PROFESIONALISME AUDITOR EKTERNAL TERHADAP PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS UNTUK TUJUAN AUDIT LAPORAN KEUANGAN KLIEN

dokumen-dokumen yang mirip
ARUM KUSUMAWATI B

PENGARUH PROFESIONALISME AUDITOR TERHADAP TINGKAT MATERIALITAS DALAM PEMERIKSAAN LAPORAN KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini dimana bisnis tidak lagi mengenal batas. negara, kebutuhan akan adanya pemeriksaan laporan keuangan oleh

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Audit adalah jasa profesi yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik dan

BAB I PENDAHULUAN. diantara pelaku bisnis semakin meningkat. Para pelaku bisnis melakukan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. dan dilaksanakan oleh seorang auditor yang sifatnya sebagai jasa pelayanan.

BAB I PENDAHULUAN. agar auditor dapat memberikan jaminan mutlak ( absolute assurance) mengenai. hasil akhir proses audit yaitu laporan auditor.

BAB I PENDAHULUAN. agar auditor dapat memberikan jaminan mutlak (absolute assurance)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas yang dikelola oleh manajemen

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bekerja sebagai auditor eksternal (Kurniawanda, 2013). laporan disetiap kali melakukan audit. Kantor Akuntan Publik (KAP) dapat

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum auditing adalah suatu proses sistemik untuk memperoleh dan

BAB I PENDAHULUAN. dan melindungi kepentingan banyak pihak inilah yang menjadi idealisme

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era dimana kita hidup sekarang ini merupakan zaman yang berubah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keuangan negara yang diatur dalam UU No. 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan

BAB I PENDAHULUAN. Pemeriksaan yang dilakukan oleh pihak luar sangat diperlukan, khususnya

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan akan adanya pemeriksaan laporan keuangan oleh auditor independen

BAB I PENDAHULUAN. auditor sebagai pihak yang dianggap independen dan memiliki profesionalisme

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dalam perkembangan dunia bisnis yang semakin meningkat dari tahun ke

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

ABSTRAK. Kata kunci: profesionalisme, komitmen organisasi, etika profesi, dan pengalaman auditor

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan BAPEPAM Nomor Kep-36/PM/2003 dan Peraturan Bursa Efek

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan pemakai laporan keuangan (Sarwini dkk, 2014). pengguna laporan audit mengharapkan bahwa laporan keuangan yang telah

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan audit atas laporan keuangan tidak semata mata bekerja untuk. dituntut untuk memiliki kompetensi yang memadai.

BAB 1 PENDAHULUAN. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), para pemegang saham akan. kepada pihak luar dapat dipercaya. Manajemen perusahaan memerlukan jasa

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kepercayaan dari klien dan dari para pemakai laporan keuangan lainnya,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Profesionalisme menjadi syarat utama bagi orang yang bekerja sebagai

BAB I PENDAHULUAN. tentang kebutuhan yang beralasan dari laporan keuangan. Tingkat materialitas salah

: Tabel Distribusi Kuesioner pada KAP di Jakarta dan Tangerang

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan (reliable). Kedua

BAB I PENDAHULUAN. kinerjanya agar dapat menghasilkan produk audit yang dapat diandalkan bagi pihak

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

KATA PENGANTAR. dan hidayah-nya, sehingga tugas penyusunan skripsi dengan judul : Pengaruh

PENGARUH PROFESIONALISME AUDITOR DAN KUALITAS AUDIT TERHADAP TINGKAT MATERIALITAS DALAM PEMERIKSAAN LAPORAN KEUANGAN SKRIPSI

Abstrak. Kata Kunci : Profesionalisme, Komitmen organisasi, Locus of Control Internal, Etika profesi dan Kinerja.

PENGARUH KEAHLIAN AUDIT, INDEPENDENSI, DAN KOMPETENSI AUDITOR TERHADAP PENDAPAT AUDIT PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK (KAP) SURABAYA SKRIPSI.

