BAB I PENDAHULUAN. Mengingat pentingnya peran matematika tersebut, maka matematika dipelajari

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. menyelesaikan masalah jika mereka menemui masalah dalam kehidupan. adalah pada mata pelajaran matematika.

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan ilmu yang universal, berada di semua penjuru

BAB I PENDAHULUAN. bertanggung jawab, dapat menyuburkan sikap demokatis, penuh tenggang rasa,

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dimiliki siswa dalam proses belajar mengajar. Pemahaman konsep

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam kehidupan manusia karena selalu digunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran matematika, memberikan pengertian bahwa materi-materi yang

BAB I PENDAHULUAN. dinyatakan dalam surat Mujadalah: 11 yaitu sebagai berikut: 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam proses pembelajaran matematika dan salah satu tujuan dari materi yang

BAB I PENDAHULUAN. utama dalam menguasai pelajaran matematika. Belajar matematika berarti. bermanfaat jika konsep dasarnya tidak dipahami.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan investasi dalam pengembangan sumber

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia dikatakan sebagai makhluk pendidikan karena dia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. intelektual. Matematika juga merupakan salah satu mata pelajaran yang di

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional No. 20

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Matematika sebagai salah satu mata pelajaran yang diajarkan di

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kebodohan menjadi kepintaran, dari kurang paham menjadi paham. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan eksak ataupun permasalahn-permasalahan yang bersifat

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan umum pembelajaran matematika yang dirumuskan dalam. Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi, adalah agar siswa

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan tidak terlepas dari tujuan pendidikan yang telah hendak dicapai,

BAB I PENDAHULUAN. yang akan dihadapi peserta didik dimasa yang akan datang. menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar yang terencana untuk

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab II, Pasal 3. 1 Republik Indonesia, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20

BAB I PENDAHULUAN. segala aspek kehidupan. Pendidikan tidak akan terlepas dari proses

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan yang sangat penting dalam mencetak Sumber Daya

BAB I PENDAHULUAN. mengalami kesulitan dalam memahami konsep-konsep matematika. Akibatnya. prestasi matematika siswa secara umum belum menggembirakan.

BAB 1 PENDAHULUAN. tujuan pembelajaran matematika yang harus dicapai. 1. dahulu agar dapat menyelesaikan soal-soal dan mampu mengaplikasikan

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan siswa berpikir logis, rasional, kritis, ilmiah dan luas. Selain itu,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kemajuan ilmu dan teknologi yang dewasa ini semakin berkembang tidak

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembelajaran, hal ini menuntut guru dalam perubahan cara dan strategi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), tujuan yang

BAB I PENDAHULUAN. Kebanyakan siswa tidak menyukai belajar matematika, karena mereka

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. konsep-konsep sehingga siswa terampil untuk berfikir rasional. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran matematika adalah suatu kegiatan untuk memperoleh. matematika sebaiknya dimulai dari masalah-masalah kontekstual atau

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Rini Apriliani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. harus dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip pengajaran. 1. proses pembelajaran dapat dirasakan manfaatnya

BAB I PENDAHULUAN. dengan kemampuan keterampilan atau skill seseorang 1. Oleh karena itu, masyarakat terutama siswa sekolah formal.

BAB I PENDAHULUAN. dari proses pendidikan di sekolah dan mempunyai peranan penting dalam. segala jenis dimensi kehidupan siswa dengan fungsinya untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dalam keseluruhan proses pendidikan di madrasah, kegiatan belajar

BAB I PENDAHULUAN. dan sekaligus pembangunan SDM (Sumber Daya Manusia). Matematika juga

dalam pembelajaran matematika mencakup pemahaman konsep, penalaran

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses pembelajaran, setiap sekolah harus mengacu pada nilainilai. membimbing siswa baik dalam memahami konsep pelajaran dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penting. Salah satu bukti yang menunjukkan pentingnya. memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; (3) merupakan sarana

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin pesat, arus globalisasi semakin hebat.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia ilmiah, berpikir adalah hal yang biasa digunakan terutama

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu upaya untuk memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Ruzz Media Group, 2009), hlm Wiji Suwarno, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, (Jogjakarta: Ar-

BAB I PENDAHULUAN. Masalah merupakan suatu hal yang sangat melekat di. kehidupan manusia, mulai dari masalah yang dengan mudah dipecahkan

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi dalam kehidupan Manusia. Sebagaimana dalam firman Allah SWT

BAB I PENDAHULUAN. ini mengakibatkan hasil belajar siswa belum mencapai taraf optimal.

