PENINGKATAN KEMAMPUAN SOSIAL ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN BERHITUNG DI TK GIRIWONO 2

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. penting karena Pendidikan Anak Usia Dini merupakan fondasi dasar. Pendidikan Nasional, Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya

BAB I PENDAHULUAN. fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh. anak perlu diberi stimulasi yang optimal melalui pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Bermain adalah dunia anak. Jean Piaget (dalam Moeslichatoen R.,1996)

BAB I PENDAHULUAN. potensi baik psikis maupun fisik yang meliputi moral dan nilai agama, sosial,

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak-anak. Upaya pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. ditangani, dan tidak akan pernah selesai untuk dikerjakan dari waktu ke

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No.20 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut (UU Sisdiknas, bab I pasal I butir 4).

BAB I PENDAHULUAN. depan, jika pondasi lemah maka akan susah berharap bangunannya berdiri kokoh

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia no. 20 tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. selanjutnya. Berdasarkan penelitian Benyamin S. Bloon (1992)

BAB I PENDAHULUAN. dan pertumbuhan anak karena merupakan masa peka dalam kehidupan anak. Masa

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan amanat pembukaan Undang-Undang Negara. kehidupan bangsa. Salah satu wahana dalam mencerdaskan setiap warga

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. formal, non-formal dan informal. Pendidikan anak usia dini jalur pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dari berbagai pihak yaitu pemerintah, masyarakat, dan steakholder yang terdiri

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak-anak. Upaya

UPAYA PENINGKATAN KREATIVITAS ANAK MELALUI ALAT PERMAINAN EDUKATIF DARI KARDUS BEKAS DI TK GESI I, SRAGEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. sejak lahir sampai dengan usia enam tahun. Pendidikan usia dini dilakukan melalui

BAB I PENDAHULUAN. anak menentukan perkembangan anak selanjutnya. Anak usia dini merupakan

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK MELALUI PERMAINAN BOLA ANGKA DI TK SAMUDERA SATU ATAP PARIAMAN

PENERAPAN PEMBELAJARAN MEMBACA DENGAN PERMAINAN KARTU GAMBAR PADA ANAK KELOMPOK B TK SATU ATAP MARDI PUTRA I WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN. komponen dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Indonesia telah mencanangkan pendidikan wajib belajar yang semula 6 tahun

BAB I PENDAHULUAN. anak dengan memperkenalkan berbagai pengetahuan, sikap/perilaku, dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Neuneu Nur Alam, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan kognitif ini berisikan akal, pikiran, dan lain-lainnya seperti

PERSPEKTI Tentang PAUD DAN PENDIDIKAN DASAR

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini adalah upaya pembinaan yang. ditunjukkan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun

BAB I PENDAHULUAN. menjunjung tinggi nilai pendidikan dan dengan pendidikan manusia menjadi lebih

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menjadi bahasan yang menarik dalam dunia pendidikan. Karena Sistem

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini (PAUD) formal yaitu Taman Kanak-kanak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah harapan masa depan. Karenanya, mereka perlu

PENINGKATAN KEMAMPUAN MATEMATIKA ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN JAM PINTAR DI TAMAN KANAK - KANAK PEMBINA KEC. BARANGIN SAWAHLUNTO

UPAYA PENGEMBANGAN KECERDASAN VISUAL SPASIAL ANAK MELALUI PERMAINAN BALOK DI TK RA GUPPI MANDAN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan

BAB I PENDAHULUAN. Didalam UU Sisdiknas No.20 tahun 2003 menjelaskan bahwa Pendidikan adalah usaha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. anak usia dini merupakan pendidikan yang. diselenggarakan untuk mengembangkan pribadi, pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. dapat menunjukkan bakat di lingkungan masyarakat. Pendidikan diarahkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

memenuhi tuntutan sosial, kultural, dam religius dalam lingkungan kehidupannya. Pendidikan anak usia dini pada hakekatnya adalah pendidikan yang

Naskah Publikasi. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah Tunas harapan bangsa. Mereka ibarat bunga yang tengah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini diselenggarakan dengan tujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. kesiapan dalam memasuki pendidikan yang lebih tinggi. yang di selenggarakan di lingkungan keluarga.

