Studi Kultur Semi-Massal Mikroalga Chlorella sp Pada Area Tambak Dengan Media Air Payau (Di Desa Rayunggumuk, Kec. Glagah, Kab.

dokumen-dokumen yang mirip
The Recirculation Batch System of Photobioreactor Against Growth Rate of Chlorella vulgaris Microalgae, Chlorella sp. and Nannochloropsis oculata

PRODUKSI BIOMASSA Spirulina sp. DENGAN VARIASI KONSENTRASI CO2 DAN FOTOPERIODE. Okta Nugraha 1) dan Elida Purba 1)

RANCANG BANGUN RANGKAIAN PENGENDALI SUHU AIR PADA FOTOBIOREAKTOR VERTIKAL

The Growth of Chlorella spp Culturing with Some Density of Inoculum. Lady Diana Tetelepta

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

PERTUMBUHAN Diaphanasoma sp. YANG DIBERI PAKAN Nannochloropsis sp. Sri Susilowati 12 ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. Chlorella sp. tiap perlakuan. Data di analisa menggunakan statistik One Way

Pengaruh Pemberian Air Cucian Beras dengan Dosis yang Berbeda Terhadap Kepadatan Chlorella

LAJU PERTUMBUHAN SPESIFIK Chlorella sp. DAN Dunaliella sp. BERDASARKAN PERBEDAAN NUTRIEN DAN FOTOPERIODE 1

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

PERTUMBUHAN FITOPLANKTON Tetraselmis sp DI WADAH TERKONTROL DENGAN PERLAKUAN CAHAYA LAMPU TL

III. METODE KERJA. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zooplankton, Balai Besar

OPTIMASI PEMBERIAN KOMBINASI FITOPLANKTON DAN RAGI DENGAN DOSIS YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN ROTIFERA

4. HASIL DAN PEMBAHASAN. Kelimpahan Nannochloropsis sp. pada penelitian pendahuluan pada kultivasi

4. HASIL DAN PEMBAHASAN. Kultur Chaetoceros sp. dilakukan skala laboratorium dengan kondisi

SNTMUT ISBN:

KANDUNGAN LEMAK TOTAL Nannochloropsis sp. PADA FOTOPERIODE YANG BERBEDA ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. yang dibutuhkan untuk pertumbuhan larva (Renaud et.al, 1999). Pemberian pakan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGGUNAAN AERASI AIR MANCUR (FOINTAIN) DI KOLAM UNTUK PERTUMBUHAN IKAN NILA GIFT(Oreochromis niloticus)

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan bahan persediaan bahan bakar fosil berkurang. Seiring menipisnya

PERTUMBUHAN Skeletonema costatum PADA BERBAGAI TINGKAT SALINITAS MEDIA. The Growth of Skeletonema costatum on Various Salinity Level s Media

PENGARUH PEMBERIAN ZAT PENGATUR TUMBUH PADA MEDIA KULTUR PHM TERHADAP KANDUNGAN PROTEIN Chlorella sp. M. W. Lewaru * ABSTRACT

Pengaruh Penggunaan Pupuk Organik Diamond Interest Grow dengan Dosis Berbeda terhadap Pertumbuhan Populasi Rotifera (Brachionus plicatilis)

BAB III METODE PENELITIAN. konsentrasi limbah cair tapioka (10%, 20%, 30%, 40%, 50% dan 0% atau kontrol)

2. TINJAUAN PUSTAKA. berflagel. Selnya berbentuk bola berukuran kecil dengan diameter 4-6 µm.

I. PENDAHULUAN. Pencemaran masalah lingkungan terutama perairan sekarang lebih diperhatikan,

ABSTRAK. Kata kunci: Brachionus plicatilis, Nannochloropsis sp., salinitas, nitrogen, stres lingkungan

APLIKASI PENGGUNAAN BERBAGAI MACAM MIKROALGA POWDER UNTUK PAKAN JUVENIL IKAN BANDENG (Chanos chanos fork)

Modul Praktikum Plankton Budidaya Daphnia sp. Tim Asisten Laboratorium Planktonologi FPIK UNPAD

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode deskriptif kualitatif. Perlakuan dalam penelitian ini diulang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan Januari di Balai Besar Pengembangan Budidaya

