I. PENDAHULUAN. formal (Mudyahardjo, 2006:6). Hal ini senada dengan yang diungkapkan

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang

I. PENDAHULUAN. Indonesia yang berdasarkan pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945

I. PENDAHULUAN. dianamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau. dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan

I. PENDAHULUAN. dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau perkembangan

I. PENDAHULUAN. Seorang pendidik memiliki peranan yang penting dalam mengembangkan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan sangat penting dalam kehidupan, baik dalam kehidupan. seseorang, keluarga, maupun bangsa dan negara. Kemajuan suatu bangsa

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

I. PENDAHULUAN. Istilah pendidikan mengandung fungsi yang luas dari pemelihara dan

I. PENDAHULUAN. mencapai tujuan tertentu (Sanjaya, 2008:26). Menurut Amri dan Ahmadi. (2010:89) bahwa dalam kegiatan pembelajaran guru harus memahami

I. PENDAHULUAN. pada semua tingkat perlu terus-menerus dilakukan sebagai antisipasi

I. PENDAHULUAN. Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

I. PENDAHULUAN. Kelulusan siswa dalam Ujian Nasional (UN) tingkat SMA/sederajat tahun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran dapat didefinisikan sebagai suatu sistem atau proses

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu usaha masyarakat untuk memajukan peradaban dan pengetahuan. Pendidikan berperan

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) efektif untuk kelompok kecil. Model ini menunjukkan efektivitas untuk berpikir

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang penting dalam kehidupan manusia dan. dilaksanakan semenjak adanya manusia, hakikat pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Padahal metode ceramah memiliki banyak kekurangan. Hal ini sejalan dengan pendapat Sanjaya (2006:145),

I. PENDAHULUAN. sehari-hari. Namun dengan kondisi kehidupan yang berubah dengan sangat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya merupakan salah satu upaya untuk memberikan pengetahuan, keterampilan, dan

I. PENDAHULUAN. cara-cara berkomunikasi yang efektif, sehingga dapat dijadikan sebagai. kemampuan pemahaman konsep terhadap materi yang diajarkan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. yang menggunakan segala sumber daya sesuai dengan perencanaan yang telah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem pernapasan manusia adalah sistem organ yang terjadi dalam tubuh manusia. Pada materi ini siswa

BAB I PENDAHULUAN. siswa SMA Santo Carolus Surabaya. Di sekolah ini siswa cenderung susah untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan aktivitas manusia yang penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia,

I. PENDAHULUAN. proses pembelajaran. Proses pembelajaran merupakan suatu kegiatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. rendah, gambaran ini tercermin dari beragamnya masalah pendidikan yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan mata pelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memainkan peranan yang penting dalam kehidupan dan. kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Penyusunan KTSP mengacu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses aktualisasi peserta didik melalui berbagai

II. TINJAUAN PUSTAKA. juga mengalami sehingga akan menyebabkan proses perubahan tingkah laku pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Jurnal Penelitian Tindakan dan Pendidikan 3(2)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas. Sumber daya manusia yang berkualitas adalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aspek pokok bagi kehidupan suatu bangsa. Kondisi bangsa di masa

I. PENDAHULUAN. mencapai tujuan tertentu (Sanjaya, 2008: 26). keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Proses pembelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. ditumbuhkan dalam diri siswa SMA sesuai dengan taraf perkembangannya.

BAB I PENDAHULUAN. rasa ingin tahu, terbuka, jujur, dan sebagainya (Trianto, 2011). Hakekat IPA

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas biasanya masih berfokus

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya. Pendidikan dapat dikatakan sebagai suatu proses

I. PENDAHULUAN. pesat. Manusia dituntut memiliki keterampilan berpikir kritis, sistematis,

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pendidikan merupakan salah satu bentuk upaya meningkatkan kualitas

I. PENDAHULUAN. tersebut Kosasih Djahiri (dalam Amri dan Ahmadi, 2010: 2) makna bahwa pendidikan harus dilakukan oleh usaha sadar manusia

