K E M E N T E R I A N P E K E R J A A N U M U M D A N P E R U M A H A N R A K Y A T B A D A N P E N E L I T I A N D A N P E N G E M B A N G A N PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN J l. P a n y a u n g a n C i l e u n y i W e t a n K a b u p a t e n B a n d u n g 4 0 3 9 3 Telp:(022) 7798393 (4 lines) - Fax: (022) 7798392 E-mail: info@puskim.pu.go.id Website: http://puskim.pu.go.id TTL : Padang, 28 Desember 1981 Jabatan : Kepala Seksi Penelitian dan Pengembangan, Balai Struktur & Konstruksi Bangunan Instansi : Pusperkim, Kemen. PUPR Pendidikan : S-1 : Teknik Sipil, ITB S-2 : Earthquake Engineering, GRIPS-Tokyo Email : f3rri@pu.go.id 1
1. Pembebanan 1. SNI 1727 : 2013, Beban Minimum untuk Perancangan Bangunan Gedung dan Struktur lain 2. SNI 1726 : 2012, Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan Gedung dan non gedung 2. Perencanaan struktur a. SNI 2847 : 2013, Persyaratan Beton struktural untuk bangunan gedung b. SNI 1729 : 2015, Tata Cara Perencanaan Struktur Baja untuk Bangunan Gedung c. SNI 7973:2013, Spesifikasi Desain untuk Konstruksi Kayu Apa itu gempa bumi? Teori Pelat Tektonik: Dunia terdiri dari lempengan mengambang yang bergerak sehingga terjadi tabrakan, Tabrakan dan gesekan lempengan mengakibatkan pelepasan energi, dirasakan sebagai gempa Lempengan kuat melengkung ke atas membentuk pegunungan, lempeng yang lemah terdesak ke bawah membentuk jurang Gempa bumi merupakan fenomena alam yang tidak dapat dihindari, diramalkan (lokasi, kapan dan besarnya), menimbulkan kerugian baik harta maupun jiwa 4 2
1. Mengijinkan terjadinya perilaku inelastik Prosedur yang umum digunakan Mengijinkan kerusakan/kelelehan pada komponen struktur pada lokasi tertentu Beban gempa direduksi 3-8 kali Pola kerusakan harus diatur Mereduksi gaya gempa yang bekerja pada bangunan Meminimalisasi kerusakan pada struktur bangunan dan isinya 2. Memisahkan bangunan dengan tanah sumber : www2.bridgestone-dp.jp Sangat cocok digunakan pada bangunan yang harus berfungsi segera pasca gempa (rumah sakit, emergency center) atau bangunan yang mempunyai nilai tinggi (museum, laboratorium riset, monumental) 3
3. Memasang sistem pendisipasi energi Energy dissipation bracing type Mass damper SNI 03-1726-1989, Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa UntukRumahdan Gedung, Kantor Menteri Negara Pekerjaan Umum, Dit.Bintek, Ditjen Cipta Karya, 1997 SNI Perencanaan Ketahanan gempa untuk gedung telah mengalami beberapa revisi SNI 1726 :2012, Tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk struktur bangunan gedung dan non gedung 4
Peta hazard Terbagi atas 6 zona Periode ulang 500 th Resiko 10% dalam 50 th Peta PGA Data gempa hingga 1999 Peta hazard (MCE) dan kerentanan bangunan (Cr) Kontur percepatan Periode ulang 2500 th Resiko 2% dalam 50 th Peta PGA, S S,S 1 Data gempa hingga 2009 Memberikan persyaratan minimum perencanaan ketahanan gempa untuk struktur bangunan gedung dan non gedung Tidak berlaku untuk bangunan sebagai berikut: a) Struktur bangunan dengan sistem struktur yang tidak umum atau yang masih memerlukan pembuktian tentang kelayakannya; b) Struktur jembatan kendaraan lalu lintas (jalan raya dan kereta api), struktur reaktor energi, struktur bangunan keairan dan bendungan, struktur menara transmisi listrik, serta struktur anjungan pelabuhan, anjungan lepas pantai, dan struktur penahan gelombang. 1. Standar dan pedoman perencanaan yang terkait, 2. Melibatkan tenaga-tenaga ahli utama di bidang rekayasa struktur dan geoteknik 5
1. Pembatasan deformasi maksimum inelastis pada sistem struktur dengan faktor keutamaan > 1 2. Pembatasan nilai geser dasar minimum 3. Detailing bangunan disesuaikan dengan resiko bangunan 4. Perhitungan berat seismik yang lebih reasonable 5. Kontribusi mode tinggi pada distribusi beban lateral 6. Penalti untuk sistem struktur yang tidak umum 7. Aturan yang lebih komprehensif termasuk untuk bangunan non gedung Struktur didesain di bawah dari gaya gempa elastik (faktor R ) Maka: Struktur harus mampu berdeformasi bolak-balik di rentang inelastik Struktur harus daktail, mampu deformasi 5-6 x deformasi leleh Tidak menunjukkan degradasi kekuatan berlebihan pada response inelastisnya 6
