BAB IV GAMBARAN WILAYAH STUDI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KAJIAN KONSERVASI LAHAN UNTUK MEMPERTAHANKAN DAN MENINGKATKAN KEMAMPUAN PERESAPAN AIR

BAB III GAMBARAN UMUM DAN PROFIL KOMODITAS TANAMAN PANGAN KABUPATEN SUBANG

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

V GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

BAB IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. Secara Geografis Kota Depok terletak di antara Lintang

III. METODE PENELITIAN

KONDISI UMUM BANJARMASIN

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB. SUBANG TAHUN 2012

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB.SUBANG TAHUN 2013

BAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

Gambar 9. Peta Batas Administrasi

KONDISI UMUM LOKASI. Gambaran Umum Kabupaten Cirebon

7.1. PERDAGANGAN NASIONAL

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

IV. KEADAAN UMUM WILAYAH

IV. KEADAAN UMUM 4.1. Regulasi Penataan Ruang

KONDISI UMUM. Sumber: Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Depok (2010) Gambar 12. Peta Adminstratif Kecamatan Beji, Kota Depok

Tabel 7. Luas wilayah tiap-tiap kabupaten di Provinsi Jawa Barat. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi

IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak, Luas dan Batas Wilayah Penelitian. Kabupaten Kuningan terletak di bagian timur Jawa Barat dengan luas

penduduk yang paling rendah adalah Kabupaten Gunung Kidul, yaitu sebanyak 454 jiwa per kilo meter persegi.

BAB III TINJAUAN WILAYAH

BAB II DESKRIPSI DAERAH STUDI

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI. Undang-Undang No. 61 tahun Secara geografis Provinsi Jambi terletak

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi

BAB II DESKRIPSI WILAYAH PERENCANAAN 2.1. KONDISI GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Fisiografi

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

BAB II KONDISI WILAYAH STUDI

7. PERDAGANGAN 7.2. PRASARANA EKONOMI 7.1. PERDAGANGAN NASIONAL

No Kawasan Andalan Sektor Unggulan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUBANG NOMOR 13 TAHUN 2001 TENTANG ORGANISASI CABANG DINAS DAERAH KABUPATEN SUBANG

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN KATINGAN DAN KOTA PALANGKA RAYA

Tabel-Tabel Pokok TABEL-TABEL POKOK. Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 /

BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2006

IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Administrasi

KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB 3 GEOLOGI SEMARANG

2.1 Geografis, Administratif, dan Kondisi Fisik. A. Kondsi Geografis

BAB IV KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

KEADAAN UMUM WILAYAH

KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN SUKABUMI. Administrasi

10. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ( PDRB )

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Dasar Hukum

BAB IV GAMBARAN UMUM

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV GAMBARAN UMUM

Tabel IV.1 Guna Lahan Perumahan Dan Proyeksi Jumlah Penduduk

KONDISI UMUM. Bogor Tengah, Bogor Timur, Bogor Barat, Bogor Utara, Bogor Selatan, dan Tanah Sareal (Gambar 13).

BAB I PENDAHULUAN. Menurut FAO (dalam Arsyad 1989:206) mengenai pengertian lahan, Adapun pengertian dari FAO (1976) yang dikutip oleh Sitorus (1998)

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya yang sangat penting untuk kehidupan

GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN KARO

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III KONDISI EKSISTING DKI JAKARTA

BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2007

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak Geografis. 08º00'27" Lintang Selatan dan 110º12'34" - 110º31'08" Bujur Timur. Di

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nugroho dan Dahuri, 2004: 12 Adisasmita, 2005: 22

BAB III TINJAUAN WILAYAH KABUPATEN SLEMAN

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

ANALISIS TREND IRIGASI TEKNIS, IRIGASI SETENGAH TEKNIS, IRIGASI SEDERHANA DAN SAWAH IRIGASI DI KABUPATEN SITUBONDO

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV ANALISIS SUB SEKTOR POTENSIAL DALAM MENDUKUNG FUNGSI KOTA CILEGON

BAB III DATA LOKASI. Perancangan Arsitektur Akhir Prambanan Hotel Heritage & Convention. 3.1 Data Makro

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 I - 1

Transkripsi:

39 BAB IV GAMBARAN WILAYAH STUDI 4.1 KARAKTERISTIK UMUM KABUPATEN SUBANG 4.1.1 Batas Administratif Kabupaten Subang Kabupaten Subang berada dalam wilayah administratif Propinsi Jawa Barat dengan luas wilayah mencapai 205.176,95 Ha atau 2.051,77 Km2 atau 4,64% dari luas Propinsi Jawa Barat. Kabupaten Subang memiliki 22 kecamatan yang terdiri atas 243 desa dan 8 kelurahan. Ssecara administratif, Kabupaten Subang memiliki batas sebagai berikut: Sebelah Utara : Laut Jawa Sebelah Selatan : Kabupaten Bandung Sebelah Barat : Kabupaten Karawang dan Purwakarta Sebelah Timur : Kabupaten Indramayu dan Kabupaten Sumedang 4.1.2 Karakteristik Fisik Kabupaten Subang 4.1.2.1 Topografi dan Kemiringan Lahan Kabupaten Subang memiliki topografi yang bervariasi antara pegunungan hingga kawasan pesisir pantai yang terbagi ke dalam 3 (tiga) zona daerah dengan ketinggian antara 0-1.500 meter di atas permukaan laut. Daerah pegunungan dengan ketinggian antara 500-1.500 meter di atas permukaan laut yang merupakan kawasan Cekungan Air Tanah Dalam Ciater meliputi Kecamatan Jalan Cagak, Sagalaherang, Cisalak dan Tanjungsiang. Daerah bergelombang/berbukit dengan ketinggian antara 50 sampai 500 meter di atas permukaan laut yang merupakan daerah penyangga dan sebagai wilayah potensial peresapan air tanah dalam Cekungan Subang, meliputi Kecamatan Subang, Cibogo, Cijambe, Cipunagara, Pagaden, Kalijati dan Cipeundeuy. Wilayah dengan ketinggian 0 50 meter di atas permukaan laut meliputi daerah utara sampai Pantai Laut Jawa. Kemiringan lahan di Kabupaten Subang terdapat 4 interval, yaitu 0-2% yang tersebar di wilayah tengah dan utara, serta kemiringan 2-15%, 15-40% dan lebih dari 40%. Kabupaten Subang memiliki karakteristik kemiringan lahan yaitu tertinggi di wilayah selatan dan berangsur-angsur melandai ke arah utara.

40 4.1.2.2 Penggunaan Lahan Penggunaan lahan Kabupaten Subang pada tahun 2002 didominasi oleh aeal pertanian lahan basah dengan luas mencapai 93.392,53 Ha atau seluas 45,52% dari total seluruh wilayah Kabupaten. Data penggunaan lahan Kabupaten Subang disajikan dalam tabel berikut. Tabel 4.1 Penggunaan Lahan Kabupaten Subang Tahun 2002 No. Jenis Penggunaan Lahan Luas (Ha) Prosentase (%) A Kawasan Lindung A1 Hutan Lindung 10.654,66 5,19 A2 Hutan Bakau 2.622,14 1,28 A3 Sempadan Sungai 3.150,00 1,54 A4 Sempadan Pantai 533,00 0,26 A5 Rawan Bencana 4.495,00 2,19 Jumlah 21.454.80 10,46 B Kawasan Budidaya B1 Lahan Basah 93.392,53 45,52 B2 Lahan Kering 35.454,28 17,28 B3 Tanaman Tahunan/perkebunan 14.699,73 7,16 B4 Peternakan 1.450,00 0,17 B5 Perikanan 1.981,70 0,97 B6 Hutan produksi 8.609,95 4,64 B7 Industri (zona/kawasan & non zona/kawasan) 12.625,95 6,15 B8 Permukiman 15.508,00 7,56 Jumlah Luas Total 183.721,20 89,54 205.176,95 100,00 Sumber : Revisi RTRW Kabupaten Subang Tahun 2002 Berdasarkan data pada tabel tersebut, 89,54% lahan di seluruh wilayah Kabupaten Subang merupakan lahan budidaya, sedangkan sisa 10,46% merupakan lahan atau kawasan lindung. 4.2 KARAKTERISTIK FISIK WILAYAH STUDI 4.2.1 Letak Wilayah Studi Terhadap Kabupaten Subang Wilayah Studi berada dalam wilayah administrasi Kabupaten Subang Propinsi Jawa Barat, meliputi 9 (Kecamatan) wilayah Kecamatan sebagai berikut: 1. Kecamatan Cibogo 2. Kecamatan Cikaum 3. Kecamatan Cipeundeuy 4. Kecamatan Cipunagara 5. Kecamatan Kalijati 6. Kecamatan Pabuaran 7. Kecamatan Pagaden 8. Kecamatan Purwadadi 9. Kecamatan Subang