BAB I PENDAHULUAN. Profesionalisme menjadi syarat utama bagi seseorang yang ingin menjadi seorang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Semakin meluasnya kebutuhan jasa professional akuntan publik sebagai

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam melakukan audit (Mulyadi dan Puradiredja, (1998)

BAB I PENDAHULUAN. sendiri terdapat banyak kantor akuntan publik yang memberikan jasa audit pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Profesi akuntan publik merupakan salah satu profesi yang dianggap sangat

BAB I PENDAHULAN. mengevaluasi bukti secara obyektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Belakangan ini profesi akuntan publik menjadi bagian dari sorotan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik kewajarannya lebih dapat

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi sekarang ini, dimana bisnis tidak lagi mengenal batas negara,

Abstrak. Kata Kunci: independensi, skeptisisme, gender, materialitas, opini.

Abstrak. Kata kunci : Kinerja Auditor, Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Spiritual, Independensi, Komitmen Organisasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat saat sekarang ini dapat

KATA PENGANTAR. Dengan memanjatkan segala puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala

PENGARUH KEAHLIAN AUDIT, INDEPENDENSI, KOMPETENSI, DAN PENGETAHUAN AUDITOR TERHADAP OPINI AUDIT SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. independen maka hasil pemeriksaan akan lebih akurat. kewajaran laporan keuangan agar laporan keuangan tersebut tidak memberikan

BAB I PENDAHULUAN. penilai yang bebas terhadap seluruh aktivitas perusahaan.

KARAKTERISTIK RESPONDEN. Pendidikan Terakhir : D3 S1 S2 S3 Lainnya. Jabatan di KAP : Senior Auditor Manajer Supervisor Partner.

PENGARUH PENGALAMAN AUDIT, KOMPETENSI DAN INDEPENDENSI TERHADAP OPINI AUDITOR (studi empiris pada KAP di wilayah Surabaya Timur dan Barat) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Audit merupakan suatu proses untuk mengurangi ketidakselarasan

SKRIPSI. Oleh : MSY. FADHILAH DWINTASARI B

BAB I PENDAHULUAN. bisnis. Agar tetap bertahan dalam persaingan bisnis yang semakin tinggi para

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KEAHLIAN AUDIT PADA PROFESI AKUNTAN PUBLIK DI SURABAYA SKRIPSI. Oleh : ARIF RAHMAN HAKIM /FE/EA

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar perusahaan semakin meningkat, dan masalah yang dihadapi semakin UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan membutuhkan sumber dana yang akan digunakan untuk

BABI PENDAHULUAN. Profesi akuntan merupakan profesi yang berlandaskan kepercayaan dari

BAB I PENDAHULUAN. bisnispun semakin ketat pula. Hal tersebut mengakibatkan para pelaku bisnis

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dan audit laporan keuangan (Arens dan Loebbecke, 2003). Akuntan publik dalam

BAB I PENDAHULUAN. sebelum para pengambil kebijakan mengambil keputusan. Auditor menjadi

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan digunakan untuk menjamin kelangsungan hidup perusahaan dan

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan audit yang dapat diandalkan (Kurnia, dkk, 2014). Profesi

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Profesi akuntan publik adalah profesi yang bertanggung jawab

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Semakin meluasnya kebutuhan jasa profesional akuntan sebagai pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia saat ini sudah banyak perusahaan-perusahaan yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. yang akurat dan dapat dipercaya untuk pengambilan keputusan. Laporan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama dari pelaporan keuangan adalah menyediakan informasi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kepatuhan dan audit laporan keuangan (Arens dan Loebbecke, 2003). Akuntan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi ini dunia bisnis sudah tidak asing lagi bagi para pelaku

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan pemeriksaan akuntan, memperoleh kepercayaan dari klien

BAB I PENDAHULUAN. pada laporan keuangan perusahaan terutama yang berbentuk Perseroan Terbatas,

BAB I PENDAHULUAN. bertanggung jawab dalam mempersiapkan pelaporan informasi keuangan

BAB I PENDAHULUAN. seorang auditor adalah melakukan pemeriksaan atau audit dan memberikan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Nama : I Made Arya Putra Bharata NIM : ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi memiliki dua fungsi dasar yang saling melengkapi, yaitu : untuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. semua kepentingan menegakkan kebenaran, kemampuan teknis dan

ABSTRAK. Komitmen Organisasi, Gaya Kepemimpinan, Pelatihan Profesi, Kinerja Auditor

BAB I PENDAHULUAN. tidaknya pengaruh dari lingkungan etika, pengalaman auditor dan kompleksitas

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan (reliable).

