JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

dokumen-dokumen yang mirip
JURNAL TEKNIK ITS Vol. X, No. X, (2016) ISSN: ( Print) 1

PENGARUH FENOMENA LA-NINA TERHADAP SUHU PERMUKAAN LAUT DI PERAIRAN KABUPATEN MALANG

ANALISIS KUALITAS AIR LAUT UNTUK PENENTUAN LOKASI BUDIDAYA KERAPU BEBEK MENGGUNAKAN CITRA SATELIT LANDSAT-8 (Studi Kasus : Teluk Lampung, Lampung)

ANALISIS KUALITAS AIR UNTUK BUDIDAYA RUMPUT LAUT EUCHEUMA COTTONI DENGAN CITRA LANDSAT 8 (Studi Kasus: Laut Selatan Pulau Lombok, NTB)

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah (ATPW), Surabaya, 11 Juni 2015, ISSN

Validasi Algoritma Estimasi Konsentrasi Chl-A pada Citra Satelit Landsat 8 dengan Data In-Situ (Studi Kasus: Perairan Selatan Pulau Lombok, NTB)

VALIDASI ALGORITMA ESTIMASI KONSENTRASI CHL-A PADA CITRA SATELIT LANDSAT 8 DENGAN DATA IN-SITU (Studi Kasus: Perairan Selatan Pulau Lombok, NTB)

PERABIAKAN ALGORITMA SUHU PERMUKAAN LAUT LANDSAT 8 UNTUK PERAIRAN PONELO

JURNAL TEKNIK ITS Vol. xx, No. xx, (2016) ISSN: ( Print) 1

Pemetaan Distribusi Spasial Konsentrasi Klorofil-a dengan Landsat 8 di Danau Towuti dan Danau Matano, Sulawesi Selatan

JURNAL TEKNIK ITS Vol. X, No. X, (2016) ISSN: ( Print) 1

Evaluasi Algoritma Wouthuyzen dan Son untuk Pendugaan Sea Surface Salinity (SSS) (Studi Kasus: Perairan Utara Pamekasan)

Uji Akurasi Produk Reflektan-Permukaan Landsat Menggunakan Data In situ di Danau Kasumigaura, Jepang

Endang Prinina 1, Lalu Muhamad Jaelani 1, Salam Tarigan 2 1

VALIDASI ALGORITMA ESTIMASI KONSENTRASI CHL-A DENGAN MENGGUNAKAN CITRA SATELIT LANDSAT 8(Studi Kasus : Laut Selatan Pulau Lombok, NTB)

Pemodelan Persamaan Hubungan Kualitas Perairan Menggunakan Citra Landsat 8 untuk Pendugaan Habitat Padang Lamun (Studi Kasus: Pantai Sanur, Bali)

Pemodelan Persamaan Hubungan Kualitas Perairan Menggunakan Citra Landsat 8 untuk Pendugaan Habitat Padang Lamun (Studi Kasus: Pantai Sanur, Bali)

LAPORAN PRAKTIKUM PENGINDERAAN JAUH TERAPAN KALIBRASI RADIOMETRIK PADA CITRA LANDSAT 8 DENGAN MENGGUNAKAN ENVI 5.1

Perbandingan Pengaruh Koreksi Radiometrik Citra Landsat 8 Terhadap Indeks Vegetasi Pada Tanaman Padi

STUDI KONSENTRASI KLOROFIL-A BERDASARKAN TEKNIK PENGINDERAAN JAUH

ANALISA PENCEMARAN LIMBAH ORGANIK TERHADAP PENENTUAN TATA RUANG BUDIDAYA IKAN KERAMBA JARING APUNG DI PERAIRAN TELUK AMBON

BAB III METODE PENELITIAN

SEMINAR NASIONAL GEOGRAFI UMS 2016 Farid Ibrahim, Fiqih Astriani, Th. Retno Wulan, Mega Dharma Putra, Edwin Maulana; Perbandingan Ekstraksi

MASPARI JOURNAL Juli 2015, 7(2):25-32

KOREKSI RADIOMETRIK CITRA LANDSAT-8 KANAL MULTISPEKTRAL MENGGUNAKAN TOP OF ATMOSPHERE (TOA) UNTUK MENDUKUNG KLASIFIKASI PENUTUP LAHAN

Pemetaan Tingkat Kekeringan Berdasarkan Parameter Indeks TVDI Data Citra Satelit Landsat-8 (Studi Kasus: Provinsi Jawa Timur)

