BAB 1 PENDAHULUAN. fisik (Desmita, 2005) yang didukung dengan aktivitas olahraga dan aktivitas

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. dan murah yakni mengkonsumsi minuman penambah energi. Padahal dari segi

BAB I PENDAHULUAN. mengkonsumsi minuman berenergi agar tubuh menjadi segar dan mengatasi

No.Responden FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. atau hipertensi merupakan masalah kesehatan yang serius dan masalah ekonomi

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh perilaku yang tidak sehat. Salah satunya adalah penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. waktu lebih dari tiga bulan. Menurut Brunner dan Suddarth, gagal ginjal kronik. sampah nitrogen lain dalam darah) (Muhammad, 2012).

BAB 1 PENDAHULUAN. Obesitas merupakan pembahasan yang sensitif bagi remaja, semua remaja

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh mereka yang menderita gagal ginjal (Indraratna, 2012). Terapi diet

BAB I PENDAHULUAN. A.1. Latar Belakang. Minuman berenergi termasuk salah satu minuman. suplemen yang mengandung kafein, glukosa, dan taurin

BAB I PENDAHULUAN. bersifat progresif dan irreversible. Dimana kemampuan tubuh gagal untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. situasi lingkungannya, misalnya perubahan pola konsumsi makanan, berkurangnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

FAKTOR-FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA LAKI-LAKI PENGUNJUNG PUSKESMAS MANAHAN DI KOTA SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. jumlah kalori yang dibakar dalam proses metabolisme (Hasdianah dkk, Obesitas juga dapat membahayakan kesehatan (Khasanah, 2012)

BAB I PENDAHULUAN. adalah suatu kondisi terganggunya metabolisme di dalam tubuh karena

BAB I PENDAHULUAN. penyakit infeksi ke penyakit tidak menular ( PTM ) meliputi penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai istilah bergesernya umur sebuah populasi menuju usia tua. (1)

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan metabolisme serta keseimbangan cairan dan elektrolit

BAB 1 PENDAHULUAN. tubuh. Media masa sangat mudah mempengaruhi cara berpikir dan gaya

BAB VI HASIL PENELITIAN. analisis univariat dilakukan untuk menjelaskan karakteristik masing masing

BAB I PENDAHULUAN. Afrian Dhea Fahmi, 2015 HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN GIZI ATLET SQUASH DENGAN POLA MAKAN PASCA KOMPETISI

Mengatur Berat Badan. Mengatur Berat Badan

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular dan penyakit kronis. Salah satu penyakit tidak menular

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kesehatan saat ini sudah bergeser dari penyakit infeksi ke

BAB 1 PENDAHULUAN. Lansia (lanjut usia) adalah seseorang yang usia 65 tahun keatas (Potter

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Insiden hipertensi mulai terjadi seiring bertambahnya usia. Pada

BAB I PENDAHULUAN. Ginjal memiliki peranan yang sangat vital sebagai organ tubuh

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk orang-orang yang sibuk dan suka berperilaku konsumtif. Makanan

BAB I PENDAHULUAN. masih cukup tinggi (Paramurthi, 2014). Pada tahun 2014, lebih dari 1,9 miliar

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan umat manusia pada abad ke 21. Diabetes mellitus (DM) adalah suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak terdeteksi meskipun sudah bertahun-tahun. Hipertensi dapat

BAB I PENDAHULUAN. untuk bereaksi terhadap insulin dapat menurun, dan pankreas dapat menghentikan

BAB I PENDAHULUAN. hidup. Pada manusia, fungsi ini sebagian besar dijalankan oleh ginjal (Brenner,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Sehat menurut WHO adalah keadaan yang sempurna dari fisik, mental,

BAB I PENDAHULUAN. kualitas makanan sehari-hari. Namun, akhir-akhir ini muncul berbagai. garam yang mampu memicu penyakit hipertensi.

BAB I PENDAHULUAN. terus menerus mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari data WHO

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini mampu

BAB I PENDAHULUAN. menghambat kemampuan seseorang untuk hidup sehat. Penyakit penyakit

BAB I PENDAHULUAN. dicapai dalam kemajuan di semua bidang riset DM maupun penatalaksanaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Ginjal merupakan salah satu organ yang memiliki fungsi penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. demografi, epidemologi dan meningkatnya penyakit degeneratif serta penyakitpenyakit

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang terdiri dari orang laki-laki dan orang perempuan.

