APLIKASI PENDIAGNOSIS KERUSAKAN SEL PADA ORGAN HATI MELALUI CITRA IRIS MATA MENGGUNAKAN PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN

dokumen-dokumen yang mirip
APLIKASI PENDIAGNOSIS KERUSAKAN SEL PADA ORGAN HATI MELALUI CITRA IRIS MATA MENGGUNAKAN PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN

APLIKASI PENDIAGNOSIS GANGGUAN GINJAL MELALUI CITRA IRIS MATA MENGGUNAKAN METODE SEGMENTASI BERDASAR DETEKSI TEPI

APLIKASI PENDIAGNOSIS GANGGUAN GINJAL MELALUI CITRA IRIS MATA MENGGUNAKAN METODE SEGMENTASI BERDASAR DETEKSI TEPI

Tugas Teknik Penulisan Karya Ilmiah. M.FAIZ WAFI Sistem Komputer Fakultas Ilmu Komputer Universitas Sriwijaya

PENGATURAN KECERAHAN DAN KONTRAS CITRA SECARA AUTOMATIS DENGAN TEKNIK PEMODELAN HISTOGRAM

KLASIFIKASI PENYAKIT DIABETES MELITUS BERDASAR CITRA RETINA MENGGUNAKAN PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN

SISTEM PENGENALAN BUAH MENGGUNAKAN METODE DISCRETE COSINE TRANSFORM dan EUCLIDEAN DISTANCE

PENGEMBANGAN SISTEM PENDETEKSI KELAINAN HATI MENGGUNAKAN IRIDOLOGI DENGAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN PERAMBATAN BALIK

HALAMAN SAMPUL SKRIPSI PENGENALAN POLA TELAPAK TANGAN DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA BACK PROPAGATION NEURAL NETWORK

Chairunnisa Adhisti Prasetiorini *), R. Rizal Isnanto, dan Achmad Hidayatno. Abstrak. Abstract

PEMANFAATAAN BIOMETRIKA WAJAH PADA SISTEM PRESENSI MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

ENKRIPSI DATA HASIL ANALISIS KOMPONEN UTAMA (PCA) ATAS CITRA IRIS MATA MENGGUNAKAN ALGORITMA MD5

Perancangan Aplikasi pengolahan citra mata menjadi citra iris mata menggunakan teknik pengolahan citra

IDENTIFIKASI TANDA-TANGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN PERAMBATAN-BALIK (BACKPROPAGATION)

KONVERSI FORMAT CITRA RGB KE FORMAT GRAYSCALE MENGGUNAKAN VISUAL BASIC

KLASIFIKASI PENYAKIT DIABETES MELITUS BERDASAR CITRA RETINA MENGGUNAKAN PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN

BAB I PENDAHULUAN. satu bagian sistem biometrika adalah face recognition (pengenalan wajah). Sistem

BAB II LANDASAN TEORI. Pengolahan Citra adalah pemrosesan citra, khususnya dengan menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Tujuan tugas akhir ini akan membangun suatu model sistem yang

PENGENALAN DAN PEWARNAAN PADA CITRA GRAY-SCALE ABSTRAK

SISTEM PENGENALAN PENGUCAPAN HURUF VOKAL DENGAN METODA PENGUKURAN SUDUT BIBIR PADA CITRA 2 DIMENSI ABSTRAK

PENGENALAN IRIS MATA MENGGUNAKAN METODE PENCIRIAN INDEPENDENT COMPONENTS ANALYSIS (ICA) DAN JARAK MINKOWSKI

IDENTIFIKASI TANDA TANGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA DOUBLE BACKPROPAGATION ABSTRAK

DETEKSI TEPI MENGGUNAKAN OPERATOR ISOTROPIK DENGAN PENGOLAHAN AWAL MENGGUNAKAN PENGATURAN INTENSITAS

I. PENDAHULUAN. Contoh untuk proses segmentasi citra yang digunakan adalah klasterisasi (clustering).

Pengenalan Bahasa Isyarat Tangan Menggunakan Metode PCA dan Haar-Like Feature

ANALISA DETEKSI KELOMPOK USIA DAN GENDER BERDASARKAN KONTUR WAJAH DENGAN PENGOLAHAN CITRA DIGITAL

Deteksi Kanker Paru-Paru Dari Citra Foto Rontgen Menggunakan Jaringan Saraf Tiruan Backpropagation