ANALISA KESEHATAN VEGETASI MANGROVE BERDASARKAN NILAI NDVI (NORMALIZED DIFFERENCE VEGETATION INDEX ) MENGGUNAKAN CITRA ALOS

ANALISA PENENTUAN LOKASI BUDIDAYA RUMPUT LAUT DENGAN PARAMETER FISIKA MAUPUN KIMIA MENGGUNAKAN CITRA TERRA MODIS DI DAERAH SELAT MADURA

Pemetaan Potensi Batuan Kapur Menggunakan Citra Satelit Landsat 8 di Kabupaten Tuban

MODIFIKASI ALGORITMA AVHRR UNTUK ESTIMASI SUHU PERMUKAAN LAUT (SPL) CITRA AQUA MODIS

III. METODOLOGI. Gambar 1. Peta Administrasi Kota Palembang.

Lampiran 1. Peta klasifikasi penutup lahan Kodya Bogor tahun 1997

KOREKSI RADIOMETRIK CITRA LANDSAT-8 KANAL MULTISPEKTRAL MENGGUNAKAN TOP OF ATMOSPHERE (TOA) UNTUK MENDUKUNG KLASIFIKASI PENUTUP LAHAN

Identifikasi Lokasi Potensial Budidaya Tiram Mutiara Dengan Mengunakan Citra Satelit Landsat 7 ETM+

Pemetaan Distribusi Spasial Konsentrasi Klorofil-A dengan Landsat 8 di Danau Matano dan Danau Towuti, Sulawesi Selatan

Evaluasi Pengukuran Angin dan Arus Laut Pada Data Sentinel-1, Data Bmkg, dan Data In-Situ (Studi Kasus: Perairan Tenggara Sumenep)

BAB III METODE PENELITIAN

PEMANFAATAN SALURAN THERMAL INFRARED SENSOR (TIRS) LANDSAT 8 UNTUK ESTIMASI TEMPERATUR PERMUKAAN LAHAN

Gambar 5. Peta Lokasi Penelitian

Studi Akurasi Citra Landsat 8 dan Citra MODIS untuk Pemetaan Area Terbakar (Studi Kasus: Provinsi Riau)

3. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di wilayah yang tercemar tumpahan minyak dari

Perubahan Nilai Konsentrasi TSM dan Klorofil-a serta Kaitan terhadap Perubahan Land Cover di Kawasan Pesisir Tegal antara Tahun

ABSTRAK. Kata Kunci :Kesesuaian Perairan, Sistem Informasi Geografis (SIG), Keramba Jaring Apung KJA), Ikan Kerapu

METODOLOGI. Gambar 4. Peta Lokasi Penelitian


PENGGUNAAN CITRA SATELIT LANDSAT 8 UNTUK ANALISA PATAHAN PADA LAPANGAN PANAS BUMI ARJUNO WELIRANG PROVINSI JAWA TIMUR

MENGETAHUI HUBUNGAN LAHAN VEGETASI DAN LAHAN TERBANGUN (PEMUKIMAN) TERHADAP PERUBAHAN SUHU PERMUKAAN TANAH DENGAN MEMANFAATKAN CITRA SATELIT

ANALISIS SPASIAL SUHU PERMUKAAN LAUT DI PERAIRAN LAUT JAWA PADA MUSIM TIMUR DENGAN MENGGUNAKAN DATA DIGITAL SATELIT NOAA 16 -AVHRR

Pemanfaatan Data Landsat-8 dan MODIS untuk Identifikasi Daerah Bekas Terbakar Menggunakan Metode NDVI (Studi Kasus: Kawasan Gunung Bromo)

Indeks Vegetasi Bentuk komputasi nilai-nilai indeks vegetasi matematis dapat dinyatakan sebagai berikut :

EVALUASI PENGUKURAN ANGIN DAN ARUS LAUT PADA DATA SENTINEL-1, DATA BMKG, DAN DATA IN-SITU (Studi Kasus: Perairan Tenggara Sumenep)

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. x, No. x, (2014) ISSN: xxxx-xxxx (xxxx-x Print) 1

Rofizar. A 1, Yales Veva Jaya 2, Henky Irawan 2 1

3 METODE PENELITIAN. Gambar 7. Peta Lokasi Penelitian

PENGOLAHAN DATA SATELIT NOAA-AVHRR UNTUK PENGUKURAN SUHU PERMUKAAN LAUT RATA-RATA HARIAN

BAB IV PENGOLAHAN DATA

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: ( Print) C-130

Analisa Kondisi Ekosistem Mangrove Menggunakan Data Citra Satelit Multitemporal dan Multilevel (Studi Kasus: Pesisir Utara Surabaya)