41 Luas Wilayah Studi mencapai 73.010,38 Ha, terletak di bagian tengah Kabupaten Subang dengan batas sebagai berikut: Sebelah Utara : Kecamatan Patokbeusi, Binong dan Compreng Sebelah Selatan : Batas selatan Cekungan Subang (Kecamatan Sagalaherang, Jalancagak dan Cijambe) Sebelah Timur : Kabupaten Indramayu Sebelah Barat : Kabupaten Karawang 4.2.2 Karakteristik Fisik Alamiah 4.2.2.1 Topografi dan Kemiringan Lahan Wilayah studi memiliki 2 (dua) karakteristik topografi, yaitu kawasan perbukitan dan kawasan dataran. Wilayah studi berada pada ketinggian 0-500 mdpl dengan kawasan perbukitan terletak pada bagian selatan wilayah studi pada ketinggian 75-500 mdpl, sedangkan kawasan yang relatif datar mendominasi bagian tengah dan utara pada ketinggian 0-75 mdpl. Kemiringan lahan pada wilayah studi terdapat 3 interval, yaitu 0-2% yang tersebar di wilayah tengah dan utara, serta kemiringan 2-15% dan 15-40% di kawasan perbukitan di bagian selatan. 4.2.2.2 Jenis Tanah Jenis tanah yang tersebar di wilayah studi terdiri atas 3 (tiga) jenis, yaitu Aluvial / asosiasi aluvial, asosiasi latosol dan asosiasi regosol. Komposisi luas wilayah berdasarkan jenis tanah adalah sebagai berikut: Tabel 4.2 Jenis Tanah Menurut Luasan di Wilayah Studi Tahun 2002 No. Jenis Tanah Luas (Ha) % 1 Aosiasi Latosol 35143.69 48.14 2 Aosiasi Regosol 9619.47 13.18 3 Aluvial/Asosiasi Aluvial 28247.21 38.69 Jumlah 73010.38 100.00 Sumber : Revisi RTRW Kabupaten Subang Tahun 2002 Berdasarkan data pada tabel di atas, jenis tanah dengan prosentase paling besar di wilayah studi adalah asosiasi latosol dengan luas mencapai 48,14% dari total luas wilayah studi. Jenis tanah dengan luasan terkecil adalah asosiasi regosol sebesar 13,18%.

42 Gambar 4.1 Batas Administrasi Wilayah Studi

43 Gambar 4.2 Ketinggian Tanah Wilayah Studi

44 Gambar 4.3 Kemiringan Lahan Wilayah Studi

45 Gambar 4.4 Jenis Tanah Wilayah Studi

46 4.2.2.3 Kondisi Geologi Stratigrafi umum wilayah studi memiliki urut-urutan lapisan batuan dimulai dari yang tertua hingga termuda berarah utara ke selatan terdiri dari : 1. Batuan Lempung yang mengandung pasir dan napalan keras 2. Napal Tufaan yang mengandung batu pasir tufaan dan konglomerat 3. Batu pasir tufaan dan konglomerat 4. Endapan baru alluvial sungai yang mengandung pasir, lempung dan kerikil Luasan wilayah berdasakan sebaran jenis batuan di wilayah studi adalah sebagai berikut. Tabel 4.3 Jenis Batuan Penyusun di Wilayah Studi No. Batuan Penyusun Luas (Ha) % 1 Alluvial: Endapan sungai, pasir, lempung, kerikil 16111.53 22.07 2 Batu pasir tufaan, konglomerat 54320.79 74.40 3 Napal: napal tufaan, diselingi batu pasir tufaan, konglomerat 1013.98 1.39 4 Batu lempung, diselingi batu pasir, lapisan napalan keras 1564.08 2.14 Jumlah 73010.38 100.00 Sumber : Distamben Subang, 2006 Wilayah studi didominasi oleh jenis batuan pasir tufaan dan konglomerat yang mencapai 74,4% dari total luas wilayah studi. Struktur geologi yang terjadi adalah berupa tektonik perlipatan antiklinorium dan patahan, dengan sumbu lipatan mengarah barat-timur dan sumbu patahan geser berarah utara-selatan sedangkan patahan normal ataupun patahan naiknya berarah barat timur. Kegiatan Tektonik ini terjadi sekitar Pliosen Atas menjelang kegiatan pengendapan batuan volkanik, Endapan batuan yang terkena tektonik adalah batuan dari Formasi Subang, Formasi Kaliwangu, dan Formasi Citalang. Penampang geologi wilayah studi digambarkan sebagai berikut. Wilayah Studi Batas Cekungan Batuan Lempung Cekungan Subang Batu Pasir Tufaan Batuan Alluvial U Napal Tufaan Gambar 4.5 Penampang Geologi Wilayah Studi

