HUBUNGAN TEKANAN DARAH PADA IBU DENGAN ASFIKSIA NEONATORUM DI RSU DR. WAHIDIN SUDIRO HUSODO MOJOKERTO YULIANDARI PRASETYA NINGRUM

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DENGAN ASFIKSIA NEONATORUM DI RSU DR. WAHIDIN SUDIRO HUSODO MOJOKERTO SANTI WANTI NIM

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Bayi (AKB) atau Infant Mortality Rate merupakan. indikator yang lazim digunakan untuk menentukan derajat kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) memiliki banyak risiko

I. PENDAHULUAN. asfiksia, hampir 1 juta bayi meninggal (WHO, 2002). Di Indonesia, dari

BAB I PENDAHULUAN. dengan jumlah kelahiran hidup. Faktor-faktor yang mempengaruhi AKB

HUBUNGAN ANTARA KEHAMILAN SEROTINUS DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD INDRAMAYU PERIODE 01 SEPTEMBER-30 NOVEMBER TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. dunia mengalami preeklampsia (Cunningham, 2010). Salah satu penyulit dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. paling kritis karena dapat menyebabkan kesakitan dan kematian bayi. Kematian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KARAKTERISTIK IBU KAITANNYA DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. masih tingginya angka kematian bayi. Hal ini sesuai dengan target Millenium

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

HUBUNGAN PENAMBAHAN BERAT BADAN IBU SELAMA HAMIL DENGAN KEJADIAN BBLR DI RUMAH SAKIT DR. NOESMIR BATURAJA TAHUN 2014

ANEMIA PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DENGAN KEJADIAN BBLR DI RSUD BANGIL PASURUAN 2013 IMELDA ANUGRAH PUTRI TEGA MULIA DESCRIPTION

BAB V PEMBAHASAN. bersalin umur sebanyak 32 ibu bersalin (80%). Ibu yang hamil dan

HUBUNGAN KEJADIAN PREEKLAMPSIA DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA NEONATORUM DI RSUD WATES KULON PROGO

FAKTOR IBU YANG MELATARBELAKANGI KEJADIAN BBLR DI RSUD JOMBANG

BAB I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Penyebab Kematian Neonatal di Indonesia (Kemenkes RI, 2010)

Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Asfiksia Neonatorum

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. salah satu strategi dalam upaya peningkatan status kesehatan di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN meninggal dunia dimana 99% terjadi di negara berkembang. 1 Angka

ANEMIA DENGAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSU DR. WAHIDIN SUDIRO HUSODO MOJOKERTO TAHUN 2014 WANIKMATUN HASANAH NIM

Hubungan Usia Kehamilan dan Preeklampsia dengan Asfiksia Neonatorum Bayi Baru Lahir di RSUD Ambarawa Kabupaten Semarang

HUBUNGAN USIA IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN PREEKLAMSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KAPONGAN KABUPATEN SITUBONDO

BAB V PEMBAHASAN. sucking. Responden yang digunakan dalam penelitian ini telah sesuai dengan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS CIKAMPEK KABUPATEN KARAWANG

HUBUNGAN USIA IBU HAMIL RESIKO TINGGI DENGAN PERSALINAN PREMATURE DI RSUD BANGIL TAHUN 2013 DWI RAKHMA YUSLIYANTI DESCRIPTION

HUBUNGAN USIA, PARITAS DAN PEKERJAAN IBU HAMIL DENGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH

BAB I PENDAHULUAN. kematian ibu dan angka kematian perinatal. Menurut World Health. melahirkan dan nifas masih merupakan masalah besar yang terjadi di

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PERSALINAN PRETERM DI RUANG BERSALIN RUMAH SAKIT UMUM MEURAXA KOTA BANDA ACEH TAHUN 2012

HUBUNGAN KETUBAN PECAH DINI DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA NEONATORUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL YOGYAKARTA PERIODE NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Working Group on High Blood Pressure in Pregnancy tahun 2001 yakni

BAB I PENDAHULUAN. MDGS (Millenium Development Goals) 2000 s/d 2015 yang ditanda tangani oleh 189

HUBUNGAN ANTARA BERAT BADAN LAHIR DAN KEJADIAN ASFIKSIA NEONATORUM

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENELITIAN HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN TERHADAP HASIL LUARAN JANIN. Idawati*, Mugiati*