Journal Of Aquaculture Management and Technology Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman

STUDI PERUBAHAN SUHU PERMUKAAN LAUT (SPL) MENGGUNAKAN SATELIT AQUA MODIS

ANALISIS KETINGGIAN MODEL PERMUKAAN DIGITAL PADA DATA LiDAR (LIGHT DETECTION AND RANGING) (Studi Kasus: Sei Mangkei, Sumatera Utara)

PEMETAAN SUHU PERMUKAAN LAUT (SPL) MENGGUNAKAN CITRA SATELIT ASTER DI PERAIRAN LAUT JAWA BAGIAN BARAT MADURA

3. METODE PENELITIAN

PENDUGAAN KONSENTRASI KLOROFIL-A DARI CITRA SATELIT LANDSAT 8 DI PERAIRAN KOTA JAYAPURA

Berkala Fisika ISSN : Vol. 17, No. 2, April 2014, hal 67-72

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus - September Tahapan

Oleh: Irwandy Syofyan, Rommie Jhonerie, Yusni Ikhwan Siregar ABSTRAK

MASPARI JOURNAL Juli 2017, 9(2):85-94

ANALISIS PERUBAHAN SUHU PERMUKAAN TANAH DENGAN MENGGUNAKAN CITRA SATELIT TERRA DAN AQUA MODIS (STUDI KASUS : DAERAH KABUPATEN MALANG DAN SURABAYA)

IDENTIFIKASI SUHU PERMUKAAN TANAH DENGAN METODE KONVERSI DIGITAL NUMBER MENGGUNAKAN TEKNIK PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI

ix

Pola Spasial dan Temporal Total Suspended Solid (TSS) dengan Citra SPOT di Estuari Cimandiri, Jawa Barat

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print)

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: ( Print) A-572

Jurnal Geodesi Undip Januari 2016

BAB III DATA DAN METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Lokasi dan objek penelitian analisis kesesuaian perairan untuk budidaya

3. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari hingga Agustus 2011 dengan

ANALISIS KESESUAIAN PERAIRAN UNTUK BUDIDAYA IKAN KERAPU BEBEK (Cromileptes altivelis) DI PERAIRAN PULAU TEGAL TELUK LAMPUNG

BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2 Alat dan Bahan

BAB III PEMBAHASAN. 3.1 Data. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa :

STUDI KESESUAIAN LAHAN TAMBAK DENGAN MEMANFAATKAN TEKNOLOGI PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Analisis Kesesuaian Lokasi dan Data Spasial Budidaya Laut berdasarkan Parameter Kualitas Perairan di Teluk Lasongko Kabupaten Buton Tengah

menunjukkan nilai keakuratan yang cukup baik karena nilai tersebut lebih kecil dari limit maksimum kesalahan rata-rata yaitu 0,5 piksel.

Peneliti: Bambang Trisakti, Nana Suwargana, I Made Parsa, Tatik Kartika, Sri Harini

ABSTRAK. Kata kunci : Keramba jaring tancap, Rumput laut, Overlay, SIG.

MODIFIKASI ALGORITMA AVHRR UNTUK ESTIMASI SUHU PERMUKAAN LAUT (SPL) CITRA SATELIT TERRA MODIS

COMPARISON OF C2WP BOUREAL LAKES PROCESSOR AND REGIONAL WATER PROCESSOR ALGORITHM ON EXTRACTING ESTIMATED TOTAL SUSPENDED SOLID DATA OF LAKE SENTANI

JURNAL GEOGRAFI Media Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian

METODE PENELITIAN. Lokasi dan objek penelitian ini berada di Teluk Cikunyinyi, Kecamatan

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1 DISUSUN OLEH : DYDIK SETYAWAN E

Kajian Nilai Indeks Vegetasi Di Daerah Perkotaan Menggunakan Citra FORMOSAT-2 Studi Kasus: Surabaya Timur L/O/G/O

Oleh : Hernandi Kustandyo ( ) Jurusan Teknik Geomatika Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Nilai Io diasumsikan sebagai nilai R s

Bab IV Hasil dan Pembahasan

memberikan informasi tentang beberapa daftar penelitian LAI dengan pendekatan optik dan hukum Beer-Lambert.

