Bahaya Pandangan Materialistis, Bagi Kehidupan

dokumen-dokumen yang mirip
Pengertian Ikhlas. Syaikh Muhammad Bin Shalih al-'utsaimin. rahimahullah. Terjemah : Muhammad Iqbal A. Gazali Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad

Riddah: Pengertian, Sebab Dan

Hukum Onani. Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah Syaikh Muhammad al-utsaimin rahimahullah

Apakah Masjidil Haram Sama Dengan Masjid-Masjid Lainnya Di Tanah Haram?

Hukum Menanam Saham Di Sebagian Perusahaan

Negeri Yang Wajib Ditinggalkan

Hukum Berobat Kepada Dukun Dan Peramal

Hukum Mengubah Nazar

Tata Cara Sujud Tilawah

Bersegera Memenuhi Seruan Allah dan Rasul-Nya

Apa Yang Terjadi Pada Mayit Di Kuburnya

Membalas Kebaikan Orang Lain

Buah Keimanan. Abdul Jabbar. Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad

Apakah Membaca Iftitah Wajib di Setiap Raka at dalam Shalat Atau Cukup Di Awal Saja?

Hukum Bersiwak Bagi Yang Puasa Setelah Gelincir Matahari

Di Antara Kemungkaran Pakaian Wanita Dalam Pesta Perkawinan

Nabi Musa dan Hidhir alaihimassalam

As-hamad, Penguasa Yang Maha Sempurna dan Tempat Bergantung Segala Sesuatu

Puasa Mengajarkan Mencintai Orang Miskin

Lima Syarat Wajib Haji

Tata Cara Shalat Malam

Hukum Hadiah yang Diberikan Oleh Pusat-Pusat Perbelanjaan

Hukum Meninggalkan Haji Sunnah Untuk Memberikan Kesempatan Kepada Kaum Muslimin

Bid ah Berkumpul Untuk Ta ziyah dan Menghidangkan Makanan Kepada yang Datang

Pertama Kali Wahyu Turun

Hukum Ucapan Fulan Mati Syahid

Hakim yang Adil dan Bijaksana

ت ت ج. "Rugilah ia di dunia dan di akhirat. Yang demikian itu adalah kerugian yang nyata". [Al Hajj/22 : 11]

Pengobatan Dengan Ruqyah Untuk Penyakit Kejiwaan

Iman Kepada Kitab-Kitab Allah Syaikh Dr. Abdul Aziz bin Muhammad Alu Abdul Lathif

Hukum Memakai Emas Dan Intan Bagi Laki-Laki

Dorongan Untuk Memanfaatkan Berbagai Sarana Informasi dengan Beberapa Syarat. Syaikh Abdul Aziz bin Baz

Hukum Bersumpah Atas Nama Nabi Muhammad shalallahu alihiwasallam

Perusak Keislaman. Tim Majalah As sunnah. Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad

Pembunuh Sembilan Puluh Sembilan Nyawa

Adab makan berkaitan dengan apa yang dilakukan sebelum makan, sedang makan dan sesudah makan.

Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq Radhiyallahu Anhu Seorang Orator Ulung

Hukum-Hukum Wasiat. Lajnah Daimah Untuk Riset Ilmiah Dan Fatwa. Terjemah :Muhammad Iqbal A.Gazali Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad

Hukum Merokok Dan Menjualnya

Bacaan dalam Shalat Malam

Menzhalimi Rakyat Termasuk DOSA BESAR

Tata Cara Shalat dalam Pesawat

Orang Munafik Akan Kehilangan Cahaya di Tengah Kegelapan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Mengganti Puasa Yang Ditinggalkan

Syarah Istighfar dan Taubat

Adzan Awal, Shalawat dan Syafaatul Ujma ADZAN AWAL, MEMBACA SHALAWAT NABI SAW, DAN SYAFA ATUL- UZHMA

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 286

Waktu Shalat Malam. Dr. Muhammad bin Fahd al-furaih. Dinukil dari Buku Masalah-Masalah Shalat Malam. (hal )

Qawaid Fiqhiyyah. Niat Lebih Utama Daripada Amalan. Publication : 1436 H_2015 M

(الإندونيسية بالغة) Wara' Sifat

KEUTAMAAN MENGANDUNG

Banyak yang bertanya kepada saya, Bagaimana contoh bekerja dengan orientasi akhirat?

