BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat. Banyak perusahaan kecil maupun perusahaan besar yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang mempengaruhi kebijakan hutang perusahaan, antara Lain : Rizka Putri Indahningrum dan Ratih Handayani, (2009)

BAB I PENDAHULUAN. dalam perusahaan. Oleh karena itu, keputusan pendanaan menjadi pertimbangan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu hal yang penting pada sebagian besar perusahaan besar yakni potensi UKDW

BAB I PENDAHULUAN. kreditur, serta pihak manajemen perusahaan itu sendiri. Selain itu pendanaan

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan untuk mendanai kegiatan perusahaan. Menurut Munawir (2004)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Pengklasifikasian Utang. Utang Menurut Djarwanto (2004) merupakan kewajiban perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini keberlangsungan perusahaan-perusahaan di Indonesia terlihat tidak

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan menggunakan dana yang bersumber dari pihak internal dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa penelitian dalam menentukan kebijakan hutang telah banyak

BAB I PENDAHULUAN. struktur modal perusahaan yang akhirnya akan mempengaruhi suatu kinerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. akan dikeluarkan oleh perusahaan itu sendiri. keputusan pendanaan yang baik untuk menentukan pertimbanganpertimbangan

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. oleh Wibowo dan Rossieta, (2009:31), yang mengacu pada pemenuhan tujuan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dasar struktur modal berkaitan dengan sumber dana, baik itu sumber internal

BAB I PENDAHULUAN. keberlangsungan hidup suatu perusahaan di era globalisasi sekarang ini.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dan menjadi pusat perhatian stakeholders. Keputusan finansial

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Lebih dari 40% di BEI adalah industri manufaktur.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. maka para investor atau pemilik perusahaan menyerahkan pengelolaan

BAB II LANDASAN TEORITIS. pemilik menyewa orang lain (agen) untuk melakukan beberapa jasa demi

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Adanya penelitian yang telah dilakukan sebelum penelitian ini dibahas,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang pesat,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendanaan ini bisa bersumber dari dalam perusahaan (internal financing) maupun

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan debt to equity ratio. Rasio ini merupakan rasio hutang yang digunakan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia bisnis yang sedang memasuki era globalisasi mengakibatkan

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. tagihan, cicilan hutang berikut bunganya, pajak, dan juga belanja modal (capital

BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang semakin tajam dalam pasar global merupakan suatu tantangan

BAB V PENUTUP. menganalisis pengaruh faktor-faktor internal dan eksternal perusahaan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keputusan pendanaan merupakan salah satu keputusan penting yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyerahkan barang atau jasa pada tanggal tertentu. Hutang juga

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Globalisasi bermuara pada masalah tantangan dan peluang yang dihadapi

BAB I PENDAHULUAN. merefleksikan penilaian masyarakat terhadap kinerja perusahaan. Nilai

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama dari setiap perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaannya

BAB I PENDAHULUAN. telekomunikasi untuk melakukan kegiatan ekonomi dan mengelola fungsi-fungsi

BAB I PENDAHULUAN. yang dihasilkan, maupun sumber daya manusianya. Merupakan tantangan yang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Banyak faktor yang mempengaruhi keputusan perusahaan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Selama setengah abad terakhir, sektor Consumer Goods telah. mencapai pertumbuhan yang signifikan dari segi pendapatan dan imbal

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Di era globalisasi ini perkembangan perusahaan semakin lama semakin pesat.