Studi Pengaruh Air Laut Terhadap Air Tanah Di Wilayah Pesisir Surabaya Timur

BAB IV GAMBARAN WILAYAH STUDI

EVALUASI PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN WILAYAH PERAIRAN PESISIR SURABAYA TIMUR SIDOARJO DENGAN MENGGUNAKAN CITRA SATELIT MULTITEMPORAL

Transkripsi:

Analisis Sebaran Konsentrasi Suhu Permukaan Laut dan ph untuk Pembuatan Peta Lokasi Budidaya Kerapu Bebek Menggunakan Citra Satelit Landsat -8 (Studi Kasus: Teluk Lampung, Lampung) Fitriana Kartikasari, Lalu Muhamad Jaelani, Gathot Winarso Jurusan Teknik Geomatika, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Kampus ITS, Keputih, Sukolilo, Surabaya 60111 e-mail: lmjaelani@geodesy.its.ac.id, gathot_winarso@hotmail.com A401 Abstrak Suhu permukaan laut dan ph merupakan parameter kualitas air yang memiliki peranan sangat penting untuk kelangsungan budidaya ikan kerapu bebek karena dapat mempengaruhi metabolisme pertumbuhan ikan. Salah satu perairan di Indonesia yang memiliki potensi sebagai lokasi budidaya kerapu bebek adalah Teluk Lampung. Dijelaskan dalam Standart Nasional Indonesia (SNI) 6487.4:2011 tentang Produksi Pembesaran Ikan Kerapu Bebek di Keramba Jaring Apung (KJA), suhu permukaan laut dan ph merupakan parameter yang mempengaruhi kualitas air laut. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan untuk menentukan sebaran suhu permukaan laut adalah penginderaan jauh menggunakan citra satelit Landsat-8. Hal ini dikarenakan citra Landsat-8 dapat bekerja pada gelombang tampak (visible spectrum) dimana terdapat kanal kanal yang dapat digunakan untuk mengekstrak konsentrasi suhu permukaan laut di perairan. Sebaran estimasi suhu permukaan laut di perairan Teluk Lampung ditentukan menggunakan algoritma Syariz [8], sedangkan sebaran konsentrasi ph ditentukan menggunakan metode interpolasi Inverse Distance Weighted (IDW). Kondisi suhu permukaan laut dan ph di perairan Teluk Lampung sudah cukup sesuai dengan batas nilai yang tercantum dalam SNI 6487.4:2011 untuk dijadikan sebagai lokasi budidaya kerapu bebek. Sebaran suhu permukaan laut menunjukkan dominasi nilai 26,05-30,05 C dan ph menunjukkan dominasi nilai 7,000 13,99. Berdasarkan hasil intersect terhadap sebaran suhu permukaan laut dan ph di perairan Teluk Lampung, didapatkan wilayah perairan seluas 85.334,41 ha yang dapat digunakan sebagai lokasi budidaya kerapu bebek. Kata Kunci IDW, kerapu bebek, KJA, Landsat-8, ph, SNI, Suhu Permukaan Laut, Teluk Lampung T I. PENDAHULUAN ELUK Lampung merupakan teluk yang terletak di Provinsi Lampung, menghadap Selat Sunda dan sebagian Samudera Hindia. Secara geografis Teluk Lampung terletak antara 104 o 14 00-105 o 29 00 BT dan 5 o 29 00-5 o 50 00 LS [4]. Berdasarkan hasil Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Lampung Triwulan II Tahun 2015 disebutkan bahwa provinsi Lampung mempunyai potensi budidaya perikanan laut yang sangat besar dengan luas lahan mencapai lebih dari 10.600 ha. Salah satu lokasi yang berpotensi untuk budidaya perikanan laut di Provinsi Lampung adalah Teluk Lampung dengan luas 700 ha [7]. Menurut bapak Budiharto HN selaku kepala Badan Penanaman Modal Pelayanan Perizinan Terpadu Daerah (BPMPPTD) Provinsi Lampung, potensi perikanan budidaya unggulan Lampung sangat beragam salah satunya adalah budidaya ikan kerapu dimana berdasarkan data BPMPPTD Provinsi Lampung total produksi budidaya ikan kerapu hingga tahun 2015 mencapai 413,63 ton kerapu bebek dan 196,26 ton kerapu macan [1]. Kerapu bebek merupakan salah satu jenis ikan kerapu yang banyak dibudidayakan menggunakan sistem Keramba Jaring Apung (KJA) karena memiliki pola pertumbuhan yang paling bagus [2]. Kegiatan budidaya ikan kerapu bebek dengan sistem KJA sering mengalami kegagalan yang disebabkan oleh ketidakpedulian para pembudidaya terhadap kondisi kualitas perairan yang digunakan. Padahal kualitas perairan memiliki peranan yang sangat penting karena berpengaruh terhadap metabolisme pertumbuhan ikan [5]. Berdasarkan permasalahan tersebut diperlukan sebuah analisis mengenai kualitas air untuk penentuan lokasi budidaya kerapu bebek di Teluk Lampung karena Teluk Lampung merupakan salah satu perairan yang berpotensi untuk kegiatan budidaya ikan kerapu bebek. Kualitas air dapat ditentukan menggunakan beberapa parameter yang mempengaruhinya seperti suhu permukaan laut dan ph. Nilai suhu permukaan laut dan ph yang digunakan mengacu pada SNI 6487.4:2011 tentang Produksi Pembesaran Ikan Kerapu Bebek di Keramba Jaring Apung (KJA) [6]. Penentuan nilai konsentrasi suhu permukaan laut sebagai parameter kualitas air untuk budidaya ikan kerapu bebek dapat dilakukan dengan teknologi penginderaan jauh menggunakan citra satelit Landsat-8. Hal tersebut dikarenakan citra Landsat-8 dapat bekerja pada gelombang tampak (visible spectrum) dimana terdapat kanal kanal yang dapat digunakan untuk mengekstrak konsentrasi suhu permukaan laut di perairan. Sebaran konsentrasi suhu permukaan laut di perairan Teluk Lampung diperoleh dengan menggunakan algoritma Syariz, dkk, (2015) [8] yang akan diaplikasikan pada citra Landsat-8. Konsentrasi ph ditentukan menggunakan metode interpolasi Inverse Distance Weighted (IDW). Selanjutnya dilakukan validasi antara konsentrasi suhu permukaan laut hasil

