BAB I PENDAHULUAN. bungkam, sains lumpuh, pemikiran macet (Tuchman, 1989). Bukan hanya itu,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mochammad Ramdhani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah aspek penting bagi perkembangan sumber daya manusia,

BAB I PENDAHULUAN. wajib yang harus ada di lembaga pendidikan, baik lembaga pendidikan formal

ANALISIS BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK (BSE) KELAS VII SMP PELAJARAN MATEMATIKA DITINJAU DARI IMPLEMENTASI PENDEKATAN KONTEKSTUAL

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. sebelum ini, diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

BAB 1 PENDAHULUAN. Proses belajar mengajar merupakan inti dari sistem pendidikan nasional, di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Reni Nurdaeni, 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULAN. bahwa kurikulum berhubungan erat dengan usaha mengembangkan peserta

ANALISIS BUKU AJAR BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) KELAS IX. Oleh Meilia Pratiwi Drs. Syamsul Arif, M.Pd.

ANALISIS SOAL PENYELESAIAN MASALAH PADA BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK PELAJARAN MATEMATIKA SMP/MTs

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yaitu buku teks pelajaran. Buku teks pelajaran merupakan salah satu sarana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN [1]

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. yang berlaku. Kurikulum merupakan suatu program pendidikan yang direncanakan. diluncurkan kurikulum baru yaitu kurikulum 2013.

KEGIATAN PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH 1. Oleh : Pudji Muljono 2

BAB I PENDAHULUAN. didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang. warga negara yang demokratis, serta bertanggung jawab.

Unnes Physics Education Journal

I. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan penting dalam meningkatkan dan mengembangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum yang

PENGEMBANGAN ISI BUKU AJAR/DARAS

A. Latar Belakang Masalah

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2005 TENTANG BUKU TEKS PELAJARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. penghapusan desentralisasi pendidikan oleh pemerintah. Pembaharuan sistem

BAB I PENDAHULUAN. ajar dapat membantu peserta didik dalam penguasaan materi. pelajaran atau buku ajar yang merupakan pegangan penting bagi peserta

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. bermutu. Untuk menjamin pencapaian mutu tujuan pendidikan di masing-masing

BAB I PENDAHULUAN. sebab telah berhasil memasuki semua aktivitas manusia. Perkembangan

TELAAH BAHAN AJAR KETERAMPILAN MENULIS DALAM BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK (BSE) BAHASA DAN SASTRA INDONESIA KELAS VII

BAB I PENDAHULUAN. dengan semboyan learning by doing. Berbuat untuk mengubah tingkah laku

ANALISIS KUALITAS BUKU PELAJARAN IPS SD

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dipaparkan mengenai latar belakang, rumusan masalah,

BAB I PENDAHULUAN. Ali Hamzah, dkk, Perencanaan dan Strategi Pembelajaran Matematika, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2014), hlm.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses pengubahan tingkah laku dan

BAB I PENDAHULUAN. Sains atau Ilmu Pengetahuan Alam (selanjutnya disebut IPA) diartikan

MAKALAH KIAT-KIAT EFEKTIF DALAM MEMILIH BUKU TEKS PELAJARAN. I.,i,:.:;. * " :. 7, :. *.. '&!IS, L,~.';::!:;,ql. Oleh: : _I...>

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran pokok yang wajib

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan yang dapat dikemukakan adalah sebagai berikut. Analisis

PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING MODEL POLYA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIKA PADA MATERI PECAHAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1 ayat 1 Undang-undang RI No. 20 tahun 2003 dinyatakan bahwa pendidikan

SEMINAR NASIONAL JURUSAN FISIKA FMIPA UM 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1 ayat 1 Undang-undang nomor 20 tahun tentang Sistem Pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam menciptakan manusia yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas dan mempunyai daya saing tinggi sangat diperlukan dalam

Oleh Reni Nurdeani ABSTRAK

ANALISIS KESESUAIAN ANTARA BUKU TEKS SISWA TEMATIK TERPADU TEMA BENDA-BENDA DI LINGKUNGAN SEKITAR SD/MI KELAS V DENGAN KOMPETENSI DASAR KURIKULUM 2013

BAB I PENDAHULUAN. (Agustus, 2005).

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. buku ajar ini mewajibkan guru untuk berfikir kritis dan selektif dalam memilih

Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) muatan KTSP. Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 (delapan) muatan KTSP.

BABI PENDAHULUAN. Kedudukan guru sebagai tenaga profesional bertujuan untuk melaksanakan. sistem pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dicapai. Pendidikan memang memegang peranan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. teknologi modern sehingga mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) komponen muatan KTSP.