BAB I PENDAHULUAN. Keputusan pendanaan merupakan hal yang penting bagi perusahaan dalam

BAB I PENDAHULUAN. peluang yang akan dihadapi oleh Indonesia dengan adanya AFTA. AFTA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. kebijakan dividen (Brigham dan Houston 2011:211), yaitu : perusahaan. Teori MM berpendapat bahwa nilai suatu perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. baik mengunakan hutang (debt financing) ataupun dengan mengeluarkan saham

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Berdirinya suatu perusahaan harus memiliki suatu tujuan yang

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengelola keuangan perusahaan dengan sebaik-baiknya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jangka panjang, saham preferen dan modal pemegang saham (Weston dan

2015 PENGUJIAN TRADE OFF THEORY & PECKING ORDER THEORY DALAM PENENTUAN STRUKTUR MODAL

BAB 1 PENDAHULUAN. pengelolaan pada manajer. Pengelolaan asset yang telah dipercayakan kapada

BAB I PENDAHULUAN. bidang jasa maupun produksi pasti menginginkan agar perusahaannya dapat

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan dana maka diperlukan keputusan pendanaan yang tepat. Keputusan

BAB I PENDAHULUAN. mengelolah dan menjalankan perusahaannya. Seorang manajer harus berhati-hati

BAB I PENDAHULUAN. ini terjadi disebabkan karena pihak manajemen sering kali memiliki tujuan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan perekonomian yang ada di Indonesia menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tujuan utama dari perusahaan selain meningkatkan nilai perusahaan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kebijakan struktur modal melibatkan pertimbangan trade-off antara risiko

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari eksternal. Kebijakan hutang ini dilakukan untuk menambah dana

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Pengertian, Tujuan dan Komponen Laporan Keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN. mengambil peluang ini karena industri sektor properti yang terus berkembang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manajemen perusahaan dalam rangka mendanai operasional perusahaan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. pemerintahan. Salah satu sebab pesatnya perkembangan pengetahuan akuntansi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. variabel pengembalian yang akan menentukan nilai saham bagi pemilik dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dan perluasan industri pada umumnya membutuhkan sumbersumber

BAB I PENDAHULUAN. Pendanaan dapat berasal dari internal yaitu dari modal sendiri dan eksternal yaitu

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh keuntungan yang berlipat ganda. keuntungan yang dihasilkan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini semakin banyaknya perusahaan-perusahaan besar yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

@UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam kegiatan usahanya pemilik perusahaan melimpahkan tanggung

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang pesat dan semakin

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi suatu negara. Hal ini dikarenakan pasar modal mempunyai fungsi

BAB I PENDAHULUAN. mengalami pemulihan salah satu di bidang industri manufaktur asing. Pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan mempunyai tujuan utama yaitu untuk meningkatkan. kemakmuran pemiliknya. Perkembangan perusahaan untuk menuju lebih besar

pendanaan internal maupun eksternal. Brigham dan Houston (2011:153) menyatakan bahwa perusahaan yang sedang berkembang membutuhkan modal

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan dewan direksi. Kepemilikan manajerial harus diikutsertakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. datang. Dewasa ini perusahaan selalu melakukan pengembangan dalam upaya. pihak luar dalam mengatasi masalah pendanaan.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan diantaranya growth opportunity suatu perusahaan, struktur modal. perusaahan dengan meminimumkan biaya modal perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh sumber dana dan bagaimana mengalokasikan dana tersebut

@UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Fenomena yang banyak ditemui ketika perusahaan bertambah besar maka

BAB I PENDAHULUAN. usaha berlomba-lomba untuk meningkatkan usahanya, salah satu faktor yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan adalah suatu organisasi yang didirikan oleh perseorangan atau

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam keuangan perusahaan. Struktur modal sangat dipengaruhi oleh

BAB I PENDAHULUAN. yang melintasi batas negara ini telah menuntut bangsa kita untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ekonomi global yang terus maju pada saat ini, dapat menimbulkan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan pasti memerlukan investasi besar dengan kebutuhan dana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membutuhkan beberapa teori yang mendasarinya, antara lain:

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan memerlukan modal untuk menjalankan kegiatan usahanya,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Dalam mendanai kegiatan operasionalnya, perusahaan memiliki dua alternatif

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan teknologi dan cara berpikir manusia yang semakin pesat,

BAB 1 PENDAHULUAN. optimal bagi perusahaan. Kinerja manajemen dapat tercermin dalam laporan