IDENTIFIKASI PENURUNAN KONDISI FUNGSI ORGAN GINJAL MELALUI IRIS MATA MENGGUNAKAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN LEARNING VECTOR QUANTIZATION

APLIKASI PENGHITUNG JUMLAH WAJAH DALAM SEBUAH CITRA DIGITAL BERDASARKAN SEGMENTASI WARNA KULIT

IDENTIFIKASI SESEORANG BERDASARKAN CITRA TELINGA DENGAN MENGGUNAKAN METODE TRANSFORMASI HOUGH ABSTRAK

PRAPROSES CITRA MENGGUNAKAN KOMPRESI CITRA, PERBAIKAN KONTRAS, DAN KUANTISASI PIKSEL

SEGMENTASI HURUF TULISAN TANGAN BERSAMBUNG DENGAN VALIDASI JARINGAN SYARAF TIRUAN. Evelyn Evangelista ( )

PENGENALAN CITRA RETINA MENGGUNAKAN METODE NON OVERLAPPING BLOCK DAN JARAK EUCLIDEAN

LAPORAN SKRIPSI DETEKSI KANKER OTAK PADA DATA MRI MELALUI JARINGAN SYARAF TIRUAN DENGAN EKSTRAKSI FITUR DISCRETE WAVELET TRANSFORM

Pertemuan 2 Representasi Citra

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menggunakan PCA, kemudian penelitian yang menggunakan algoritma Fuzzy C-

PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN METODE PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS (PCA) UNTUK APLIKASI SISTEM KEAMANAN RUMAH

Program Aplikasi Komputer Pengenalan Angka Dengan Pose Jari Tangan Sebagai Media Pembelajaran Interaktif Anak Usia Dini

EKSTRAKSI CIRI CITRA TELAPAK TANGAN DENGAN ALIHRAGAM GELOMBANG SINGKAT HAAR MENGGUNAKAN PENGENALAN JARAK EUCLIDEAN

PERANCANGAN PROGRAM PENGENALAN BENTUK MOBIL DENGAN METODE BACKPROPAGATION DAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK SKRIPSI

IMPLEMENTASI PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN ALGORITMA PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS(PCA) DAN IMPROVED BACKPROPAGATION

PENGENALAN HURUF HASIL DARI TULISAN TANGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA FORWARD-ONLY COUNTER PROPAGATION

SISTEM IDENTIFIKASI TELAPAK TANGAN MENGGUNAKAN EKSTRAKSI CIRI BERBASIS DIMENSI FRAKTAL

1. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang

IDENTIFIKASI PENURUNAN KONDISI FUNGSI ORGAN GINJAL MELALUI IRIS MATA MENGGUNAKAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN LEARNING VECTOR QUANTIZATION

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem Pakar (Expert System), Jaringan Saraf Tiruan (Artificial Neural Network), Visi

PENGENALAN HURUF TULISAN TANGAN BERBASIS CIRI SKELETON DAN STATISTIK MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN. Disusun oleh : Mario Herryn Tambunan ( )

IDENTIFIKASI NOMOR POLISI KENDARAAN BERMOTOR MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN SELF ORGANIZING MAPS (SOMS)

PENGOLAHAN CITRA RADIOGRAF PERIAPIKAL PADA DETEKSI PENYAKIT PULPITIS MENGGUNAKAN METODE ADAPTIVE REGION GROWING APPROACH

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

EKSTRAKSI CIRI CITRA TELAPAK TANGAN DENGAN ALIHRAGAM GELOMBANG SINGKAT HAAR MENGGUNAKAN PENGENALAN JARAK EUCLIDEAN PADA SISTEM PRESENSI

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN 38 V.1. Kesimpulan 38 V.2. Saran 38 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

BAB II LANDASAN TEORI

VERIFIKASI SESEORANG BERDASARKAN CITRA PEMBULUH DARAH MENGGUNAKAN EKSTRAKSI FILTER GABOR ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

PENGENALAN IRIS MATA MENGGUNAKAN METODE ANALISIS KOMPONEN UTAMA (PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS - PCA) DAN JARINGAN SARAF TIRUAN PERAMBATAN BALIK

SISTEM PENGENALAN IRIS MATA MENGGUNAKAN METODE PHASE ONLY CORRELATION

Model Sistem Akses Tempat Parkir Berdasarkan Pengenalan Plat Nomor Kendaraan. Andry Jonathan ( )

