BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap bahasa memiliki wilayah pemakaiannya masing-masing. Setiap wilayah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu daerah di Indonesia dan suku Simalungun menjadikan

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Ada beberapa konsep yang digunakan dalam penelitian ini.

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Berikut beberapa konsep yang digunakan dalam penelitian ini.

BAB I PENDAHULUAN. tujuan yang berbeda dan lain-lain. Perbedaan dari latar belakang etnis yang berbeda

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang tinggal pada daerah tertentu (lih. Sumarsono, 2010:21).

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sangat penting digunakan oleh masyarakat di suatu daerah tertentu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Keanekaragaman bahasa merupakan kekayaan bangsa Indonesia yang tak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Dengan adanya bahasa, manusia bisa berintekrasi dengan manusia lainnya

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pula bahasa Jawa juga mengalami perkembangan. Dari bahasa Jawa kuno

T. H GEOGRAFI DIALEK BAHASA SIMALUNGUN DALAM PENGEMBANGAN LEKSIKON BAHASA INDONESIA

PENDAHULUAN. Bahasa adalah salah alat komunikasi yang sangat penting bagi setiap manusia

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORETIS. Dialek merupakan khazanah kebudayaan suatu bangsa yang perlu dipelajari, dikaji, serta

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II KONSEP PENELITIAN DAN LANDASAN TEORI. isoglos, mutual intelligibility, sinkronis, dan diakronis, serta inovasi dan retensi.

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat pendukungnya. Dalam perubahan masyarakat Indonesia telah terjadi

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dalam aktivitas sehari-hari, termasuk dalam aktivitas di sekolah, di

ANALISIS MAKNA DALAM RAGAM DIALEK LOKAL ACEH BESAR DALAM BAHASA ACEH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. banyak di antara bahasa-bahasa daerah di Indonesia. Bahasa Jawa digunakan oleh

Review Buku. Dialektologi Sebuah Pengantar oleh Ayat Rohaedi. Dialectology oleh J. K. Chambers dan Peter Trudgill

PERBEDAAN KOSAKATA BAHASA JAWA DI KABUPATEN NGAWI DAN BAHASA JAWA DI KABUPATEN MAGETAN (SUATU TINJAUAN DIALEKTOLOGI) SKRIPSI

BAHASA JAWA DI KABUPATEN PURBALINGGA (KAJIAN GEOGRAFI DIALEK)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PEMETAAN PERBEDAAN Isolek di KABUPATEN INDRAMAYU. Oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan untuk berinteraksi,

BAB II KERANGKA TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA. Istilah dialek berasal dari bahasa Yunani dialektos. Pada mulanya istilah

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. 1) Berdasarkan bentuk perbedaan penggunaan bahasa Sunda di Kecamatan Bojong,

BAB 1 PENDAHULUAN. biasanya dalam wilayah yang multilingual, dipertentangkan dengan bahasa

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial selalu membutuhkan bahasa sebagai salah satu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI. Kajian pustaka yang dikerjakan di sini terbatas pada hasil-hasil penelitian

BAB 3 METODE DAN TEKNIK PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Interferensi terjadi pada masyarakat tutur yang memiliki dua bahasa atau

ANALISIS MAKNA DALAM RAGAM DIALEK LOKAL ACEH BESAR DALAM BAHASA ACEH

ANALISIS FONOLOGI DAN LEKSIKOLOGI BAHASA JAWA DI DESAPAKEM KECAMATAN GEBANGKABUPATEN PURWOREJO

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa memiliki wilayah pemakaiannya sendiri. Demikian halnya dengan

PERBEDAAN STATUS DIALEK GEOGRAFIS BAHASA JAWA SOLO-YOGYA (KAJIAN DIALEKTOLOGI)

BAB I PENDAHULUAN. proses pemunculan variasi bahasa. Dalam kajian variasi bahasa diperlukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN KARO

BAB I PENDAHULUAN. dua bahasa atau lebih (multilingual), yaitu bahasa Indonesia (BI) sebagai bahasa

BAB I PENDAHULUAN. satu ciri pembeda utama antara manusia dengan makhluk hidup lainnya. Selain

