BAB I PENDAHULUAN. Salah satu penyebabnya adalah faktor ekonomi keluarga. tanpa dukungan dana yang cukup. Menurut Peraturan Pemerintah No 48, tahun

dokumen-dokumen yang mirip
BUPATI MADIUN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG

Pembiayaan Pendidikan Perspektif PP 48 Tahun 2008 dengan Perpres 87 Tahun Bahan Kajian

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN UNTUK RAKYAT

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu kunci penanggulangan kemiskinan dalam jangka

GAMBARAN UMUM BOS KETERKAITAN DENGAN RNCANA KERJA & ANGGARAN SEKOLAH (RKAS)

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta akhlaq mulia dalam rangka

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENDANAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu kunci penanggulangan kemiskinan

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan Nasional

BUPATI TAPIN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG PEMBEBASAN BIAYA PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINJAI,

BUPATI PONOROGO PERATURAN BUPATI PONOROGO NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG

KOMPILASI POIN-POIN PENTING ATURAN TENTANG PEMBIAYAAN PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. dapat dikatakan bahwa organisasi tersebut efektif. Sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Bertaraf Internasional sejak tahun pelajaran 2008/2009 (4 tahun)

BAB I PENDAHULUAN. akan dilakukan perubahan dari dana APBN menjadi dana perimbangan. yang dilakukan melalui mekanisme transfer ke daerah dalam bentuk

KEBIJAKAN PROGRAM BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) Tahun Kementerian Pendidikan Nasional Jakarta, 2011

BUPATI PENAJAM PASER UTARA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang ingin sekolah tapi terbentur dengan biaya. Anak-anak banyak yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

DORONGAN BELAJAR SISWA PASCA PEMBERIAN BOS TESIS

BAB I PENDAHULUAN. (SISDIKNAS), penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP),

BAB V PEMBIAYAAN PENDIDIKAN TAMAN KANAK-KANAK DAN SEKOLAH DASAR

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK HOTEL

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian Pendidikan merupakan hak setiap warga negara (UUD 1945 Pasal 29)

I. PENDAHULUAN. Penetapan Peraturan kepala daerah telah diatur dalam Undang-Undang Republik

BUPATI KEPULAUAN YAPEN

PENGELOLAAN SUMBER DANA PENDIDIKAN DASAR. (Studi Situs SDN Todanan 1) TESIS

WALIKOTA BLITAR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PROGRAM RINTISAN WAJIB BELAJAR 12 TAHUN WALIKOTA BLITAR,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia saat ini tidak terlepas dari masalah dalam upaya

BAB I PENDAHULUAN. cukup mendasar, terutama setelah diberlakukannya Undang-Undang Republik

BUPATI ALOR PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH PADA JENJANG PENDIDIKAN DASAR

BAB I PENDAHULUAN. Gorontalo sesuai dengan tuntutan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 dan

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi sektor publik yang disertai adanya demokratisasi menjadi

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN. yang bernama komite sekolah (SK Mendiknas Nomor 044/U/2002). karena pembentukan komite sekolah di berbagai satuan pendidikan atau

BAB 1 PENDAHULUAN. transparansi publik. Kedua aspek tersebut menjadi hal yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan potensi diri. Hal ini mengindikasikan bahwa pendidikan dapat. atau memproduksi sumber daya manusia yang berkualitas.

PENJELASAN ATAS RANCANGANPERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK RESTORAN

IV. DINAMIKA PENDIDIKAN DASAR

P E R A T U R A N D A E R A H

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PROGRAM PRIORITAS PADA JENJANG PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

LANDASAN IMPLEMENTASI MBS

BAB I PENDAHULUAN. diwujudkan pemerintah dalam Undang-Undang No. 32 dan No. 33 tahun dengan potensi unggulan dan karakteristik daerah.

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), oleh karena itu

MANAJEMEN KEUANGAN 1/15/2010. Afid Burhanuddin, M.Pd Pendiri Republik -UUD 45 -Pasal 31. Kurikulum. Sarana & Prasarana

BAB I PENDAHULUAN. keinginan pemerintah dan kebutuhan masyarakat. Paradigma baru manajemen

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM SEKOLAH GRATIS DI PROVINSI SUMATERA SELATAN

PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 21 TAHUN 2015 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. menghasilkan suatu kebijakan otonomi daerah dan desentralisasi fiskal.

