FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN BUCKET LATRINE PADA MASYARAKAT KELURAHAN BAGAN DELI KECAMATAN MEDAN BELAWAN TAHUN 2013

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

BAB 1 PENDAHULUAN. dihuni. Kualitas lingkungan dapat diidentifikasi dengan melihat aspek-spek

HUBUNGAN PENANGANAN SAMPAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS INGIN JAYA KABUPATEN ACEH BESAR

Kata Kunci: Pengetahuan, Sikap, Tindakan, Sanitasi Lingkungan

Saut Hasudungan Simatupang 1, Surya Dharma 2, Evi Naria 3. Departemen Kesehatan Lingkungan

Alif Nuril Zainiyah, Sri Mardoyo., Marlik

Determinan Kepemilikan Jamban Sehat di Desa Sukomulyo Martapura Palembang

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MASYARAKAT DI LINGKUNGAN VII KELURAHAN SEI SIKAMBING B MEDAN SUNGGAL

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Balita terhadap Tindakan Imunisasii Dasar Lengkap di Kelurahan Lambung Bukit Kota Padang Tahun 2014

ANALISIS DEMAND MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN RAWAT INAP DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEDAN DELI, PUSKESMAS BROMO DAN PUSKESMAS KEDAI DURIAN TAHUN 2013

ROY ANTONIUS TARIGAN NIM.

Anggoro, et al, Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Pemanfaatan Jamban Di Kawasan...

Tino Adi Prasetyawan 1, Mas Imam Ali Affandi 2, Heni Maryati 3 ABSTRAK

Lampiran 1. Kata Kunci : Evaluasi, Program, STBM, Kepemilikan Jamban, Pemanfaatan jamban.

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPEMILIKAN SERTIFIKAT LAIK SEHAT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURNAMA KECAMATAN PONTIANAK SELATAN

1,2,3 Dosen Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Denpasar

Pengaruh Perilaku Keluarga terhadap Penggunaan Jamban

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERSEDIANYA JAMBAN KELUARGA SEHAT DI DESA TOMPASO DUA KECAMATAN TOMPASO BARAT KABUPATEN MINAHASA

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organization) dalam Buletin. penyebab utama kematian pada balita adalah diare (post neonatal) 14%,

Keywords: Attitude of mother, diarrhea, participation mother in posyandu

The Incidence Of Malaria Disease In Society At Health Center Work Area Kema Sub-District, Minahasa Utara Regency 2013

HUBUNGAN FAKTOR SOSIODEMOGRAFI DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GIRIWOYO 1 WONOGIRI

Ika Setyaningrum *), Suharyo**), Kriswiharsi Kun Saptorini**) **) Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan derajat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2011

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendorong peran dan membangun komitmen yang menjadi bagian integral

PENGARUH PREDISPOSING FACTOR, ENABLING FACTOR

GAMBARAN SANITASI DASAR PADA MASYARAKAT NELAYAN DI KELURAHAN POHE KECAMATAN HULONTHALANGI KOTA GORONTALO TAHUN 2012

Abstract. Keywords: Knowledge, Attitudes, Usage Latrines, Diarrhea

Riki Nur Pratama. Universitas Diponegoro. Universitas Diponegoro

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

PENDAHULUAN. waktu terjadi pasang. Daerah genangan pasang biasanya terdapat di daerah dataran

ANALISIS HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN KONTRUKSI SUMUR GALI TERHADAP KUALITAS SUMUR GALI

Eskalila Suryati 1 ; Asfriyati 2 ; Maya Fitria 2 ABSTRACT

PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea

Oleh : VIVI MAYA SARI No. BP

KONDISI SANITASI LINGKUNGAN DI KENAGARIAN BIDAR ALAM KECAMATAN SANGIR JUJUAN KABUPATEN SOLOK SELATAN JURNAL

FAKTOR RISIKO DENGAN PERILAKU KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH

HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE DIDUGA AKIBAT INFEKSI DI DESA GONDOSULI KECAMATAN BULU KABUPATEN TEMANGGUNG

GAMBARAN SANITASI JAMBAN DI SEKOLAH DASAR NEGERI DI WILAYAH KECAMATAN KIKIM TIMUR TAHUN 2016

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

BAB I PENDAHULUAN. yang hidup dalam lingkungan yang sehat. Lingkungan yang diharapkan adalah yang

RELATIONSHIP BETWEEN EDUCATION AND KNOWLEDGE WITH KADARZI BEHAVIOR IN RURAL AREAS REPRESENTED BY KEMBARAN I DISTRICT

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sasaran program dari Dinas Kesehatan adalah berhubungan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANK SAMPAH DI KELURAHAN BINJAI KECAMATAN MEDAN DENAI KOTA MEDAN TAHUN 2013

PENDAHULUAN. Ridha Hidayat

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) SEKOLAH PADA SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI 112 MANADO

BAB I PENDAHULUAN. yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia, sebagaimana

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4,48 Ha yang meliputi 3 Kelurahan masing masing adalah Kelurahan Dembe I, Kecamatan Tilango Kab.

