BAB I PENDAHULUAN. tanah air, mempertebal semangat kebangsaan serta rasa kesetiakawanan sosial.

dokumen-dokumen yang mirip
SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

Disusun Oleh : LINA FIRIKAWATI A

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh : ELY ERNAWATI A

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 MOJOLABAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010

PENGARUH KEDISIPLINAN BELAJAR DAN BERFIKIR KRITIS SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 2 COLOMADU TAHUN AJARAN 2009/ 2010

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan bagi bangsa. Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dalam segi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi perkembangan ini dan harus berfikiran lebih maju. Ciri-ciri

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Ekonomi Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era

BAB I PENDAHULUAN. memperkuat kepribadian, dan mempertebal semangat kebersamaan agar dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh. Gelar Sarjana Strata-1. Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan suatu tujuan pendidikan, sebagaimana dalam Undang-Undang RI

Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas adalah melalui pendidikan. Salah satu upaya membina dan membangun Sumber Daya Manusia (SDM)

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang berkualitas baik melalui pendidikan informal di rumah

BAB I PENDAHULUAN. dijangkau dengan sangat mudah. Adanya media-media elektronik sebagai alat

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. Untuk tercapainya tujuan nasional tersebut harus ada perhatian dari. pemerintah dan masyarakat yang sungguh-sungguh.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai tempat mencetak sumber daya manusia yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. No. 20 tahun 2003 pasal 4 tentang sistem pendidikan nasional bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. perubahan zaman. Hal ini sesuai dengan UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai Negara yang berkembang dengan jumlah penduduk besar, wilayah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai warga negara perlu mengembangkan diri untuk dapat hidup

PENGARUH AKTIVITAS SISWA DALAM MENGIKUTI KEGIATAN EKSTRA KURIKULER DAN KEDISIPLINAN MENGIKUTI KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Pendidikan memang sangatlah penting bagi kita, menurut UUD

BAB I PENDAHULUAN. ditengah-tengah masyarakat, apalagi dengan perkembangan teknologi

SUKMA WIDIASTO A SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh. Gelar Sarjana Pendidikan Strata-1. Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB 1 PENDAHULUAN. karena tanpa pendidikan manusia akan mengalami banyak kesulitan dan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi tersebut diperlukan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tujuan Negara Indonesia termuat dalam pembukaan UUD

BAB I PENDAHULUAN. keharusan bagi bangsa Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. masa depan dengan segala potensi yang ada. Oleh karena itu hendaknya dikelola baik

PENGARUH METODE BILINGUAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada awal abad 21 ini, dunia pendidikan di indonesia menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. dari tujuan pendidikan, seperti yang tertuang dalam Undang-Undang No.20

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dari seberapa maju pendidikan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

SKRIPSI Umtuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Program Pendidikan Studi Akuntansi. Disusun Oleh :

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia. Menurut Djamarah (2000: 22) Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. yang baik. Sumber daya manusia yang berkualitas akan mampu. diberikan melalui pendidikan formal di sekolah maupun di lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu hal yang terpenting untuk. mempersiapkan kesuksesan seseorang dimasa depan, salah satunya dengan

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. kuantitas hal tersebut dapat tercapai apabila peserta didik dapat. manusia indonesia seutuhnya melalui proses pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. terus berkembang pesat sekarang ini, akan membawa berbagai dampak

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang cerdas, damai, terbuka dan demokratis. Kemajuan bangsa

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan menurut bentuknya dibedakan menjadi dua, yaitu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang. tentang sistem pendidikan nasional bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal, dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui. pasal 4 tentang sistem pendidikan nasional bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, serta orang tua. Menurut Dimyati dan Mujiono (2006: 7),

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam dunia pendidikan khususnya, pelajaran akuntansi sangat

BAB I PENDAHULUAN. serta ketrampilan yang diperlukan oleh setiap orang. Dirumuskan dalam

BAB I PENDAHULUAN. sebagai negara yang maju dan berkembang. fungsi pendidikan. Adapun fungsi pendidikan pada undang-undang RI No.

