BAB I LATAR BELAKANG. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dalam pembangunan di setiap negara.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. menghadapi setiap perubahan yang terjadi akibat adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. untuk membudayakan manusia (Dhiu, 2012:24). Subjek sentral dalam dunia pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. didik, alat pendidikan dan lingkungan pendidikan (Dhiu, 2012: 25)

BAB I PENDAHULUAN. Hakekat pendidikan merupakan salah satu cara mencerdaskan, membudayakan, dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha sadar dan terencana untuk memberikan apresiasi

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam menyiapkan sumber daya manusia yang produktif. Hal ini berarti bahwa berhasil

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau

BAB I PENDAHULUAN. kepada siswa untuk memahami nilai-nilai, norma, dan pedoman bertingkah laku karena

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bermaksud membantu manusia untuk menumbuh kembangkan potensipotensi

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut segala aspek kehidupan, baik Pendidikan, Kesehatan, Spiritual, Budaya,

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. Dalam situasi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. mempunyai peranan yang sangat menentukan bagi

BAB I PENDAHULUAN. bagi dirinya, masyarakat dan bangsa. (Dhiu Margareta, 2012: 24),

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Biologi. Diajukan Oleh: RATIH ROSARI A

BAB I PENDAHULUAN. Dengan berkembangnya IPTEK di era modern ini memberikan kesadaran

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran agar peserta didik aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. dan kerja keras sedini mungkin. Walaupun hal tersebut telah diupayakan, namun

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak berbakat atau juga disebut sebagai anak dengan kemampuan dan

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan manusia yang dewasa, berkualitas dan berdaya saing, pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. manusia itu sendiri, yakni untuk membudayakan manusia. Menurut Dhiu (2012:25-27)

mencapai tujuan pembangunan. Salah satu wahana untuk meningkatkan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Proses

BAB I PENDAHULUAN. menurut Silberman dalam Sagala 2014:5, pendidikan merupakan suatu proses untuk

BAB I PENDAHULUAN. dan proses pembelajaran agar siswa aktif mengembangkan potensi dirinya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Mencerdaskan kehidupan bangsa adalah cita-cita bangsa yang harus terus

BAB I PENDAHULUAN. dijelaskan pula pada batang tubuh Undang-undang Dasar 1945 bab XII

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami pelbagai perubahan, termasuk dalam bidang pendidikannya.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu komponen penting yang tidak dapat dipisahkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. siswa untuk berperan di masa yang akan datang. Menurut Slameto (Baharuddin &

BAB I PENDAHULUAN. dari proses pembelajaran yang di dalamnya terdapat beberapa komponen

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

I. PENDAHULUAN. demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang. memungkinkannya untuk berfungsi secara menyeluruh dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

BAB I PENDAHULUAN. tapi juga kemajuan ilmu pengetahuan, terutama dalam jenjang pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan berbagai pihak yang terkait secara bersama-sama dan bersinergi

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya tujuan pembangunan nasional dibidang pendidikan yaitu. atau cara lain yang dikenal dan diakui oleh masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. dan pembentukan keterampilan saja, namun diperluas sehingga mencakup usaha untuk

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2003 Bab I Pasal I Ayat 1 menjelaskan bahwa pendidikan adalah usaha

BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang semakin maju menuntut dunia pendidikan untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tercantum dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.20 Tahun 2003 Pasal 3

I. PENDAHULUAN. dan terkontrol (khususnya datang dari sekolah), sehingga dia dapat. memperoleh atau mengalami perkembangan kemampuan sosial dan

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. depan. Pendidikan yang baik adalah pendidikan yang tidak hanya mempersiapkan peserta

BAB I PENDAHULUAN. konsep dan memberi makna tentang hal-hal yang sedang dipelajari. Pendidik tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu fungsi dari mata pelajaran kimia di SMA adalah untuk

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional mengartikan pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana

I. PENDAHULUAN. Kurikulum 2013 lebih menekankan pada pembelajaran dengan memperkuat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor terpenting yang menentukan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan penjaminan mutu pendidikan. memperbaiki sistem pendidikan. Pemerintah memperbaiki sistem

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia dimana kualitas sumber daya manusia