A402 pengolahan menggunakan citra Landsat-8 dengan data hasil pengukuran in situ untuk menentukan tingkat akurasi data yang kemudian akan digunakan untuk menentukan lokasi budidaya kerapu bebek. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui sebaran konsentrasi suhu permukaan laut dan ph untuk pembuatan peta lokasi budidaya kerapu bebek di perairan Teluk Lampung. Dalam penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan output berupa Peta Lokasi Budidaya Kerapu bebek di Teluk Lampung sehingga peta tersebut dapat bermanfaat bagi masyarakat dan pemerintah setempat sebagai acuan dan bahan pertimbangan dalam upaya mengembangkan kegiatan budidaya kerapu bebek di Teluk Lampung. A. Lokasi Penelitian II. METODOLOGI PENELITIAN Lokasi penelitian tugas akhir adalah perairan Teluk Lampung yang terletak pada koordinat 105 9ʹ0" - 105 31ʹ30" BT dan 05 24ʹ0" - 05 46ʹ30" LS. Secara administratif perairan Teluk Lampung termasuk dalam wilayah Provinsi Lampung. Data Landsat-8 level IT yang digunakan adalah berupa data mentah dalam format Digital Number (DN) yang selanjutnya dikalibrasi radiometrik menggunakan metode gain offset untuk menghasilkan data dalam format radian (L(λ)). L (λ) = M L Qcal + A L (1) L (λ) merupakan radian sensor (ToA) ((W/(m 2.sr.μm)), M L adalah radiance_mult_band_n, Q cal adalah nilai digital number, dan A L adalah radiance_add_band_n, dimana n adalah nomor kanal. Kemudian nilai radian ToA diterapkan pada algoritma Syariz, dkk, (2012) [8] yang akan diaplikasikan pada citra Landsat-8 untuk menentukan estimasi suhu permukaan laut di perairan Teluk Lampung. Sedangkan konsentrasi ph ditentukan menggunakan metode interpolasi Inverse Distance Weighted (IDW). Setelah melakukan pengolahan menggunakan algoritma Syariz, dkk, (2012) [8] didapatkan hasil berupa nilai estimasi suhu permukaan laut. Kemudian dilakukan pengujian akurasi nilai estimasi tersebut terhadap data in situ menggunakan indeks Normalized Mean Absolute Error (NMAE). Menurut [3] syarat minimum NMAE agar bisa digunakan untuk mengekstrak data kualitas air dari data penginderaan jauh adalah 30%. NMAE (%) = 1 N Xest,i Xmeas,i ǀ N i=1 ǀ 100 (2) Xmeas Gambar 1. Lokasi Penelitian (Sumber : http://tanahair.indonesia.go.id/) B. Data dan Peralatan Data yang digunakan dalam penelitian tugas akhir ini adalah citra Landsat-8 level 1T (Path/Row, 123/64) perekaman 3 Juni 2015 dan data in situ suhu permukaan laut serta ph di perairan Teluk Lampung hasil survei lapangan oleh Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN). Peralatan yang digunakan dalam penelitian tugas akhir ini adalah perangkat lunak SNAP Toolbox 3.0 dan ArcGIS 10.0 C. Tahap Pengolahan Data A. Kalibrasi Radiometrik III. HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam penelitian ini proses kalibrasi radiometrik yang dilakukan hanya sampai dalam tahap mengkonversi nilai DN menjadi radian ToA karena hasil nilai radian ToA digunakan untuk menentukan nilai brightness temperature yang kemudian digunakan untuk menentukan nilai sebaran suhu permukaan laut: Gambar 2. Citra Landsat-8 RGB (4:3:2) Perekaman 3 Juni 2015 Gambar 3. Kurva Nilai Radian ToA Pada 31 Stasiun Pengamatan