BAB I PENDAHULUAN. dalam perwujudan diri individu terutama bagi pembangunan bangsa dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha yang dilakukan keluarga, masyarakat,

Jurnal Pesona PAUD, Vol. I. No.1.Wani

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

I. PENDAHULUAN. perlakuan yang diberikan pada anak harus memperhatikan karakteristik pada

BAB I PENDAHULUAN. kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Dalam perkembangannya,

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG MELALUI PERMAINAN KERANJANG TEMPURUNG DAN BIJI SALAK DI TAMAN KANAK-KANAK PK3A TAEH BARUAH KECAMATAN PAYAKUMBUH

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya fitrah yang suci. Sebagaimana pendapat Chotib (2000: 9.2) bahwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada masa usia dini anak mengalami masa keemasan (the golden age)

belajar, belajar seraya bermain, dengan demikian anak akan memiliki kesempatan untuk bereksplorasi, menemukan, mengekspresikan perasaan dan

BAB I PENDAHULUAN. Anak sebagai individu yang unik memiliki karakteristik yang berbeda beda. Masing

BAB I PENDAHULUAN. rentangan usia lahir sampai 6 tahun. Pada usia ini secara terminologi disebut

BAB I PENDAHULUAN. mendefiniskan pendidikan anak usia dini sebagai. boleh terpisah karena ketiganya saling berkaitan. Aspek kognitif berkaitan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dalam Kerangka Besar. Pembangunan PAUD menyatakan :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 1 : 14).

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal, non formal dan informal. Taman Kanak-kanak adalah. pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal.

BAB I PENDAHULUAN. buruknya masa depan bangsa. Jika sejak usia dini anak dibekali dengan

BAB I PENDAHULUAN. cara belajar anak dibuat yang menyenangkan. Di usia 5 6 tahun anak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak usia dini merupakan manusia yang memiliki karakteristik yang

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan orang lain baik yang lebih muda usianya, teman sebaya. Kanak-kanak kelompok B antara 5 6 tahun.

BAB I PENDAHULUAN. yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia 6 tahun sebelum

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG MELALUI MEDIA GAMBAR BAGI ANAK KELOMPOK A DI BA AISYIYAH IV TEGAL SEPUR KLATEN TENGAH KLATEN TAHUN AJARAN

KURIKULUM Pengertian Fungsi Dan Tujuan Ruang Lingkup

BAB I PENDAHULUAN. merata material dan spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dunia anak identik dengan dunia bermain, maka kehidupan anak usia

BAB I PENDAHULUAN. bahasa, motorik dan sosio emosional. Berdasarkan Pemerdiknas No. 58. Standar Pencapaian perkembangan berisi kaidah pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kebutuhan anak usia dini terlayani sesuai dengan masa. perkembangannya. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. dan Kebudayaan No. 0486/U/1992 tentang Taman Kanak-kanak adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Anak usia dini merupakan sosok individu yang sedang menjalani suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia dini (0 6 tahun) merupakan usia peka dimana pada usia ini anak memiliki

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masa usia dini adalah masa yang sangat menentukan bagi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia 4-6 tahun merupakan bagian dari anak usia dini yang berada

BAB I PENDAHULUAN. tahun yang bertujuan untuk membangun manusia Indonesia seutuhnya.

BAB I PENDAHULUAN. adalah mempersiapkan anak dengan memperkenalkan berbagai pengetahuan, sikap/prilaku,

PERANAN PERMAINAN TRADISIONAL GOBAG SODOR DALAM PENGEMBANGAN ASPEK MOTORIK DAN KOGNITIF ANAK TK PILANGSARI I GESI SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN ANALISIS PENGENALAN LAMBANG BILANGAN MELALUI PERMAINAN DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Anak Usia Dini adalah pendidikan yang diselenggarakan

BAB I PENDAHULUAN. satunya ialah PAUD yang membahas pendidikan untuk anak usia 0-6 tahun.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Maslah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan masa yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Generasi masa depan suatu bangsa bisa dilihat dari kualitas anak-anak saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. ada dijalur pendidikan formal. Pendidikan prasekolah adalah pendidikan untuk membantu

BAB I PENDAHULUAN. oleh mutu pendidikan dari bangsa itu sendiri. Pendidikan yang tinggi akan

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah manusia kecil yang memiliki potensi yang harus. dikembangkan sejak dini agar dapat berkembang secara optimal.

