BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa terdiri atas empat aspek keterampilan yaitu keterampilan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, manusia dapat menemukan hal-hal baru yang dapat dikembangkan dan

BAB I PENDAHULUAN. mudah dipahami oleh orang lain. Selain itu menulis berarti mengorganisasikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa terdiri atas empat komponen penting yaitu keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. berbahasa (Indonesia) merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil dalam berbahasa

BAB I PENDAHULUAN. cenderung monoton sehingga kurang menarik perhatian siswa. menulis akan memudahkan siswa untuk mengkonsumsikan menuangkan gagasan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar menuntut seseorang untuk berpikir ilmiah dan mengungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. pendekatan scientific akan menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap (afektif), pengetahuan (kognitif), dan keterampilan (psikomotor).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di

BAB I PENDAHULUAN. membaca, dan menulis. Menulis merupakan keterampilan berbahasa yang bersifat

BAB I PENDAHULUAN. mampu memahami ide, gagasan, maupun pengalaman penulisnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. kebahasaan dan keterampilan berbahasa. Pengetahuan kebahasaan meliputi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya setiap orang yang belajar bahasa dituntut untuk menguasai

BAB I PENDAHULUAN. secara tidak langsung ataupun tidak tatap muka dengan orang lain (Tarigan, 1981:3). Dalam

BAB I PENDAHULUAN. seorang pendidik yang mempunyai kompetensi, baik kompetensi pedagogik,

I. PENDAHULUAN. sekolah. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ada empat komponen

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MELALUI TEKNIK KOLABORASI SISWA KELAS VII SMP. Ratin Supriadi Karomani Mulyanto Widodo

BAB I PENDAHULUAN. pemersatu bangsa Indonesia. Selain itu, Bahasa Indonesia juga merupakan

KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 7 MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2017/2018 SKRIPSI OLEH HINDUN RRA1B114025

BAB I PENDAHULUAN. dua, yaitu bahasa lisan dan bahasa tulis. Kedua bahasa tersebut mempunyai. hubungan yang erat satu dengan lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sebagai alat komunikasi yang paling utama. Bahasa dibagi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yaitu: keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia mencakup empat jenis keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah sarana yang digunakan untuk berkomunikasi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai setiap siswa melalui proses

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelajaran bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN. di masyarakat seperti organisasi sosial. Di dalam kelompok itu, manusia selalu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran wajib yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Titik sentral yang harus dicapai oleh setiap kegiatan belajar mengajar

2014 KEEFEKTIFAN MOD EL PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING) D ALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS D ISKUSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa pada hakikatnya adalah belajar berkomunikasi,

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Pelajaran Bahasa Indonesia memiliki empat aspek keterampilan, yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. berkaitan dan saling mengisi (Tarigan, 2013:1). Setiap keterampilan, erat. semakin cerah dan jelas pula jalan pemikiranya.

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya siswa menghadapi masalah dalam menggunakan bahasa

Kata kunci: kesalahan ejaan, karangan siswa kelas V.

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa menduduki fungsi utama sebagai alat komunikasi dalam kehidupan.

2015 PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN MELALUI TRANSFORMASI FILM DOKUMENTER

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil berbahasa dan mampu

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2013 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud)

I. PENDAHULUAN. Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan pikiran,

BAB 1 PENDAHULUAN. daya manusia yang siap menyampaikan maupun menulis teks berita. Menulis teks

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan struktur kebahasaannya dengan baik (penggunaan kosa kata, tatabahasa,

BAB I PENDAHULUAN. merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam seluruh proses pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. terampil menulis, agar mereka dapat mengungkapkan ide, gagasan, ataupun

BAB I PENDAHULUAN. saling berkaitan satu sama lain. pada dasarnya belajar bahasa diawali dengan

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan dari proses pembelajaran tersebut. Berbagai mata pelajaran diajarkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keterampilan berbahasa mencakup empat aspek yakni,

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya belajar berbahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN. sehingga pembelajaran dapat berlangsung dengan mengoptimalkan dan

BAB I PENDAHULUAN. yang tepat dan terencana dengan strategi pembelajaran yang efektif.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting bagi manusia. Tanpa

2015 PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya, belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan berbahasa erat hubungannya dengan kemampuan berpikir.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu masyarakat dapat dilihat dari perkembangan pendidikannya.

