BAB I PENDAHULUAN Penerapan Model Pembelajaran Active Learning Tipe Quiz Team Dengan Keterampilan Bertanya Probing Question

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. siswa untuk memahami nilai-nilai warga negara yang baik. Sehingga siswa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, dalam rangka mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia yang tercantum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. diselenggarakan sebagai proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Belajar merupakan proses yang dapat ditandai dengan perubahan perilaku

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PEMBINAAN KARAKTER KEWARGANEGARAAN MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila sebagai landasan kehidupan berbangsa dan bernegara juga. meningkatkan kualitas pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. Negara yang baik, yang diharapkan diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari, baik

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan pembelajaran PKn di sekolah menghadapi sejumlah masalah

NUR ENDAH APRILIYANI,

BAB 1 PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia. penerus di mana negara Indonesia harus menghindari sistim pemerintahan yang

I. PENDAHULUAN. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana bagi manusia untuk mampu

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Optimalisasi pendidikan sangat penting dilakukan dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. Nasional sebagai mana yang tercantum dalam UU No. 20 tahun 2003,

BAB 1 PENDAHULUAN. bagi seluruh umat manusia. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan seperti. Tahun 2003, yang menjelaskan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Vita Rosmiati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru PKn kelas VIII SMP N 40

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mental spiritual yang membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas. Oleh

1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan (PKn) merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. berada. Dalam proses pendidikan banyak sekali terjadi perubahan-perubahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sarana penting pengembangan ilmu dan pondasi

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang. Negara Republik Indonesia tahun 1945 berfungsi mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses pendidikan dapat berlangsung dalam dua tahapan, yakni proses

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar adalah ilmu-ilmu soasial terpadu yang

BAB I PENDAHULUAN. moral akan mempengaruhi masa depan bangsa. 1. lemahnya proses pembelajaran. Selama ini pendidikan hanya

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan usaha sadar dan disengaja oleh guru untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk. menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di era globalisasi pendidikan merupakan hal yang sangat fundamental bagi

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa. Undang-undang RI No. 20 Th Bab 1 pasal 1. mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dengan paradigma barunya

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah

MENERAPKAN PENILAIAN AUTENTIK DI MADRASAH ALIYAH KARAWANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sendiri maupun orang lain. Pendidikan sebagai gejala yang universal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses belajar mengajar atau proses pengajaran merupakan suatu kegiatan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat vital bagi sebuah Negara. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. timbul pada diri manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Demokrasi pada era globalisasi saat ini menjadi pilar-pilar bagi

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara awal yang dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan dan sikap-sikap yang diharapkan dapat membuat seseorang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. berkarakter dalam mengisi kemerdekaan. Namun, memunculkan jiwa yang

BAB I PENDAHULUAN. BAB II pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa Indonesia untuk menciptakan manusia yang berilmu, cerdas dan terampil di lingkungan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era

T, 2015 PENGGUNAAN METODE PROBLEM SOVING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH PADA PEMBELAJARAN IPS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara awal yang telah dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. dan nilai-nilai. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. dengan pradigma baru yang dapat mengembangkan kelas sebagai democratic. terbentuk dimulai dari lingkungan sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran nasional yang diatur dengan undang-undang. Dalam arti sederhana

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena ketidak-konsistenan antara pendidikan dan keberhasilan kehidupan

I. PENDAHULUAN. Kemajuan suatu bangsa tergantung pada kemajuan sumber daya manusianya.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya merupakan proses pengembangan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Resti Lestari Dewi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi perkembangan ini dan harus berfikiran lebih maju. Ciri-ciri

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil dan analisis refleksi terhadap tindakan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan merupakan salah satu mata. Indonesia yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan

BAB I PENDAHULUAN. adanya berbagai peraturan perundang-undangan yang disusun guna meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengganti dan penerus yang mendahuluinya, dan sebagai pewaris-pewaris di muka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hidup seseorang bahkan dalam kesejahteraan suatu bangsa. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. kewajiban sebagai warga negara yang baik. Pendidikan pada dasarnya merupakan