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang diharapkan. Sadar pentingnya ketrampilan proses sains pada anak akan semakin

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan kognitif saja tetapi juga tidak mengesampingkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. sebelum pendidikan dasar yang merupakan upaya pembinaan yang ditujukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak usia dini ialah anak yang berada dalam proses pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini, di Indonesia pilihan jalur untuk menempuh pendidikan

Transkripsi:

PENINGKATAN KEMAMPUAN SOSIAL ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN BERHITUNG DI TK GIRIWONO 2 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Oleh: LILIS SUHARYANI A.520085055 PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2010

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 28 menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini dapat diselesaikan melalui jalur formal, non formal, dan informal. Taman kanakkanak adalah pendidikan anak usia dini pada jalur formal. Pendidikan taman kanak-kanak bertujuan membantu anak didik mengembangkan berbagai potensi baik psikis dan fisik yang meliputi moral dan nilai-nilai agama, sosial, emosional, kognitif bahasa, fisik motorik kemandirian dan seni untuk mempersiapkan memasuki pendidikan dasar. Usia 4-6 tahun merupakan masa peka perkembangan aspek sosial anak. Anak usia sensitif menerima berbagai upaya perkembangan seluruh potensinya. Masa peka adalah masa terjadinya pematangan fungsi-fungsi fisik psikis dan fisik yang merespon stimulus lingkungan dan mengasimilasi/ menginternalisasikan ke dalam pribadinya. Masa ini merupakan masa awal perkembangan kemampuan anak. Sangat diperlukan kondisi dan stimulus yang sesuai dengan kebutuhan anak agar pertumbuhan dan perkembangannya tercapai secara optimal. Tanda bahwa anak berkembang dengan optimal mengejawantah perilaku sehari-hari yang akan menjadi kebiasaan anak. Pembiasaan merupakan bagian penting yang melekat pada diri anak. Rasa gotong royong, kerjasama, kemandirian, keingintahuan dan kedisiplinan 1

2 itu yang biasa melekat pada anak dimana akan dapat mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya. Peran antara orang tua dan guru sangat berpengaruh dalam perkembangan sosial anak, karena dengan dorongan orang tua dan guru anak akan memiliki keberanian dan keingintahuan serta dengan orang tua dan guru memberikan tanggung jawab terhadap anak sehingga anak memiliki kemampuan sosialnya yang besar. Kemampuan sosial yang dimiliki oleh anak, anak dapat melakukan sesuatu dengan sangat mudah, sehingga dalam kegiatan permainan berhitung anak akan dapat bermain dengan berbagai macam permainan yang dapat mengasah otak/ berpikir yang lebih kongkrit (Sisdiknas, 2007: 4). Permainan berhitung ini akan dapat berkolaborasi dengan teman lingkungan, orang tua, guru atau benda-benda sekitar, yang sekiranya dapat memberikan strategi dalam permainan berhitung. Anak dapat pengembangan sosial lewat dari lingkungan yang berupa dorongan semangat/ motivasi dapat menumbuhkan perkembangan kemampuan mental anak. Setting serta fasilitas yang tersedia di sekolah yang dapat mengarahkan anak aktif bersosialisasi dengan teman sebaya, menjadi tantangan yang harus dijawab. Seorang guru dapat menyediakan sarana bermain sosial di dalam maupun di luar kelas sehingga anak dapat mengembangkan kemampuan komunikasi serta rasa kesetiakawanan secara positif. Selain itu melalui bermain sosial anak juga dapat dikenalkan dengan nilai-nilai etisnya. Kegiatan di lingkungan sosial anak dapat memiliki style serta karakter yang dapat membedakan dirinya dengan yang lain (B.E.F. Montolalu, 2007: 216).

3 Pengembangan sosial dapat mengarahkan pada terbentuknya sikap tanggung jawab dengan memberikan kepercayaan. Anak dapat berinteraksi tehadap lingkungan yang dapat mengembangkan aspek sosial-emosional anak sehingga secara tidak disadari EQ (Emotional Quotion) anak terbimbing dengan baik (Andang Ismail, 2008: 12). Uraian di atas penulis menyimpulkan bahwa pengembangan sosial yang terkait dalam pembiasaan yang dilakukan di taman kanak-kanak mewujudkannya kecakapan hidup. Pengembangan kemampuan sosial memiliki tujuan dapat mencintai diri sendiri melalui mengenal, menerima dan mengarahkan diri, mencintai orang lain melalui bekerjasama dan berkolaborasi. Pemilihan taman kanak-kanak di TK Giriwono 2 dikarenakan penulis yang sudah dekat dengan anak-anak didik, mempermudahkan untuk dalam pengamatan untuk bahan penelitian. Penulis yang kebetulan bekerja di TK tersebut sebagai guru kelas yang sudah menguasai/mengetahui karakteristik anak didik, serta kedekatan dengan kepala sekolah, wali murid dan lingkungan/masyarakat yang sangat berpengaruh. Sehingga dilakukannya penelitian di tempat tersebut agar penulis tidak mengalami kesulitan. Jean Piaget, menyatakan bahwa kegiatan memerlukan persiapan dalam diri anak, artinya belajar sebagai suatu proses yang membutuhkan aktifitas baik fisik maupun psikis. Selain itu kegiatan belajar pada anak harus disesuaikan dengan tahap-tahap perkembangan mentalnya. Belajar bagi anak dan anak sendiri.

