BAB II TINJAUAN PUSTAKA. usaha berarti melakukan kegiatan usaha (bisnis). hasil yang dapat dibanggakan (Sadono Sukirno, 2004:367).

dokumen-dokumen yang mirip
Mindset Kewirausahaan

BAB I PENDAHULUAN. menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru,

BAB I PENDAHULUAN. dalam hal menyerap tenaga kerja, meningkatkan jumlah unit usaha, dan. mendukung pendapatan rumah tangga (dalam Kuncoro, 2000:15).

BAB I PENDAHULUAN. lapangan pekerjaan sehingga mengakibatkan sebagian orang tidak memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN. seiring dengan berjalannya waktu. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kewirausahaan (entrepreneurship)merupakan salah satu alternatif bagi

GAMBARAN UMUM KEWIRAUSAHAAN. PERTEMUAN KEDUA UNIVERSITAS IGM BY. MUHAMMAD WADUD, SE., M.Si.

A. JUDUL PENGABDIAN: PELATIHAN PERENCANAAN USAHA BAGI REMAJA USIA PRODUKTIF DI DUSUN SLANGGEN, TIMBULHARJO, SEWON, BANTUL, YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan sosial, yaitu berupa kegiatan-kegiatan yang dilakukan suatu negara

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Enterpreneurship atau Kewirausahaan. nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha (startup phase) atau

BAB I PENDAHULUAN. merata yang mengakibatkan tingginya angka pengangguran. Untuk mengurangi

PERANAN KAMPUS DALAM MEMBANGUN KEMANDIRIAN MAHASISWA MELALUI KEGIATAN KEWIRAUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. sampai SMA saja, tetapi banyak juga sarjana. Perusahaan semakin selektif menerima

BAB II URAIAN TEORITIS. penelitian dengan judul Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan dan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian Analisis Faktor-Faktor yang Mendorong Wirausahawan Memulai

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Suryana (2008:2), mendefinisikan bahwa kewirausahaan adalah

BAB I PENDAHULUAN. secara sepihak, dan berdampak pada meningkatknya pengangguran terdidik,

BAB I PENDAHULUAN. atau perusahaan dapat melakukan berbagai kegiatan bisnis, operasi fungsi-fungsi

I. PENDAHULUAN. TUJUAN Memahami konsep kewirausahaan Memahami kunci sukses kewirausahaan

Entrepreneurship and Inovation Management

MAKALAH KEWIRAUSAHAAN. Faktor Menjadi Wirausaha dan Tipe Wirausaha

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan agar daya saing Asean meningkat serta bisa menyaingi Cina dan India

BAB I PENDAHULUAN. jumlah lapangan kerja di Indonesia. Hal ini menyebabkan tingkat pengangguran di

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan karena jumlah lapangan kerja yang tersedia lebih kecil dibandingkan. seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Konsep diri adalah berkaitan dengan ide, pikiran, kepercayaan serta

BAB II URAIAN TEORITIS. karena memiliki kemampuan kreatif dan inovatif (Suryana, 2010:2).

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran masih menjadi masalah serius di Indonesia karena sampai

I. PENDAHULUAN jumlah pengangguran terdidik meningkat, yaitu sebanyak

KONSEP DASAR KEWIRAUSAHAAN DAN PROSES KEWIRAUSAHAAN Kelompok 1: Kelas D

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. Adapun hasil dari penelitian tersebut sebagai berikut : A. Sikap Kewirausahaan : a) Percaya diri

KEWIRAUSAHAAN, ETIKA PROFESI dan HUKUM BISNIS

Modul ke: KEWIRAUSAHAAN PENDAHULUAN DAN GAMBARAN UMUM. 01Fakultas FASILKOM. Matsani, S.E, M.M. Program Studi SISTEM INFORMASI

Sikap Mental Wirausaha (Inovatif, Kreatifitas, Motivasi, Efektif dan Efisien) Kuliah 3

BAB II URAIAN TEORITIS. Fajrinur (2007) melakukan penelitian dengan judul Analisis Faktor-faktor

MATA KULIAH KEWIRAUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. seperti petani, karyawan, mahasiswa, pegawai pemerintah, guru, dan lain sebagainya. Hal

BAB I PENDAHULUAN. mengidentifikasi, mengembangkan, membawa visi kedalam kehidupan. Visi ini