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG PENDIDIKAN GRATIS

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi desentralistik dengan memberikan otonomi yang seluas-luasnya pada

BAB I PENDAHULUAN. Beralihnya masa orde lama ke orde baru telah menimbulkan banyak. perubahan baik dalam segi pemerintahan, ekonomi dan politik.

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia yang pada umumnya wajib dilaksanakan. globalisasi, maka pendidikan juga harus mampu menjawab kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Daerah yang berkaitan dengan kedudukan, fungsi dan hak-hak DPRD, menangkap aspirasi yang berkembang di masyarakat, yang kemudian

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG

I. PENDAHULUAN. aparatur pemerintah dan kalangan-kalangan yang memiliki akses kekuasaan.

I. PENDAHULUAN. Pelaksanaan pembangunan daerah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak bergulirnya gelombang reformasi, otonomi daerah menjadi salah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, serta efisiensi manajemen pendidikan dalam menghadapi tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. yang luas, nyata dan bertanggung jawab Kepada Daerah secara profesional. Hal

PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 21 TAHUN 2009

MODEL PENGELOLAAN BIAYA SEKOLAH GRATIS DI SMK EKS RSBI

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu kunci dalam peningkatan taraf hidup sebuah

BAB I PENDAHULUAN. mengamanatkan bahwa pemerintah daerah, yang mengatur dan mengurus

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan sektor publik yang disertai adanya tuntutan demokratisasi. menjadi suatu fenomena yang umumnya sering terjadi.

BUPATI CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PEMBEBASAN BIAYA PENDIDIKAN DASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara pemerintah, sekolah,

Oleh: Prof. Dr. H. Sofyan Sauri, M.Pd

Desentralisasi fiskal merupakan kewenangan yang diberikan pemerintah. pusat kepada daerah yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas pelayanannya

BUPATI TANAH BUMBU PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun

RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI)

PEMERINTAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR PENDIDIKAN GRATIS

BAB I PENDAHULUAN. mengubah pengetahuan, keterampilan dan sikap serta tata laku seseorang atau

I. PENDAHULUAN. dengan proses peningkatan kualitas sumber daya manusia itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. memburuk, yang berdampak pada krisis ekonomi dan krisis kepercayaan serta

BAB I PENDAHULUAN. Keuangan pada tahun Pelaksanaan reformasi tersebut diperkuat dengan

Dinamika Sosial Dalam Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah Untuk Meningkatkan Kualitas Pendidikan Pada Satuan Pendidikan Pada Era Otonomi Daerah

BAB I PENDAHULUAN. Krisis moneter di Amerika Serikat, menjadikan negara Indonesia juga

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan suatu bangsa dan Negara yang otentik

BAB I PENDAHULUAN. bernegara di Republik Indonesia. Salah satu dari sekian banyak reformasi yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan adalah sebuah salah satu upaya dalam mencerdaskan. kehidupan bangsa. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional juga

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia telah diatur di dalam Undang-Undang Dasar

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Awal diterapkannya otonomi daerah di Indonesia ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia. Pendidikan juga merupakan sarana paling strategis

BAB I PENDAHULUAN. maka daerah akan lebih paham dan lebih sensitif terhadap kebutuhan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. investasi. Dengan demikian nilai modal ( human capital ) suatu bangsa tidak hanya

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Undang-undang Dasar 1945 bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan yang layak. Saat ini belum semua warga negara Indonesia bisa merasakan pendidikan yang layak, dengan berbagai penyebab. Salah satu penyebabnya adalah faktor ekonomi keluarga. Dalam penyelenggaraan pendidikan tidak dapat berjalan dengan baik tanpa dukungan dana yang cukup. Menurut Peraturan Pemerintah No 48, tahun 2008, biaya pendidikan meliputi: biaya satuan pendidikan, biaya penyelenggaraan dan/atau pengelolaan pendidikan, dan biaya pribadi peserta didik. Masih menurut Peraturan Pemerintah No 48 tahun 2008, bahwa pendanaan pendidikan menjadi tanggung jawab bersama antara Pemerintah, Pemerintah Daerah dan Masyarakat. Masyarakat yang dimaksud PP tersebut adalah Penyelenggara atau satuan pendidikan yang didirikan masyarakat, peserta didik, orang tua atau wali peserta didik, dan pihak lain yang mempunyai perhatian dan peranan dalam bidang pendidikan. 1

