REGENERASI MINYAK JELANTAH SECARA ADSORBSI MENGGUNAKAN AMPAS PATI AREN DAN BENTONIT PADA BERBAGAI VARIASI ADSORBEN

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH SUHU DAN WAKTU ADSORPSI TERHADAP SIFAT KIMIA-FISIKA MINYAK GORENG BEKAS HASIL PEMURNIAN MENGGUNAKAN ADSORBEN AMPAS PATI AREN DAN BENTONIT

POTENSI SABUT DAN TEMPURUNG KELAPA SEBAGAI ADSORBEN UNTUK MEREGENERASI MINYAK JELANTAH

BAB I PENDAHULUAN. minyak ikan paus, dan lain-lain (Wikipedia 2013).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 11 sampai 28 November 2013

PEMURNIAN MINYAK GORENG BEKAS. Korry Novitriani M.Si Iin Intarsih A.Md.Ak. Program Studi D-III Analis Kesehatan STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmlaya

BAB I PENDAHULUAN. bahan dasar seperti kelapa sawit, kelapa, kedelai, jagung, dan lain-lain. Meski

1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Minyak merupakan zat makanan yang penting untuk menjaga kesehatan tubuh

LAMPIRAN A ANALISA MINYAK

PENGARUH UKURAN SERBUK PADA AKTIVASI TANAH LIAT DARI TANAK AWU TERHADAP DAYA ADSORPSINYA PADA PEMURNIAN MINYAK GORENG BEKAS

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PROSES PEMBUATAN SABUN CAIR DARI CAMPURAN MINYAK GORENG BEKAS DAN MINYAK KELAPA

METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT 1. Bahan a. Bahan Baku b. Bahan kimia 2. Alat B. METODE PENELITIAN 1. Pembuatan Biodiesel

LAMPIRAN 1 DATA PENELITIAN

PERBANDINGAN HASIL ANALISIS BEBERAPA PARAMETER MUTU PADA CRUDE PALM OLEIN YANG DIPEROLEH DARI PENCAMPURAN CPO DAN RBD PALM OLEIN TERHADAP TEORETIS

PROSES BLEACHING MINYAK SAWIT MENTAH DENGAN BENTONIT ASAL MUARA LEMBU

OPTIMASI PENCAMPURAN CARBON ACTIVE

PENURUNAN ANGKA ASAM PADA MINYAK JELANTAH. Universitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru 2) Mahasiswa Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknik,

Pemanfaatan Limbah Debu Tanur Pembakaran Laterit Nikel (Raw Gas) Sebagai Adsorben Untuk Meningkatkan Mutu Minyak Kelapa Nohong *)

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Online Jurnal of Natural Science, Vol.3(1): ISSN: Maret 2014

BAB III METODE PENGUJIAN. Rempah UPT.Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang (BPSMB) Jl. STM

PEMANFAATAN ARANG AKTIF DARI SERBUK GERGAJI KAYU ULIN UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS MINYAK GORENG BEKAS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Industri yang menghasilkan limbah logam berat banyak dijumpai saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. tropis seperti di pesisir pantai dan dataran tinggi seperti lereng gunung.

III. METODOLOGI PENELITIAN

Laporan Tugas Akhir Pembuatan Sabun Cuci Piring Cair dari Minyak Goreng Bekas (Jelantah) BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

PEMBUATAN DAN KUALITAS ARANG AKTIF DARI SERBUK GERGAJIAN KAYU JATI

LAPORAN PENELITIAN PRAKTIKUM KIMIA BAHAN MAKANAN Penentuan Asam Lemak Bebas, Angka Peroksida Suatu Minyak atau Lemak. Oleh : YOZA FITRIADI/A1F007010

Blanching. Pembuangan sisa kulit ari

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penelitian Pendahuluan (Pembuatan Biodiesel)

PENGARUH AKTIVASI FISIK ZEOLIT ALAM SEBAGAI ADSORBEN DALAM PROSES ADSORPSI MINYAK JELANTAH

PEMURNIAN MINYAK JELANTAH MENGGUNAKAN AMPAS TEBU SEBAGAI ADSORBEN

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai alat pengolah bahan bahan makanan. Dalam keseharian minyak

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN ARANG SEKAM TERHADAP PENURUNAN KADAR ASAM PADA VARIASI VOLUME MINYAK JELANTAH DI JALAN SILIWANGI TASIKMALAYA.