ANALISA FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KEMATIAN BAYI DENGAN ASFIKSIA DI KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2012

HUBUNGAN INDUKSI PERSALINAN DENGAN ASFIKSIA BAYI BARU LAHIR DI RSU PKU MUHAMMADIYAH DELANGGU KLATEN TAHUN Sri Wahyuni 1), Titin Riyanti 2)

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Berat Badan Lahir Rendah

BAB IV METODE PENELITIAN. obstetri dan ginekologi. analisis data dilakukan sejak bulan Maret Juni menggunakan pendekatan retrospektif.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Asfiksia. Keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernapas secara spontan dan teratur

FAKTOR YANG MELATARBELAKANGI KUNJUNGAN ANTENATAL CARE BERDASARKAN PENGETAHUAN DAN SUMBER INFORMASI di RSU Dr.WAHIDIN SUDIRO HUSODO KABUPATEN MOJOKERTO

KETERATURAN IBU KE POSYANDU DENGAN KEMAMPUAN IBU MENILAI STATUS GIZI BALITA DI DESA SIDOREJO KECAMATAN SUGIO KABUPATEN LAMONGAN

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Asfiksia Neonatorum Di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado

BAB 1 PENDAHULUAN. saat menghadapi berbagai ancaman bagi kelangsungan hidupnya seperti kesakitan. dan kematian akibat berbagai masalah kesehatan.

HUBUNGAN ANTARA PREEKLAMSIA PADA PRIMIGRAVIDA DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RSUD CILACAP PERIODE JANUARI - DESEMBER 2005

ABSTRAK. Audylia Hartono Pembimbing I : Rimonta F. Gunanegara, dr., Sp.OG. Pembimbing II : July Ivone, dr., MKK., MPd.Ked.

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL TAHUN NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA PADA IBU BERSALIN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KELUARAN MATERNAL DAN PERINATAL PADA KASUS-KASUS PREEKLAMPSIA DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN PERIODE JANUARI 2011 DESEMBER 2012

BAB 1 PENDAHULUAN. penurunan angka kematian ibu (AKI) dan bayi sampai pada batas angka

B AB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam menilai derajat kesehatan masyarakat, terdapat beberapa

BAB I PENDAHULUAN. bernafas secara spontan dan teratur setelah lahir. Bayi dengan asfiksia neonatorum

HUBUNGAN ANTARA PREEKLAMPSIA DENGAN PERSALINAN PREMATUR DI RSUD DR. SOESILO KABUPATEN TEGAL SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG RESIKO TINGGI KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. terjadi yaitu perdarahan, infeksi dan pre eklampsia ( Saifuddin, 2009).

HUBUNGAN PENAMBAHAN BERAT BADAN IBU SELAMA KEHAMILAN DENGAN BERAT BADAN BAYI LAHIR HIMATUL MUNFARICHAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

ANALISA FAKTOR RISIKO KEJADIAN ASFIKSIA BAYI BARU LAHIR DI RSUD WATES

KARAKTERISTIK RESPONDEN YANG MENGALAMI ATONIA UTERI DI RSUD SUKOHARJO

ABSTRAK PREVALENSI DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN HIPERTENSI DI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2015

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Berdasarkan data World Health Organization (WHO) 2015, terlihat

HUBUNGAN PREMATURITAS DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD JEND. AHMAD YANI KOTA METRO TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. AKB sejak tahun Pada tahun 1991, diestimasikan AKB sebesar 68 per

PENGARUH UMUR KEHAMILAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA IBU HAMIL PRE EKLAMSI DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RSUD SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN

OBESITAS KEHAMILAN DENGAN PREEKLAMSIA PADA IBU HAMIL DI RSUD Dr. ABDOER RAHEM KABUPATEN SITUBONDO FERI CAHYADI

BAB 1 PENDAHULUAN. sebesar 25 per-1000 kelahiran hidup dengan Bayi Berat Lahir. Rendah (BBLR) penyebab utamanya. 2 Kematian bayi baru lahir di

HUBUNGAN STATUS GIZI IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSUD DR WAHIDIN SUDIROHUSODO KOTA MOJOKERTO

HUBUNGAN PREEKLAMSIA DAN PERDARAHAN ANTEPARTUM DENGAN KEJADIAN KEMATIAN JANIN DALAM RAHIM DI RUANG BERSALIN RSUD ULIN BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan suatu bentuk dari kebutuhan dasar manusia.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU DENGAN HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN DI PUSKESMAS SIMPANG RAMBUTAN KABUPATEN BANYUASIN TAHUN 2015

ANALISIS FAKTOR RISIKO USIA KEHAMILAN DAN PARITAS TERHADAP KEJADIAN ABORTUS. La Ode Ali Imran Ahmad Universitas Haluoleo Kendari.