GEOGRAFI DIALEK BAHASA SUNDA DI KECAMATAN PARUNGPANJANG, KABUPATEN BOGOR (KAJIAN DIALEKTOLOGI SINKRONIS)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dita Marisa, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sarana berkomunikasi dan mengidentifikasikan diri

BAB I PENDAHULUAN. dengan bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia memiliki dialek oleh karena seperti

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dan lingkungan, baik lingkungan alam maupun lingkungan sosialbudaya,

BAB I PENDAHULUAN. Pulau Jawa maupun di Pulau Bali, Pulau Sumatra, Pulau Kalimantan, dan pulaupulau

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan objek dari linguistik, karena linguistik merupakan

ISOGLOS LEKSIKAL KATA SIFAT BAHASA JAWA DI PERBATASAN ZONA TENGAH DAN ZONA SELATAN KABUPATEN GUNUNGKIDUL SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Bahasa dapat didefinisikan sebagai alat bantu antara anggota atau

BAB I PENDAHULUAN. semangat kebangsaan dan semangat perjuangan dalam mengantarkan rakyat

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk, baik secara

BAB I PENDAHULUAN. gagasan, isi pikiran, maksud, realitas, dan sebagainya. Sarana paling utama. utama adalah sebagai sarana komunikasi.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bahasa sebagai realisasi budaya manusia mengalami perubahan dan. dan perkembangan pola kehidupan manusia sebagai pemilik dan pengguna

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut KBBI kata adalah unsur bahasa yang diucapkan atau dituliskan, yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang.

BAB 1 PENDAHULUAN. kajian yang luas. Salah satu bidang kajian tersebut merupakan variasi fonologis. Penelitianpenelitian

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan secara lisan adalah hubungan langsung. Dalam hubungan langsung

ISOGLOS DIALEK BAHASA JAWA DI PERBATASAN JAWA TENGAH-JAWA TIMUR (Studi Kasus di Kecamatan Giriwoyo, Punung, dan Pringkuku)

BAB I PENDAHULUAN. menguasai bahasa Indonesia, baik lisan maupun tulisan. pandangan sebagian masyarakat yang tidak merasa perlu untuk

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta (DIY), dan Jawa Timur. Anggota masyarakat bahasa biasanya

BENTUK FONOLOGI DAN LEKSIKON DIALEK BAHASA JAWA DESA JOGOPATEN KECAMATAN BULUSPESANTREN KABUPATEN KEBUMEN

DIALEK BAHASA JAWA DI KELURAHAN SAMBIKEREP KECAMATAN SAMBIKEREP DI WILAYAH SURABAYA BARAT

BAB 3 METODE DAN TEKNIK PENELITIAN. Senada dengan tujuan yang akan dicapai dari penelitian ini, yakni berusaha

BAB I PENDAHULUAN. Siti Rahayu, 2014 Pengembangan aksara Lampung braille Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.

BAB I PENDAHULUAN. bahasa Melayik, termasuk Kerinci dan Iban. Selain bahasa-bahasa tersebut, bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa dapat digunakan manusia dalam menyampaikan ide, gagasan,

BAB I PENDAHULUAN. Proses morfologi memunyai tugas untuk membentuk kata. Sebagian besar

ISOGLOS DIALEK BAHASA JAWA DI PERBATASAN JAWA TENGAH-JAWA TIMUR (Studi Kasus di Kecamatan Giriwoyo, Punung, dan Pringkuku)

GEOGRAFI DIALEK BAHASA ANGKOLA DI KABUPATEN TAPANULI SELATAN SKRIPSI. Oleh: SRI WAHYUNI SIMATUPANG

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Hubungan antar masyarakat dalam kehidupan sehari-hari merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia adalah bahasa Negara Republik Indonesia yang tercantum

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan bahasa, terdapat aturan-aturan pemakaian bahasa yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari untuk mengkomunikasikan segala

BAB 1 PENDAHULUAN. Variasi bahasa Minangkabau merupakan sebuah fenomena yang dapat

GEOGRAFI DIALEK BAHASA JAWA PESISIRAN DI DESA PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kedudukannya sebagai bahasa daerah, bahasa Pakpak Dairi

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik adalah ilmu tentang bahasa; penyelidikan bahasa secara ilmiah (Kridalaksana,

BAB 1 PENDAHULUAN. Penelitian dalam bidang struktur atau kaidah bahasa-bahasa di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. sampai pada bentuknya yang sekarang sudah pasti bahasa-bahasa itu mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Setiap individu manusia tidak akan pernah luput dari berkomunikasi

BAB V PENUTUP. bab sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan seperti berikut ini. dalam bidang fonologi (vokal dan konsonan) dan leksikal.

