BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam suatu organisasi profesi setiap anggota. komitmen profesi. Harsanti (2001) menyatakan bahwa komitmen dapat dijadikan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan pemeriksaan akuntan, memperoleh kepercayaan dari klien

ANALISIS PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, ETIKA AUDITOR, DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA AUDITOR DI KANTOR AKUNTAN PUBLIK KOTA SURAKARTA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. sebagai dasar untuk memberi jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang

PENGARUH PERSEPSI PROFESI, KESADARAN ETIS DAN INDEPENDENSI AUDITOR TERHADAP KOMITMEN PROFESI AKUNTAN PUBLIK DI KOTA MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. dengan masyarakat. Dalam pasal 1 ayat (2) Kode Etik Ikatan Akuntan. integritas dan obyektivitas dalam melaksanakan tugasnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. budaya organisasi, etos kerja, independensi auditor serta kinerja auditor.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah.

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar perusahaan semakin meningkat, dan masalah yang dihadapi semakin UKDW

SKRIPSI. Oleh : MSY. FADHILAH DWINTASARI B

BAB I PENDAHULUAN. kode etik akuntan. Kode etik akuntan, yaitu norma perilaku yang mengatur

BAB I PENDAHULUAN. bekerja berdasarkan pada seluruh kemempuan dan keterampilan serta

BAB I PENDAHULUAN. Setiap awal dan pertengahan tahun halaman-halaman surat kabar sering

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. menjelaskan independensi. Teori tersebut menyatakan bahwa perilaku ditentukan

BAB I PENDAHULUAN. yang lainnya. Salah satunya dilakukan dalam penyajian laporan keuangan

BAB II. Tinjauan Pustaka. sebagai tanggapan (penerimaan langsunga dari sesuatu) atau merupakan

PENGARUH KOMITMEN AUDITOR TERHADAP KEPUASAN KERJA: MOTIVASI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan berbagai pihak, meliputi kepentingan perusahaan (klien) dan

BAB I PENDAHULUAN. Di era persaingan bisnis yang makin ketat seperti dewasa ini, sumber daya

DAN KODE ETIK AKUNTAN PUBLIK by Ely Suhayati SE MSi Ak Ari Bramasto SE Msi Ak

BAB I PENDAHULUAN. kemudian mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang. berkepentingan (Boynton et al.,2001) dalam (Junaidi, 2016).

BAB I PENDAHULUAN. manajemen dapat dipertanggung jawabkan. agar auditor dapat memberikan jaminan mutlak (absolute assurance) mengenai

BAB I PENDAHULUAN. Dari profesi akuntan publik, masyarakat mengharapkan penilaian yang

: Tabel Distribusi Kuesioner pada KAP di Jakarta dan Tangerang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan akan bersaing untuk menjadi yang terbaik di antara. dan tidak menyesatkan pemakainya dalam pengambilan keputusan.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam melakukan audit (Mulyadi dan Puradiredja, (1998)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Besarnya fee audit yang ditetapkan oleh kantor akuntan publik merupakan. memihak, perusahaan menggunakan jasa akuntan publik.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah k ti e g n e m r a d e k es na k u b M, O ZC LI

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Belakangan ini profesi akuntan publik menjadi bagian dari sorotan

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan akuntan. (Arens dan Loebbecke, 1996:4). keputusan. Para pemakai laporan keuangan selalu memeriksa dan mencari

BAB I PENDAHULUAN. (KAP) untuk mengaudit laporan keuangannya. untuk menaikkan tingkat keandalan laporan keuangan. Para pengguna

BAB I PENDAHULUAN. Profesi di bidang akuntansi merupakan profesi yang penuh dengan masalah

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan yang disajikan oleh manajeman dapat dipercaya.

BAB I PENDAHULUAN. kunci dalam perkembangan dan kemajuan dunia bisnis. Profesi akuntan

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan penugasan pemeriksaan (examination) secara obyektif atas

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. perusahaan (principal) dan manajer (agent). Menurut Einsenhardt (1989) teori

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. semakin kompleks (Halim, 2008). Peningkatan kompleksitas tersebut

BAB1 PENDAHULUAN. kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsinya secara efektif dan efisien sesuai

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Akuntansi Keuangan (SAK) atau Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU).