BAB 1 PENDAHULUAN. otak yang terganggu ( World Health Organization, 2005). Penyakit stroke

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. S DENGAN GANGGUAN SISTEM ENDOKRIN DIABETES MELLITUS PADA Ny.T DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURWOSARI

I. PENDAHULUAN. Senam Aerobik merupakan aktifitas fisik yang mudah dilakukan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. tekanan darah diatas normal yang mengakibatkan peningkatan angka morbiditas

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit degeneratif atau penyakit tidak menular akan terus meningkat

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi adalah tekanan darah tinggi dimana tekanan darah sistolik lebih

BAB I PENDAHULUAN. hiperglikemi yang berkaitan dengan ketidakseimbangan metabolisme

BAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit yang diderita masyarakat telah bergeser ke arah. penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Gagal Ginjal Kronik (GGK) merupakan suatu keadaan klinis

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. primer manusia yang tidak dapat ditinggalkan. Setiap hari manusia membutuhkan makanan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN. bermaksud mengadakan penelitian dengan judul HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG GAGAL GINJAL KRONIK

BAB I PENDAHULUAN. batas-batas tekanan darah normal yaitu 120/80 mmhg. Penyebab hipertensi

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit arteri koroner (CAD = coronary arteridesease) masih merupakan

BAB I PENDAHULUAN. diwaspadai. Hipertensi menjadi masalah kesehatan masyarakat yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. gizi terjadi pula peningkatan kasus penyakit tidak menular (Non-Communicable

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. makanan, berkurangnya aktivitas fisik dan meningkatnya pencemaran / polusi

BAB I PENDAHULUAN. Alkohol merupakan substansi yang paling banyak digunakan di dunia dan tidak

PENGARUH PEMBERIAN DIIT DM TINGGI SERAT TERHADAP PENURUNAN KADAR GULA DARAH PASIEN DM TIPE-2 DI RSUD SALEWANGANG KAB. MAROS

BAB I PENDAHULUAN. pada beban ganda, disatu pihak penyakit menular masih merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah salah satu penyakit. degenerative, akibat fungsi dan struktur jaringan ataupun organ

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bahan makanan yang mengandung berbagai macam zat yang dibutuhkan

Efektivitas Pengobatan Obat Herbal Untuk Diabetes Kering Pada Luka Kaki Penggunaan Obat Herbal Untuk Diabetes Kering

BAB I PENDAHULUAN. didalam tubuh. Kebutuhan zat gizi berkaitan erat dengan masa. perkembangan yang drastis. Remaja yang asupan gizinya terpenuhi

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. A DENGAN MASALAH UTAMA KARDIOVASKULER : HIPERTENSI KHUSUSNYA NY. S DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GROGOL SUKOHARJO

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan kejadian yang tidak asing bagi masyarakat Indonesia karena

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan karakteristik..., Aria Novitasari, FKM UI, Universitas Universitas Indonesia Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak menular) justru semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. dari masa remaja memberikan dampak pada masalah kesehatan. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang lebih dari delapan dekade terakhir. Hipertensi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Mellitus (DM) adalah gangguan metabolisme kronik yang

Diabetes tipe 2 Pelajari gejalanya

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular (World Health Organization, 2010). Menurut AHA (American

BAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun buatan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. disikapi dengan baik. Perubahan gaya hidup, terutama di perkotaan telah

BAB I PENDAHULUAN. dan tempat pelayanan kesehatan (DepKes RI, 2002). paling tepat dan murah (Triyanto & Sanusi, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus adalah penyakit hiperglikemia yang ditandai

BAB I PENDAHULUAN. namun sayang sekali mereka hanya melihat dari segi pengaruh komunikasi,

BAB I PENDAHULUAN. Association, 2013; Black & Hawks, 2009). dari 1,1% di tahun 2007 menjadi 2,1% di tahun Data dari profil

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tyas Kusuma Dewi, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. Sustrani, dkk (2009) dalam Putra (2014) mengatakan hipertensi sering

BAB 1 PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) memperkirakan jumlah penderita hipertensi akan terus meningkat seiring