HUBUNGAN PREEKLAMPSIA DENGAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN Oleh : RIZKA ARIANI

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan pada 2007 sebesar 228 per kelahiran hidup. Kenyataan

GAMBARAN FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA ASFIKSIA NEONATURUM PADA BAYI BARU LAHIR DI RUANG PERINATALOGI RSUD DR. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Faktor- Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Asfiksia Neonatorum (Studi Di RSUD Tugurejo Semarang)

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG

BAB I PENDAHULUAN. 2012, Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia adalah 359 per

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui derajat kesehatan disuatu negara seluruh dunia. AKB di

HUBUNGAN KEHAMILAN POSTTERM DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD ABDUL MOELOEK

HUBUNGAN PREEKLAMPSIA DENGAN KEJADIAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT KATOLIK ST. VINCENTIUS A PAULO SURABAYA TAHUN 2013

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN HUBUNGAN USIA IBU DENGAN KOMPLIKASI KEHAMILAN PADA PRIMIGRAVIDA

HUBUNGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL YANG MENJALANI PERSALINAN SPONTAN DENGAN ANGKA KEJADIAN ASFIKSIA NEONATORUM DI RSUD SRAGEN TAHUN

MATERNAL FACTOR THAT RELATED WITH LOW BIRTH WEIGHT BABIES AT THE REGIONAL GENERAL HOSPITAL PRINGSEWU YEAR Siti Indarti* ABSTRACT

HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA DI RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA. Endang Wahyuningsih, Saifudin Zukhri 1

HUBUNGAN KADAR HEMOGLOBIN DENGAN NILAI APGAR BAYI BARU LAHIR DI RSUD SUKOHARJO

Relationships between Parity and Age of Pregnant Women with Infant Birth Weight in Puskesmas Kota Karang Bandar Lampung in 2012

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DAN POLA KONSUMSI DENGAN KEJADIAN ANEMIA GIZI PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KASSI-KASSI

Transkripsi:

HUBUNGAN TEKANAN DARAH PADA IBU DENGAN ASFIKSIA NEONATORUM DI RSU DR. WAHIDIN SUDIRO HUSODO MOJOKERTO YULIANDARI PRASETYA NINGRUM 1212010051 SUBJECT: Tekanan Darah, Ibu, Asfiksia Neonatorum DESCRIPTION: Asfiksia neonatorum merupakan bayi baru lahir dengan risiko tinggi karena memiliki kemungkinan lebih besar mengalami kematian bayi atau menjadi sakit berat dalam masa neonatal. Salah satu faktor yang menyebabkan asfiksia neonatorum adalah faktor keadaan ibu yaitu hipertensi dalam kehamilan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tekanan darah pada ibu hamil dengan kejadian asfiksia neonatorum. Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik korelasional dengan rancang bangun cross sectional. Variabel independen adalah tekanan darah pada ibu hamil dan variabel dependen adalah asfiksia neonatorum. Populasi adalah 26 bayi yang lahir di RSU Dr. Wahidin Sudiro Husodo Mojokerto pada tanggal 4 Juni-8 Juli 2015 dengan sampel sebanyak 26 responden. Teknik sampling yang digunakan adalah accidental sampling. Pengumpulan data dengan menggunakan data primer dan data sekunder. Analisa data menggunakan uji Spearman Rho. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar ibu mempunyai tekanan darah normal yaitu sebanyak 19 responden (73,1%) dan sebagian besar bayi tidak mengalami asfiksia neonatorum yaitu sebanyak 14 responden (53,8%). Analisa hasil dengan uji Spearman Rho diperoleh hasil perhitungan dengan nilai signifikan ρ value (0,003) < α (0,05) maka H1 diterima dengan demikian ada hubungan tekanan darah pada ibu dengan kejadian asfiksia neonatorum di RSU dr. Wahidin Sudiro Husodo Mojokerto. Ada hubungan tekanan darah pada ibu dengan kejadian asfiksia neonatorum. Diharapkan tenaga kesehatan khususnya perawat dapat lebih aktif dalam memberikan penyuluhan kesehatan pada ibu tentang pencegahan hipertensi dan asfiksia neonatorum serta melaksanakan resusitasi pada bayi baru lahir dengan asfiksia neonatorum. ABSTRACT Neonatal asphyxia occurs in newborns with a high risk because it has a greater likelihood of dying or becoming severely during neonatal period. One of the factors that cause neonatal asphyxia is the state of maternal factors, namely hypertension in pregnancy. The purpose of this study was to determine the relationship between blood pressure in pregnant women and the incidence of neonatal asphyxia. This type of research is analytic research correlational with cross sectional design. The independent variable was the blood pressure of pregnant women and the dependent variable was neonatal asphyxia. The population was 26 babies born at RSU Dr. Wahidin Sudiro Husodo Mojokerto from 4 June-8 July 2015 with a sample of 26 respondents. The sampling technique used was accidental sampling. Data was collected by using primary data and secondary data. Data was analyzed by using Spearman Rho test. 1

