K homo homini lupus ketidakseimbangan dalam kehidupan manusia:pembunuhan, penganiayaan pemerkosaan, pencurian, dan tindak kejahatan lainnya sering ter

dokumen-dokumen yang mirip
1. PELAPORAN Proses pertama bisa diawali dengan laporan atau pengaduan ke kepolisian.

Pemeriksaan Sebelum Persidangan

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG HUKUM ACARA PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

1. HUKUM ACARA PIDANA ADALAH hukum yang mempertahankan bagaimana hukum pidana materil dijalankan KUHAP = UU No 8 tahun 1981 tentang hukum acara

KEKUATAN PEMBUKTIAN VISUM ET REPERTUM BAGI HAKIM DALAM MEMPERTIMBANGKAN PUTUSANNYA. Oleh : Sumaidi, SH.MH

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG HUKUM ACARA PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Indonesia adalah negara yang berdasarkan hukum, tidak berdasarkan. kekuasaan belaka. Penegakan hukum harus sesuai dengan ketentuan yang

BAB II TINJAUN PUSTAKA. Hukum acara pidana di Belanda dikenal dengan istilah strafvordering,

Makalah Daluwarsa Penuntutan (Hukum Pidana) BAB I PENDAHULUAN

Hukum Acara Pidana Untuk Kasus Kekerasan Seksual

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan 5 besar negara dengan populasi. penduduk terbanyak di dunia. Jumlah penduduk yang

BAB I PENDAHULUAN. yang bertujuan mengatur tata tertib dalam kehidupan masyarakat.

INDONESIA CORRUPTION WATCH 1 Oktober 2013

ALUR PERADILAN PIDANA

MEKANISME PENYELESAIAN KASUS KEJAHATAN KEHUTANAN

PERANAN DOKTER FORENSIK DALAM PEMBUKTIAN PERKARA PIDANA. Oleh : Yulia Monita dan Dheny Wahyudhi 1 ABSTRAK

II. TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian Maksud dan Tujuan Pembuatan Visum et Repertum Pembagian Visum et Repertum

TINJAUAN TERHADAP LANGKAH JAKSA PENUNTUT UMUM DALAM MEMBUKTIKAN PERKARA TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN BERENCANA YANG MENGGUNAKAN RACUN

DRAFT 16 SEPT 2009 PERATURAN KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA PENANGANAN PERKARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Bagian Kedua Penyidikan

PENGANTAR MEDIKO-LEGAL. Budi Sampurna

2. Terdakwa, menurut pasal 1 ayat 5 KUHAP adalah seorang tersangka yang dituntut, diperiksa dan diadili dipersidangan pengadilan.

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MEDAN AREA

TINJAUAN TERHADAP LANGKAH JAKSA PENUNTUT UMUM DALAM MEMBUKTIKAN PERKARA TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN BERENCANA YANG MENGGUNAKAN RACUN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

PENJATUHAN PIDANA BERSYARAT DAN MASALAHNYA SERTA KAITANNYA DENGAN PEMBINAAN DISIPLIN PRAJURIT DI KESATUANNYA

II. TINJAUAN PUSTAKA. nampaklah bahwa pembuktian itu hanyalah diperlukan dalam berperkara dimuka

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2006 TENTANG BANTUAN TIMBAL BALIK DALAM MASALAH PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

I. PENDAHULUAN. Hakim memiliki peranan penting dalam suatu proses persidangan yaitu. mengambil suatu keputusan hukum dalam suatu perkara dengan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

BAB I PENDAHULUAN. terdakwa melakukan perbuatan pidana sebagaimana yang didakwakan Penuntut. tahun 1981 tentang Kitab Hukum Acara Pidana.

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERAMPASAN ASET TINDAK PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II. 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 Tentang KUHP. yang dibuat tertulis dengan mengingat sumpah jabatan atau dikuatkan dengan

BAB II PENGATURAN PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SAKSI DALAM TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN BERENCANA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Pengertian, Kedudukan, serta Tugas dan Wewenang Kejaksaan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2006 TENTANG BANTUAN TIMBAL BALIK DALAM MASALAH PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. melalui media massa maupun media elektronik seperti televisi dan radio.

TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Umum Tentang Tugas, Wewenang Hakim Dalam Peradilan Pidana

BAB II KEWENANGAN JAKSA DALAM SISTEM PERADILAN DI INDONESIA. diatur secara eksplisit atau implisit dalam Undang-undang Dasar 1945, yang pasti

PERANAN KETERANGAN AHLI DALAM PROSES PERKARA PIDANA PENGADILAN NEGERI

II. TINJAUAN PUSTAKA. Istilah jaksa adalah istilah Indonesia asli (Hindu-Jawa) yang telah dikenal sejak

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG HUKUM ACARA PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Peradilan Pidana di Indonesia di selenggarakan oleh lembaga - lembaga peradilan

BAB II HUBUNGAN KUHP DENGAN UU NO. 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

BAB I PENDAHULUAN. Perbuatan yang oleh hukum pidana dilarang dan diancam dengan pidana

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG MANAJEMEN PENYIDIKAN OLEH PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL

HUKUM ACARA PERDATA BAB I PENDAHULUAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2006 TENTANG BANTUAN TIMBAL BALIK DALAM MASALAH PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR BANTEN PERATURAN GUBERNUR BANTEN

II. TINJAUAN PUSTAKA. sehingga mereka tidak tahu tentang batasan umur yang disebut dalam pengertian

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.16 No.3 Tahun 2016

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG BANTUAN HUKUM UNTUK MASYARAKAT MISKIN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Negara Indonesia adalah negara bardasarkan hukum bukan

PERANAN VISUM ET REPERTUM DALAM TINDAK PIDANA PENGANIAYAAN YANG MENGAKIBATKAN KEMATIAN

LATAR BELAKANG MASALAH

PERAN LEMBAGA PENEGAK HUKUM DALAM MENJAMIN KEADILAN DAN KEDAMAIAN

PENYELESAIAN PERKARA PIDANA DI LUAR PENGADILAN TERHADAP DUGAAN KEJAHATAN PASAL 359 KUHP DALAM PERKARA LALU LINTAS

PENYELESAIAN PERKARA PIDANA DI LUAR PENGADILAN TERHADAP DUGAAN KEJAHATAN PASAL 359 KUHP DALAM PERKARA LALU LINTAS

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG MANAJEMEN PENYIDIKAN OLEH PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL

KONSEP MATI MENURUT HUKUM

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2006 TENTANG BANTUAN TIMBAL BALIK DALAM MASALAH PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 31 TAHUN 1999 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI BAB I

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENCABUTANKETERANGAN TERDAKWA DALAM BERITA ACARA PEMERIKSAAAN (BAP) DAN TERDAKWA

BAB II PENGERTIAN, KEWENANGAN DAN TUGAS PENYIDIKAN, JENIS, MENURUT HUKUM ACARA PIDANA ISLAM tentang Hukum Acara Pidana.

BAB II PENAHANAN DALAM PROSES PENYIDIKAN TERHADAP TERSANGKA ANAK DIBAWAH UMUR. penyelidikan yang merupakan tahapan permulaan mencari ada atau tidaknya

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Penyelidikan dan Penyidikan. Pengertian penyelidikan adalah serangkaian tindakan penyidik untuk mencari dan

PENEGAKAN HUKUM. Bagian Keempat, Penyidikan Oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) 3.4 Penyidikan Oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)

BAB 1 PENDAHULUAN. terhadap yang dilakukan oleh pelakunya. Dalam realita sehari - hari, ada

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

BAB I LATAR BELAKANG. yang diajukan oleh warga masyarakat. Penyelesaian perkara melalui

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERAMPASAN ASET PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB IV KEWENANGAN KEJAKSAAN DALAM PERKARA TINDAK PIDANA KORUPSI. A. Perbedaan Kewenangan Jaksa dengan KPK dalam Perkara Tindak

MENTER! HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA

I. PENDAHULUAN. Hak asasi manusia merupakan dasar dari kebebasan manusia yang mengandung

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Apa yang perlu dokter ketahui agar tidak masuk penjara? Dr. Budi Suhendar, DFM, Sp.F PIT IDI Tangerang 11 Februari 2018

9/6/2013 suwarnatha.webs.com

BAB II PRAPERADILAN DALAM SISTEM PERADILAN PIDANA INDONESIA. A. Sejarah Praperadilan dalam Sistem Peradilan Pidana di Indonesia

BAB V PENUTUP. pertanggungjawaban pidana, dapat disimpulkan bahwa:

NILAI KEADILAN DALAM PENGHENTIAN PENYIDIKAN Oleh Wayan Rideng 1

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

BAB I PENDAHULUAN. pribadi maupun makhluk sosial. Dalam kaitannya dengan Sistem Peradilan Pidana

BAB II PENGATURAN ALAT BUKTI DALAM KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM ACARA PIDANA

BAB II. kejahatan adalah mencakup kegiatan mencegah sebelum. Perbuatannya yang anak-anak itu lakukan sering tidak disertai pertimbangan akan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 1983 TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN [LN 1983/49, TLN 3262]

I. PENDAHULUAN. didasarkan atas surat putusan hakim, atau kutipan putusan hakim, atau surat

-1- QANUN ACEH NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG HUKUM ACARA JINAYAT BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam konstitusi Indonesia, yaitu Pasal 28 D Ayat (1)

PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENANGANAN PERKARA TINDAK PIDANA OLEH KORPORASI

IMPLEMENTASI PERLINDUNGAN ANAK MELALUI PENDEKATAN RESTORATIVE JUSTICE DI TINGKAT PENYIDIKAN DI TINJAU DARI UU

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bukti yang dibutuhkan dalam hal kepentingan pemeriksaan suatu

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 53 TAHUN 2014 TENTANG MANAJEMEN PELAKSANAAN TUGAS PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Mengenal Sistem Peradilan di Indonesia

PERATURAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 18 TAHUN 2004 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAKHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJAR,

Transkripsi:

Prof. dr. AMRI AMIR, Sp.F(K), DFM, SH

K homo homini lupus ketidakseimbangan dalam kehidupan manusia:pembunuhan, penganiayaan pemerkosaan, pencurian, dan tindak kejahatan lainnya sering terjadi Dibutuhkan ketertiban dan keteraturan

Pelanggaran dan sengketa Pidana Perdata Perkara khusus

PRPERKARA R PIDANA Perkara yang menyangkut kepentingan dan ketentraman masyarakat pihak yang berperkara adalah antara Jaksa Penuntut Umum (JPU) yang mewakili negara dengan tertuduh Sistem peradilan pidana terdiri dari masyarakat, kepolisian, kejaksaan, pengadilan, dan Lembaga Pemasyarakatan Proses peradilan pidana terdiri dari 3 tahap: tahap I : Penyidikan oleh penyidik tahap II : Penuntutan oleh penuntut umum tahap III : Mengadili perkara oleh hakim

P H P Diawali dengan adanya pelaporan atau pengaduan ke kepolisian dari korban, saksi, dan siapa saja yang mengetahui bahwa ada tindak kejahatan KUHAP pasal 7 ayat (1) dan Undang-undang d No. 2 Tahun 2002 pasal 15 tentang kepolisian, salah satunya, polisi atau penyidik wajib menerima laporan atau pengaduan Polisi punya kewenangan melakukan upaya paksa dalam bentuk penangkapan, penahanan, penggeledahan, penyitaan dan pembukaan surat

Penyidikan : serangkaian tindakan penyidik untuk mencari serta mengumpulkan bukti untuk membuat jelas tindak pidana yang terjadi dan guna menemukan tersangkanya Dimulai dari penyelidikan oleh penyelidik, yaitu seluruh pejabat kepolisian Penyelidik elidik dapat melakukan kan pemeriksaan pendahuluan untuk mencari dan menemukan suatu peristiwa yang diduga sebagai tindak pidana untuk menentukan dapat atau tidak dilakukan penyidikan Diperlukan kerjasama masyarakat (sebagai saksi) Penyelidik Polri belum perlu meminta bantuan ahli untuk menentukan ada-tidaknya peristiwa pidana Yakin adanya peristiwa pidana membuat dan menyampaikan laporan kepada penyidik

KUHAP Pasal 184, barang bukti terdiri dari keterangan saksi, keterangan ahli,, surat, petunjuk dan keterangan terdakwa Bantuan ahli (dokter) untuk memeriksa korban dalam menangani korban yang meninggal akibat pembunuhan, bunuh diri, atau kematian yang penyebabnya mencurigakan Keterlibatan dokter pada kasus-kasus ini diatur oleh sistem pemeriksaan medikolegal yang digunakan di masing-masing negara Di Indonesia, orang yang mati karena kekerasan atau mencurigakan sebabnya, dikirim oleh yang berwenang ke rumah sakit setempat, umumnya dokter menunggu di rumah sakit KUHAP pasal 7 titik h, hanya bila sangat diperlukan saja, dokter diminta datang ke tempat kejadian perkara, sebagai ahli yang diharapkan dapat memberikan pemeriksaan dan pendapatnya