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN. A. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian. (BBPBAP) Jepara, gulma air Salvinia molesta, pupuk M-Bio, akuades,

PEMANFAATAN PUPUK CAIR TNF UNTUK BUDIDAYA Nannochloropsis sp ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. Mikroalga merupakan jasad renik dengan tingkat organisasi sel yang

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober - November 2012 di Laboratorium

o / oo. Metode yang dilakukan yaitu sterilisasi, pengenceran air laut, pembuatan stok

III. BAHAN DAN METODE

TINJAUAN PUSTAKA. Fitoplankton merupakan mikro alga sehingga dalam dunia pembenihan

I. PENDAHULUAN. mikroalga dikenal sebagai organisme mikroskopik yang hidup dari nutrien

BABV KESIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil penelitian ini dapat diambil kesimpulan bahwa konsentrasi pupuk

III. METODE KERJA. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Besar Perikanan Budidaya Laut

KINERJA ALGA-BAKTERI UNTUK REDUKSI POLUTAN DALAM AIR BOEZEM MOROKREMBANGAN, SURABAYA

LAMPIRAN. Formulasi :... (1) pengamatan yang dilakukan adalah sebanyak 3 kali pengulangan.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Aquatik, Fakultas

Ima Yudha Perwira, S.Pi, MP, M.Sc (Aquatic)

PENGARUH KUALITAS AIR TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN NILA (Oreochromis sp.) DI KOLAM BETON DAN TERPAL

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober - November 2012 di Balai. Besar Pengembangan Budidaya Laut (BBPBL) Hanura -Lampung

Kultur Nannochloropsis

PEMANFAATAN KOMPOS KULIT KAKAO (Theobroma cacao) UNTUK BUDIDAYA Daphnia sp. ABSTRAK

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan Pada bulan Februari - Maret 2015 di Balai

IV METODOLOGI PENELITIAN. Bahan penelitian yang akan digunakan adalah S. platensis, pupuk Azolla pinnata,

BAB I PENDAHULUAN. sebagai media penyakit (Cholik, et.al 1989 dalam wilujeng, 1999). Makanan alami

Kata Kunci: Pengaruh, Konsentrasi, Kepadatan Populasi, Pupuk Media Diatom, Pupuk KW21, Tetraselmis sp.

PENGARUH TEKNIK ADAPTASI SALINITAS TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN BENIH IKAN PATIN, Pangasius sp.

I. PENDAHULUAN. Usaha pengembangan budidaya perairan tidak dapat lepas dari pembenihan jenisjenis

OXIDATION DITCH ALGA REACTOR DALAM PEGOLAHAN ZAT ORGANIK LIMBAH GREY WATER

MASPARI JOURNAL Juli 2015, 7(2):33-40

Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol. 1 No. 3, Oktober 2013,

I. PENDAHULUAN. Benih ikan berkualitas baik dibutuhkan dalam tahapan utama pembesaran ikan.

Lampiran 1. Perhitungan Konsentrasi Ekstrak Etanol Bayam

I. PENDAHULUAN. memerlukan area yang luas untuk kegiatan produksi. Ketersediaan mikroalga

BAB I PENDAHULUAN. tetapi limbah cair memiliki tingkat pencemaran lebih besar dari pada limbah

Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2013

J. Aquawarman. Vol. 2 (1) : April ISSN : Karakteristik Oksigen Terlarut Pada Tambak Bermangrove Dan Tambak Tidak Bermangrove

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mikroalga Tetraselmis sp. merupakan salah satu mikroalga hijau.

Potensi Rumput Laut Eucheuma sp. Terhadap Kepadatan Fitoplankton Chlorella sp.

Pengaruh Pemberian Auksin Sintetik Asam Naftalena Asetat Terhadap Pertumbuhan Mikroalga (Nannochloropsis oculata)

Udayana, Denpasar. Alamat (Diterima Juli 2017 /Disetujui September 2017) ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. kesuksesan budidaya. Kebutuhan pakan meningkat seiring dengan meningkatnya

TINJAUAN PUSTAKA. Fitoplankton adalah alga yang berfungsi sebagai produsen primer, selama

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... viii. DAFTAR GAMBAR... ix. DAFTAR LAMPIRAN... xi