PENGARUH UJI TUKEY TERHADAP VERIFIKASI TANDA TANGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN

APLIKASI PENGENALAN KARAKTER HURUF HIJAIYAH UNTUK PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) SKRIPSI

PENENTUAN LOKASI PARKIR KOSONG MENGGUNAKAN ALGORITMA PROBABILISTIC NEURAL NETWORK (PNN) SKRIPSI JOKO KURNIANTO

DAFTAR ISI. BAB 3 PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK 3.1 Diagram Alir Utama Kamera Web iii

... BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Citra

Analisa Hasil Perbandingan Metode Low-Pass Filter Dengan Median Filter Untuk Optimalisasi Kualitas Citra Digital

Sesi 3 Operasi Pixel dan Histogram. : M. Miftakul Amin, S. Kom., M. Eng.

PERANCANGAN SISTEM PENGENAL GARIS UTAMA TELAPAK TANGAN PADA SISTEM PRESENSI MENGGUNAKAN METODE PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS (PCA) DAN JARAK EUCLIDEAN

SISTEM PENGENALAN BERDASARKAN CIRI GARIS TELAPAK TANGAN MENGGUNAKAN METODE JARINGAN SARAF TIRUAN PERAMBATAN BALIK

PERANGKAT LUNAK PERBAIKAN KUALITAS CITRA DIGITAL MODEL RGB DAN IHS DENGAN OPERASI PENINGKATAN KONTRAS

IMPLEMENTASI METODE SPEED UP FEATURES DALAM MENDETEKSI WAJAH

APLIKASI WAVELET COIFLET MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN PERAMBATAN BALIK UNTUK PENGENALAN SIDIK JARI

BAB 2 KONSEP DASAR PENGENAL OBJEK

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB 3 METODOLOGI. untuk mengurangi adanya false positive dan false negative. False positive dalam hal ini

LAPORAN SKRIPSI DETEKSI IRIS MATA UNTUK MENENTUKAN KELEBIHAN KOLESTEROL MENGGUNAKAN EKSTRAKSI CIRI MOMENT INVARIANT DENGAN K-MEANS CLUSTERING

KLASIFIKASI KUALITAS BUAH STROBERI SEGAR BERDASARKAN PENGUKURAN ATRIBUT KECACATAN MENGGUNAKAN PENGOLAHAN CITRA

SISTEM PENGENALAN WAJAH BERBASIS METODA FISHERFACE TUGAS AKHIR. Febrian Ardiyanto NIM :

BAB I PENDAHULUAN. teknologi pengolahan citra (image processing) telah banyak dipakai di berbagai

BAB 3 IMPLEMENTASI SISTEM

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ABSTRAK. Kata kunci : CBIR, GLCM, Histogram, Kuantisasi, Euclidean distance, Normalisasi. v Universitas Kristen Maranatha

SISTEM IDENTIFIKASI TELAPAK TANGAN MENGGUNAKAN EKSTRAKSI CIRI BERBASIS DIMENSI FRAKTAL

PENGENALAN BILANGAN ARAB MENGGUNAKAN TEMPLATE MATCHING

Penentuan Stadium Kanker Payudara dengan Metode Canny dan Global Feature Diameter

Pengenalan Pola Huruf Arab Tulis Tangan Menggunakan Jaringan Saraf Tiruan dengan Metode Perambatan Balik

IDENTIFIKASI BIOMETRIK FINGER KNUCKLE PRINT MENGGUNAKAN FITUR EKSTRAKSI PCA DAN GLCM

SISTEM PENGENALAN BERDASARKAN CIRI GARIS TELAPAK TANGAN MENGGUNAKAN METODE JARINGAN SARAF TIRUAN PERAMBATAN BALIK

BAB 1 PENDAHULUAN Latar belakang masalah

PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN METODE DIAGONAL PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS. Skripsi

Mahasiswa: Muhimmatul Khoiro Dosen Pembimbing: M. Arief Bustomi, S.Si, M.Si.