Gempa dengan kemungkinan terlewati besarannya selama umur struktur bangunan (50 tahun) sebesar 2% atau gempa dengan periode ulang 2500 tahun Gempa maksimum yang dipertimbangkan resiko tertarget (MCE R ) Tingkat kerusakan yang boleh terjadi : collapse prevention (rusak berat) LS CP FO IO 7
Menunjukkan tingkat keseriusan konsekuensi terhadap struktur dan penghuni bangunan jika beban maksimum terlewati Hal-hal yang mempengaruhi KRB 1. Jumlah penghuni yang akan terkena resiko jika struktur gagal 2. Kemungkinan jumlah orang yang berkumpul dalam satu ruangan 3. Mobilitas penghuni 4. Kemampuan penghuni dalam mengatasi situasi berbahaya 5. Potensi bocornya bahan beracun/berbahaya 6. Potensi hilangnya layanan vital bagi keberlangsungan hidup 8
9
No. Faktor Resiko Faktor Keutamaan, I 1. I 1,0 2. II 1,0 3. III 1,25 4. IV 1,5 No. Uraian SNI 2002 SNI 2012 1. Kategori gedung Bersifat umum Lebih detail 2. Gedung sekolah dan fasilitas pendidikan 1,0 1,5 3. Rumah sakit, fasilitas bedah, darurat 1,4 1,5 4. Gedung pertemuan 1,0 1,25 5. Penjara, rumah jompo, penitipan anak 1,0 1,25 6. Monumental 1,6 1,5 Peta Gempa maksimum yang dipertimbangkan rata-rata geometrik (MCEG) Peta Gempa maksimum yang dipertimbangkan risiko-tertarget (MCER) 10
Ditentukan dari berdasarkan profil tanah lapisan 30 m paling atas. Melalui penyelidikan tanah di lapangan dan di laboratorium, yang dilakukan oleh otoritas yang berwewenang atau ahli desain geoteknik bersertifikat, Diambil kondisi terburuk dari minimal 2 dari 3 kriteria diatas 11
Parameter spektrum respons percepatan pada perioda pendek dan perioda 1 detik yang disesuaikan Parameter percepatan spektral desain Atau dapat menggunakan software http://puskim.pu.go.id/aplikasi/desain_spektra_in donesia_2011/ 12
http://puskim.pu.go.id/aplikasi/desain_spektra_indonesia_2011/ 13
Terbagi 6 Kategori : A (paling ringan)-f (paling berat) Menentukan sistem struktur yang boleh digunakan Menentukan batasan ketinggian Menentukan detailing struktur Beton mengacu pada SNI 2847 Baja mengacu pada SNI 1729 Ambil kondisi terburuk Untuk lokasi dengan S 1 0.75g: KDS = E untuk Kategori Risiko I, II, atau III KDS= F untuk Kategori Risiko IV 14
Sistem Dinding Penumpu Sistem Rangka Bangunan Sistem Rangka Penahan Momen Sistem Ganda dengan SRPMK/M Sistem kolom kantilever Sistem Interaksi Lihat Tabel 9 - SNI 1726 : 2012 SNI 1726:2012 15
Tabel 9 - SNI 1726 : 2012 Tabel 9 - SNI 1726 : 2012 16
Tabel 9 - SNI 1726 : 2012 Tabel 9 - SNI 1726 : 2012 17
Ada penalti untuk Struktur bangunan tidak sederhana 1. Ketidakberaturan horizontal struktur Torsi Sudut dalam Pergeseran keluar bidang Diskontinuitas Diafragma Sistem non-paralel Batasan dan tindak lanjut lihat tabel 10 SNI 1726 : 2012 Ada penalti untuk Struktur bangunan tidak sederhana 2. Ketidakberaturan vertikal struktur Kekakuan tingkat Massa Bangunan Geometri vertikal Diskontinuitas bidang Kekuatan lateral tingkat Batasan dan tindak lanjut lihat tabel 11 SNI 1726 : 2012 18
Kombinasi pembebanan LRFD Ket : D : Beban mati L : Beban hidup Lr : Beban atap W : Beban angin R : Beban hujan E : Beban gempa Faktor beban hidup untuk kombinasi 3,4 dan 6 boleh diambil sebesar 0,5 kecuali untuk ruangan dan fungsi garasi, ruang pertemuan dan ruangan lainnya yang bebannya diatas 500 kg/m 2 Kombinasi pembebanan layan Ket : : faktor redudansi Q E : Beban gempa horizontal S DS : parameter percepatan spektral perioda pendek 19
Faktor Redundansi ( ) Dapat diambil 1 untuk : Nilai antara 1 dan 1,3 1. Struktur yang dikenakan KDS B & C 2. Perhitungan drif dan pengaruh P-delta 3. Desain komponen non struktural 4. Kasus bila faktor kuat lebih Ω 0 disyaratkan dalam desain 5. Beban diafragma 20
Penggunaan Ω 0 Contoh penerapan 1. Perhitungan fondasi 2. Desain elemen penumpu dinding, portal tidak menerus Berat Efektif 21
Gaya Geser Gempa V = Cs W Ket : Cs : Koefisien respon seismik W : Berat efektif 22
SNI 1726 : 2012 merupakan persyaratan minimum untuk perencanaan bangunan gedung tahan gempa Standar ini untuk digunakan untuk perencanaan detail struktur bangunan gedung yang di bangun di daerah rawan bencana gempa bumi. Standar-standar terkait aspek keselamatan (UUBG 28-2002) berstatus wajib (bukan voluntary) Kesuksesan pengunaan standar ini memerlukan dukungan semua pihak : Konsultan, Kontraktor, Pemilik Bangunan, Pemerintah 23