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Yang Diizinkan Tidak Berpuasa

Kisah Nabi Sulaiman alaihissalam

Puasa Hari Asyura. Syaikh Amin bin Abdullah asy-syaqawi. Terjemah : Abu Umamah Arif Hidayatullah Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad

AGAR KAMU LEBIH DICINTAI ALLAH

Hadits-hadits Shohih Tentang

ج اء ك م ر س ول ن ا ي ب ي ن ل ك م ك ث ير ا م ما ك ن ت م ت خ ف و ن م ن ال ك ت اب و ي ع ف و ع ن ك ث ير ق د ج اء ك م م ن الل ه ن ور و ك ت اب

Apakah Asal dalam Dakwah Adalah Tauqifi?

Ar-Rabb, Yang Maha Mengatur Dan Menguasai Alam Semesta

Serial Bimbingan & Penyuluhan Islam

KAIDAH FIQH. "Mengamalkan dua dalil sekaligus lebih utama daripada meninggalkan salah satunya selama masih memungkinkan" Publication: 1436 H_2015 M

Hukum Mengganti Shalat dan Puasa yang Sengaja ditinggal Sebelum Bertaubat

Keutamaan Membaca. Publication: 1434 H_2013 M KEUTAMAAN MEMBACA SHALAWAT. Oleh: Ustadz Abdullah Taslim al-buthoni, MA

Tata Cara Sholat Khusuf (gerhana)

Nabi Yahya dan Lima Ajaran untuk Kaumnya

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Shalat Isya Di Belakang Imam Yang Shalat Tarawih

Wa ba'du: penetapan awal bulan Ramadhan adalah dengan melihat hilal menurut semua ulama, berdasarkan sabda Nabi r:

APA PEDOMANMU DALAM BERIBADAH KEPADA ALLAH TA'ALA?

Amalan Setelah Ramadhan. Penulis: Al-Ustadz Saifuddin Zuhri, Lc.

Perbaikan Keadaan Umat Urgensi Dan Cara Mewujudkannya

Memperbaiki Diri. Abu Muhammad Abdul Mu thi, Lc. Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad

Membatalkan Shalat Witir

Balasan Itu Sesuai dengan Amalan

Kebahagiaan Mana yang Ingin Anda Raih?

TETANGGA Makna dan Batasannya حفظه هللا Syaikh 'Ali Hasan 'Ali 'Abdul Hamid al-halabi al-atsari

Fadhilah Siwak. Syaikh Amin bin Abdullah asy-syaqawi. Terjemah : Abu Umamah Arif Hidayatullah Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad

Adab-adab Yang Wajib di Dalam Puasa. Oleh : Abu Ukasyah

Konsisten dalam kebaikan

Kepada Siapa Puasa Diwajibkan?

TAFSIR AKHIR SURAT AL-BAQARAH

HADITS TENTANG RASUL ALLAH

Siapakah Mukmin Sejati?

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

SUMPAH PALSU Sebab Masuk Neraka

Salaf dan Berbakti Kepada Ibu

Cara Terbaik Untuk Amar Ma ruf dan Nahi Munkar

Cara Menyisir Rambut

حفظو هللا Oleh : Ustadz Muhammad Wasitho Abu Fawaz, Lc, MA. Publication : 1437 H_2016 M. Keutamaan Tauhid dan Bahaya Syirik

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Hukum Sodomi Terhadap Istri

Tatkala Menjenguk Orang Sakit

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

Iman Kepada KITAB-KITAB

BAB IV KONSEP SAKIT. A. Ayat-ayat al-qur`an. 1. QS. Al-Baqarah [2]:

Bagi YANG BERHUTANG. Publication: 1434 H_2013 M. Download > 600 ebook Islam di PETUNJUK RASULULLAH

Keutamaan Puasa Ramadhan

DOA dan DZIKIR. Publication in PDF : Sya'ban 1435 H_2015 M DOA DAN DZIKIR SEPUTAR PUASA

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Transkripsi:

Bahaya Pandangan Materialistis, Bagi Kehidupan Rumah Tangga Muslim ] إندوني [ Indonesia Indonesian Ummu Ahmad Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad 2013-1435