2 Biaya memiliki peranan yang sangat menentukan dalam penyelenggaraan pendidikan. Tanpa didukung biaya yang memadai, proses pendidikan tidak akan berjalan dengan baik, sehingga hasil pendidikan juga tidak maksimal. Biaya pendidikan merupakan salah satu komponen pendukung proses pendidikan yang sangat penting. Setiap upaya pencapaian tujuan pendidikan, baik tujuan yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif, biaya pendidikan memiliki peranan yang sangat menentukan. Hampir tidak ada upaya pendidikan yang dapat mengabaikan peranan biaya, sehingga dapat dikatakan bahwa tanpa biaya proses pendidikan terutama di sekolah tidak akan berjalan dengan baik. Biaya (cost) pada pendidikan dasar dan menengah memiliki cakupan yang luas, yakni semua jenis pengeluaran yang berkenaan dengan penyelenggaraan pendidikan, baik dalam bentuk uang maupun barang dan tenaga. Tahun 2004, telah diterbitkan UU no 32 tahun 2004 dan UU no 33 tahun 2004, tentang otonomi daerah, oleh pemerintah pusat. Dengan adanya UU no 32 tahun 2004 dan UU no 33 tahun 2004 ini, diharapkan dapat memacu kemajuan daerah sesuai dengan karakteristiknya masing-masing. Dengan otonomi daerah, pemerintah daerah diberi kewenangan untuk membangun daerah di berbagai bidang, termasuk pendidikan. Seiring pelaksanaan otonomi daerah, penyelenggaraan pendidikan tidak lagi sentralistik, tetapi desentralistik.

3 Implikasi diberlakukannya kebijakan desentralisasi pendidikan, membuat para pengambil keputusan sering kali mengalami kesulitan dalam mendapatkan referensi tentang komponen biaya pendidikan, terutama di daerah. Permasalahan tersebut dirasakan sejak dimulainya pelaksanaan otonomi daerah yang juga meliputi bidang pendidikan. Masalah pembiayaan sangat menentukan kesuksesan program manajemen berbasis sekolah (MBS) dan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) yang saat ini diberlakukan transisi dengan pemberlakuan Kurikulum 2013. Di Kabupaten Karanganyar, lewat Keputusan Bupati Karanganyar pada tahun 2014 diberlakukan program Sekolah Gratis. Pemberlakuan program sekolah gratis di Karanganyar diikuti dengan program pemberian bantuan operasional sekolah dari APBD yang dikenal dengan nama BOS Daerah. Program sekolah gratis di kabupaten Karanganyar berlaku untuk sekolah negeri dan sekolah swasta yang mampu menyelenggarakan sekolah bebas pungutuan. Bagi sekolah swasta yang belum mampu menyelenggarakan sekolah bebas pungutan masih diperbolehkan memungut biaya dari orang tua/wali siswa sekedar untuk menutup kekurangan anggaran sekolah. Kebijakaan ini diambil mengingat beban biaya antara sekolah negeri sekolah dengan sekolah swasta berbeda. Untuk sekolah negeri tidak terbebani biaya gaji guru dan karyawan, karena sudah dibayar oleh Negara lewat gaji, sedangkan untuk sekolah swasta masih