The results suggest that most mothers had normal blood pressure, i.e. 19 respondents (73.1%) and most babies do not experience neonatal asphyxia, i.e.14 respondents (53.8%). Analysis of the results by using Spearman Rho test results suggest that the calculation of significant value ρ value (0,003) <α (0.05) then H1 is accepted thus no relationship between mother's blood pressure and neonatal asphyxia at RSU dr. Wahidin Sudiro Husodo Mojokerto. There s a relation between mothers blood pressure and the incidence of neonatal asphyxia. Health workers, especially nurses, are expected to be more active in providing health education on the prevention of maternal hypertension and neonatal asphyxia and carrying out resuscitation in newborns with neonatal asphyxia. Keywords: Blood Pressure, Mother, Asphyxia Neonatorum Contributor Date : 1 Juli 2015 : 1. Siti Rachmah, SKM., M.MKes. 2. Mohammad Nur Firdaus, S.Kep.Ns. Type Material : Laporan Penelitian Edentifier : - Right SUMMARY : : Open Document Latar Belakang Asfiksia neonatorum termasuk dalam bayi baru lahir dengan bayi risiko tinggi karena memiliki kemungkinan lebih besar mengalami kematian bayi atau menjadi sakit berat dalam masa neonatal. Asfiksia neonatorum terjadi ketika bayi tidak cukup menerima oksigen sebelumnya, selama atau setelah kelahiran (Depkes. RI, 2008). Salah satu faktor yang menyebabkan asfiksia neonatorum adalah faktor keadaan ibu yaitu hipertensi dalam kehamilan. Risiko terjadinya asfiksia neonatorum pada ibu yang mengalami hipertensi lebih besar. Penyakit hipertensi yang diderita akan mempengaruhi janin karena meningkatknya tekanan darah disebabkan oleh meningkatnya hambatan pembuluh darah perifer akan mengakibatkan sirkulasi utero-plasenta kurang baik, keadaan ini menimbulkan gangguan lebih berat terhadap insufiensi plasenta dan berpengaruh pada gangguan pertumbuhan janin, gangguan pernafasan (Gilang, 2012). Angka kematian bayi menurut WHO, setiap tahunnya kira-kira 3% (3,6 juta) dari 120 juta bayi lahir mengalami asfiksia, hampir 1 juta bayi ini kemudian meninggal. Penyebab kematian BBL di Indonesia diantaranya asfiksia (27%), BBLR (29%). (Asuhan Persalinan Normal, 2008). Berdasarkan data BPS 2011 penyebab kematian bayi di Jawa Timur 19% disebabkan oleh asfiksia (Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur, 2012). Hasil studi pendahuluan yang dilakukan di RSU dr. Wahidin Sudiro Husodo Mojokerto pada tanggal 7 April 2015 didapatkan bahwa pada Tahun 2014 terdapat 482 persalinan, dari jumlah tersebut terdapat 22 kejadian asfiksia (59,4%) dari 37 kejadian tekanan darah tinggi pada ibu dan terdapat 3 bayi yang meninggal karena asfiksia neonatorum (Medical Record RSU dr. Wahidin Sudiro Husodo, 2014). Faktor yang menyebabkan asfiksia neonatorum antara lain faktor keadaan ibu (usia ibu, hipertensi pada kehamilan, pendarahan antepartum, demam selama persalinan infeksi berat, kehamilan postdate, amnionitis, anemia dan paritas), faktor keadaan bayi (bayi 2