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya interaksi antara guru dan siswa. Interaksi yang dilakukan mengharapkan

BAB I PENDAHULUAN. cenderung monoton sehingga kurang menarik perhatian siswa.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. menulis seseorang dapat menyampaikan hal yang ada dalam pikirannya.

I. PENDAHULUAN. Menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai oleh seorang melalui proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi siswa dalam bidang-bidang tertentu. Penguasaan keterampilan dalam

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi harus melibatkan semua komponen (stakeholders), termasuk. komponen keterampilan bahasa adalah menulis.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan modern, keterampilan menulis sangat dibutuhkan. Hal

I. PENDAHULUAN. komunikasi, baik komunikasi secara lisan, maupun komunikasi secara tertulis.

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum Berbasis Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan menulis merupakan suatu ciri dari orang terpelajar atau bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. dikuasai dan dipahami oleh guru, yaitu kemampuan menggunakan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. benar. Seseorang dapat dikatakan telah mampu menulis dengan baik jika pembacanya

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan apa yang sedang dipikirkannya. Dengan demikian manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia berperan dalam. menumbuhkembangkan kemampuan berfikir kritis dan logis pada peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. mendukung, saling mengisi, dan saling melengkapi. Ketika seseorang ingin

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai setiap orang melalui proses yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. berbicara, membaca, dan menulis. keempat keterampilan tersebut memegang

BAB I PENDAHULUAN. kesepakatan bahasa yang digunakan dalam kelompok terebut.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu ciri orang terpelajar atau bangsa yang terpelajar. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. (KTSP) secara umum dikembangkan menjadi keterampilan berbahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan sebaik-baiknya guna mewujudkan harapan dan cita-cita bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. deskripsi, eksposisi, argumentasi, proposal, surat resi, surat dinas, rangkuman,

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatnya kemampuan siswa, kondisi lingkungan yang ada di. dan proaktif dalam melaksanakan tugas pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa

BAB I PENDAHULUAN. untuk menyampaikan pendapat, gagasan, atau ide yang sedang mereka. muka bumi ini harus diawali dengan bahasa.

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keterampilan berbahasa terdiri atas empat aspek keterampilan yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis (Haris dikutip oleh Tarigan, 2008: 1). Keempat aspek keterampilan tersebut saling berhubungan dan melengkapi. Keempat keterampilan berbahasa tersebut merupakan keterampilan yang harus dikuasai oleh siswa. Siswa dikatakan berhasil belajar bahasa Indonesia jika telah menguasai keempat aspek tersebut. Dengan demikian, siswa harus menguasai kompetensi dasar dalam berkomunikasi secara lisan yang dituangkan dalam kegiatan mendengarkan dan berbicara, sedangkan komunikasi secara tertulis dituangkan dalam kegiatan membaca dan menulis serta mengapresiasi karya sastra. Setiap keterampilan berhubungan dengan proses-proses yang mendasari bahasa. Bahasa seseorang mencerminkan pikiranya. Semakin terampil seseorang berbahasa semakin cerah dan jelas pula jalan pikiranya. Keterampilan hanya dapat diperoleh dan dikusai dengan jalan praktik dan banyak berlatih. Melatih keterampilan berbahasa berarti pula melatih keterampilan berpikir (Tarigan, 2008: 1).

2 Keterampilan menulis merupakan keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis merupakan kegiatan yang produktif dan ekspresif. Keterampilan menulis tidak datang secara otomatis tetapi harus melalui berlatih dan praktik secara teratur. Menulis adalah kegiatan melaporkan/memberitahukan, dan mempengaruhi maksud serta tujuan seperti itu hanya dapat dicapai dengan baik oleh orang-orang yang dapat menyusun pikiranya dan mengutarakanya dengan jelas, kejelasan ini bergantung pada pikiran, organisasi, pemakaian katakata, dan struktur kalimat (Morsey dikutip oleh Tarigan, 2008: 4). Keterampilan menulis sudah diajarkan sejak siswa Sekolah Dasar. Namun dalam kenyataanya masih dijumpai siswa yang kurang mampu dalam hal menulis. Keterampilan menulis harus dimiliki siswa melalui pelatihan yang terus menerus baik mengenai hal yang pernah dialami maupun hal-hal yang terjadi di lingkungan untuk dijadikan bahan penulisanya. Keterampilan menulis perlu dikuasai siswa karena keterampilaan ini sebagai alat komunikasi yang fungsional, yaitu untuk menyatakan ide atau gagasan kepada orang lain secara tidak langsung. Kesulitan menulis sering kita jumpai pada karangan yang utuh karena penulis memerlukan pengetahuan yang luas dan kompleks. Penulis hendaknya memiliki pengetahuan tentang topik menulis, pengumpulan bahan, penyampaian ide atau gagasan, penggunaan kalimat yang efektif, pemilihan kata yang baik memilih bentuk wacana, hubungan antarparagraf sehingga membentuk wacana yang utuh. Menulis karangan struktur bahasanya harus jelas dan tepat, agar ide yang disampaikan dapat diterima secara jelas. Secara umum karangan dapat

