiluih Kecamatan Adiluih Kabupaten Pringsewu. IV. Hasil perhitungan dan pembahasan. V. Simpulan dan Saran Daftar Pustaka Lampiran