PEMANFAATAN LEMPUNG MAREDAN SEBAGAI ADSORBEN PEROKSIDA DARI CRUDE PALM OIL : VARIASI BERAT ADSORBEN DAN SUHU

Pemanfaatan Kulit Singkong sebagai Bahan Baku Karbon Aktif

PENGARUH PENGGUNAAN BERULANG MINYAK GORENG TERHADAP PENINGKATAN KADAR ASAM LEMAK BEBAS DENGAN METODE ALKALIMETRI

PEMANFAATAN BENTONIT SEBAGAI ADSORBEN PADA PROSES BLEACHING MINYAK SAWIT

Pemanfaatan Kulit Singkong Sebagai Bahan Baku Karbon Aktif

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. nm. Setelah itu, dihitung nilai efisiensi adsorpsi dan kapasitas adsorpsinya.

ADSORBSI ZAT WARNA TEKSTIL RHODAMINE B DENGAN MEMANFAATKAN AMPAS TEH SEBAGAI ADSORBEN

Penentuan Bilangan Asam dan Bilangan Penyabunan Sampel Minyak atau Lemak

BAB III METODA PENELITIAN. yang umum digunakan di laboratorium kimia, set alat refluks (labu leher tiga,

Indo. J. Chem. Sci. 5 (3) (2016) Indonesian Journal of Chemical Science

PENINGKATKAN KUALITAS MINYAK GORENG CURAH MENGGUNAKAN ADSORBEN LEMPUNG DESA GEMA TERAKTIVASI

BAB V METODOLOGI. Pada tahap ini, dilakukan pengupasan kulit biji dibersihkan, penghancuran biji karet kemudian

PEMURNIAN MINYAK JELANTAH DENGAN ZEOLIT ALAM: PENGARUH MASSA ZEOLIT DAN WAKTU PENGADUKAN

PRISMA FISIKA, Vol. I, No. 1 (2013), Hal ISSN :

MAKALAH PENDAMPING : PARALEL A

BAB III METODE PENELITIAN

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PEMBUATAAN ARANG AKTIF DARI KULIT PISANG DENGAN AKTIVATOR KOH DAN APLIKASINYA TERHADAP ADSORPSI LOGAM Fe

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.2 DATA HASIL ARANG TEMPURUNG KELAPA SETELAH DILAKUKAN AKTIVASI

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan minyak goreng merupakan salah satu kebutuhan pokok

BAB V METODOLOGI. Gambar 6. Pembuatan Minyak wijen

BAHAN DAN METODE. Laboratorium Teknologi Pangan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara,

Gambar I.1. Pertumbuhan Produksi dan Ekspor Minyak Kelapa Sawit Indonesia [1]

BAB 3 METODE PERCOBAAN. - Heating mantle - - Neraca Analitik Kern. - Erlenmeyer 250 ml pyrex. - Beaker glass 50 ml, 250 ml pyrex. - Statif dan klem -

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan Ca-Bentonit. Na-bentonit memiliki kandungan Na +

PERBANDINGAN PEMBUATAN BIODIESEL DENGAN VARIASI BAHAN BAKU, KATALIS DAN TEKNOLOGI PROSES

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian, Jurusan

PENGURANGAN FFA DAN WARNA DARI MINYAK JELANTAH DENGAN ADSORBEN SERABUT KELAPA DAN JERAMI

PENINGKATAN KUALITAS MINYAK DAUN CENGKEH DENGAN METODE ADSORBSI

KARAKTERISASI DAN UJI KEMAMPUAN SERBUK AMPAS KELAPA ASETAT SEBAGAI ADSORBEN BELERANG DIOKSIDA (SO 2 )

