8/22/2016. : S-2 : Earthquake Engineering, GRIPS-Tokyo

dokumen-dokumen yang mirip
3. BAB III LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada perencanaan bangunan bertingkat tinggi, komponen struktur

BAB III LANDASAN TEORI. dan pasal SNI 1726:2012 sebagai berikut: 1. U = 1,4 D (3-1) 2. U = 1,2 D + 1,6 L (3-2)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III LANDASAN TEORI. dasar ke permukaan tanah untuk suatu situs, maka situs tersebut harus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pergesekan lempeng tektonik (plate tectonic) bumi yang terjadi di daerah patahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. itu sendiri adalah beban-beban baik secara langsung maupun tidak langsung yang. yang tak terpisahkan dari gedung.

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gedung dalam menahan beban-beban yang bekerja pada struktur tersebut.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. geser membentuk struktur kerangka yang disebut juga sistem struktur portal.

Peraturan Gempa Indonesia SNI

BAB III LANDASAN TEORI. Kuat perlu dihitung berdasarkan kombinasi beban sesuai dengan SNI

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR SEWAKA DHARMA MENGGUNAKAN SRPMK BERDASARKAN SNI 1726:2012 DAN SNI 2847:2013 ( METODE LRFD )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

RESPON DINAMIS STRUKTUR PADA PORTAL TERBUKA, PORTAL DENGAN BRESING V DAN PORTAL DENGAN BRESING DIAGONAL

PERBANDINGAN ANALISIS RESPON STRUKTUR GEDUNG ANTARA PORTAL BETON BERTULANG, STRUKTUR BAJA DAN STRUKTUR BAJA MENGGUNAKAN BRESING TERHADAP BEBAN GEMPA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. harus dilakukan berdasarkan ketentuan yang tercantum dalam Tata Cara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Desain Struktur Beton Bertulang Tahan Gempa

T I N J A U A N P U S T A K A

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Iswandi Imran (2014) konsep dasar perencanaan struktur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada perencanaan bangunan bertingkat tinggi, komponen struktur

ANALISA PENGARUH DINDING GESER PADA STRUKTUR BANGUNAN HOTEL BUMI MINANG AKIBAT BEBAN GEMPA ABSTRAK

PERBANDINGAN PERILAKU STRUKTUR BANGUNAN TANPA DAN DENGAN DINDING GESER BETON BERTULANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tingkat kerawanan yang tinggi terhadap gempa. Hal ini dapat dilihat pada berbagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III LANDASAN TEORI

BAB IV ANALISIS STRUKTUR

PERBANDINGAN PERILAKU ANTARA STRUKTUR RANGKA PEMIKUL MOMEN (SRPM) DAN STRUKTUR RANGKA BRESING KONSENTRIK (SRBK) TIPE X-2 LANTAI

Peraturan Gempa Indonesia SNI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V ANALISIS BEBAN GEMPA Analisis Beban Gempa Berdasarkan SNI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beton berlulang merupakan bahan konstruksi yang paling penting dan merupakan

BAB III LANDASAN TEORI

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA YOGYAKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Termasuk di dalamnya berat sendiri struktur dan beban mati. jenis material yang digunakan adalah sebagai berikut:

UCAPAN TERIMA KASIH. Jimbaran, September Penulis

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KINERJA STRUKTUR AKIBAT BEBAN GEMPA DENGAN METODE RESPON SPEKTRUM DAN TIME HISTORY

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR BAJA KOMPOSIT PADA GEDUNG PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI JEMBER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembebanan yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

PEMODELAN STRUKTUR RANGKA BAJA DENGAN BALOK BERLUBANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Perencanaan Struktur Tahan Gempa. digunakan untuk perencanaan struktur terhadap pengaruh gempa.

BAB 1 PENDAHULUAN. hingga tinggi, sehingga perencanaan struktur bangunan gedung tahan gempa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR NOTASI DAN SIMBOL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. literatur-literatur dan pedoman perencanaan bangunan sesuai dengan kaidah

STUDI EVALUASI KINERJA STRUKTUR BAJA BERTINGKAT RENDAH DENGAN ANALISIS PUSHOVER ABSTRAK

MODIFIKASI STRUKTUR GEDUNG WISMA SEHATI MANOKWARI DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM GANDA

BAB III LANDASAN TEORI. untuk bangunan gedung (SNI ) dan tata cara perencanaan gempa

Prinsip Desain Bangunan Tinggi Di Wilayah dengan Resiko Gempa Tinggi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

) DAN ANALISIS PERKUATAN KAYU GLULAM BANGKIRAI DENGAN PELAT BAJA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gedung dalam menahan beban-beban yang bekerja pada struktur tersebut. Dalam. harus diperhitungkan adalah sebagai berikut :