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ada di luar bahasa yang digunakan akal budi memahami hal-hal lain (KBBI,

BAB I PENDAHULUAN. negara. Sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia memiliki fungsi: (a) lambang

BAB I PENDAHULUAN. campuran, yaitu campuran antara bahasa Indonesia dan salah satu atau kedua

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia pendidikan. Anak sekolah di taman kanak-kanak hingga mahasiswa di

VARIASI DIALEKTAL DALAM MUATAN LOKAL BAHASA MADURA DI JAWA TIMUR. Agusniar Dian Savitri 1 Universitas Negeri Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 5 SIMPULAN. Studi kasus..., Kartika, FIB UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat agar terjalin suatu kehidupan yang nyaman. komunitas selalu terlibat dalam pemakaian bahasa, baik dia bertindak

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap bahasa memiliki wilayah pemakaiannya masing-masing. Setiap wilayah memiliki cara pemakaian bahasa yang berbeda-beda. Dialek merupakan disiplin ilmu yang mengkaji perbedaan unsur-unsur kebahasaan yang berkaitan dengan faktor geografis, salah satu aspek kajiannya adalah pemetaan perbedaan unsur-unsur kebahasaan yang terdapat di antara daerah-daerah pengamatan dalam penelitian, oleh sebab itu dialektologi dalam kajiannya membutuhkan pengetahuan yang berkaitan dengan ilmu geografi (Mahsun, 1995: 20). Di Indonesia terdapat sejumlah besar bahasa daerah, salah satunya adalah bahasa Karo. Bahasa daerah itu masing-masing dituturkan sebagai alat berkomunikasi antarwarga pemakai bahasa itu. Dalam sebuah bahasa terdapat beberapa dialek, dialek tersebut terbentuk pada suatu kumpulan masyarakat yang menempati suatu wilayah. Hal itu tampak ketika terdapat beberapa dialek yang berbeda pada penutur satu bahasa. Demikian halnya dengan bahasa Karo di Kecamatan Munte Kabupaten Karo yang digunakan oleh masyarakat yang menempati daerah tersebut. Dialek berasal dari bahasa Yunani, yaitu dialektos yang pada mulanya digunakan dalam hubungannya dengan keadaan bahasanya. Di Yunani terdapat bedaan-bedaan kecil dalam bahasa yang digunakan oleh para penuturnya. Namun, sedemikian jauh hal itu tidak sampai menyebabkan mereka menganggap bahwa mereka mempunyai bahasa yang sama (Meillet, 1967:69). 1

Objek dalam penelitian ini adalah bahasa Karo. Sekelompok penutur menyatakan suatu hal dengan cara yang berbeda walaupun sama-sama merupakan penutur bahasa yang sama. Contohnya dalam bahasa Karo, di beberapa desa di Kecamatan Munte terdapat variasi leksikal seperti Munte menggunakan kata perik untuk menyatakan kata burung, sedangkan di Gunung Saribu menggunakan kata piduk. Selain itu ada juga fenomena lingual yang terjadi di beberapa daerah di Kecamatan Munte, seperti dalam menyatakan bakar, di Munte menggunakan kata tutoŋ, sedangkan di Sari Munte menggunakan kata ciluk. Contoh lain dari variasi leksikal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut, No Glos Berian Singgama -nik Kuta Suah Mun -te Sukarame Tanju -ng Beringin Guru Benua Sarimunte Gunung Saribu 1 burung [pidu?] [pәri?] [lɛto] 2 bakar [tutuŋ] [cilo?] [tutoŋ] 3 kotor [mәlkәt] [murma?] [mәluat] 4 jendela [jәndela] [tingkap] [pintun pәri?] 5 istri [ndәhara] [kәmbәrahәn] [dibәru] 2