OPTIMASI UKURAN PARTIKEL, MASSA DAN WAKTU KONTAK KARBON AKTIF BERDASARKAN EFEKTIVITAS ADSORPSI β-karoten PADA CPO

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat yang digunakan: Tabel 3. Alat yang digunakan pada penelitian

EFEKTIFITAS KARBON AKTIF DALAM MENURUNKAN KADAR BILANGAN PEROKSIDA DAN PENJERNIHAN WARNA PADA MINYAK GORENG BEKAS

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PEMURNIAN MINYAK GORENG BEKAS MENGGUNAKAN BONGGOL JAGUNG SEBAGAI ABSORBEN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai bulan Oktober 2011 di

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2014, yang

AKTIVASI TANAH LIAT DARI TANAK AWU SECARA ASAM DAN PENGGUNAANNYA SEBAGAI ADSORBEN UNTUK PEMURNIAN MINYAK GORENG BEKAS

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan adalah air bersih dan hygiene serta memenuhi syarat kesehatan yaitu air

Analisis Keefektivan Zeolit pada Proses Adsorbsi Pemurnian Minyak Jelantah

Jurusan Kimia, FMIPA Universitas Negeri Surabaya Alamat : Kampus Ketintang Surabaya

LAMPIRAN 1 DATA HASIL PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. kerusakan bila teroksidasi oleh udara dan suhu tinggi, demikian pula beta

PROSES PEMUCATAN MINYAK SAWIT MENTAH DENGAN ARANG AKTIF

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pengaruh Ampas Tebu sebagai Adsorbent pada Proses Pretreatment Minyak Jelantah terhadap Karakteristik Biodiesel

Gambar 7 Desain peralatan penelitian

Pemanfaatan Biomaterial Berbasis Selulosa (TKS dan Serbuk Gergaji) Sebagai Adsorben Untuk Penyisihan Ion Krom dan Tembaga Dalam Air

I. PENDAHULUAN. memiliki potensi perikanan terbesar ketiga dengan jumlah produksi ,84

Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) ISSN: X

PENDAHULUAN. Latar Belakang. meningkat. Peningkatan tersebut disebabkan karena banyak industri yang

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. alat pengolahan bahan-bahan makanan. Minyak goreng berfungsi sebagai media

Pengaruh Ukuran Arang Aktif Ampas Tebu sebagai Biomaterial Pretreatment terhadap Karakteristik Biodiesel Minyak Jelantah

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Januari Februari 2014.

Penurunan Bilangan Peroksida dengan kulit pisang kepok (Musa normalis L)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Lemak dan minyak adalah golongan dari lipida (latin yaitu lipos yang

HASIL DAN PEMBAHASAN. Lanjutan Nilai parameter. Baku mutu. sebelum perlakuan

ARANG AKTIF DARI AMPAS TEBU SEBAGAI ADSORBEN PADA PEMURNIAN MINYAK GORENG BEKAS RIA WIJAYANTI

Proses Pembuatan Biodiesel (Proses Trans-Esterifikasi)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Transkripsi:

REGENERASI MINYAK JELANTAH SECARA ADSORBSI MENGGUNAKAN AMPAS PATI AREN DAN BENTONIT PADA BERBAGAI VARIASI ADSORBEN Lucia Hermawati Rahayu* dan Sari Purnavita Akademi Kimia Industri Santo Paulus Semarang Jln. Sriwijaya 104 Semarang Tlp. 024-8442979 *Email : l_hermawati@yahoo.co.id ABSTRAK Kerusakan senyawa-senyawa esensial dalam minyak goreng akibat pemakaian secara berulang pada suhu tinggi dapat mempengaruhi mutu dan nilai gizi makanan yang digoreng dan dapat memicu berbagai macam penyakit. Untuk mereduksi resiko kesehatan karena penggunaan minyak jelantah perlu dilakukan regenerasi minyak goreng bekas untuk meningkatkan kualitasnya. Pada penelitian ini telah dipelajari kemampuan bioadsorben ampas pati aren (APA) dan bentonit (B) untuk meregenerasi minyak jelantah pada berbagai rasio APA:B = 4:0, 3:1, 1:1, 1:3, 0:4. Regenerasi minyak dilakukan dengan mengkontakkkan minyak jelantah dan campuran bioadsorben pada suhu 100 C selama 20 menit. Selanjutnya minyak disaring dan diamati perubahan bilangan asam (BA), bilangan peroksida (PV), dan kejernihan warnanya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penurunan BA dan PV terbesar dihasilkan pada rasio APA : B = 1 : 1, masing-masing dengan persentase penurunan sebesar 30,89 % dan 71,83%, sedangkan penurunan warna terbesar diperoleh pada rasio APA : B = 0 : 4 dengan persentase penurunan sebesar 25,38 %. Kata kunci : ampas pati aren, bentonit, minyak jelantah, regenerasi PENDAHULUAN Minyak goreng merupakan bahan makanan yang pemakaiannya tidak dapat dilepaskan dari aktivitas manusia yang berkaitan dengan konsumsi bahan pangan. Minyak yang telah dipakai untuk menggoreng oleh sebagian besar penggunanya, biasanya tidak dibuang meskipun sudah dipakai berulang-ulang, tetapi digunakan untuk menggoreng atau mengolah makanan lagi. Padahal minyak yang digunakan berulang-ulang dapat membahayakan kesehatan. Selama proses pemanasan, minyak goreng akan mengalami berbagai reaksi kimia, diantaranya hidrolisis, oksidasi, isomerisasi, polimerisasi; dan akan menghasilkan zat-zat yang berpengaruh pada kesehatan dan mutu makanan hasil penggorengan, baik dari segi rupa, cita rasa, maupun nilai gizinya. Pemanasan minyak pada suhu tinggi dan berulang kali dapat menghasilkan isomer asam lemak trans yang banyak dikaitkan dengan gangguan kesehatan, seperti peningkatan C-LDL (cholesterol low density lipoprotein) dan penurunan C-HDL (cholesterol high density lipoprotein), pengendapan lemak pada pembuluh darah, gangguan metabolisme asam lemak omega-3 yang berperan dalam otak dan penglihatan, memicu penyakit kanker payudara, dan juga mempengaruhi perkembangan janin (Kapitan, 2013). Kerusakan minyak akan mempengaruhi kualitas dan nilai gizi makanan yang digoreng. Kerusakan utama pada minyak adalah munculnya bau dan rasa tengik, sedangkan kerusakan yang lain diantaranya peningkatan asam lemak bebas (FFA), angka peroksida (PV), serta perubahan warna minyak menjadi lebih gelap (Kusumastuti, 2004; Wijana dkk., 2005). Untuk menekan resiko kesehatan karena pemakaian minyak jelantah, perlu diupayakan pengolahan (regenerasi) minyak goreng bekas dalam kaitannya dengan penghematan namun tidak membahayakan kesehatan serta mudah dilakukan. Regenerasi minyak bertujuan untuk memperbaiki kualitas minyak goreng bekas pakai, yang dapat dilakukan melalui beberapa metode, salah satunya dengan cara adsorpsi. Adsorpsi dipilih karena mudah dalam pelaksanaan dan ekonomis (Yuliana dkk., 2005). Pemilihan adsorben dapat menggunakan bahan galian

