BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan cerminan kehidupan dari masyarakat. Secara alami,

dokumen-dokumen yang mirip
Oleh : Maria Krisnauli Manik Dr. Rosmawaty, M.Pd. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. pendapat Sumardjo (Mursini 2010:17) yang mengemukakan bahwa sastra adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil dalam berbahasa

PEMBELAJARAN MENULIS KREATIF PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE SHOW NOT TELL DI MTs CAHAYA HARAPAN

BAB I PENDAHULUAN. kompetensinya yaitu mengungkapkan keindahan alam dan pengalaman melalui. kreatif puisi berkenaan dengan keindahan alam.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Titik sentral yang harus dicapai oleh setiap kegiatan belajar mengajar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran Bahasa Indonesia menurut Kurikulum Tingkat Satuan

BAB I PENDAHULUAN. baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis. Selain itu, pembelajaran bahasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah salah satu hal terpenting dalam kehidupan manusia karena

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat tepat bagi individu. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia tidak terlepas dari karya sastra,

BAB 1 PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang sangat penting dan harus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia tidak lepas dari hubungan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. kreatif dalam rupa atau wujud yang indah. Pengertian indah, tidak semata-mata merujuk pada

BAB I PENDAHULUAN. proses belajar mengajar yang berlangsung di sekolah. Hal ini dikarenakan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. lisan, sedangkan membaca dan menulis terjadi dalam komunikasi secara tertulis.

BAB 1 PENDAHULUAN. mencakup empat jenis yaitu keterampilan menyimak (listening skill),

BAB I PENDAHULUAN. pemersatu bangsa Indonesia. Selain itu, Bahasa Indonesia juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil berbahasa dan mampu

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari semua bidang studi (BSNP, 2006). Untuk berbahasa dengan baik dan

BAB I PENDAHULUAN. lebih terfokus. Pembelajaran bahasa Indonesia dilakukan dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan

BAB I PENDAHULUAN. menyimak, (2) keterampilan berbicara, (3) keterampilan membaca, dan (4)

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia bertujuan untuk meningkatkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. mudah dipahami oleh orang lain. Selain itu menulis berarti mengorganisasikan

Menulis Puisi dengan Menggunakan Model Pembelajaran Paikem Gembrot

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peranan seorang guru dalam proses belajar-mengajar harus mampu

BAB 1 PENDAHULUAN. daya manusia yang siap menyampaikan maupun menulis teks berita. Menulis teks

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1. Disusun oleh: Ajeng Wulandari A

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kegiatan pembelajaran merupakan suatu proses untuk mencapai kompetensi

berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif serta kemampuan bekerja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia di dunia pendidikan bertujuan agar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Puisi merupakan karya sastra yang mengandung imajinasi. Bahasa yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rizky Ananda Oktaviani, 2015

BAB I PENDAHULUAN. mampu memahami ide, gagasan, maupun pengalaman penulisnya.

BAB I PENDAHULUAN. Pelajaran Bahasa Indonesia memiliki empat aspek keterampilan, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Menulis merupakan suatu aktivitas yang dipengaruhi oleh daya pikir untuk

Oleh Rudiansyah Siregar Dr. Wisman Hadi, M.Hum.

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan atau lebih tepatnya hampir mustahil dilaksanakan. Akibatnya guru

BAB I PENDAHULUAN. berbicara, membaca, dan menulis. keempat keterampilan tersebut memegang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya, belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan kemampuan berbahasa pada siswa. Dari pengajaran sastra, siswa

BAB 1 PENDAHULUAN. kenyataan hal tersebut seringkali tidak terjadi. Pembelajaran menulis cerpen masih dianggap

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. membangun rasa percaya diri, dan sarana untuk berkreasi dan rekreasi. Di

BAB I PENDAHULUAN. dalam arti yang luas. Peranan guru bukan semata-mata memberikan informasi, mempelajari suatu kemampuan dan atau nilai yang baru.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya setiap orang yang belajar bahasa dituntut untuk menguasai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara umum dapat dinyatakan bahwa pembelajaran bahasa Indonesia di

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PHOTO STORY PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 5 PURWOREJO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Membaca tidak hanya sekadar memandangi lambang-lambang tertulis,

BAB I PENDAHULUAN. diri yang kuat untuk menepati apa yang telah direncanakan itu.