BAB I PENDAHULUAN. terduga makin mempersulit manusia untuk meramalkan atau. dibutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas.

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Starata 1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Kewarganegaraan. Diajukan Oleh: ERMAWATIK A

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diadakan di Negara tersebut. Pendidikan dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. warga negara yang demokrasi sehingga bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam. Indonesia. Di samping itu, pendidikan dapat mewujudkan sumber daya

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN KREATIVITAS DALAM BELAJAR EKONOMI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS VII SMP N 2 GATAK SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan suatu tempat dimana bagi peserta didik untuk

BAB I PENDAHULUAN. strategis bagi peningkatan sumber daya manusia adalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

umum yang muncul adalah rendahnya mutu kegiatan belajar siswa seperti adanya siswa yang ingin mencapai target hanya sekedar lulus dalam sekolah,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat. Hal ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas,

BAB I PENDAHULUAN. penting sebagai bagian dari upaya mencerdaskan kehidupan bangsa.

(PTK Pada Siswa Kelas VIII B SMP Muhammadiyah 10 Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. waktu. Seperti tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGARUH AKTIVITAS BELAJAR SISWA DAN PARTISIPASI DALAM. KEGIATAN OSIS TERHADAP PRESTASI BELAJAR PKn PADA SISWA

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Kemajuan iptek ini tidak lepas dari perubahan yang ada dalam

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti ini, menurut adanya sumber daya manusia yang berkualitas

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah proses yang dapat mengubah obyeknya. Pendidikan nasional harus dapat mempertebal iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, meningkatkan kualitas sumber daya manusia, memperdalam rasa cinta tanah air, mempertebal semangat kebangsaan serta rasa kesetiakawanan sosial. Sesuai dengan fungsi dan tujuan pendidikan nasional menurut UU No.20 tahun 2003 pasal 3 tentang sistem pendidikan nasional adalah : Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokrasi serta bertanggung jawab. Berkaitan dengan tujuan pendidikan nasional tersebut, hakekat pendidikan adalah pembentukan dan pengembangan kepribadian manusia secara menyeluruh, yakni pembentukan dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara menyeluruh, sehingga manusia mampu menghadapi setiap perubahan yang terjadi. Menurut Suryabrata (2006:26) dinyatakan bahwa proses pendidikan disamping menekankan pada ilmu pengetahuan (kognitif) juga diarahkan pada keterampilan dalam melaksanakan sesuatu (psikomotor), serta diarahkan pada pengembangan sikap mental dan kepribadian untuk terjun dimasyarakat (afektif). 1

2 Pendidikan merupakan proses interaksi tenaga pendidik dan anak didik yang mendorong terjadinya belajar. Menurut Sardiman (2002:12) Pendidikan dan pengajaran adalah salah satu usaha yang bersifat sadar tujuan yang dengan sistematis terarah pada perubahan tingkah laku menuju kedewasaan anak didik. Peran pendidikan penting untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, maka pemerintah berusaha mengadakan perbaikan dalam bidang wajib belajar. Perbaikan yang telah dilakukan pemerintah misalnya, penyediaan sarana dan prasarana yang baik dan perubahan kurikulum. Peningkatan mutu pendidikan dilakukan pemerintah untuk memperlancar proses belajar mengajar, sehingga tujuan pendidikan tercapai. Artinya pendidikan diupayakan sebagai suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan perilaku yang diinginkan. Dalam peningkatan kemampuan dan pengetahuannya, siswa dituntut untuk memperbanyak belajar baik di sekolah maupun di luar sekolah. Menurut Gulo (2002:8) Belajar merupakan suatu usaha untuk mengubah tingkah laku, baik tingkah laku berpikir, bersikap dan berbuat. Dengan belajar, siswa dapat mewujudkan citacita. Pendidikan bagi warga belajar perlu mendapatkan perhatian dan penanganan oleh pemerintah, keluarga dan pengelola pendidikan. Adanya perubahan pendidikan yang bukan hanya sebagai sarana untuk menyampaikan ilmu tetapi diharapkan adanya perubahan pola kehidupan yang lebih baik.