47 Gambar 4.6 Batuan Penyusun Wilayah Studi

48 4.2.2.4 Kondisi Hidrogeologi Wilayah studi merupakan bagian dari cekungan air tanah dalam Subang (Cekungan Subang). Kawasan potensial peresapan air hujan terdapat di Kawasan Resapan Air yang terbentang di bagian selatan Kecamatan Cipeundeuy, Kalijati, Subang dan Cibogo tepatnya di lereng perbukitan Tanggulun-Dawuan-Ranggawulung- Wanareja, dan Sadawarna (Laporan Konservasi Distamben Kabupaten Subang, 2006). Air hujan yang jatuh ke permukaan mulai masuk di daerah resapan utama perbukitan tersebut lalu mengalir ke arah utara ke bagian cekungan terdalam. Cekungan potensial ini mengandung cadangan air tanah yang cukup tinggi, dimana debit sumur bor yang ada di Cekungan Subang mencapai 7 L/detik. Batas cekungan sebelah barat dan timur dibatasi oleh batas hidrolika yaitu oleh dua buah sungai besar yaitu Sungai Cilamaya dan Sungai Cipunagara. 4.2.2.5 Klimatologi Wilayah studi memiliki iklim tropis dengan rata-rata curah hujan tahunan sebesar 1821 mm pada tahun 2005. Kelembaban udara berkisar antara 72-91% dengan suhu rata-rata sebesar 30-18 o C. Distribusi curah hujan dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.4 Curah Hujan (mm) Rata-rata Tahunan Wilayah Studi, Tahun 2005 Curah Hujan Rata-Rata (mm) Per Kecamatan Jumlah Bulan Cibogo Cikaum Cipeundeuy Cipunagara Kalijati Pabuaran Pagaden Purwadadi Subang (mm) 1 420 235 406 179 318 261 190 198 503 2710 2 332 621 309 148 478 254 609 216 1017 3984 3 363 503 325-435 194 483 123 872 3298 4 309 16 277 184 279 176 491 176 320 2228 5 193 143 155 71 166 90 285 21 255 1379 6 115 38 77 38 18 67 347 29 24 753 7 95 51 119 4 62 60 275 51 23 740 8 131 5 76 5 42 33 39 5 5 341 9 90 8 132 8 19 28 72 8 8 373 10 193 17 209 178 46 107 407 17 17 1191 11 332 102 265 71 232 162 479 26 517 2186 12 730 220 312 298 126 243 424 114 206 2673 Rata- Rata 275 163 222 99 185 140 342 82 314 1821 Sumber : BPS Kabupaten Subang, 2005

49 Intensitas hujan di wilayah studi mencapai puncaknya pada bulan Februari dengan curah hujan mencapai 3984 mm. Curah hujan relatif rendah terjadi sepanjang musim kemarau, yaitu pada bulan Juni September. 4.3 KARAKTERISTIK PEREKONOMIAN 4.3.1 Perkembangan Perekonomian Salah satu indikator kegiatan perekonomian adalah nilai produk domestik regional bruto (PDRB). Kabupaten Subang sebagai wilayah yang berperan penting dalam mendukung pengembangan sektor perekonomian regional dan nasional mengalami perkembangan nilai PDRB yang signifikan dalam 5 (lima) tahun terakhir. PDRB Kabupaten Subang atas dasar harga konstan (ADHK) disajikan sebagai berikut. Tabel 4.5 PDRB Kabupaten Subang ADHK Tahun 2000, Tahun 2001-2005 (Dalam Jutaan Rupiah) No Lapangan Usaha 1998 1999 2000 2001 2002 Rata-rata Pertumbuhan 1 Pertanian 674.626 691.915 710.404 715.732 723,574 1,77 1.1. Tanaman Bahan Makanan 582.904 596.845 609.802 608.277 607,272 1,04 1.2. Tanaman Perkebunan 47.717 46.195 47.911 51.207 57,096 4,73 1.3. Peternakan dan Hasilhasilnya 13.794 17.406 20.609 21.557 24,019 15,15 2 1.4. Kehutanan 693 505 509 564 459-8,54 1.5. Perikanan 29.518 30.964 31.573 34.127 34,728 4,18 Pertambangan dan Penggalian 12.318 10.680 10.497 9.721 9,879-5,19 2.1. Minyak dan Gas Bumi 10.696 9.216 9.014 8.227 8,953-3,98 2.2. Penggalian 1.622 1.464 1.483 1.494 926-11,43 3 Industri Pengolahan 85.775 87.289 91.533 96.533 100.832 4,14 4 Listrik, Gas dan Air Bersih 12.313 13.837 16.384 17.805 18,890 11,39 4.1. Listrik 10.903 12.292 14.705 15.995 16,881 11,67 4.2. Air Bersih 1.410 1.545 1.679 1.810 2,009 9,26 5 Bangunan / Konstruksi 60.201 60.564 61.927 62.547 67,988 3,14 6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 466.737 482.255 506.164 531.200 574,767 5,36 6.1. Perdagangan Besar dan Eceran 363.792 376.899 399.762 417.751 459,108 6,02 6.2. Hotel 2.583 3.266 3.940 4.655 5,353 20,06 7 8 6.3. Restoran 100.362 102.090 102.462 108.794 110,306 2,41 Pengangkutan dan Komunikasi 48.360 49.245 54.237 62.000 66,652 8,45 7.1. Pengangkutan 38.687 38.778 42.437 48.253 51,408 7,48 7.1.1. Angkutan Rel 388 435 436 438 476 5,37 7.1.2. Angkutan Jalan Raya 36.879 36.921 40.524 46.246 49,326 7,66 7.1.3. Jasa Penunjang Angkutan 1.420 1.422 1.477 1.569 1,606 3,15 7.2. Komunikasi 9.673 10.467 11.800 13.747 15,244 12,08 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 24.432 24.456 26.561 28.697 29,813 5,16 8.1. Bank 2.342 2.614 3.325 4.304 4,547 18,48 8.2. Lembaga Keuangan Lainnya 1.841 1.842 1.968 2.027 2,204 4,66

