BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam perkembangan dunia olahraga akhir-akhir ini terutama di Indonesia sedang mengalami kemunduruan, dapat dilihat dari menurunnya prestasi atlet-atlet Indonesia dan bisa dilihat juga dari menurunnya perolehan medali dari berbagai even olahraga internasional yang diikuti negara ini. Padahal pada masa sekarang ini bangsa Indonesia sedang dilanda berbagai masa krisis, baik dalam bidang ekonomi, politik, dan pertahanan keamanan, sehingga pandangan bangsa lain terhadap citra Indonesia menjadi miring. Salah satu sarana yang bisa mengembalikan citra baik negara ini yaitu dengan meningkatkan prestasi atlet Indonesia di even-even internasional. Menurut Prof. Dr. M Furqon Hidayatullah dalam seminar olahraga internasional yang dikutip oleh Sport Globo, Pembangunan olahraga di Indonesia masih perlu peningkatan dan pengembangan lebih lanjut. Karena, di samping harus mengejar ketinggalan dengan negara-negara lain, Indonesia juga masih memiliki berbagai kendala dalam pembinaannya. Terdapat delapan masalah yang dihadapi dunia olahraga Indonesia dalam meningkatkan prestasi atletnya, pertama belum optimalnya kemauan politik pemerintah dalam menangani olahraga. Kedua, pembinaan olahraga belum terarah. Ketiga, lemahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) olahraga. Keempat, belum optimalnya peran lembaga pendidikan tinggi olahraga.kelima, lemahnya peran lembaga/bidang penelitian dan pengembangan olahraga. Keenam, masih terbatasnya sarana dan prasarana olahraga. Ketujuh, masih sulitnya pemanfaatan fasilitas olahraga karena masih terbatas. Kedelapan, masih kaburnya pemahaman dan penerapan pendidikan jasmani dan olahraga. Berdasarkan data dari BAPPENAS, prestasi Pulau Jawa-Bali di bidang olahraga menunjukkan hasil yang menggembirakan. Pulau Jawa-Bali memiliki 1
unggulan hampir pada semua cabang olahraga, seperti atletik, pencak silat, karate, taekwondo, balap sepeda, balap motor, basket, senam, loncat indah, menembak, biliar, renang dan bulutangkis. Pulau Jawa-Bali memiliki keunggulan pada ketersediaan bibit dan atlet unggulan, serta pelatih dan wasit handal. Meskipun demikian, olahraga di Pulau Jawa-Bali masih menghadapi beberapa kendala yaitu semakin berkurangnya ruang terbuka dan sarana dan prasarana olahraga akibat tergusur oleh kepentingan ekonomi. Pada tahun 2011 lalu, Jawa Timur telah mendaftarkan diri untuk menjadi tuan rumah pada ajang pertandingan olahraga tingkat Asia (Asian Games) untuk even tahun 2019 mendatang. Pada persaingan bidding itu, Indonesia bersaing ketat dengan Vietnam. Namun pada tanggal 8 November 2012 lalu, Indonesia harus mengakui kekalahannya atas Vietnam untuk menjadi tuan rumah Asian Games 2019. Hal ini dikarenakan masih belum lengkapnya fasilitas olah raga yang ada di Jawa Timur. Sehingga pada even Asian Games 2023 mendatang, Jawa Timur bertekad untuk ikut bidding lagi. Di Jawa Timur telah memiliki banyak fasilitas olahraga, bahkan yang bertaraf internasional, namun hanya memfasilitasi beberapa cabang olahraga saja. Beberapa kota di Jawa Timur yang telah memiliki fasilitas olahraga yang bertaraf internasional, diantaranya; Surabaya, Gresik, Sidoarjo, Pasuruan, dan Malang. Kota Surabaya, Gresik, Sidoarjo, dan Pasuruan merupakan kota yang terletak di provinsi Jawa Timur bagian utara sedangkan Kota Malang terletak di bagian selatan. Jadi untuk meratakan pembangunan fasilitas olahraga di Jawa Timur, diperlukan pembangunan fasilitas olahraga bertaraf internasional di kota sekitar Kota Malang, yang telah memiliki bandara untuk jaringan mancanegara. Kota Blitar adalah salah satu kota yang terletak di dekat Kota Malang, dimana kota ini merupakan tempat pemakaman presiden pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno. Kota Blitar memiliki atlet-atlet yang berpotensi untuk menambah perolehan medali Indonesia dalam even internasional, khususnya dalam cabang olahraga seni beladiri. Hal ini ditunjukkan dalam perolehan medali emas Kota 2