BAB I PENDAHULUAN. negaranya. Hal ini tidak terlepas dari upaya pemerintah untuk menciptakan generasi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Berlakunya kurikulum 2013 yang telah direvisi melalui Kurikulum Tingkat Satuan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

DESAIN DAN PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN SAINTIFIK PROBLEM SOLVING TEORI SEMIKONDUKTOR

BAB I PENDAHULUAN. negara. Pendidikan tidak terlepas dari Kurikulum pendidikan yang telah

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan mengacu kepada salah satu tujuan umum pendidikan, yaitu untuk

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Negara maju dalam persaingan global. Berbagai perbaikan terus dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran dengan mata pelajaran lain dalam satu tema. Alasannya adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

-2- optimalnya pelindungan dan kepastian hukum bagi pelaku perbukuan; serta belum adanya kerangka hukum yang mengatur mengenai perbukuan secara menyel

BAB I PENDAHULUAN. kita dapat memperoleh ilmu pengetahuan yang dapat menjamin kelangsungan

BAB III METODE PENGEMBANGAN. experiential learning ini termasuk ke dalam jenis penelitian Research and

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pusat kegiatan pembelajaran dan guru sebagai fasilitator. Kurikulum

ANALISIS KESALAHAN PENYELESAIAN SOAL BANGUN RUANG SISI LENGKUNG SISWA KELAS IX SMP NEGERI 5 KOTA TASIKMALAYA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR HANDOUT.

MENJAWAB DINAMIKA IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DI SEKOLAH DASAR. Faisal PGSD FIP UNIMED Surel :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring berkembangnya zaman manusia juga perlu mempersiapkan

1.1. Latar Belakang Masalah

Jurnal Visi Ilmu Pendidikan Halaman 269

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Seorang guru memiliki peran utama dalam keberhasilan peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia pendidikan, keberadaan peran dan fungsi guru merupakan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Standarisasi dan profesionalisme pendidikan yang sedang dilakukan

PROFIL SEKOLAH Sunday, 27 June :50. A. Latar Belakang

BAB II KAJIAN TEORI. A. Buku Teks 1. Pengertian Buku Teks

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terhadap sesuatu dengan ukuran baik atau buruk (kualitatif).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian misalnya perilaku, persepsi, tindakan, dan lain-lain. Deskriptif

BAB I PENDAHULUAN. penghapusan desentralisasi pendidikan oleh pemerintah.pembaharuan sistem

BAB 1 PENDAHULUAN. diperolehnya. Pencapaian prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh berbagai macam

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Buku adalah pengusung peradaban, tanpa buku sejarah diam, sastra bungkam, sains lumpuh, pemikiran macet (Tuchman, 1989). Bukan hanya itu, Freire (2007) juga menyatakan bahwa buku merupakan media komunikasi antara guru dan siswa. Baik guru maupun siswa di dalam atau di luar pembelajaran tidak akan terlepas dari buku. Buku teks pelajaran sekolah mempunyai peranan penting dalam pembelajaran. Hal ini tidak lain karena buku pelajaran merupakan jembatan komunikasi dalam rangka transfer of knowledge and transfer of value dari seorang guru kepada siswa. Sehingga dalam penyusunan sebuah buku teks pelajaran harus ada beberapa aturan yang harus dipenuhi oleh seorang penulis buku teks pelajaran. Aturan-aturan tersebut telah dibahas secara rinci oleh Badan standar Nasional Pendidikan (BSNP), yakni sebuah badan yang bertugas menilai kelayakan pakai suatu buku teks pelajaran. Buku Sekolah Elektronik (BSE) merupakan buku-buku teks pelajaran yang telah dinilai kelayakan pakainya oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) dan telah ditetapkan sebagai buku teks pelajaran yang memenuhi syarat kelayakan untuk digunakan dalam pembelajaran melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 46 Tahun 2007, Permendiknas Nomor 12 Tahun 2008, Permendiknas Nomor 34 Tahun 2008, dan Permendiknas Nomor 41 Tahun 2008. Tim penilai BSNP terdiri atas ahli bidang studi (dosen universitas