I. PENDAHULUAN. Dalam kegiatan pembenihan pakan alami telah terbukti baik untuk larva.

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. diperoleh dari perhitungan kepadatan sel dan uji kadar lipid Scenedesmus sp. tiap

3. BAHAN DAN METODE. 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari hingga bulan Juni 2012

[ GROUPER FAPERIK] [Pick the date]

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

MENGHITUNG JUMLAH DAN KANDUNGAN KLOROFIL MIKROALGA Nanochloropsis oculata

MANAJEMEN KUALITAS AIR

VIABILITAS ROTIFER Brachionus rotundiformis STRAIN MERAS PADA SUHU DAN SALINITAS BERBEDA

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Kegiatan budidaya perikanan saat ini mengalami kendala dalam. perkembangannya, terutama dalam usaha pembenihan ikan.

M.Faiz Fuady, Mustofa Niti Supardjo, Haeruddin 1

OmniAkuatika, 11 (2): 15 19, 2015 ISSN: print / online. Research Article

3. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2009 hingga bulan April

II. TINJAUAN PUSTAKA. : Volvocales. : Tetraselmis. Tetraselmis sp. merupakan alga bersel tunggal, berbentuk oval elips dan memiliki

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biologi Spirulina sp.

PENGARUH SALINITAS DAN NITROGEN TERHADAP KANDUNGAN PROTEIN TOTAL Nannochloropsis sp. ABSTRAK

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 3 BAHAN DAN METODE

Potensi Chlorella Sp. untuk Menyisihkan COD dan Nitrat dalam Limbah Cair Tahu

I. PENDAHULUAN. Protein merupakan salah satu kelompok bahan makronutrien. Protein berperan

III. METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Perhitungan kelimpahan sel Nannochloropsis sp.

PERBANDINGAN LAJU PERTUMBUHAN Spirulina platensis PADA TEMPERATUR YANG BERBEDA DALAM SKALA LABORATORIUM

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni-Juli 2014 bertempat di Laboratorium

BAB I PENDAHULUAN. diakibatkan akumulasi emisi karbondioksida (CO 2 ). Kelangkaan bahan bakar fosil

3. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei Juli 2010 di Laboratorium PT. Suri

Transkripsi:

Studi Kultur Semi-Massal Mikroalga Chlorella sp Pada Area Tambak Dengan Media Air Payau (Di Desa Rayunggumuk, Kec. Glagah, Kab. Lamongan) Study on Cultivation Semi-Mass of Microalgae Chlorella sp on Ponds Area with Brackish Water Media (in District Rayunggumuk, Subdistrict Glagah, Lamongan) Arfan Widiyanto* ), Bambang Susilo, Rini Yulianingsih Jurusan Keteknikan Pertanian - Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya Jl. Veteran - Malang 65145, Indonesia - Telp. (0341) 551611 *) Penulis korespondensi, Email : arfan_widi@yahoo.com ABSTRAK Mikroalga merupakan mikroorganisme photosintetik dengan ukuran renik yang hidup diseluruh perairan tawar / laut. Ekplorasi yang besar-besaran perlu ditunjang dengan metode yang baik untuk mengembangbiakkan mikroalga. Salah satu metode yang digunakan untuk memperbanyak mikroalga dalam jumlah yang besar adalah menggunakan kolam, dimana system ini tidak membutuhkan banyak biaya. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui laju pertumbuhan dan kadar lipid pada Chlorella sp yang dikultivasi pada area tambak, serta dapat menganalisis variabel pertumbuhan yang mempengaruhi pertumbuhan mikroalga Chlorella sp. Berdasarkan percobaan yang dilakukan, laju pertumbuhan Chlorella sp hanya mencapai ke-2 yang merupakan fase eksponensial dengan tingkat kepadatan sebesar 5,165 x 10 5 sel/ml. Sedangkan kadar lipid yang dihasilkan sebesar 2,89%. Variabel pertumbuhan yang mempengaruhi proses produksi mikroalga secara umum yang diamati yaitu suhu, intensitas cahaya, kadar oksigen terlarut, ph, RH dan salinitas masing-masing dengan kisaran nilai 28-30 C; 1120-1740 lux; 4,1-6,07 gr/ml; 9,1-9,3; 68-78% dan 5,5-6 ppt. Chlorella sp tidak mampu bertahan hidup lama pada kondisi tersebut selain variable pertumbuhan yang kurang optimal, juga dikarenakan adanya kontaminasi yang cukup besar. Kata Kunci: Kultivasi mikroalga, Chlorella sp, tambak ABSTRACT Microalgae are microscopic algae, typically found in freshwater and marine systems. The exploration for microalgae production must supported by proper method. One of the methods is open ponds which is cheap. The purposes of this research are to determine the growth rate of algae and lipids content of the Chlorella sp that cultured in ponds, and to analyze the variables that influence the growth of microalgae Chlorella sp. The result shows that the growth rate of Chlorella sp only capable to grow up on the second day which is an exponential phase with a density of 5,165 x 10 5 sel/ml and lipid values of 2,89 %. The variables that influence on the growth of microalgae productions are temperature, light intensity, dissolved oxygen, ph, RH, and salinity which have values range of 28-30 C; 1120-1740 lux; 4,1-6,07 gr/ml; 9,1-9,3; 68-78% and 5,5-6 ppt respectively. Chlorella sp not be able to survive longer at this condition, due to both un optimal growth environment and the presence many contaminants. Keywords: Cultivation of microalgae, Chlorella sp, Biofuel PENDAHULUAN Mikroalga merupakan mikroorganisme photosintetik yang hidup diseluruh perairan tawar ataupun laut. Chlorella sp merupakan salah satu mikroalga yang sering dibudidyakan untuk berbagai macam keperluan seperti obat, kosmetik, ataupun untuk energi alternatif biodiesel. Chlorella sp bersifat 1