ظريا الرأسمايلة ىلع املجتع املسلم» باللغة الا ندونيسية «أم أ د مراجعة: أبو ز اد إي و هار انتو 2013-1435

Bahaya Pandangan Materialistis, Bagi Kehidupan Rumah Tangga Muslim Segala puji hanya untuk Allah Ta'ala, shalawat serta salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa sallam beserta keluarga dan seluruh sahabatnya. Pandangan Materialistis Terhadap Dunia. Pandangan materialistis saat ini, banyak menerpa kehidupan manusia. Bahkan sebagian kaum muslimin ada yang juga terpengaruh dengan kehidupan yang melalaikan ini. Yaitu mengedepankan cara pandang tentang kehidupan yang hanya terbatas pada usaha untuk mendapatkan kenikmatan sesaat di dunia fana ini, sehingga aktifitas hidup yang dijalankan hanya berkisar pada masalah bagaimana bisa menciptakan lapangan pekerjaan, mengembangkan ekonomi, membangun rumah dan gedung, memenuhi kepuasan hidup dan hal-hal lain yang bersifat duniawi, tanpa memikirkan akibat dan sikap yang seharusnya dilakukan. Seolah menganggap, bahwa kebahagiaan hidup hanya bisa diraih dengan harta. Alhasil, pandangan materialistis ini mengusik keharmonisan dan ketenangan rumah tangga seorang muslim. Melalaikan tujuan inti penciptaannya, penghambaan diri kepada Allah semata dalam setiap aspek kehidupannya. Allah Shubhanahu wa Ta ala berfirman: 3

لذ[ ع ب دو ن ٥ إ ا خ ل قت ٱ وٱ س ال االله تعاىل: وم ٱ ه و اق ررز ا م ن أ ر د م م نه م ٥ ت ة ٱلم ذ و ٱلق و ع م ون ٥ إ ن ط أ ر د أن ما ر زق و اررىت : [٥٦-٥٨ "Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah -Ku. Aku tidak menghendaki rezki sedikitpun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya memberi Aku makan. Sesungguhnya Allah Dialah Maha Pemberi rezki Yang Mempunyai Kekuatan lagi Sangat Kokoh". [Adz Dzariyat/51 : 56-58] Sebagai efeknya, tak jarang wanita juga ikut bekerja membanting tulang, mengerahkan segala cara untuk mendapatkan harta yang banyak. Dalam benaknya, yang berkembang hanya bagaimana bisa menguasai dunia dengan harta berlimpah, seolah kebahagiaan dan ketenangan bergantung dengan harta; padahal Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam bersabda: Wahai Abu Dzar. Apakah engkau menyangka karena banyak harta orang menjadi kaya? Saya (Abu Dzar) menjawab: Ya, wahai Rasulullah. Beliau bersabda: Dan engkau menyangka, karena harta sedikit orang menjadi miskin? Saya (Abu Dzar) berkata: Ya, wahai Rasulullah. Beliau bersabda: Sesungguhnya kekayaan adalah kecukupan dalam hati, dan kemiskinan adalah miskin hati. [1] 4

Allah Shubhanahu wa Ta ala berfirman: ١ [حلج: ١١ ب ان ٱلم يا وٱ خ ر ة ل ك ه و ٱ ال االله تعاىل: خ ٱ "Rugilah ia di dunia dan di akhirat. Yang demikian itu adalah kerugian yang nyata". [Al Hajj/22 : 11] [ Allah Shubhanahu wa Ta ala menciptakan dunia tidak untuk mainmain atau sendau gurau, tetapi -Dia menciptakannya untuk suatu hikmah yang agung, sebagaimana firman Allah Shubhanahu wa Ta ala. م ه م م ا ب ل و ه ز نة ه نا ما ٱ ض عل ال االله تعاىل: إ نا ج أح س ن [الكهف : [٧ ٧ "Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang ada di bumi sebagai perhiasan baginya agar Kami menguji mereka siapakah diantara mereka yang terbaik perbuatannya". [Al Kahf/18 :7]. Allah Shubhanahu wa ta alla menciptakan dunia tidak lain ialah sebagai ladang kampung akhirat dan kampung untuk beramal. 5