II. KAJIAN LITERATUR. tahan gempa apabila memenuhi kriteria berikut: tanpa terjadinya kerusakan pada elemen struktural.

KINERJA STRUKTUR RANGKA BETON BERTULANG DENGAN PERKUATAN BREISING BAJA TIPE X

BAB I PENDAHULUAN. bangunan memerlukan proses desain. Proses desain ini dapat dibedakan dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Kondisi geografis Indonesia terletak di daerah dengan tingkat kejadian gempa

BAB II DASAR-DASAR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BERTINGKAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. permukaaan bumi. Ketika pergeseran terjadi timbul getaran yang disebut

BAB 1 PENDAHULUAN. penggunaan bahan konstruksi dan sistem strukturnya. Pada perencanaan tersebut

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. maupun tidak langsung mempengaruhi struktur bangunan tersebut. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

KOMPARASI PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BERTINGKAT BEDASARKAN SNI 1726:2002 DENGAN SNI

BAB 1 PENDAHULUAN. di wilayah Sulawesi terutama bagian utara, Nusa Tenggara Timur, dan Papua.

D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB I PENDAHULUAN

RESPON SPEKTRA GEMPA DESAIN BERDASARKAN SNI UNTUK WILAYAH KOTA PALEMBANG

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

DAFTAR ISI JUDUL LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR NOTASI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat diramalkan kapan terjadi dan berapa besarnya, serta akan menimbulkan

BAB II STUDI PUSTAKA

ANALISIS KINERJA STRUKTUR BETON BERTULANG DENGAN VARIASI PENEMPATAN BRACING INVERTED V ABSTRAK

ANALISIS PERILAKU STRUKTUR RANGKA BAJA DENGAN DAN TANPA BRESING V-TERBALIK EKSENTRIK

BAB 1 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Efek dinding..., Yohannes Arief Ninditta Siregar, FT UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. Ada beberapa hal yang menyebabkan banyaknya bangunan tinggi diberbagai

PENGARUH PENGGUNAAN RANGKA BAJA SEBAGAI PENGGANTI SHEAR WALL EXSISTINGPADA CORE BUMIMINANG PLAZA HOTEL PADANG SUMATERA BARAT SKRIPSI

PERANCANGAN STRUKTUR TAHAN GEMPA

PENGARUH PENEMPATAN DAN POSISI DINDING GESER TERHADAP SIMPANGAN BANGUNAN BETON BERTULANG BERTINGKAT BANYAK AKIBAT BEBAN GEMPA

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Statik Ekivalen

Evaluasi Kinerja Struktur Jembatan akibat Beban Gempa dengan Analisis Riwayat Waktu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISA KINERJA STRUKTUR BETON BERTULANG DENGAN KOLOM YANG DIPERKUAT DENGAN LAPIS CARBON FIBER REINFORCED POLYMER (CFRP)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Konsep SNI Gempa X. Prof.Dr.Ir. Bambang Budiono, M.E Ketua Tim Struktur SNI X Seminar HAKI 2011

PERHITUNGAN STRUKTUR BETON BERTULANG HOTEL 8 LANTAI DI JALAN AHMAD YANI 2 KUBU RAYA

BAB 1 PENDAHULUAN. Indo-Australia bertabrakan dengan lempeng Eurasia di lepas pantai Sumatra, Jawa

PERHITUNGAN STRUKTUR GEDUNG UNIVERSAL MEDICAL CENTER DI PANDAAN DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM GANDA (DUAL SISTEM) Alexander Vedy Christianto ABSTRAK

Transkripsi:

K E M E N T E R I A N P E K E R J A A N U M U M D A N P E R U M A H A N R A K Y A T B A D A N P E N E L I T I A N D A N P E N G E M B A N G A N PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN J l. P a n y a u n g a n C i l e u n y i W e t a n K a b u p a t e n B a n d u n g 4 0 3 9 3 Telp:(022) 7798393 (4 lines) - Fax: (022) 7798392 E-mail: info@puskim.pu.go.id Website: http://puskim.pu.go.id TTL : Padang, 28 Desember 1981 Jabatan : Kepala Seksi Penelitian dan Pengembangan, Balai Struktur & Konstruksi Bangunan Instansi : Pusperkim, Kemen. PUPR Pendidikan : S-1 : Teknik Sipil, ITB S-2 : Earthquake Engineering, GRIPS-Tokyo Email : f3rri@pu.go.id 1