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI PADA PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI DESA KARANGJATI KABUPATEN SEMARANG

: RIO BATARADA HASIBUAN NIM.

Kata Kunci : Tingkat Pendidikan, Pendapatan, Persepsi, Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

BAB I PENDAHULUAN. setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal, serta dapat. menolong dirinya sendiri dalam bidang kesehatan.

HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN PERUMAHAN DENGAN KEJADIAN DIARE DI DESA SIALANG BUAH KECAMATAN TELUK MENGKUDU KABUPATEN SERDANG BEDAGAI TAHUN 2012

PERILAKU MASYARAKAT TENTANG RUMAH SEHAT DI DUSUN NGUMPAK DESA JABON KECAMATAN MOJOANYAR KABUPATEN MOJOKERTO

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP MASYARAKAT TENTANG SKISTOSOMIASIS DI KECAMATAN LINDU KABUPATEN SIGI SULAWESI TENGAH TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan kesehatan merupakan upaya yang dilaksanakan oleh semua

ABSTRAK PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP, PERILAKU IBU TERHADAP TINGGINY A ANGKA KEJADIAN DIARE PADA BALIT A DI PUSKESMAS SALAM KODY A BANDUNG TAHUN 2002

BAB I PENDAHULUAN. diperhatikan oleh Pemerintah. Kesehatan juga merupakan salah satu indikator penting

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPEMILIKAN JAMBAN KELUARGA DI DESA SIPANGE JULU KECAMATAN SAYUR MATINGGI KABUPATEN TAPANULI SELATAN TAHUN 2013

Puskesmas Bilalang Kota Kotamobagu

Keywords:. Knowledge, Attitude, Action in the Utilization of PHC.

SIKAP IBU HAMIL DENGAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE PERTAMA (K1) COMPLIANCE WITH THE ATTITUDE OF PREGNANT WOMEN PRENATAL CARE FIRST VISIT

GAMBARAN KARAKTERISTIK SUMUR WARGA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDUNGMUNDU KOTA SEMARANG

Kata Kunci: pengetahuan, pendapatan, minyak jelantah

Kuesioner Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan deklarasi Johannesburg yang dituangkan dalam Milleniun

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DI POSYANDU NUSA INDAH DESA JENAR KECAMATAN JENAR KABUPATEN SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. secara adil serta merata (Depkes RI, 2009). Masalah penyehatan lingkungan

ANALISIS DISTRIBUSI PENYAKIT DIARE DAN FAKTOR RESIKO TAHUN 2011 DENGAN PEMETAAN WILAYAH DI PUSKESMAS KAGOK SEMARANG

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN MOTIVASI IBU DALAM MENINGKATKAN STATUS GIZI PADA BALITA DENGAN STATUS GIZI KURANG DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BARENG

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT RUMAH TANGGA DENGAN KEJADIAN DIARE DI DESA RANOWANGKO KECAMATAN TOMBARIRI KABUPATEN MINAHASA TAHUN

Kata Kunci : Pelatihan, Motivasi, Dukungan Keluarga dan Masyarakat, Keaktifan Kader Posyandu

BAB I PENDAHULUAN. Target Millenium Development Goals (MDGs) ke-7 adalah setiap negara

HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE DI KECAMATAN SEMARANG UTARA KOTA SEMARANG.

GAMBARAN KONDISI FISIK SUMUR GALI DAN KUALITAS BAKTERIOLOGIS AIR SUMUR GALI

ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU MASYARAKAT DENGAN KEBERADAAN RUMAH SEHAT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKAWARNA BANDUNG

Jurnal Ilmu Kesehatan (JIK) Oktober 2017 E-ISSN : X Volume 1 Nomor 1 P-ISSN :

BAB 1 PENDAHULUAN. masa depan yang penduduknya hidup dalam lingkungan dan perilaku sehat, mampu

HUBUNGAN SANITASI DASAR RUMAH DAN PERILAKU IBU RUMAH TANGGA DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI DESA BENA NUSA TENGGARA TIMUR

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP PERILAKU CUCI TANGAN PAKAI SABUN PADA MASYARAKAT DI DESA SENURO TIMUR

Kata kunci: pengetahuan, sikap, tindakan pengelolaan sampah rumah tangga, ibu rumah tangga

KONDISI LINGKUNGAN, PERILAKU HIDUP SEHAT, DAN STATUS KESEHATAN KELUARGA WANITA PEMETIK TEH DI PTPN VIII PENGALENGAN, BANDUNG, JAWA BARAT

Pendahuluan. Sa'diyah., et al, Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Diare...