3 digolongkan menjadi dua jenis karangan, yaitu karangan fiksi dan nonfiksi. Bahasa yang digunakan dalam karangan fiksi bersifat imajinasi dan tidak menuntut penggunaan bahasa baku, sedangkan karangan nonfiksi lebih mementingkan akal, pikiran, dan bahasa yang digunakan adalah bahasa baku. Kemampuan menulis siswa pada umumnya masih rendah. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) telah dibagi dalam SK dan KD yang didalamnya terdapat keterampilan menulis. Namun, dalam kenyataanya di sekolah pembelajaran teknik menulis yang baik kurang fokus karena keterbatasan waktu dan siswa hanya dituntut untuk mencari informasi yang ada di dalam teks. Sebagai penulis pemula siswa kelas VII SMP banyak mengalami kesulitan dalam menemukan ide untuk menulis, mencari bahan dan mengembangkanya menjadi tulisan yang utuh, misalya menulis cerpen. Berdasarkan pengalaman selama mengajar rata-rata siswa kurang tertarik untuk menulis sehingga siswa menganggap bahwa pekerjaan menulis adalah pekerjaan yang sulit dan tidak menarik. Agar pelajaran menulis menjadi menarik peran guru sangat berpengaruh terhadap keberhasilan menulis dengan menggunakan metode yang tepat terhadap pelajaran tertentu atau materi tertentu terutama menulis sehingga anak yang tidak berbakat pun senang dan tertarik untuk menulis. Menulis cerpen pada dasarnya sama dengan menulis teks yang lain. Dalam cerpen terdapat syarat-syarat yang sama dengan karangan yang lain, hanya bentuk panjang pendeknya saja yang membedakan. Namun cara memulai menulis, menentukan ide, mencari bahan dan cara pengembanganya tidak memiliki perbedaan. (Sumarjo dikutip oleh Kusumah 2008: 915) mengatakan syarat-syarat

4 cerpen adalah 1 ) cerita pendek, 2) sifat naratif atau kisahan, dan 3) fiksi atau rekaan. Berdasarkan data yang diperoleh selama pembelajaran menulis diperoleh rata-rata nilai 67,4 kurang dari KKM yang telah ditentukan yaitu 68, sedangan persentase yang diperoleh adalah 71,3. Oleh karena itu, kemampuan menulis siswa masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari hasil pekerjaan siswa terutama masalah menulis, baik menulis fiksi maupun nonfiksi kita jumpai kesalahan baik struktur bahasa, pilihan kata yang tidak sesuai kesesuaian isi, kepaduan antarparagraf, kalimat tidak efektif, dan penggunaan Ejaan yang Disempurnakan (EYD) yang masih salah. Hal ini sesuai dengan pendapat Badudu (1985: 28) mengatakan bahwa bahasa pelajar dan mahasiswa sampai sekarang ini masih tetap belum memuaskan. Siswa sebagai penulis pemula sering membuat tulisan yang tidak sesuai dengan kaidah kebahasaan antara lain penggunaan EYD, pemilihan kata, penyusunan kalimat, kesesuaian isi, dan keterpaduan antarparagraf. Pelanggaran-pelanggaran terhadap kaidah kebahasaan masih kita jumpai hingga saat ini. Menulis cerpen merupakan salah satu pengembangan kegiatan menulis siswa secara utuh walaupun cerpen tidak sepanjang karangan-karangan yang lain. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi permasalahan dalam pembelajaran menulis antara lain: 1. Faktor siswa Sebagai pembelajar, siswa merupakan penulis pemula yang banyak mengalami kesulitan dalam menemukan ide-ide untuk dituangkan dalam bentuk tulisan.