3 Melalui proses belajar siswa diharapkan akan memperoleh pengetahuan yang bermanfaat bagi kehidupan bermasyarakat di masa mendatang Menurut Slameto (2005:26) Belajar merupakan suatu proses kegiatan rutin yang dilaksanakan untuk mendapatkan pengetahuan dari apa yang telah dipelajari dan belajar akan menghasilkan suatu perubahan pada diri siswa. Keberhasilan ataupun kegagalan dalam belajar tersebut ditandai dengan prestasi yang dicapai seseorang setelah melakukan usaha belajar. Hasil belajar juga merupakan tingkat keberhasilan siswa atau hasil yang dicapai dalam belajar dengan materi yang diperoleh dari pelajaran sekolah baik yang berupa angka ataupun huruf yang dicapai dalam periode tertentu. Purwanto (2007:84) mengemukakan bahwa belajar berhubungan dengan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu. Perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan, atau keadaan-keadaan sesaat seseorang. Belajar pada dasarnya dilaksanakan semenjak manusia dilahirkan dan berlangsung seumur hidup. Manusia dilahirkan dalam kondisi yang tidak berdaya sehingga memerlukan bantuan orang lain, terutama bantuan dari orang tua. Dalam hal ini bantuan yang dimaksud bukan bantuan yang bersifat materi. Akan tetapi bantuan yang bersifat psikologis, seperti kedisiplinan, keteraturan, nasehat, motivasi kasih sayang. Dimana bantuan tersebut akan berpengaruh pada perkembangan kepribadian anak. Proses belajar yang terjadi pada individu memang merupakan sesuatu yang penting, karena melalui belajar individu

4 mengenal lingkungannya dan menyesuaikan diri dengan lingkungan disekitarnya. Dalam meningkatkan kemampuan diri siswa dituntut untuk memperbanyak kegiatan belajarnya, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Menurut Slameto (2005:19) Belajar merupakan suatu proses kegiatan rutin yang dilaksanakan untuk mendapatkan pengetahuan dari apa yang telah dipelajari. Khususnya bagi pelajar, belajar merupakan kewajiban yang tidak dapat ditinggalkan karena kegiatan belajar akan menghasilkan suatu perubahan pada diri siswa. Keberhasilan ataupun kegagalan dalam belajar tersebut ditandai dengan prestasi yang dicapai seseorang dalam suatu usaha belajar. Peningkatan mutu pendidikan dapat dilihat dari meningkatnya prestasi siswa tersebut, karena hasil belajar merupakan wujud dari hasil belajar siswa selama mengikuti pelajaran. Baik buruknya hasil belajar seorang siswa sangat dipengaruhi oleh banyak faktor, baik faktor yang berasal dari dalam diri siswa dan faktor yang berasal dari luar diri siswa. Proses belajar mengajar dapat dikatakan baik apabila siswa mempunyai hasil belajar yang baik pula. Hasil belajar yang didapat siswa tergantung dari kemampuan siswa itu sendiri dan sikap guru dalam membantu siswa untuk memperoleh prestasi yang baik. Hasil belajar menurut Wirawan dan Murjono (2006:178) adalah: Hasil yang dicapai seorang siswa dalam usaha belajarnya sebagaimana dicantumkan di dalam nilai rapornya. Melalui hasil belajar seorang siswa dapat mengetahui kemajuan-kemajuan yang telah dicapainya dalam belajar. Pencapaian tujuan pengajaran dapat dilakukan melalui suatu proses belajar mengajar yang baik, yakni dengan memperhatikan faktor-faktor yang