1. Pembebanan 1. SNI 1727 : 2013, Beban Minimum untuk Perancangan Bangunan Gedung dan Struktur lain 2. SNI 1726 : 2012, Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan Gedung dan non gedung 2. Perencanaan struktur a. SNI 2847 : 2013, Persyaratan Beton struktural untuk bangunan gedung b. SNI 1729 : 2015, Tata Cara Perencanaan Struktur Baja untuk Bangunan Gedung c. SNI 7973:2013, Spesifikasi Desain untuk Konstruksi Kayu Apa itu gempa bumi? Teori Pelat Tektonik: Dunia terdiri dari lempengan mengambang yang bergerak sehingga terjadi tabrakan, Tabrakan dan gesekan lempengan mengakibatkan pelepasan energi, dirasakan sebagai gempa Lempengan kuat melengkung ke atas membentuk pegunungan, lempeng yang lemah terdesak ke bawah membentuk jurang Gempa bumi merupakan fenomena alam yang tidak dapat dihindari, diramalkan (lokasi, kapan dan besarnya), menimbulkan kerugian baik harta maupun jiwa 4 2

1. Mengijinkan terjadinya perilaku inelastik Prosedur yang umum digunakan Mengijinkan kerusakan/kelelehan pada komponen struktur pada lokasi tertentu Beban gempa direduksi 3-8 kali Pola kerusakan harus diatur Mereduksi gaya gempa yang bekerja pada bangunan Meminimalisasi kerusakan pada struktur bangunan dan isinya 2. Memisahkan bangunan dengan tanah sumber : www2.bridgestone-dp.jp Sangat cocok digunakan pada bangunan yang harus berfungsi segera pasca gempa (rumah sakit, emergency center) atau bangunan yang mempunyai nilai tinggi (museum, laboratorium riset, monumental) 3

3. Memasang sistem pendisipasi energi Energy dissipation bracing type Mass damper SNI 03-1726-1989, Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa UntukRumahdan Gedung, Kantor Menteri Negara Pekerjaan Umum, Dit.Bintek, Ditjen Cipta Karya, 1997 SNI Perencanaan Ketahanan gempa untuk gedung telah mengalami beberapa revisi SNI 1726 :2012, Tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk struktur bangunan gedung dan non gedung 4

Peta hazard Terbagi atas 6 zona Periode ulang 500 th Resiko 10% dalam 50 th Peta PGA Data gempa hingga 1999 Peta hazard (MCE) dan kerentanan bangunan (Cr) Kontur percepatan Periode ulang 2500 th Resiko 2% dalam 50 th Peta PGA, S S,S 1 Data gempa hingga 2009 Memberikan persyaratan minimum perencanaan ketahanan gempa untuk struktur bangunan gedung dan non gedung Tidak berlaku untuk bangunan sebagai berikut: a) Struktur bangunan dengan sistem struktur yang tidak umum atau yang masih memerlukan pembuktian tentang kelayakannya; b) Struktur jembatan kendaraan lalu lintas (jalan raya dan kereta api), struktur reaktor energi, struktur bangunan keairan dan bendungan, struktur menara transmisi listrik, serta struktur anjungan pelabuhan, anjungan lepas pantai, dan struktur penahan gelombang. 1. Standar dan pedoman perencanaan yang terkait, 2. Melibatkan tenaga-tenaga ahli utama di bidang rekayasa struktur dan geoteknik 5

1. Pembatasan deformasi maksimum inelastis pada sistem struktur dengan faktor keutamaan > 1 2. Pembatasan nilai geser dasar minimum 3. Detailing bangunan disesuaikan dengan resiko bangunan 4. Perhitungan berat seismik yang lebih reasonable 5. Kontribusi mode tinggi pada distribusi beban lateral 6. Penalti untuk sistem struktur yang tidak umum 7. Aturan yang lebih komprehensif termasuk untuk bangunan non gedung Struktur didesain di bawah dari gaya gempa elastik (faktor R ) Maka: Struktur harus mampu berdeformasi bolak-balik di rentang inelastik Struktur harus daktail, mampu deformasi 5-6 x deformasi leleh Tidak menunjukkan degradasi kekuatan berlebihan pada response inelastisnya 6

Gempa dengan kemungkinan terlewati besarannya selama umur struktur bangunan (50 tahun) sebesar 2% atau gempa dengan periode ulang 2500 tahun Gempa maksimum yang dipertimbangkan resiko tertarget (MCE R ) Tingkat kerusakan yang boleh terjadi : collapse prevention (rusak berat) LS CP FO IO 7

Menunjukkan tingkat keseriusan konsekuensi terhadap struktur dan penghuni bangunan jika beban maksimum terlewati Hal-hal yang mempengaruhi KRB 1. Jumlah penghuni yang akan terkena resiko jika struktur gagal 2. Kemungkinan jumlah orang yang berkumpul dalam satu ruangan 3. Mobilitas penghuni 4. Kemampuan penghuni dalam mengatasi situasi berbahaya 5. Potensi bocornya bahan beracun/berbahaya 6. Potensi hilangnya layanan vital bagi keberlangsungan hidup 8