4 Anak usia dini adalah masa yang sangat strategis untuk mengenalkan berhitung pada jalur matematika, karena usia dini sangat peka terhadap rangsangan yang diterima dari lingkungan. Rasa ingin tahunya yang tinggi akan tersalurkan apabila mendapatkan stimulus/rangsangan yang sesuai dengan tugas perkembangannya. Apabila permainan berhitung diberikan dengan berbagai macam permainan tentu akan lebih efektif karena bermain merupakan wahana belajar dan bekerja bagi anak. Hal tersebut diyakini akan berhasil mempelajari sesuatu apabila yang ia pelajari sesuai dengan minat, kebutuhan dan kemampuannya. Hurlock (Sisdiknas, 2007: 5) mengatakan bahwa 5 tahun kehidupan anak merupakan peletak dasar perkembangan selanjutnya. Anak yang mengalami masa bahagia berarti terpenuhinya segala kebutuhan baik fisik maupun psikis diawal. Hal ini dapat diramalkan akan mampu melaksanakan tugas-tugas perkembangan selanjutnya. Usia prasekolah merupakan usia yang efektif untuk mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak. Upaya pengembangan berbagai potensi dapat dilakukan salah satunya dengan cara permainan berhitung. Permainan berhitung di TK diharapkan tidak hanya berkaitan dengan kemampuan kognitif saja tetapi kesiapan mental sosial dan emosional. Pelaksanaannya harus dilakukan secara menarik dan bervariasi. Usia 3 tahun minat anak terhadap angka umumnya sangat besar. Sekitar lingkungan kehidupan anak, berbagai bentuk angka seringkali ditemui, misalnya: pada jam dinding, mata uang, kalender bahkan angka pada kue

5 ulang tahun. Maka dengan sendirinya anak akan mengenal angka dengan cara mengenal, melihat dan mengerti. Permainan berhitung merupakan bagian dari matematika, diperlukan untuk menumbuhkembangkan keterampilan berhitung yang sangat berguna bagi kehidupan sehari-hari. Konsep-konsep bilangan yang merupakan dasar bagi perkembangan kemampuan matematika. Permainan berhitung di TK diperlukan untuk mengembangkan pengetahuan dasar matematika. Sehingga anak secara mental siap mengikuti pembelajaran matematika lebih lanjut di sekolah dasar seperti konsep bilangan, lambang bilangan, warna bentuk, ukuran, ruang dan posisi melalui berbagai bentuk alat dan kegiatan bermain yang menyenangkan. Permainan berhitung juga diperlukan untuk membentuk sikap logis, kritis, cermat, kreatif dan disiplin pada diri anak, karena masa TK salah satunya sebagai masa bermain (Sisdiknas, 2000: 1-2). Permainan akan mengarahkan anak tumbuh dan berkembang pada seluruh aspek-aspek perkembangan dirinya arti permainan bagi anak sangatlah berpengaruh pada anak dalam pengenalan kemampuan berhitung terutama pada aspek kognitif. Pembelajaran dengan bermain mempermudah anak untuk berpikir serta anak pun merasa memiliki kesenangan tersendiri, sehingga aspek kognitif yang sangat membutuhkan pemikiran yang lebih besar untuk dilakukan sebagai strategis permainan. Permainan yang dapat membuat anak senang dengan alat peraga yang akan dapat memperlancar kreatif anak dalam berhitung.