2 nonkependidikan), ahli pembelajaran (dosen pendidikan bidang studi dari universitas kependidikan atau LPTK), guru mata pelajaran berpendidikan minimal S1 dengan pengalaman mengajarkan pelajaran dalam lima (5) tahun terakhir, dan ahli grafika. Tim penilai itu menilai buku dari empat komponen yaitu: kelayakan isi, kebahasaan, penyajian, dan kegrafikan. Setiap komponen dijabarkan beberapa subkomponen dan setiap subkomponen diturunkan lagi ke dalam butir-butir penilaian yang akan diberi skor oleh tim penilai (Muljono, 2007).Buku teks pelajaran yang digunakan di sekolah-sekolah harus memiliki kebenaran isi, penyajian yang sistematis, penggunaan bahasa dan keterbacaan yang baik, dan grafika yang fungsional. Kelayakan ini ditentukan oleh penilaian yang dilakukan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) dan ditetapkan berdasarkan Peraturan Menteri. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia (Permendiknas) Nomor 11 Tahun 2005 secara lebih rinci mengatur tentang fungsi, pemilihan, masa pakai, kepemilikan, pengadaan, dan pengawasan buku teks pelajaran. Menurut Peraturan Menteri ini, buku teks pelajaran adalah buku acuan wajib untuk digunakan di sekolah yang memuat materi pembelajaran dalam rangka peningkatan keimanan dan ketakwaan, budi pekerti dan kepribadian, kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, kepekaan dan kemampuan estetis, potensi fisik dan kesehatan yang disusun berdasarkan standar nasional pendidikan. Buku teks pelajaran berfungsi sebagai acuan wajib oleh guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran. Buku-buku teks yang digunakan di sekolah-sekolah saat ini terdiri atas empat jenis berdasarkan klasifikasi buku pendidikan, yaitu (1)

3 buku teks pelajaran; (2) buku pengajaran; (3) buku pengayaan; dan (4) buku rujukan (Pusat Perbukuan Depdiknas, 2004:4). Buku teks pelajaran merupakan buku yang berfungsi bagi siswa untuk belajar. Jenis buku ini sangat bergantung pada kurikulum yang dikembangkan. Buku pengajaran dinamakan pula buku panduan pendidik (Permendiknas No. 11/2005). Buku ini berfungsi sebagai pedoman bagi guru dalam mengajarkan suatu materi pelajaran. Buku pengayaan berfungsi sebagai buku yang dapat memperkaya pengetahuan, keterampilan, dan kepribadian siswa. Buku rujukan disebut juga buku referensi (Permendiknas No. 11/2005). Buku ini merupakan buku yang berfungsi sebagai sumber informasi dalam memperdalam suatu kajian. Jenis buku ini sering disebut pula dengan buku sumber atau buku acuan. Pada dasarnya, sebuah buku pelajaran yang baik adalah buku yang berfungsi sebagai alat pembelajaran yang efektif. Buku teks yang baik adalah buku pelajaran yang dapat membantu siswa belajar. Buku teks bukan hanya merupakan buku yang dibuka atau dibaca pada saat pembelajaran di kelas, melainkan dan inilah yang terpenting buku yang dibaca setiap saat. Buku teks memiliki peranan penting bagi guru dan siswa selain sebagai bahan acuan pembelajaran dan sebagai sarana untuk membantu belajar siswa, juga buku teks membantu siswa untuk memahami materi yang akan mereka pelajari dengan membaca dan memahaminya. Buku teks yang baik haruslah memiliki kelayakan untuk dijadikan sumber belajar, yaitu menarik dan mampu merangsang minat siswa untuk mempelajarinya. Agar harapan tersebut menjadi kenyataan, buku harus menarik, baik itu dari segi bentuk maupun isi dan berdampak pada pengembangan

4 kemampuan berpikir, berbuat, dan bersikap. Buku pelajaran yang dibenar adalah buku yang dapat membantu siswa memecahkan masalah-masalah yang sederhana maupun rumit, tidak menimbulkan persepsi yang salah serta dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya sesuai dengan kaidah-kaidah keilmuan. Oleh sebab itu menganalisis buku teks adalah salah satu cara yang baik dilakukan oleh guru agar dapat diketahui sejauh mana kualitas buku teks yang dipakai pada sistem pembelajaran. Salah satu faktor penentuan keberhasilan siswa dalam menggunakan buku teks ditentukan oleh kualitas buku ajar. Dalam pengukuran kualitas buku teks harus diperhatikan aspek-aspek penting yaitu kesesuaian isi dengan kurikulum, kebenaran konsep, bahasa, dan penyajian grafik. Apabila buku teks yang digunakan siswa kesesuaian isi dengan kurikulumnya rendah maka kompetensi yang diharapkan sulit dicapai. Ditambah lagi apabila banyak mengandung kesalahan konsep dan kesalahan bahasa maka akan berakibat perbedaan pemahaman dari pemahaman siswa dengan apa yang dimaksudkan dalam buku teks, sehingga akan mempengaruhi pola pikir siswa dalam menerima pengetahuan berikutnya dan sangat sulit diluruskan kembali karena dalam pemikiran siswa biasanya bersifat permanen (tetap). Hal ini akan terjadi jika guru cenderung menganggap keseluruhan buku itu benar dan menerima apa adanya tanpa menganalisis terlebih dahulu isi materi buku teks tersebut. Meskipun sudah dinilai kelayakan oleh BSNP, secara empiris ternyata masih banyak guru sebagai praktisi di dalam pembelajarannya tidak mempergunakan buku teks BSE tersebut sebagai salah satu bahan ajar.