S P M Sistem Coroner Perlu-tidaknya pemeriksaan bedah mayat ditentukan oleh seorang coroner, petugas perwakilan kerajaan yang membantu mengutip pajak di wilayahnya Ketika ia datang ke TKP dan melihat tidak ada kecurigaan sebab dan cara kematian korban, maka ia hanya meminta dokter mengeluarkan surat keterangan kematian Jika diperlukan pemeriksaan bedah mayat maka ia yang akan meminta dokter untuk melakukannya Digunakan di Inggris dan beberapa negara bagian Amerika atau bekas jajahan Inggris Sistem Medical Examiner Perlu-tidaknya pemeriksaan bedah mayat ditentukan medical examiner, seorang ahli patologi forensik atau deputinya Ia akan datang ke TKP dan pihak kepolisian hanya bertugas mengamankan daerah sekitar TKP Sebab dan cara kematian lebih mudah ditentukan Pemeriksaan dilanjutkan di gedung pemeriksaan (autopsi, kimia i forensik, toksikologi, balistik, sidik jari, fotografi, DNA) Sistem ini banyak digunakan di Amerika Sistem Continental Perlu-tidaknya pemeriksaan bedah mayat adalah penyidik (polisi) atau magistrat (pegawai penuntut umum) Orang yang mati karena kekerasan atau sebab kematiannya mencurigakan dikirim oleh yang berwenang ke rumah sakit setempat, dokter hanya menunggu di rumah sakit Sistem ini digunakan di Indonesia (warisan Belanda) KEMBALI

Sesudah bahan penyidikannya cukup, maka penyidik akan melimpahkan berkas-berkasnya berkasnya kepada penuntut umum untuk dipelajari syarat materil dan syarat formil Syarat formil dan materil : identitas lengkap terdakwa dan penjelasan tentang tindak pidana, berupa tempat dan waktu terjadinya tindak pidana, diuraikan semua unsur tindak pidana yang didakwakan, baik yang berbentuk dakwaan tunggal, alternatif, subsider, kumulatif atau gabungan Belum lengkap penuntut umum akan meminta penyidik untuk melakukan pemeriksaan tambahan disertai petunjuk yang diperlukan agar proses penuntutan t dapat dilaksanakan k Jika syarat materil dan formil telah terpenuhi, maka jaksa akan melakukan penuntutan

Penuntutan : tindakan penuntut umum untuk melimpahkan perkara ke Pengadilan Negeri (PN) yang berwenang JPU akan membaca dengan tekun dan teliti untuk merumuskan dokumen tuntutan, t t menentukan dapat- tidaknya melimpahkan berkas ke pengadilan yang berwenang untuk proses hukum lebih lanjut Dalam melimpahkan perkara ke sidang pengadilan, jaksa akan mempertahankan tuntutannya dengan membuat surat dakwaan aa secepatnya, dalam a surat dakwaan akan diuraikan syarat formil dan materil Pada tingkat ini, PN akan menentukan apakah perkara itu menjadi kewenangannya atau tidak Kewenangannya ketua pengadilan menunjuk hakim untuk menyidangkannya hakim majelis akan menentukan waktu sidang perkara di PN tersebut

Mengadili : serangkaian tindakan hakim untuk menerima, memeriksa dan memutus perkara pidana berdasarkan asas bebas, b jujur j dan tidak memihak Dalam persidangan hakim akan mempertanyakan apakah identitas terdakwa benar atau tidak, dan selanjutnya JPU akan membacakan dakwaan Penasehat at hukum u atau terdakwa a dapat mengajukan a bantahan (eksepsi) atas dakwaan yang dibacakan penuntut umum Selanjutnya pemeriksaan saksi-saksi kid dan barang bkti bukti, saksi ahli, dan terakhir akan memeriksa terdakwa Jika hakim merasa cukup, proses pemeriksaan akan ditutup hakim akan melakukan musyawarah untuk menentukan putusannya Jika hakim masih memerlukan keterangan lain, hakim dapat menunda sidang pada waktu berikutnya