50 Rata-rata No Lapangan Usaha 1998 1999 2000 2001 2002 Pertumbuhan 8.3. Sewa Bangunan 17.844 17.749 18.988 19.957 20,623 3,72 9 8.4. Jasa Perusahaan 2.405 2.251 2.280 2.409 2,439 0,45 Jasa-jasa 219.162 225.715 237.217 269.306 277,268 6,14 9.1. Pemerintahan Umum 163.734 169.895 178.115 207.023 210,666 6,65 9.2. Swasta 55.428 55.820 59.102 62.283 66,602 4,73 9.2.1 Sosial Kemasyarakatan 11.170 10.795 11.178 11.729 12,875 3,72 9.2.2. Hiburan dan Rekreasi 595 723 867 1.027 1,233 19,99 9.2.3. Perorangan dan Rumahtangga 43.663 44.302 47.057 49.527 52,494 4,73 Total 1.603.924 1.645.956 1.714.924 1.793.541 1.869.663 3,91 Sumber : BPS Kabupaten Subang, 2005 Sebagaimana digambarkan dalam tabel diatas, sektor pertanian merupakan kontributor terbesar dalam PDRB Kabupaten selama 5 tahun, namun pertumbuhan sektor pertanian relatif tidak pesat. Sementara sektor kegiatan sekunder mulai menunjukkan pertumbuhan yang pesat, seperti industri pengolahan, Perdagangan, Hotel dan Restoran serta, pengangkutan dan komunikasi serta sektor jasa. 4.3.2 Posisi Kabupaten Subang Dalam Perekonomian Regional Berdasarkan Revisi RTRW Kabupaten Subang Tahun 2002 Kabupaten Subang berada pada wilayah pengembangan tengah dengan pusat pertumbuhan utama adalah DKI Jakarta dan kota Bandung. Wilayah pengembangan tengah terbagi atas wilayah utama dan wilayah peunjuang, dimana Kabupaten Subang merupakan bagian dari wilayah utama. Wilayah utama berfungsi sebagai penggerak utama pertumbuhan perekonomian dengan konsentrasi kegiatan pada sektor industri, perdagangan dan jasa, permukiman serta pertanian lahan basah. Fungsi wilayah utama tersebut terkait erat dengan pembagian kawasan andalan Jawa Barat, dimana Kabupaten Subang sebagai bagian dari kawasan andalan Purwasuka memiliki orientasi kegiatan ekonomi pada sektor pertanian dan industri. Kawasan andalan lain yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi wilayah Purwasuka adalah kawasan Jabodetabek, Cirebon dan Indramayu serta kawasan Cekungan Bandung. Sektor unggulan dan arahan pengembangan kawasan andalan tersebut disajikan dalam tabel berikut.