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan adalah hipertensi. Hipertensi adalah keadaan peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Mellitus (DM) merupakan gangguan metabolisme dengan. yang disebabkan oleh berbagai sebab dengan karakteristik adanya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik yang

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN LARI AEROBIK DAN LATIHAN RENANG TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN

BAB I PENDAHULUAN. Kardiovaskuler (PKV) (Kemenkes RI, 2012). World Health Organization. yang berpenghasilan menengah ke bawah (WHO, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. jumlahnya paling besar mengalami masalah gizi. Secara umum di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. dikenal juga sebagai heterogeneous group of disease karena dapat menyerang

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan masalah yang. ditemukan pada masyarakat baik di negara maju maupun berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Disease: Improving Global Outcomes Quality (KDIGO) dan the Kidney Disease

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa. Pada masa remaja mengalami perkembangan dan pertumbuhan fisik (Desmita, 2005) yang didukung dengan aktivitas olahraga dan aktivitas fisik dengan aktivitas olahraga. Untuk mencegah kelelahan dan sebagai hidup modern alternatif mengkonsumsi minuman suplemen. Padahal dari segi keamanan dan manfaat terhadap kesehatan, diperlukan perilaku atau tindakan remaja saat mengkonsumsi minuman suplemen dengan dosis yang dianjurkan, suplemen natural, dan tanggal kadaluarsa untuk mencegah bahaya serta resiko yang ditimbulkannya (Komlim, 2012). Efek buruk konsumsi minuman suplemen oleh ahli kesehatan terdapat hubungan yang cukup erat dengan meningkatnya resiko komplikasi, khususnya yang menyerang ginjal (Samsu 2012). Menurut hasil berbagai survey minuman suplemen berenergi dikonsumsi oleh remaja sekitar 30-50% remaja dan dewasa muda. Di Amerika survey pada tahun 2007 dilaporkan sekitar 5448 orang mengalami overdosis kafein, 40% diantaranya 46% pada usia dibawah 19 tahun. Seringkali ditemukan kandungan kafein yang tinggi atau bahkan jumlahnya tidak diketahui, minuman ini dilaporkan oleh berbagai asosiasi kesehatan dunia mempunyai dampak kesehatan yang serius khususnya pada anak, remaja dan dewasa muda dengan gejala diabetes, kelainan jantung, gangguan emosi dan gangguan perilaku (Widodo, 2011). Sedangkan di Indonesia, 1

2 menurut data yang diperoleh Business Monitor International (BMI) tahun 2009 produksi minuman energi dalam bentuk cair sebanyak 1,2 triliun liter dan menjadi 1.38 triliun liter pada tahun berikutnya. Adapun total penjualan minuman energi pada tahun 2009 sebesar Rp 16,9 triliun dan bernilai Rp 20,54 triliun pada tahun berikutnya. Berdasarkan data tersebut terlihat jelas peningkatan produksi minuman energi yang tentunya selaras dengan peningkatan minat konsumsi minuman energi pada masyarakat (BMI, 2012 dalam Widyarini 2013). Menurut Walikota Surabaya Tri Rismaharani, trend penderita gagal ginjal kronik tidak lagi didominasi kaum berumur, pada tahun 2013 misalnya, pasien jamkesmas non kuota untuk hemodialisa sebanyak 281 orang, dari data Dinas Kesehatan Surabaya juga menunjukkan jumlah kunjungan pasien GGK di Rumah Sakit dan Puskesmas terus meningkat sejak tahun 2011. Pada tahun 2011 sebanyak 477 kunjungan dan pada tahun 2012 350 kunjungan, pada tahun 2011 pasien GGK usia 25-44 sejumlah 112 orang, usia 45-64 tahun sebanyak 138 dan 65 tahun ke atas sebanyak 227 orang. Sedangakan pada tahun 2012 penderita GGK usia belia yaitu 1-4 tahun sebanyak 3 orang, 5-14 tahun sebanyak 7 orang, yang usia 15-44 tahun 114 orang, 81 orang usia 45-54 tahun, 87 orang usia 55-64 tahun, dan usia lebih dari 65 tahun ada 58 orang (Listyanti, 2013). Pada SMA 1 Muhammadiyah Ponorogo mempunyai 4 buah kantin yang menyediakan minuman suplemen berenergi dan sebagai tempat murid menghabiskan waktu istirahat (Siluk, 2014). Minuman berenergi termasuk kedalam minuman suplemen yang didefinesikan sebagai minuman yang mengandung vitamin, mineral, serta stimulan seperti cafein, guarana, taurin, variasi bentuk gingseng, maltodextrin, carnitine, dan ginkgo biloba (Putriastuti, 2007). Faktor yang