5 mempengaruhi kelancaran proses belajar mengajar dalam rangka optimalisasi pencapaian tujuan pembelajaran IPS ekonomi, yaitu pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar. Menurut Uzer (2009:9) hasil belajar siswa dipengaruhi oleh faktor yang berasal dari dalam diri siswa dan faktor yang berasal dari luar diri siswa. Faktor yang terdapat dalam diri siswa adalah motivasi, minat, bakat, daya fikir, sikap dan kebiasaan siswa. Sedangkan yang termasuk faktor yang berasal dari luar diri siswa adalah keadaan sosial ekonomi, lingkungan, sarana dan prasarana, guru dan cara mengajarnya, kurikulum dan sebagainya adalah satu indikator yang dapat dijadikan tolak ukur keberhasilan suatu lembaga pendidikan dalam menghasilkan lulusan yang berkualitas adalah tercermin dari hasil belajar yang dicapai atau nilai yang diperoleh pada setiap mata pelajaran yang disajikan pada lembaga pendidikan tersebut termasuk dalam mata pelajaran ekonomi. Pihak pengelola pendidikan telah melakukan berbagai usaha untuk memperoleh kualitas dan kuantitas pendidikan dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa yang selanjutnya terwujudlah perubahan-perubahan dalam pengorganisasian kelas, penggunaan metode mengajar, strategi belajar mengajar. Menurut Sukmadinata (2008:101) Hasil belajar adalah realisasi dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang. Hasil belajar pada hakekatnya merupakan pencerminan dari usaha belajar. Semakin baik usaha belajar, semakin baik pula hasil belajar yang dicapai.

6 Proses belajar di sekolah adalah proses yang sifatnya kompleks dan menyeluruh. Banyak orang yang berpendapat bahwa untuk meraih prestasi yang tinggi dalam belajar, seseorang harus memiliki kemampuan kecerdasan dalam berpikir dan menangkap suatu masalah yang kemudian akan dianalisis. Menurut Hassoubah (2004:12) Siswa harus mengevaluasi diri mereka dan berusaha. Mereka tidak boleh berdiam diri saja karena, para siswa ini kelak akan menjadi orang dewasa, akan menghadapi dunia yang penuh dengan tantangan dan permasalahan. Fakta yang ada menunjukkan minimnya fungsi berpikir individu terlebih lagi kemampuan berpikir kritis berupa kemampuan memproses fakta dan data melalui tahap observasi, pengujian hipotesis serta evaluasi secara tepat dan analitis sehingga menghasilkan suatu kesimpulan yang akurat. Agar terjadi pengkontruksian pengetahuan secara bermakna, maka Redhana (2003:12-13) menyatakan: Guru harus melatih siswa agar berpikir secara kritis dalam menganalisis maupun dalam memecahkan suatu permasalahan. Siswa yang berpikir kritis adalah siswa yang mampu mengidentifikasi, mengevaluasi, dan mengkontruksi argumen serta mampu memecahkan masalah dengan tepat. Siswa yang berpikir kritis akan mampu menolong dirinya atau orang lain dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi. Budaya kritis yang rendah dikarenakan kurangnya usaha pembentukan dan penanaman kebiasaan bersikap dan berpikir kritis sejak dini. Keluarga dan sekolah sebagai institusi pendidikan utama dan mendasar bagi perkembangan individu kurang mengkoordinasikan sikap dan pemikiran kritis secara optimal sehingga lahirlah individu-individu yang pasif, tidak cepat tanggap dan tidak mampu menyelesaikan persoalan atau menyikapi kondisi secara kritis.