prematur, berat bayi lahir, kelainan bawaan dan air ketuban bercampur mekonium), faktor plasenta (lilitan tali pusat, tali pusat pendek, simpul tali pusat dan prolapsus tali pusat) dan faktor neonatus (pemakaian obat analgesi/anastesi yang berlebihan dan trauma persalinan) dan faktor persalinan. Hipertensi pada kehamilan merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas ibu dan fetus. Tekanan darah tinggi dapat mengakibatkan keterlambatan pertumbuhan janin dalam kandungan atau Intrauterine Growth Restriction (IUGR) dan kelahiran mati, hal ini disebabkan karena preeklampsia dan eklampsiapada ibu akan menyebabkan pengapuran di daerah plasenta. Sedangkan bayi memperoleh makanan dan oksigen dari plasenta, dengan adanya pengapuran di daerah plasenta, suplai makanan dan oksigen yang masuk ke janin berkurang (Gilang, 2012). Menurut Winkjosastro, vasokonstriksi pembuluh darah mengakibatkan kurangnya suplai darah ke plasenta sehingga terjadi hipoksia janin. Akibat lanjut dari hipoksia janin adalah gangguan pertukaran gas antara oksigen dan karbondioksida sehingga terjadi asfiksia neonatorum. Pengembangan paru bayi baru lahir terjadi pada menit-menit pertama kemudian disusul dengan pernapasan teratur dan tangisan bayi. Proses perangsangan pernapasan ini dimulai dari tekanan mekanik dada pada persalinan, disusul dengan keadaan penurunan tekanan oksigen arterial dan peningkatan tekanan karbondioksida arterial, sehingga sinus karotikus terangsang terjadinya proses bernapas. Bila mengalami hipoksia akibat suplai oksigen ke plasenta menurun karena efek hipertensi dan proteinuria sejak intrauterine, maka saat persalinan maupun pasca persalinan beresiko asfiksia (Gilang, 2012). Untuk mengurangi Angka Kematian Bayi (AKB) akibat dari asfiksia diharapkan tenaga kesehatan atau perawat dapat berperan aktif dalam melakukan promotif dengan memberikan pendidikan/pengetahuan tentang pentingnya menjaga kesehatan pada ibu hamil, mencegah terjadinya hipertensi dalam kehamilan sehingga dapat mengurangi kejadian asfeksia neonatorum dan mengurangi angka kematian bayi. Institusi kesehatan dapat meningkatkan pelayanan kesehatan ibu dan anak, khususnya pada penanganan gawat darurat seperti asfiksia neononatorum dengan penyediaan alat resusitasi pada setiap persalinan termasuk jenis persalinan spontan, selain itu ibu hamil dapat melakukan pemeriksaan kehamilan secara tertatur dan lengkap sehingga komplikasi yang dialami oleh ibu bisa dideteksi sedini mungkin dan bila ditemukan komplikasi obstetric tindakan rujukan dapat segera dilakukan (Mutianingsih, 2014). Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul hubungan tekanan darah pada ibu hamil dengan kejadian asfiksia neonatorum di RSU dr. Wahidin Sudiro Husodo Kota Mojokerto. Metodologi Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian analitik korelasional dengan pencekatan cross sectional. Variabel independen dalam penelitian ini adalah tekanan darah pada ibu dan Variabel dependen dalam penelitian ini adalah asfiksia neonatorum. Populasi kasus penelitian ini adalah seluruh ibu dan bayi yang lahir di RSU Dr. Wahidin Sudiro Husodo Mojokerto pada tanggal 4 Juni-8 Juli 2015 sebanyak 26 orang dengan sampel sebanyak 26 orang. Teknik sampling yang digunakan adalah accidental sampling. Pengambilan data dilakukan di RSU DR. Wahidin Sudiro Husodo Mojokerto pada tanggal 4 Juni-8 Juli 2015. Pengumpulan data dengan menggunakan data primer dengan melakukan observasi yang diproses melalui APGAR skor pada bayi untuk memperoleh data asfiksia neonatorum dan data sekunder melalui study dokumentasi dari catatan rekam medik untuk mengetahui tekanan darah pada ibu. Alat ukur atau instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tensimeter dan lembar observasi untuk mengukur tekanan 3