I. PENDAHULUAN. Hasil wawancara dengan guru bidang studi kimia kelas XI SMA YP Unila Bandar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik

I. PENDAHULUAN. intelektual, spiritual, dan mandiri sehingga pada akhirnya diharapkan masyarakat kita

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. maupun dari luar diri (eksternal) individu. Faktor internal sangat mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Heni Sri Wahyuni, 2013

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diselenggarakan di negara tersebut. Oleh karena itu, pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan syarat

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari melalui sekolah, baik dalam lingkungan, di rumah maupun

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan masih berjalan terus. (Ihsan, 2008:7) mengemukakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. terwujud jika pendidikan mampu melahirkan peserta didik yang cakap dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sasaran Pendidikan adalah manusia. Pendidikan bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. tetapi juga kemampuan afektif yang baik. Semua penilaian ini harus dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat

BAB I PENDAHULUAN. yang dinamis dan syarat perkembangan. Pendidikan harus memperhatikan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi beberapa tahun belakangan ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu usaha untuk mencerdaskan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sebuah program. Program yang melibatkan sejumlah komponen

BAB I PENDAHULUAN. berlandaskan pada kurikulum satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan. masyarakat secara mandiri kelak di kemudian hari.

I. PENDAHULUAN. sehari-hari. Namun dengan kondisi kehidupan yang berubah dengan sangat

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan Antara Minat Baca Dengan Prestasi Belajar Pada Mata Pelajaran Produktif Di Smk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses yang dialami oleh setiap individu dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan suatu negara. Tanpa pendidikan suatu negara akan tertinggal jauh

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya manusia dan masyarakat berkualitas yang memiliki kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu upaya untuk menciptakan manusia- manusia

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. 1. Latar Belakang Masalah. Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. untuk pengembangan kepribadian dan skill dalam ranah pendidikan adalah sekolah. Salah

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung sepanjang hayat dan berpengaruh positif bagi perkembangan individu

Transkripsi:

BAB I LATAR BELAKANG A. Pendahuluan Dalam menjalankan proses kehidupan manusia tidak terlepas dari pendidikan. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dalam pembangunan di setiap negara. Menurut Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kecerdasan, ahklak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Dengan demikian, pendidikan harus berfungsi secara optimal sebagai wahana dalam pembangunan bangsa yang berkarakter. Dalam proses pembelajaran, harus ada pendidik yang memberikan keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan potensi individu. Prinsip tersebut menyebabkan adanya pergeseran paradigma proses pendidikan dari paradigma pengajaran ke paradigma pembelajaran dimana siswa didorong untuk menemukan, mengecek, dan melakukan pengembangan terhadap informasi yang sesuai dengan konteks kehidupan nyata sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung sepanjang hayat. Siswa yang mengikuti proses pembelajaran dengan baik, akan tercermin pada hasil belajar yang baik pula. Hasil yang optimal dari suatu proses pembelajaran berupa hasil belajar. Hasil belajar merupakan seluruh kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Hasil belajar dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri seseorang mencakup faktor jasmani

(kesehatan dan cacat tubuh), faktor psikologi (inteligensi, motivasi, bakat, minat, perhatian dan lain-lain) serta faktor kelelahan. Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar diri seseorang mencakup faktor sekolah, keluarga dan masyarakat. Salah satu faktor internal yang mempengaruhi hasil belajar adalah kreativitas aptitude. Munanadar (2012:12) Kreativitas adalah hasil dari interaksi antara individu dengan lingkungannya. Seseorang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan dimana ia berada, dengan demikian baik berubah dalam individu maupun dalam lingkungan dapat menunjang atau dapat menghambat upaya kreatif. Implikasinya ialah bahwa kemampuan kreatif dapat ditingkatkan melalui pendidikan. Seseorang dikatakan kreatif apabila memiliki ciri-ciri aptitude dan non-aptitude. ciri-ciri aptitude berkaitan dengan proses berpikir sedangkan ciri-ciri non-aptitude berkaitan dengan sikap/perasaan (Munandar, 1992:88). Namun kenyataan yang nampak di lapangan yaitu kreativitas siswa kurang dikembangkan karena aktivitas pembelajaran lebih berpusat kepada guru dibandingkan kepada siswa. Hal ini terjadi karena siswa kurang kreatif dalam merespon apa yang disampaikan oleh guru, siswa lebih suka menerima dari pada menemukan sendiri, sehingga menyebabkan hasil belajar siswa menjadi rendah. Faktor internal yang turut mempengaruhi hasil belajar selain kreativitas adalah kemampuan berpikir tingkat tinggi. Menurut Gunawan (2006:171) berpikir tingkat tinggi adalah proses berpikir yang mengharuskan murid memanipulasi informasi dan ide-ide dalam cara tertentu yang memberi mereka pengertian dan implikasi baru. Contohnya adalah murid menggabungkan fakta dan ide dalam proses mensintesis, melakukan generalisasi, menjelaskan, melakukan hipotesis dan analisis, dan akhirnya murid sampai pada suatu kesimpulan. Namun kenyataan yang ada dilapangan kemampuan erpikir