Paradigma umum adalah paradigma yang dimiliki oleh seorang pegawai atau pekerja. Bekerja Penghasilan Rencana Masa Depan

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. faktor demografi (Ahmad et al 2013). Risiko berperan penting dalam pengambilan

Program Mahasiswa Wirausaha Bagi Kopertis dan Perguruan Tinggi Swasta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia saat ini menghadapi masalah keterbatasan kesempatan kerja

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha telah mencapai era globalisasi, dimana

PROFIL DAN FUNGSI WIRAUSAHA

BAB 6 KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

Kewirausahaan I. Putra Boediman. Modul ke: Fakultas EKONOMI & BISNIS. Program Studi MANAJEMEN

BAB I PENDAHULUAN. tidak sebanding dengan lapangan pekerjaan yang tersedia, sehingga membuat

BAB I PENDAHULUAN. kerja kalah cepat dengan kenaikan jumlah lulusan. Sangat ironis bila kita

Kewirausahaan atau Wirausaha adalah proses mengidentifikasi, mengembangkan, membawa visi ke dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sekolah atau perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan dengan perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. bisnis baru yang bermunculan dengan berbagai inovasi dan variasi terbarunya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Banyak masyarakat yang kesulitan dalam mendapatkan penghasilan untuk

BAB I PENDAHULUAN. memanfaatkan setiap peluang untuk sukses. Kewirausahaan adalah padanan kata dari entrepreneurship dalam bahasa

BAB I PENDAHULUAN. sarjana dan keinginan untuk dapat memenuhi kebutuhan sehari-harinya menjadi

UJIAN AKHIR SEMESTER MK.KEWIRAUSAHAAN

I. PENDAHULUAN. Bagian pertama ini membahas beberapa hal mengenai latar belakang masalah,

KEWIRAUSAHAAN I. Pengertian Kewirausahawan. M. Rizal Situru, S.H.,M.B.L. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi Manajemen

Kewirausahaan I. Berisi tentang Konsepsi Dasar Kewirausahaan. Dosen : Sukarno B N, S.Kom, M.Kom. Modul ke: Fakultas Fakultas Ilmu Komputer

BAB I PENDAHULUAN. bidang apapun. Salah satunya dalam bidang perekonomian. Pembangunan

1. Tujuan Instruksional Umum (TIU) 2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)

BAB I PENDAHULUAN. global telah menciptakan multi crisis effect yang membuat perusahaan di

BAB I PENDAHULUAN. macam suku bangsa, kebudayaan dan sumber daya alam serta didukung oleh

BAB I PENDAHULUAN. semua orang terlahir dengan bakat berwirausaha, namun sifat-sifat kewirausahaan

BAB I PENDAHULUAN. sementara lapangan pekerjaan yang ditawarkan juga terbatas, menuntut siswa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan diperlukan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. kerja, dunia kerja yang semula menggunakan tenaga kerja manusia pada akhirnya

BAB II LANDASAN TEORI. Kata kewirausahaan diambil dari kata wirausaha. Sebagian orang ada

BAB I PENDAHULUAN. bidang perekonomiannya. Pembangunan ekonomi negara Indonesia di. ide baru, berani berkreasi dengan produk yang dibuat, dan mampu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di era globalisasi sekarang ini, kebutuhan hidup setiap orang semakin

BAB I PENDAHULUAN. Badan Pusat Statistik (BPS) hanya sekitar 1,65% pada tahun Dan saat ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Riyanti, 2003:21), kata entrepreneur berasal dari kata kerja entreprende. Kata

BAB I PENDAHULUAN. sebagian pihak yang menjadikan kewirausahaan ini sebagai trend-trend-an. enggannya lulusan perguruan tinggi untuk berwirausaha.

Entrepreneurship and Inovation Management

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. baru dapat dikatakan bermanfaat apabila dapat dikelola oleh sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Tingkat pengangguran terbuka penduduk usia 15 tahun ke atas menurut

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Indonesia Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan

KEWIRAUSAHAAN. Ahsin Zaedi, S.Kom Direktur GMP Nusantara Berkarya Owner Griya Sehat Sejahtera Owner Sekolah Panahan

BAB I PENDAHULUAN. berkreasi serta melakukan inovasi secara optimal yaitu mewujudkan gagasangagasan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wayan Nugroho,2013

BAB I PENDAHULUAN. peluang baru merupakan ancaman bagi pengusaha apotek. Meskipun layanan

RITA PATRIASIH, S.Pd., M.Si Prodi Pend Tata Boga PKK FPTK UPI

BABI PENDAHULUAN. beberapa negara khususnya Negara-negara yang menganut teori ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. inovatif kedalam dunia nyata secara kreatif dalam rangka meraih sukses atau

Oleh kelompok 2 : Fatmasari Endayani Sagita Sukma Nur Avni Rozalia Ami Angelia P.