Blitar dalam even Pekan Olahraga Nasional (PON). Namun dengan prestasi atlet yang demikian, jika tidak didukung dengan fasilitas yang memadai, prestasi atlet seni beladiri Kota Blitar tidak akan berkembang. Sehingga diperlukan sarana fasilitas seni beladiri yang bertaraf internasional untuk menunjang prestasi atlet dan menunjang kebutuhan Jawa Timur akan sarana olahraga beladiri bertaraf internasional untuk memenangkan bidding Asian Games 2023. 1.2 Pengertian Judul dan Gambaran Umum Pengertian judul ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran umum terhadap proyek Martial Art Center di Kota Blitar dengan Pendekatan Arsitektur Metafora yaitu; - Martial, merupakan kata dari bahasa asing yang bermakna berhubungan dengan perang. (www.inbahasa.com) - Art, merupakan kata dari bahasa asing yang bermakna seni. (www.inbahasa.com) - Center, merupakan kata dari bahasa asing senter yang bermakna pusat, tengah, sentral. (Kamus Besar Bahasa Indonesia) - di, merupakan kata perangkai yang menyatakan ada pada suatu tempat; preposisi; kata penunjuk tempat. (Kamus Besar Bahasa Indonesia) - Kota, merupakan daerah permukiman yang terdiri atas bangunan rumah yang merupakan kesatuan tempat tinggal dari berbagai lapisan masyarakat. (Kamus Besar Bahasa Indonesia) - Blitar, merupakan sebuah kota yang terletak di bagian selatan Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Kota ini terletak sekitar 167 km sebelah selatan Surabaya. - dengan, merupakan kata penghubung untuk menerangkan cara (bagaimana terjadinya dan berlakunya). (Kamus Besar Bahasa Indonesia) - Pendekatan, merupakan proses; cara; metode untuk mencapai pengertian tentang masalah penelitian. (Kamus Besar Bahasa Indonesia) 3
- Arsitektur, merupakan seni dan ilmu merancang serta membuat konstruksi bangunan, jembatan, dan sebagainya. (Kamus Besar Bahasa Indonesia) - Metafora, merupakan pemakaian kata atau kelompok kata bukan dengan arti yang sebenarnya, melainkan sebagai lukisan yang berdasarkan persamaan atau perbandingan. (Kamus Besar Bahasa Indonesia) Maka secara umum, Martial Art Center di Kota Blitar dengan Pendekatan Arsitektur Metafora adalah suatu pusat atau tempat yang memberikan sarana fasilitas dan informasi yang lengkap untuk menampung kegiatan pelatihan dan pengembangan seni beladiri yang berada di kawasan Asia khususnya, seni beladiri itu antara lain: anggar, gulat, judo, taekwondo, wushu, karate, dan pencak silat yang terletak di Kota Blitar yang dikaji dengan pendekatan arsitektur metafora. 1.3 Rumusan Masalah Dengan adanya minat masyarakat yang cukup tinggi terhadap seni beladiri yang sudah lama di kenal di Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya perkumpulan olahraga seni beladiri di Indonesia yang diwadahi oleh pengurus besarnya di bawah naungan KONI. Sudah banyak atlet Indonesia yang berprestasi dalam cabang olahraga seni beladiri khususnya pada level nasional maupun internasional. Kota Blitar pun juga memiliki banyak atlet seni beladiri yang berpotensi untuk meraih medali emas di even internasional, namun dengan belum tersedianya sarana berlatih yang memadai yang bertaraf internasional sehingga mengakibatkan kurang berkembangnya prestasi olahraga atlet Kota Blitar di even tersebut. Melihat keadaan di atas, maka dapat dibuat suatu daftar pertanyaan masalah seperti berikut: - Bagaimana membuat martial art center di Kota Blitar yang mampu menjadi sebuah pusat pelatihan, pencarian bakat, dan pengembangan seni beladiri di Kota Blitar khususnya, dan Indonesia pada umumnya yang telah memiliki sarana fasilitas bertaraf Internasional? 4