darah pada ibu dan APGAR skor untuk mengukur asfiksia neonatorum. Analisa data menggunakan uji statistic Spearman Rank. Hasil Penelitian dan Pembahasan Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar ibu memunyai tekanan darah normal yaitu sebanyak 19 responden (73,1%). Tekanan darah biasanya digambarkan sebagai rasio tekanan sistolik terhadap tekanan diastolik, dengan nilai dewasa normalnya berkisar dari 100/60 sampai 140/90. Rata-rata tekanan darah normal biasanya 120/80 (Smeltzer & Bare, 2004). Penyebab pasti dari hipertensi esensial sampai saat ini masih belum dapat diketahui. Namun, berbagai faktor diduga turut berperan sebagai penyebab hipertensi primer, seperti bertambahnya umur, stres psikologis, dan hereditas (keturunan). Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang penyebabnya dapat diketahui, antara lain kelainan pembuluh darah ginjal, gangguan kelenjar tiroid (hipertiroid), penyakit kelenjar adrenal (hiperaldosteronisme), dan lain lain. (Sastrawinata, 2005). Sebagian besar ibu memunyai tekanan darah normal, hal ini dikarenakan banyak dari responden yang berumur 20-35 tahun sehingga keadaan dan kondisi ibu hamil tersebut masih dalam kondisi yang baik atau masa subur dalam kehidupan seseorang sehingga organ reproduksinya masih siap menerima kehamilan. Umur 20-35 merupakan usia yang normal untuk hamil dan tidak meningkatkan resiko hipertensi, hipertensi sering terjadi pada ibu hamil dengan usia >35 tahun. Pada penelitian ini juga didapatkan hampir setengahnya responden mengalami hipertensi yaitu sebanyak 7 responden (26,9%). Hipertensi terjadi akibat adanya adaptasi kardiovaskuler. Hal ini dikarenakan ibu yang baru saja menjalani proses persalinan dan akibat kontraksi uterus secara progresif sehingga meningkatkan curah jantung dan volume sirkulasi meningkat. Pada ibu dengan hipertensi terjadi kehilangan kemampuan refrakter (pembuluh darah peka terhadap rangsangan vasopresor) terhadap bahan vasopresor, sehingga pembuluh darah menjadi peka terhadap bahan vasopresor dan mengakibatkan pembuluh darah mengalami vasokonstriksi dan mengakibatkan hipertensi dalam kehamilan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar bayi tidak mengalami asfiksia neonatorum yaitu sebanyak 14 responden (53,8%). Asfiksia merupakan keadaan dimana bayi tidak bernapas secara spontan dan teratur segera setelah lahir keadaan tersebut disertai dengan hipoksia, hiperkapnia dan sampai ke asidosis (Hidayat, 2008). Hipoksia janin yang dapat menyebabkan asfiksia terjadi karena gangguan pertukaran gas serta transport 02 dari ibu ke janin sehingga terdapat gangguan dalam persediaan 02 dan dalam menghilangkan C02. gangguan ini dapat berlangsung secara menahun akibat kondisi atau kelainan pada ibu selama kehamilan atau secara mendadak karena yang diderita ibu dalam persalinan (Prawirohardjo 2005). Kondisi tertentu pada ibu hamil dapat menyebabkan gangguan sirkulasi darah uteroplasenter sehingga oksigen ke bayi menjadi berkurang. Beberapa faktor tertentu diketahui dapat menjadi penyebab terjadinya asfiksia pada bayi baru lahir, diantaranya: umur ibu, hipertensi pada kehamilan, pendarahan antepartum, demam selama persalinan infeksi berat (malaria, sifilis, TBC, HIV), kehamilan postdate (sesudah 42 minggu kehamilan), amnionitis, anemia, paritas, faktor plasenta, bayi prematur (sebelum 37 minggu kehamilan), Berat Bayi Lahir (BBL), faktor neonatus dan faktor persalinan (Gilang, 2012). Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar bayi tidak mengalami asfiksia neonatorum, hal ini dikarenakan bayi baru lahir dapat bernapas secara spontan dan teratur setelah lahir. Selain itu masih ada bayi yang mengalami asfiksia neonatorum karena bayi baru lahir mengalami gagal bernapas secara spontan dan teratur segera setelah lahir, 4