MENUMBUHKAN JIWA KEWIRAUSAHAAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dapat dikatakan sebagai tulang punggung perekonomian negara. Keberadaan

BAB I PENDAHULUAN. Masalah pengangguran di Indonesia cukup mengkhawatirkan, dari tahun

STUDI AWAL PEMBELAJARAN KEWIRAUSAHAAN DI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SURABAYA

Nama Kelompok : Intan Nur Kumalasari Selvia Dewi Novita Jannatul Maghfiroh Laura Evalina Novita Ari Santi Christi Emanuella

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menghasilkan suatu nilai tambah (added value) guna menghasilkan nilai yang

MAKALAH HUKUM KEWIRAUSAHAAN

banyak Rp 1 miliar per tahun.

MENUMBUHKAN JIWA KEWIRAUSAHAAN

HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY INTELLIGENCE DENGAN MOTIVASI BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA. Skripsi

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kewirausahaan 2.1.1 Definisi Kewirausahaan Wirausaha berasal dari kata wira yang berarti pahlawan (berani) dan usaha berarti melakukan kegiatan usaha (bisnis). Dengan demikian wirausaha dapat didefenisikan sebagai seseorang yang dengan gigih berusaha untuk menjalankan sesuatu kegiatan bisnis dengan tujuan untuk mencapai hasil yang dapat dibanggakan (Sadono Sukirno, 2004:367). Schumpeter (dalam Alma, 2005:21) menyatakan bahwa wirausahawan adalah individu yang mendobrak sistem ekonomi yang ada dan menggerakkan perekonomian masyarakat untuk maju ke depan. Wirausahawan adalah individu-individu yang berani mengambil resiko, mengkoordinasi, mengelola penanaman modal atau sarana produksi serta mengenalkan fungsi faktor produksi baru atau yang mampu memberikan respon secara kreatif dan inovatif. Raymond W.Y Kao menyebut bahwa kewirausahaan sebagai suatu proses, yakni proses penciptaan sesuatu yang baru (kreasi baru) dan membuat sesuatu yang berbeda dari yang sudah ada (inovasi) (dalam Lupiyoadi, 2007:4). Berdasarkan pengertian yang telah dipaparkan di atas, dapat disimpulkan bahwa kewirausahaan adalah suatu proses yang mengacu pada kreatifitas individu yang direalisasikan dalam menciptakan usaha baru dengan tujuan kesejahteraan individu dan nilai tambah bagi masyarakat.

2.1.2 Pemahaman Kewirausahaan Istilah entrepreneurship dalam bahasa Indonesia memiliki beberapa kata yang sering diartikan sama, di antaranya adalah wiraswasta, pengusaha, pedagang, saudagar, dan yang terakhir wirausaha (Lupiyoadi, 2007:2). Wirausahawan atau entrepreneurship adalah orang yang berjiwa berani mengambil risiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan. Kegiatan wirausaha dapat dilakukan seorang diri ataupun berkelompok. Dalam pemikiran seorang wirausahawan, ia selalu berusaha mencari, memanfaakan peluang usaha yang dapat memberi keuntungan. Menurut Hisrich ada kerancuan istilah antara entrepreneurship, intrapreneurship, entrepreneur, dan entrepreneurial. Uraian dari empat pengertian tersebut adalah sebagai berikut: 1. Entrepreneurship adalah jiwa kewirausahaan yang dibangun untuk menjembatani antara ilmu dengan kemampuan pasar. Entrepreneurship meliputi pembentukan perusahaan baru, aktivitas kewirausahaan juga kemampuan managerial yang dibutuhkan seorang entrepreneur. 2. Intrapreneurship didefinisikan sebagai kewirausahaan yang terjadi di dalam organisasi yang merupakan jembatan kesenjangan antara ilmu dengan keinginan pasar. 3. Wirausahawan (entrepreneur) didefinisikan sebagai seseorang yang membawa sumber daya berupa tenaga kerja, material, dan asset lainnya pada suatu kombinasi yang menambahkan nilai yang lebih besar daripada sebelumnya, dan juga dilekatkan pada orang yang membawa perubahan, inovasi, dan aturan baru. (dalam http://avin.filsafat.ugm.ac.id, diakses 14 April 2012) Defenisi wirausaha menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, adalah orang yang pandai atau berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk mengadakan produk baru, mengatur permodalan operasinya serta memasarkannya