A403 Dari hasil proses kalibrasi radiometrik yang dilakukan, nilai radian ToA pada 31 titik stasiun pengamatan pada keseluruhan stasiun dan kanal citra Landsat-8 memiliki pola yang beraturan dan hampir sama. Hal ini menunjukkan bahwa data citra yang digunakan mempunyai nilai radian yang cukup bagus di area sekitar stasiun pengamatan. B. Perhitungan Estimasi Suhu Permukaan Laut Perhitungan estimasi suhu permukaan laut dilakukan menggunakan algoritma Syariz, dkk, (2012) [8]. Suhu = 0,0197 X 2 + 0,2881 X + 29,004 (3) X merupakan nilai brightness temperature pada kanal 11 citra Landsat-8. Menurut USGS, (2013) dalam [8], dalam melakukan pengolahan nilai suhu permukaan laut terlebih dahulu nilai DN pada kanal 11 diolah menjadi nilai radian ToA. Kemudian nilai radian ToA tersebut dikonversi menjadi nilai brightness temperature menggunakan rumus sebagai berikut T = K2 ln( K1 L(λ) +1) (4) Dimana T merupakan Top of Atmosphere Brightness Temperature ( K), L(λ) merupakan Radiance Top of Atmospheric (W/(m 2.sr.μm)), K1 merupakan Band-specific thermal conversion constant (K1_CONSTANT_BAND_ x, dimana x adalah kanal 11), dan K2 merupakan Band-specific thermal conversion constant (K2_CONSTANT_BAND_ x, dimana x adalah kanal 11). Nilai K1 dan K2 diperoleh dari metadata citra Landsat-8. Untuk menjadikan nilai brightness temperature menjadi C maka nilai T dikurangi dengan 273,15. budidaya kerapu bebek sesuai dengan SN1 6487.4:2011 adalah 26 C-32 C. Tabel 1. Hasil Perhitungan Indeks NMAE Terhadap Suhu Permukaan Laut Dari Citra Dengan In Situ Stasiun Konsentrasi Suhu permukaan NMAE laut (g/l) (%) In Situ Estimasi St. 1 30,51 27,31 0,11 St. 2 30,52 27,32 0,10 St. 3 30,59 27,31 0,11 St. 4 30,61 27,35 0,11 St. 5 30,67 27,35 0,11 St. 6 30,85 27,40 0,11 St. 7 30,89 27,36 0,11 St. 8 30,98 27,37 0,12 St. 9 30,82 27,41 0,11 St. 10 30,72 27,32 0,11 St. 11 31,12 27,27 0,12 St. 12 30,81 27,24 0,12 St. 13 31,02 27,27 0,12 St. 14 30,83 27,25 0,12 St. 15 30,71 27,32 0,11 St. 16 30,64 27,41 0,11 St. 17 30,69 27,42 0,11 St. 18 30,65 27,50 0,10 St. 19 30,67 27,49 0,10 St. 20 31,06 27,43 0,12 St. 21 30,94 27,33 0,12 St. 22 31,02 27,27 0,12 St. 23 30,96 27,18 0,12 St. 24 30,88 27,14 0,12 St. 25 30,90 27,11 0,12 St. 26 30,64 27,26 0,11 St. 27 30,40 27,11 0,11 St. 28 30,28 27,24 0,10 St. 29 30,23 27,35 0,10 St. 30 30,16 27,25 0,10 St. 31 30,22 27,34 0,10 NMAE (%) 11,05 Berdasarkan hasil uji akurasi antara suhu permukaan laut in situ dengan hasil estimasi citra didapatkan jumlah nilai NMAE sebesar 11,05%. Hal tersebut menunjukkan bahwa algoritma Syariz, dkk (2015) [8] masih sesuai untuk diterapkan di perairan Teluk Lampung karena besar kesalahan hasil pengolahan citra satelit dan data in situ adalah <30% dimana menurut [3] syarat minimum NMAE agar bisa digunakan untuk mengekstrak data kualitas air dari data penginderaan jauh adalah sebesar 30%. Gambar 4. Sebaran Suhu Permukaan Laut Di Perairan Teluk Lampung Berdasarkan gambar di atas dapat diketahui bahwa nilai suhu permukaan laut di perairan Teluk Lampung didominasi oleh nilai 26,05 C-30,05 C. Hal tersebut menunjukkan bahwa perairan Teluk Lampung memiliki potensi sebagai lokasi budidaya kerapu bebek karena syarat nilai suhu untuk lokasi Gambar 5. Grafik Perbandingan Suhu Permukaan Laut In Situ dan Estimasi Citra Terhadap Stasiun Pengamatan Gambar diatas menunjukkan bahwa suhu permukaan laut in situ dan hasil estimasi citra memiliki nilai yang berbeda.