6 Keterampilan akan berguna dalam merencanakan dan mengembangkan seluruh aspek perkembangan anak melalui kegiatan bermain sambil belajar, belajar seraya bermain. Seorang guru TK seharusnya selalu bersedia bermain dengan anak dan tidak menganggap aktifitas bermain sebagai hal yang sia-sia. Guru juga dituntut untuk bersungguh-sungguh mengembangkan seluruh aspek perkembangan anak melalui kegiatan sosial yaitu guru dapat mengarahkan anak untuk bekerjasama dengan temannya, anak dapat melakukan kegiatan tersebut dengan tidak terpaksa sedangkan guru memberikan motivasi dan bantuan agar kegiatan berhitung dapat tercapai dengan baik. Melihat paparan di atas maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa adanya minat anak untuk belajar permainan melalui berhitung. Menurut Sisdiknas (2000: 2) berhitung memiliki tujuan agar anak dapat mengetahui dasar-dasar pembelajarannya sebagai berikut; 1) dapat berpikir logis dan sistematis sejak dini, 2) dapat menyesuaikan dan melibatkan diri dalam kehidupan bermasyarakat, 3) memiliki ketelitian, konsentrasi dan daya apresiasi yang tinggi, 4) memiliki kreatifitas dam imajinasi dalam menciptakan sesuatu secara spontan. Pentingnya penelitian yang dilakukan pada anak usia dini di TK Giriwono 2 dapat mengetahui seberapa kemampuan anak dalam berhitung angka. Kemampuan sosial yang dapat menanamkan pribadi yang matang dan mandiri pada anak. Melatih anak untuk membedakan sikap perilaku baik dan tidak baik, menanamkan kebiasaan disiplin dan bertanggung jawab dalam

7 kehidupan sehari-hari, akan dapat tercapainya keberhasilan dalam permainan berhitung. B. Identifikas Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasikan sebagai berikut: 1. Kemampuan sosial untuk anak usia dini belum begitu berkembang, sehingga permainan berhitungnya harus ditingkatkan. 2. Permainan berhitung di masyarakat belum begitu berkembang sehingga anak kurang bersosialisasi dengan baik. 3. Kemampuan sosial belum dirasakan untuk pembelajaran berhitung di TK Giriwono 2, maka daripada itu perlu peningkatan dan berkolaborasi secara efektif. C. Pembatasan Masalah Peneliti bermaksud lebih efektif, efisien, terarah dan dapat dikaji lebih mendalam maka diperlukan pembatasan masalah. Fokus permasalahan dalam masalah ini adalah: 1. Kemampuan sosial anak usia dini sangat berpengaruh dalam permainan berhitung. 2. Anak usia dini dapat mengenal penguasaan konsep, transisi dan lambang dalam pembelajaran berhitung.

8 D. Rumusan Masalah Masalah yang ingin dibahas dalam permainan berhitung: 1. Apakah melalui permainan berhitung dapat meningkatkan kemampuan sosial anak di TK Giriwono 2? 2. Apakah melalui permainan berhitung penguasaan konsep transisi dan lambang dapat meningkatkan sosial anak. E. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan sosial anak usia dini melalui permainan berhitung. 2. Untuk mengetahui anak usia dini dalam pengenalan penguasaan konsep transisi dan lambang bilangan pada pembelajaran berhitung di TK Giriwono 2. F. Manfaat 1. Manfaat teoritis a. Diharapkan hasil penelitian ini sebagai masukan untuk menambah serta memperkaya pembelajaran berhitung. b. Dapat memperkaya pembelajaran pelaksanaan berhitung. 2. Manfaat praktis a. Bagi guru 1. Dapat memberikan masukan untuk dapat berkreatifitas dan imajinasi dalam menciptakan sesuatu secara spontan.

9 2. Dapat menyesuaikan dan melibatkan diri dalam kehidupan bermasyarakat yang kesehariannya memerlukan keterampilan berhitung. 3. Dapat meningkatkan jenis permainan anak melalui penguasan konsep seperti pengenalan angka. 4. Dapat memberikan masukan kepada anak dalam pengembangan kebiasaan anak dalam memfasilitasi totalitas pemahaman dikehidupan sehari-hari di taman kanak-kanak maupun di lingkungan yang lebih luas. 5. Dengan keberhasilan anak didik dalam permainan berhitung akan menjadi contoh untuk sekolahan-sekolahan lain. 6. Untuk memotivasi sekolah agar bertambah lebih maju. b. Bagi orang tua 1. Orang tua akan merasa bangga atas peningkatan anaknya dalam bidang pola berpikirnya. 2. Memberikan semangat kepada orang tua kelak anak dapat meneruskan kejenjang berikutnya dengan baik. c. Bagi anak 1. Menambah pengetahuan intelektualnya di bidang berhitung. 2. Memiliki kreatifitas, keterampilan dalam kegiatan yang spontan. 3. Dapat berpikir logis dan sistematis sejak dini. 4. Dapat memotivasi dan menambah minat siswa untuk gemar berhitung.