(http://teddywirawan.wordpress.com, diakses 8 Maret 2012). Dalam melakukan sebuah usaha perlu manajeman sebagai seni dan ilmu pengetahuan yang mengontrol jalannya usaha tersebut. Manajemen sebagai usaha seni merupakan suatu kemahiran penerapan ilmu pengetahuan dalam pelaksanaan kegiatan untuk mencapai tujuan yang dikehendaki. Seni dikatakan sebagai suatu kemahiran dalam pelaksanaan kerja yang diperoleh karena bakat, pengalaman, pelajaran, atau observasi. Seorang entrepreneur harus mempunyai motivasi untuk mengambil risiko atas peluang yang telah dijalankan. Menurut Hendro & Chandra W.W (2006:21) mengatakan bahwa entrepreneur adalah suatu kemampuan untuk mengelola sesuatu yang ada dalam diri untuk dimanfaatkan dan ditingkatkan agar lebih optimal (baik) sehingga bisa meningkatkan taraf hidup di masa mendatang. Hal hal itu antara lain: pengetahuan (knowledge), kemampuan (skill), pengalaman (experiences), jaringan (networking), informasi informasi yang didapat (information), Sumber sumber yang ada (sources-uang, bakat, lingkungan, keluarga, dan lain lain), waktu yang ada (time), masa depan dan kesempatan ( future and opportunity ) Menurut Hendro (2011:4) kewirausahaan adalah kemampuan untuk merangkai dan memberdayakan semua yang dimiliki. Perlu disadari bahwa saat ini pengetahuan akademis saja tidaklah cukup untuk menjadi bekal di masa depan. Walaupun lulus dengan predikat yang sangat baik, namun bila pengetahuan (prestasi) akademis tidak dilengkapi dengan kemampuan (skill) atau keahlian yang lain, hal itu tidaklah cukup. Keterampilan entrepreneurial itu adalah mata uang. Sisi yang satu adalah pengetahuan akademis dan prestasi, sisi lainnya adalah kemampuan

untuk mengelola, memberdayakan, dan memanfaatkan pengetahuan akademis dalam mengatasi masalah, kesulitan, dan tantangan yang dihadapi. Untuk itu, kreativitas dan inovasi berfungsi melengkapi. 2.1.3 Jiwa dan Sikap Kewirausahaan Beberapa sifat dasar dan kemampuan yang biasanya ada pada diri seseorang wirausaha. Menurut Sukardi (2003) ada sembilan karakteristik tingkah laku kewirausahaan yang paling sering ditemukan dalam penelitianpenelitian terhadap wirausaha di seluruh dunia, diantaranya sifat instrumental, sifat prestatif, sifat keluwesan bergaul, sifat kerja keras, sifat keyakinan diri, sifat pengambilan risiko, sifat swa-kendali, sifat inovatif, dan sifat kemandirian (dalam http://ichsandyant.blogspot.com/2010/03/analisis- Wirausaha.Html diakses pada 9 Mei 2012) Pembekalan dan penanaman jiwa entrepreneur pada mahasiswa diharapkan dapat memotivasi mahasiswa untuk melakukan kegiatan kewirausahaan. Pengalaman yang diperoleh di bangku kuliah ini diharapkan dapat dilanjutkan setelah lulus, sehingga muncullah wirausahawan baru yang berhasil menciptakan kerja, sekaligus menyerap tenaga kerja. Menurut Hendro (2011:165-166), sikap seorang wirausahawan adalah: 1. Sikap selalu berpikir positif dalam menghadapi segala hal (positive thinking) 2. Respons yang positif dari individu terhadap informasi, kejadaian, kritikan, cercaan, tekanan, tantangan, cobaan, dan kesulitan 3. Sikap yang berorientasi jauh ke depan, berpikiran maju, bersifat prestatif dan tidak mudah terlena oleh hal-hal yang sudah berlalu 4. Sikap tidak gentar saat melihat pesaing (competitor) 5. Sikap yang selalu ingin tahu, selalu mencari jalan keluar bila ingin maju 6. Sikap yang ingin member yang terbaik buat orang lain