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAAN. kaidah-kaidah tata bahasa kemudian menyusunnya dalam bentuk paragraf.

BAB I PENDAHULUAN. menulis seseorang dapat menyampaikan hal yang ada dalam pikirannya.

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan sebuah karya yang bersifat imajinatif yang mengandung nilai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Yanti Wulan Sari, 2013

Oleh : Novita Sari Drs. Syamsul Arif, M.Pd. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu masyarakat dapat dilihat dari perkembangan pendidikannya.

BAB I PENDAHULUAN. berekspresi dan salah satunya adalah menulis puisi. Puisi dalam Kamus Besar. penataan bunyi, irama, dan makna khusus; sajak.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keterampilan berbahasa mencakup empat aspek yakni,

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra secara sungguh-sungguh. Salah satu karya sastra adalah puisi.

BAB I PENDAHULUAN. baik itu puisi maupun prosa (cerita pendek dan novel). Pemilihan sumber bacaan

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan apa yang sedang dipikirkannya. Dengan demikian manusia dapat

2014 PENERAPAN METODE MENULIS BERANTAI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN

BAB I PENDAHULUAN. seorang pendidik yang mempunyai kompetensi, baik kompetensi pedagogik,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional. Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia yang merupakan bahasa nasional mempunyai fungsi

BAB I PENDAHULUAN. oleh siswa. Sastra terbagi menjadi beberapa jenis misalnya puisi, cerpen, novel,

BAB I PENDAHULUAN. diungkapkan dalam karya sastra yang lazim bermediumkan bahasa (Ali. Imron, 2009:1). Karya sastra merupakan kreativitas manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. kelas. Keterampilan menulis puisi wajib dikuasai oleh siswa, hal ini bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. Masalah bahasa dalam dunia pendidikan merupakan peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. berbagi pengalaman, belajar dari yang lain, dan meningkatkan pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Di dalam kurikulum ini terdapat pergeseran model pembelajaran dari

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan menulis merupakan kemampuan yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. terampil menulis, agar mereka dapat mengungkapkan ide, gagasan, ataupun

BAB I PENDAHULUAN. melalui kegiatan menulis seseorang akan mampu mengungkapkan segala pikiran dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Proses pembelajaran bahasa bertujuan untuk memperoleh keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. yang tepat dan terencana dengan strategi pembelajaran yang efektif.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib diajarkan di sekolah. Pembelajaran bahasa

I. PENDAHULUAN. timbulnya kalimat kedua, kalimat kedua menjadikan kalimat ketiga, dan seterusnya. Kalimatkalimat

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menulis merupakan salah satu kompetensi harus dikuasai

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya belajar berbahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu proses pengubahan sikap dan tatalaku

Isnanti Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia. Kata kunci: puisi, teknik peta pasang kata, mengembangkan ide

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan sebaik-baiknya guna mewujudkan harapan dan cita-cita bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. berbahasa (Indonesia) merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran Bahasa Indonesia meliputi empat aspek ketermpilan, yaitu mendengar,

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) memiliki tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa dan Sastra Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran umum

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra. Sebuah karya sastra tidak lepas dari bahasa. dapat dikatakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Siswa memiliki potensi yang sangat besar untuk menulis. Namun perlu

BAB I PENDAHULUAN. Sari Pertiwi, 2014 EFEKTIVITAS MODEL SINEKTIK DENGAN MEDIA FILM PENDEK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari bahasa saja, tetapi juga mempelajari sastra. Menurut Lukens

