BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. b) Perkembangan kemampuan kapasitas aerobikpada anak laki-laki dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Ahmad Hendra Dana, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

NARASI KEGIATAN TES CALON SISWA KELAS KHUSUS OLAHRAGA SMA N 1 TANJUNGSARI GUNUNG KIDUL

LAPORAN PELAKSANAAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT SEBAGAI PEMATERI PROGRAM SEKOLAH KELAS BAKAT ISTIMEWA OLAHRAGA DI SMA NEGERI I SEWON

Bab 5 SIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara

BAB I PENDAHULUAN. perbedaan umur, semua orang dapat melakukannya. Serta berenang adalah olahraga yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. atau ketepatan antara potensi dan bakat atlet dengan cabang olahraga yang dipilih.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. commit to user

1. PENDAHULUAN. Siswa SMP merupakan potensi sumber daya manusia yang perlu dibina dan. pertumbuhan dan perkembangan remaja.

BAB I PENDAHULUAN. secara individu. Siswa SMP adalah putra-putri bangsa yang duduk dibangku

NARASI KEGIATAN TES CALON SISWA KELAS KHUSUS OLAHRAGA SMA N 1 SLOGOHIMO WONOGIRI

PRINSIP-PRINSIP LATIHAN OLEH: YUNYUN YUDIANA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada saat sekarang ini olahraga sangat digemari banyak orang diseluruh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Prestasi olahraga dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain kesesuaian

BAB I PENDAHULUAN. ditunjang oleh atlet yang berbakat dalam cabang olahraga tertentu maka

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. A. Kesimpulan

Studi tentang perkembangan klub bola voli popsi sragen tahun Oleh : Kuwat Budi Cahyono NIM K

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Motivasi berprestasi memiliki peranan penting yang harus dimiliki oleh setiap

BAB I PENDAHULUAN. Tenis adalah salah satu cabang olahraga yang banyak digemari masyarakat

JURUSAN PENDIDIKAN KEPELATIHAN FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. melekat kecintaanya terhadap cabang olahraga ini. Sepuluh tahun terakhir ini

BAB I PENDAHULUAN. fungsi antara pengembangan aspek: (a) organik, (b) neuro moscular,(c)

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya adalah atletik. Menurut Yoyo Bahagia (2000:7) Atletik merupakan cabang

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang bersandarkan pada fakta

BAB III METODE PENELITIAN. Indonesia di sekolah ini sehingga lebih mudah untuk menerapkan tindakan kelas pada

I. PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional. Dalam Sistem Pendidikan Nasional salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah bangsa dapat berdiri tegak diantara bangsa-bangsa lain di dunia,

BAB I PEDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Pencak silat dalam perkembangannya saat ini sudah banyak

BAB I PENDAHULUAN. sasaran, sehingga untuk bisa bermain sepakbola diperlukan teknik-teknik

Konsep Dasar Perencanaan

BAB I PENDAHULUAN. berkembang menjadi salah satu pertandingan olahraga prestasi di berbagai

BAB III PROFIL PERUSAHAAN Sejarah Singkat UPTD PORS Kota Cirebon. pemerintahan antara pemerintah, pemerintah daerah provinsi dan

TINJAUAN MATA KULIAH...

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Pada bab ini penulis akan membuat kesimpulan berdasarkan hasil data dan kajian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

MEMBENAHI SISTEM PEMBINAAN OLAHRAGA KITA Oleh: Agus Mahendra

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan adalah tingkat kebugaran fisik. Kebugaran fisik didefinisikan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Kabupaten Maros, maka dalam bab ini akan diuraikan kesimpulan dan saran

Specific Dynamic Action

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman saat ini, ilmu pengetahuan dan

BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KABUPATEN PULANG PISAU NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga saat ini perlu mendapatkan perhatian yang besar, baik untuk

BAB I PENDAHULUAN. menjunjung tinggi nilai-nilai sportifitas, disiplin dan ketaqwaan. Di era

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting. Oleh karena itu

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN TINGKAT VO 2 MAX PEMAIN SEPAK BOLA STKIP BBG. Didi Yudha Pranata 1. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaksanaan pendidikan jasmani dan olahraga merupakan sebuah

BAB I PENDAHULUAN. dan diukir dalam setiap event SEA GAMES, ASEAN SCHOOL. Hal inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi. Untuk itu diperlukan upaya pengajaran. dimensi kehidupan terutama dibidang pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat menyenangkan dan sangat menggairahkan, tidak ada batasan. menunjang permainan tenis menjadi lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I. A. Latar Belakang

Studi tentang pembinaan prestasi Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) kabupaten Wonogiri periode kepengurusan tahun