SISTEM PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN WEBCAM UNTUK ABSENSI DENGAN METODE TEMPLATE MATCHING

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengembangan Sistem Pengenalan Wajah 2D

Pengembangan Sistem Konversi Citra ke G-Code untuk Aplikasi Manufaktur

FERY ANDRIYANTO

Identifikasi Tandatangan Digital Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation

Identifikasi Jenis Buah Jeruk Menggunakan Metode Jaringan Syaraf Tiruan Berdasarkan Tekstur Kulit

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

SISTEM IDENTIFIKASI KODE TANGAN MENGGUNAKAN PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS DAN BACKPROPAGATION

PENGENALAN IRIS MATA MENGGUNAKAN METODE ANALISIS KOMPONEN UTAMA (PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS - PCA) DAN JARINGAN SARAF TIRUAN PERAMBATAN BALIK

Transkripsi:

APLIKASI PENDIAGNOSIS KERUSAKAN SEL PADA ORGAN HATI MELALUI CITRA IRIS MATA MENGGUNAKAN PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN Nur Rizky Rosna Putra 1), R. Rizal Isnanto 2), Achmad Hidayatno 3) Jurusan Teknik Elektro, Universitas Diponegoro Semarang Jl. Prof. Sudharto, SH, Kampus UNDIP Tembalang, Semarang 50275, Indonesia *) E-mail: rizky.rosnaputra@gmail.com ABSTRAK Iridologi sebagai ilmu pengetahuan didasarkan pada analisis susunan iris mata. Secara khusus iris memiliki kelebihan spesifik, yaitu dapat merekam semua kondisi organ, konstruksi tubuh, serta kondisi psikologis. Jejak rekaman yang berkaitan dengan tingkat-tingkat intensitas atau penyimpangan organ-organ tubuh yang disebabkan oleh penyakit terdata secara sistematis serta terpola pada iris mata dan sekitarnya. Hal ini dapat dijadikan pedoman praktis untuk melakukan diagnosis terhadap aneka penyakit. Oleh sebab itu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai diagnosis kondisi organ dengan melihat citra iris mata. Dalam Tugas Akhir ini, perangkat lunak mampu melakukan ekstraksi ciri menggunakan Principal Component Analysis (PCA) dan mengklasifikasikan menggunakan Jaringan Saraf Tiruan. Citra mata yang akan diolah terlebih dahulu dipisahkan dari citra mata untuk selanjutnya dilakukan perubahan ke citra aras keabuan dan peningkatan kualitas citra menggunakan adaptif histogram. Proses selanjutnya adalah mengubah citra iris kedalam bentuk rectangular dan pengambilan Region Of Interest pada citra mata yang berhubungan dengan organ hati, langkah terakhir adalah dengan mengekstraksi ciri dari ROI citra iris mata menggunakan Principal Component Analysis (PCA) dan menklasifikasikan menggunakan Jaringan Saraf Tiruan. Dari hasil pengujian, dapat disimpulkan bahwa sistem pengenalan iris mata ini menunjukkan hasil pengenalan yang baik. Dari 15 citra iris mata yang diuji, program ini dapat mefngenali 14 citra, sehingga pengenalannya 96,667%. Kata-Kunci : Iridologi, pengolahan citra digital, PCA ABSTRACT Iridology as a science is based on an analysis of the composition of the iris. In particular iris has specific advantages, which can record all the conditions of the organs, body construction, as well as psychological conditions. Trace records related to the intensity levels or deviations organs caused by disease recorded in a systematic and patterned on the iris of the eye and surrounding area. It can be used as a practical guideline for the diagnosis of the various diseases. Therefore, further research needs to be done about the condition of the organ diagnosis by looking at the image of the iris. In this final project, the software is able to perform feature extraction using Principal Component Analysis (PCA) and classification using Artificial Neural Networks. Eye image to be processed first separated from the image of the eye for further changes to the gray level image and the image quality improvement using adaptive histogram. The next process is to change the image of iris into rectangular form and making the Region Of Interest eye image associated with the liver, the final step is to extract the characteristics of iris image ROI using Principal Component Analysis (PCA) and customize the use of Artificial Neural Networks. From the test results, it can be concluded that the iris recognition system shows good recognition results. Of 15 tested iris image, the program can recognize the 14 images, so the introduction 96.667%. Key word : Iridology, digital image processing, PCA I. PENDAHULUAN Iridologi sebagai ilmu pengetahuan didasarkan pada analisis susunan iris mata. Secara khusus organ mata lebih tepatnya iris (lebih sering disebut selaput pelangi mata) memiliki kelebihan spesifik, yaitu dapat merekam semua kondisi organ, konstruksi tubuh, serta kondisi psikologis. Jejak rekaman 85