Namun, dalam komunikasi yang terjadi antara masyarakat penutur yang menggunakan kata yang berbeda tetap terjalin kesalingpahaman walaupun menggunakan kata yang berbeda. Fenomena lingual ini terjadi karena perbedaan letak wilayah yang ditempati oleh masyarakat penutur tersebut. Kecamatan Munte merupakan daerah yang mempunyai luas wilayah 125,64 km2, terdiri dari 22 desa dan setiap desa dipimpin oleh seorang kepala desa. Pusat pemerintahan berada di Munte yang dijadikan sebagai Ibu kota Kecamatan. Kecamatan Munte terletak pada 750-1.250 meter di atas permukaan laut. Kecamatan Munte berbatasan dengan Kecamatan Payung di sebelah utara, Kecamatan Juhar di sebelah selatan, Kecamatan Tigabinanga di sebelah barat, dan dengan kecamatan Tigapanah di sebelah timur. Gambar 1.1 : Peta Kecamatan Munte Ragam dialek atau bahasa ditentukan oleh faktor waktu, tempat, sosial budaya, situasi, dan sarana pengungkapan (Kridalaksana 1970:8). Geoff Woallams dalam bukunya yang berjudul Tata Bahasa Karo menyatakan bahwa bahasa Karo terdiri atas empat kelompok dialek, yaitu, (1) Dialek Singalor Lau, salah satu kecamatan yang menggunakan 3

dialek tersebut adalah Kecamatan Tigabinanga, (2) Dialek Karo Gugung, salah satu kecamatan yang menggunakan dialek tersebut adalah Kecamatan Munte, (3) Dialek Karo Julu, salah satu kecamatan yang menggunakan dialek ini adalah Kecamatan Tigapanah, dan (4) Dialek Karo Jahe, salah satu kecamatan yang menggunakan dialek ini adalah Kecamatan Sibolangit. Kecamatan Munte merupakan salah satu kecamatan yang memiliki penggunaan bahasa yang unik, tidak hanya dalam hal leksikal yang mengalami perbedaan tetapi dalam aspek reduplikasi juga mengalami perbedaan. Contohnya, di Munte, Singgamanik, dan Tanjung Beringin terdapat kata ulang yang bentuk pengulangannya yaitu bentuk pengulangan yang terjadi pada suku awal kata atau sering disebut dengan dwipurwa, sedangkan di Gunung Saribu, Sukarame, Kuta Suah, Guru Benua dan di Sari Munte tidak terdapat reduplikasi dwipurwa, melainkan di desa tersebut menggunakan kata ulang utuh atau penuh yang sering disebut dengan dwilingga. Sebagai contoh yaitu untuk menyatakan kata anak-anak, di Munte, Singgamanik, dan Tanjung Beringin menggunakan kata dadanak sedangkan di Gunung Saribu, Sukarame, Kuta Suah, Guru Benua, dan Sari Munte menggunakan kata danak-danak. Contoh lain, untuk merealisasikan kata jalan-jalan di Munte, Singgamanik, dan Tanjung Beringin mengatakan dadalan, sedangkan di Sukarame, Sarimunte, Kuta Suah, Guru Benua, dan Gunung Saribu merealisasikan kata jalan-jalan dengan dalan-dalan. Contoh lain dari variasi reduplikasi tersebut dapat dilihat pada tabel berikut, No Glos Berian Singgamanik Kuta Suah Munte Sukarame Tanju -ng Beringin Guru Benua Sarimunte Gunung Saribu 4

1 anakanak [dadana?] [dana?-dana?] 2 jalanjalan [dadalan] [dalan-dalan] 3 tidurtidur [tutunduh] [tunduh-tunduh] 4 makanmakan [maman] [man-man] 5 dudukduduk [kukundul] [kundul-kundul] Mahsun (1995:23) menyatakan bahwa dialektologi yang mengkaji perbedaan unsurunsur kebahasaan mencakup seluruh bidang linguistik yaitu fonologi, morfologi, sintaksis, leksikon, dan semantik. Akan tetapi, penelitian tentang dialek bahasa Karo di Kecamatan Munte ini dibatasi bidang leksikon dan morfologi saja, dan dalam bidang morfologi dibatasi lagi hanya dalam bentuk reduplikasi saja. Sesuai dengan objek kajiannya yang berupa perbedaan unsur-unsur kebahasaan karena faktor spasial (geografis), peta bahasa dalam dialektologi khususnya dialek geografis memiliki peran yang sangat penting. Peran tersebut berkaitan dengan upaya memvisualisasikan data yang diperoleh dari lapangan ke dalam bentuk peta. Hal tesebut bertujuan agar data tersebut tergambar dalam perspektif yang bersifat geografis, serta memvisualisasikan penyantaan-pernyataan umum yang dihasilkan berdasarkan distribusi geografis perbedaan-perbedaan unsur kebahasaan yang lebih dominan dari wilayah ke wilayah yang dipetakan. 5