7. Sikap yang penuh semangat dan berjuang keras (pantang menyerah) sehingga menimbulkan dampak yang baik untuk dunia sekelilingnya 8. Punya komitmen yang kuat, integritas yang tinggi, dan semangat yang kuat untuk meraih impiannya. Menurut Siswoyo (dalam Jurnal Ekonomi Bisnis, 2009:116) mengenai bisnis entrepreneur, bahwa masa depan bisnis entrepreneur digambarkan akan terus cemerlang. Pembekalan dan penanaman jiwa entrepreneur pada mahasiswa diharapkan dapat memotivasi mahasiswa untuk melakukan kegiatan kewirausahaan. Pengalaman yang diperoleh di bangku kuliah ini diharapkan dapat dilanjutkan setelah lulus, sehingga muncullah wirausahawan baru yang berhasil menciptakan kerja, sekaligus menyerap tenaga kerja. 2.2 Motivasi Kewirausahaan 2.2.1 Pengertian Motivasi Kewirausahaan Motivasi adalah faktor yang mendorong orang untuk bertindak dengan cara tertentu atau kondisi mental yang mendorong dilakukannya suatu tindakan (action or activities) dan memberikan kekuatan (energy) yang mengarah kepada pencapaian kebutuhan, memberi kepuasan ataupun mengurangi ketidakseimbangan. (www.wikipedia.co.id, diakses 14 April 2012) Motivasi kewirausahaan adalah suatu keinginan yang mendorong kita untuk memutuskan untuk menjadi entrepreneur. Hendro (2011:174) mengungkapkan bahwa sumber energi yang dibutuhkan dalam kegiatan kewirausahaan atau kegiatan apapun adalah mempunyai semangat (ada harapan) dan gairah untuk mengerjakannya. Kedua-duanya adalah satu dan menjadi sumber energi (motivasi) dalam berwirausaha.

Motivasi dapat menumbuhkan situasi kerja sama yang baik atau sebaliknya menumbuhkan situasi berkompetisi yang sehat. Seseorang dianggap mempunyai motivasi berprestasi tinggi, apabila ia mempunyai keinginan untuk berprestasi lebih baik daripada yang lain dalam berbagai situasi dan kekuasaan. Peran Motivator adalah upaya yang dilakukan untuk menyadarkan dan mendorong wirausahawan untuk mengenali potensi dan masalah, dan dapat mengembangkan potensinya untuk memecahkan permasalahan itu. 2.2.2 Faktor-faktor Motivasi dalam Berwirausaha Salah satu faktor pendorong pertumbuhan kewirausahaan terletak pada peranan universitas melalui penyelenggaraan pendidikan kewirausahaan. Pihak universitas bertanggung jawab dalam mendidik dan memberikan kemampuan wirausaha kepada para lulusannya dan memberikan motivasi untuk berani memilih berwirausaha sebagai karir mereka. Pihak perguruan tinggi perlu menerapkan pola pembelajaran kewirausahaan yang kongkrit berdasar masukan empiris untuk membekali mahasiswa dengan pengetahuan yang bermakna agar dapat mendorong semangat mahasiswa untuk berwirausaha. Hal ini dapat memicu para mahasiswa dan lulusan perguruan tinggi tersebut menularkan ilmu yang didapatnya di bangku kuliah dan seremoni kesuksesan yang telah terjadi para mereka kepada masyarakat sekitarnya. Studi yang dilakukan Russel M. Knight (dalam Lupiyoadi, 2007:20-21) di Kanada menyimpulkan bahwa