kosmopolit yang mampu hidup dimana mana kecuali pada tempat yang sangat kritis bagi kehidupanya. (Isnansetyo dan Kurniastuty, 1995). Kemudahan dalam mengkultur mikroalga ini memungkinkan untuk dilakukan penelitian terhadap kandungan lipidnya yang tergolong cukup tinggi untuk menghasilkan biofuel sebagai salah satu solusi dalam mengatasi krisis sumber daya minyak. Kandungan minyak pada mikroalga sangatlah tinggi, sehingga sangat berpotensi digunakan sebagai biofuel yang merupakan energi alternatif. Terkait dengan tingginya permintaan terhadap mikroalga, kultivasi merupakan jalan untuk memenuhi kebutuhan stok. Namun permasalahan lain yang timbul adalah biaya kultivasi yang relatif mahal dan bahan yang digunakan sebagai media tidak selalu mudah didapatkan. Selain itu, teknik kultur dan penggunaan media yang tidak tepat dapat mengakibatkan mikroalga mengalami penurunan produksi. Lamongan merupakan daerah yang banyak terdapat sawah/tambak. Banyak warga yang berprofesi sebagai petambak untuk memenuhi kebutuhan se nya. Untuk memanfaatkan banyaknya tambak tersebut, tidak ada salahnya jika digunakan untuk kultivasi mikroalga sehingga tidak terlalu mengeluarkan banyak biaya dan nantinya juga bisa dimanfaatkan untuk pembuatan biofuel dari kandungan lipidnya tesebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui laju pertumbuhan, kandungan lipid, jumlah biomassa, dan energi dari minyak yang dihasilkan dari Chlorella sp yang dikultivasi pada area tambak dengan media air payau. METODE PENELITIAN Bahan : Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah Bibit Chlorella sp, Pupuk Walne yang diperoleh dari Balai Badan Air Payau (BBAP) Situbondo, dan Air Payau. Alat : Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah Kolam, Lampu TL, Aerator, Dissolved Oxygen, Psikrometer, ph meter, Refraktometer, Haemocytometer, Thermometer Mikroskop, Hand Counter, Lux Meter. Metode Penelitian Pada penelitian ini terbagi menjadi dua tahap, yang pertama adalah kultivasi awal Chlorella sp yang dilakukan pada sebuah toples dengan media air payau dan disinari menggunakan lampu TL selam 12 jam dari jam 6.00 pagi sampai jam 18.00 sore, yang nantinya digunakan sebagai pembanding pada pengamatan pada kolam. Sedangkan yang kedua adalah merupakan penelitian utama kultivasi Chlorella sp yang dilakukan pada kolam dengan volume 2000 liter dengan media air payau yang disinari dengan lampu TL selama 12 jam dari jam 6.00 pagi sampai jam 18.00 sore. Selama kultur akan diamati beberapa variabel yaitu : Intensitas cahaya, Suhu media kultur, Kelembapan udara, Kepadatan Chlorella sp, Kandungan Lipid, dan kualitas air meliputi (ph, Salinitas, Kadar oksigen terlarut),. Pengamatan terhadap pertumbuhan chlorella sp dilakukan selama siklus pertumbuhan alga memerlukan waktu selama sekitar 7-15, pengambilan data diperpanjang jika diperlukan. Sedangkan untuk kandungan Lipid akan diamati di awal dan saat mencapai fase eksponensial 2