7 Menurut Redhana (2003:14) Pengalaman atau pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperoleh keterampilanketerampilan dalam pemecahan masalah dapat merangsang keterampilan berpikir kritis siswa. Berpikir kritis merupakan suatu aktivitas evaluatif untuk menghasilkan suatu simpulan. Lebih lanjut Redhana (2003:17) menyatakan: Berpikir kritis bertujuan untuk mencapai penilaian yang kritis terhadap apa yang akan diterima atau apa yang akan dilakukan dengan alasan yang logis, memakai standar penilaian sebagai hasil dari berpikir kritis dalam membuat keputusan, menerapkan berbagai strategi yang tersusun dan memberikan alasan untuk menentukan dan menerapkan standar tersebut, mencari dan menghimpun informasi yang dapat dipercaya untuk dipakai sebagai bukti yang dapat mendukung suatu penilaian. Seseorang yang mampu berpikir kritis akan mempunyai kemampuan yang lebih baik dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi dibandingkan siswa lain yang tidak mempunyai kemampuan untuk berpikir kritis. Seseorang yang mempunyai kemampuan berpikir kritis apabila mempunyai kesulitan dalam belajar akan berpikir bagaimana menyelesaikan masalah tersebut berdasar fakta yang terjadi. Kemampuan seorang siswa dalam berpikir kritis berbeda-beda. Perbedaan itu bisa disebabkan karena perbedaan kecerdasan dan cara menangkap suatu masalah yang kemudian akan dianalisis. Kemampuan berpikir kritis tersebut harus diasah agar kemampuannya selalu meningkat. Usaha agar dapat meningkatkan kemampuan siswa tersebut adalah melalui kegiatan belajar yang dilakukan secara rutin. Dalam meningkatkan kemampuan diri siswa dituntut untuk memperbanyak kegiatan belajarnya, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Belajar merupakan suatu

8 proses kebiasaan rutin yang dilaksnakan untuk mendapatkan pengetahuan dari apa yang telah dipelajari. Siswa yang terbiasa belajar maka akan lebih mudah dalam memahami materi pelajaran. Dalam proses belajar setiap anak memiliki kebiasaan yang berbeda-beda dalam belajar. Liang Gie (2007:32) Belajar tidak harus dilakukan dalam satu waktu yang lama, namun dalam belajar harus rutin dilakukan setiap hari, sehingga dengan rutinitas tersebut belajar akan menjadi suatu kebiasaan yang harus dilakukan oleh siswa. Keteraturan belajar, penggunaan dan pembagian waktu belajar apabila dilaksanakan dengan baik setiap hari, maka akan menjadi suatu kebiasaan belajar yang baik. Dengan mengatur waktu secara efisien dan efektif individu akan memperoleh beberapa keuntungan misalnya dapat mengatur kegiatan dengan baik sehingga lebih banyak waktu yang dikerjakan, dengan belajar secara teratur individu akan lebih mudah mengingat, meresap apa yang dipelajari, selalu siap bila mendapatkan beban belajar yang lebih berat dijenjang yang lebih tinggi, mempunyai lebih banyak waktu untuk mengerjakan kegiatan lain yang disenangi karena tugas belajarnya dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Menurut Slameto (2005:81) Proses belajar memerlukan perulangan dan pemahaman terhadap materi yang dipelajari. Jika pemahaman terhadap materi tinggi, baik siswa yang intensitas belajarnya tinggi maupun tingkat intensitas belajarnya rendah kemungkinan hasil belajarnya tinggi. Akan tetapi, ada siswa yang intensitas belajarnya tinggi hasil belajar yang dicapai rendah.