4 mempunyai beban untuk menggaji guru dan karyawan, terutama guru dan karyawan honorer. Kebijakan Bupati Karanganyar tentang pendidikan gratis, merupakan kebijakan baru untuk wilayah kabupaten Karanganyar. Sehingga dalam mengimplementasikannya masih banyak terjadi perbedaan antara sekolah satu dengan sekolah yang lain, terutama antara sekolah negeri dengan sekolah swasta. Untuk sekolah negeri di Kabupaten Karanganyar bisa dibedakan menjadi dua, yaitu sekolah reguler dan sekolah ex Rintisan Sekolah Berstandar Internasional (RSBI). Realitas sekolah RSBI membutuhkan biaya operasional yang lebih tinggi dari pada sekolah reguler, karena fasilitas yang diberikan oleh sekolah RSBI juga lebih baik daripada sekolah reguler, hal ini bisa dilihat besarnya sumbangan bantuan/spp dari orangtua/wali siswa. SMK Negeri 2 Karanganyar merupakan sekolah ex RSBI yang berada di Kabupaten Karanganyar. Sebagai sekolah ex RSBI SMK Negeri 2 Karangayar membutuhkan dana operasional yang cukup besar. Dengan kebijakan Bupati Karanganyar program sekolah gratis, sekolah-sekolah negeri tidak diperbolehkan melakukan pungutan kepada orang tua/wali murid. Dengan demikian, sumber dana sekolah dari masyarakat (orang tua/wali siswa) ditiadakan. Sebagai sekolah negeri dan ex sekolah RSBI, SMK Negeri 2 Karanganyar tidak diperbolehkan memungut biaya dari orang tua/wali siswa, sedang menurut hasil penelitian

5 Supriadi (2010), untuk SMK Negeri 68 % biaya sekolah adalah dari orangtua/wali siswa. Hal ini, menurut peneliti sangat menarik untuk diteliti mengenai pembiayaan di SMK Negeri 2 Karanganyar. B. Rumusan Masalah Berdasarkan dari latar belakang tersebut di atas, fokus penelitian ini adalah Bagaimana Pengelolaan Biaya sekolah Gratis di SMK Negeri 2 Karanganyar? dari fokus penelitian tersebut dirinci menjadi empat sub-fokus (rumusan masalah) : 1. Bagaimana pengelolaan sumber dana sekolah gratis di SMK Negeri 2 Karangayar? 2. Bagaimana pengalokasian dana sekolah gratis di SMK Negeri 2 Karanganyar? 3. Bagaimana penggunaan/pendistribusian dana sekolah gratis di SMK Negeri 2 Karanganyar? 4. Bagaimana akuntabilitas dana sekolah gratis di SMK Negeri 2 Karanganyar?

6 C. Tujuan Penelitian Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengelolaan pembiayaan pendidikan gratis di SMK Negeri 2 Karanganyar. Pengelolaan pembiayaan sekolah gratis tempat penelitian, diidentifikasi, digambarkan, dikaji secara induktif untuk pemahaman makna dan pengembangan konsep. Sedangkan secara khusus penelitian ini ditujukan untuk mengidentifikasi, menggambarkan, dan mengkaji (1) Pengelolaan sumber-sumber dana sekolah gratis di SMK Negeri 2 Karanganyar, (2) Pengalokasian/penjabaran dana pada RAPBS sekolah gratis di SMK Negeri 2 Karanganyar, (3) Penggunaan/pendistribusian dana sekolah gratis di SMK Negeri 2 Karanganyar, dan (4) Akuntabilitas dana sekolah gratis di SMK Negeri 2 Karanganyar D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini akan memberi sumbangan konseptual, utamanya kepada sekolah-sekolah yang melaksanakan sekolah gratis. Disamping itu, hasil penelitian ini juga akan memberi sumbangan subtansial kepada pemerintah daerah yang menyelenggarakan pendidikan gratis.

7 1. Manfaat Teoritis Secara umum, hasil penelitian ini memberikan sumbangan kepada sekolah-sekolah yang melaksanakan sekolah gratis. Sehingga pelaksanaan sekolah gratis di sekolah-sekolah Karanganyar relatif sama, khususnya yang memeiliki karakter/kekhasan yang sama. Sedangkan secara khusus, hasil penelitian ini menyumbangkan alternatif cara pengelolaan pembiayaan sekolah gratis, sehingga pengelolaan pembiayaan sekolah gratis bisa efektif dan efisien serta akuntabel. 2. Manfaat Praktis Segi praktis, hasil penelitian ini memberi sumbangan kepada sekolah pelaksana sekolah gratis di Kabupaten Karanganyar. Disamping itu hasil penelitian ini bisa sebagai bahan referensi untuk peneliti yang lain, yang meneliti tentang pendanaan pendidikan. Hasil penelitian ini juga sebagai informasi untuk masyarakat (orang tua/wali siswa), sebagai dasar dalam berpartisipasi dalam pendidikan