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat umum terutama dalam bidang audit atas laporan keuangan

HUBUNGAN SKEPTISISME PROFESIONAL AUDITOR, SITUASI AUDIT, ETIKA, PENGALAMAN SERTA KEAHLIAN AUDIT DENGAN KETEPATAN PEMBERIAN OPINI AUDITOR OLEH

BAB I PENDAHULUAN. Institusi keuangan telah menjadi financial supermarket dengan jaringan

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan (reliable). Kedua

ABSTRACT. Keywords: Perception profession, ethical awareness, auditor independence, and commitment to the profession

BAB II KAJIAN PUSTAKA. teoritis dalam penelitian ini terdiri dari grand theory dan supporting theori.grand

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat saat ini memicu

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan suatu perusahaan merupakan salah satu sumber informasi

BAB I PENDAHULUAN. akuntansi. Pemakai informasi akuntansi diklasifikasikan menjadi dua. kreditor, dan investor atau calon investor.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. variabel kompetensi, independensi, dan profesionalisme memiliki pengaruh

BAB 1 PENDAHULUAN. Akuntan Publik adalah akuntan yang telah memperoleh izin dari menteri UKDW

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. persaingan bisnis dituntut untuk lebih produktif dan memiliki kinerja yang baik

PENGARUH PERSEPSI PROFESI DAN KESADARAN ETIS TERHADAP KOMITMEN PROFESI AKUNTAN PUBLIK SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia saat ini sudah banyak perusahaan-perusahaan yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. Auditor independen ialah merupakan suatau akuntan publik yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan meningkatnya kompetisi dalam dunia kerja, setiap

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan dari masyarakat yang dilayaninya. Namun bagaimana masyarakat dapat

BAB I PENDAHULUAN. mengenai asersi tentang kegiatan-kegitan dan kejadian-kejadian ekonomi

Standar Auditing & Kode Etik

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan masyarakat. Dari profesi akuntan publik, masyarakat. yang disajikan oleh manajemen perusahaan dalam laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. kecil hingga yang besar. Koperasi yang memiliki lingkup usaha yang luas akan

BAB I PENDAHULUAN. dan audit laporan keuangan (Arens dan Loebbecke, 2003). Akuntan publik dalam

BAB I PENDAHULUAN UKDW. bidang jasa. Jasa yang diberikan berupa jasa audit operasional, audit

BAB I PENDAHULUAN. dan probabilitas melaporkan pelanggaran tergantung pada independensi auditor. Ikatan Akuntan

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan audit atas laporan keuangan tidak semata mata bekerja untuk. dituntut untuk memiliki kompetensi yang memadai.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan Profesi auditor tidak terlepas dari perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. dibutuhkan suatu alat. Laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. baik internal maupun eksternal membutuhkan informasi terkait bisnis, dan

BAB I PENDAHULUAN. menyimpang jauh dari aktivitas moral, bahkan ada anggapan bahwa dunia

BAB 1 PENDAHULUAN. Negara maka akan semakin kompleks masalah bisnis yang terjadi. Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. berarti adanya kebebasan perdagangan dan persaingan dagang di antara negaranegara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Audit atas laporan keuangan memiliki peran yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. sendiri terdapat banyak kantor akuntan publik yang memberikan jasa audit pada

BAB II LANDASAN TEORI. Setiap pengambilan keputusan akan lengkap dan sempurna jika melibatkan

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Profesi akuntan publik merupakan profesi yang dipercaya oleh masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik kewajarannya lebih dapat

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan bagi para pengguna (Purn amasari dan Hernawati,

BAB I PENDAHULUAN. kepatuhan dan audit laporan keuangan (Arens dan Loebbecke, 2003). Akuntan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ada dalam laporan keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, profesi auditor mengalami perkembangan yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan pemakai laporan keuangan (Sarwini dkk, 2014). pengguna laporan audit mengharapkan bahwa laporan keuangan yang telah

BAB I. melanggar dimensi moral dan etika bisnis itu sendiri, termasuk profesi. Masalah etika menjadi perhatian yang sangat penting bagi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan audit yang dapat diandalkan (Kurnia, dkk, 2014). Profesi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dalam perkembangan dunia bisnis yang semakin meningkat dari tahun ke

BAB I PENDAHULUAN. akuntan publik kewajarannya lebih dapat dipercaya dibandingkan laporan keuangan yang tidak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut De Angelo (1981) dalam Watkins et al (2004) mendefinisikan

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN LEMBARAN PENGESAHAN... ii. HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI... iii. MOTTO... iv. ABSTRACT...