- Bagaimana menjadikan martial art center ini menjadi tempat yang memiliki fasilitas yang lengkap dan berstandar internasional bagi pemusatan latihan atlet beladiri yang berada di bawah naungan KONI, sehingga diharapkan atlet-atlet yang berlatih di tempat ini mampu meningkatkan kemampuannya yang akan dibarengi dengan meningkatnya pula prestasi yang akan dicapai? - Bagaimana menjadikan martial art center ini sebagai pusat informasi dan kegiatan seni beladiri di Kota Blitar? - Bagaimana menjadikan martial art center ini sebagai landmark Kota Blitar agar Kota Blitar menjadi memorable di mata dunia? 1.4 Tujuan Proyek Tujuan Martial Art Center di Kota Blitar adalah: - Untuk menyeimbangi pembangunan fasilitas olahraga bertaraf internasional di provinsi Jawa Timur. - Untuk memfasilitasi even pertandingan olahraga level internasional. - Untuk mempublikasikan ke Indonesia dan bahkan ke mancanegara bahwa Kota Blitar merupakan salah satu aset wisata Negara Indonesia. Sehingga dapat meningkatkan perekonomian Kota Blitar. - Memberikan suatu wadah khusus bagi kegiatan pelatihan dan pengembangan seni beladiri di Blitar, baik yang sudah dikenal oleh masyarakat dan dibawah naungan KONI maupun yang masih awam, dengan sarana fasilitas pembinaan dan informasi yang lengkap. - Memberikan fasilitas bertanding yang lengkap dan bertaraf internasional dalam cabang seni beladiri yang belum terdapat di Jawa Timur. - Membantu pemerintah Kota Blitar untuk mengatasi minimnya fasilitas olahraga yang lengkap di kota ini. Khususnya fasilitas olahraga seni beladiri. - Memasyarakatkan dan mengenalkan seni beladiri yang masih asing bagi masyarakat Kota Blitar. 5
- Membantu pengurus besar seni beladiri di Indonesia dalam mencarai solusi tempat pemusatan latihan bagi para atlet-atletnya. Sehingga mereka dapat berlatih dengan maksimal, karena ditunjang dengan fasilitas yang lengkap, sehingga prestasi mereka dapat terus meningkat. - Memudahkan masyarakat yang tertarik untuk mencari informasi tentang seni beladiri di Blitar. - Membantu pemerintah kota dalam menyediakan sarana arena pertandingan beladiri dalam skala nasional maupun internasional di Blitar. 1.5 Manfaat Proyek 1.5.1 Bagi Masyarakat Umum: - Tersedianya fasilitas dan informasi yang lengkap tentang seni beladiri di Blitar. - Dengan mempelajari seni beladiri ini diharapkan dapat meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani. 1.5.2 Bagi perkumpulan seni beladiri di Kota Blitar dan pengurus besarnya: - Tersedianya fasilitas yang lengkap ber standar internasional untuk tempat latihan dan mengadakan pertandingan antar perkumpulan, sehingga kegiatan pada perkumpulan seni beladiri menjadi lebih terorganisir. - Dapat meningkatkan prestasi atlet cabang olahraga seni beladiri di Indonesia di bawah naungan KONI baik di tingkat nasional maupun internasional. 1.5.3 Bagi pemerintah Kota Blitar: - Membantu pemerintah untuk memperkenalkan Kota Blitar, karena tempat ini akan banyak dikunjungi oleh para atlet seni beladiri se- Indonesia maupun dari mancanegara. Karena fungsi bangunan ini yaitu untuk memfasilitasi even pertandingan olahraga tingkat nasional maupun internasional. 6
- Dengan adanya pusat sarana seni beladiri ini, pemerintah Kota Blitar terbantu dalam mengatasi permasalahan minimnya ketersediaan tempat sarana dan fasilitas olahraga seni beladiri. 1.6 Sasaran/ Lingkup Pelayanan Sasaran/ lingkup pelayanan martial art center di Kota Blitar adalah untuk semua golongan masyarakat yang ada di Indonesia, khususnya di Blitar yang berminat mempelajari seni beladiri. Fasilitas martial art center di Kota Blitar ini selain diperuntukkan untuk atletatlet seni beladiri nasional dibawah naungan KONI yang mencari tempat pemusatan latihan dan fasilitas untuk even pertandingan berskala nasional maupun internasional dengan sarana dan fasilitas yang lengkap yang berstandar internasional, fasilitas bangunan ini juga diperuntukkan bagi masyarakat umum yang tertarik mempelajari seni beladiri dengan tujuan untuk berolahraga maupun untuk beladiri. Selain itu juga sebagai salah satu sarana untuk memperkenalkan Kota Blitar sebagai salah satu kota wisata di Indonesia. 