BAB I PENDAHULUAN. hakikatnya tujuan pendidikan yaitu mengembangkan pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan, karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan tidak dapat dipisahkan dengan proses pembelajaran. Di dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. membantu peserta didik menguasai tujuan-tujuan pendidikan. Interaksi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN Penerapan Model Pembelajaran Active Learning Tipe Quiz Team Dengan Keterampilan Bertanya Probing Question untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa pada Pembelajaran PKn (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas VIID di SMPN 14 Kota Bandung) A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi warga Negara yang memiliki komitmen kuat dan konsisten untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Komitmen yang kuat dan konsisten terhadap prinsip dan semangat kebangsaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang berdasarkan pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, perlu ditingkatkan terus menerus untuk memberikan pemahaman yang mendalam tentang Negara Kesatuan Republik Indonesia. Konstitusi Negara Republik Indonesia perlu ditanamkan kepada seluruh kompenen bangsa Indonesia, khususnya generasi muda sebagai generasi penerus. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat (1) bahwa: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Mengembangkan potensi yang dipunyai peserta didik juga sangat penting dalam rangka mengasah kemampuan di bidang keterampilan. Hal ini dipandang perlu agar peserta didik mempunyai keterampilan sehingga bisa mengahadapi kehidupan dengan lebih baik.

2 Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia menunjukkan fenomena yang cukup memprihatinkan diantaranya ketidakmampuan proses pendidikan menghasilkan lulusan yang berkualitas. Melihat kenyataan ini, pemerintah dan praktisi pendidikan tidak diam saja, berbagai usaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan telah dilakukan, antara lain pengembangan dan perbaikan kurikulum, pengembangan metode, model pembelajaran dan sistem penilaian, perbaikan sarana pendidikan, dan penyediaan fasilitas belajar. Namun usaha itu belum mencapai hasil yang maksimal. Hal ini dapat dilihat dari masih rendahnya daya serap siswa. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga Negara yang baik, cerdas, terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Mata pelajaran PKn dipandang sebagai mata pelajaran yang memegang peranan penting dalam membentuk warga negara yang baik sesuai dengan falsafah bangsa dan konstitusi negara Republik Indonesia. Dengan memperhatikan isi dan misi mata pelajaran kewarganegaraan yaitu membentuk warga negara yang baik, selain mencakup dimensi pengetahuan, karakteristik mata pelajaran kewarganegaraan ditandai dengan pemberian penekanan pada dimensi sikap dan keterampilan kewarganegaraan yang sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila. Bransons dalam Winataputra dan Budimansyah (2007, hlm.182) mengungkapkan bahwa tujuan Pendidikan Kewarganegaraan adalah partisipasi yang bermutu dan bertangung jawab dalam kehidupan politik dan masyarakat, baik ditingkat lokal maupun nasional. Partisipasi semacam itu memerlukan kompetensi kewarganegaraan sebagai berikut: 1. Pengembangan terhadap penguasaan dan pemahaman tertentu; 2. Pengembangan kemampuan intelektual dan partisipatoris; 3. Pengembangan karakter dan atau sikap mental tertentu; 4. Komitmen yang benar terhadap nilai dan prinsip fundamental demokrasi konstitusional.

3 Berdasarkan uraian di atas, pembelajaran PKn menghasilkan kompetensi kewarganegaraan yang memberikan bekal menuju warga negara yang baik (to be a good citizenship). Pendidikan Kewarganegaraan berbeda dengan mata pelajaran lainnya karena selain berisi tentang materi substansi mengenai syarat-syarat sebagai warga Negara yang baik, disamping itu pembelajaran PKn juga beresensikan pembelajaran nilai dan moral. Maka dari itu, pembelajaran PKn harus mampu mengembangkan nilai terutama nilai-nilai demokratis siswa yang berlandaskan pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Keaktifan siswa merupakan salah satu prinsip utama dalam proses pembelajaran. Belajar adalah berbuat oleh karena itu tidak ada belajar tanpa aktivitas. Pengalaman belajar hanya dapat diperoleh jika siswa aktif berinteraksi dengan lingkungannya. Keaktifan siswa penting dalam proses pembelajaran sebab pengetahuan, keterampilan, dan sikap tidak dapat di transfer begitu saja tetapi harus siswa sendiri yang mengolahnya terlebih dahulu. Rosalia (2005, hlm.4) menyatakan Keaktifan siswa selama proses belajar mengajar merupakan Salah satu indikator adanya keinginan atau motivasi siswa untuk belajar. Siswa dikatakan memiliki keaktifan apabila ditemukan ciri-ciri perilaku seperti : sering bertanya kepada guru atau siswa lain, mau mengerjakan tugas yang diberikan guru, mampu menjawab pertanyaan, senang diberi tugas belajar, dan lain sebagainya. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran akan menyebabkan interaksi yang tinggi antara guru dengan siswa ataupun dengan siswa itu sendiri. Hal ini akan mengakibatkan suasana kelas menjadi segar dan kondusif, dimana masing masing siswa dapat melibatkan kemampuannya semaksimal mungkin. Aktivitas yang timbul dari siswa akan mengakibatkan pula terbentuknya pengetahuan dan keterampilan yang akan mengarah pada peningkatan prestasi. Mengaktifkan belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran merupakan salah satu cara menghidupkan dan melatih memori siswa agar bekerja dan berkembang secara optimal. Berikan kesempatan kepada siswa untuk mengoptimalisasikan memorinya bekerja secara maksimal dengan bahasanya dan melakukan dengan kreatifitasnya