9 Sebaliknya siswa yang intensitas belajarnya rendah hasil belajar yang dicapainya tinggi. Ini bisa terjadi karena faktor keberuntungan maupun tingkat pemahaman yang mereka miliki. Hal demikian tidak dapat diandalkan karena belajar merupakan inti dari proses pendidikan. Melalui belajar seorang siswa akan bertambah pengetahuannya. Seperti yang diungkapkan oleh Slameto (2005:82) bahwa Kebiasaan belajar diperoleh dengan cara-cara yang dipakai untuk mencapai tujuan belajar. Melalui kebiasaan belajar akan diperoleh cara atau sistem belajar yang memudahkan siswa menyerap materi. Dalam kaitannya dengan kebiasaan belajar, Hamalik (2005:10) mengemukakan Seseorang yang ingin berhasil dalam belajar hendaknya mempunyai sikap serta kebiasaan belajar yang baik. Dari definisi-definisi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa kebiasaan belajar adalah cara-cara yang ditempuh siswa dalam belajar untuk mencapai tujuan tertentu yang dilaksanakan secara rutin sehingga menjadi suatu kebiasaan. Berkaitan dengan mata pelajaran ekonomi, pelajaran ini memegang peranan penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan. Pelajaran ekonomi dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit dipahami. Berkaitan dengan hal tersebut mata pelajaran ekonomi perlu lebih diperhatikan salah satunya adalah dengan diterapkannya sistem belajar mandiri. Guru harus menekankan perlunya belajar mandiri pada siswanya. Belajar mandiri dapat menumbuhkan kemandirian anak dalam belajar secara efektif yang mengacu pada tujuan yang diharapkan. Melalu kebiasaan belajar yang baik, maka siswa akan terkondisi

10 untuk selalu berusaha menambah pengetahuan dan wawasannya. Hal ini berguna dalam menginterpretasikan sebuah pertanyaan dan soal dalam sebuah ujian. Kemudian dengan dukungan kemampuan berpikir kritis, siswa akan berusaha mencari jawaban atas daya kritisnya tersebut dengan belajar. Penelitian ini dilaksanakan untuk memberikan penekanan bahwa dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran ekonomi, siswa harus meningkatkan intensitas dan frekuensi belajarnya. Kebiasaan belajar yang baik yang ditandai dengan intensitas dan frekuensi belajar yang tinggi dapat melatih siswa untuk mencerna dan memahami materi dengan lebih baik. Kemudian untuk mempertinggi penguasaan materi, siswa harus mampu berfikir kritis. Siswa dapat menambah pengetahuan yang lebih luas jika mampu berfikir kritis atas permasalahan yang ada di dalam pelajaran. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kebiasaan belajar dan kemampuan berpikir kritis yang dimiliki siswa terhadap hasil belajar siswa maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian lebih lanjut tentang: KEBIASAAN BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS TERHADAP HASIL BELAJAR IPS EKONOMI SISWA KELAS VII SMP AL ISLAM I SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi permasalahan sebagai berikut: 1. Siswa memiliki kebiasaan belajar yang berbeda-beda antara siswa yang satu dengan siswa lainnya

11 2. Cara atau gaya siswa dalam belajar mempengaruhi hasil belajar 3. Aktivitas belajar secara intensif akan mempengaruhi hasil belajar 4. Siswa yang dapat berpikir kritis secara logis akan mempunyai daya nalar yang tinggi, sehingga akan mempunyai hasil belajar yang baik. 5. Siswa yang mempunyai kreativitas yang baik akan cenderung mempunyai keluwesan dalam hal belajar sehingga akan mempunyai prestasi yang baik. 6. Terbatasnya media menyebabkan siswa kesulitan dalam memahami apa yang disampaikan guru sehingga prestasinya rendah. 7. Ada kemungkinan masih rendahnya hasil belajar dalam pelajaran IPS ekonomi C. Pembatasan Masalah Supaya masalah yang diteliti tidak meluas maka perlu diadakan pembatasan masalah. Batasan masalah sangat penting karena merupakan fokus penelitian. Batasan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Sesuai dengan judul yang diajukan, peneliti hanya membahas tentang kebiasaan belajar, kemampuan berpikir kritis, dan hasil belajar IPS ekonomi. 2. Obyek penelitian ini dilakukan di kelas VII SMP Al Islam I Surakarta dengan jumlah responden sebanyak 144 siswa. 3. Kebiasaan belajar adalah keteraturan belajar, penggunaan dan pembagian waktu belajar.