5 Berdasarkan hasil wawancara awal dengan guru kelas V yang mempergunakan buku BSE Matematika masih memiliki kekurangan khususnya dari segi isinya. Salah satu sebab tidak dipergunakannya buku teks sebagai bahan ajar oleh guru adalah kesulitan guru memahami isi maupun bahasa (matematika) yang digunakan dalam buku tersebut. Keberadaan guru sekolah dasar sebagai guru kelas mengakibatkan terbatasnya kemampuan guru untuk memahami atau menguasai seluruh materi yang ada, terutama di dalam penguasaan materi matematika dan sains. Kondisi ini berdampak terhadap penyampaian materi ajar kepada siswa, sehingga proses interaksi edukasi pada pelajaran matematika mengalami hambatan, yang pada gilirannya hasil belajar matematika siswa tidak sesuai dengan yang diharapkan. Seorang guru yang professional harusnya menguasai secara komprehensif materi yang disajikan pada sumber belajar dan materi yang dibutuhkan oleh peserta didiknya. Suatu contoh, ketika siswa kelas V di sekolah belajar matematika dengan mempergunakan buku teks BSE matematika kelas V, banyak ditemukan siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami isi buku tersebut akibat guru yang tidak mampu menyampaikan materi secara utuh. Untuk penguasaannya, siswa harus senantiasa dibimbing guru untuk memahami materi yang ada dalam buku teks tersebut. Kesulitan siswa terhadap pemahaman materi yang disampaikan mengakibatkan siswa kurang termotivasi untuk mempelajari matematika tersebut. Kondisi seperti disebutkan di atas tidak boleh dibiarkan secara terus menerus dalam proses pembelajaran, sehingga diperlukan suatu solusi berupa

6 langkah inovatif dari guru dalam rangka menguasai materi bahan ajar matematika dari buku teks. Langkah kongkrit dan konstruktif yang dapat dilakukan oleh guru untuk membantu meningkatkan kemampuan matematik siswa secara benar dan proporsional adalah dengan menyediakan atau memfasilitasi siswa dengan buku teks yang selain layak juga dapat dipahami oleh guru untuk dijadikan buku pegangan siswa di sekolah. Artinya buku teks yang digunakan oleh guru sebagai acuan bahan ajar haruslah buku teks yang memiliki kelayakan isi, kelayakan penyajian dan kelayakan bahasa serta kemudahan untuk dipahami oleh guru. Kelayakan ini sesuai dengan kelayakan standar yang ditentukan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Tahun 2008. BSE merupakan salah satu bentuk buku teks yang saat ini banyak dimanfaatkan oleh guru dan siswa. Meskipun sudah dinilai kelayakan oleh BSNP, ternyata masih banyak ditemukan kesalahan di dalamnya. Hal ini dibuktikan oleh beberapa penelitian tentang tingkat kebenaran materi BSE untuk berbagai jenjang pendidikan. Oleh karena itu kebenaran materi dalam BSE yang telah beredar perlu ditinjau kembali. Analisis awal menujukkan ada materi yang tidak sesuai dengan kurikulum, kesalahan penyajian konsep konkrit dan terdefinisi, penulisan yang tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia, dan terdapat gambar yang tidak berfungsi untuk meningkatkan pemahaman. Berdasarkan kesalahan dalam tinjauan awal tersebut maka BSE perlu dikaji lebih lanjut. Berdasarkan latar belakang di atas, akan dilakukan pengkajian secara lebih mendalam tentang aspek tersebut di dalam buku teks matematika sekolah dasar,