misalnya bentonit, zeolit maupun limbah hasil pertanian berupa sekam padi, tempurung kelapa, ampas tebu, jerami padi, tongkol jagung, dan lain-lain. Pada penelitian ini digunakan bioadsorben dari limbah ampas pati aren dan bahan galian bentonit. Menurut Purnavita dan Sriyana (2011), ampas pati aren memiliki kandungan selulose yang tinggi (60,61%) sehingga bahan tersebut dapat digunakan sebagai bioadsorben tanpa diarangkan (Widjanarko, 2006). Rahayu dkk. (2014) melaporkan bahwa sabut dan tempurung kelapa yang tidak diarangkan mampu menurunkan kandungan asam lemak bebas (FFA) dan peroksida (PV) dalam minyak jelantah dengan cukup signifikan, meskipun kurang efektif untuk memucatkan warna gelap minyak. Dalam penelitian ini ampas pati aren diselidiki kemampuannya meregenerasi minyak dengan tanpa diarangkan, dan untuk mengatasi kemungkinan kekurangmampuannya dalam memucatkan warna, dicoba untuk dikombinasi dengan bentonit yang dikenal sebagai bahan penjernih (bleaching) minyak (Yuliana dkk., 2005; Tanjaya, 2006; Yusnimar dkk., 2009; dan Haryati dkk.,2009). Penelitian ini bertujuan untuk menentukan komposisi (rasio) kedua adsorben yang efektif menurunkan asam lemak bebas, peroksida, dan warna gelap dari minyak jelantah. BAHAN DAN METODE Bahan Bahan yang digunakan meliputi ampas pati aren, bentonit, minyak jelantah, NaOH, HCl, etanol, KOH, asam asetat, kloroform, KI, indikator amilum, Na 2 S 2 O 3, K 2 Cr 2 O 7, asam oksalat, Indikator pp. Peralatan Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : timbangan digital, ayakan 80 mesh dan 100 mesh, glassware, oven, Hot Plate Magnetic Stirer, dan spektrofotometer (Genesys 20 Spectrophotometer). Cara Kerja Preparasi adsorben Ampas pati aren deligninasi Ampas pati aren (APA) kering digrinding dan diayak menggunakan screener ukuran 80 mesh. Kemudian sejumlah serbuk ampas aren ditambah larutan NaOH 0,25 N, diaduk 2 jam, lalu didiamkan selama 24 jam. Selanjutnya adsorben dinetralkan dengan larutan HCl 0,25 N, disaring, dan dicuci dengan aquadest. Adsorben APA kemudian dikeringkan dalam oven pada suhu 105 ºC selama 4 jam (Rahayu dkk., 2014). Bentonit aktif Bentonit dengan ukuran 100 mesh dicampur dengan larutan HCl 5 N lalu dipanaskan selama 2 jam pada suhu + 70 ºC sambil diaduk. Bentonit disaring, dicuci dengan air sampai ph air pencuci > 4, kemudian dikeringkan pada suhu 105 ºC selama 4 jam (Tanjaya, 2006). Persiapan Minyak Goreng Minyak jelantah disaring dengan kain tipis untuk menghilangkan kotoran berupa padatan atau remah-remah. Setelah itu dianalisis bilangan asam (BA), bilangan peroksida (PV), dan warnanya. Proses adsorbsi Ke dalam labu erlenmeyer berisi 100 g minyak jelantah dimasukkan 10 g campuran serbuk ampas pati aren dan bentonit dengan rasio tertentu (APA:B = 4:0; 3:1; 1:1, 1:3; 0:4), kemudian diaduk selama 20 menit pada suhu 100 ºC (Tanjaya, 2006). Selanjutnya minyak disaring dan diambil sampel untuk dianalisis bilangan asam/ba (Sudarmaji, 1997), bilangan peroksida/pv (Sudarmaji, 1997), dan kejernihan warnanya (Kusumastuti, 2004).