2015 KONTRIBUSI DENYUT NADI ISTIRAHAT DAN KAPASITAS VITAL PARU-PARU TERHADAP KAPASITAS AEROBIK

KEMAMPUAN DASAR MULTILATERAL MAHASISWA PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

PERBANDINGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DALAM MENGIKUTI PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMK PGRI 2 CIMAHI

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini olahraga mendapat perhatian yang cukup besar baik untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. olahraga merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari semua aspek kehidupan

OLAHRAGA PADA ANAK. OLEH dr. Hamidie Ronald, M.Pd, AIFO

BAB I PENDAHULUAN. yang unsur-unsurnya logika dan intuisi, analisis dan konstruksi, generalitas

A. Latar Belakang Masalah

Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Volume 2: , Agustus 2016

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Permainan sepak takraw adalah permainan yang dilakukan di atas

BAB I PENDAHULUAN. Service adalah menyebrangkan bola/shuttle cock. permainan bulutangkis, Service merupakan modal awal untuk bisa memenangkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tetap dapat menempatkan diri pada kedudukannya yang mulia dan dapat

SKRIPSI. Disusun Oleh : FERY SENJA PRASETYO NPM :

TEORI DAN METODOLOGI LATIHAN OLEH: YUNYUN YUDIANA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Volume 2 : Hal , Desember 2015 PELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR GERAK. Komang Ayu Tri Widhiyanti, S.Or., M.Fis.

BAB I PENDAHULUAN. melakukan teknik- teknik gerakan yang sesuai dengan peraturan permainan. ekstrakurikuler maupun diluar kegiatan tersebut.

PENELUSURAN POTENSI DAERAH UNTUK PEMBINAAN OLAHRAGA USIA DINI DI KECAMATAN PEMALANG KABUPATEN PEMALANG TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PELATIHAN FISIK DAYA TAHAN ANAK SD

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN. dengan setting pembelajaran kooperatif dan ditinjau berdasarkan jenis

TES PENGUKURAN KAPASITAS AEROBIK

Uji keberbakatan atlet panahan usia tahun melalui sport search

I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara

BAB I PENDAHULUAN. atau kegiatan fisik. Kebutuhan akan zat gizi mutlak bagi tubuh agar dapat

BAB V PENUTUP. diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Pada dimensi kekuasaan, aspek yang paling mempengaruhi mahasiswa

Capaian Pembelajaran (CP)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perkembangan olahraga prestasi ditanah air sehingga dalam berbagai pertandingan dan kejuaraan

PROFIL KONDISI FISIK SISWA SEKOLAH DASAR DALAM PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 DI KABUPATEN PEMALANG

MAPPING PEMINATAN DAN MANAJEMEN KELAS BAKAT ISTIMEWA OLAHRAGA (KBIO)

PROPOSAL PELATIHAN PELATIH PENCAK SILAT TINGKAT DASAR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PENGURUS PROVINSI IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, dan politik masih menjadi masalah yang sangat kompleks. Fenomena ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Profil kondisi fisik adalah keadaan atau potensi dan gambaran dalam diri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu proses pembentukan pribadi, yang mana

BAB III PENYAJIAN DATA. mengajukan beberapa pertanyaan untuk memperoleh data-data yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan proses sains merupakan keterampilan intelektual yang sering

PENGARUH METODE KOOPERATIF DAN KOMANDO TERHADAP KETERAMPILAN TEKNIK DASAR BERMAIN SEPAKBOLA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya peningkatan kualitas sekolah, tenaga kependidikan yang

Transkripsi:

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Perkembangan Kemampuan Kapasitas Aerobik Anak Usia 6 Sampai 12Tahun di Daerah Pesisir Pantai dan Daerah Pegunungan a) Perkembangan kemampuan kapasitas aerobikpada anak laki-laki dan perempuan usia 6 sampai dengan 12 tahun yang tinggal di daerah pesisir pantai Perkembangan kemampuan kapasitas aerobik anak laki-laki dan perempuan usia 6 sampai 12 tahun yang tinggal di daerah pesisir pantai mengalami peningkatan yang cukup stabil di setiap tahunnya. Rata-rata kemampuan kapasitas aerobikpada anak laki-laki yang tinggal di daerah pesisir pantai lebih tinggi dari pada kemampuan kapasitas aerobikpada anak perempuan yang tinggal di daerah pesisir pantai. b) Perkembangan kemampuan kapasitas aerobikpada anak laki-laki dan perempuan usia 6 sampai dengan 12 tahun yang tinggal di daerah pegunungan Perkembangan kemampuan kapasitas aerobikanak laki-laki dan perempuan usia 6 sampai 12 tahun yang tinggal di daerah pegunungan mengalami peningkatan yang cukup stabil di setiap tahunnya. Rata-rata kemampuan kapasitas aerobikpada anak laki-laki yang tinggal di daerah pegunungan lebih tinggi dari pada kemampuan kapasitas aerobikpada anak perempuan yang tinggal di daerah pegunungan. c) Perbandingan perkembangan kemampuan kapasitas aerobikanak lakilaki dan perempuan pada usia 6 sampai dengan 12 tahun yang tinggal di daerah pesisir pantai dengan yang tinggal di daerah pegunungan Kemampuan kapasitas aerobikpada anak laki-laki usia 6 sampai 12 tahun yang tinggal di daerah pesisir pantai dan daerah pegunungan mengalami perkembangan yang konsisten. Rata-rata kemampuan kapasitas aerobikpada anak 103