BAB I PENDAHULUAN. Dengan terbentuknya ASEAN Economic Community (AEC) pada tahun 2015,

BAB 1 PENDAHULUAN. mempengaruhi pandangan masyarakat terhadap kualitas audit yang dihasilkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan yang belum atau tidak diaudit. keuangan yang terjadi akhir-akhir ini. Singgih dan Bawono (2010) menyebutkan

PENGARUH KUALITAS AUDITOR, INDEPENDENSI DAN OPINI AUDITOR TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN

Transkripsi:

PROFESIONALISME AUDITOR EKTERNAL TERHADAP PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS UNTUK TUJUAN AUDIT LAPORAN KEUANGAN KLIEN (Studi Empiris Pada KAP Di Wilayah Surabaya Pusat Dan Timur) SKRIPSI Diajukan Oleh : IFTITAH ANGGRAINI 0613010131/ FE/ EA Kepada FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR 2010 1

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... i ii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR LAMPIRAN... viii ABSTRAK... ix BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah... 1 1.2. Rumusan Masalah... 9 1.3. Tujuan Penelitian... 10 1.4. Manfaat Penelitian... 10 BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGEMBANGAN MODEL 2.1. Hasil Penelitian Terdahulu... 11 2.2. Kajian Teori... 15 2.2.1. Auditing... 15 2.2.1.1. Pengertian Auditing... 15 2.2.1.2. Jenis Auditor... 16 2.2.1.3. Jenis-jenis Pendapat Akuntan... 18 2.2.2. Konsep Profesionalisme... 20 2.2.3. Konsep Materialitas... 23 2.3. Kerangka Pikir... 25 ii

2.3.1. Pengaruh Pengabdian Pada Profesi Terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas... 25 2.3.2. Pengaruh Kewajjiban Sosial Terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas... 25 2.3.3. Pengaruh Kemandirian Terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas... 26 2.3.4. Pengaruh Keyakinan Profesi Terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas... 27 2.3.5. Pengaruh Hubungan Dengan Sesama Profesi Terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas... 28 2.4. Hipotesis Penelitian... 30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel... 31 3.2. Teknik Penentuan Sampel... 37 3.3. Teknik Pengumpulan Data... 39 3.3.1. Jenis Data... 39 3.3.2. Sumber Data... 40 3.3.3. Pengumpulan Data... 40 3.4. Uji Kualitas Data... 40 3.4.1. Uji Validitas... 40 3.4.2. Uji Realibilitas... 41 3.4.3. Uji Normalitas... 41 3.5. Uji Asumsi Klasik... 42 iii

3.6. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis... 43 3.6.1. Teknik Analisis... 43 3.6.2. Uji Hipotesis... 44 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Hasil Penelitian... 47 4.1.1. Rekapitulasi Jawaban Variabel Pengabdian Pada Profesi (X 1 )... 47 4.1.2. Rekapitulasi Jawaban Variabel Kewajiban Sosial (X 2 ).. 48 4.1.3. Rekapitulasi Jawaban Variabel Kemandirian (X 3 )... 49... 4.1.4. Rekapitulasi Jawaban Variabel Keyakinan Terhadap Profesi (X 4 )... 50 4.1.5. Rekapitulasi Jawaban Variabel Hubungan dengan sesama profesi (X 5 )... 51 4.1.6 Rekapitulasi Jawaban Variabel Terikat Pertimbangan Tingkat Materialitas... 52 4.2. Uji Kualitas Data... 54 4.2.1. Uji Validitas... 54 4.2.2. Uji Reliabilitas... 58 4.2.3. Uji Normalitas... 60 4.3. Uji Asumsi Klasik... 61 4.3.1. Multikolinieritas... 61 4.3.2. Heteroskedastisitas... 62 iv

4.4. Analisis Regresi Linier Berganda... 63 4.4.1. Persamaan Regresi... 63 4.4.2. Koefisien Determinasi... 65 4.4.3. Uji Hipotesis... 65 4.4.3.1. Uji F... 65 4.4.3.2. Uji T... 66 4.5. Pembahasan Hasil Penelitian... 68 4.6. Perbedaan Penelitian Terdahulu Dengan Sekarang... 72 4.7. Keterbatasan Penelitian... 75 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 76 5.1. Kesimpulan... 76 5.2. Saran... 77 DAFTAR PUSTAKA v