Pentingnya data kebahasaan yang diperoleh dari setiap daerah pengamatan dalam penelitian dialektologi didukung oleh informan yang ditunjuk dalam sebuah penelitian. Dalam penelitian dialektologi diperlukan banyak informan, sehingga dapat diperoleh gambaran yang lebih objektif mengenai situasi kebahasaan setempat (Samarin, 1988:28). Untuk itu, pada setiap daerah pengamatan dibutuhkan paling sedikit tiga orang informan, dan dari ketiga informan tersebut harus ditentukan informan utama. Pemilihan Kecamatan Munte sebagai tempat penelitian karena Kecamatan Munte merupakan kecamatan yang diapit oleh empat kecamatan lainnya yang terletak di Kabupaten Karo yaitu Kecamatan Tigapanah di sebelah timur, Kecamatan Payung disebelah utara, Kecamatan Juhar di sebelah selatan, dan Kecamatan Tigabinanga di sebelah barat, sehingga besar kemungkinan bahasa di Kecamatan Munte disentuh oleh faktor-faktor dari luar daerah tersebut. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas peneliti merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana variasi leksikon dan variasi reduplikasi di Kecamatan Munte Kabupaten Karo? 2. Bagaimana pemetaan variasi dialek bahasa Karo di Kecamatan Munte Kabupaten Karo pada bidang leksikon dan reduplikasi? 3. Bagaimana penetapan isolek bahasa Karo di Kecamatan Munte Kabupaten Karo jika dianalisis dengan metode Dialektometri? 6

1.3 Batasan Masalah Sebuah penelitian haruslah memiliki batasan masalah, hal ini dilakukan agar penelitian lebih terarah dan tidak menyimpang dari permasalahan dan tujuan penelitian. Dalam penelitian ini peneliti membatasi penelitian tersebut, yaitu meliputi persamaan dan perbedaan variasi leksikon dan variasi reduplikasi dalam bahasa Karo di Kecamatan Munte yang diwujudkan dalam peta bahasa. Dalam bidang reduplikasi, peneliti hanya membahas sampai pada pemetaan dan berkas isoglos. Untuk penetapan status isolek bahasa Karo di Kecamatan Munte secara statistik hanya dibatasi pada penghitungan leksikon, karena perbedaan leksikon dapat memenuhi persyaratan untuk penetapan status isolek di daerah tersebut. 1.4 Tujuan Penelitian Pada dasarnya suatu penelitian harus memiliki tujuan tertentu untuk memberikan arah dalam pelaksanannya. Adapun tujuan penelitian ini adalah: 1. Mendeskripsikan variasi reduplikasi dan variasi leksikon bahasa Karo di Kecamatan Munte, Kabupaten Karo. 2. Menggambarkan pemetaan variasi leksikon dan variasi reduplikasi dalam bahasa Karo di Kecamatan Munte, Kabupaten Karo. 3. Mendeskripsikan isolek bahasa Karo di Kecamatan Munte, Kabupaten Karo. 1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Manfaat Teoretis 1. Menambah wawasan dan pengetahuan peneliti tentang dialek dan isolek sebuah bahasa pada masyarakat atau penutur bahasa Karo di Kecamatan Munte Kabupaten Karo sebagai masyarakat tutur yang inklusif. 7

2. Menjadi sumber masukan bagi peneliti lain dalam mengkaji lebih lanjut mengenai pemetaan dialek bahasa pada masyarakat atau penutur bahasa Karo di Kecamatan Munte Kabupaten Karo sebagai masyarakat tutur yang inklusif. 1.5.2 Manfaat Praktis Memperkenalkan bahasa Karo kepada pembaca sebagai salah satu bahasa daerah yang memperkaya kebudayaan nasional serta melakukan pelestarian dan pengembangan salah satu bahasa nusantara yaitu bahasa Karo. 8