BAB I PENDAHULUAN. karena bagi para investor dividen merupakan return (tingkat pengembalian) atas

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam kaitannya dengan kegiatan operasi perusahaan adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pada dasarnya perusahaan membutuhkan dana dalam jumlah tertentu

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Brigham Gapensi menyatakan bahwa, tujuan utama. perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan melalui peningkatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Isyarat atau signal menurut (Brigham dan Houston, 2001 dalam Diah, 2009)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tersedia bagi pemegang saham (Sartono, 2012:263). Setiap keputusan pendanaan

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. nilai perusahaan dengan menetapkan keputusan struktur modalnya.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat ini dunia usaha berkembang dengan pesat dan persaingan dunia bisnis semakin ketat. Banyak perusahaan kecil maupun perusahaan besar yang melakukan pengembangan terhadap usahanya dalam rangka untuk mengatisipasi ketatnya persaingan dunia bisnis. Namun dalam hal ini terkendala oleh pendanaan untuk mengelola dan menjalankan perusahaan. Pada suatu perusahaan terdapat manajer yang menjalankan perusahaan, manajer diberi kepercayaan oleh pemegang saham untuk mengelola dan menjalankan perusahaan termasuk dalam urusan pengambilan keputusan tentang pendanaan. Keputusan pendanaan manajer harus teliti untuk memilih sumber dana yang akan digunakan, sumber dana yang digunakan dapat berasal dari sumber dana internal maupun sumber dana eksternal. Sumber dana yang berasal dari internal adalah laba ditahan. Sumber dana yang berasal dari eksternal antara lain saham dan hutang dari kreditur. Hutang tersebut akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan perusahaan. Oleh karena itu salah satu keputusan penting yang diambil seorang manajer mengenai keputusan pendanaan adalah mengenai kebijakan hutang.

2 Kebijakan hutang merupakan suatu gambaran tentang hutang jangka panjang yang dimiliki oleh perusahaan untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan. Kebijakan hutang dapat diukur menggunakan Debt Equty Ratio (DER), yaitu perbandingan antara total hutang jangka panjang dengan modal sendiri. Semakin rendah DER maka semakin kecil tingkat hutang yang dimiliki dan kemampuan untuk membayar hutang tinggi. Kebijakan hutang lebih sering diukur dengan Debt ratio yaitu mengukur sejauh mana modal perusahaan dapat membayar atau menutupi hutang jangka panjang, sehingga perusahaan dapat menentukan komposisi hutang yang tepat. Sebagian perusahaan memilih menggunakan hutang dibanding penerbitan saham baru untuk mendapatkan dana tambahan, hal ini dikarenakan (1) Adanya manfaat pajak atas pembayaran bunga, (2) Biaya transaksi pengeluaran hutang lebih murah daripada biaya transaksi emisi saham baru, (3) lebih mudah mendapatkan pendanaan hutang daripada pendanaan saham, (4) kontrol manajemen lebih besar adanya hutang dibanding saham baru. Seorang manajer untuk mengambil keputusan tentang kebijakan hutang perlu mempertimbangkan beberapa hal antara lain, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, profitabilitas, dan struktur aset. Kepemilikan manajerial mengandung pengertian seberapa besar proporsi saham yang dimiliki oleh pihak manajemen perusahaan. Manajer berperan ganda yaitu sebagai manajer dan pemegang saham (Damayanti, 2006). Hal ini berarti bahwa manajer tidak ingin perusahaan mengalami masalah keuangan bahkan bangkrut. Bila hal ini terjadi maka manajer tidak mendapat insentif dan pemegang saham tidak mendapatkan return dari dana yang diinvestasikan. Semakin tinggi persentase kepemilikan manajerial maka semakin kecil penggunaan hutang.