Seorang wirausaha utamanya tidak dimotivasi oleh financial incentive, tetapi oleh keinginan untuk melepaskan diri dari lingkungan yang tidak sesuai, selain untuk menemukan arti baru bagi kehidupannya. Faktor motivasi tersebut yaitu pertama The foreign refugee yaitu peluang-peluang ekonomi di negara lain yang lebih menguntungkan sering kali mendorong orang untuk meninggalkan negaranya yang tidak stabil secara politis untuk berwirausaha di sana. Kedua, The corporate refugee yaitu pekerja-pekerja yang tidak puas dengan lingkungan perusahaannya merasa bahwa kepuasan kerjanya akan meningkat dengan memulai dan menjalankan bisnis sendiri. Ketiga, The parental (paternal) refugee maksudnya banyak individu yang memperoleh pendidikan dan pengalaman dari bisnis yang dibangun oleh keluarganya sejak ia masih anak-anak. Mereka biasanya kemudian akan berusaha untuk mencoba bisnis lain daripada yang selama ini dikerjakan oleh keluarga. Keempat, The feminist refugee, artinya para wanita yang merasa telah mendapatkan perlakuan diskriminatif dibandingkan kaum laki-laki, baik dalam sistem pendidikan, lingkungan perusahaan, maupun dalam masyarakat, akan berusaha membuktikan bahwa dirinya mampu dengan mendirikan perusahaan sendiri. Kelima, The housewife refugee, para ibu rumah tangga yang pada awalnya sibuk mengurus anak dan rumah tangganya akan mencoba membantu suaminya dalam hal keuangan karena kebutuhan anak-anak yang makin dewasa makin besar. Mereka biasanya akan mencoba bisnis kecil-kecilan dengan dibantu oleh anggota keluarga lainnya. Kelima, The society refugee adalah anggota masyarakat yang tidak setuju dengan kondisi lingkungannya biasanya akan mencoba menjalankan usaha yang tidak terikat dengan lingkungan yang ada. Terakhir, The educational refugee artinya banyak orang yang gagal dalam studinya atau mereka yang tidak cocok dengan sistem pendidikan yang ada, menjadi terpacu untuk berwirausaha. Faktor yang mendorong seseorang menjadi entrepreneur digambarkan melalui model proses kewirausahaan berikut:

Pribadi: Pencapaian locus of control Toleransi Pengambil Resiko Nilai-nilai pribadi Pendidikan Pengalaman Pribadi: Pengambil resiko Ketidakpuasan Pendidikan Usia Komitmen Sosiologi: Jaringan Kelompok Orang tua Keluarga Model Peranan Pribadi: Wirausahawan Pemimpin Manajer Komitmen Visi Organisasi: Kelompok Strategi Struktur Budaya Produk INOVASI KEJADIAN PEMICU IMPLEMENTASI PERTUMBUHAN Lingkungan: Peluang Model Peranan Aktivitas Lingkungan: Kompetisi Sumber Daya Inkubator Kebijakan Pemerintah Lingkungan: Pesaing Pelanggan Pemasok Investor, bankir Sumber: William D Bygrave (dalam Suryana, 2003:40) Gambar 2.1 Model Proses Kewirausahaan Berdasarkan Gambar 2.1 maka kewirausahaan berkembang dan diawali dengan adanya inovasi. Inovasi dipicu oleh faktor pribadi, lingkungan, dan sosiologi. Faktor individu yang memicu kewirausahaan adalah pencapaian locus of control, toleransi, pengambilan resiko, pendidikan, pengalaman, usia, komitmen, dan ketidakpuasan. Sedangkan faktor pemicu yang berasal dari lingkungan adalah model peran, peluang, aktivitas, pesaing, inkubator, sumber daya, dan kebijakan pemerintah.

Peluang yang membuat mahasiswa tergiur untuk menjadi young entrepreneur adalah masa dimana mereka mulai menjalankan usaha tanpa dibebani dengan pemikiran negatif atas gagalnya suatu usaha. Hal ini diakibatkan besarnya minat akan mendapatkan sesuatu dari hasil kerja keras sendiri. Mahasiswa yang mandiri dan berfikir kreatif tentunya tidak akan menyiakan peluang yang diberikan untuk membuka suatu usaha. Bakat yang sudah tertanam sejak kecil membuat seseorang mempunyai minat yang besar untuk memulai suatu usaha. Jika ini terus tertanam, maka akan terbentuk seorang young intrepreneur dengan pengalaman yang tidak diragukan lagi. Modal untuk sukses dalam wirausaha adalah diri sendiri, keahlian, networking, kreatifitas, dan dana. Menurut Hendro (2011:61-63) ada beberapa faktor yang mempengaruhi keinginan seseorang untuk memilih jalur entrepreneurship sebagai jalan hidupnya. Faktor-faktor itu adalah factor individual/personal, suasana kerja, tingkat pendidikan, personality (kepribadian), prestasi pendidikan, dorongan keluarga, lingkungan dan pergaulan, ingin lebih dihargai atau self-esteem, serta keterpaksaan dan keadaan. 2.3 Kerangka Konseptual Pengetahuan kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses (Suryana, 2003:2). Menyikapi persaingan dunia bisnis masa kini dan masa depan yang lebih mengandalkan pada knowledge dan intelectual capital, maka agar