PERILAKU IBU DALAM MENGASUH BALITA DENGAN KEJADIAN DIARE

Surahma Asti Mulasari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata Kunci: Pengetahuan, Sikap, Tindakan Perilaku Buang Air Besar Sembarangan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari

Oleh : Suharno ABSTRAK

PENDIDIKAN KESEHATAN

Gambaran Sanitasi Lingkungan Wilayah Pesisir Danau Limboto di Desa Tabumela Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo Tahun 2013

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI USIA 9-11 BULAN DI DESA SUMBEREJO KECAMATAN MRANGGEN DEMAK

BAB I PENDAHULUAN. bersih, cakupan pemenuhan air bersih bagi masyarakat baik di desa maupun

BAB I PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat yang optimal sangat ditentukan oleh tingkat

Volume 3 / Nomor 1 / April 2016 ISSN :

Transkripsi:

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN BUCKET LATRINE PADA MASYARAKAT KELURAHAN BAGAN DELI KECAMATAN MEDAN BELAWAN TAHUN 2013 Fadhil 1, Taufik Ashar 2, Surya Dharma 2 1 Program Sarjana Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara, Departemen Kesehatan Lingkungan 2 Departemen Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara, Medan, 20155, Indonesia Email :Fadhil.pb92@yahoo.com Abstract Factors Related To The Use Of The Village Bagan Deli District Medan Belawan Year 2013. One of the health effort the society is preparing the facilities basic sanitation. Latrine healthy is an important part in preventing transmission of infection diseases originating from feces. For it, important to reck the factors associated with the use of latrines.this study aims to determine the factors associated with the utilization of latrine bucket at the Village Deli Sub Chart Medan Belawan in 2013.This type of research is a cross sectional analytic design. The population in this study were 393 families who have a latrine bucket with a sample of 100 respondents is by systematic sampling methods. Statistical test used was exact fisher test with confidence level p <0.05. This study aimed to determine the factors associated with the utilization of the bucket latrine in the Village Deli Sub Terrain Chart Belawan. The research method used is analytic cross sectional design. The sample was a family who has a latrine bucket of 100 respondents, results showed that the variables that have a relationship with the utilization of the bucket latrine is knowledge (P = 0.001), attitude (P = 0.012), education (P = 0.001), the condition of latrines (P = 0.001), water supply (P = 0.020) health (P = 0.001), and the role of community leaders (P = 0.001). Statistical analysis using exact fisher test. Conclusions of this study are all factors that have a relationship with the utilization of latrine bucket at the Village Deli Sub Chart Medan Belawan, namely knowledge, attitudes, education, latrine conditions, the role of health workers and the role of community leaders. It is therefore recommended need increased knowledge, improvement bucket latrine conditions, availability of clean water, as well as an increase in the role of health workers and community leaders in order to increase the utilization of latrine bucket. Keywords : Knowledge, Attitude, Conditions, Availability of Clean Water, Action of Paramedic, Action of Society, Waste. Pendahuluan Pembangunan nasional pada hakikatnya adalah pembangunan masyarakat Indonesia seutuhnya. Perumahan dan permukiman yang layak, sehat, aman, serasi, dan teratur merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia dan merupakan faktor penting dalam peningkatan mutu kehidupan serta kesejahteraan rakyat (UU Perkim RI, 1992). Di Indonesia lebih dari 60% permukiman di perkotaan memiliki sumur dan septic tank yang jaraknya tidak lebih dari 10 meter. Di suatu kawasan permukiman padat penduduk letak septic tank berhimpitan dengan sumur yang digunakan oleh masyarakat. Kondisi seperti ini akan memperburuk kualitas air tanah yang dikonsumsi oleh masyarakat akibat pencemaran tinja yanga akan menimbulkan beberapa penyakit 1