DAFTAR TABEL Tabel 3.2. Nama Kantor Akuntan Publik Dan Jumlah Auditor... 38 vi

DAFTAR GAMBAR Gambar 2.3. Bagan Kerangka Pikir... 29 vii

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran : 1 : Kuesioner 2 : Tabulasi 3 : Uji Validitas 4 : Uji Reliabilitas 5 : Uji Normalitas 6 : Uji Asumsi Klasik 7 : Uji Regresi Berganda viii

PROFESIONALISME AUDITOR EKSTERNAL TERHADAP PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS UNTUK TUJUAN AUDIT LAPORAN KEUANGAN KLIEN (Studi Empiris Pada KAP Di Wilayah Surabaya Pusat Dan Timur) Oleh : Iftitah Anggraini Abstraksi Profesionalisme menjadi syarat utama bagi orang yang bekerja sebagai auditor eksternal. Gambaran seseorang yang professional dalam profesi dicerminkan kedalam lima hal, yaitu: pengabdian pada profesi, kewajiban sosial, kemandirian, keyakinan terhadap profesi, dan hubungan dengan sesama profesi. Auditor eksternal yang memiliki pandangan profesionalisme yang tinggi akan memberikan kontribusi yang dapat dipercaya oleh para pengambil keputusan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh profesionalisme yang dicerminkan dalam lima dimensi sebagai variabel independen dengan pertimbangan tingkat materialitas untuk tujuan audit laporan keuangan klien sebagai variabel dependen.penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data primer dari responden yang menjadi obyek penelitian, data yang diperoleh dari kuesioner kemudian diolah dengan menggunakan statistik sebagai alat analisis untuk menguji hipotesis yang diajukan oleh peneliti yaitu dengan menggunakan analisis regresi linier berganda. Dari hasil analisis disimpulkan bahwa pengabdian pada profesi dan kemandirian berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap pertimbangan tingkat materialitas, sedangkan kewajiban sosial dan keyakinan terhadap profesi berhubungan positif dan signifikan terhadap pertimbangan tingkat materialitas, dengan demikian hipotesis yang diajukan oleh peneliti telah teruji kebenarannya. x

Keywords : Pengabdian Pada Profesi, Kewajiban Sosial, Kemandirian, Keyakinan Terhadap Profesi, Hubungan Dengan Sesama Profesi, dan Pertimbangan Tingkat Materialitas. x

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi ini auditing menjadi hal yang tidak asing lagi bagi setiap perusahaan untuk diperiksa laporannya oleh auditor eksternal, apakah laporan perusahaan tersebut sudah memenuhi Peraturan Akuntansi yang Berlaku Umum (PABU), dalam setiap proses audit tentunya etika dan profesionalisme auditor sangat dibutuhkan. Auditor dituntut untuk profesional dalam setiap tugas auditnya, auditor eksternal yang memiliki pandangan profesionalisme yang tinggi akan memberikan konstribusi yang dapat dipercaya oleh para pengambil keputusan. Pemeriksaan atas laporan keuangan sangat diperlukan, terutama bagi perusahaan berbadan hukum diantaranya PT (terbuka), dalam bentuk badan usaha ini, perusahaan dikelola oleh manajemen professional yang ditunjuk oleh para pemegang saham. Setiap satu tahun sekali dalam Rapat Umum Pemegang Saham ( RUPS ), para pemegang saham akan meminta pertanggungjawaban manajemen perusahaan dalam bentuk laporan keuangan. Manajemen perusahaan memerlukan jasa pihak ketiga dalam hal ini yaitu auditor eksternal agar pertanggungjawaban keuangan yang disajikan kepada pihak luar dapat dipercaya.

2 Keadaan ini memicu timbulnya kebutuhan jasa profesi akuntan publik, auditor merupakan profesi yang komplek dimana hanya terdapat jumlah yang relatif sedikit dari profesi ini mempunyai derajat keahlian pada suatu spesialisasi bidang tertentu. Profesi auditor diakui sebagai keahlian bagi perusahaan dan ikatan profesinya. Seorang akuntan publik dalam melaksanakan audit atas laporan keuangan tidak semata-mata bekreja untuk kepentingan kliennya, melainkan juga untuk pihak lain yang berkepentingan terhadap laporan keuangan auditan, untuk dapat mempertahankan kepercayaan dari klien dan dari para pemakai laporan keuangan lainnya, akuntan publik dituntut untuk memiliki kompetensi yang memadai. Profesi akuntan publik dalam melaksanakan audit bukan hanya untuk kepentingan yang memberikan pekerjaan tersebut tetapi juga untuk pihakpihak lain yang mempunyai kepentingan terhadap laporan keuangan klien yang diaudit. Pihak-pihak lain tersebut meliputi pemegang saham, pemerintah, kreditur, dan lembaga-lembaga keuangan lain. Akuntan publik mendapat kepercayaan dari klien dan pihak-pihak lain untuk membuktikan kewajaran laporan keuangan yang disajikan oleh klien, dari profesi akuntan publik inilah masyarakat mengharapkan penilaian yang bebas tidak memihak terhadap informasi yang disajikan oleh manajemen perusahaan dalam bentuk laporan keuangan.