7 melalui suatu penelitian yang diberi judul Analisis Kelayakan Buku Teks Matematika Kelas V Sekolah Dasar. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, maka dalam penelitian ini dikemukakan rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana kesesuaian materi yang ada pada buku teks matematika kelas V dengan SK dan KD dalam kurikulum? 2. Bagaimanakah kebenaran konsep matematika buku teks Matematika kelas V Sekolah Dasar? 3. Bagaimanakah keterbacaan siswa terhadap buku teks Matematika Kelas V Sekolah Dasar? 4. Bagaimanakah keterbacaan guru terhadap buku teks Matematika kelas V Sekolah Dasar? 5. Bagaimana kebermanfaatan buku teks matematika kelas V Sekolah Dasar untuk guru di sekolah? C. Pembatasan Masalah Penulis membatasi penelitian pada hal-hal sebagai berikut : 1. Konsep yang dianalisis adalah Konsep Pecahan yang meliputi beberapa sub konsep sebagai berikut : a. Mengubah Pecahan Ke Bentuk Pecahan Lain 1) Persentase, serta sebaliknya

8 2) Mengubah Pecahan ke Bentuk Persen dan Desimal, serta Sebaliknya b. Membandingkan Pecahan c. Menjumlah dan Mengurang Pecahan d. Mengali dan Membagi Pecahan e. Perbandingan dan Skala 2. Analisis ini tidak ditujukan untuk men judge kualitas buku teks matematika tersebut ataupun menentukan mana yang terbaik dari buku yang dianalisis, melainkan untuk mendapatkan gambaran tentang sejauh mana setiap penulis buku dan penerbit mengembangkan materi pokok yang ditetapkan oleh kurikulum. D. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui gambaran kesesuaian materi dengan SK dan KD yang ada dalam kurikulum. 2. Untuk mengetahui gambaran kebenaran konsep (keakuratan konsep) pada buku teks Matematika Kelas V Sekolah Dasar. 3. Untuk mengetahui gambaran keterbacaan siswa pada buku teks Matematika Kelas V Sekolah Dasar. 4. Untuk mengetahui gambaran keterbacaan guru pada buku teks Matematika Kelas V Sekolah Dasar.

9 5. Untuk mengetahui gambaran kebermanfaatan buku teks matematika kelas V Sekolah Dasar untuk guru di sekolah. E. Manfaat penelitian Adapun manfaat penelitian ini adalah ; 1. Bagi penulis Dengan penelitian ini, penulis berharap agar dapat melakukan sebuah penelitian yang berkualitas dan berguna terutama bagi orang banyak, dan sebagai seorang guru penulis juga berharap hasil analisis ini menambah wawasan dan keilmuan penulis sehingga lebih mampu lagi dalam memilih sumber belajar yang sesuai bagi peserta didik terutama ditinjau dari kesesuaiannya dengan kurikulum yang berlaku. 2. Bagi guru Dengan penelitian ini, penulis berharap agar para guru dapat selektif dalam menggunakan buku teks sebagai sumber belajar bagi siswa. Dan dengan diketahui ada tidaknya kesesuaian konsep yang disajikan dengan kurikulum yang berlaku, diharapkan guru semakin aktif dan kreatif dalam mencari berbagai macam sumber belajar yang sesuai agar kurikulum yang diharapkan dapat tercapai sesuai harapan. Sehingga guru pun tidak hanya mengandalkan penggunaan buku teks dari satu sumber saja melainkan berusaha mencari informasi sebanyak-banyaknya mengenai konsep yang akan diajarkan pada siswa untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak dikehendaki.

10 3. Bagi Siswa Diharapkan agar siswa memiliki sikap kritis dalam menyikapi segala sesuatu, jika ia menemukan konsep yang tidak jelas, kurang dipahami dan membingungkan dari dalam buku teks yang dibacanya, hendaknya ia segera menanyakan guru atau ahlinya atau dapat pula dengan mencari dan membandingkannya dengan sumber yang lainnya. 4. Bagi penulis buku dan Penerbit Diharapkan agar penelitian ini berguna bagi para penulis buku dan penerbit agar lebih hati-hati dalam proses pembuatannya, mulai dari penyusunan, editing, cetak dan pemeriksaan sebelum buku teks tersebut beredar luas di pasaran. Dan jika memang terdapat kesalahan, diharapkan agar segera melakukan koreksi dan revisi untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan terutama yang menyebabkan miskonsepsi bagi para pembacanya. 5. Bagi Institusi Diharapkan memberi informasi untuk dijadikan bahan pertimbangan pembelajaran dan peningkatan profesionalisme guru, terutama di dalam menentukan buku sumber sebagai acuan bagi proses pembelajaran. 6. Bagi Pemerintah Dapat membantu pemerintah dalam memperbaiki dan meningkatkan kualitas buku teks yang dipergunakan di Sekolah Dasar.