3 mempengaruhi mengkonsumsi minuman suplemen pada faktor intrinsik dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, dan keyakinan. Pada faktor ekstrinsik yang terdiri dari : tingkat ekonomi, pendidikan, pengalaman, iklan, tempat tinggal, lingkungan sosial dan kebudayaan (Lastariwati, 2006). Minuman suplemen yang mengandung taurin dan kafein banyak beredar di pasaran dengan berbagai merek dagang. Tidak sedikit orang yang rajin mengkonsumsi minuman ini tanpa tahu efek samping akibat penggunaan minuman ini. Minuman energi yang dipasarkan di Indonesia tidak mencantumkan indikasi peggunaan dan informasi tentang siapa saja yang cocok meminumnya, selain itu tidak mencantumkan kontra indikasi atau peringatan akan bahaya minuman tersebut (Siswono, 2001 dalam Kurniawati, 2013). Minuman ini berpengaruh terhadap kerja sistem kardiovaskuler, terutama pada otot jantung dan vasokonstriksi pembuluh darah yang menyebabkan peningkatan tekanan darah dan tekanan glomerulus yang akan menyebabkan hipertrofi nefron yang sehat sebagai mekanisme kompensasi dan proteinuria. Kerusakan struktur ginjal tersebut akan menyebabkan kerusakan fungsi ekskretorik maupun non-ekskretorik ginjal dan depresi sumsum tulang pada hiperparatiroidisme sekunder yang akan menurunkan sintesis EPO. Komplikasi GGK pada jangka panjang seperti anemia, steodistofi ginjal, gagal jantung, dan disfungsi ereksi (Alam & Hadibroto: 2008) Pencegahan yang perlu dilakukan remaja agar tidak terjadi efek samping atau mengakibatkan gagal ginjal kronik yaitu berperilaku menghindari minuman suplemen berenergi, menghindari jamu jangka panjang, menghindari obat-obat sembarang (Ernawati, 2011). Perilaku

4 mengkonsumsi suplemen tidak diperlukan selama yang bersangkutan menerapkan gizi seimbang. Asupan gizi yang paling bagus lewat makanan sehari-hari. Suplemen hanya diperlukan oleh berusia lanjut, orang sakit, kurang gizi, atau yang memiliki kelaianan tertentu, seperti kelainan darah atau dalam metabolisme. Perilaku mengkonsumsi minuman suplemenberenergi tidak boleh sembarangan dengan mengkonsumsi suplemen yang natural, memperhatikan unsur tambahan, mengkonsumsi sesuai dosis anjuran yang aman untuk dikonsumsi, memperhatikan tanggal kadaluarsa dan nama produsen serta saran penyimpanan (Noegraha, 2012). Mengkonsumsi suplemen harus hati-hati, terutama bagi para remaja yang masih dalam masa pertumbuhan dan sehat. Tubuh mengalami kelelahan yang diperlukan adalah istirahat, bukan meminum minuman suplemen berenergi, sebab selain mengandung kafein dan karbohidrat, minuman itu yang mengandung taurin yang memblok kerja saraf sehingga memperlambat kerja saraf (Putriastuti, 2007). Berdasarkan fenomena diatas peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana perilaku remaja dalam mengkonsumsi minuman suplemen berenergi di SMA 1 Muhammadiyah Ponorogo. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah, Bagaimana perilaku remaja dalam mengkonsumsi minuman suplemen berenergi di SMA 1 Muhammadiyah Ponorogo?