12 4. Kemampuan berpikir kritis adalah proses yang harus dilakukan seseorang untuk mencapai hasil atau keputusan yang tepat dan bijaksana dengan cara melaksanakan, proses mengenali hal-hal terkait yang digunakan untuk bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan. 5. Hasil belajar yang dimaksud adalah hasil belajar mata pelajaran IPS ekonomi yang dicapai siswa yang dinyatakan dalam nilai raport. D. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah, penulis merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Adakah pengaruh kebiasaan belajar terhadap hasil belajar IPS ekonomi siswa kelas VII SMP Al Islam I Surakarta tahun pelajaran 2010/2011? 2. Adakah pengaruh kemampuan berfikir kritis terhadap hasil belajar IPS ekonomi siswa kelas VII SMP Al Islam I Surakarta tahun pelajaran 2010/2011? 3. Adakah pengaruh kebiasaan belajar dan kemampuan berfikir kritis terhadap hasil belajar IPS ekonomi siswa kelas VII SMP Al Islam I Surakarta tahun pelajaran 2010/2011? E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui pengaruh kebiasaan belajar terhadap hasil belajar IPS ekonomi siswa kelas VII SMP Al Islam I Surakarta tahun pelajaran 2010/2011

13 2. Untuk mengetahui pengaruh kemampuan berfikir kritis terhadap hasil belajar IPS ekonomi siswa kelas VII SMP Al Islam I Surakarta tahun pelajaran 2010/2011 3. Untuk mengetahui pengaruh kebiasaan belajar dan kemampuan berfikir kritis terhadap hasil belajar IPS ekonomi siswa kelas VII SMP Al Islam I Surakarta tahun pelajaran 2010/2011 F. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan agar memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang antara lain: 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini bermanfaat bagi penulis untuk mengembangkan kemampuan dan ketrampilan di bidang penelitian dan ilmu pendidikan. 2. Manfaat Praktis a. Bagi sekolah, memberikan sumbangan positif untuk mengembangkan manajemen dan strategi dalam kegiatan belajar mengajar agar hasil belajar siswa meningkat. Selain itu memberikan sumbangan positif dalam mengembangkan ketrampilan berfikir kritis dan kreativitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar. b. Bagi guru, dapat dijadikan sumbangan pemikiran dalam alternatif kegiatan yang dapat membiasakan untuk belajar dan upaya meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa c. Bagi siswa Sebagai masukan bagi siswa untuk mengetahui potensi dirinya agar dapat mengembangkan diri untuk lebih berprestasi.

14 G. Sistematika Penulisan Skripsi Sistematika merupakan isi yang ada dalam penyusunan skripsi ini. Sistematika penulisan skripsi ini adalah: Bab I Pendahuluan, berisi tentang Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Pembatasan masalah, Perumusan masalah, Tujuan penelitian, Manfaat penelitian, dan Sistematika penulisan skripsi. Bab II Landasan Teori, berisi: tentang Pengertian hasil belajar, Kebiasaan belajar, Kemampuan berpikir kritis, Pengaruh kebiasaan belajar dan kemampuan berpikir kritis terhadap hasil belajar, Kerangka pemikiran, dan Hipotesis. Bab III Metode Penelitian, berisi: Pengertian metode penelitian, Macam-macam metode penelitian, Populasi, Sampel, dan Sampling, Metode pengumpulan, Uji Instrumen Penelitian, Uji Prasyarat Analisis, dan Teknik analisis data. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, berisi: Gambaran umum obyek penelitian, Penyajian data, Analisis data, Pembahasan hasil penelitian. Bab V Penutup, berisi: Kesimpulan dan Saran

15 KEBIASAAN BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS TERHADAP HASIL BELAJAR IPS EKONOMI SISWA KELAS VII SMP AL ISLAM I SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi Oleh : NOFIAMIROH A 210 070 015 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2011