51 Tabel 4.6 Kawasan Andalan di Sekitar Kabupaten Subang No. Kawasan Sektor Unggulan Arahan 1. Metropolitan Bodebek Industri Manufaktur Pariwisata, Jasa Menjadi kawasan unggul industri manufaktur, pariwisata, dan jasa yang mempunyai keterkaitan dengan sumberdaya lokal, berdaya saing, berorientasi ekspor dan 2. Cirebon Indramayu dsk 3. Cekungan Bandung dsk Industri dan perdagangan Perikanan laut Pertanian tanaman pangan Pertambangan Industri, perdagangan, jasa Pertanian holtikultura Pariwisata Perkebunan Sumber : Revisi RTRW Kabupaten Subang Tahun 2002 ramah lingkungan Mengembangkan kawasan Cirebon dsk menjadi kawasan agribisnis yang didukung industri manufaktur, jasa, dan pariwisata dengan meningkatkan fungsi pelabuhan Kawasan Cekungan Bandung sebagai pusat pengembangan sumberdaya manusia dalam rangka mendukung industri, agribisnis, pariwisata, jasa, dan sumber daya manusia Jika ditelaah dari sektor unggulan pada kawasan andalan tersebut, sektor industri merupakan kegiatan yang didorong pengembangannya di seumua kawasan. Ketiga kawasan andalan tersebut juga merupakan pusat kegiatan nasional (PKN), sehingga dalam perkembangannya dapat memberikan dampak yang signifikan bagi pengembangan perindustrian Kabupaten Subang. 4.3.3 Potensi Internal Kabupaten Subang Dalam Perekonomian Regional A. Potensi Pengembangan Kegiatan Pertanian Kabupaten Subang memiliki peran sebagai salah satu pusat pengembangan kegiatan pertanian Propinsi Jawa Barat. Sektor pertanian merupakan kontributor terbesar dalam PDRB Kabupaten Subang, yaitu mencapai 34,01% pada tahun 2005. Potensi pertanian Kabupaten Subang tersebar pada semua sub sektor dengan besarnya daya dukung fisik alam, lahan serta dukungan infrastruktur dan lokasi yang strategis terhadap pasar regional. Beberapa komoditas unggulan pertanian yang didorong pengembangannya di Wilayah Studi antara lain: Padi Sawah (Kecamatan Pagaden dan Cipunegara) Perkebunan (Kecamatan Cipeunduey, Cipunegara, Kalijati, Purwadadi dan Cikaum) Hortikultura (Kecamatan Purwadadi, Pabuaran, Kalijati, Cipeundeuy, Pagaden, Cipunagara, Subang)

52 Potensi internal yang mendukung pengembangan pertanian antara lain Jenis tanah di Kabupaten Subang yang terdiri atas kelompok aluvial, gumosol, podsolik merah, podsolik kuning, dan podsolik abu-abu merupakan jenis tanah yang mendukung tingkat kesuburan tanah dan produktivitas. Ditambah dengan curah hujan rata-rata per tahun di Kabupaten Subang adalah 1.821 mm, rata-rata bulan kering selama 4 bulan dan bulan basah 8 bulan, dan jumlah hari hujan adalah 87 hari. Serta keadaan suhu rata-rata 17 o C dan kelembaban udara berkisar antara 72 % - 91 %. Di Kabupaten Subang terdapat 158 buah anak sungai yang termasuk dalam 3 (tiga) daerah aliran sungai yaitu Ciasem, Cipunagara dan Cilamaya serta 44 buah situ/danau. Dari ketersediaan sumber air permukaan tersebut telah dimanfaatkan untuk kepentingan irigasi bagi pengembangan pertanian B. Potensi Pengembangan Kegiatan Non Pertanian Kegiatan non pertanian yang didorong pertumbuhannya adalah sektor industri dan perdagangan. Berdasarkan RTRW Kabupaten Subang, 2003-2012 sebagian besar pengembangan industri difokuskan di wilayah studi, yaitu pengembangan zona industri besar di Kecamatan Cipeundeuy, Pabuaran, Purwadadi, Kalijati, Pagaden, Cipunegara dan Cibogo. Potensi internal yang mendukung pengembangan industri dan perdagangan antara lain tersedianya lahan yang memadai pada kemiringan lereng 0-2% dan 2-15%. Faktor lain adalah tersedianya jalan kabupaten serta rencana pengembangan jalan tol Cikampek Palimanan yang melintasi wilayah studi. 4.4 KARAKTERISTIK PENGGUNAAN LAHAN Penggunaan lahan tahun 1997 di Wilayah Studi didominasi oleh guna lahan sawah dan perkebunan. Guna lahan sawah memiliki luasan tertinggi, dimana pada tahun 1997 mencapai 36.399,69 Ha atau seluas 49,86% dari total luas wilayah studi. Perkebunan juga mendominasi penggunaan lahan di wilayah studi dengan luas mencapai 32,46%. Penggunaan lahan setiap kecamatan di wilayah studi disajikan dalam tabel berikut.