Mulai Tinjauan Pustaka Persiapan Media Kultur Kultur Pada Kolam Tanah Pengukuran Intensitas Cahaya Kelembapan Suhu Air Salinitas ph Oksigen Terlarut Kepadatan Lipid Hasil Selesai Gambar 1. Diagram Alir Penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN Kepadatan dan Laju Pertumbuhan Chlorella sp Pada penelitian ini laju pertumbuhan / kepadatan Chlorella sp pada ke-2 sudah mengalami peningkatan. Hal ini menunjukan bahwa fase adaptasi Chlorella sp kurang dari 24 jam. Hal ini terjadi karena bibit Chlorella sp sudah dikultivasi terlebih dahulu sehingga mencapai fase eksponensial pada ke-2. Hal ini sesuai pernyataan foog dan Thake (1987) bahwa fase adaptasi mikroalga akan menjadi lebih lebih cepat bila sel-sel yang diinokulasikan berasal dari kultur yang berada pada fase eksponensial. Pada kolam kepadatan tertinggi pada ke-2 dengan nilai sebesar 5,165 x 10 5 sel/ml Sedangkan pada kultivasi awal pada toples, fase eksponensial terjadi pada ke-4 dengan tingkat kepadatan sebesar 39,67 x 10 5 sel/ml. Perbedaan laju pertumbuhan pada kedua pengamatan tersebut dipengaruhi oleh banyak variable seperti Intensitas Cahaya yang diterima, nilai ph, Dissolved Oxygen (DO), Suhu, Salinitas, Kelembapan (RH). Variabel pengamatan pada kolam untuk suhu, intensitas cahaya, DO, ph, RH, salinitas masing-masing adalah 28-30 C; 1120-1740 lux; 4,1-6,07 gr/ml; 9,1-9,3; 68-78% dan 5,5-6 ppt. Sedangkan Kultivasi pada toples variable pengamatan untuk suhu, intensitas cahaya, DO, ph, RH, salinitas masing-masing adalah 28-31 C; 3000 lux; 6,3-7,44 gr/ml; 8,3-8,75; 75-82% dan 6 ppt. 3

salinitas (ppt) kepadatan 1 x 10 5 (sel/ml 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0-5 7 8 Hari toples Kolam Gambar 2. Perbandingan Pertumbuhan Chlorella sp Dari semua variabel pengamatan tersebut, yang nilainya paling berbeda adalah nilai intensitas cahaya dan DO. Fase pertumbuhan Chlorella sp pada kolam lebih singkat dibandingkan dengan pengamatan pada toples diduga disebabkan oleh perbedaan dua parameter tersebut. Kandungan DO pada kolam yang lebih kecil dikarenakan aerasi yang kurang optimal dan juga proses fotosintesis yang tidak lancar sehingga kandungan oksigen terlarut pada kolam sangat kecil. Selain itu perbedaan nilai intensitas cahaya yang jauh berbeda dikarenakan penempatan lampu yang berbeda juga. Pada kolam diletakkan agak jauh diatas kolam, sedangkan pada toples sangat dekat. Perbedaan intensitas cahaya yang diterima ini juga mempengaruhi proses fotosintesis yang terjadi pada masing-masing media. Variabel Pertumbuhan Salinitas Dari hasil pengamatan nilai salinitas, tidak terjadi peningkatan salinitas yang signifikan. Pada saat awal kultur nilai salinitas sebesar 5,5 ppt, kemudian pada sore nya sudah meningkat menjadi 6 ppt samapai pada akhir kultur. Nilai ini masih dalam kisaran pertumbuhan Chlorella sp menurut Kawaore et al (2010) yang berkisar Antara 0-35 ppt. 6.05 6 5.95 5.9 5.85 5.8 5.75 5.7 5.65 5.6 salinitas Gambar 3. Nilai Salinitas Penelitian Sedangkan untuk persamaan regresi hubungan salinitas terhadap kepadatan Chlorella sp didapatkan persamaan y = -10,83x + 66,855 dengan koefisien determminasi (R 2 ) = 0,2117. Dari nilai koefisien determinasi tersebut yang masih jauh dari angka 1, bisa ditarik kesimpulan bahwa pengaruh 4