A404 Perbedaan konsentrasi tersebut diakibatkan oleh perbedaan waktu pengambilan sample konsentasi suhu permukaan laut in situ dengan citra satelit yang digunakan untuk pengolahan hasil estimasi suhu permukaan laut. Dalam hal ini citra satelit yang digunakan adalah perekaman 3 Juni 2015, sedangkan pengambilan sample suhu permukaan laut in situ dilaksanakan pada tanggal 4 sampai 9 Juni 2015. C. Sebaran Konsentrasi ph Sebaran konsentrasi ph di perairan Teluk Lampung diperoleh menggunakan metode interpolasi Inverse Distance Weighted (IDW) dengan mempertimbangkan titik disekitar sampel pengamatan. Penggunaan metode interpolasi IDW untuk menentukan sebaran konsentrasi ph di perairan Teluk Lampung dikarenakan belum terdapat algoritma ph yang sesuai untuk mengetahui estimasi konsentrasinya menggunakan metode penginderaan jauh. Metode interpolasi IDW dilakukan dengan cara melakukan plotting data in situ konsentrasi ph menggunakan perangkat lunak ArcGIS 10.0. Berikut ini merupakan sebaran konsentrasi ph di perairan Teluk Lampung menggunakan metode IDW. D. Lokasi Budidaya Kerapu bebek Di Perairan Teluk Lampung Gambar 7. Lokasi Budidaya Kerapu Bebek Di Perairan Teluk Lampung Lokasi budidaya kerapu bebek ditentukan berdasarkan parameter kualitas air berupa suhu dan ph sesuai dengan SNI 6487.4:2011 tentang Produksi Pembesaran Ikan Kerapu bebek di Keramba Jaring Apung (KJA). Tabel 2. Parameter Kualitas Air Untuk Pembesaran Ikan Kerapu Bebek dengan KJA (Sumber: SNI 6487.4:2011) No Parameter Keterangan 1 Salinitas 30 g/l 34 g/l 2 Suhu permukaan laut 26 C - 32 C 3 PH 7 8,5 4 Kecerahan 3 m 5 DO >5 mg/l 6 Bahan Organik <50 mg/l Gambar 6. Sebaran Konsentrasi ph Di Perairan Teluk Lampung Menggunakan Metode Interpolasi IDW Berdasarkan gambar di atas konsentrasi ph di perairan Teluk Lampung didominasi oleh nilai 7,00 13,99. Hal ini menunjukkan bahwa berdasarkan parameter ph, perairan Teluk Lampung masih memiliki potensi untuk dijadikan sebagai lokasi budidaya kerapu bebek dimana konsentrasi ph yang sesuai untuk dijadikan lokasi budidaya kerapu bebek berdasarkan 6487.4:2011 adalah 7-8,5. Dalam penelitian ini hanya ditentukan lokasi yang sesuai untuk budidaya kerapu bebek. Lokasi tersebut didapat dari hasil overlay masing masing parameter kualitas air laut yang kemudian dilakukan intersect untuk mendapatkan nilai yang memenuhi kedua parameter tersebut. Dari hasil estimasi konsentrasi parameter kualitas air, wilayah Teluk Lampung memiliki nilai suhu permukaan laut yang dominan pada nilai 26,05 C-30,05 C, dan nilai ph dominan pada nilai 7,00 13,99. Berdasarkan nilai tersebut dapat dilihat bahwa perairan Teluk Lampung masih sangat berpotensi sebagai lokasi budidaya kerapu bebek karena batas nilai yang tercantum dalam SNI 6487.4: 2011 memiliki nilai yang tidak jauh dari masing-masing nilai parameter kualitas air laut hasil estimasi menggunakan citra satelit. Setelah dilakukan perhitungan luas di perangkat lunak ArcGIS 10.0 didapatkan lokasi seluas 85.334,41 ha yang dapat digunakan sebagai lokasi budidaya kerapu bebek di perairan Teluk Lampung.