Hakim berdasarkan alat-alat bukti yang sah mencari kebenaran materil atau kebenaran yang sesungguhnya agar peristiwa pidana tersebut menjadi terang dan menyakinkan atau sebaliknya. Dalam memutuskan perkara, hakim berpedoman kepada alat bukti yang sah dan keyakinannya, sesuai KUHAP Pasal 183 Sistem pembuktian yang digunakan : sistem pembuktian negatif (asas praduga tak bersalah) Kehadiran saksi ahli di sidang pengadilan mungkin diperlukan untuk memberikan penjelasan tentang pemeriksaan yang telah dilakukannya (Visum et Repertum) atau tentang gp pengetahuan di bidang gy yang dikuasainya yang diperlukan hakim KUHAP Pasal 170 ayat (1) dan (2), memberi peluang kepada dokter untuk tetap menjaga rahasia jabatan dan pekerjaannya melalui hak undur diri sebagai saksi ahli. Dapat atau tidak menggunakan hak tersebut ditentukan hakim KUHP Pasal 224, dokter dapat dikenai sanksi hukum pidana jika tidak mau memenuhi kewajibannya

Bila semua pihak setuju dengan putusan pengadilan, maka putusan akan memiliki kekuatan hukum tetap, dan disusul dengan pelaksanaan eksekusi Eksekusi : pelaksanaan putusan pengadilan yang sudah memiliki kekuatan hukum tetap Eksekusi akan dilakukan oleh JPU Jika hasil pemeriksaan hakim tidak yakin atau barang bukti tidak cukup, hakim dapat menjatuhkan putusan bebas b atau sebaliknya Putusan pemidanaan dapat berupa pidana mati, penjara, kurungan, denda dan tutupan juga pidana tambahan berupa pencabutan hak-hak tertentu, perampasan barang-barang tertentu dan pengumuman putusan hakim Bila pemidanaan berupa perampasan kemerdekaan, terpidana akan dibina di LP sampai waktu tertentu Bila salah satu pihak keberatan dengan putusan tingkat pertama, maka bisa mengajukan banding/kasasi, diperlukan dasar hukum dan alasan yang kuat

PR PERKARA R PERDAT Perkara/persengketaan k kepentingan perseorangan atau badan hukum, antara penggugat dengan tergugat Inisiatif berperkara dari pihak yang merasa dirugikan Dapat diwakili pengacara Untuk memenangkan perkara dikemukakan k k dalil dan bukti yang diusahakannya sendiri Tugas hakim yang pertama : menasehati kedua pihak untuk menyelesaikan perkara di luar pengadilan Mediasi tidak berhasil penyelesaian perdata di pengadilan Hakim berpegang kepada kebenaran formal

P H P Pendaftaran Dilakukan oleh penggugat di PN dimana tergugat bertempat tinggal Pengajuan gugatan Diajukan ke pengadilan untuk diproses lebih lanjut Surat gugatan dilengkapi dengan salinan dokumen/bukti tertulis lainnya Pemeriksaan dan tawaran perdamaian Hakim akan memeriksa kasus dan menawarkan kepada tergugat dan penggugat untuk melakukan perdamaian Persidangan Jika tidak disetujui untuk berdamai pembacaan gugatan, putusan sela, pemeriksaan alat bukti, kesimpulan dan putusan Eksekusi Eksekusi keputusan pengadilan yang sudah memiliki kekuatan hukum tetap dilakukan oleh PN

SIST EM PERADILAN KHUSUS DOKT ER Kontrak terapeutik merupakan suatu bentuk perjanjian/perikatan antara dokter dengan pasiennya berlaku semua ketentuan hukum perdata Beberapa kalangan dokter : kontrak terapeutik tidak dapat diganggu gugat atau dengan kata lain kebal hukum Pasien : tidak menyadari arti kontrak terapeutik, khususnya mengenai isi atau objek perjanjian tersebut