86 yang berkaitan dengan tingkat-tingkat intensitas atau penyimpangan organ-organ tubuh yang disebabkan oleh penyakit terdata secara sistematis serta terpola pada iris mata dan sekitarnya. Hal ini dapat dijadikan pedoman praktis untuk melakukan diagnosis terhadap aneka penyakit. Dalam Tugas Akhir ini, metode yang digunakan adalah metode Principal Component Analysis (PCA) dengan Jaringan Saraf Tiruan. Sebelumnya telah ada penelitian yang membahas tentang iridologi yaitu untuk mengidentifikasi kondisi organ pankreas (Ardianto Eskaprianda, 2011). Dari penelitian tersebut kemudian diteliti adanya organ lain yang dapat dijadikan penelitian yaitu organ hati, dan didapatkan suatu metode lain dalam proses klasifikasi yang digunakan untuk mendeteksi kerusakan sel pada organ hati, yaitu menggunakan metode Principal Component Analysis (PCA). Adapun tujuan yang hendak dicapai dari pembuatan Tugas Akhir ini adalah: 1. Membuat suatu aplikasi yang dapat dugunakan untuk mengetahui kondisi adanya kerusakan sel pada organ hati manusia melalui citra iris mata kedalam kelas normal dan abnormal. 2. Mampu menguji dan menganalisis kerja sistem dengan memperhitungkan tingkat akurasi dan ketelitian. Agar tidak menyimpang dari permasalahan, maka tugas akhir ini mempunyai batasan masalah sebagai berikut : 1. Objek yang digunakan untuk pengamatan adalah citra iris mata diam dari mata sebelah kanan. 2. Citra mata masukan adalah citra mata dalam aras RGB. Tanpa membahas proses pengambilan, pemotretan dan pengolahan citra sebelum digunakan. 3. Masalah difokuskan pada kondisi organ hati manusia sehingga pola pada iris mata yang dibahas hanya berpengaruh pada kondisi organ hati saja. 4. Bagan Iridologi (iridology chart) yang digunakan adalah peta mata yang dikembangkan oleh Bernard Jensen. 5. Penelitian tidak membahas ilmu iridologi dan penyakit hati secara mendalam. 6. Perangkat lunak yang akan digunakan dalam tugas akhir ini adalah Matlab 2011a. 7. Perangkat lunak yang dihasilkan adalah untuk mengidentifikasi citra masukan sebagai citra yang terdeteksi adanya kerusakan sel pada hati atau tidak. II. METODE 2.1 Iris Mata Iridologi merupakan sains menganalisa tanda-tanda seperti warna dan struktur iris untuk mendapatkan informasi penting mengenai keadaan kesehatan seseorang. Informasi apa saja akan berlaku di dalam tubuh manusia disampaikan ke otak melalui jutaan urat syaraf. Otak yang menerima laporan kesehatan itu selanjutnya akan menunjukkan keadaan sel dan organ tubuh di iris mata. hal ini dikarenakan iris mata bertindak sebagai skin visual bagi otak yang mempunyai hubungan dengan semua organ tubuh manusia. Seluruh informasi tersebut disampaikan ke otak melalui jutaan urat saraf. Seorang ahli iridologi dapat melihat tahap kesehatan sel-sel tisu urat darah, dan urat saraf. Bagaimana keadaan kualitas tisu di mata, maka demikian juga keadaan tisu di bagian lain di tubuh yang bersangkutan, seperti usus, pankreas, hati, dan lain-lain. Iridologi sebagai ilmu pengetahuan didasarkan pada analisis susunan pada iris mata. Dengan demikian sedemikian panjang laporan medis mengenai kondisi tubuh seseorang dapat diketahui dengan cepat hanya dengan mengintip mata. Gambar 1.1 diagram iridologi berdasarkan gambaran fisiologi tubuh manusia.