diantaranya Tipus, Kolera, Hepatitis A, Polio, serta Diare (Bapenas, 2006). Kecamatan Medan Belawan, Kelurahan Belawan Bagan Deli, adalah salah satu daerah pemukiman penduduk yang padat dan kumuh yang berlokasi di pinggir laut yang langsung berbatasan dengan Selat Malaka, sebuah kota pelabuhan tempat bertemunya DAS Deli dan DAS Belawan.Kelurahan ini terdiri dari 15 lingkungan dan memiliki jumlah penduduk 26.582 jiwa dengan 5.065 Kepala Keluarga (KK). Melihat jumlah penduduk yang besar yang memadati luas area± 6,4 km 2. Dapat dibayangkan karena rapat dan padatnya jumlah penduduk, wilayah ini menjadi daerah kumuh (slum area). Selain itu, keterbatasan akan fasilitas umum dan fasilitas pribadi untuk memenuhi keperluan kesehatan dan sanitasi juga menjadi masalah pada Kelurahan Belawan I ini. Penduduk umumnya membuang limbah rumah tangga dan limbah pembuangan tinjanya langsung ke laut. Masyarakat dalam hal ini tidak memiliki saluran pembuangan air limbah tinja (septic tank)yang memenuhi syarat kesehatan yang memungkinkan menjadi sumber penularan penyakit (Riskesdas, 2010). Luas pemukiman padat dan kumuh di Medan tahun 2009 mencapai 15-20% ( 403.30Ha) dengan tingkat pertumbuhan mencapai 1,5% pertahun dari total keseluruhan luas daerah tersebut. Salah satunya adalah daerah Medan Belawan yakni 61.35 Ha (Perkim Kota Medan, 2009). Salah satu upaya dalam memperbaiki kualitas kesehatan lingkungan pemukiman kumuh dan pemenuhan kebutuhan air bersih adalah dengan cara membangun fasilitas sanitasi dasar yang meliputi sarana air bersih dan jamban keluarga yang bersifat komunal/umum. Pemerintah melalui Departemen Pekerjaan Umum sejak tahun 2005, melalui Neighborhood Upgrading and Shelter Sector Project (NUSSP) telah meningkatkan kualitas permukiman padat dan kumuh melalui pembangunan infrastruktur lingkungan seperti MCK (Mandi, Cuci, Kakus), drainase, dll melalui pemberdayaan masyarakat (Departemen PU, 2005). Masalah air bersih telah diatur dalam Undang-Undang Republik Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air, namun kenyataannya sumber daya air masih belum mendapatkan proteksi yang cukup. Kondisi dimana semakin langkanya air bersih, tanpa disadari membuat masyarakat harus membayar biaya yang tinggi untuk mendapatkan air bersih. Hal juga terdapat dalam MDGs (Millenium Development Goals) 2015, yaitu meningkatnya akses air bersih bagi 80% masyarakat perkotaan dan 69% masyarakat perdesaan.selain penyediaan air bersih, pemukiman padat dan kumuh juga memerlukan penyediaan jamban keluarga yang sehat. Hal ini diperlukan karena suatu pemukiman padat tidak memiliki cukup lahan bila setiap rumah harus memiliki septic tank pribadi. Sehingga banyak pembangunan septic tank yang tidak memenuhi syarat kesehatan atau bahkan sama sekali tidak memiliki septic tank, dan dapat menjadi salah satu penyebab terjadinya penyakit akibat tinja (MDG S, 2009). Kecamatan Medan Belawan merupakan daerah dengan angka kejadian diare yang tinggi dan rata-rata diderita oleh balita, dimana pada setiap bulannya terjadi perubahan kejadian diare yakni pada januari 2011 sampai mei 2012 adalah yang terendah 120 dan 179 tertinggi. Kejadian diare ini juga dipengaruhi oleh kondisi lingkungan yang buruk akibat pencemaran air bersih oleh tinja yang dibuang sembarangan (Profil Puskesmas Belawan, 2012). 2

Salah satu solusi menghadapi hal tersebut, Pemerintah Kota Medan bekerja sama dengan Jaminan Kesehatan dan Kesejahteraaan Masyarakat (JKM) mengadakan pemberian bantuan gratis kepada warga di pemukiman kumuh (Slum Area) yaitu pemberian 393 unit jamban model baru yaitu di Kecamatan Medan Belawan khususnya di daerah Kelurahan Bagan Deli yang bertujuan untuk mengurangi pencemaran sumber air bersih dan untuk menurunkan angka kejadian diare pada masyarakat Belawan (JKM, 2011). merupakan jamban model baru yang lebih dikenal oleh warga Belawan dengan sebutan WC Fiber, dikarenakan bahan dasar dari jamban tersebut yaitu fiber yang kedap air. Jamban ini memiliki septic tank pada bagian bawah dan menggunakan jamban model leher angsa pada bagian atas. Pada bagian tengah jamban ada saluran untuk pemisah antara bahan terendap dan terapung, dimana bahan terapung langsung dibuang dan bahan terendap turun ke septic tank yang nantinya akan terurai. Sisa bahan terendap akan disedot secara berkala sekali dalam 6 bulan (JKM, 2011). Pemberian jamban model baru ini sudah berjalan hingga hampir 1 tahun, namun hasil penelusuran di lapangan, masyarakat yang mendapatkan jamban tersebut khususnya Kelurahan Bagan Deli yakni sebanyak 393 unit, sudah hampir 70%tidak menggungakan jamban tersebut dikarenakan berbagai macam faktor. Hingga saat ini tingkat pasrtisipasi masyarakat dalam menggunakan jamban ini semakin menurun, berdasarkan hal tersebut penulis ingin mengetahui faktorfaktor yang berhubungan dengan masyarakat dalam penggunaan bucket latrine pada masyarakat Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan Tahun 2012. Perumusan Masalah Dengan demikian permasalahan dalam penelitian ini adalah rendahnya penggunaan bucket latrine pada masyarakat Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan Tahun 2013. Tujuan Penelitian Untuk melihat faktor-faktor yang berhubungan dalam pengguanaan bucket latrine pada Kecamatan Medan Belawan Tahun 2013. Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian analitik dengan desain penelitian cross sectional, yang bertujuan untuk menjelaskan faktor karakteristik masyarakat (pendidikan, pekerjaan, tingkat pengetahuan, dan sikap), kondisi jamban, ketersediaan air bersih, kondisi air pasang dan faktor penguat (sosialisasi dari petugas kesehatan dan tokoh masyarakat) dengan pemanfaatan bucket latrine di Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan 2013. Hasil dan Pembahasan Penelitian dilakukan pada 100 responden yang bertujuan untuk melihat ada tidaknya hubungan antara faktor pemudah (pendidikan, pengetahuan, sikap), faktor pemungkin (kondisi jamban, ketersediaan air bersih,) dan faktor penguat (peran petugas kesehatan dan tokoh masyarakat) dengan tindakan pemanfaatan bucket latrine. Uji yang digunakan adalah chi square, namun angka yang dihasilkan tidak memenuhi syarat, maka digunakan nilai exact fisher dengan tingkat kepercayaan 95% (p< 0,05). 3