A405 IV. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisa sebaran suhu permukaan laut di perairan Teluk Lampung menggunakan algoritma Syariz, dkk (2015) [8] didapatkan NMAE sebesar 11,05%. Hal tersebut menunjukkan bahwa algoritma Syariz, dkk, (2015) [8] sesuai untuk diterapkan di perairan Teluk Lampung karena besar kesalahan hasil pengolahan citra satelit dan data in situ adalah <30%. Mengacu pada SNI 6487.4:2011, hasil penelitian menunjukkan sebaran suhu permukaan laut dan konsentrasi ph di perairan Teluk Lampung memiliki kisaran nilai 26,05 C- 30,05 C dan 7,00 13,99. Setelah dilakukan intersect terhadap suhu permukaan laut dan ph sesuai kriteria dalam SNI, dihasilkan area seluas 85.334,41 ha yang dapat dijadikan sebagai lokasi budidaya kerapu bebek di perairan Teluk Lampung. UCAPAN TERIMAKASIH Penulis mengucapkan terimakasih kepada Direktorat Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia yang telah memberikan dukungan finansial melalui Beasiswa Bidik Misi tahun 2012-2016 dan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) yang telah memberikan dukungan berupa bantuan data in situ. DAFTAR PUSTAKA [1] Anita, Dewi. 2015. Produksi Rumput Laut Lampung Capai 3.173 Ton. http.//lampung.tribunnews.com. Diakses pada 20 Desember 2015. [2] Titiek Aslianti, Bedjo Slamet, Gegar Sapta Prasetya. 2003. Aplikasi Budidaya Kerapu bebek (Cromileptes Altivelis) Di Teluk Ekas Kabupaten Lombok Timur, no. Balai Besar Riset Kelautan dan Perikanan, Jakarta: 1 6. [3] Jaelani L.M., dkk. 2015. Pemetaan Distribusi Spasial Konsentrasi Klorofil-A Dengan Landsat-8 Di Danau Matano dan Danau Towuti, Sulawesi Selatan. Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan Masyarakat Ahli Penginderaan Jauh Indonesia (MAPIN) XX. Bogor. [4] Risanti F.D.O. 2006. Tingkat Pencemaran Teluk Lampung Berdasarkan Kandungan Logam Berat Hg Dan Pb Terlarut Dalam Badan Air Dan Sedimen.pdf. Bogor: Institut Pertanian Bogor [5] Putra, S.A. Mandala. 2015. Analisis Kesesuaian Perairan Teluk Pidada Sebagai Lokasi Budidaya Ikan Kerapu bebek (Cromileptes Altivelis) Dengan Sistem Keramba Jaring Apung. Bandar Lampung: Universitas Lampung [6] Standar Nasional Indonesia. 2011. Produksi Pembesaran Ikan Kerapu bebek (Cromileptes Altivelis, Valenciences) di Keramba Jaring Apung. BSN. SNI 6487.4: 2011. [7] Supriyadi, Edi. 2015. Potensi Budidaya Perikanan Laut Lampung Sangat Besar. http.//lampung.antaranews.com. Diakses pada 20 Desember 2015. [8] Syariz, M A, L M Jaelani, L Subehi, A Pamungkas, E S Koenhardono, and Sulisetyono. 2015. Retrieval Of Sea Surface Temperature Over Poteran Island Water Of Indonesia With Landsat 8 TIRS Image: A Preliminary Algorithm. The International Archives of the Photogrammetry, Remote Sensing and Spatial Information Sciences XL- 2/W4 (October). doi:10.5194/isprsarchives-xl-2-w4-87-2015.

A406