3 Kepemilikan institusional berarti proporsi saham yang dimiliki oleh pihak linvestor kelembagaan. Adanya kepemilikan institusional maka akan ada pengawasan dan pengendalian, sehingga manajer akan lebih hati-hati dalam mengambil keputusan (Damayanti, 2006). Semakin tinggi kepemilikan institusional perusahaan maka semakin kecil hutang yang digunakan. Hal ini disebabkan karena adanya pengawasan oleh lembaga institusi lain terhadap kinerja perusahaan. Menurut hasil penelitian Masdupi (2005) kepemilikan institusional berpengaruh negatif terhadap kebijakan hutang. Kebijakan hutang yang akan diambil oleh perusahaan berkaitan dengan profitabilitas perusahaan. Profitabilitas merupakan tingkat keuntungan bersih yang didapat perusahaan pada saat menjalankan kegiatan operasionalnya. Profitabilitas menggambarkan pendapatan yang dimiliki perusahaan untuk membiayai investasinya. Profitabilitas menunjukan kemampuan dari modal yang didapat dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan. Profitabilitas merupakan faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan struktur modal perusahaan. Hal ini dikarenakan perusahaan yang memiliki profitabilitas tinggi akan menggunakan hutang yang kecil karena laba yang dimiliki tinggi sudah cukup untuk membiayai sebagian besar kebutuhan pendanaan, sesuai dengan pecking order theory bahwa perusahaan lebih menyukai menggunakan pendanaan internal daripada pendanaan eksternal. Profitabilitas merupakan suatu perbandingan rasio antara pendapatan dengan total aset yang dimiliki perusahaan. Kebijakan hutang yang diambil perusahaan berkaitan dengan kemampuan perusahaan untuk mengembalikan hutang. Kemampuan perusahaan dalam membayar hutang dapat meningkatkan kepercayaan kreditur untuk meminjamkan

4 dana kepada perusahaan. Salah satu hal yang dilihat oleh kreditur adalah struktur aset. Struktur aset menggambarkan kekayaan perusahaan yang dapat dijadikan jaminan dalam memperoleh hutang. Perusahaan yang struktur aktiva tetapnya besar akan lebih mudah mendapatkan hutang dibanding dengan struktur aktiva tetapnya kecil. Perusahaan yang aktiva tetapnya sesuai untuk dijadikan jaminan kredit akan lebih banyak menggunakan hutang karena investor akan memberikan pinjaman karena memiliki jaminan (Brigham dan Houston, 2001). Menurut hasil penelitian yang dilakukan Masdupi (2005) dan Yeniati (2010), struktur aset perusahaan memiliki pengaruh positif terhadap kebijakan hutang, terutama bagi perusahaan yang memiliki aktiva tetap besar. Hal ini dikarenakan aktiva tetap dapat digunakan sebagai jaminan hutang. Perusahaan kategori Sri-Kehati merupakan hasil dari kesepakatan antara PT Bursa Efek Indonesia bersama Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (KEHATI), yang bergerak berdasarkan enam prinsip yaitu, lingkungan, pengembangan masyarakat, tata kelola perusahaan, hak asasi manusia, perilaku bisnis, dan prinsip ketenagakerjaan. Indeks ini pertama diterbitkan pada tanggal 5 Juni 2009, indeks Sri-Kehati terdiri dari 25 perusahaan yang memenuhi kriteria-kriteria indeks Sri- Kehati, yaitu perusahaan harus memiliki total aset minimal Rp 1 triliun, perusahaan memiliki price earning ratio (PER) positif dan free float atau kepemilikan saham oleh publik minimal 10%. Data empiris dari kebijakan hutang (DER), kepemilikan manajerial (MOWN), kepemilikan Institusional (INST), profitabilitas (PROF), struktur aset (AST) pada perusahaan katagori indeks sri-kehati yang terdaftar di BEI tahun 2009-2011 dapat dilihat pada Tabel 1.1 sebagai berikut:

5 Tabel 1.1 Rata-rata Kebijakan Hutang (DER), Kepemilikan Manajerial (MOWN), Kepemilikan Institusional (INST), Profitabilitas (PROF), Struktur Aset (AST) Pada Perusahaan Indeks Sri-Kehati di BEI Tahun 2009-2011 No Variabel Tahun 2009 2010 2011 1 DER 2,045 1,912 1,79 2 MOWN 0,0088 0,0091 0,0091 3 INTS 0,639 0,640 0,660 4 PROF 0,086 0,113 0,122 5 AST 0,286 0,285 0,25 Sumber : ICMD dan IDX 2009-2011 Berdasarkan Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa rata-rata dari MOWN (kepemilikan manajerial), INTS (kepemilikan institusional), PROF (Profitabilitas), dan AST (struktur aset) menunjukan hasil yang fluktuatif. Hal ini kemudian menjadi fenomena gap. Fenomena empiris yang dicerminkan Tabel 1.1 menunjukan bahwa rata-rata dari MOWN, INST dan PROF terjadi peningkatan pada periode 2009-2011, sedangkan rata-rata DER pada periode 2009-2011 mengalami penurunan, berarti DER berbeda arah dengan MOWN, INST dan PROF. Berdasarkan Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa rata-rata dari variabel AST pada tahun 2009-2011 mengalami penurunan sesuai dengan DER yang mengalami penurunan, hal ini berarti AST dan DER searah. Penelitian kebijakan hutang telah dilakukan oleh Zulhawati (2004) yang menguji tentang kepemilikan insider (manajerial dan institusional), efisiensi, volume aset, pertumbuhan, dan size asset. Hasil penelitiannya menunjukan bahwa kepemilikan insider berpengaruh negatif signifikan. Efisiensi dan size asset berpengaruh positif signifikan, volume aset dan pertumbuhan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kebijakan hutang. Penelitian Rizka dan Ratih (2009) yang menguji

6 tentang kepemilikan institusional, deviden, free cash flow, pertumbuhan perusahaan, dan profitabilitas, menunjukkan bahwa kepemilikan institusional, deviden, free cash flow berpengaruh positif, sementara pertumbuhan perusahaan dan profitabilitas berpengaruh negatif terhadap kebijakan hutang. Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang membahas tentang Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Profitabilitas, dan Struktur Aset terhadap Kebijakan Hutang (Studi pada Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Kategori Sri-Kehati tahun 2009-2011). 1.2 Rumusan Masalah Dari uraian latar belakang tersebut, dapat disimpulkan beberapa rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apakah kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap kebijakan hutang pada perusahaan yang terdaftar di BEI kategori Sri-Kehati tahun 2009-2011. 2. Apakah kepemilikan institusional berpengaruh terhadap kebijakan hutang pada perusahaan yang terdaftar di BEI kategori Sri-Kehati tahun 2009-2011. 3. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap kebijakan hutang pada perusahaan yang terdaftar di BEI kategori Sri-Kehati tahun 2009-2011. 4. Apakah struktur aset berpengaruh terhadap kebijakan hutang pada perusahaan yang terdaftar di BEI kategori Sri-Kehati tahun 2009-2011.

7 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas dapat ditetapkan tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui apakah kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap kebijakan hutang pada perusahaan yang terdaftar di BEI kategori Sri- Kehati tahun 2009-2011. 2. Untuk mengetahui apakah kepemilikan institusional berpengaruh terhadap kebijakan hutang pada perusahaan yang terdaftar di BEI kategori Sri- Kehati tahun 2009-2011. 3. Untuk mengetahui apakah profitabilitas berpengaruh terhadap kebijakan hutang pada perusahaan yang terdaftar di BEI kategori Sri-Kehati tahun 2009-2011. 4. Untuk mengetahui apakah struktur aset berpengaruh terhadap kebijakan hutang pada perusahaan yang terdaftar di BEI kategori Sri-Kehati tahun 2009-2011. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian merupakan dampak dari tercapainya tujuan. Manfaat dari penelitian adalah menjelaskan tentang manfaat yang diharapkan oleh peneliti. Manfaatdari penelitian sebagai berikut : 1. Sebagai informasi bagi perusahaan dalam mempertimbangkan dan merumuskan kebijakan hutang.