Sedangkan akhirat sebagai kampung menuai balasan. Barangsiapa mengisi dunia dengan amal shalih, niscaya ia akan menuai keberuntungan di dua kampung tersebut. Sebaliknya, barangsiapa yang menyia-nyiakan dunianya, niscaya ia akan kehilangan akhiratnya. Pandangan yang Salah Terhadap Dunia. Allah Shubhanahu wa ta alla menjadikan berbagai kenikmatan dunia dan perhiasan lahiriah berupa harta, anak-anak, isteri, kedudukan, kekuasaan dan berbagai macam kenikmatan lainnya, yang seharusnya digunakan sebagai sarana untuk mendapatkan kebahagiaan hidup di akhirat kelak. Dari Tsauban, bahwa Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam bersabda: ش اك ر ا ول س اك ر ا ا ذ ح د م ق ل ب ا ان قال رسول االله ص االله عليه وسلم:» ل ع خ ذ أ ا اع نةع م ام ع ة زوو الا خ رة ر م اا أ م د د ال «[واه أمحد وابن ماجة] "Hendaklah di antara kalian memiliki hati yang bersyukur, lisan yang berdzikir dan isteri yang shalihah yang membantu dalam urusan akhirat "[2] Pada kenyataannya, sebagian besar manusia memusatkan perhatiannya pada aspek lahiriah dan kenikmatan materi semata. 6

Setiap hari disibukkan dengan bekerja untuk mendapatkan harta dan kenikmatan dunia, sehingga lupa menyiapkan bekal untuk amal kehidupan sesudah mati; bahkan ada yang mengingkari kehidupan lain setelah kehidupan di dunia ini. Allah Shubhanahu wa Ta ala berfirman. ٢ و ع ب ن ب م ال االله تعاىل: و ق ا ل وا إ ن إ ا ن ا يا حي ا ٱ وم [الا نعام : [٢٩ "Dan tentu mereka akan mengatakan (pula) Hidup hanyalah kehidupan kita di dunia saja, dan kita sekali-kali tidak akan dibangkitkan. [Al-An am/6 : 29]. Allah Shubhanahu wa Ta ala mengancam orang-orang yang memiliki pandangan kerdil terhadap dunia. Allah Shubhanahu wa Ta ala berfirman: م يها ه ل إ ه م و ز ن ت ه ا ن وف ال االله تعاىل: من ن ه م و ر د ي ك ١ أ و خ س ون ب يها يا ٱ ي و ة ٱ ٱلذ ي ن ه م ل يس ل ع أ ب ط ما ٱ خ رة إ ٱ ار وح [هود : [١٥-١٦ ١ ع م ل و ن يها و ط ل ا ن وا ص نع وا 7

"Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia, dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan". [Hud/11 : 15-16]. Ancaman Allah Shubhanahu wa ta alla Terhadap Orang-Orang Materialistis. Dampak ancaman di atas berlaku bagi semua orang yang memiliki pandangan materialis, yaitu mereka yang beramal hanya sekedar mencari keuntungan dunia, misalnya: orang-orang munafik, orang-orang kafir, orang-orang yang menganut faham kapitalisme, komunisme dan sekulerisme. Allah Shubhanahu wa ta alla akan menjadikan kehidupan ini terasa sempit bagi mereka. Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa sallam bersabda : ره م ه أ ي ل اري ام ع قال رسول االله ص االله عليه وسلم:» كن ا ل ي يىاه ه ن ا ل املا ظ ية ا يته اون ع ه ا ىاك يىا م ان ي ام ع ه ان ن ي ايي ي ه اوام اه اه ي ا لةا 8