4 sendiri. Jangan dibatasi selama kreatifitas siswa masih dalam kerangka menunjang pencapaian kompetensi. Untuk mengaktifkan siswa agar secara sukarela tumbuh kesadaran mau dan senang belajar. Marno (2008, hlm.46) dalam kegiatan pembelajaran, terdapat dua kegiatan yang sinergis, yakni: Guru mengajar dan siswa belajar. Guru mengajarkan bagaimana siswa harus belajar. Sementara siswa belajar bagaimana seharusnya belajar melalui berbagai pengalaman belajar sehingga terjadinya perubahan dalam dirinya dari aspek kognitif, psikomotor, dan afektif. Guru harus merancang kegiatan pembelajaran yang memungkinkan siswa melakukan kegiatan belajar secara aktif, baik fisik maupun mental. Siswa akan belajar secara aktif kalau rancangan pembelajaran yang disusun guru mengharuskan siswa, baik secara sukarela maupun terpaksa, menuntut siswa melakukan kegiatan belajar. Rancangan pembelajaran yang mencerminkan kegiatan belajar secara aktif perlu didukung oleh kemampuan guru memfasilitasi kegiatan belajar siswa dan mampu menggunakan metode pembelajaran yang mampu meningkatkan aktivitas belajar siswa. Dengan demikian, ada korelasi signifikansi antara kegiatan mengajar guru dan kegiatan belajar siswa. Mengaktifkan kegiatan belajar siswa berarti menuntut kreativitas dan kemampuan guru dalam merancang dan melaksanakan kegiatan pembelajaran. Berdasarkan hasil pengamatan di lingkungan kelas VIID di SMPN 14 Bandung memberikan gambaran fakta bahwa pembelajaran PKn masih menemui banyak kelemahan dan kendala yang di hadapi. Berdasarkan pengamatan dan wawancara dengan guru PKn dan sebagian siswa, teridentifikasi masalah yang sangat problematik yang muncul dan memerlukan pemecahan dengan segera. Ternyata mata pelajaran PKn sampai saat ini masih dianggap sebagai mata pelajaran yang tidak disukai dan membosankan oleh sebagian siswa. Hal ini bisa dilihat setelah melakukan pengamatan langsung di kelas VIID ternyata dari jumlah 40 siswa ada 30 siswa yang tidak mampu berpartisipasi aktif. Ketika proses pembelajaran tersebut berlangsung, banyak siswa yang pasif dalam pembelajaran. Rasa ingin tahu siswa tidak terbangun, kemandirian dalam kegiatan pembelajaran pun sedikit sekali terlihat.