DO (mg/l) ph salinitas terhadap kepadatan Chlorella sp pada penelitian ini sangatlah kecil atau bisa dianggap tidak berpengaruh. Derajat Keasaman (ph) Dari hasil pengamatan nilai ph pada penelitian ini berkisar antara 9,1-9,3. Nilai ph tersebut masih dalam toleransi ph menurut Taw (1990). Nilai ph tertinggi terjadi pada ke-2 yang juga merupakan fase eksponensial pertumbuhan Chlorella sp. Hal ini diduga karena terjadinya proses fotosintesis dank arena adanya penguraian media oleh bakteri. 9.24 9.22 9.2 9.18 9.16 9.14 9.12 9.1 ph Gambar 4. Nilai ph Penelitian Sedangkan untuk persamaan regresi hubungan ph terhadap kepadatan Chlorella sp didapatkan persamaan y = 744,84x 2-13623x + 62290 dengan koefisien determminasi (R 2 ) = 0,3809. Dari nilai koefisien determinasi tersebut yang juga masih jauh dari angka 1, bisa ditarik kesimpulan bahwa pengaruh ph terhadap kepadatan Chlorella sp pada penelitian ini sangatlah kecil sekali / sangat kurang mempengaruhi tingkat kepadatan Chlorella sp. Dissolved Oxygen (DO) Dari hasil pengamatan nilai DO pada penelitian ini tergolong sangat kecil, hanya berkisar Antara 4,1-6,07 mg/l. Nila DO tertinggi tejadi pada ke-2 yang juga merupakan puncak kepadatan Chlorella sp. Terjadinya hal ini disebabkan oleh peningkatan fotosintesis yang disebabkan oleh metabolisme sel-sel Chlorella sp. Peningkatan kandungan oksigen tersebut lebih disebabkan karena terdapat suplai yang besar dari hasil fotosintesis dan aerasi. Sedangkan pada ke-3 dan seterusnya nilai DO terus menurun yang disebabkan karena proses fotosintesis yang tidak lancar karena kondisi lingkungan media dan pencahayaan. 7 6 5 4 3 2 1 0 DO Gambar 5. Nilai DO Penelitian Sedangkan untuk persamaan regresi hubungan DO terhadap kepadatan Chlorella sp didapatkan persamaan y = -1,4966x 2 + 17.933x 49,907 dengan koefisien determminasi (R 2 ) = 0,4703. Dari nilai koefisien determinasi tersebut yang kecil, bisa ditarik kesimpulan bahwa pengaruh DO terhadap kepadatan Chlorella sp pada penelitian ini sangatlah kecil. 5