I. PENDAHULUAN. tugas dan kewajiban guru. Oleh karena itu, seorang guru memerlukan strategi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORI. A. Minat. 1. Pengertian Minat Belajar. Besar kecilnya minat akan mempengaruhi keberhasilan bagi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. dibangun melalui pengembangan keterampilan-keterampilan proses sains seperti

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. IPA atau sains merupakan salah satu ilmu yang mempelajari tentang alam

PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN MATERI OLEH SISWA

commit to user BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. seperti aspek minat, bakat, kemampuan, dan potensi. Sebagai ilmu yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. hidup manusia sebagai makhluk sosial. Pembelajaran kooperatif merupakan. semua mencapai hasil belajar yang tinggi.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Restalina Nainggolan, 2013

I. PENDAHULUAN. pendidikan. Proses pendidikan dipandang sebagai aktivitas yang dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang. memungkinkannya untuk berfungsi secara menyeluruh dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan hampir pada semua aspek kehidupan manusia. Perubahan tersebut

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pengetahuan terhadap siswa sebagai bekal dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Huda (2014) mengatakan bahwa tidak semua belajar kelompok bisa dianggap

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

ABSTRAK. Kata kunci: hasil belajar, model pembelajaran Think-Pair-Share

I. PENDAHULUAN. dan alam sekitar. Biologi sebagai salah satu bidang IPA menyediakan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan demi mencapai suatu keberhasilan. usaha, kemauan dan tekat yang sungguh-sungguh.

I. PENDAHULUAN. kecerdasan, (2) pengetahuan, (3) kepribadian, (4) akhlak mulia, (5)

BAB I PENDAHULUAN. Akan tetapi yang perlu diingat bahwa pendidikan akan berhasil dengan. negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

I. PENDAHULUAN. Dari hasil observasi peneliti, menunjukkan bahwa kondisi pembelajaran mata

Eka Pratiwi Tenriawaru*, Nurhayati B, Andi Faridah Arsal. Program Studi Biologi, Fakultas MIPA Universitas Cokroaminoto Palopo ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. lebih tinggi maupun dalam masyarakat. Saat ini, dunia pendidikan kita masih

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan penting dalam meningkatkan dan mengembangkan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha yang mempunyai tujuan, yang dengan. didik (Sardiman, 2008: 12). Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Bahan pelajaran adalah segala bentuk bahan yang dipergunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai arti yang penting dalam kehidupan. Negara

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan ialah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup serta pendidikan dapat diartikan sebagai pengajaran yang diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal (Mudyahardjo, 2006:6). Hal ini senada dengan yang diungkapkan oleh Syah (2003:10) bahwa pendidikan diartikan sebagai sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan. Dengan kata lain, pendidikan dapat dilakukan secara formal dengan menggunakan metode-metode tertentu sehingga setiap orang dapat memperoleh pengetahuan, pemahaman dan cara bertingkah laku sesuai dengan kebutuhan. Menurut Badan Nasional Pendidikan (BNSP), mata pelajaran Biologi termasuk dalam salah satu cabang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang umumnya memiliki peran penting dalam peningkatan mutu pendidikan. Melihat pentingnya Ilmu Biologi dan peranannya tersebut, maka peningkatan mutu pendidikan harus selalu diupayakan. Jadi, guru bertanggung jawab atas tercapainya hasil belajar peserta didik. Menurut Sanjaya (2008:129) guru