BAB I PENDAHULUAN. bersertifikat atau kantor akuntan publik yang melakukan audit atas entitas

BAB I PENDAHULUAN. maupun eksternal perusahaan. Menurut Financial Accounting Standards

ARUM KUSUMAWATI B

2. Pertanyaan Mengenai Persepsi terhadap Kode Etik Akuntan

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi perusahaan dalam mengungkapkan fakta-fakta yang terjadi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan salah satu media terpenting untuk memberikan

BAB I PENDAHULUAN. semua kepentingan menegakkan kebenaran, kemampuan teknis dan

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan teori 2.1.1 Komitmen Profesi Akuntan Publik Dalam suatu organisasi profesi setiap anggota dituntut untuk memiliki komitmen profesi. Harsanti (2001) menyatakan bahwa komitmen dapat dijadikan landasan daya saing karena organisasi atau perusahaan dengan kayawan yang memiliki komitmen tinggi, akan mendapatkan keunggulan-keunggulan yang tidak dimiliki organisasi lain. Komitmen Profesi adalah tingkat loyalitas individu pada profesinya seperti yang dipersepsikan oleh individu tersebut. Sementara, menurut Aranya dan Ferris, (1984) Komitmen profesi adalah suatu kepercayaan dan kemauan usaha yang sungguh-sungguh serta memelihara keanggotaan terhadap tujuan-tujuan dan nilainilai dari profesi, Menurut Assegaf, (2005) proses komitmen secara konseptual dibedakan menjadi tiga tahap yaitu : (1) karyawan memiliki organisasi yang akan dimasukinya dan organisasi memilih karyawan yang akan dipekerjakan. (2) Pada tahap ini dapat dilihat bagaimana komitmen seorang karyawan. Apabila komitmennya semakin rendah, berarti terjadi adanya masalah yang menyebakan komitmen karyawan tersebut menurun. (3) Karyawan dengan komitmen rendah cendrung lebih besar untuk keluar organisasi. Dan dapat dilihat bahwa karyawan ini mempunyai tinggkat absensi yang tinggi, serta kinerja (performace) yang relatif rendah. Sedangkan dengan karyawan dengan komitmen tinggi, cendrung

akan tetap bergabung dengan perusahaan. karyawan ini juga menunjukkan tingkat partisipasi yang besar. Wibowo (1996) mengungkapkan bahwa tidak ada hubungan antara pengalaman internal auditor dengan komitmen profesi, lama bekerja hanya mempengaruhi pandangan profesionalisme dan hubungan dengan sesama profesi. Hal ini disebabkan bahwa tenaga professional telah dididik untuk menjalankan tugas-tugas yang kompleks secara independen dan menyelesaikan masalah yang timbul menggunakan keahlian dan dedikasi mereka secara profesional. Komitmen profesional yang didasari oleh pemahaman prilaku, sikap dan orientasi profesional dalam menjalankan tugasnya, merupakan cerminan dari norma-norma, aturan dan kode etik profesinya. Tingkat keinginan untuk mempertahankan sikap yang profesional dapat berbeda-beda antara satu pekerjaan dengan pekerjaan lainnya tergantung dari persepsi masing-masing individu. Karena itulah didalam asosiasi profesional ditekankan adanya komitmen profesi yang setinggi-tingginya yang diwujudkan dengan adanya kinerja yang berkualitas sebagai jaminan keberhasilan dalam pelaksanaan pekerjaan yang dihadapi. Menurut Steer dan Poter (2003), komitmen profesi dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya yaitu: faktor yang berhubungan dengan lingkungan kerja dan dipengaruhi oleh pekerjaan nya itu sendiri, Semakin tinggi level tanggung jawab dan otonomi yang berkaitan dengan pekerjaan tersebut, semakin rendah repetitive, dan semakin menarik pekerjaan tersebut akan lebih tinggi tingkat komitmen yang diperlihatkan oleh individu.