53 Tabel 4.7 Penggunaan Lahan Wilayah Studi Tahun 1997 Luas Penggunaan Lahan (Ha) No. Kecamatan Perkebunan Tegalan Sawah Hutan Lindung Kawasan Terbangun Jumlah 1 Pabuaran 2632.17 1443.79 5657.12 0.00 1059.89 10792.98 2 Purwadadi 5311.13 0.00 839.83 46.61 814.02 7011.59 3 Cikaum 1528.25 0.00 1147.97 0.00 449.90 3126.12 4 Pagaden 227.56 0.00 6864.84 0.00 721.58 7813.98 5 Cipunagara 1846.38 475.37 7486.62 0.00 997.63 10806.00 6 Cipeundeuy 4979.37 240.36 2376.82 584.38 669.96 8850.90 7 Kalijati 3764.38 261.25 4731.72 0.00 1137.66 9895.01 8 Subang 1595.88 332.53 4453.05 410.05 811.13 7602.64 9 Cibogo 1811.82 88.18 2841.70 1767.09 602.37 7111.16 Jumlah 23696.94 2841.49 36399.69 2808.13 7264.13 73010.38 % 32.46 3.89 49.86 3.85 9.95 100.00 Sumber : Dinas Tata Ruang dan Permukiman Propinsi Jawa Barat, 1997 3.85% 9.95% 32.46% Perkebunan Tegalan 49.86% 3.89% Sawah Hutan Kawasan Terbangun Gambar 4.7 Prosentase Penggunaan Lahan Wilayah Studi Tahun 1997 Kawasan hutan lindung di wilayah studi merupakan luasan terkecil dengan proporsi sebesar 3,85% dari total luas wilayah. Sebagian besar kawasan hutan lindung terkonsentrasi di wilayah selatan di beberapa lokasi yang berbatasan dengan batas Cekungan Subang, antara lain Kecamatan Cipeundeuy, Subang dan Cibogo. Kawasan terbangun di wilayah studi memiliki luas sebesar 7.264,13 Ha atau seluas 9,95% dari total luas wilayah. Kecamatan dengan luas kawasan terbangun tertinggi adalah Kecamatan Kalijati dengan luas mencapai 1.137,66 Ha, atau seluas 11,5% dari total luas Kecamatan. Tahun 2003, penggunaan lahan di wilayah studi masih didominasi oleh sawah dan perkebunan. Guna lahan sawah masih memiliki proporsi tertinggi sebesar 41,33%, sedangkan perkebunan meningkat menjadi 38,6% dari tahun 1997. Penggunaan lahan wilayah studi tahun 2003 disajikan dalam tabel berikut.

54 Tabel 4.8 Penggunaan Lahan Wilayah Studi Tahun 2003 Luas Penggunaan Lahan (Ha) No. Kecamatan Perkebunan Tegalan Sawah Hutan Lindung Kawasan Terbangun Jumlah 1 Pabuaran 2172.40 698.26 6767.39 0.00 1154.94 10792.98 2 Purwadadi 5254.34 238.79 415.57 0.00 1102.89 7011.59 3 Cikaum 2394.45 0.00 198.26 0.00 533.40 3126.12 4 Pagaden 1071.22 0.00 5616.58 0.00 1126.18 7813.98 5 Cipunagara 2941.75 195.41 6089.57 0.00 1579.26 10806.00 6 Cipeundeuy 4665.08 1081.22 1922.25 0.00 1182.34 8850.90 7 Kalijati 5549.80 263.87 2301.66 0.00 1779.69 9895.01 8 Subang 671.02 705.86 4505.48 0.00 1720.28 7602.64 9 Cibogo 3458.63 643.60 2359.53 0.00 649.41 7111.16 Jumlah 28178.68 3827.01 30176.30 0.00 10828.39 73010.38 % 38.60 5.24 41.33 0.00 14.83 100.00 Sumber : Dinas Tata Ruang dan Permukiman Propinsi Jawa Barat, 2003 0.00% 14.83% 38.60% 41.33% 5.24% Perkebunan Tegalan Sawah Hutan Kawasan Terbangun Gambar 4.8 Prosentase Penggunaan Lahan Wilayah Studi Tahun 2003 Berdasarkan tabel dan grafik di atas, pada tahun 2003 wilayah studi mengalami penyusutan luas sawah dan hutan lindung serta peningkatan luas perkebunan, tegalan dan kawasan terbangun. Kawasan hutan lindung telah dialih fungsikan secara total seiring penambahan luas perkebunan dan kawasan terbangun secara signifikan. Sebagaimana informasi yang terdapat dalam tabel dan grafik diatas, jenis penggunaan lahan yang mengalami penambahan luas pada tahun 2003 adalah perkebunan, tegalan dan kawasan terbangun. Penambahan luas paling signifikan ditunjukkan oleh kawasan terbangun. Dalam kurun waktu 6 (enam) tahun telah terjadi peningkatan luas kawasan terbangun sebesar 3.564,26 Ha atau sebesar 49,07% dari luas tahun 1997. Kecamatan yang mengalami peningkatan luas kawasan terbangun terbesar adalah Kecamatan Subang dengan tingkat pertumbuhan mencapai 112,09% atau lebih dari dua kali lipat dibanding luas tahun 1997.