3 Laporan keuangan yang dibuat oleh manajemen dan merupakan tanggung jawab manajemen yang perlu diaudit oleh pihak ketiga yang independen, dalam hal ini adalah auditor eksternal, karena laporan keuangan kemungkinan mengandung kesalahan baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja dan laporan keuangan yang sudah diaudit dan mendapat opini unqualified ( wajar tanpa pengecualian ), diharapkan oleh para pemakai laporan keuangan dapat yakin bahwa laporan keuangan tersebut dapat terhindar dari salah saji yang material. Artinya, walaupun di dalam laporan keuangan tersebut terdapat salah saji ( tetapi tidak terlalu berpengaruh ) maka salah saji tersebut dianggap wajar sehingga dapat disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang dapat diterima oleh umum ( Wahyudi dan Mardiyah, 2006 ). Profesionalisme merupakan suatu keharusan agar profesi tersebut mampu survive di masa yang akan datang, profesionalisme seorang profesional akan menjadi semakin penting apabila profesionalisme tersebut dihubungkan dengan hasil kerja individunya, apakah tingkat profesionalisme tersebut berpengaruh terhadap hasil kerja individu tersebut, sehingga pada akhirnya dapat memberi sumbangan karya bagi sebuah perusahaan atau organisasi profesi tempat dimana mereka bekerja (Agustia, 2006). Profesionalisme juga menjadi syarat utama bagi seseorang yang ingin menjadi seorang auditor eksternal, penggunaan kemahiran profesional dengan cermat dan seksama merupakan pertimbangan sehat dalam penetapan lingkup, pemilihan metodologi, dan dalam pengujian dan prosedur untuk mengaudit.

4 Para profesional merasa lebih senang mengasosiasikan diri mereka dengan organisasi profesi mereka dalam melaksanakan tugas-tugasnya dan mereka juga ingin lebih mentaati norma-norma, aturan dan kode etik profesi dalam memecahkan masalah yang mereka hadapi (Copur dalam Trisnaningsih, 2003). Sikap profesionalisme auditor independen mengandalkan keahlian dan ketrampilan yang tinggi disertai komitmen pribadi yang mendalam atas pekerljaannya. Indenpendensi auditor dalam melakasanakan keahliannya merupakan hal pokok, meskipun auditor tersebut dibayar oleh kliennya atas jasa yang diberikan, sehingga sikap profesionalisme auditor adalah auditor yang melakukan suatu pekerjaan ahli dibidangnya dengan meluangkan seluruh waktu, tenaga dan perhatiannya untuk pekerjaan tersebut yang disertai komitmen pribadi terhadap pekerjaannya (Hudiwinarsih, 2005). Perencanaan audit, auditor eksternal harus mempertimbangkan resiko audit dan tingkat meterialitas untuk tujuan audit, tanggung jawab auditor adalah menetapkan apakah suatu laporan keuangan salah saji dalam jumlah yang material, apabila auditor berpendapat adanya salah saji yang material ia harus memberitahukan hal tersebut kepada klien sehingga koreksi dapat dilakuakan pendapat dengan pengecualian atau pernyataan yang tidak wajar harus diberikan (Kusumawati, 2008). Audit laporan keuangan, auditor tidak dapat memberikan jaminan bagi klien atau pemakai laporan keuangan yang lain bahwa laporan keuangan