HASIL DAN PEMBAHASAN Bilangan Asam Hasil pengukuran bilangan asam (BA) minyak jelantah setelah proses regenerasi menggunakan bioadsorben ampas pati aren dan bentonit pada berbagai rasio adsorben disajikan pada Tabel 1. Bilangan asam minyak jelantah awal didapatkan sebesar 1,1555 mg KOH/g. Berdasarkan Tabel 1 tampak bahwa APA deligninasi dan bentonit aktif mampu mengurangi kandungan asam lemak bebas dalam minyak jelantah pada berbagai rasio yang digunakan. Kemampuan serbuk APA deligninasi dalam menyerap molekul asam lemak bebas dikarenakan serbuk APA mengandung selulosa yang kaya akan gugus hidroksil yg bersifat elektronegatif (basa) dan polar, sehingga dapat berinteraksi dengan gugus karboksilat dari FFA yang bersifat elektropositif (asam) dan polar (Rahayu dkk., 2014). Tabel 1. Rerata Bilangan Asam minyak jelantah setelah adsorbsi dan % penurunannya pada berbagai rasio bioadsorben Rasio Bilangan Asam APA : B (mg KOH/g minyak) % penurunan BA 4 : 0 0,8509 26,42 3 : 1 0,8080 30,13 1 : 1 0,7992 30,89 1 : 3 0,8509 26,42 0 : 4 0,8836 23,60 Sementara itu, kemampuan bentonit yang telah diaktivasi dalam menyerap komponen asam lemak bebas pada minyak goreng bekas disebabkan oleh adanya gugus silanol yang terbentuk dari senyawa SiO 2 dalam bentonit pada saat aktivasi asam (Tanjaya, 2006). Atom hidrogen dari gugus silanol akan berikatan hidrogen dengan gugus oksigen-karbonil pada asam lemak bebas sehingga molekul asam lemak bebas dapat teradsorpsi pada permukaan adsorben (Kinanthi, 2008). Kemampuan ini yang menyebabkan kedua adsorben dapat menurunkan bilangan asam dalam minyak goreng bekas. Standar SNI minyak goreng untuk bilangan asam adalah maks. 2 mg KOH/g (Mardina dkk., 2012). Berdasarkan standar SNI untuk angka asam ini maka minyak jelantah awal sebenarnya masih layak untuk dikonsumsi. Namun, perlakuan secara adsorbsi menggunakan bioadsorben APA dan bentonit pada semua komposisi/rasio menjadikan minyak hasil regenerasi lebih aman lagi untuk dikonsumsi karena menghasilkan BA semakin kecil (< 1 mg KOH/g). Gambar 1. Pengaruh rasio ampas aren dan bentonit terhadap % penurunan Bilangan Asam minyak setelah adsorbsi

wdari Gambar 1 terlihat bahwa perlakuan pada rasio APA:B = 1:1 menghasilkan persen penurunan BA tertinggi (30,89 %) dibandingkan perlakuan yang lain. Semakin tinggi jumlah bentonit yang digunakan (hingga rasio APA:B = 1:1 ), asam lemak bebas (FFA) yang terserap semakin meningkat. Namun, jumlah bentonit yang terlalu tinggi ternyata berdampak kurang baik, karena dapat memicu terbentuknya senyawa asam lemak bebas. Hal ini dimungkinkan karena bentonit yang digunakan adalah bentonit yang diaktivasi asam. Kekurangan penggunaan bentonit yang bersifat asam adalah selama proses pemucatan dapat terjadi hidrolisis terhadap trigliserida (minyak) sehingga dapat meningkatkan kadar asam lemak bebas (Anonimous, 2010). Bilangan Peroksida (Peroxide Value/PV) Hasil analisis PV minyak jelantah setelah mengalami proses regenerasi dengan menggunakan bioadsorben ampas pati aren dan bentonit pada berbagai rasio adsorben ditampilkan dalam Tabel 2. PV minyak jelantah awal diperoleh 16,2052 mek/kg. Tabel 2. Rerata PV minyak jelantah setelah adsorbsi dan % penurunannya pada berbagai rasio bioadsorben Rasio Bilangan Peroksida APA : B (mek /kg) % penurunan PV 4 : 0 5,5308 65,87 3 : 1 4,6224 71,48 1 : 1 4,5648 71,83 1 : 3 4,9065 69,72 0 : 4 5,5769 65,59 Tabel 2 menunjukkan bahwa kedua adsorben mampu menurunkan kandungan senyawa peroksida minyak jelantah pada semua rasio. Kemampuan serap komponen peroksida dalam minyak jelantah oleh bentonit aktif disebabkan oleh gugus silanol yang terbentuk dari senyawa SiO 2 dalam bentonit pada saat aktivasi asam (Tanjaya, 2006). Atom hidrogen dari gugus silanol akan berikatan dengan gugus peroksida pada senyawa peroksida, sehingga molekul peroksida dapat teradsorpsi pada permukaan adsorben melalui ikatan hidrogen (Kinanthi, 2008). Di sisi lain, ampas pati aren deligninasi mengandung sellulose yang kaya akan gugus hidroksil yang bersifat polar sehingga memiliki afinitas yang besar terhadap zat terlarut yang polar. Senyawa peroksida yang terdapat dalam minyak mengandung gugus peroksida yang bersifat polar sehingga mudah diserap oleh selulose dari serbuk APA (Rahayu dkk., 2014). Kemampuan ini yang menyebabkan kedua adsorben dapat menurunkan kadar PV dalam minyak goreng bekas. Gambar 2. Pengaruh rasio ampas aren dan bentonit terhadap % penurunan Bilangan Peroksida (PV) minyak setelah adsorbsi