5 Ketekunan yang dimiliki belum tampak. Selain itu hanya ada beberapa siswa yang aktif di kelas, mereka mengajukan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang telah diajarkan, namun masih banyak siswa yang hanya menjadi pendengar dan tergolong pasif di kelas. Siswa tidak termotivasi dalam melakukan kegiatan pembelajaran, ini menunjukkan bahwa rendahnya aktivitas belajar siswa di kelas VIID SMPN 14 Bandung. Jika hal demikian didiamkan saja oleh guru dan tidak diupayakan adanya perbaikan maka tujuan kegiatan pembelajaran tersebut tentu tidak akan dapat tercapai dengan maksimal. Salah satu aspek penting yang mendapat sorotan untuk mengangkat kualitas pendidikan khususnya pada mata pelajaran PKn adalah guru. Tugas pendidik atau guru adalah menciptakan suasana pembelajaran yang dapat memotivasi siswa untuk senantiasa belajar dengan baik dan penuh semangat. Suasana yang demikian tentunya akan berdampak positif dalam pencapaian prestasi belajar yang optimal. Oleh karena itu untuk mendapatkan hasil belajar yang optimal aktivitas belajar merupakan salah satu faktor penting yang perlu diperhatikan sebab tanpa adanya aktivitas maka tidak akan ada proses perubahan perilaku yang diakibatkan dari kegiatan belajar. Aktivitas belajar siswa di lingkungan kelas VIID yang masih rendah. Penyebab dari permasalahan tersebut, yakni metode mengajar guru yang dirasa tidak mampu meningkatkan aktivitas belajar siswa. Metode mengajar yang satu arah (one way traffict) tidak ada variasi dalam metode pembelajaran membuat siswa jenuh dalam pembelajaran dan tidak ada ketegasan guru dalam mengajar membuat aktivitas belajar siswa rendah dan cenderung siswa pada saat pembelajaran PPKn sedang berlangsung tidak memperhatikan dengan baik. Metode mengajar yang satu arah (one way traffict) tidak akan menyentuh potensi kreativitas siswa, akan berwujudnya pencerminan kelas civics sebagai laboratorium demokrasi. Metode mengajar yang baik bersifat two way traffict sehingga mampu mendorong dan menggugah keterlibatan atau partisipasi siswa dalam kegiatan proses belajar mengajar secara optimal. Dari berbagai fenomena yang ditemukan di kelas VIID SMPN 14 Kota Bandung, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa akar permasalahan yang terjadi saat ini yaitu dari segi proses pembelajaran di kelas.

6 Pemilihan metode pembelajaran yang digunakan oleh pendidik harus tepat agar suasana belajar dapat menyenangkan dan memungkinkan siswa untuk mengembangkan kreatifitas. Suasana belajar yang menyenangkan akan membawa dampak pada motivasi dan aktivitas belajar yang meningkat. Motivasi belajar yang tinggi menjadi salah satu faktor penentu keberhasilan siswa dalam mencapai hasil belajar yang terbaik. Optimalnya kadar keaktifan belajar siswa dapat dilakukan dengan kemampuan ketarampilan bertanya yang dimiliki oleh seorang guru. Perlunya pembelajaran aktif sekurang-kurangnya didasarkan atas perangkat asumsi yang berkenaan dengan pendidikan, hakikat anak didik, hakikat guru, dan asumsi yang berkenaan dengan proses pengajaran. Perwujudan peningkatan aktivitas belajar dapat terwujud dengan menggunakan model pembelajaran yang efektif. Salah satu model pembelajaran yang efektif mengenai peningkatan aktivitas belajar yaitu model pembelajaran Active Learning tipe Quiz team. Bagi siswa kelas VIID SMPN 14 Kota Bandung model Active Learning tipe Quiz team dimaksudkan untuk mengoptimalkan penggunaan semua potensi yang dimiliki oleh anak didik, sehingga semua anak didik dapat meningkatkan aktivitas belajarnya di kelas. Di samping itu pembelajaran aktif (active learning) juga dimaksudkan untuk menjaga perhatian siswa/anak didik agar tetap tertuju pada proses pembelajaran. Guru memegang peranan penting dalam menentukan kualitas dan kuantitas pembelajaran yang dilaksanakan. Selain, guru harus dapat memikirkan dan memilih berbagai strategi mengajar, guru juga harus memiliki kemampuan dasar mengajar. Keterampilan mengajar bagi seorang guru sangat penting. Arti penting itu bertolak dari tugas dan tanggung jawab guru yang cukup berat untuk mencerdaskan anak didiknya. Kerangka berpikir seperti ini menghendaki seorang guru untuk melengkapi dirinya dengan berbagai keterampilan yang diharapkan dapat membantu dalam menjalakan tugasnya dalam interaksi edukatif. Keterampilan dasar mengajar adalah keterampilan yang mutlak harus dimiliki oleh seorang guru. Dalam proses Kegiatan Belajar Mengajar yang bersifat klasikal, guru harus berusaha menciptakan proses belajar mengajar yang mencerminkan komunikasi dua