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan cerminan kehidupan dari masyarakat. Secara alami, sastra sudah menjadi kebutuhan dan kesenangan bagi masyarakat saat ini. Hampir setiap hari kita melakukan kegiatan yang berhubungan dengan sastra, seperti menyanyikan syair lagu, mendengarkan atau membacakan cerita, dan masih banyak lagi kegiatan yang kita lakukan yang berhubungan dengan sastra. Beberapa pendapat ahli mengenai sastra (dalam Mursini, 2011:8), diantaranya : 1. Rene Wellek mengemukakan pendapatnya bahwa literatur sastra adalah kegiatan kreatif sebuah karya seni yang bentuk dan ekspresinya imajinatif. 2. W. H. Hudson mengemukakan bahwa sastra adalah ekspresi dari kehidupan dengan media bahasa yang khas. 3. Jan Van Luxemburg berpendapat bahwa sastra merupakan sebuah ciptaan, sebuah kreasi yang berunsur fiksionalitas, yang merupakan luapan emosi spontan. Pendapat-pendapat mengenai pengertian sastra tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa sastra merupakan sebuah karya dan kreasi yang bersifat fiksi sebagai hasil ekspresi dan imajinasi seseorang. Sastra juga merupakan salah satu komponen materi pembelajaran utama dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Salah satu kajian sastra dalam pembelajaran bahasa Indonesia adalah puisi.puisi merupakan salah satu bentuk sastra yang keindahannya dapat kita lihat dari rangkaian kata-kata yang dalam penulisannya melibatkan emosi, imajinasi, ide, dan kreatifitas seseorang. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dalam silabus menyebutkan bahwa menulis puisi baru dengan memperhatikan bait, rima, dan irama 1

2 merupakan salah satu kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh siswa kelas X SMA. Pembelajaran menulis puisi tidak lagi menjadi pembelajaran asing bagi siswa karena hampir di setiap jenjang pendidikan materi ini diajarkan pada siswa. Namun kesulitan dalam pembelajaran menulis puisi sering dialami siswa. Hal ini dibuktikan dengan hasil belajar siswa pada materi menulis puisi masih rendah. Pengamatan yang dilakukan penulis bersama guru bidang studi bahasa Indonesia SMA Negeri 1 Silaen pada saat PPL-T menunjukkan hasil belajar siswa masih rendah. Penelitian yang pernah dilakukan oleh Denny Efriadi Pratama dengan judul Pengaruh Model Pembelajaran Sinektik terhadap Kemampuan Menulis Puisi oleh Siswa Kelas X SMA Perguruan Gajah Mada Medan Tahun Pembelajaran 2012/2013 menunjukkan skor rata-rata menulis puisi siswa masih tergolong rendahyaitu 6,5 dan ini menunjukkan bahwa pembelajaran menulis puisi harus ditingkatkan. Data lain yang menunjukkan bahwa keterampilan menulis puisi masih rendah dikemukakan oleh Asty Debora Siregar dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh Penggunaan Metode Pancingan Kata Kunci terhadap Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Sigumpar Tahun Pembelajaran 2012/2013. Diketahui bahwa hasil belajar siswa dalam pembelajaran menulis puisi masih tergolong rendah dengan skor rata-rata 6,8. Hasil pengamatan dan penelitian-penelitian di atas memberikan kesimpulan bahwa kemampuan menulis puisi siswa masih rendah atau belum mencapai standar ketuntasan minimal yang sebagian besar mencapai nilai 70-75.