5 Siswa menganggap menulis merupakan hal yang sulit dilakukan oleh orang yang tidak berbakat menulis sehingga tidak termotivasi untuk menulis. Siswa sering mengalami kesulitan untuk memilih atau menemukan gagasan yang ingin disampaikan atau ditulis, merangkai gagasan dalam bentuk kalimat atau paragraf, memulai menulis dan mengakhiri atau menutup tulisan atau karangan. 2. Guru/pengajar Guru sangat berperan untuk menentukan keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Penggunaan metode pembelajaran yang tidak tepat akan mempengaruhi interaksi proses belajar mengajar. Hal ini biasanya terjadi akibat metode yang digunakan kurang kreatif, inovatif dan kurang menyenangkan. Guru masih menggunakan metode tradisional, yakni metode ceramah, tanya jawab, diskusi, dan penugasan, sehingga pembelajaran yang berlangsung kurang menarik, membosankan dan akhirnya siswa pun tidak termotivasi untuk belajar. Strategi pembelajaran yang dapat dikembangkan melalui pembelajaran berbasis KTSP, antara lain pembelajaran kolaboratif. Model pembelajaran kolaboratif itu bermacam-macam. Penulis mengambil pada teknik kolaboratif tipe Dyadic Essay (Menulis Esai Berpasangan) teknik yang difokuskan untuk menulis dari Elizabert E. Barkey, K. Patricia Cross, dan Claire Howel Major. Model pembelajaran ini untuk melatih kemampuan siswa secara terpadu melalui proses membaca kemudian menuangkan dalam bentuk tertulis untuk membuat pertanyaanpertanyaan untuk menggali ide pokok suatu wacana/materi tertentu dan memberikan tanggapan terhadap wacana/materi tertentu.

6 Pendekatan pembelajaran kolaboratif dengan teknik Dyadic Essay yakni siswa dikondisikan untuk aktif secara fisik dan mental. Melalui aktivitas mental inilah diharapkan terciptanya kesempatan bagi siswa untuk meningkatkan pemahaman mereka terhadap materi pembelajaran. Selama proses tukar pendapat, bertukar informasi maupun adu argumentasi yang berlangsung dalam pembelajaran melalui pertantaan-pertanyaan yang diajukan masing-masing siswa secara bergantian dan mempersiapkan jawaban yang dibuat oleh masing-masing siswa, setiap siswa berkesempatan untuk mengekspresikan apa yang dipahaminya kepada orang lain, mengklasifikasi ide, maupun menawarkan alternatif ide dengan membandingkan antara jawaban yang disiapkan dengan jawaban siswa lainya. Inti dari Dyadic Essay adalah guru menyampaikan materi, kemudian para siswa bergabung dalam kelompoknya yang terdiri dari 2 6 orang yang bersifat heterogen untuk membaca dilanjutkan membuat pertanyaan-pertanyaan dan membuat persiapan jawaban kemudian pertanyaan tersebut disampaikan ke siswa lain secara bergantian. Jika waktu yang disediakan tidak mencukupi, siswa dapat membuat pertanyaan tersebut di luar jam pelajaran kemudian dilanjutkan pada pertemuan yang akan datang sehingga siswa dapat lebih menguasai materi lebih mendalam. Setelah proses pembelajaran selesai dilaksanakan, para siswa diberi tugas secara individu dan menyerahkan pekerjaannya kepada guru. Kelebihan teknik Dyadic Essay adalah mendorong siswa aktif dan kreatif serta berpikir kritis yang dapat membantu menyelesaikan dan memahami tugasnya. Siswa dapat menyelesaikan sebagian tugas atau bahkan sebagian besar tugas di luar kelas maka teknik ini menghemat waktu kelas sehingga dapaat digunakan untuk kegiatan penguasaan dan pemrosesan (Millis dan Cottel dikutip oleh