5 auditan adalah akurat. Auditor tidak dapat memberikan jaminan karena ia tidak memeriksa setiap transaksi yang terjadi telah dicatat, diringkas, dan digolongkan secara semestinya dalam laporan keuangan sehingga dalam audit laporan keuangan auditor memberikan keyakinan kepada klien atas laporan keuangan tersebut. Konsep yang melandasi keyakinan yang diberikan auditor meliputi konsep materialitas dan resiko audit. Pertimbangan auditor terhadap materialitas adalah suatu masalah kebijakan profesional dan dipengaruhi persepsi auditor tentang kebutuhan yang beralasan dari laporan keuangan, tingkat materialitas suatu laporan keuangan tidak akan sama tergantung pada ukuran laporan keuangan tersebut. Definisi materialitas itu sendiri adalah besarnya nilai yang dihilangkan atau salah saji informasi akuntansi, yang dilihat dari keadaan yang melingkupinya, dapat mengakibatkan perubahan atas atau pengaruh terhadap pertimbangan orang yang meletakkan kepercayaan terhadap informasi tersebut, karena adanya penghilangan atau salah saji ( Mulyadi dan Kanaka, 1998). Definisi tentang materialitas tersebut mengharuskan auditor mempertimbangkan baik keadaan yang berkaitan dengan entitas maupun kebutuhan informasi pihak yang akan meletakan kepercayaan atas laporan keuangan auditan (Arifuddin, dkk, 2002). Seperti halnya kasus bank Century yang marak akhir-akhir ini, dalam kasus ini pihak auditor tidak bertindak secara profesional dalam auditnya, terjadinya persekongkolan antara pihak dalam dengan pihak auditor, dalam hal

6 ini auditor menerima suap oleh pihak independen bank Century dengan memark up laporan keuangan bank Century yang telah tidak sehat lagi yaitu bangkrut menjadi sehat, hal ini dilakukan agar ajuan untuk memperoleh dana pinjaman dari bank Indonesia berjalan dengan lancar dan para investor tertarik untuk menanamkan sahamnya, selain itu untuk menarik nasabah sebanyakbanyaknya ke dalam bank Century. Auditor telah melanggar kode etik yang telah ada, dilihat dari kasus ini auditor melanggar hal independensi sebagai auditor independen mengurangi keprofesionalisme sebagai auditor menyebabkan kepercayaan masyarakat terhadap auditor menjadi berkurang (http://karodalnet.blogspot.com/2009/12/kasus-bank-century.html). Penelitian Hastuti, dkk (2003) yang dilakukan terhadap 10 auditor pada KAP di wilayah Semarang untuk mengetahui hubungan antara profesionalisme auditor dengan pertimbangan tingkat materialitas dalam proses pengauditan laporan keuangan, mengemukakan seorang auditor yang memiliki dedikasi yang tinggi terhadap profesi dan pekerjaannya memiliki kesadaran yang tinggi bahwa profesi auditor adalah profesi kepercayaan masyarakat, memiliki sikap mental mandiri, tidak dibawah tekanan dalam membuat pertimbangan, memiliki keyakinan penilaian tentang kualitas dirinya akan selalu dilakukan oleh rekan seprofesinya yang sama-sama tahu dan paham tentang pengerjaan pengauditan, dan memiliki relasi dengan sesama profesi yang luas, akan menunjukan kinerja yang baik yang ditunjukkan dengan ketepatan dalam menentukan tingkat materialitas, selalu

7 mempertimbangkan resiko audit, serta membuat perencanaan audit dalam setiap penugasan yang dilakukan. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat profesionalisme dalam lima dimensi, maka akan semakin baik pula tingkat pertimbangan materialitas. Tingkat profesionalisme mempunyai hubungan yang signifikan dengan tingkat pertimbangan materialitas. Penelitian Wahyudi dan Mardiyah (2006) yang dilakukan terhadap 30 auditor pada KAP Suprihadi dan Rekan di Malang, menunjukkan bahwa pengabdian terhadap profesi, kemandirian, keyakian terhadap peraturan profesi, serta hubungan terhadap sesame profesi berpengaruh signifikan terhadap tingkat materialitas dalam pemeriksaan laporan keuangan, tetapi variabel kewajiban sosial menunjukkan pengaruh yang tidak signifikan terhadap tingkat materialitas dalam pemeriksaan laporan keuangan. Penelitian Agustia (2006) dengan judul penelitian pengaruh profesionalisme auditor terhadap variabel-variabel individual work outcomes. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah profesionalisme auditor mempunyai pengaruh terhadap variabel-variabel individual work outcomes yang terdiri atas kepuasan kerja, prestasi kerja, komitmen organisasi, dan turnover intentions. Hasil dari penelitian ini adalah adanya pengaruh profesionalisme auditor terhadap kepuasan kerja, semakin tinggi tingkat profesionalisme, maka semakin tinggi upaya mencapai kesempurnaan hasil kerja dengan