87 2.2 Konversi Citra RGB Menjadi Citra Aras keabuan Proses pengubahan citra RGB ke dalam citra aras keabuan dapat dilihat pada Gambar 2.1 dibawah ini: Citra RGB Gambar 2.1 Proses pengubahan citra RGB ke dalam citra aras keabuan Proses pertama adalah mengambil nilai R, G dan B dari suatu citra bertipe RGB. Pada tipe.bmp citra direpresentasikan dalam 24 bit, sehingga diperlukan proses untuk mengambil masing-masing 3 kelompok 8 bit dari 24 bit tadi [4]. Perhitungan yang digunakan untuk mengubah citra berwarna yang mempunyai nilai matriks masing-masing R, G, dan B menjadi citra aras keabuan pada MATLAB dirumuskan dengan menggunakan penjumlahan dari bobot masingmasing komponen R, G, dan B seperti pada persamaan dibawah ini. M = 0.2989 * R + 0.5870 * G + 0.1140 * B Dengan : M: citra aras keabuan hasil dari perhitungan nilai matrik dari masingmasing komponen Red, Green, dan Blue. R : nilai matrik dari komponen Red G : nilai matrik dari komponen Green B : nilai matrik dari komponen Blue 2.3 Peningkatan Kualitas Citra dengan Ekualisasi Histogram Adaptive Histogram Equalization (AHE) adalah teknik pengolahan citra komputer yang bertujuan untuk mendapatkan citra dengan nilai intensitas, yang mana titik tergelap dalam citra tersebut mencapai hitam pekat dan titik paling terang dalam citra mencapai warna putih cemerlang. Sehingga dapat meningkatkan kontras warna. Secara matematis, proses ekualisasi histogram dapat dilakukan dengan menggunakan Persamaan. k C i. 2 1 K round o M. N Dengan : C i : cacah kumulatif nilai skala keabuan ke-i dari citra asli round : operasi untuk pembulatan ke bilangan bulat terdekat K o : hasil ekualisasi histogram nilai skala keabuan ke-i citra asli k : jumlah bit skala keabuan citra M : tinggi citra N : lebar citra 2.4 Region Of Interest (ROI) Region of Interest (ROI) merupakan salah satu proses yang ada dalam tugas akhir ini. ROI memungkinkan dilakukannya pemotongan pada area tertentu dari citra digital sesuai kebutuhan, sehingga didapatkan hasil pemotongan yang lebih akurat. Fitur ini menjadi sangat penting, bila terdapat bagian tertentu dari citra digital yang dirasakan lebih penting dari bagian yang lainnya. Pada Tugas Akhir ini tidak semua bagian dari iris digunakan sebagai masukan data, tetapi hanya ada sebagian saja. Sehingga fitur ROI ini sangatlah dibutuhkan untuk menyelesaikan program ini. 2.5 Principal Component Analysis (PCA) Principal Component Analysis (PCA) merupakan salah satu hasil berharga dari aljabar linear terapan. PCA banyak digunakan di berbagai bentuk analisis dari neuroscience sampai komputasi karena metode ini sangat sederhana dalam mendapatkan informasi penting dari data-data yang rumit sehingga dinilai lebih efisien. PCA dapat memberikan solusi bagaimana menurunkan sekumpulan data yang rumit dan sangat kompleks menjadi dimensi yang jauh lebih rendah dan sederhana sehingga dapat mengungkapkan struktur tersembunyi di