Tabel 4.1. Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Dengan Pemanfaatan di Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan Tahun 2013 Pendidikan Tidak Sekolah, SD, SMP SMA, Kuliah Pemanfaatan Baik Buruk Total n % n % n % 5 5 71 71 76 76 15 15 9 9 24 24 p 0.001 Berdasarkan Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa dari 100 responden, responden yang tidak sekolah, SD, SMP dengan Pemanfaatan buruk adalah yang dominan yakni 71 orang (71,0), sedangkan SMA, Kuliah dengan pemanfaatan baik hanya 15 orang (15,0%). Berdasarkan analisa statistik yang diperoleh dari hasil uji exact fisher dengan α <0.05 menunjukkan ada hubungan antara pendidikan terhadap tindakan pemanfaatan bucket latrine yakni p= 0.001. Tabel 4.2. Hubungan Antara Pengetahuan Responden Dengan Pemanfaatan BucketLatrine. Penge tahua n Pemanfaatan Bucket Total Latrine n % n % n % P 0,006 Baik 21 21 10 10 31 31 Buruk 6 6 63 63 69 69 Berdasarkan Tabel 4.2 dapat diketahui adalah responden yang mempunyai pengetahuan buruk dan pemanfaatan buruk ada 63 orang (63,0%), dan yang pengetahuan baik mempunyai tindakan baik hanya 10 orang (10,0%). Berdasarkan analisa statistik yang di peroleh dari hasil uji exact fisher dengan p< 0.05 menunjukkan ada hubungan antara pengetahuan terhadap tindakan pemanfaatan (p= 0,006). Tabel 4.3. Hubungan Antara Sikap Responden Dengan Pemanfaatan BucketLatrine. Sikap Pemanfaatan n % N % n % Baik 15 15 14 14 29 29 Buruk 1 1 70 70 71 71 Total P. Value 0,001 Berdasarkan Tabel 4.3 dapat diketahui adalah responden yang mempunyai sikap buruk dan tindakan buruk ada 70 orang (70,0%), sedangkan yang pengetahuan baik tindakan buruk ada 15 orang (15,0%). Berdasarkan analisa statistik yang di peroleh dari hasil uji exact fisher dengan p< 0.05 menunjukkan ada hubungan antara sikap terhadap tindakan pemanfaatan (p= 0,001). Tabel 4.4. Hubungan Antara Ketersediaan Air Bersih Responden Dengan Pemanfaatan. Ketersediaan Air Bersih Pemanfaatan Total n % n % n % Cukup 16 16 5 5 21 21 Tidak Cukup 0 0 79 79 79 79 P.Va lue 0,020 Berdasarkan Tabel 4.4 dapat diketahui adalah responden yang mempunyai Ketersediaan Air Bersih Tidak Cukup dan tindakan buruk ada 79 orang (79,0%), dan Ketersediaan Air Bersih Cukup mempunyai tindakan baik ada 16 orang (16,0%). 4