3 Sekolah yang akan menjadi tempat penelitian ini adalah SMA Swasta Budisatrya Medan. Oleh karena itu, penulis terlebih dahulu melakukan observasi terhadap guru bahasa Indonesia dan siswa-siswa kelas X di Swasta Budisatrya Medan. Observasi dilakukan dengan mewawancarai guru bahasa Indonesia dan beberapa siswa kelas X (wawancara terlampir). Hasil wawancara yang dilakukan penulis terhadap guru mata pelajaran juga menyatakan bahwa kemampuan menulis puisi siswa di SMA Swasta Budisatrya Medan juga masih tergolong rendah. Guru tersebut mengatakan siswa kurang tertarik terhadap pembelajaran menulis puisi karena dianggap sebagai pembelajaran yang membosankan dan tidak berguna. Penulis juga mengajukan pertanyaan seputar cara mengajar (model atau metode dalam KBM) yang digunakan guru yang bersangkutan. Jawaban yang diberikan menyimpulkan bahwa guru masih menggunakan model pembelajaran ekspositori yang proses belajar mengajarnya masih dimulai dengan ceramah di awal pelajaran, kemudian dilanjutkan dengan pemberian contoh soal, latihan dan guru memberikan bantuan secara personal, dan diakhiri dengan pemberian tugas rumah. Setelah mewawancarai guru, penulis melakukan observasi terhadap siswa kelas X SMA Swasta Budisatrya Medan untuk melihat motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis puisi di sekolah tersebut. Hasil observasi menunjukkan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis puisi masih kurang. Rasa tidak percaya diri juga menjadi salah satu faktor mereka malas mengikuti pembelajaran menulis puisi. Mereka merasa kesulitan dalam memilih diksi dan merangkainya menjadi baris-baris puisi yang puitis layaknya puisi

4 sastrawan yang sering mereka baca. Hal ini memberikan kesimpulan bagi mereka kalau menulis puisi hanya bisa dilakukan oleh orang yang berbakat. Padahal, kenyataannya hal itu tidaklah benar. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan menulis puisi siswa perlu diperbaiki. Salah satu cara yang dapat dilakukan guna memperbaiki hasil belajar siswa dalam pembelajaran menulis puisi adalah dengan menggunakan teknik yang tepat dan dianggap dapat berpengaruh positif serta mendorong siswa untuk lebih percaya diri dan termotivasi dalam pelaksanaan pembelajaran menulis puisi. Teknik pembelajaran yang dapat diasumsikan sebagai teknik yang tepat adalah teknik menunjukkan bukan memberitahu (show not tell). Teknik menunjukkan bukan memberitahu (show not tell) baik digunakan untuk menggali kemampuan siswa dalam menulis puisi. Sebagai landasannya, teknik menunjukkan bukan memberitahukan (show not tell) ini sudah pernah digunakan dalam penelitian yang dilakukan oleh Dewi Novita Sari dengan judul penelitian Pengaruh Teknik Show not tell terhadap Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi SMA Swasta Budi Agung Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014 dan menunjukkan adanya peningkatan kemampuan menulis karangan deskripsi siswa yaitu 76,75. Sri Winarti juga pernah menggunakan teknik ini dalam penelitiannya yang dituliskan dalam jurnal dengan judul Pembelajaran Menulis Kreatif Puisi dengan Menggunakan Teknik Show not tell di MTs Cahaya Harapan. Penelitian ini juga menunjukkan peningkatan kemampuan menulis puisi siswa yaitu 72. Kedua penelitian ini cukup membuktikan keefektifan