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi. Dalam matematika terdapat banyak rumus-rumus

BAB I PENDAHULUAN. belajar yang dialami siswa sebagai anak didik. Dari proses belajar yang

, 2015 PENGARUH PENGGUNAAN MODEL GUIDED DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP

BAB I PENDAHULUAN. keberadaan manusia bukan sekedar bentuk yang bisa kita lihat. Selain itu,

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kualifikasi guru, penyempurnaan kurikulum, pengadaan buku dan alat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan semboyan learning by doing. Berbuat untuk mengubah tingkah laku

Matematika merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang tidak pernah lepas dari segala bentuk aktivitas manusia dalam kehidupan sehari-hari,

BAB I PENDAHULUAN. perlu ditingkatkan, baik pendidikan formal maupun non formal. Pendidikan

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan sesuatu yang tidak asing bagi semua kalangan

I. PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu aspek kehidupan yang penting

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ike Nurhayati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam perkembangan ilmu. pengetahuan dan teknologi. Pendidikan mampu menciptakan sumber daya

I. PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi telah berkembang secara pesat sehingga cara berpikir

2014 PENGARUH CTL DAN DI TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIKA SISWA SD

BAB I PENDAHULUAN. atau bukti-bukti baru dalam lapangan pendidikan dan menguji fakta-fakta lama,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA TERHADAP MATERI KUBUS DAN BALOK MELALUI METODE PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran matematika wajib diberikan kepada semua peserta didik mulai

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari tidak dipungkiri selalu digunakan aplikasi matematika. Saat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. aspek penalarannya. Risnawati mengutip pendapat Johnson dan Rising yang. logika adalah dasar untuk terbentuknya matematika.

BAB I PENDAHULUAN. ataupun pendapat sangatlah kurang. Seseorang tidak akan pernah mendapat

BAB I PENDAHULUAN. memperbaiki dan meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan kemampuan untuk memperoleh informasi, memilih informasi dan

BAB I PENDAHULUAN. prosedur yang dipelajari untuk memecahkan masalah tersebut. matematika. Pemecahan masalah merupakan kompetensi strategik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat bantu, maupun sebagai ilmu (bagi ilmiyawan) sebagai pembimbing

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

المجادلة BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Islam adalah agama yang sangat empatik dalam mendorong umatnya

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan semua pihak dapat memperoleh informasi dengan cepat dan. mudah dari berbagai sumber.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN (1982:1-2):

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan dunia hampir di semua aspek kehidupan manusia, berkembang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Helen Martanilova, 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PENALARAN DAN KOMUNIKASI MATEMATIKA. (PTK Pembelajaran Matematika Kelas VII Semester II SMP Negeri 2

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pasal 1 yang menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk. diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya ilmu pengetahuan di dunia pendidikan. Salah satu ilmu. batas tertentu perlu menguasai matematika.

BAB I PENDAHULUAN. ditinjau dari prosesnya, pendidikan adalah komunikasi, karena dalam proses

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika merupakan salah satu ilmu dasar yang mempunyai peranan yang penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Mengingat pentingnya peran matematika tersebut, maka matematika dipelajari mulai dari TK, SD, SMP dan SMA. Akan tetapi, sebagian siswa masih beranggapan bahwa matematika itu pelajaran yang sulit. Tidak sedikit diantara mereka yang menghindari pelajaran matematika, padahal matematika merupakan ilmu yang sangat penting bagi kehidupan sehari-hari. Bahkan untuk dapat melanjutkan kejenjang sekolah yang lebih tinggi pemahaman dalam matematika merupakan salah satu prasyarat utama. Selama ini matematika yang diajarkan di sekolah-sekolah lebih mengedepankan teori-teori yang kadang sulit untuk diaplikasikan oleh siswa dalam kehidupan nyata. Pada umumnya siswa hanya mampu menyelesaikan masalah matematika saja tanpa memahami aplikasinya. Akibatnya, siswa merasa selalu sulit dalam memahami matematika meski telah mengenal matematika sejak di TK ataupun SD. Hal demikian terjadi karena siswa kurang memahami konsep dalam matematika. Dalam mempelajari matematika sangat dibutuhkan pemahaman konsep untuk dapat menguasai materi matematika, sebab dengan memahami konsep matematika siswa dapat lebih mengerti akan konsep materi pelajaran itu sendiri. Akan tetapi, kebanyakan guru tidak menyadari hal tersebut sehingga 1