2.1.2 Persepsi Profesi Persepsi adalah suatu proses yang ditempuh individu untuk mengorganisasikan dan menafsirkan kesan-kesan indera mereka agar memberikan makna bagi lingkungan mereka (Robbins, 2003 : 160). Dengan demikian, persepsi dapat diartikan dengan suatu proses seseorang mengorganisasikan dan menginterpretasikan kesan kesan indranya sehingga ia dapat memberikan arti kepada lingkungannya. Namun dalam kehidupan sehari-hari apabila kita mengatakan persepsi, orang lebih mengindentikkan dengan pandangan artinya bagaimana pandangan terhadap suatu objek, misalnya persepsi terhadap kode etik, artinya adalah bagaimana pandangan seseorang atas kode etik tersebut, yaitu apa yang dimaksud dengan kode etik, siapa yang memerlukan kode etik dan lain sebagainya yang berkaitan dengan kode etik selain itu yang perlu diperhatikan adalah bahwa persepsi mungkin berbeda dengan kenyataan yang sebenarnya. Terdapat beberapa sub proses dalam persepsi yang menunjukkan bahwa persepsi bersifat kompleks dan interaktif. Sub proses persepsi yang pertama dapat terdiri dari suatu situasi yang hadir pada seseorang yang harus dilihat dan diartikan kemudian, sub proses berikutnya adalah registrasi dan interpretasi dan umpan balik. Setelah seseorang mengetahui keadaan lingkungan atau situasinya semua keterangan tersebut di daftar dalam ingatan dan pikiran. Berikutnya mengartikan atau menginterpretasikan tentang semua informasi yang didaftar mengenai lingkungan yang muncul. Proses terakhir orang tersebut akan memberikan umpan balik. Bagi profesi akuntan publik, persepsi profesi merupakan pemahaman seorang auditor terhadap apa yang digelutinya. Pemahaman ini berkaitan dengan

faktor kognitif masing-masing individu auditor tersebut sehingga persepsi auditor satu dengan yang lain akan berbeda (Mar at, 1991). Apabila seorang auditor memiliki persepsi atau pandangan positif terhadap profesinya, maka auditor tersebut akan memahami segala sesuatu yang berkaitan dengan profesi yang digelutinya dan beranggapan bahwa profesinya merupakan profesi yang sangat penting bagi pihak lain sehingga mereka akan melakukan apa yang harus dilakukan secara proporsional. Sementara itu, apabila seorang auditor memiliki persepsi negatif terhadap profesinya maka auditor tersebut akan beranggapan bahwa profesi yang digelutinya harus menghasilkan bagi dirinya sendiri tanpa memikirkan dampaknya bagi pihak lain apabila tidak dilaksanakan sesuai dengan kode etik yang berlaku. 2.1.2.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi Akuntan Publik Persepsi merupakan hal yang bersifat subjektif, yaitu melibatkan tafsiran pribadi masing-masing individu, sehingga perlu diketahui faktor-faktor apa saja yang berasal dari dalam individu atau dengan kata lain faktor psikologis yang mempengaruhi persepsi individu. Menurut (Robbins,2003:160) Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi profesi adalah (1) Pelaku Persepsi, dimana seorang individu memandang pada suatu objek dan mencoba untuk menafsirkan apa yang dilihatnya, maka penafsiran itu dipengaruhi oleh karakteristik pribadi pelaku individu. (2) Target, dimana Karakter seseorang yang akan diamati dapat mempengaruhi apa yang akan dipersepsikan. (3) situasi, dimana Unsur-unsur lingkungan yang ada disekitar kita dapat mempengaruhi persepsi kita.

2.1.3 Kesadaran Etis Menurut (Arens dan loebbecke, 2003:43) Pengertian Etika adalah perangkat perinsip moral atau nilai yang mencakup hukum dan peraturan, etika bisnis untuk kelompok profesional seperti akuntan publik dan etika untuk anggota suatu organisasi Kesadaran etis adalah tanggapan atau penerimaan seseorang terhadap suatu peristiwa moral tertentu melalui suatu proses penentuan yang kompleks sehingga dia dapat memutuskan apa yang harus dia lakukan pada situasi tertentu (Muawanah dan Indriantoro, 2001). Namun sebenarnya variabel kesadaran etis sendiri belum bisa sepenuhnya digunakan untuk memprediksi perilaku pengambilan keputusan, karena sebenarnya ada variabel lain yang berinteraksi dengan kesadaran etis yang mempengaruhi perilaku. Berdasarkan beberapa pengertian tentang kesadaran etis diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa kesadaran etis akuntan publik merupakan suatu tindakan sadar dari seorang akuntan publik untuk melakukan tidakan professional pada saat dihadapkan pada suatu keadaan dilema etis profesinya. 2.1.4 Independensi Auditor Menurut (Triandis, 1971) Independensi auditor adalah sikap tidak memihak kepada kepentingan siapapun dalam melakukan pemeriksaan laporan keuangan yang dibuat oleh pihak manajemen. Auditor mempunyai kewajiban untuk bersikap jujur tidak saja kepada pihak manajemen, tetapi juga terhadap pihak ketiga sebagai pemakai laporan keuangan, seperti kreditor, pemilik maupun calon pemilik.