7 arah antara guru dan peserta didik maupun antara pesertadidik dengan peserta didik lainnya, dalam hal ini semua peserta didik aktif baik individu maupun kelompok. Agar tercipta komunikasi dua arah, salah satu caranya adalah dengan bertanya. Bertanya memainkan peranan penting, karena dengan bertanya seseorang akan lebih paham, atau memiliki informasi yang banyak tentang sesuatu hal yang dikajinya. Oleh sebab itu kemampuan bertanya yang harus dimiliki guru, salah satu diantaranya adalah keterampilan bertanya, sebab pertanyaan yang tersusun dengan baik dan teknik pelontaran yang tepat dari guru akan memberikan dampak positif terhadap peserta didik. Keterampilan bertanya yang dirasa efektif untuk meningkatkan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran adalah Pertanyaan menggali (Probing Question) yang dimaksud pertanyaan menggali adalah pertanyaan lanjutan yang akan mendorong murid untuk lebih mendalami jawabannya terhadap pertanyaan sebelumnya. Dengan pertanyaan menggali ini, murid didorong untuk meningkatkan kualitas ataupun kuantitas jawaban yang telah diberikan pada pertanyaan sebelumnya. Probing question adalah pertanyaan yang bersifat menggali untuk mendapatkan jawaban lebih lanjut dari murid guna mengembangkan kualitas jawaban yang pertama, sehingga yang berikutnya lebih jelas, akurat, serta lebih beralasan. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas berkaitan dengan Penerapan Pembelajaran Model Active Learning tipe Quiz Team dengan Keterampilan Bertanya Probing Question untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar pada Mata Pelajaran PKn di Kelas VIID SMPN 14 Kota Bandung. B. Identifikasi Masalah Penelitian Dalam proses belajar mengajar terjadi aktivitas guru dan siswa. Hal ini yang memotivasi siswa untuk cenderung aktif dalam belajar. Keaktifan siswa dalam belajar merupakan persoalan penting dan mendasar yang harus dipahami, dan dikembangkan setiap guru dalam proses pembelajaran. Sehingga keaktifan siswa perlu digali dari potensi-potensinya, yang mereka aktualisasikan melalui aktifitasnya

8 untuk mencapai tujuan pembelajaran. Belajar aktif ditunjukkan dengan adanya ketertiban intelektual dan emosional yang tinggi dalam proses belajar. Siswa diberikan kesempatan untuk berdiskusi mengemukakan pendapat dan idenya, melakukan. Kegiatan tersebut memungkinkan siswa berinteraksi aktif dengan lingkungan dan kelompoknya, sebagai media untuk mengembangkan kemampuannya. Permasalahan rendahnya aktivitas belajar di kelas VIID SMP Negeri 14 Bandung menjadi permasalahan dalam pembelajaran PKn. Penggunaaan model pembelajaran yang monoton membuat siswa jenuh dan akan berdampak pada aktivitas siswa dalam belajar. Oleh karena itu, seorang guru harus dapat menerapkan berbagai model pembelajaran yang bervariasi yang dapat mempengaruhi cara belajar siswa yang pasif menjadi aktif dan membuat siswa tertarik bahkan tertantang untuk mempelajari materi pembelajaran. Bagi kelas VIID SMP Negeri 14 Bandung Model Pembelajaran Active learning (Belajar aktif) pada dasarnya berusaha untuk memperkuat dan memperlancar stimulus dan respons aanak didik dalam pembelajaran, sehingga proses pembelajaran menjadi hal yang menyenangkan, tidak menjadi hal yang membosankan bagi mereka. Dengan memberikan model pembelajaran active learning (belajar aktif) pada anak didik dapat membantu ingatan (memory) mereka, sehingga mereka dapat dihantarkan kepada tujuan pembelajaran dengan sukses. Kinerja guru dalam proses pembelajaran dapat mempengaruhi perkembangan siswa dalam belajar. Disamping guru harus mampu menerapkan model pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa guru juga harus mempunyai kemampuan keterampilan dasar mengajar. Hal ini tidak semuanya guru dapat mengajar peserta didiknya dengan baik dan professional. Keterampilan dasar mengajar merupakan keterampilan yang kompleks, yang pada dasarnya merupakan pengintegrasian utuh dari berbagai keterampilan yang jumlahnya sangat banyak. Dengan demikian keterampilan dasar mengajar berkenaan dengan beberapa keterampilan atau kemampuan yang bersifat mendasar dan harus dikuasai oleh tenaga pengajar dalam melaksanakan tugas mengajarnya. Peranan guru sangat