Berdasarkan analisa statistik yang di peroleh dari hasil uji exact fisher dengan p< 0.05 menunjukkan ada hubungan antara Ketersediaan Air Bersih terhadap tindakan pemanfaatan. (p= 0,020) Tabel 4.5. Hubungan Antara Peran Petugas Kesehatan Dengan Pemanfaatan Bucket Latrine. Peran Petugas Kesehatan Pemanfaatan Total P.Value N % n % N % 0,001 Baik 7 7 0 0 7 7 Kurang 9 9 84 84 93 93 Berdasarkan Tabel 4.5 dapat diketahui bahwa dari 100 responden, yang dominan adalah responden yang Peran Petugas Kesehatan Kurang dan tindakan buruk ada 84orang (84,0%), dan yang Peran Petugas Kesehatan baik mempunyai tindakan baik ada 7 orang (7%). Berdasarkan analisa statistik yang diperoleh dari hasil uji exact fisher dengan p< 0.05 menunjukkan ada hubungan antara Peran Petugas Kesehatan terhadap tindakan pemanfaatan Bucket Latrine.(p= 0,001) Tabel 4.6. Hubungan Antara Peran Tokoh Masyarakat Dengan Pemanfaatan. Peran Tokoh Masyara kat Pemanfaatan N % n % n % Total P. Value Baik 9 9 7 7 16 16 0,001 Kurang 7 7 77 77 84 84 Berdasarkan Tabel 4.18 dapat diketahui adalah responden yang Peran Tokoh Masyarakat Kurang dan tindakan buruk ada 77 orang (77,0%), dan yang Peran Tokoh Masyarakat baik tindakan baik ada 9 orang (9,0%). Berdasarkan analisa statistik yang di peroleh dari hasil uji exact fisher dengan p< 0.05 menunjukkan ada hubungan antara Peran Tokoh Masyarakat terhadap tindakan pemanfaatan.(p= 0,001) Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat pendidikan terbanyak adalah tamat tidak sekolah, SD, SMP yakni 76% sedangkan yang berpendidikan SMA dan kuliah adalah 24 %. Hal ini serupa dengan profil Kelurahan Bagan Deli, dimana seluruh masyarakat didominasi tingkat pendidikan SD dan SMP(Profil Kelurahan Bagan Deli 2012). Menurut Sander (2005) dalam skripsi Sitinjak mengatakan pendidikan berpengaruh terhadap kedewasaan berpikir seseorang. Semakin tinggi pendidikan seseorang diharapkan lebih terbuka dengan perubahan. Pendidikan yang rendah menjadikan mereka sulit diberi tahu mengenai kebersihan perorangan dan kebersihan lingkungan untuk mencegah terjadinya peanyakit menular yang salah satunya diare. Dalam kaitannya dengan pemanfaatan jamban, diharapkan bahwa seseorang yang berpendidikan tinggi akan semakin besar kemungkinannya ia memanfaatkan jamban. Hasil penelitian Sutomo,S, dkk (1983) diperoleh hasil bahwa pendidikan mempunyai hubungan yang bermakna dengan penggunaan jamban. Hasil penelitian menunjukan bahwa masyarakat yang paling banyak di Kelurahan Bagan Deli adalah bekerja yaitu 78 orang (78,0%) yakni nelayan, dan selebihnya yaitu 22 (22,0%) tidak bekerja. Tempat kerja seseorang menentukan lama seseorang berintraksi dengan lingkungan. Seorang nelayan akan bekerja dan menghabiskan waktu yang lebih lama di lingkungan luar bagunan dan kondisinya jauh dari keramaian yakni di laut dibandingkan dengan pedagang atau pegawai negeri sipil. Orang yang bebas dari keramaian akan lebih bebas melaksanakan aktivitasnya secara bebas. Dalam kaitannya dengan pemanfaatan bucket latrine yaitu ada hubungan antara 5