8 kesungguhan dan ketelitian kerja, dengan demikian masyarakat pengguna semakin percaya akan kualitas jasa yang diberikan, sehingga penghargaan yang diterima auditor, baik secara psikologis maupun materi, semakin tinggi, hal tersebut mengakibatkan kepuasan kerja auditor semakin tinggi. Dan adanya pengaruh profesionalisme auditor terhadap prestasi kerja, pengaruh langsung dimensi profesionalisme terhadap prestasi kerja adalah dimensi tuntutan otonomi, dimensi tuntutan otonomi menunjukkan bahwa seorang auditor memerlukan otonomi sebagai syarat bagi jasa-jasa mereka, yaitu untuk melaksanakan profesinya sebagai auditor dibutuhkan kebebasan, tanpa ada pengaruh ataupun tekanan dari pihak lain dalam upaya menjaga independensinyaterhadap hasil kerja auditor, dan tidak ada pengaruh profesionalisme terhadap komitmen organisasi, ini membuktikan bahwa mereka yang bekerja di KAP sampai saat ini didasarkan untuk meningkatkan pengalamannya pada profesi akuntan bukan komitmen pada organisasi. Dan adanya pengaruh profesionalisme auditor terhadap turnover intentions, ini membuktikan bahwa mereka yang bekerja di KAP untuk mendapatkan pengalaman sesuai disiplin ilmunya, hanya sebagai batu loncatan agar mereka mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dibandingkan bila mereka melamar tanpa pengalaman bekerja di KAP. Peneliti mencoba melakukan replikasi penelitian yang dilakukan oleh Wahyudi dan Mardiyah (2006) untuk menguji kembali pengaruh profesionalisme auditor terhadap tingkat meterialitas dalam proses

9 pemeriksaan laporan keuangan dengan menggunakan lima dimensi profesionalisme berdasarkan Hall (1968) yaitu pengabdian pada profesi, kewajiban sosial, kemandirian keyakinan terhadap profesi, dan hubungan dengan rekan seprofesi. Pada KAP yang berada di wilayah Surabaya. Penelitian ini menjadi penting dengan alasan mengetahui pengaruh profesionalisme auditor dapat membantu auditor dalam mempertimbangkan tingkat materialitas sehingga dapat meningkatkan kualitas kinerja auditor dalam membuat keputusan mengenai kewajaran laporan keuangan dengan yang disajikan oleh klien, sehingga kepercayaan masyarakat terhadap jasa yang diberikan oleh auditor semakin meningkat. Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk meneliti tentang PROFESIONALISME AUDITOR EKSTERNAL TERHADAP PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS UNTUK TUJUAN AUDIT LAPORAN KEUANGAN KLIEN (Studi Empiris Pada KAP Di Wilayah Surabaya Pusat Dan Timur). 1.2. Perumusan Masalah Apakah profesionalisme auditor yang dicerminkan dalam lima dimensi yaitu pengabdian pada profesi, kewajiban sosial, kemandirian, keyakinan terhadap profesi, dan hubungan dengan sesama profesi mempunyai pengaruh yang signifikan dan berhubungan positif terhadap pertimbangan tingkat materialitas laporan keuangan klien?

10 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk membuktikan secara empiris pengaruh profesionalisme yang dicerminkan dalam lima dimensi yaitu pengabdian pada profesi, kewajiban sosial, kemandirian, keyakian terhadap profesi, dan hubungan dengan sesama profesi terhadap pertimbangan tingkat materialitas laporan keuangan klien. 1.4. Manfaat Penelitian 1. Penelitian ini diharapkan bisa memberikan masukan kepada auditor tentang bagaimana meningkatkan profesionalismenya serta bagaimana melakukan audit atas laporan keuangan terutama pengauditan laporan keuangan dilihat dari segi tingkat materialitasnya. 2. Bagi peneliti yang akan datang, bisa dijadikan sebagai referensi pada penelitian yang sejenis dan sebagai referensi untuk mengetahui hubungan antara profesionalisme dengan pertimbangan tingkat materialitas. 3. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan dalam bidang pengauditan.