104 laki-laki yang tinggal di daerah pegunungan lebih tinggi dari pada kemampuan kapasitas aerobikpada anak laki-laki yang tinggal di daerah pesisir pantai.kemampuan kapasitas aerobikpada anak perempuan usia 6 sampai 12 tahun yang tinggal di daerah pesisir pantai dan daerah pegunungan mengalami perkembangan yang konsisten. Rata-rata kemampuan kapasitas aerobikpada anak perempuan yang tinggal di daerah pegunungan lebih tinggi dari pada kemampuan kapasitas aerobikpada anak perempuan yang tinggal di daerah pesisir pantai. 2. Perkembangan Kemampuan Kapasitas AnaerobikAnakUsia 6 Sampai 12 Tahun di Daerah Pesisir Pantai dan Daerah Pegunungan a) Perkembangan kemampuan kapasitas anaerobikpada anak laki-laki dan perempuan usia 6 sampai dengan 12 tahun yang tinggal di daerah pesisir pantai Perkembangan kemampuan kapasitas anaerobikanakusia 6 sampai 12 tahun yang tinggal di daerah pesisir pantai mengalami peningkatan yang cukup stabil di setiap tahunnya. Rata-rata kemampuan kapasitas anaerobikpada anak laki-laki yang tinggal di daerah pesisir pantai lebih tinggi dari pada kemampuan kapasitas anaerobikpada anak perempuan yang tinggal di daerah pesisir pantai. b) Perkembangan kemampuan kapasitas anaerobikpada anak laki-laki dan perempuan usia 6 sampai dengan 12 tahun yang tinggal di daerah pegunungan Perkembangan kemampuan kapasitas anaerobikanakusia 6 sampai 12 tahun yang tinggal di daerah pegunungan mengalami peningkatan yang cukup stabil di setiap tahunnya. Rata-rata kemampuan kapasitas anaerobikpada anak laki-laki yang tinggal di daerah pegunungan lebih tinggi dari pada kemampuan kapasitas anaerobikpada anak perempuan yang tinggal di daerah pegunungan. c) Perbandingan kemampuan kapasitas anaerobikanak laki-laki dan perempuan pada usia 6 sampai dengan 12 tahun yang tinggal di daerah pesisir pantai dengan yang tinggal di daerah pegunungan Kemampuan kapasitas anaerobikpada anak laki-laki usia 6 sampai 12 tahun yang tinggal di daerah pesisir pantai dan daerah pegunungan mengalami perkembangan yang konsisten. Rata-rata kemampuan kapasitas anaerobikpada

105 anak laki-laki yang tinggal di daerah pegunungan lebih tinggi dari pada kemampuan kapasitas anaerobikpada anak laki-laki yang tinggal di daerah pesisir pantai.kemampuan kapasitas anaerobikpada anak perempuan usia 6 sampai 12 tahun yang tinggal di daerah pesisir pantai dan daerah pegunungan mengalami perkembangan yang konsisten. Rata-rata kemampuan kapasitas anaerobikpada anak perempuan yang tinggal di daerah pegunungan lebih tinggi dari pada kemampuan kapasitas anaerobikpada anak perempuan yang tinggal di daerah pesisir pantai. B. IMPLIKASI Implikasi merupakan konsekuensi logis dari hasil yang ditemukan pada penelitian. Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan, maka dapat dikemukakan implikasi sebagai berikut: Analisis statistik deskripsi data hasil penelitian menunjukkan terjadi perkembangan kemampuan kapasitas aerobik dan anaerobikpada anak laki-laki dan perempuan usia 6 sampai 12 tahun yang tinggal di daerah pesisir pantai dan daerah pegunungan di wilayah Kabupaten Trenggalek. Berdasarkan analisis statistik deskripsi data hasil penelitian menunjukkan perbedaan kecepatan perkembangan pada masing-masing usia, jenis kelamin dan topografi tempat tinggal. Perbedaan kecepatan perkembangan kemampuan kapasitas aerobik dan anaerobikdipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain faktor genetis, lingkungan dan aktivitas fisik yang dilakukan oleh anak. Implikasi dari adanya perbedaan pola dan kecepatan perkembangan kemampuan kapasitas aerobik dan anaerobikanak laki-laki dan perempuan yang tinggal di daerah pesisir pantai dan di daerah pegunungan adalah keadaan lingkungan berdasarkan letak topografi ketinggian wilayah memberikan kontribusi positif dalam kaitannya perkembangan kemampuan kapasitas aerobik dan anaerobik. Kemampuan kapasitas aerobik dan anaerobikanak yang tinggal di daerah pegunungan memiliki perkembangan yang lebih besar dari pada anak yang tinggal di daerah pesisir pantai.sehingga berkonsekuensi logis dalam pembinaan olahraga hendaknya dilakukan di daerah pegunungan, serta pencarian bakat olahraga hendaknya dicari bibit bibit atlet yang tinggal di daerah pegunungan.konsekuensi logis berikutnya berdasarkan analisis statistik deskriptif data hasil penelitian yang