2 dalam merancang persiapan mengajar perlu menyusun strategi pembelajaran yang dirancang secara seksama, salah satunya sesuai dengan tujuan pembelajaran untuk mencapai hasil belajar siswa yang optimal. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi termasuk ilmu biologi membawa dampak pemilihan materi, metode dan media pembelajaran sehingga sistem pembelajaran yang tepat agar dapat meningkatkan pengetahuan peserta didik serta dapat bersaing dalam menanggapi perkembangan sains tersebut. Dewasa ini pembelajaran sains masih didominasi dengan metode ceramah dan kegiatan lebih berpusat pada guru. Efektifitas peserta didik dapat dikatakan mendengarkan penjelasan guru dan mencatat hal-hal yang dianggap penting. Guru menjelaskan sains hanya sebatas produk dan sedikit proses. Salah satu penyebab yang menjadikan alasan adalah padatnya materi yang harus dibahas dan diselesaikan berdasarkan kurikilum berlaku (Anonim a), 2010:3). Saat ini, perhatian pemerintah terhadap masalah pendidikan masih terasa rendah. Gambaran ini tercermin dari beragamnya masalah pendidikan yang terjadi. Hasil belajar siswa masih rendah, pengajar kurang profesional, dan biaya pendidikan yang mahal (Muliani, 2009:1). Dampak dari pendidikan yang buruk itu, pendidikan di negara ini kedepannya makin terpuruk dan belum bisa bersaing dengan negara- negara berkembang lainnya. Dalam pendidikan di sekolah, masalah yang sering dihadapi adalah dari segi proses pembelajaran. Berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak tergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai

3 siswa. Guru dituntut mampu meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah terutama mengenai penguasaan materi pembelajaran siswa sesuai dengan bidang studi yang diajarkan. Harapan yang tidak pernah sirna dan selalu guru tuntut adalah bagaimana bahan pelajaran yang disampaikan guru dapat dikuasai oleh siswa secara tuntas (Djamarah dan Zain, 2006:1). Hasil observasi pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Bukit Kemuning menunjukkan bahwa penguasaan materi oleh siswa masih rendah. Hal ini dapat terlihat dari prestasi belajar siswa yang rendah dibuktikan dengan ratarata nilai siswa pada mata pelajaran biologi materi pokok sistem gerak manusia 60,83 di bawah nilai ketuntasan belajar 65,0. Hal ini mungkin karena model pembelajaran yang digunakan guru masih terpaku pada proses pembelajaran langsung yaitu guru menjelaskan materi pelajaran dan siswa mendengarkan. Selain itu, rendahnya minat baca siswa terhadap buku teks biologi yang diketahui dari data hasil wawancara. Hal ini didukung dengan fakta bahwa siswa memiliki satu buku pegangan berupa LKS dan hanya beberapa orang siswa yang mempunyai buku teks sebagai sumber belajarnya. Selain itu buku teks biologi yang tersedia di perpustakaan sekolah hanya terdapat satu sumber buku saja dan itupun masih jarang digunakan dengan berbagai alasan. Untuk itu perlu adanya terobosan baru dalam memvariasikan bahan ajar yang menarik sebagai salah satu alternatif sumber belajar yang menjadi acuan siswa, dengan harapan dapat meningkatkan minat baca siswa yang terlihat dari kemauan untuk membaca sumber-sumber belajar dan akhirnya berdampak pada meningkatnya prestasi belajar siswa.

4 Berdasarkan permasalahan tersebut, salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan minat baca dan prestasi belajar siswa adalah dengan penggunaan bahan ajar bentuk leaflet. Hasil penelitian Aini (2010 : 54) menyimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan bahan ajar leaflet memiliki pengaruh terhadap peningkatan prestasi belajar pada materi pokok Ekosistem yaitu sebesar 15,74. Leaflet adalah salah satu bentuk bahan ajar cetak yang berisikan rangkuman materi pelajaran yang diambil dari berbagai sumber. Sumber belajar merupakan rangkuman materi baik buku maupun internet yang dijadikan satu dalam bentuk leaflet ini, dengan dilengkapi gambar-gambar serta menggunakan bahasa yang mudah dipahami. Penggunaan bahan ajar leaflet ini dikombinasikan dengan suatu model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS). Arends (dalam Trianto, 2009:81) menyatakan bahwa TPS merupakan suatu cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi kelas. TPS adalah salah satu tipe model pembelajaran kooperatif yang pada pelaksanaannya mengutamakan siswa dalam berbuat untuk menemukan sendiri konsep-konsep materi dalam pembelajaran dengan jalan berfikir (Think), berpasangan (Pair), dan mengemukakan pendapat (Share). Pada pembelajaran kooperatif tipe TPS ini, siswa belajar dengan berpasangan sehingga siswa memiliki kesempatan untuk bertukar pikiran dengan teman sebaya (pasangannya). Dengan berfikir berpasangan maka siswa akan terdorong untuk menemukan dan memahami konsep apabila mereka dapat