2 banyak siswa yang menganggap bahwa matematika merupakan pelajaran yang sulit. Oleh karena itu, siswa sebaiknya diberi kesempatan seluas-luasnya untuk membangun pengetahuan pemahaman konsep matematika melalui pengetahuan yang telah mereka pelajari sehingga proses pemahaman siswa selalu berkembang secara terus menerus. Siswa sebaiknya diajak mengalami secara langsung bagaimana kegiatan matematika dalam kehidupan sehari-hari agar siswa dapat memaknai manfaat matematika dalam kehidupan. Jadi, pemahaman konsep dalam pembelajaran matematika sangat penting. Dalam peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 22 Tahun 2006, dijelaskan bahwa tujuan pembelajaran matematika di sekolah adalah : 1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau logaritma, secara luwes, akurat, efesien, dan tepat, dalam pemecahan masalah. 2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika. 3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh. 4. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah. 5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam kehidupan, yaituu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah. 1 Dilihat dari tujuan pembelajaran matematika, salah satu yang terpenting dari pembelajaran matematika adalah kemampuan pemahaman konsep. Hal ini dikarenakan bahwa konsep-konsep yang dipelajari saling 1 Risnawati, Strategi Pembelajaran Matematika, Pekanbaru:Suska Press, 2008, h. 12

3 berkaitan, pemahaman siswa pada pelajaran tertentu akan menuntut pemahaman siswa pada pelajaran sebelumnya. Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan guru matematika di SMP Negeri 2 Ujungbatu yaitu Bapak Dalfian, S.E pada tanggal 8 Mei 2013 dan berdasarkan hasil observasi pada kelas VIII, diperoleh informasi bahwa pemahaman konsep belajar matematika siswa umumnya masih rendah. Di dalam proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru, ternyata guru masih menggunakan metode pembelajaran yang biasa seperti metode ceramah dan tanya jawab. Selain itu, guru juga memberikan rumus-rumus umum dan contoh-contoh soal di papan tulis, kemudian siswa mencatat dan setelah itu siswa diberikan latihan. Akan tetapi, metode yang digunakan guru masih kurang melibatkan aktivitas siswa, akibatnya siswa pasif selama proses pembelajaran dan siswa juga kurang mengerti konsep-konsep dasar materi yang diajarkan. Adapun gejala-gejala lain rendahnya kemampuan pemahaman konsep matematika siswa adalah : 1. Sebagian besar siswa belum bisa menemukan apa yang menjadi permasalahan dalam soal. 2. Siswa tidak dapat menjelaskan kembali mengenai materi yang telah dipelajari. 3. Siswa hanya menghafal rumus-rumus tetapi tidak bisa mengaplikasikan kedalam soal. 4. Siswa kesulitan dalam menjawab soal, apabila guru memberikan soal yang bervariasi padahal masih dalam konsep yang sama.

4 Berdasarkan gejala-gejala tersebut, terlihat bahwa siswa masih menganggap matematika sulit dipahami maka di sini diperlukan suatu pendekatan pembelajaran yang lebih memberdayakan siswa. Siswa harus mampu membuat kaitan antara apa yang mereka pelajari dengan bagaimana pengetahuan itu dapat dimanfaatkan sehingga akan berdampak pada kemampuan pemahaman konsep matematika siswa. Salah satu pendekatan dan model pembelajaran yang dapat mempengaruhi siswa dalam memahami konsep matematika adalah Pendekatan Kontekstual dan Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD. Dalam setiap kesempatan, pembelajaran matematika hendaknya memulai dengan pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi nyata. Dengan mengajukan masalah-masalah yang nyata, siswa secara bertahap terbimbing untuk menguasai konsep-konsep. Siswa bekerja secara kelompok mencari solusi dengan cara mereka sendiri, sehingga siswa mempunyai kesempatan untuk menemukan kembali konsep-konsep matematika formal. Pendekatan ini memberikan penekanan bahwa belajar tidak hanya sekedar menghafal, siswa dapat mengkonstruksi pengetahuan yang dimiliki mereka sendiri dalam kehidupan seharai-hari. Dalam pembelajaran kontektual, guru adalah seorang pendamping siswa dalam pencapaian indikator pembelajaran. 2 Sedangkan pembelajaran kooperatif berdasarkan pada teori bahwa siswa pada hakekatnya perlu diberi kesempatan untuk berinteraksi dengan teman- 2 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta:Prenada, 2006, h. 225