88 dalam data kompleks tersebut. III. HASIL DAN ANALISA 3.1 Perancangan Perangkat Lunak 3.1.1 Pengambilan Citra Iris Mata Sebelum dapat digunakan untuk proses pengolahan citra lebih lanjut, bagian iris mata harus dipisahkan dari citra mata terlebih dahulu karena citra yang akan diolah adalah citra irisnya saja. Langkah pertama dalam lokalisasi iris mata adalah mencari titik tengah dan radius dari pupil dan iris. Untuk menentukan titik tengah dan radius dilakukan dengan cara manual menggunakan bantuan mouse pointer, yaitu dengan meng-klik pada bagian tengah pupil, tepi pupil, dan tepi iris. paling terang dalam citra mencapai warna putih cemerlang. Sehingga dapat meningkatkan kontras warna. 3.1.4 Perubahan Citra Iris ke Bentuk Polar yang Terpapar Untuk mengatasi masalah ini, citra pupil dan iris mata yang berbentuk lingkaran dengan diameter tertentu yang berubah ubah, diubah menjadi bentuk polar dengan ukuran 125x650 pixel. Selain itu, pengubahan ini bertujuan untuk memudahkan penentuan daerah ROI dan perhitungan. Proses pengubahan ini ditunjukkan pada Gambar dibawah ini. Gambar 3.2 Proses pengubahan ke bentuk polar Gambar 3.1 Contoh penentuan tiga buah titik untuk jari-jari mata, tepi luar pupil, dan tepi luar iris. 3.1.2 Pengubahan Citra Menjadi Citra Aras Keabauan Hasil dari pemotongan citra, diperoleh citra hasil lokalisasi iris yang masih berwarna. Untuk memudahkan mengolah citra tersebut diperlukan pengubahan citra warna tersebut menjadi citra aras keabuan. Karena citra aras keabuan memiliki bit yang lebih sedikit dibandingkan dengan citra warna. Citra aras keabuan memiliki bit dari 0-255 sehingga lebih mudah untuk diolah nantinya. 3.1.3 Peningkatan Kualitas Citra Adaptive Histogram Equalization (AHE) adalah teknik pengolahan citra komputer yang bertujuan untuk mendapatkan citra dengan nilai intensitas, yang mana titik tergelap dalam citra tersebut mencapai hitam pekat dan titik 3.1.5 Pengolahan Citra dengan PCA Pada Tugas Akhir ini, penulis menggunakan ekstraksi ciri dengan Principal Component Analysis (PCA). Ekstraksi ciri ini digunakan dengan tujuan untuk mengambil bagian yang menjadi ciri terpenting dari citra yang akan diolah. Dalam kasus ini citra yang akan digunakan adalah citra dari ROI iris mata organ hati yang terdapat luka terbuka atau luka tertutup seperti diterangkan dalam keilmuan iridologi. 3.1.6 Jaringan Saraf Tiruan Metode Perambatan Balik Pengertian perambatan balik merupakan sebuah metode sistematika pada jaringan saraf tiruan dengan menggunakan algoritma pembelajaran yang terawasi. Perambatan balik adalah pelatihan jenis terkontol dimana menggunakan pola penyesuaian bobot untuk mencapai nilai kesalahan yang minimum antara keluaran hasil pediksi dengan keluaran hasil yang nyata.

89 3.2 Tampilan Program Pengujian Berikut ini adalah tampilan GUI dari program identifikasi hati dengan menggunakan citra iris mata. Gambar 4.1 tampilan GUI program 3.3 Hasil Pengujian Untuk variasi jumlah komponen 25 memiliki tingkat keberhasilan sebesar 96,667%. Berikut adalah perbandingan 5 variasi komponen utama dapat dilihat pada Tabel 4.1 di bawah ini. Tabel 4.1 Hasil Perbandingan 5 Variasi Komponen Utama yang dipertahankan No Jumlah Komponen Utama Waktu (detik) MSE Tingkat Keberhasilan (%) 1 5 1 4,98-6 93,333 2 10 1 5,36-6 96,667 3 15 1 1,70-6 93,333 4 20 1 7.22-6 93,333 5 25 1 7,94-6 96,667 Dari Tabel 4.1 variasi yang memiliki tingkat keberhasilan tertinggi yaitu jumlah komponen utama 10 dan 25 dengan tingkat keberhasilan sebesar 96,667%. Selanjutnya untuk menentukan jumlah komponen utama yang digunakan ke variasi neuron adalah jumlah komponen utama sebesar 5. Tabel 4.2 adalah perbandingan 5 variasi jumlah neuron yang berbeda. Tabel 4.2 Hasil Perbandingan 5 Variasi Jumlah Neuron No Jumlah Neuron Waktu (detik) MSE Tingkat Keberhasilan (%) 1 10 1 8,14-6 93,333 2 20 1 7,95-6 96,667 3 30 1 8,71-6 96,667 4 40 3 9,66-6 96.667 5 50 1 7,84-6 96.667 Tabel 4.2 di atas terlihat 5 variasi jumlah neuron memiliki tingkat keberhasilan terbesar yaitu 96,667%. Waktu yang terlihat pada tabel 4.1 dan tabel 4.2 adalah waktu pada saat proses pelatihan. VI. PENUTUP 4.1 Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari tahapan perancangan hingga pengujian yang dilakukan pada sistem ini adalah sebagai berikut. 1. Berdasarkan hasil pengujian Pada 5 variasi jumlah komponen utama yang dipertahankan dengan menggunakan jaringan saraf tiruan pada jumlah neuron tersembunyi yang sama, yaitu sebesar 10 lapisan tersembunyi diketahui bahwa variasi jumlah komponen utama 10 dan 25 memiliki tingkat keberhasilan terbesar yaitu 96,667%. 2. Pada 5 variasi jumlah lapisan tersembunyi dengan menggunakan jumlah komponen utama yang dipertahankan sama, yaitu sebesar 5 komponen utama yang dipertahankan diketahui bahwa variasi jumlah neuron tersembunyi 20, 30, 40 dan 50 memiliki tingkat keberhasilan terbesar yaitu 96,667%. 3. Metode Principal Component Analysis yang digabungkan dengan Jaringan Saraf tiruan perambatan balik dapat digunakan untuk untuk pendiagnosis penyakit hati menggunakan citra iris mata. Karena memiliki presentase keberhasilan yang cukup besar.