tingkat tinggi siswa masih sangat rendah. Hal ini disebabkan siswa cendrung menghafaldari pada memahami sehinggga ketika pada saat evaluasi yang melibatkan proses berpikir tingkat tinggi siswa tidak bisa melakukannya yang berdampak pada rendahnya hasil belajar. Dengan demikian siswa memiliki pengetahuan yang minim dan kurang tertanam kuat dalam benak siswa yang mengakibatkan hasil belajar yang diperoleh rendah. Kesulitan yang dihadapi siswa dalam belajar adalah penguasaan materi salah satu materi yang pokok yang dipeajari yaitu laju reaksi. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran kimia kelas XI IPA-3 pada SMA Negeri 5 Kupang bahwa materi laju reaksi dianggap sulit karena materi ini luas dan membutuhkan pemahaman menggunakan yang lebih karena pada pokok bahasan ini banyak menggunakan perhitungan dengan menerapkan rumus-rumus kimia yang sangat banyak. Dampak dari kurangnya kreativitas aptitude dan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa pada hasil belajar siswa yang tidak sesuai dengan standar ketuntasan belajar minimum yang ditentukan dari sekolah. Hal ini dibuktikan dengan nilai yang diperoleh siswa dalam kurun waktu 3 tahun terakhir. Tabel 1.1 Nilai rata-rata materi laju reaksi siswa kelas XI IPA-3 SMA Negeri 5 Kupang No Tahun Ajaran KKM Nilai Rata-rata 1 2012/2013 70 68 2 2013/2014 75 72 3 2014/2015 77 73 (Hasil observasi di SMA Negeri 5 Kupang) Melihat masalah ini, maka solusi untuk mengatasinya adalah peneliti mencoba menerapkan salah satu pendekatan pembelajaran yang bisa digunakan, yaitu pendekatan

saintifik. Pendekatan ini bertujuan untuk melatih perkembangan sikap, ketrampilan, pengetahuan dan kreativitas aptitude siswa pada materi pokok laju reaksi. Alasannya adalah materi laju reaksi identik dengan pemahaman dan eksperimen sehingga melalui pendekatan ini, diharapkan dapat meningkatkan kreativitas aptitude siswa sehingga siswa mampu memecahkan sendiri suatu permasalahan dalam proses pembelajaran. Pendekatan Saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang agar peserta didik secara aktif mengkonstruksi konsep, melalui tahap-tahap mengamati, merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menganalisis data, menarik kesimpulan, dan mengomunikasikan konsep. Penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran melibatkan kemampuan proses seperti mengamati, mengklasifikasi, mengukur, meramalkan, menjelaskan, dan menyimpulkan. (Daryanto, 2014 : 51). Berdasarkan uraian singkat di atas, penulis ingin melakukan penelitian secara lebih khusus dengan judul Pengaruh Kreativitas Aptitude dan Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Laju Reaksi Dengan Menerapkan Pendekatan Saintifik Siswa Kelas XI IPA-3 SMA Negeri 5 Kupang Tahun ajaran 2016/2017. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Bagaimana efektivitas pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik pada materi pokok laju reaksi siswa kelas XI IPA-3 SMA Negeri 5 Kupang tahun ajaran 2016/2017,yang secara rinci dapat dirumuskan sebagai berikut.

a. Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dengan menerapkan pendekatan saintifik pada materi pokok laju reaksi siswa kelas XI IPA-3 SMA Negeri 5 Kupang tahun ajaran 2016/2017? b. Bagaimana ketuntasan indikator dalam pembelajaran dengan menerapkan pendekatan saintifik pada materi pokok laju reaksi siswa kelas XI IPA-3 SMA Negeri 5 Kupang tahun ajaran 2016/2017? c. Bagaimana ketuntasan hasil belajar siswa dalam pembelajaran dengan menerapkan pendekatan saintifik pada materi pokok laju reaksi siswa kelas Siswa kelas XI IPA-3 SMA Negeri 5 kupang tahun ajaran 2016/2017? 2. Bagaimana kreativitas aptitude siswa kelas XI IPA-3 SMA Negeri 5 tahun ajaran 2016/2017? 3. Bagaimana kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa kelas XI IPA-3 SMA Negeri 5 Kupang tahun ajaran 2016/2017? 4. Hubungan a. Adakah hubungan kreativitas aptitude terhadap hasil belajar siswa dalam penerapan pendekatan saintifik pada materi pokok laju reaksi siswa kelas XI IPA- 3 SMA Negeri 5 Kupang tahun ajaran 2016/2017? b. Adakah hubungan kemampuan berpikir tingkat tinggi terhadap hasil belajar siswa dalam penerapan pendekatan saintifik pada materi pokok laju reaksi siswa kelas XI IPA-3 SMA Negeri 5 Kupang tahun ajaran 2016/2017? c. Adakah hubungan kreativitas aptitude dan kemampuan berpikir tingkat tinggi terhadap hasil belajar siswa dalam penerapan pendekatan saintifik pada materi

pokok laju reaksi siswa kelas XI IPA-3 SMA Negeri 5 Kupang tahun ajaran 2016/2017? 5. Pengaruh a. Adakah pengaruh kreativitas aptitude terhadap hasil belajar siswa dalam penerapan pendekatan saintifik pada materi pokok laju reaksi siswa kelas XI IPA-3 SMA Negeri 5 Kupang tahun ajaran 2016/2017? b. Adakah pengaruh kemampuan berpikir tingkat tinggi terhadap hasil belajar siswa dalam penerapan pendekatan saintifik pada materi pokok laju reaksi siswa kelas XI IPA-3 SMA Negeri 5 Kupang tahun ajaran 2016/2017? c. Adakah pengaruh kreativitas aptitude dan kemampuan berpikir tingkat tinggi terhadap hasil belajar siswa dalam penerapan pendekatan saintifik pada materi pokok laju reaksi siswa Kelas XI IPA-3 SMA Negeri 5 Kupang tahun ajaran 2016/2017? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui efektifitas pembelajaran dengan menerapkan pendekatan saintifik pada materi pokok laju reaksi siswa kelas XI IPA-3 SMA Negeri 5 kupang tahun ajaran 2016/2017 Secara terperinci dapat dituliskan sebagai berikut.

a. Untuk mengetahui kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dengan menerapkan pendekatan saintifik pada materi pokok laju reaksi siswa kelas Siswa kelas XI IPA-3 SMA Negeri 5 kupang tahun ajaran 2016/2017. b. Untuk mengetahui ketuntasan indikator dalam pembelajaran dengan menerapkan pendekatan saintifik pada materi pokok laju reaksi siswa kelas Siswa kelas XI IPA-3 SMA Negeri 5 kupang tahun ajaran 2016/2017. c. Untuk mengetahui ketuntasan hasil belajar siswa dalam pembelajaran dengan menerapkan pendekatan saintifik pada materi pokok laju reaksi siswa kelas XI IPA-3 SMA Negeri 5 Kupang tahun ajaran 2016/2017. 2. Untuk mengetahui kreativitas aptitude siswa kelas XI IPA-3 SMA Negeri 5 Kupang tahun ajarran 2016/2017 3. Untuk mengetahui kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa kelas XI IPA-3 SMA Negeri 5 Kupang tahun ajaran 2016/2017 4. Hubungan a. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan kreativitas aptitude terhadap hasil belajar siswa dalam penerapan pendekatan saintifik pada materi pokok laju reaksi siswa kelas XI IPA-3 SMA Negeri 5 Kupang tahun ajarran 2016/2017 b. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan kemampuan berpikir tingkat tinggi terhadap hasil belajar siswa dalam penerapan pendekatan saintifik pada materi pokok laju reaksi kelas XI IPA-3 SMA Negeri 5 Kupang tahun ajarran 2016/2017 c. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan kreativitas aptitude dan kemampuan berpikir tingkat tinggi terhadap hasil belajar siswa dalam penerapan pendekatan