suhu ( o C) Kelembapan (%) Kelembaban (RH) Dari hasil pengamatan nilai RH pada penelitian ini rata-rata sebesar 73,33 %. Nilai ini masih termasuk dalam kondisi yang baik untuk pertumbuhan Chlorella sp. 75 74.5 74 73.5 73 72.5 72 % kelembapan Gambar 6. Nilai RH Penelitian Sedangkan untuk persamaan regresi hubungan RH terhadap kepadatan Chlorella sp didapatkan persamaan y = 6,3742x 2-938,21x + 34524 dengan koefisien determminasi (R 2 ) = 0,4824. Dari nilai koefisien determinasi tersebut yang juga masih jauh dari angka 1, bisa ditarik kesimpulan bahwa pengaruh RH terhadap kepadatan Chlorella sp pada penelitian ini sangatlah kecil sekali / sangat kurang mempengaruhi tingkat kepadatan Chlorella sp. Suhu Dari hasil pengamatan nilai suhu pada penelitian ini berkisar Antara 28-30 0 C. Dengan nilai ratarata sebesar 28,75 0 C. Nilai ini masih dalam kisaran suhu yang baik untuk pertumbuhan mikroalga Chlorella sp. Pada penelitian nilai suhu juga terus mengalami peningkatan sebelum akhirnya turun pada ke-6. 30 29.5 29 28.5 28 27.5 27 suhu Gambar 7. Nilai Suhu Penelitian Sedangkan untuk persamaan regresi hubungan suhu terhadap kepadatan Chlorella sp didapatkan persamaan y = -0,105x 2 + 2,0852x + 29.189 dengan koefisien determminasi (R 2 ) = 0,7656. Dari nilai koefisien determinasi tersebut sudah termasuk cukup mendekati nilai 1, yang berarti pengaruh suhu pada penelitian ini cukup berpengaruh terhadap tingkat kepadatan Chlorella sp dibandingkan dari variabel pengamatan yang lainya yang memiliki koefisien determinasi yang masih jauh dibawah angka 1 (100%). Intensitas Cahaya Dari hasil pengamatan nilai suhu pada penelitian ini berkisar Antara 28-30 0 C. Dengan nilai ratarata sebesar 28,75 0 C. Nilai ini masih dalam kisaran suhu yang baik untuk pertumbuhan mikroalga Chlorella sp. Pada penelitian nilai suhu juga terus mengalami peningkatan sebelum akhirnya turun pada ke-6. 6

Intensitas cahaya (lux) 1800 1600 1400 1200 1000 800 600 400 200 0 intensitas cahaya Gambar 8. Nilai Intensitas Cahaya Penelitian Sedangkan untuk persamaan regresi hubungan suhu terhadap kepadatan Chlorella sp didapatkan persamaan y = 3E-05x 2 + 0,08x + 49.136 dengan koefisien determminasi (R 2 ) = 0,7889. Nilai koefisien determinasi ini merupakan nilai tertinggi dari variabel yang lain, yang berarti pengaruh intensitas cahaya pada penelitian ini cukup berpengaruh terhadap tingkat kepadatan Chlorella sp. Kadar Lipid Dari hasil penenelitan pada kolam, awal kultur nilai lipid sebesar 2,22%. Sedangkan pada fase eksponensial sedikit mengalami kenaikan yaitu sebesar 2,89%. Untuk pengamatan awal di toples memiliki nilai akhir lipid sebesar 22,22%. Nilai lipid pada kolam tersebut masih sangat jauh jika dibandingkan dengan menurut Chisti (2008) yang menyatakan bahwa kandungan lipid Chlorella sp yang berkisar Antara 28-32%. Hal yang menyebabkan sangat kecilnya kadar lipid pada penelitian ini adalah karena Chlorella sp pada kolam tingkat kepadatannya hanya mencapai x 10 5 sel/ml, sedangkan pada toples tingkat kepadatan mencapai 10 5 sel/ml. Kesimpulan Pada kultur Chlorella sp pada kolam, laju pertumbuhannya tidak bagus dengan hanya mencapai fase eksponensial pada ke-2.untuk variabel yang paling berpengaruh terhadap kepadatan sel Chlorella sp selama penelitian yaitu intensitas cahaya. Sedangkan untuk nilai lipid yang diperoleh pada kultur Chlorella sp pada kolam ini hanya sebesar 2,89 %. DAFTAR PUSTAKA Chisti, Y. 2008. Biodiesel From Mikroalgae beatsbioethanol. trends Biotechnol, 26 (3), 126-131. Fogg G.E, Thake B. 1987. Algae Culture and Phytoplankton Ecology Second edition. The University of Winconsin Press. London. Isanansetyo, A., dan Kurniastuty, 1995. Teknik Kultur phitoplankton dan zooplankton pakan alami untuk pembenihan organisme laut. Yogyakarta: Kanisius. Kawaroe, M., T. Prartono, Wulan Sari, Augustine. 2010. Fatty Acid Content of Indonesian Aquatic Microalgae. HAYATI Journal of Biosciences. Vol. 17(4): 196-200. Taw, N. 1990. Petunjuk Pemeliharaan Kultur Murni dan Massal Mikroalga. Proyek Pengembangan Udang, United nations development Programme, Food and Agriculture Organizations of the United Nations. 7