dapat menjadi daya saing bangsa, pengembangan wirausahawan muda perlu diarahkan pada kelompok orang muda terdidik (intelektual). Zimmerer (2002:12) menyatakan bahwa salah satu faktor pendorong pertumbuhan kewirausahaan disuatu negara terletak pada peranan universitas melalui penyelenggaraan pendidikan kewirausahaan. Maka, perlu dibina kepribadian individu yang sangat mempengaruhi keberhasilan usaha. Dengan memiliki jiwa pemimpin, siap mental untuk menghadapi segala resiko dan tantangan dalam hidupnya. Seorang wirausaha dicirikan oleh jiwa yang dimilikinya yang dikembangkan melalui kegiatan praktis berwirausaha dan kemauan keras untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya melalui berbagai kegiatan. Dalam memulai usaha dibutuhkan dua faktor penting, yang pertama skill dan yang kedua adalah mindset entrepreneur (http://bisnisukm.com, diakses 9 Mei 2012). Menurut Hendro (2011:30), entrepreneurship atau kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk mengelola sesuatu yang ada di dalam diri seseorang untuk dimanfaatkan dan ditingkatkan agar lebih optimal (baik) sehingga bisa meningkatkan taraf hidup di masa mendatang. Entrepreneurship meliputi ilmu pengetahuan (knowledge), kepribadian atau sikap, filosofi, skill atau keterampilan. Berdasarkan uraian di atas, maka kerangka konseptual dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Pemahaman Kewirausahaan (X) Ilmu Pengetahuan (Knowledge) (X 1 ) Kepribadian atau Sikap (X 2 ) Skill atau Keterampilan (X 3 ) Motivasi untuk Menjadi young entrepreneur (Y) Sumber: Zimmerer (2002), Suryana (2006), Hendro (2011), Data diolah Peneliti (Mei 2012) Gambar 2.2 Kerangka Konseptual 2.4 Hipotesis Hipotesis adalah suatu penjelasan sementara tentang perilaku, fenomena, atau keadaan tertentu yang telah terjadi atau akan terjadi. Fungsi dari hipotesis adalah sebagai pedoman untuk dapat mengarahkan penelitian agar sesuai dengan apa yang diharapkan (Kuncoro, 2009:59). Adapun hipotesis dari penelitian ini adalah pemahaman kewirausahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi mahasiswa untuk menjadi young entrepreneur. 2.5 Penelitian Terdahulu Pembelajaran Kewirausahaan Dan Minat Wirausaha Lulusan SMK di Kota Surakarta adalah penelitian yang dilakukan oleh Muladi Wibowo (2011) dengan menggunakan penelitian deskriptif kuantitatif dan korelasional. Variabel X yang digunakan antara lain faktor internal (X 1 ), faktor eksternal (X 2 ), faktor pembelajaran (X 3 ), dan kesiapan instrument (X 4 ) dan variabel Y yaitu minat siswa SMK berwirausaha setelah lulus. Hasil penelitiannya menunjukan bahwa variabel faktor internal (X 1 ), faktor eksternal (X 2 ), faktor pembelajaran (X 3 ) kesiapan instrumen (X 4 ) secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang

signifikan dengan minat siswa untuk berwirausaha setelah lulus sekolah di kota Surakarta. Angki Adi Tama (2010) melakukan penelitian dan studi tentang Analisis Faktor-Faktor Yang Memotivasi Mahasiswa Berkeinginan Menjadi Entrepreneur (Studi Pada Mahasiswa S1 Fakultas Ekonomi Undip). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel bebas yaitu keberhasilan diri dalam berwirausaha, toleransi akan risiko, dan keinginan merasakan pekerjaan bebas memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap variabel motivasi mahasiswa untuk menjadi entrepreneur.