lamanya masyarakat bekerja atau tidak berada dirumah dengan pemanfaatan jamban (Widyastuti, 2005). Hasil penelitian dapat dilihat 69%responden memiliki pengetahuan tentang bucket latrine yang buruk dan 31% yang memiliki pengatuan tentang bucket latrine baik. Hal ini dipengaruhi oleh rendahnya sosialisasi kepada warga tentang bucket latrine.dalam teori perilaku, pengetahuan merupakan salah satu tahap dari tiga tahapan yang dapat terjadi pada seseorang untuk menerima atau mengadopsi suatu perilaku baru. Sehubungan dengan pemanfaatan jamban, maka masyarakat yang berpengetahuan baik tentang jamban dengan hubungannya dengan penyebaran penyakit, dapat diharapkan akan memanfaatkan jamban (Notoatmodjo, 2003). Dari hasil penelitian dilihat 71% masyarakat memiliki sikap yang buruk tentang bucket latrine dan 29% yang bersikap baik. Hal ini sejalan dengan pengetahuan warga yang lebih dominan buruk terhadap pemanfaatan bucket latrine. Sikap adalah kumpulan gejala yang merespon stimulus atau objek, sehingga sikap itu melibatkan pikiran, perasaan, perhatian dan sebagainya. (Soekidjo 2005). Burmawi Seramat 2003 mengatakan bahwa sikap berhubungan dengan tindakan pemanfaatan. Menurut hasil penelitian dan juga menurut penelitian Elisabet (2007) menunjukkan bahwa sikap mempunyai hubungan dengan pemanfaatan jamban. Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat pendidikan terbanyak adalah dapat diketahui bahwa dari 100 responden, responden yang tidak sekolah, SD, SMP dengan Pemanfaatan buruk adalah yang dominan yakni 71 orang (71,0), sedangkan SMA, Kuliah dengan pemanfaatan buruk ada 13 orang (13,0%). Hasil penelitian dengan menggunakan uji exact fisher menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara variabel pendidikan responden dengan pemanfaatan bucket latrine di Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan Kota Medan Tahun 2013 dengan nilai p = 0,001 (p < 0,05). Menurut Sander (2005) dalam skripsi Sitinjak mengatakan pendidikan berpengaruh terhadap kedewasaan berpikir seseorang. Semakin tinggi pendidikan seseorang diharapkan lebih terbuka dengan perubahan. Pendidikan yang rendah menjadikan mereka sulit diberi tahu mengenai kebersihan perorangan dan kebersihan lingkungan untuk mencegah terjadinya peanyakit menular yang salah satunya diare. Dalam kaitannya dengan pemanfaatan bucket latrine, diharapkan bahwa seseorang yang berpendidikan tinggi akan semakin besar kemungkinannya ia memanfaatkan jamban. Hasil penelitian Sutomo,S, dkk (1983) diperoleh hasil bahwa pendidikan mempunyai hubungan yang bermakna dengan pemanfaatan jamban. persentase responden dapat diketahui adalah responden yang mempunyai pengetahuan buruk dan pemanfaatan buruk ada 63 orang (63,0%), dan yang pengetahuan baik mempunyai tindakan buruk ada 21 orang (21,0%). Hasil uji exact fisher dengan α = 0,05 menunjukkan bahwa pengetahuan berhubungan dengan tindakan pemanfaatan bucket latrine dengan (p=0,006). Semakin tinggi pengetahuan seseorang mengenai jamban maka semakin baik pula pemanfaatan jamban ini. Hal ini sesuai teori Notoadtmodjo, S, (1997), Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (over behaviour). Apabila sesuatu 6

tindakan didasari oleh pengetahuan, maka tindakan tersebut akan bersifat langgeng dan sebaliknya. Dalam teori perilaku, pengetahuan merupakan salah satu tahap dari tiga tahapan yang dapat terjadi pada seseorang untuk menerima atau mengadopsi suatu perilaku baru. Sehubungan dengan pemanfaatan jamban, maka masyarakat yang berpengetahuan baik tentang jamban dengan hubungannya dengan penyebaran penyakit, dapat diharapkan akan memanfaatkan jamban. Hal ini juga sesuai dengan penelitian Elisabet (2007) di kota Kaban Jahe bahwa adanya hubungan pengetahuan terhadap pemanfaatan jamban. adalah responden yang mempunyai sikap buruk dan tindakan buruk ada 70 orang (70,0%), sedangkan yang pengetahuan baik tindakan buruk ada 14 orang (14,0%). Hasil uji exact fisher dengan derajat kepercayaan α = 0,05 menunjukkan bahwa sikap berhubungan dengan tindakan pemanfaatan bucket latrine dengan (p=0,001). Semakin tinggi sikap seseorang mengenai pemanfaatan jamban maka semakin baik pula pemanfaatan jamban ini. Hal ini sesuai sikap adalah juga respon tertutup pada seseorang terhadap stimulus atau objek tertentu yang sudah melibatkan pendapat dan emosi yang bersangkutan (suka-tidak suka, setuju-tidak setuju). Sikap adalah kumpulan gejala yang merespon stimulus atau objek, sehingga sikap itu melibatkan pikiran, perasaan, perhatian dan sebagainya. (Notoadtmojo, 2005). Burmawi S (2003) mengatakan bahwa sikap berhubungan dengan kepemilikan dan pemakaian jamban. Menurut hasil penelitian dan juga menurut penelitian Elisabet (2007) menunjukkan bahwa sikap mempunyai hubungan dengan kepemilikan jamban. bahwa Ketersediaan Air Bersih pada rumah responden yang cukup dengan tindakan baik 16% lebih rendah daripada yang ketersediaan air bersih yang cukup tindakan kurang 79%. Hasil uji exact fisher dengan α = 0,05 menunjukkan bahwa ketersediaan air bersih berhubungan dengan tindakan pemanfaatan jamban dengan (p= 0,020). Hal ini dapat dilihat bahwa responden membutuhkan ketersediaan air yang cukup agar dapat menggunakan jamban dengan baik. adalah responden yang Peran Petugas Kesehatan Kurang dan tindakan buruk ada 84orang (84,0%), dan yang Peran Petugas Kesehatan baik mempunyai tindakan baik ada 7 orang (7%). Hasil uji chi square dengan α = 0,005 menunjukkan bahwa kondisi jamban berhubungan dengan tindakan pemanfaatan bucket latrine dengan (p=0,001). Semakin baik peran petugas semakin baik juga pemanfaatan jamban. Hal ini mendukung teori peran penyuluh kesehatan adalah memotivasi sekaligus menjadi penggerak di masyarakat dalam memelihara kesehatan. Tugas dan tanggungjawab petugas yaitu melakukan penyuluhan dan memfasilitasi masyarakat dalam memelihara kesehatannya (Notoadtmojo, 2005). dapat diketahui bahwa dari 100 responden, yang dominan adalah responden yang Peran Tokoh Masyarakat Kurang dan tindakan buruk ada 77 orang (77,0%), dan yang Peran Tokoh Masyarakat baik tindakan buruk ada 9 orang (9,0%). 7