5 temannya agar mereka dapat memperoleh pemahaman yang lebih luas dan menemukan cara-cara baru untuk mengekspresikan gagasannya. 3 Dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan pendekatan kontekstual, guru menyajikan informasi tentang pelajaran yang diberikan, kemudian siswa bekerja sama dalam kelompok dalam rangka menemukan dan mengembangkan konsep sendiri dan berusaha agar seluruh anggota kelompok telah menguasai bahan tersebut. Pada akhir materi tertentu seluruh siswa dikenai tes dan siswa bekerja secara individual dan berguna untuk melihat pemahaman materi yang diperoleh selama dalam kelompok. Dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD menuntut siswa membangun pengetahuan sendiri melalui interaksi dirinya dengan orang lain. Hal ini menyebabkan pengetahuan yang diperoleh siswa lebih berarti. Siswa akan belajar dengan baik jika apa yang dipelajari terkait dengan apa yang telah diketahui dan dengan kegiatan atau peristiwa yang akan terjadi disekelilingnya. Sebagaimana Al-Qur an menjelaskan akan pentingnya pengetahuan. Tanpa pengetahuan niscaya kehidupan manusia akan menjadi sengsara. Tidak hanya itu, al-qur an bahkan memposisikan manusia yang memiliki pengetahuan pada derajat yang tinggi. Al-Qur an surat Al-Mujadalah ayat 11 menyebutkan: 3 Miftahul Huda, Cooperative Learning, Yogyakarta:Pustaka Belajar, 2011, h. 23

6 Artinya : Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Q.S. Al- Mujadalah; 11) Sehubungan dengan itu maka peneliti mencoba melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Penerapan Pendekatan Kontekstual dalam Tatanan Kooperatif Tipe STAD terhadap Pemahaman Konsep Matematika Siswa Negeri 2 Kecamatan Ujungbatu Kabupaten Rokan Hulu. B. Defenisi Istilah 1. Pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning) adalah suatu konsepsi yang membantu guru mengaitkan konten mata pelajaran dengan situai dunia nyata dan memotivasi siswa membuat hubungan antara pengetahuan dan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga warga negara dan tenaga kerja. 4 h. 104-105 4 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Jakarta:Kencana, 2010,

7 2. Pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah salah satu tipe dari model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok 4-5 orang siswa secara heterogen. 5 3. Pemahaman konsep merupakan kompetensi yang ditunjukkan siswa dalam memahami konsep dan dalam melakukan prosedur (algoritma) secara luwes, akurat, efisien dan tepat. 6 C. Permasalahan 1. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas dapat diidentifikasikan sebagai berikut : a. Pemahaman konsep belajar matematika siswa masih tergolong rendah. b. Metode ajar yang digunakan guru kurang variasi. c. Strategi pembelajaran yang digunakan guru bidang studi masih belum mampu meningkatkan pemahaman konsep siswa dalam pembelajaran matematika. d. Pengajaran masih berpusat pada guru. 2. Batasan Masalah Mengingat banyaknya persoalan yang ditemukan penulis dalam penelitian ini, maka peneliti memfokuskan pada pengaruh penerapan pendekatan kontekstual dalam tatanan kooperatif tipe STAD terhadap 5 Ibid, h. 68 6 Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), Model Penilaian Kelas, Jakarta: Depdiknas, 2006, h. 59

8 pemahaman konsep belajar matematika siswa SMP Negeri 2 Kecamatan Ujungbatu Kabupaten Rokan Hulu pada materi Kubus dan Balok. 3. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka masalah penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : Apakah terdapat perbedaan antara pemahaman konsep matematika siswa yang belajar menggunakan pendekatan kontekstual dalam tatanan kooperatif tipe STAD dan siswa yang belajar dengan pembelajaran konvensional di SMP Negeri 2 Kecamatan Ujungbatu Kabupaten Rokan Hulu?. D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Sesuai dengan permasalahan yang ada, penelitian ini bertujuan untuk menguji ada atau tidaknya perbedaan pemahaman konsep matematika siswa yang belajar menggunakan pendekatan kontekstual dalam tatanan kooperatif tipe STAD dan siswa yang belajar dengan pembelajaran konvensional di SMP Negeri 2 Kecamatan Ujungbatu Kabupaten Rokan Hulu. 2. Manfaat Penelitian Hasil-hasil penelitian ini diharapkan memberi manfaat sebagai berikut :

9 a. Bagi siswa, melalui pendekatan kontektual siswa dapat mengkonstruksi sendiri pengetahuan dimiliki mereka sendiri dalam pelajaran matematika sehingga dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa. b. Bagi guru, sebagai salah satu alternatif pendekatan pembelajaran dalam upaya meningkatkan pemahaman konsep siswa pada pelajaran matematika. c. Bagi sekolah, sebagai bahan pertimbangan dalam rangka meningkatkan dan memperbaiki kualitas pendidikan. d. Bagi penulis, menambahkan pengetahuan dan memperluas wawasan.