9 menentukan karena kedudukannya sebagai pemimpin pendidikan dalam pembelajaran di kelas. Untuk mencapai hal tersebut di atas maka dibutuhkan keterampilan-ketrampilan dasar seseorang guru dalam mengajar. Dalam proses belajar yang dilaksanakan oleh seorang guru tidaklah lepas dari guru memberikan jawaban yang diajukan. Pada kenyataannya guru dalam melakukan pembelajaran di kelas kurang menguasai teknik-teknik dalam meberikan pertanyaan kepada siswa sehingga banyak pertanyaan tersebut hanya bersifat knowledge saja artinya kebanyakan hanya mengandalkan ingatan. Keterampilan dasar mengajar merupakan keterampilan dasar yang perlu dimiliki oleh guru melaksanakan pembelajaran di kelas. Keterampilan dasar mengajar mutlak harus dimiliki dan dikuasai oleh tenaga pengajar karena dengan dengan keterampilan dasar mengajar dapat memberikan pengertian lebih dalam mengajar. Mengajar bukan hanya sekedar proses penyampaian materi saja, tetapi menyangkut aspek yang lebih luas seperti pembinaan sikap, emosional, karakter, kebiasaan, dan nilai-nilai. Keterampilan dasar pada guru di perlukan agar guru dapat melaksanakan peranannya dalam pengelolaan proses pembelajaran, sehingga pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efisien. Keterampilan bertanya bagi seorang guru merupakan keterampilan yang sangat penting untuk dikuasai, dengan keterampilan ini guru dapat menciptakan suasana pembelajaran lebih bermakna dapat dirasakan, pembelajaran akan menjadi sangat membosankan mana kala selama berjam-jam guru menjelaskan materi pelajaran tanpa diselingi dengan pertanyaan. Oleh karena itu dalam dalam setiap proses pembelajaran, bertanya merupakan kegiatan yang selalu menjadi bagian yang tidak terpisahkan. Mengingat begitu pentingnya peranan bertanya dalam proses pembelajaran, maka seorang guru harus memiliki keterampilan ini untuk menjamin kualitas pembelajaran. C. Rumusan Masalah Penelitian Agar penelitian ini mencapai sasaran dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan, maka penulis merasa perlu merumuskan apa yang menjadi permasalahannya. Secara

10 umum masalah yang dipertanyakan dalam penelitian ini adalah Apakah penerapan Model Pembelajaran Active Learning Tipe Quiz Team Dengan Keterampilan Bertanya Probing Question pada pembelajaran PKn dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa? Untuk memperjelas masalah diatas, maka penulis membuat beberapa sub masalah yang ditampilkan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan, yaitu sebagai berikut: 1. Bagaimana guru merancang persiapan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dengan menerapkan model pembelajaran active learning tipe quiz team dengan keterampilan bertanya Probing Question? 2. Bagaimana penerapan model pembelajaran active learning tipe quiz team dengan keterampilan bertanya Probing Question dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran PKn? 3. Bagaimana hasil penerapan model pembelajaran active learning tipe quiz team dengan keterampilan bertanya Probing Question untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran PKn? 4. Apa kendala yang dihadapi siswa dan guru dalam penerapan model pembelajaran active learning tipe quiz team dengan keterampilan bertanya probing question dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa? 5. Bagaimana upaya yang dilakukan oleh guru dalam mengatasi masalah atau kendala dalam penerapan model pembelajaran active learning tipe quiz team dengan keterampilan bertanya probing question dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa? D. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas secara umum penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan aktivitas belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran Active Learning tipe Quiz Team dengan Keterampilan Bertanya Probing Question melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Sedangkan tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mengungkapkan hal-hal sebagai berikut:

11 1. Untuk melaksanakan bagaimana guru merancang persiapan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dengan menerapkan model pembelajaran active learning tipe quiz team dengan keterampilan bertanya Probing Question. 2. Untuk menerapkan bagaimana pelaksanaan model pembelajaran active learning tipe quiz team dengan keterampilan bertanya Probing Question untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas VIID SMPN 14 Kota Bandung. 3. Untuk mengetahui hasil penerapan model pembelajaran active learning tipe quiz team dengan keterampilan bertanya Probing Question untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran PKn. 4. Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi siswa dan guru dalam menerapkan model pembelajaran active learning tipe quiz team dengan keterampilan bertanya probing question. 5. Untuk memperbaiki kendala-kendala yang dihadapi siswa dan guru dalam penerapan model pembelajaran active learning tipe quiz team dengan keterampilan bertanya probing question untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran PKn. E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat/signifikasi dari Segi Teori Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan khasanah ilmu pengetahuan sosial, khususnya tentang penerapan model pembelajaran Active Learning tipe Quiz Team dengan Keterampilan Bertanya Probing Question untuk meningkatkan aktifitas belajar dalam mata pelajaran PKn dan dapat dijadikan acuan dalam penelitian selanjutnya yang sejenis. 2. Manfaat/signifikasi dari Segi Kebijakan Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan wacana yang positif kepada instansi terkait dalam merumuskan kebijakan yang berhubungan dengan penerapan model pembelajaran Active Learning tipe Quiz Team dengan Keterampilan Bertanya Probing Question untuk meningkatkan aktifitas dalam mata pelajaran PKn.

12 3. Manfaat/signifikasi dari Segi Praktik Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan aktifitas belajar siswa serta diharapkan mampu membantu siswa dalam mengatasi permasalahan belajar baik pada dirinya maupun untuk orang lain. 4. Manfaat/signifikasi dari Segi Isu serta Aksi Sosial Hasil penelitian ini diharapkan mampu meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran PKn sehingga dapat memberikan pemahaman kepada siswa pentingnya pembelajaran PKn dan mampu mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, baik itu di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat. F. Struktur Organisasi Skripsi Sistematika dari penelitian yang berjudul Penerapan Model Pembelajaran Active Learning Tipe Quiz Team Dengan Keterampilan Bertanya Probing Question untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa pada Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan adalah sebagai berikut: 1. BAB I: Pendahuluan Berisi uraian tentang pendahuluan dan merupakan bagian awal dari skripsi. Pendahuluan berisi latar belakang penelitian, indentifikasi masalah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. Berikut uraian tiap bagian dari bab pendahuluan yaitu, sebagai berikut: a. Latar Belakang Masalah Menggambarkan alasan rasional pentingnya dilakukan penelitian mengenai Penerapan Model Pembelajaran Active Learning Tipe Quiz Team Dengan Keterampilan Bertanya Probing Question untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa pada Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dan juga beberapa pendekatan untuk mengatasi permasalahan tersebut. b. Identifikasi dan Perumusan Masalah Berisi tentang beberapa permasalahan yang terjadi dan pertanyaan yang sekiranya perlu untuk dijadikan permasalahan serta untuk membatasi masalah yang hendak diteliti selanjutnya.

13 c. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian berisi tingkat pencapaian yang hendak ditempuh saat melakukan penelitian berdasarkan rumusan masalah yang telah diidentifikasi sebelumnya. d. Manfaat Penelitian Berisi tentang gambaran berupa outcome setelah melakukan penelitian yang hendak diberikan oleh peneliti. 2. BAB II: Kajian Pustaka Kajian pustaka mempunyai peran yang sangat penting. Melalui kajian pustaka ditunjukan the state of the art dari teori yang sedang dikaji dam kedudukan masalah penelitian dalam bidang ilmu yang diteliti. Kajian pustaka berfungsi sebagai landasan teoritis dalam menyusun pertanyaan penelitian mengenai penerapan model pembelajaran active learning tipe quiz team dengan keterampilan bertanya probing question untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran PKn. 3. BAB III: Metode Penelitian BAB III berisi penjabaran yang rinci mengenai metode penelitian. Adapun isi dari metode penelitian ini adalah lokasi dan subjek penelitian, yang mana subjek penelitiannya yaitu di SMPN 14 Bandung, tepatnya di kelas VIID. Adapun desain penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK), disamping itu teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan studi literatur. 4. BAB IV: Hasil Penelitian dan Pembahasan Bab hasil penelitian dan pembahasan terdiri atas dua hal utama yaitu: a. Pengolahan atau analisis data untuk menghasilkan temuan berkaitan dengan masalah penelitian, pertanyaan penelitian, dan tujuan penelitian. b. Pembahasan atau analisis temuan.

14 5. BAB V: Simpulan dan Saran Bab simpulan dan saran menyajikan penafsiaran dan pemaknaan peneliti tehadap hasil analisis temuan penelitian mengenai penerapan model pembelajaran active learning tipe quiz team dengan keterampilan bertanya probing question untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran PKn.