Menurut Dr. dr. Agus Purwadianto, Sp.F, SH, M.Si, perihal usul Pengurus us Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) untuk membentuk peradilan independen d bagi pelanggaran disiplin kedokteran, peradilan khusus untuk profesi dokter tidak terpisah dari peradilan umum. Namun harus ada ketentuan pembatasan besar nilai gugatan immaterial. Adalah tepat bila seorang dokter yang melakukan k kesalahan dihukum. Seburuk apapun yang dilakukan seorang dokter, profesi ini masih berguna bagi masyarakat Dari kalangan hukum, Humphrey R Djemat SH, LLM mengatakan jika merasa dirugikan, masyarakat berhak menggugat dokter yang menanganinya ke pengadilan karena telah menjadi korban dari tindakan malpraktik. Solidaritas korps (esprit de corps) seprofesi dikhawatirkan akan lebih mendasari keputusan dan mensubordinasi upaya penegakan disiplin profesi dokter. Di negeri hukum ini, tidak ada seorangpun yang kebal dari hukum, tak terkecuali profesi dokter

Hukum kedokteran : perjanjian/perikatan (kontrak terapeutik) didasarkan pada inspanning-verbintenis (perikatan berdasarkan usaha yang sebaik-baiknya) baiknya), sama sekali bukan resultaatverbintenis (perikatan berdasarkan hasil) Objek perjanjian : usaha/upaya maksimal oleh dokter, bukan sembuh atau tidaknya pasien Proses peradilan bagi kalangan dokter meliputi tahapan yang sama dengan proses peradilan yang lain Pembuktian dalam hal malpraktik mencari kepastian yang layak melalui pemeriksaan dan penalaran hukum tentang t benar tidaknya peristiwa itu terjadi, serta mengapa mengapa peristiwa itu terjadi Tujuan pembuktian : mencari dan menemukan kebenaran materil, bukan mencari kesalahan terdakwa

Keterangan Saksi KUHAP Pasal 1 butir 26, saksi adalah orang yang dapat memberikan keterangan tentang suatu perkara pidana yang ia dengar sendiri, ia lihat sendiri dan ia alami sendiri Keterangan saksi ini,menurut KUHAP Pasal 1 butir 27, merupakan salah satu dari bukti dalam perkara Untuk menggunakan keterangan saksi sebagai alat bukti diperlukan paling sedikit 2 orang saksi KUHAP Pasal 168 dengan pengecualian Pasal 169, mengenai kluarga penderita tidak dapat dijadikan saksi karena termasuk memiliki hubungan keluarga sampai derajat ketiga dengan terdakwa yang dilarang menjadi saksi Keterangan Ahli Keterangan yang diberikan oleh seorang yang berkeahlian khusus tentang ta hal yang diperlukan untuk membuat terang suatu perkara a pidana guna kepentingan pemeriksaan Seorang dokter yang sederajat keahliannya dengan dokter yang menjadi terdakwa dapat dijadikan pemberi keterangan ahli, lebih baik apabila berkonsultasi dengan IDI KUHAP Pasal 1 butir 28, Pasal 120, dan Pasal 179 ayat (1)

Alat Bukti Surat Rekam medik penderita selama menjalani perawatan di sarana kesehatan dapat dijadikan alat bukti surat, karena rekam medik dibuat berdasarkan undang-undang (UU No.29 Tahun 2004) Alat Bukti Petunjuk Berupa perbuatan, kejadian atau keadaan, yang karena persesuaiannya baik antara yang satu dengan yang lain maupun dengan tindak pidana itu sendiri, menandakan telah terjadi suatu tindak pidana dan siapa pelakunya Keterangan Terdakwa Pernyataan terdakwa tentang perbuatan yang ia lakukan atau yang ia ketahui sendiri atau yang ia alami sendiri Keterangan dokter yang melakukan tindakan medik dapat dijadikan alat bukti yang kebenarannya dapat disesuaikan dengan rekam medik

KESIMPULAN Peranan dokter : saksi ahli membantu penyidik dalam proses pemeriksaan korban, yakni dalam pembuatan Visum et Repertum membantu para pihak mendapatkan bukti-bukti atau dalil-dalil yang menguatkan gugatan atau mematahkan gugatan Tahapan proses peradilan perkara pidana : penyidikan oleh penyidik, penuntutan oleh penuntut umum, dan terakhir mengadili perkara oleh hakim Tahapan proses peradilan perkara perdata : pendaftaran, pengajuan gugatan, pemeriksaan dan tawaran perdamaian, persidangan, dan eksekusi Dokter dalam kasus kontrak terapeutik dengan pasien

ERIMA RT KASIH