Independensi akuntan publik merupakan dasar utama kepercayaan masyarakat pada profesi akuntan publik dan merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk menilai mutu jasa audit. Menurut IFAC (2007), Ada dua jenis independensi yang dikenal, yaitu independensi dalam fakta (independence in fact) dan independensi dalam penampilan (independence in appearance). Untuk independensi dalam fakta, IFAC menggunakan istilah lain, yaitu independensi dalam pikiran (independece in mind). Independensi dalam pikiran adalah suatu keadaan pikiran yang memungkinkan pengungkapan suatu kesimpulan tanpa terkena pengaruh yang dapat mempromosikan penilaian profesional, dan memungkinkan seorang individu bertindak berdasarkan integritas, serta menerapkan objektivitas dan skeptisme profesional. Independensi dalam penampilan adalah penghindaran fakta dan kondisi yang signifikan sehingga pihak ketiga yang paham dan berfikir rasional dapat menarik kesimpulan bahwa skeptisme profesional, objektivitas, dan integritas telah dikompromikan. Selain independensi dalam pikiran dan independensi penampilan, Mautz, (1961:204-205) mengemukakan bahwa independensi akuntan publik juga meliputi independensi praktisi (practitioner independence) dan independensi profesi (profession independence). Independensi praktisi berhubungan dengan kemampuan praktisi secara individual untuk mempertahankan sikap yang wajar atau tidak memihak dalam perencanaan program, pelaksanaan pekerjaan verifikasi, dan penyusunan laporan hasil pemeriksaan. Independensi ini mencakup tiga dimensi, yaitu independensi penyusunan progran, independensi investigatif,

dan independensi pelaporan. Independensi profesi berhubungan dengan kesan masyarakat terhadap profesi akuntan publik. Arens dan Loebbecke (1995) mendefinisikan independensi dalam auditing berarti berpegang pada pandangan yang tidak memihak di dalam penyelenggaraan pengujian audit, evaluasi hasil pemeriksaan, dan penyusunan laporan audit. Sikap tidak memihak ini dapat dibentuk dalam dua sudut pandang yaitu : a. Independensi dalam sikap mental (Independence in fact) yang berarti akuntan dapat menjaga sikap yang tidak memihak dalam melaksanakan pemeriksaan b. Independensi dalam penampilan (Independence in appearance) yang berarti akuntan bersikap tidak memihak menurut persepsi pemakai laporan keuangan. Antara independensi dalam sikap mental dan independensi dalam penampilan memiliki kaitan yang sangat erat, dimana akuntan dengan independensi dalam sikap mental yang baik dengan sendirinya akan bersikap tidak memihak menurut persepsi pemakai laporan keuangan. 2.1.4.1 Faktor-fakor yang Mempengaruhi Independensi Auditor Sebagaimana disebutkan dalam penelitianya Abu Bakar,et al, (2005), sedikitnya terdapat enam faktor yang diteliti oleh studi sebelumnya tentang persepsi independensi auditor. Ke enam faktor tersebut adalah (1) Ukuran besarnya kantor akuntan publik, (2) Tingkat persaingan dalam memberikan layanan jasa auditing kepada klien, (3) Lamanya hubungan audit dalam melayani kebutuhan klien, (4) Besarnya biaya jasa audit yang dibayarkan klien kepada kantor akuntan publik, (5) Hak istimewa berupa pemberian saran manajerial oleh

kantor akuntan publik kepada klien, (6) Keberadaan komite audit pada perusahaan klien yang semakin ektensif Auditing memiliki tujuan utama untuk memberi pendapat atau opini atas wajar tidaknya laporan keuangan yang disajikan oleh klien agar bisa dijadikan acuan bagi pihak pihak yang berkepentingan untuk melakukan keputusan ekonomi. Dalam melakukan audit untuk menjaga dan meningkatkan profesinya, seorang akuntan publik diharuskan untuk selalu bersikap independen dalam arti dalam menjalankan tugasnya seorang akuntan publik tidak boleh memihak kepada siapapun, bersikap obyektif dan jujur. Mempertahankan perilaku independen bagi auditor dalam memenuhi tanggung jawab mereka adalah sangat penting, namun yang lebih penting lagi adalah bahwa pemakai laporan keuangan memiliki kepercayaan atas independensi itu sendiri. Berubahnya lingkungan audit telah menimbulkan kebutuhan akan perubahan yang cukup besar persyaratan independensi. 2.2 Review Peneliti Terdahulu Alfianto (2002) melakukan penelitian mengenai pengaruh etika kerja akuntan terhadap komitmen profesi dan komitmen organisasi. Hasil penelitiannya menunjukkan adanya pengaruh positif signifikan antara etika kerja dengan komitmen profesi dan juga adanya pengaruh positif signifikan antara etika kerja dengan komitmen organisasi. Herawati (2007) melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh persepsi profesi dan kesadaran etis terhadap komitmen profesi akuntan publik. Hasil penelitiannya menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan untuk variabel