Mengacu syarat mutu minyak goreng menurut SNI 3741-1995 untuk bilangan peroksida (maksimal 2 mek/kg), terlihat bahwa minyak jelantah awal sudah rusak dan sangat tidak layak konsumsi karena kadar peroksidanya tinggi (PV 16,2052 mek/kg). Dari tabel 2 terlihat bahwa proses regenerasi dengan kedua adsorben pada semua rasio mampu menurunkan PV minyak jelantah cukup besar (% penurunan >65%), namun belum mampu melampaui batas maksimal standar SNI minyak goreng. Dari gambar 2 diketahui bahwa kondisi yang memberikan kadar PV terendah adalah pada perlakuan rasio adsorben (serbuk APA:B) 1:1 dengan prosentase penurunan sebesar 71,83%. Intensitas Warna Hasil penetapan intensitas warna minyak goreng bekas setelah adsorpsi pada berbagai rasio adsorben disajikan pada Tabel 3. Intensitas warna minyak goreng sebelum adsorpsi adalah 0,461 (sebagai blanko adalah minyak baru, Abs : 0,000). Tabel 3. Rerata kejernihan warna minyak jelantah setelah adsorbsi dan % penurunannya pada berbagai rasio bioadsorben Rasio Kejernihan warna minyak APA : B (Absorbansi) % penurunan warna 4 : 0 0,417 9,42 3 : 1 0,389 15,69 1 : 1 0,373 19,02 1 : 3 0,354 23,28 0 : 4 0,344 25,38 Dari Tabel 3 terlihat bahwa kondisi yang memberikan intensitas warna terendah adalah perlakuan dengan komposisi bentonit yang lebih besar, yakni rasio APA:B = 0:4), dengan tingkat penurunan warna 25,38%. Hal ini dikarenakan jumlah bentonit berpengaruh terhadap warna minyak, dimana semakin banyak bentonit yang digunakan, warna minyak akan semakin terang. Bentonit merupakan adsorben pada adsorpsi fisik yang memiliki luas permukaan yang besar sebagai tempat berkumpulnya pengotor. Bentonit yang digunakan adalah bentonit yang teraktivasi asam kuat HCl. Tujuan aktivasi ini adalah mengaktifkan tapak aktifnya (active site) dan meningkatkan luas permukaan pori-pori bentonit sehingga dapat berfungsi sebagai adsorben. Pada aktivasi ini terjadi penurunan kadar alumina sehingga nisbah silikat/alumina meningkat yang mengakibatkan peningkatkan porositas bentonit dan meningkatkan kemampuannya sebagai adsorben. Jika tidak dilakukan aktivasi, bentonit kurang mampu menghilangkan warna (Anonimous, 2010). Di sisi lain kemampuan ampas pati aren dalam menyerap komponen warna dikarenakan ampas aren deligninasi tersusun dari natural sellulose yang memberikan struktur berpori yang dapat digunakan untuk menjerap molekul zat warna secara fisis. Kemampuan ini menyebabkan kedua adsorben dapat menurunkan warna minyak. KESIMPULAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa bioadsorben ampas pati aren (APA) dan bentonit (B) dapat menurunkan bilangan asam, bilangan peroksida, dan warna gelap minyak jelantah. Penurunan bilangan asam dan bilangan peroksida yang paling efektif diperoleh pada saat regenerasi minyak jelantah dengan rasio adsorben APA:B = 1:1, dengan persentase penurunan masing-masing 30,89% dan 71,83%; sedangkan penurunan warna terbesar diperoleh pada rasio APA:B = 0:4 dengan persentase penurunan sebesar 25,38%.

UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi melalui Ditlitabmas dan Kopertis Wilayah VI selaku pemberi dana penelitian, Direktur Akademi Kimia Industri Santo Paulus Semarang yang telah memfasilitasi kegiatan penelitian di laboratorium, serta Sdr. Kevin Dermawan dan Sdri. Tika Chrisanti M. yang telah membantu penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Anonimous. 2010. Pengolahan Minyak Goreng (Pemucatan). http://lordbroken.wordpress.com. Diakses 19 November 2013. Haryati, dkk. 2009. Potensi Bentonit sebagai Penjernih Minyak Goreng Bekas. Makalah Seminar Penelitian. Kapitan, O.B. 2013. Analisis kandungan Asam Lemak Trans (Trans fat) dalam Minyak Bekas Penggorengan Jajanan di Pinggir Jalan Kota Kupang. Jurnal Kimia Terapan. 1(1) : 17-31 Kinanthi, A. 2008. Pengaruh Perlakuan Awal Sekam Padi dan Ampas Tebu Sebagai Adsorben Untuk Meningkatkan Kualitas Minyak Goreng Bekas. Laporan Penelitian. Semarang: AKIN. Kusumastuti. 2004. Kinerja Zeolit dalam Memperbaiki Mutu Minyak Goreng Bekas. Jurnal Teknologi dan Industri Pangan. 15(2) : 141-144. Mardina, P., Faradina, E., dan Setiawati. 2012. Penurunan Angka Asam pada Minyak Jelantah. Jurnal Kimia. 6 (2) : 196-200 Purnavita, S dan Sriyana, H.Y., 2011. Produksi Bioetanol dari Limbah Amapas Pati Aren Secara Enzimatik dengan menggunakan Mikrobia Selulotik Ekstrak Raya. Jurnal Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian Vol. 8. No 2. pp. 54-60. Rahayu, L.H., Purnavita, S., dan Sriyana, H. 2014. Potensi Sabut dan Tempurung Kelapa sebagai Adsorben untuk Meregenerasi Minyak Jelantah. Jurnal Momentum. 10 (1) : 47-53 Sudarmaji, dkk.1997. Prosedur Analisa untuk Bahan Makanan dan Pertanian. Edisi keempat. Yogyakarta : Liberty. Tanjaya, A. 2006. Aktivasi Bentonit Alam Pacitan sebagai Bahan Penjerap pada Proses Pemurnian Minyak Sawit. Jurnal Teknik Kimia Indonesia. 5(1): 429-434. Widjanarko, dkk. 2006. Kinetika Adsorbsi Zat Warna Congo Red dan Rhodamine B dengan Menggunakan Serabut Kelapa dan Ampas Tebu. Jurnal Teknik Kimia Indonesia. 5(3) : 461-468. Wijana, S, dkk. 2005. Mengolah Minyak Goreng Bekas. Surabaya: Trubus Agrisarana. Yuliana, dkk. 2005. Penggunaan Adsorben untuk Mengurangi Kadar Free Fatty Acid, Peroxide Value dan Warna Minyak Goreng Bekas. Jurnal Teknik Kimia Indonesia. 4(2): 212-218. Yusnimar, dkk. 2009. Proses Bleahing CPO: Pengaruh Ukuran Partikel Bentonit dan Suhu Aktivasi terhadap Daya Jerap Bentonit. Prosiding SNTKI. Bandung: ITB.