Hasil uji exact fisher dengan α = 0,005 menunjukkan bahwa peran tokoh masyarakat berhubungan dengan tindakan pemanfaatan jamban dengan (p=0,001). Semakin baik peran tokoh masyarakat maka semakin baik juga pemanfaatan jamban. Tokoh masyarakat adalah penggerak dalam masyarakat. Biasanya tokoh masyarakat lebih dipercaya dan memiliki pengaruh di masyarakat. Kaitannya dengan pemanfaatan jamban adalah bahwa perubahan perilaku tokoh masyarakat akan diikuti oleh masyarakat itu sendiri. Kesimpulan dan Saran Ada hubungan yang bermakna antara faktor yang pemanfaatan bucket latrine di Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan adalah faktor pendidikan, Pengetahuan, dan Sikap berhubungan dengan pemanfaatan dengan pemanfaatan bucket latrine Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan, meliputi kondisi bucket latrine dengan dan ketersediaan air bersih. Ada hubungan yang bermakna antara yang berhubungan dengan pemanfaatan bucket latrine di Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan meliputi peran petugas kesehatan dan peran tokoh masyarakat. Kepada pihak pemerintah khususnya Dinas Perumahan dan Pemukiman yang memberikan program pengadaan bucket latrine bekerja sama dengan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) ini diharapkan memperhatikan dengan melakukan survey kebutuhan warga terhadap sanitasi dasar, agar dapat diketahui sebenarnya apa yang dibutuhkan oleh masyarakat yang berada di pinggir pantai, mengingat warga di daerah tersebut masih kesulitan dengan kualitas dan kuantitas air bersih yang didapatkan dari PAM di daerah tersebut. Kepada pihak Pemerintah daerah Medan Belawan, hendaknya meningkatkan edukasi kepada warga sebelum diberikan bucket latrine ini kepada masyarakat agar masyarakat memiliki respon positif terhadap penggunaan, fungsi, serta pemeliharaan bucket latrine tersebut. Kepada petugas kesehatan di wilayah tugas Puskesmas Kelurahan Bagan Deli diharapkan meningkatkan perannya dalam menyuluh masyarakat dalam pemanfaatan bucket latrine. Kepada tokoh masyarakat di Kelurahan Bagan Deli diharapkan meningkatkan perannya dalam menyuluh masyarakat dalam pemanfaatan bucket latrine. Daftar Pustaka Anwar, dkk, 1990. Sanitasi Makanan dan Minuman Pada Institusi Pendidikan Tenaga Kesehatan. Jakarta. Almetsier, S, 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta Budiyanto, M. 2000. Dasar-dasar Ilmu Gizi. Edisi Revisi. PT Grasindo. Jakarta. Bonang, G. 1995. Mikrobiologi untuk Profesi Kesehatan. Edisi 16. Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta., 1997. Mikrobiologi Kedokteran Untuk Laboratorium Dan Klinik. EGC. Jakarta. Harianto, H. 2002. Analisa Kandungan Salmonella sp pada produk telur ayam ras yang dipasarkan pada pasar tradisional di kota Medan. Universitas Sumatera Utara. Medan Nurzane, 2010. Bagian, Fungsi, Ciri dan Jenis Telur. Diakses dari http://nurzanepastry.blogspot. com tanggal 06 Februari 2013. Mudihardi, dkk. 2001. Mikrobiologi Kedokteran. Salemba Medika. Jakarta. 8

Salmi. 2006. Pemeriksaan Salmonella sp. pada Minuman Teh Telur yang Dijual di Warung Minuman Pasar Kurai Taji Kecamatan Pariaman Selatan Kota Pariaman Sumatera Barat. Universitas Sumatera Utara. Medan. Sudaryani, T. 2003. Kualitas Telur. Penebar Swadaya. Jakarta. Tarwotjo, C. 1998. Dasar-dasar Gizi Kuliner. Grasindo. Jakarta. Wikipedia, Salmonella. Diakses dari http://wikipedia.org tanggal 07 Februari 2013 9