persepsi profesi terhadap komitmen profesi dan menunjukkan tidak ada pengaruh yang signifikan untuk variabel kesadaran etis terhadap komitmen profesi. Kambara dan Bastian (2009) melakukan penelitian tentang etika kerja akuntan terhadap komitmen profesi dan komitmen organisasi. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa etika kerja akuntan berpengaruh positif terhadap komitmen profesi dan etika kerja akuntan berpengaruh positif terhadap komitmen organisasi Novianti dan Gunawan (2010) melakukan penelitian untuk mengetahui Pengaruh etika kerja islam dan etika bisnis terhadap komitmen organisasi dengan komitmen profesi sebagai variabel intervening. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa etika kerja kerja Islam dan etika bisnis berpengaruh positif terhadap komitmen profesinya dan juga terhadap komitmen organisasi pengaruh antara etika kerja Islam dan etika bisnis terhadap komitmen organisasi melalui komitmen profesi menunjukkan adanya pengaruh positif. Uyar and Özer (2011) melakukan penelitian yang berjudul The ethical orientation and professional commitment: An empirical examination on Turkish accountants. Hasil penelitian mereka yaitu ethical orientation, ethical awareness dan ethical decision berperngaruh terhadap professional commitment. Tabel 2.1 Review Peneliti Terdahulu Peneliti Judul Variabel Hasil penelitian Alfianto (2002) Pengaruh Etika Kerja Akuntan Terhadap Komitmen Profesi dan Komitmen Organisasi. Variabel Independen: Etika Kerja Akuntan Variabel Dependen Komitmen Profesi, dan komitmen Organisasi - adanya pengaruh positif signifikan antara etika kerja dengan komitmen profesi. - adanya pengaruh positif signifikan antara etika kerja dengan komitmen organisasi

Herawati (2007) Kambara dan Bastian (2009) Novianti dan Gunawan (2010) UYAR and ÖZER (2011) Pengaruh Persepsi Profesi Dan Kesadaran Etis terhadap Komitmen Profesi Akuntan Publik (Survey Pada Kantor Akuntan Publik Wilayah Surakarta) Etika Kerja Akuntan terhadap Komitmen Profesi Komitmen dan Komitmen Organisasi ( Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Jakarta) Pengaruh etika kerja islam dan etika bisnis terhadap komitmen organisasi Dengan komitmen profesi sebagai variabel intervening The ethical orientation and professional commitment: An empirical examination on Turkish accountants Variabel Independen : Persepsi Profesi, Kesadaran Etis. Variabel Dependen : Komitmen Profesi Akuntan publik. Variabel independen : Etika Kerja akuntan Variabel Dependen : Komitmen Profesi, Komitmen Organisasi Variabel independen : Etika kerja dan etika bisnis Variabel dependen : Komitmen organisasi Variabel intervening : Komitmen profesi Variabel independen : Ethical orientation, etichal awareness, etichal decision Variabel dependen : Professional commitment - Adanya pengaruh signifikan untuk variabel persepsi profesi terhadap komitmen profesi akuntan publik - menunjukkan kesadaran etis tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap komitmen profesi akuntan publik. - Persepsi profesi dan kesadaran etis berpengaruh secara simultan terhadap komitmen profesi akuntan publik. - Etika kerja akuntan berpengaruh positif terhadap komitmen profesi - Etika kerja akuntan berpengaruh positif terhadap komitmen organisasi etika kerja kerja Islam dan etika bisnis berpengaruh positif terhadap komitmen profesinya,dan juga terhadap komitmen organisasi pengaruh antara etika kerja Islam dan etika bisnis terhadap komitmen organisasi melalui komitmen profesi menunjukkan pengaruh positif Etichal orientation, etical awareness, dan etichal decision berpengaruh terhadap professional commitment