ره م أ ع ام ا سند صحيح [ اغ مة ي يا و ر ام ه ع ت ب ه اول ا اال وةا اغ ةى «[رواه ابن ماجة "Barangsiapa yang menjadikan dunianya sebagai tujuan utamanya, maka Allah akan membuat perkaranya berantakan, kemiskinan berada di depan kedua matanya dan dunia tidaklah datang, kecuali yang telah ditentukan baginya saja. Dan barangsiapa yang menjadikan akhirat (sebagai) niatnya, niscaya Allah akan memudahkan urusannya dan menjadikan rasa kecukupan tertanam dalam dalam hatinya dan dunia akan datang dengan sendirinya".[3] Pandangan yang Benar Terhadap Dunia. Dunia bukanlah segala-galanya, akan mengalami kehancuran. Ia hanya jembatan penyeberangan belaka. Segala dan sarana prasarana yang Allah Shubhanahu wa ta alla adakan di dunia ini, harta, kekuasaan dan lain-lain, semestinya dioptimalkan sebesarbesarnya untuk kepentingan yang lebih besar, meraih kehidupan akhirat yang paling baik. Karena itu, pada hakikatnya dunia tidak tercela dzatnya. Pujian atau celaan tergantung pada tindak-tanduk seorang hamba dalam menjalani siklus kehidupannya di dunia. Sekali lagi, dunia, kehidupannya bersifat maya. Kehidupan yang baik yang diperoleh penduduk surga, tidak lain karena kebaikan dan amal shalih yang telah mereka tanam ketika di dunia. Maka dunia adalah kampung jihad, shalat, puasa dan 9

infak di jalan Allah Shubhanahu wa Ta ala, serta medan untuk berlomba dalam kebaikan. Allah Shubhanahu wa Ta ala berfirman kepada penduduk surga, artinya : [حلاقة ٱ ام ٱ ا ة ٢ م أس ل فت ا ه ب م وا ال االله تعاىل: وا وٱ [٢٤ : "(Kepada mereka dikatakan) Makan dan minumlah dengan sedap disebabkan amal yang telah kamu kerjakan pada hari-hari yang telah lalu (ketika di dunia). [Al-Haqqah/69 : 24]. Selayaknya kita bersiap diri meninggalkan kampung dunia menuju kampung akhirat dengan selalu menambah simpanan amal kebaikan dan bersegera memenuhi panggilan -Nya. Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu 'anhu berkata: Sesungguhnya dunia telah habis berlalu dan akhirat semakin mendekat. Dan masingmasing mempunyai anak keturunan. Jadilah kalian anak keturunan akhirat dan jangan menjadi anak keturunan dunia, karena sekarang kesempatan beramal tanpa ada hisab (pertanggungjawaban) dan besok di akhirat masa perhitungan amalan dan tidak ada kesempatan beramal. Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu 'anhu juga mengatakan: Halalnya adalah dipertanggungjawabkan, dan haramnya adalah neraka. 10

Wahai saudaraku kaum muslimin, ingatlah terhadap empat hal : Aku tahu bahwa rezekiku tidak akan dimakan orang lain, maka tenteramlah jiwaku. Aku tahu bahwa amalku tidak akan dilakukan orang lain, maka akupun disibukkannya. Aku tahu bahwa kematian akan datang tiba-tiba, maka segera aku menyiapkannya. Dan aku tahu bahwa diriku tidak akan lepas dari pantauan Allah, maka aku akan merasa malu kepadanya. [4] Orang yang mengosongkan hatinya dari keinginan dunia akan merasa ringan tanpa beban, total menyongsong Allah Shubhanahu wa ta all dan mempersiapkan diri untuk datangnya perjalanan. Mengosongkan hati untuk dunia yang fana bukan berarti meninggalkan dunia kerja, enggan mencari kehidupan dunia dan tidak mencoba berusaha. Islam sendiri memerintahkan untuk bekerja dan menganggapnya sebagai satu jenis jihad, bila dengan niat yang tulus dan memenuhi syarat amanah dan ikhlas, serta tidak melanggar syariat. (Ummu Ahmad). Maraji : - Kitab Tauhid III, Dr. Shalih bin Fauzan bin Abdullah Al Fauzan. - Islahul Qulub, karya Syaikh Abdul Hadi Wahbi. - Faraidul Kalam Lil Khulafail Kiram, karya Syaikh Qasim Asyur. - Ad Dunya Dhillul Zailun, Abdul Malik bin Muhammad Al Qasim. 11

[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 04/Tahun IX/1426H/2005M. Penerbit Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo-Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-761016] Footnote [1]. HR Hakim dan Ibnu Hibban [2]. HR Ahmad dan Ibnu Majah [3]. Hadits Ibnu Majah dengan sanad yang shahih [4]. Lihat Manaqib Al Iman Ahmad, Ibnu Jauzi, Maktabah Al Hany, Bab As Siaru, Vol. 11, hlm. 485 dan Wafayat Al A yan, Op.Cit, Vol. 2, hlm. 27 12