8 2. Sebagai informasi bagi investor untuk menilai perusahaan dengan melihat struktur modalnya sehingga dapat dijadikan pedoman dalam untuk memberikan dana pada perusahaan. 3. Sebagai referensi bagi akademisi dalam mempelajari kebijakan hutang dan teori keuangan lainnya. 1.5 Kerangka Pemikiran Kebijakan hutang merupakan kebijakan pendanaan perusahaan yang bersumber dari eksternal. Dalam membuat suatu kebijakan hutang perusahaan manajer perusahaan baiknya mempertimbangkan beberapa hal antara lain; kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, profitabilitas dan struktur aset perusahaan. Kepemilikan manajerial merupakan persentase kepemilikan saham oleh pihak manajemen perusahaan. Adanya kepemilikan manajerial yang tinggi pada suatu perusahaan maka penggunaan hutang relatif kecil, hal ini dikarenakan penggunaan hutang akan semakin tinggi penggunaan hutang semakin tinggi resiko perusahaan, sehingga manajer lebih berhati-hati dalam menggunakan hutang karena disini manajer juga memiliki saham. Menurut Lenra (2011) mengatakan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh negatif terhadap kebijakan hutang, menurut Zulhawati (2004) kepemilikan manajerial berhubungan negatif terhadap kebijakan hutang. Dengan demikian kepemilikan manajerial berpengaruh negatif terhadap kebijakan hutang. Kepemilikan institusional merupakan persentasi saham yang dimiliki oleh lembaga atau intitusi. Adanya kepemilikan institusional yang tinggi maka semakin

9 kecil tingkat penggunaan hutang hal ini dikarenakan adanya pengawasan dari lembaga atau institusi yang mengawasi kinerja perusahaan. Sehingga perusahaan akan lebih berhati-hati dalam menggunakan hutang. Maka terjadi hubungan negatif antara kepemilikan institusional dengan kebijakan hutang. Rizka dan Ratih (2009) mengatakan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh negatif terhadap kebijakan hutang. Profitabilitas merupakan keuntungan yang diperoleh perusahaan, dengan memiliki profitabilitas yang besar maka semakin rendah penggunaan hutang. Sesuai dengan pecking order theory yaitu perusahaan akan lebih menyukai menggunakan dana internal dibanding dana eksternal. Sehingga perusahaan akan menggunakan keuntungan perusahaan dibanding hutang. Lenra (2011) menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh negatit terhadap kebijakan hutang. Rizka dan Ratih (2009) menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh negatif terhadap kebijakan hutang. Struktur aset menggambarkan kekayaan perusahaan yang dapat dijadikan jaminan dalam memperoleh hutang. Semakin besar struktur aset atau aktiva tetap yang dimiliki perusahaan maka semakin besar penggunaan hutang perusahaan, hal ini dikarenakan aktiva tetap dapat digunakan sebagai jaminan atas hutang perusahaan. Menurut Brigham dan Houston (2001) perusahaan yang aktivanya sesuai untuk dijadikan jaminan kredit akan lebih banyak menggunakan hutang karena investor akan memberikan pinjaman karena memiliki jaminan. Berdasarkan pemaparan di atas, maka terdapat kerangka pemikiran teoritis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

10 H 1 Kepemilikan Manajerial H 2 Kepemilikan Institusional H 3 Kebijakan Hutang Profitabilitas H 4 Struktur aset Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran 1.6 Hipotesis Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan kerangka pemikiran tersebut, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut : H 1 : Kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap kebijakan hutang. H 2 : Kepemilikan Institusional berpengaruh terhadap kebijakan hutang. H 3 : Profitabilitas berpengaruh terhadap kebijakan hutang. H 4 : Struktur aset berpengaruh terhadap kebijakan hutang.