5 penggunaan teknik show not tell dalam proses pembelajaran menulis. Keberhasilan penggunaan teknik show not tell pada kedua penelitian tersebut membuat penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan teknik yang sama namun pada sekolah yang berbeda. Teknik menunjukkan bukan memberitahu (show not tell) merupakan teknik yang mampu membuat siswa menganggap bahwa menulis puisi sebaik para sastrawan itu bukanlah hal yang sulit. Teknik menunjukkan bukan memberitahu (show not tell) yang dikembangkan oleh Rebekah Caplan ini merupakan salah satu teknik yang bisa digunakan dalam kegiatan menulis puisi. Cara kerja teknik ini adalah dengan mengambil bentuk kalimat-kalimat memberi tahu kemudian mengubahnya menjadi paragraf-paragraf yang menunjukkan. Dengan menggunakan teknik ini, siswa tidak akan kebingungan lagi mengembangkan ide mereka menjadi bait-bait puisi yang indah. Mereka akan mengubah ide atapun perasaan mereka menjadi bait-bait puisi indah yang menunjukkan ide ataupun perasaan mereka. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik menggunakan teknik menunjukkan bukan memberitahu (show not tell) dalam pembelajaran menulis puisi. Penelitian yang akan dilakukan penulis berjudul Pengaruh Teknik Menunjukkan Bukan Memberitahu (Show not tell) Terhadap Kemampuan Menulis Puisi oleh Siswa Kelas X SMA Swasta Budisatrya Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014.

6 B. Identifikasi Masalah 1) Kemampuan siswa dalam menulis puisi masih rendah 2) Kurangnya motivasi siswa dalam menulis puisi 3) Guru belum menggunakan teknik yang tepat dalam pembelajaran menulis puisi C. Pembatasan Masalah Pada penelitian ini, penulis membatasi masalah dan memfokuskan permasalahan pada pengaruh teknik menunjukkan bukan memberitahukan (show not tell) dalam meningkatkan kemampuan menulis puisi siswa kelas X SMA Swasta Budisatrya Medan tahun ajaran 2014/2015. D. Rumusan Masalah 1) Bagaimana kemampuan siswa kelas X SMA Swasta Budisatrya Medan dalam menulis puisi sebelum menggunakan teknik menunjukkan bukan memberitahu (show not tell)? 2) Bagaimana kemampuan siswa kelas X SMA Swasta Budisatrya Medan dalam menulis puisi setelah menggunakan teknik pembelajaran menunjukkan bukan memberitahukan (show not tell)? 3) Bagaimana pengaruh teknik menunjukkan bukan memberitahukan (show not tell) terhadap kemampuan siswa dalam menulis puisi kelas X SMA Swasta Budisatrya Medan?

7 E. Tujuan Penulisan Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui kemampuan siswa kelas X SMA Swasta Budisatrya Medan dalam menulis puisi sebelum menggunakan teknik menunjukkan bukan memberitahu (show not tell). 2. Untuk mengetahui kemampuan siswa kelas X SMA Swasta Budisatrya Medan dalam menulis puisi setelah menggunakan teknik menunjukkan bukan memberitahukan (show not tell). 3. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan teknik menunjukkan bukan memberitahukan (show not tell) terhadap kemampuan menulis puisi siswa kelas X SMA Swasta Budisatrya Medan. F. Manfaat Penulisan Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoretis dan praktis kepada pihak antara lain : 1. Manfaat Teoretis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi pendidik maupun calon pendidik untuk menciptakan suasana belajar yang bervariasi dan menyenangkan dengan menggunakan teknik pembelajaran dalam proses belajar mengajar, khususnya dalam pembelajaran menulis puisi, guna meningkatkan kemampuan dan minat siswa.

8 2. Manfaat Praktis a. Bagi Guru 1) Sebagai bahan rujukan bagi guru bidang studi bahasa Indonesia dalam pengajaran menulis puisi dengan memanfaatkan teknik menunjukkan bukan memberitahu (show not tell). 2) Sebagai salah satu alternatif teknik pembelajaran menulis puisi dan bahan bacaan yang dapat memperkaya pengetahuan guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. b. Bagi Siswa 1) Dapat memberi pengetahuan baik berupa teori maupun penerapan teknik menunjukkan bukan memberitahu (show not tell) dalam menulis puisi. 2) Dapat memotivasi siswa untuk meningkatkan kemampuan menulis puisi. c. Bagi Penulis Dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan penulis dan memperkaya wawasan mengenai penggunaan teknik pembelajaran menunjukkan bukan memberitahu (show not tell) sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan menulis puisi siswa.