55 Guna lahan sawah dan hutan mengalami pengurangan luas. Tercatat 17,1% dari total luas sawah pada tahun 1997 telah dialih fungsikan. Penyusutan terbesar terjadi pada guna lahan hutan lindung dimana seluruh luas kawasan hutan lindung pada tahun 1997 sebesar 2.808,13 Ha telah dialih fungsikan total pada tahun 2003.

56 Gambar 4.9 Peta Penggunaan Lahan Wilayah Studi Tahun 1997

57 Gambar 4.10 Peta Penggunaan Lahan Wilayah Studi Tahun 2003

58 BAB IV... 39 GAMBARAN WILAYAH STUDI... 39 4.1 KARAKTERISTIK UMUM KABUPATEN SUBANG... 39 4.1.1 Batas Administratif Kabupaten Subang... 39 4.1.2 Karakteristik Fisik Kabupaten Subang... 39 4.1.2.1 Topografi dan Kemiringan Lahan... 39 4.1.2.2 Penggunaan Lahan... 40 4.2 KARAKTERISTIK FISIK WILAYAH STUDI... 40 4.2.1 Letak Wilayah Studi Terhadap Kabupaten Subang... 40 4.2.2 Karakteristik Fisik Alamiah... 41 4.2.2.1 Topografi dan Kemiringan Lahan... 41 4.2.2.2 Jenis Tanah... 41 4.2.2.3 Kondisi Geologi... 46 4.2.2.4 Kondisi Hidrogeologi... 48 4.2.2.5 Klimatologi... 48 4.3 KARAKTERISTIK PEREKONOMIAN... 49 4.3.1 Perkembangan Perekonomian... 49 4.3.2 Posisi Kabupaten Subang Dalam Perekonomian Regional... 50 4.3.3 Potensi Internal Kabupaten Subang Dalam Perekonomian Regional... 51 4.4 KARAKTERISTIK PENGGUNAAN LAHAN... 52 Tabel 4.1 Penggunaan Lahan Kabupaten Subang Tahun 2002... 40 Tabel 4.2 Jenis Tanah Menurut Luasan di Wilayah Studi Tahun 2002... 41 Tabel 4.3 Jenis Batuan Penyusun di Wilayah Studi... 46 Tabel 4.4 Curah Hujan (mm) Rata-rata Tahunan Wilayah Studi, Tahun 2005... 48 Tabel 4.5 PDRB Kabupaten Subang ADHK Tahun 2000, Tahun 2001-2005... 49 Tabel 4.6 Kawasan Andalan di Sekitar Kabupaten Subang... 51 Tabel 4.7 Penggunaan Lahan Wilayah Studi Tahun 1997... 53 Tabel 4.8 Penggunaan Lahan Wilayah Studi Tahun 2003... 54 Gambar 4.1 Batas Administrasi Wilayah Studi... 42 Gambar 4.2 Ketinggian Tanah Wilayah Studi... 43 Gambar 4.3 Kemiringan Lahan Wilayah Studi... 44 Gambar 4.4 Jenis Tanah Wilayah Studi... 45 Gambar 4.5 Penampang Geologi Wilayah Studi... 46 Gambar 4.6 Batuan Penyusun Wilayah Studi... 47 Gambar 4.7 Prosentase Penggunaan Lahan Wilayah Studi Tahun 1997... 53 Gambar 4.8 Prosentase Penggunaan Lahan Wilayah Studi Tahun 2003... 54 Gambar 4.9 Peta Penggunaan Lahan Wilayah Studi Tahun 1997... 56 Gambar 4.10 Peta Penggunaan Lahan Wilayah Studi Tahun 2003... 57