5 saling mendiskusikan masalah-masalah tersebut dengan pasangannya. Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif memiliki dampak positif pada peningkatan hasil belajar siswa. Hasil penelitian Pramudiyanti (2006 : 430) menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar sebelum dan sesudah menggunakan model TPS, yaitu meningkat sebesar 83,78%. Sejalan dengan itu, Yulfisa (2007 : 35) menyimpulkan bahwa TPS mampu meningkatkan presentase nilai rata-rata penguasaan konsep siswa dari siklus 1 ke siklus 2 sebesar 13,7% dan siklus 2 ke 3 sebesar 4,4 Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti memandang perlu diadakan penelitian mengenai pengaruh penggunaan bahan ajar leaflet dengan model pembelajaran cooperative tipe TPS terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok sistem gerak manusia kelas XI SMA Negeri 1 Bukit Kemuning T.P. 2012/2013. B. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimanakah pengaruh penggunaan bahan ajar leaflet dengan model pembelajaran TPS terhadap aktivitas belajar siswa kelas XI SMA Negeri 1 Bukit Kemuning pada materi pokok Sistem Gerak Manusia? 2. Bagaimanakah pengaruh penggunaan bahan ajar leaflet dengan model pembelajaran TPS terhadap hasil belajar siswa kelas XI SMA Negeri 1 Bukit Kemuning pada materi pokok Sistem Gerak Manusia?

6 C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengetahui pengaruh penggunaan bahan ajar leaflet dengan model pembelajaran TPS terhadap aktivitas belajar siswa kelas XI SMA Negeri 1 Bukit Kemuning pada materi pokok Sistem Gerak Manusia. 2. Mengetahui pengaruh penggunaan bahan ajar leaflet dengan model pembelajaran TPS terhadap hasil belajar siswa kelas XI SMA Negeri 1 Bukit Kemuning pada materi pokok Sistem Gerak Manusia. D. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah : 1. Bagi peneliti, penelitian ini dapat menjadi suatu pengalaman belajar yang menjadi bekal untuk menjadi calon guru yang profesional. 2. Bagi guru, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam pengembangan pembelajaran biologi dengan suatu strategi yang tepat dan sesuai untuk mengoptimalkan hasil belajar siswa. 3. Bagi siswa dapat mengoptimalkan penguasaan materi Biologi yang dapat dilihat dari hasil belajar ranah kognitifnya.

7 E. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian yaitu : 1. Penelitian ini akan dilakukan pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Bukit Kemuning. 2. Aktivitas belajar adalah serangkaian belajar yang dilakukan oleh siswa yang memiliki potensi dalam diri siswa itu sendiri. Menurut sardiman (2003:98), aktivitas adalah kegiatan yang dilakukan oleh manusia karena manusia memiliki jiwa sebagai sesuatu yang dinamis memiliki potensi dan energi sendiri. 3. Prestasi belajar yang diamati dalam penelitian ini adalah hasil belajar aspek kognitif siswa yang berupa nilai tes awal dan tes akhir pada materi pokok Sistem Gerak. 4. Materi pembelajaran penelitian ini adalah sistem gerak manusia dengan penyampaian materi yang dilakukan dengan menggunakan bahan ajar leaflet. Leaflet adalah bahan cetak tertulis berupa lembaran yang dilipat tapi tidak dimatikan/dijahit. Agar terlihat menarik biasanya leaflet didesain secara cermat dilengkapi dengan ilustrasi dan menggunakan bahasa yang sederhana, singkat serta mudah dipahami. Leaflet sebagai bahan ajar juga harus memuat materi yang dapat menggiring siswa untuk menguasai satu atau lebih KD (Setyono, 2005:19). 5. Penggunaan bahan ajar ini dikombinasikan dengan model pembelajaran kooperatif tipe TPS. Arends (dalam Trianto, 2009:81) menyatakan bahwa think-pair-share merupakan suatu cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi kelas. TPS adalah salah satu tipe model pembelajaran