sehingga bayi tidak dapat memasukkan oksigen dan tidak dapat mengeluarkan zat asam arang dari tubuhnya sehingga dapat menyebabkan asfiksia neonatorum. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar tekanan darah normal pada ibu menyebabkan bayi tidak mengalami asfiksia yaitu 14 responden (73,7%) dan sebagian besar ibu dengan tekanan darah tinggi (hipertensi) menyebabkan bayi mengalami asfiksia pada tingkat sedang yaitu sebanyak 5 responden (71,4%). Berdasarkan uji Spearman Rho diperoleh hasil perhitungan dengan nilai signifikan ρ value (0,003) < α (0,05) maka H1 diterima dengan demikian ada hubungan tekanan darah pada ibu dengan kejadian asfiksia neonatorum di RSU dr. Wahidin Sudiro Husodo Mojokerto. Faktor resiko asfiksia neonatorum salah satunya adalah hipertensi dalam kehamilan. Hipertensi merupakan tekanan darah lebih tinggi dari tekanan darah normal yang berlangsung dalam jangka waktu yang lama. Hipertensi pada kehamilan merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas ibu dan fetus. Preeklampsi dan eklampsia dapat mengakibatkan keterlambatan pertumbuhan janin dalam kandungan atau Intrauterine Growth Restriction (IUGR) dan kelahiran mati. Hal ini disebabkan karena preeklampsia dan eklampsia pada ibu akan menyebabkan perkapuran di daerah plasenta. Sedangkan bayi memperoleh makanan dan oksigen dari plasenta, dengan adanya perkapuran di daerah plasenta, suplai makanan dan oksigen yang masuk ke janin berkurang (Gilang, 2012). Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara tekanan darah pada ibu dengan kejadian asfiksia neonatorum. Hipertensi yang diderita ibu pada saat hamil sampai bersalin akan mempengaruhi janin karena meningkatknya tekanan darah disebabkan oleh meningkatnya hambatan pembuluh darah perifer akan mengakibatkan sirkulasi utero-plasenta kurang baik, keadaan ini menimbulkan gangguan lebih berat terhadap insufiensi plasenta dan berpengaruh pada gangguan pertumbuhan janin, gangguan pernafasan. Tekanan darah tinggi mengakibatkan kurangnya suplai darah ke plasenta sehingga terjadi hipoksia janin. Bila mengalami hipoksia akibat suplai oksigen ke plasenta menurun karena efek hipertensi dan proteinuria sejak intrauterine, maka saat persalinan maupun pasca persalinan beresiko asfiksia. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sejalan dengan penelitian yang dilakukan Gilang (2012) yang menjelaskan bahwa ada hubungan antara hipertensi pada kehamilan dengan kejadian asfiksia neonatorum dengan nilai p-value sebesar 0.041 (<0.05). Penelitian Aprilia (2011) juga menyebutkan ada hubungan antara preeklamsia dengan kejadian asfiksia pada bayi baru lahir dengan pvalue 0.008 (P<0,05). Simpulan Berdasarkan hasil penelitian maka, dapat disimpulkan sebagai berikut: sebagian besar ibu mempunyai tekanan darah normal. Sebagian besar bayi tidak mengalami asfiksia neonatorum. Ada hubungan tekanan darah pada ibu dengan kejadian asfiksia neonatorum di RSU dr. Wahidin Sudiro Husodo Mojokerto. Rekomendasi Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi peluang dalam pelaksanaan pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengembangan dan pengabdian kepada masyarakat, khususnya dalam memberikan asuhan perawatan pada bayi baru lahir yang mengalami asfiksia neonatorum. Diharapkan peneliti selanjutnya dapat mengembangkan konsep penelitian ini dengan melakukan penelitian faktor selain anemia yang mempengaruhi asfiksia neonatorum seperti usia, paritas, antonia uteri, retensio plasenta dan laserasi. Diharapkan tenaga kesehatan khususnya perawat dapat lebih aktif dalam memberikan penyuluhan kesehatan pada ibu tentang pencegahan hipertensi dan asfiksia neonatorum serta melaksanakan resusitasi pada bayi baru lahir dengan asfiksia neonatorum. 5

Alamat Correspondensi : - Alamat rumah : Dusun Krajan RT.03/RW.01 Kelurahan Kalimas Kec. Besuki Kab. Situbondo - Email : lian.yuli89@gmail.com - No. HP : 082141630224 6