5 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku remaja dalam mengkonsumsi minuman suplemen berenergi di SMA 1 Muhammadiyah Ponorogo. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis 1. Bagi IPTEK Diharapkan penelitian ini memberikan masukan bagi profesi keperawatan tentang mengkonsumsi minuman suplemen berenergi. 2. Bagi Institusi Pendidikan Sebagai masukan yang berguna khususnya pada keperawatan komunitas dan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam perkembangan kurikulum pendidikan di Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Ponorogo. 3. Bagi Peneliti Hasil penelitian ini dapat membantu atau menambah pengetahuan dan informasi tentang perilaku remaja dalam mengonsumsi minuman suplemen berenergi. 1.4.2 Manfaat Praktis 1. Bagi Remaja Sebagai saran dan informasi pengetahuan yang lebih baik bagi remaja tentang mengonsumsi minuman suplemen berenergi.

6 2. Bagi Peneliti Selanjutnya Sumber data peneliti selanjutnya dengan yang berkaitan dengan minuman suplemen berenergi. 1.5 Keaslian Penulisan 1. Ferry Yulianto (2010) yang berjudul Pengaruh Konsumsi Minuman Suplemen Terhadap Peningkatan Tekanan Darah. Penelitian ini dengan hasil penelitian tekanan darah setelah mengkonsumsi minuman suplemen sebesar 121,13/81,13 mmhg lebih tinggi daripada sebelum mengkonsumsi minuman suplemen sebesar 114,60/75,67 mmhg, yang perbedaannya sangat signifikan (p<0,01). Perbedaan variabel penelitian pada peneliti yang sudah menggunakan variabel pengaruh, peningkatan tekanan darah, sedangkan peneliti menggunakan variabel perilaku, dan remaja. Persamaannya penelitian adalah sama-sama meneliti tentang minuman suplemen, dimana pada penelitian yang sudah dilakukan difokuskan pada Pengaruh, Minuman Suplemen, Tekanan Darah, sedangkan pada penelitian yang akan dilakukan difokuskan pada perilaku, remaja, minuman suplemen. 2. Yosefin Hanna (2009) yang berjudul Hubungan antara konsumsi suplemen vitamin dan mineral, serta minuman energi dengan kebugaran jasmani pada atlet cabang olah raga akuatik di stadion renang Gelora Bung Karno Senayan, Jakarta. Penelitian ini dengan hasil menyarankan agar atlet tidak mengonsumsi suplemen vitamin dan mineral, serta minuman energi karena tidak dapat meningkatkan kebugaran jasmani atlet tersebut. Perbedaan variabel penelitian pada peneliti yang sudah menggunakan variabel hubungan, kebugaran jasmani pada atlet cabang olah raga akuatik, sedangkan peneliti menggunakan variabel perilaku, dan remaja,

7 Persamaan penelitian adalah sama-sama meneliti dengan variabel minuman suplemen, dimana pada penelitian yang sudah dilakukan difokuskan pada suplemen vitamin dan mineral, minuman energy, kebugaran jasmani, sedangkan pada penelitian yang akan dilakukan difokuskan pada perilaku, remaja, minuman suplemen. 3. Gynanjar Shakti Nur Widodo (2008) yang berjudul Pengaruh Minuman Suplemen ''Pocari Sweet'' antara sebelum dan sesudah minum suplemen terhadap keterampilan pukulan smash dalam permainan bulutangkis pemain putra PB. Sehat Semarang. Penelitian ini dengan hasil penelitian berdasarkan hasil perhitungan data diperoleh hasil adalah bahwa uji beda antara tanpa suplemen dan pemberian suplemen diperoleh nilai hitung sebesar 0.167 dengan taraf signifikansi sebesar 0.876 dengan demikian hipotesis alternatif yang berbunyi: Ada pengaruh minuman suplemen terhadap keterampilan pukulan smash dalam permainan bulutangkis pemain putra PB Sehat Semarang Tahun 2008. Perbedaan variabel penelitian pada peneliti yang sudah menggunakan variabel pengaruh, dan keterampilan pukulan smash bulutangkis, sedangkan peneliti menggunakan variabel perilaku, dan remaja, Persamaan penelitian adalah sama-sama meneliti dengan variabel minuman suplemen, dimana pada penelitian yang sudah dilakukan difokuskan pada Pengaruh, Minuman Suplemen ''Pocari Sweet'', keterampilan pukulan smash, bulutangkis, sedangkan pada penelitian yang akan dilakukan difokuskan pada perilaku, remaja, minuman suplemen.