saintifik pada materi pokok laju reaksi siswa kelas XI IPA-3 SMA Negeri 5 kupang tahun ajaran 2016/2017. 5. Pengaruh a. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh kreativitas aptitude terhadap hasil belajar siswa dalam penerapan pendekatan saintifik pada materi pokok laju reaksi siswa kelas XI IPA-3 SMA Negeri 5 kupang tahun ajaran 2016/2017. b. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh kemampuan berpikir tingkat tinggi terhadap hasil belajar siswa dalam penerapan pendekatan saintifik pada materi pokok laju reaksi pada siswa kelas XI IPA-3 SMA Negeri 5 Kupang tahun ajaran 2016/2017. c. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh kreativitas aptitude dan kemampuan berpikir tingkat tinggi terhadap hasil belajar siswa dalam penerapan pendekatan saintifik pada materi pokok laju reaksi pada siswa kelas XIPA-3 SMA Negeri 5 Kupang tahun ajaran 2016/2017. D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi: 1. Sekolah Sebagai informasi dalam rangka meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam proses pembelajaran. 2. Guru-guru Sebagai bahan referensi baik untuk memilih strategi pembelajaran yang bervariasi untuk memperbaiki dan meningkatkan sistem pembelajaran di kelas sesuai materi pokok pembelajaran.

3. Peneliti Digunakan untuk menambah pengetahuan dan wawasan sehingga dapat memperoleh pengalaman penelitian yang kelak dapat dijadikan modal dalam mengajar sehingga penelitian ini merupakan salah satu cara untuk membekali peneliti sebagai calon guru kimia. E. Batasan Istilah Batasan istiah bertujuan untuk menghindari penafsiran yang beraneka ragam terhadap penelitian ini. Beberapa istilah yang berkaitan dengan dengan penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Pengaruh Pengaruh adalah efek atau akibat yang diberikan variabel bebas kepada variabel tak bebas (Sudjana, 2000: 13). 2. Kreativitas aptitude Kreativitas aptitude adalah ciri-ciri kreativitas yang berkaitan dengan kognisi dan proses berpikir.(munandar, 1992:88). 3. Kemampuan berpikir tingkat tinggi adalah proses berpikir yang mengharuskan siswa untuk memanipulasi informasi dan ide-ide dalam cara tertentu yang memberi siswa pengertian dan implikasi baru (Gunawan, 2003). 4. Pendekatan saintifik Menurut Daryanto (2014:51) pendekatan saintifik adalah pendekatan yang dirancang sedemikian rupa agar siswa secara aktif mengkonstruksi konsep, hukum, atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati, merumuskan masalah, mengajukan

atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan, dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang ditemukan. 5. Hasil belajar Menurut Sudjana (2011:2) hasil belajar adalah tindakan atau kegiatan untuk melihat sejauh mana tujuan-tujuan instruksioanal telah dicapai atau dikuasai oleh peserta didik yang diperliihatkan peserta didik menempuh pengalaman belajarnya (proses belajar-mengajar). F. Batasan Penelitian Adapun batasan penelitian dalam penelitian ini antara lain: 1. Penelitian ini hanya dilakukan pada materi pokok Laju reaksi. 2. Ruang lingkup penelitian hanya pada peserta didik kelas XI IPA-3 SMA Negeri 5 Kupang tahun ajaran 2016 /2017. 3. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan saintifik. 4. Hasil belajar siswa yang dilihat dari aspek kognitif C 1 (pengetahuan), C 2 (pemahaman), C 3 (aplikasi), C 4 (analisis), C 5 (sintesis), aspek afektif, dan aspek psikomotor.