8 kooperatif yang pada pelaksanaannya mengutamakan siswa dalam berbuat untuk menemukan sendiri konsep-konsep materi dalam pembelajaran dengan jalan berfikir (Think), berpasangan (Pair), dan mengemukakan pendapat (Share). 6. Penelitian ini dibatasi hanya pada satu kompetensi dasar yaitu KD 3.1 Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses serta kelainan yang dapat terjadi pada sistem gerak manusia. F. Kerangka Pikir Berhasil atau tidaknya suatu proses pembelajaran didukung oleh beberapa faktor antara lain media, metode dan pendekatan yang dilakukan oleh guru selama proses pembelajaran. Guru bukan hanya berperan sebagai satusatunya sumber ilmu bagi siswa melainkan sebagai fasilitator yang memfasilitasi siswa dalam mendapatkan ilmu pengetahuan. Peran guru sebagai fasilitator sangat diperlukan, bagaimana upaya menciptakan lingkungan belajar yang mampu mendorong siswa untuk senang dan bergairah belajar. Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh guru adalah dengan memvariasikan bahan ajar sebagai sumber belajar yang dapat menarik perhatian siswa untuk membacanya. Penggunaan leaflet sebagai bahan ajar diharapkan dapat membantu siswa dalam memahami materi pelajaran. Leaflet ini disusun dari beberapa sumber belajar dan dengan bahasa sederhana yang mudah dimengerti siswa serta disisipkan ilustrasi yang mendukung materi pelajaran sehingga mampu

9 menarik minat baca siswa. Selain itu, penggunaan leaflet ini diduga sesuai apabila dikombinasikan dengan model pembelajaran kooperatif tipe TPS dengan langkah-langkah yaitu berpikir, berpasangan, dan berbagi. Kombinasi keduanya tercermin pada fase kedua yaitu menyampaikan materi pelajaran kepada siswa yang dapat dilakukan dengan cara mendemonstrasikan atau lewat bahan bacaan. Bahan bacaan yang dimaksud adalah leaflet yang telah disiapkan oleh guru. Saling berdiskusi dengan teman kelompoknya juga akan menambah pengetahuan siswa karena dalam proses diskusi tersebut terjadi saling tukar pendapat dan gagasan yang muncul dari setiap siswa. Pengalaman belajar ini diharapkan akan membuat siswa lebih termotivasi untuk membangun pengetahuannya. Dan pada akhirnya bahan ajar leaflet ini diharapkan dapat berdampak positif terhadap hasil belajar kognitif dan aktivitas belajar siswa. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pengaruh penggunaan bahan ajar leaflet. Sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar dan aktivitas belajar siswa. X Y 1 Y 2 Keterangan: X : Penggunaan bahan ajar leaflet; Y 1 : Aktivitas belajar siswa, Y 2 : Hasil belajar kognitif siswa Gambar 1. Model teoritis hubungan antara variabel bebas dan terikat

10 G. Hipotesis penelitian Hipotesis dalam penelitian ini adalah : 1. Ada pengaruh penggunaan bahan ajar leaflet dengan model pembelajaran TPS terhadap aktivitas belajar siswa pada materi pokok Sistem Gerak Manusia. 2. H 0 : Tidak ada pengaruh signifikan penggunaan bahan ajar leaflet dengan model pembelajaran TPS terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok Sistem Gerak Manusia. H 1 : Ada pengaruh signifikan penggunaan bahan ajar leaflet dengan model pembelajaran TPS terhadap hasil belajar siswa pada materipokok Sistem Gerak Manusia.