7 Barkley, 2012: 371). Proses pembelajaran dengan teknik ini mendorong siswa untuk bisa bertanggung jawab terhadap belajarnya sendiri. Melalui teknik ini diharapkan siswa dapat meningkatan kemampuan mengapresiasi dalam penguasaan kosa kata dan menuangkan ide-ide dalam menulis cerpen. Penulis mengambil teknik Dyadic Essay karena dengan teknik ini siswa akan dapat menggali kembali pengalaman-pengalaman selama pembelajaran yang sudah diperoleh sebelumnya, baik pengalaman di kelas maupun pengalaman di luar kelas. Siswa membaca sebuah cerpen kemudian mengamati hal-hal yang berhubungan dengan cara penulisan cerpen, dilihat dari penulisan judul, kalimat efektif, kesesuaian isi, pengembangan paragraf, pola pengembangan paragraf, penggunaan huruf kapital, dan penggunaan tanda baca. Dengan demikian, siswa mencari sendiri-sendiri ide-ide yang berhubungan dengan unur-unsur cerpen dan bagaimana cara membuat cerpen yang baik kemudian didiskusikan dengan kelompoknya secara berpasangan dengan membuat pertanyaan-pertanyaan dan menyiapkan jawabanya masing-masing untuk ditukar dengan pasanganya di dalam kelompok. Masing-masing siswa berhak untuk mencari alasan jika terjadi perbedaan jawaban untuk mencari jawaban yang paling sempurna. Siswa menyimpulkan sendiri bagaimana cara menulis cerpen yang baik berdasarkan hasil diskusi yang dilakukan. Setelah selesai diskusi siswa menulis cerpen secara individu berdasarkan simpulan yang dibuat oleh siswa. Dengan demikian, kemampuan menulis cerpen akan meningkat. Berdasarkan hal di atas penulis ingin melakukan suatu penelitian tindakan kelas dengan menggunakan teknik kolaboratif tipe Dyadic Essay untuk meningkatkan kemampuan menulis cerpen siswa kelas VII SMP Negeri 1 Ambarawa dalam

8 pembelajaran di kelas. Melalui model ini setiap anggota kelompok harus bekerja sama secara aktif untuk mencapai tujuan yang ditentukan. Melalui model ini penulis berasumsi dapat meningkatkan kemampuan menulis siswa karena terdapat kompetisi masing-masing siswa untuk membuktikan kemampuanya kepada siswa lain dan terjadi kompetisi antarkelompok. Pembelajaran dengan teknik ini membuat siswa aktif dan mandiri untuk mencari penyelesaian masalah dan mengomunikasikanya dengan siswa lain sehingga materi pembelajaran yang disampaiakn dapat dikuasai dengan baik. Dengan menguasai teknik menulis cerpen yang baik siswa akan menguasai teknik menulis secara umum, sehingga keterampilan menulis dapat dikuasai dengan baik. 1.2 Rumusan masalah Berdasarkan latar belakang di atas, masalah dalam penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut. Bagaimanakah meningkatkan kemampuan menulis cerpen siswa kelas VII SMP Negeri 1 Ambarawa dengan teknik kolaborasi Dyadic Essay? 1.3 Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah tersebut tujuan penelitian ini adalah meningkatkan kemampuan menulis cerpen melalui teknik kolaborasi pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Ambarawa Kabupaten Pringsewu.

9 1.4 Manfaat Penelitian a. Bagi Siswa Penelitian ini bermanfaat bagi siswa untuk meningkatkan kemampuanya dalam menulis cerpen. Belajar menulis cerpen bukan merupakan hal yang sulit dan membosankan melainkan hal yang menyenangkan dan menarik. b. Bagi Guru Manfaat bagi guru diharapkan dapat 1. Memotivasi guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dengan menerapkan teknik kolaborasi. 2. Meningkatkan kualitas pembelajaran yang berpusat pada siswa (student center) dan bukan berpusat pada guru (teacher center). 3. Memotivasi guru untuk memecahkan masalah-masalah pembelajaran di kelas dengan melaksanakan penelitian tindakan kelas yang sangat bermanfaat untuk meningkatkan profesionalisme sebagai guru dan untuk perbaikan proses pembelajaran. c. Manfaat bagi Sekolah Menambah pengetahuan bagi guru mata pelajaran khususnya mata pelajaran bahasa Indonesia dan mata pelajaran lain untuk meningkatkan masing-masing kualitas pembelajaran pada mata pelajaran yang diampunya tentang penggunaan model pembelajaran kolaboratif tipe Dyadic Essay.