90 4. Dari parameter komponen utama yang terkecil yaitu 5 parameter utama yang dipertahankan sudah dapat mengenali data uji dengan baik dan cukup akurat sebesar 93,333%. 4.2 Saran Penelitian lebih lanjut diharapkan dapat memperbaiki kekurangan yang ada dan diharapkan dapat mengembangan yang apa yang telah dilakukan pada penelitian ini. Untuk itu disarankan hal-hal berikut. 1. System pengolahan citra iris untuk mendiagnosis kondisi organ hati ini dapat dikembangkan sekaligus dengan perangkat keras dalam memproses citra iris secara waktu nyata, sehingga lebih berfungsi secara aplikatif dalam kehidupan sehari-hari. 2. Program ini dapat dikembangkan untuk mendeteksi organ lainnya selain hati, dan bisa di kembangkan untuk mendeteksi beberapa organ secara bersamaan, sehingga dapat membantu memprediksi seseorang tersebut rentan terhadap suatu penyakit dari berbagai macam organ. 3. Dapat dilakukan penelitian dengan menggunakan pencirian yang lain selain metode principal component analysis (PCA), seperti deteksi tepi, Grey Level Co-occurrence Matrices (GLCM) DAFTAR PUSTAKA [1] Arief, A.F. (2007). Perangkat Lunak Pengkonversi Tulisan Tangan Menjadi Teks Digital. Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh Nopember. [2] Bamukrah, J.F. (2010). Pengertian Pengolahan Citra (Image Processing). Universitas Gunadarma. [3] D hiru.2005. Mendeteksi Penyakit Mata Hanya Dengan Mengintip Mata. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta [4] Fatta, H.A. (2007). Konversi Format Citra RGB ke Format Grayscale Menggunakan Visual Basic. Yogyakarta: STMIK AMIKOM. [5] Jatta, M. (2007). Identifikasi Iris Mata Menggunakan Metode Analisis Komponen Utama dan Perhitungan Jarak Euclidean. Semarang: Universitas Diponegoro. [6] Munir, R. (2004). Pengolahan Citra Digital dengan Pendekatan Algoritmik. Bandung: Informatika. [7] Pribadi, Y.W. (2012). http://yuni-w-pfst09.web.unair.ac.id/ artikel_detail-44461- Sistem Cerdas-image processing wajah.html. (diakses tanggal 20 Juli 2012). [8] Sitorus, M.B.H. (2011). Experimental Study About Impact of Microscope Utilisation on Photoelasticity Methods to Improve Counting of Fringe Order on the Loading Zone. Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh Nopember. [9] Soemartini. (2008). Principal Component Analysis (PCA) Sebagai Salah Satu Metode Untuk Mengatasi Masalah Multikolinearitas. Universitas Padjajaran. [10] Suhendra, A. (2012). Catatan Kuliah Pengantar Pengolahan Citra. http://ml.scribd.com/doc/39311066/catatan- Kuliah-Pengantar-Pengolahan-Citra. (diakses tanggal 20 Juli 2012). BIODATA PENULIS Nur Rizky Rosna Putra (L2F607040) lahir di Semarang pada tanggal 16 Maret 1989. Menempuh pendidikan sekolah dasar di SD Negeri Siliwangi 01 kemudian melanjutkan di SMP Negeri 19 Semarang dan menempuh sekolah menengah di SMA Kesatrian 1 Semarang. Saat ini sedang menempuh pendidikan jenjang Strata 1 Jurusan Teknik Elektro Universitas Diponegoro konsentrasi Elektronika Telekomunikasi angkatan 2007.

91 Menyetujui dan Mengesahkan, Pembimbing I, Dr. R. Rizal Isnanto, S.T., M.M., M.T. NIP. 197007272000121001 Tanggal... Pembimbing II, Achmad Hidayatno, ST.,MT. NIP. 196912211995121001 Tanggal...