9

No. Faktor Resiko Faktor Keutamaan, I 1. I 1,0 2. II 1,0 3. III 1,25 4. IV 1,5 No. Uraian SNI 2002 SNI 2012 1. Kategori gedung Bersifat umum Lebih detail 2. Gedung sekolah dan fasilitas pendidikan 1,0 1,5 3. Rumah sakit, fasilitas bedah, darurat 1,4 1,5 4. Gedung pertemuan 1,0 1,25 5. Penjara, rumah jompo, penitipan anak 1,0 1,25 6. Monumental 1,6 1,5 Peta Gempa maksimum yang dipertimbangkan rata-rata geometrik (MCEG) Peta Gempa maksimum yang dipertimbangkan risiko-tertarget (MCER) 10

Ditentukan dari berdasarkan profil tanah lapisan 30 m paling atas. Melalui penyelidikan tanah di lapangan dan di laboratorium, yang dilakukan oleh otoritas yang berwewenang atau ahli desain geoteknik bersertifikat, Diambil kondisi terburuk dari minimal 2 dari 3 kriteria diatas 11

Parameter spektrum respons percepatan pada perioda pendek dan perioda 1 detik yang disesuaikan Parameter percepatan spektral desain Atau dapat menggunakan software http://puskim.pu.go.id/aplikasi/desain_spektra_in donesia_2011/ 12

http://puskim.pu.go.id/aplikasi/desain_spektra_indonesia_2011/ 13

Terbagi 6 Kategori : A (paling ringan)-f (paling berat) Menentukan sistem struktur yang boleh digunakan Menentukan batasan ketinggian Menentukan detailing struktur Beton mengacu pada SNI 2847 Baja mengacu pada SNI 1729 Ambil kondisi terburuk Untuk lokasi dengan S 1 0.75g: KDS = E untuk Kategori Risiko I, II, atau III KDS= F untuk Kategori Risiko IV 14

Sistem Dinding Penumpu Sistem Rangka Bangunan Sistem Rangka Penahan Momen Sistem Ganda dengan SRPMK/M Sistem kolom kantilever Sistem Interaksi Lihat Tabel 9 - SNI 1726 : 2012 SNI 1726:2012 15

Tabel 9 - SNI 1726 : 2012 Tabel 9 - SNI 1726 : 2012 16

Tabel 9 - SNI 1726 : 2012 Tabel 9 - SNI 1726 : 2012 17

Ada penalti untuk Struktur bangunan tidak sederhana 1. Ketidakberaturan horizontal struktur Torsi Sudut dalam Pergeseran keluar bidang Diskontinuitas Diafragma Sistem non-paralel Batasan dan tindak lanjut lihat tabel 10 SNI 1726 : 2012 Ada penalti untuk Struktur bangunan tidak sederhana 2. Ketidakberaturan vertikal struktur Kekakuan tingkat Massa Bangunan Geometri vertikal Diskontinuitas bidang Kekuatan lateral tingkat Batasan dan tindak lanjut lihat tabel 11 SNI 1726 : 2012 18

Kombinasi pembebanan LRFD Ket : D : Beban mati L : Beban hidup Lr : Beban atap W : Beban angin R : Beban hujan E : Beban gempa Faktor beban hidup untuk kombinasi 3,4 dan 6 boleh diambil sebesar 0,5 kecuali untuk ruangan dan fungsi garasi, ruang pertemuan dan ruangan lainnya yang bebannya diatas 500 kg/m 2 Kombinasi pembebanan layan Ket : : faktor redudansi Q E : Beban gempa horizontal S DS : parameter percepatan spektral perioda pendek 19

Faktor Redundansi ( ) Dapat diambil 1 untuk : Nilai antara 1 dan 1,3 1. Struktur yang dikenakan KDS B & C 2. Perhitungan drif dan pengaruh P-delta 3. Desain komponen non struktural 4. Kasus bila faktor kuat lebih Ω 0 disyaratkan dalam desain 5. Beban diafragma 20

Penggunaan Ω 0 Contoh penerapan 1. Perhitungan fondasi 2. Desain elemen penumpu dinding, portal tidak menerus Berat Efektif 21

Gaya Geser Gempa V = Cs W Ket : Cs : Koefisien respon seismik W : Berat efektif 22

SNI 1726 : 2012 merupakan persyaratan minimum untuk perencanaan bangunan gedung tahan gempa Standar ini untuk digunakan untuk perencanaan detail struktur bangunan gedung yang di bangun di daerah rawan bencana gempa bumi. Standar-standar terkait aspek keselamatan (UUBG 28-2002) berstatus wajib (bukan voluntary) Kesuksesan pengunaan standar ini memerlukan dukungan semua pihak : Konsultan, Kontraktor, Pemilik Bangunan, Pemerintah 23