1.7 Program Kegiatan Program kegiatan utama yang diwadahi dalam sasana beladiri ini adalah program pengenalan, pelatihan, dan pertandingan seni beladiri. Program pengenalan meliputi memberikan pelayanan informasi kepada masyarakat yang memiliki minat dan tertarik dengan seni beladiri dengan menyediakan ruang perpustakaan, dan area informasi. Pada program pelatihan meliputi penyediaan tempat berlatih beladiri dengan sarana dan fasilitas yang lengkap, seperti ruang kebugaran dan area jogging track. Program kegiatan latihan ini selain diperuntukkan untuk pelatihan atlet juga untuk memfasilitasi masyarakat umum yang berminat untuk berlatih dan mempelajari seni beladiri. Di martial art center ini juga menyediakan fasilitas arena bertanding untuk olahraga beladiri dengan jumlah kapasitas penonton pertandingan 3000 penonton. 7
1.8 Metode Pembahasan 1.8.1 Teknik Pengumpulan Data - Studi Komparatif Studi komparatif dilakukan dengan cara melihat dan mengamati langsung tempat-tempat yang sejenis dengan bangunan yang akan direncanakan dan dirancang sehingga menjadi bahan perbandingan ataupun acuan dalam membuat desain yang nantinya merupakan perkembangan dari studi yang telah dilakukan. - Studi Literatur Dengan melihat dan memahami data-data bangunan sejenis meliputi; kebutuhan ruang, besaran ruang, studi aktivitas, sistem struktur, jenis material yang digunakna dan sebagainya. Data-data ini diperoleh melalui buku-buku kepustakaan dan artikel. - Survei Lapangan Pengamatan langsung ke lokasi site yang terpilih. Hal ini bertujuan untuk mengetahui kondisi site sebenarnya sehingga dapat diperoleh data SWOT (strength (potensi yang menjadi pendukung pengadaan martial art center), weakness (kelemahan yang menjadi kendala pengadaan martial art center yang harus diselesaikan), opportunity (kesempatan yang dapat digunakan martial art center agar dapat mengoptimalkan fungsi bangunannya agar menjadi suatu landmark di Kota Blitar), threat (kendala-kendala yang dapat dimanfaatkan dan yang harus dihindari)) 1.8.2 Metode Analisis Dalam proses pengumpulan data, data-data studi banding dari literatur maupun studi langsung (pengamatan/survey langsung) diolah dan dianalisis dan digunakan sebagai landasan teori dalam proses perancangan. Kemudian data-data dari survey kondisi eksisting site dianalisis dan diintegrasikan dengan data-data sebelumnya menjadi sebuah desain 8
Martial Art Center di Kota Blitar yang dapat mewadahi seluruh aktivitas yang berkaitan dengan beladiri; mencari informasi, berlatih, dan bertanding baik di level nasional ataupun internasional serta mampu menampung banyak pengunjung dan penonton. 1.9 Sistematika Pembahasan Bab 1. Pendahuluan Berisi tentang uraian garis besar tema penyusunan laporan Pra Tugas Akhir yang meliputi: Latar Belakang, Pengertian Judul dan Gambaran Umum, Rumusan Masalah, Tujuan Proyek, Manfaat Proyek, Sasaran/ Lingkup Pelayanan, Program Kegiatan, Metode Pembahasan, Sistematika Pembahasan, dan Alur Pikir. Bab 2. Tinjauan Sport Center dan Martial Art Berisi tentang teori-teori tentang sport center dan martial art yang meliputi pengertian, jenis, kegiatan, dan pelaku serta persyaratan ruang untuk mendukung perencanaan dan perancangan. Bab 3. Tinjauan Martial Art Center di Kota Blitar Berisi tentang tinjauan karakteristik, kondisi fisik, rencana tata ruang kota, kebijakan-kebijakan pemerintah, serta potensi Kota Blitar sebagai kota perencanaan Martial Art Center. Bab 4. Pembahasan Masalah dan Analisis Perencanaan dan Perancangan Sport Center Berisi tentang pembahasan masalah data-data yang di analisis berdasarkan aspek-aspek perancangan bangunan. Bab 5. Konsep Perencanaan dan Perancangan Sport Center Berisi tentang program perencanaan dan dasar-dasar eksplorasi bangunan 9
1.10 Alur Pikir Diagram 1.1 Skema perancangan Sumber: hasil analisis (2012) 10