106 menunjukan pola dan kecepatan perkembangan tiap umur, tiap jenis kelamin dan tiap-tiap lingkungan tempat tinggal adalah data tersebut dapat menjadi pedoman para guru penjas atau pelatih olahraga tentang pola perkembangan anak usia 6 sampai 12 tahun untuk menetukan standart dikemudian hari apakah perkembangan tersebut normal atau abnormal. C. SARAN Berdasarkan hasil penelitian ini maka, dapat dirumuskan saran-saran sebagai berikut: 1. Bagi guru penjas untuk melaksanakan berbagai macam tes dan pengukuran pengukuran secara berkala kepada perserta didik anakusia 6-12 tahun, misalnya pengukuran antropometrik, pengukuran kemampuan kondisi fisik. Sehingga dapat memantau perkembangan secara berkala. 2. Bagi guru penjas, pelatih dan mahasiswa olahraga untuk menyusun suatu norma evaluasi perkembangan kemampuan fisik untuk anak-anak, anak dan dewasa khusus orang Indonesia. 3. Data kemampuan kapasitas aerobik dan anaerobikpada anak laki-laki dan perempuan usai 6 sampai 12 tahun yang tinggal di daerah pesisir pantai dan daerah pegunungan, akan memberikan gambaran bagi para guru penjas dan pelatih untuk lebih memperhatikan potensi kemampuan kapasitas aerobik dan anaerobikyang dimiliki oleh anak. Sehingga dengan mengetahui perkembangannya tersebut dapat dijadikan suatu acuan untuk membina bakat sedini mungkin, yang nantinya memberikan kesempatan bagi anak baik di daerah pesisir pantai dan di daerah pegunungan untuk meningkatan kemampuan yang telah dimilikinya melalui pelatihan dan pemanduan bakat oleh guru penjas dan pelatih. 4. Data kemampuan kapasitas aerobik dan anaerobikpada anak laki-laki dan perempuan usai 6sampai 12 tahun yang tinggal di daerah pesisir pantai dan daerah pegunungan, akan memudahkan bagi para guru penjas dan pelatih mengarahkan cabang olahraga yang sesuai dengan perkembangan kemampuan yang dimiliki.

107 5. Secara alami daerah pegunungan memiliki pengaruh yang positif bagi peningkatan kemampuan kapasitas aerobik dan anaerobikkarena daerah pegunungan terjadi proses adaptasi fisiologis tubuh dengan keadaan lingkungan tempat tinggal, sehingga dalam rangka pembibitan atlet, pelatih lebih memilih anak yang tinggal di daerah pegunungan. 6. Untuk pelatihan jangka panjang bagi atlet yang memerlukan peningkatan kemampuan kapasitas aerobik dan anaerobiksebaiknya ditempatkan di wilayah pegunungan, selain itu memudahkan guru penjas dan pelatih menentukan tempat yang tepat untuk prestasi olahraga. 7. Dengan hasil penelitian ini diharapkan pelatih olahraga nantinya bisa digunakan untuk pemetaan potensi olahraga yang berhubungan dengan kemampuan kapasitas aerobik dan anaerobik. Pemetaan potensi olahraga ini adalah merupakan cara unggulan suatu daerah untuk pemanduan bakat atlet-atlet yang tinggal di wilayah tersebut. 8. Untuk melengkapi data komponen kemampuan fisik pada anak laki-laki dan perempuan usia 6 sampai 12 tahun yang tinggal di daerah pesisir pantai dan daerah pegunungan perlu dilakukan penelitian berikutnya mengenai perkembangan komponen fisik yang lain,sehingga memberikan gambaran bagi guru penjas dan pelatih mengarahkan cabang olahraga yang sesuai dengan perkembangan kemampuan fisik yang dimiliki.