PERANCANGAN DAN REALISASI LOW NOISE AMPLIFIER FREKUENSI S-BAND (2,425 GHZ) UNTUK APLIKASI STASIUN BUMI SATELIT NANO

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGUAT DERAU RENDAH PADA FREKUENSI 1800 MHz ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERANCANGAN DAN REALISASI PENGUAT DAYA PADA FREKUENSI 1,265 1,275 GHZ UNTUK SYNTHETIC APERTURE RADAR

PERANCANGAN DAN REALISASI LOW NOISE AMPLIFIER (LNA) 1,265-1,275 GHz UNTUK APLIKASI SYNTHETIC APERTURE RADAR (SAR)

PERANCANGAN DAN REALISASI ANTENA CO-PLANAR DENGAN METODE BAND GAP UNTUK PENINGKATAN BANDWIDTH PADA FREKUENSI S-BAND

DESAIN ANTENA MIKROSTRIP RECTANGULAR GERIGI UNTUK RADAR ALTIMETER

ANALISIS PENGUJIAN S-PARAMETER PADA PERANGKAT DUPLEXER DAN KABEL COAXIAL DENGAN FREKUENSI MHz

Perancangan Radio Frequency High Gain Low Noise Amplifier pada Frekuensi 2,3 GHz untuk Mobile WiMax

PERANCANGAN DAN REALISASI ANTENNA CONTROL UNIT BERUPA PHASE SHIFTER DIGITAL UNTUK ANTENA PHASED ARRAY 4X4 PADA FREKUENSI S-BAND UNTUK RADAR 3D

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 2013

Perancangan LNA untuk Radar Automatic Dependent Surveilance- Broadcast (ADS-B) Pada Frekuensi 1090 MHz dengan Multistub Matching

e-proceeding of Engineering : Vol.2, No.1 April 2015 Page 69

Perancangan dan Pembuatan Tahap RF Downlink 436,9 Mhz untuk Portable Transceiver Ground Station Satelit Iinusat-01

Desain Antena Array Mikrostrip Tapered Peripheral Slits Pada Frekuensi 2,4 Ghz Untuk Satelit Nano

PERANCANGAN FILTER SQUARE LOOP RESONATOR PADA FREKUENSI 2350 MHZ UNTUK APLIKASI SATELIT NANO

Perancangan dan Pembuatan Tahap RF Downlink 2.4 GHz Untuk Pengiriman Citra Pada Sistem Komunikasi Satelit Nano

Perancangan Penyesuai Impedansi antara RF Uplink dengan Antena Pemancar pada Portable Transceiver Satelit Iinusat-01

PERANCANGAN ANTENA WAVEGUIDE 6 SLOT PADA FREKUENSI 2,3 GHZ UNTUK APLIKASI LTE-TDD

Perancangan Antena Metamaterial Berbasis NFRP Pada Frekuensi GPS L1 (1,5754 GHz) Untuk Sistem Transfer daya Nirkabel

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Blok diagram sistem radar [2]

3 BAB III PERANCANGAN PABRIKASI DAN PENGUKURAN

Rancang Bangun Demodulator FSK pada Frekuensi 145,9 MHz untuk Perangkat Receiver Satelit ITS-SAT

JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : VOL. 5 NO. 1 MARET 2012

Perancangan Mixer Untuk Mobile WiMax Pada Frekuensi 2,3 GHz

PERANCANGAN DAN REALISASI DUAL BAND WILKINSON POWER DIVIDER PADA FREKUENSI 1,27 GHZ DAN 2,3 GHZ

BAB 3 PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP ARRAY

RANCANG BANGUN ANTENA SUSUN MIKROSTRIP PATCH SEGIEMPAT DUAL BAND (2,3 GHz DAN 3,3 GHz) DENGAN PENGGUNAAN STUB

PERANCANGAN DAN REALISASI BAND PASS FILTER FREKUENSI TENGAH 2.35 GHz DENGAN METODA PSEUDO-INTERDIGITAL

DESAIN SISTEM TRANSFER ENERGI NIRKABEL DENGAN MEMANFAATKAN GELOMBANG RADIO FM

RANCANG BANGUN ANTENA PLANAR MONOPOLE MIKROSTRIP UNTUK APLIKASI ULTRA WIDEBAND (UWB)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERANCANGAN DAN REALISASI ANTENA MIKROSTRIP PADA FREKUENSI K- BAND UNTUK RADAR OTOMOTIF

BAB IV PENGUKURAN ANTENA

STUDI PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP MULTI-PATCH STACKED DUAL-BAND PADA FREKUENSI WiMAX (3,3 GHZ DAN 5,8 GHZ)

Pemanen Energi RF 900 MHz menggunakan Antena Mikrostrip Circular Patch

ITS-SAT. Rancang Bangun Demodulator FSK pada Frekuensi 145,9 MHz untuk Perangkat Receiver. Seminar Tugas Akhir. Respati Loy Amanda NRP.

BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN ANALISIS HASIL PENGUKURAN

Bab IV Pemodelan, Simulasi dan Realisasi

BAB 4 HASIL PENGUKURAN DAN ANALISIS ANTENA

Desain Antena Log Periodik Mikrostrip Untuk Aplikasi Pengukuran EMC Pada Frekuensi 2 GHz 3.5 GHz

RANCANG BANGUN ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGIEMPAT PLANAR ARRAY 4 ELEMEN DENGAN PENCATUAN APERTURE-COUPLED UNTUK APLIKASI CPE PADA WIMAX

SEMINAR TUGAS AKHIR. PERANCANGAN DAN PEMBUATAN TAHAP RF UPLINK 145 MHz PORTABLE TRANSCEIVER SATELIT IINUSAT-01 TRI HARYO PUTRA NRP

PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP MULTI-PATCH COPLANAR DIPOLE DUAL BAND UNTUK APLIKASI WIMAX

RANCANG BANGUN PENGUAT DAYA RF

Gambar 4.1 Konfigurasi pengukuran port tunggal

ABSTRAK. PDF created with FinePrint pdffactory Pro trial version

Rancangan Dual Band Cascode Band Pass Filter Frekuensi 119,7 MHz dan 123,2 MHz untuk Perangkat Tower Set Bandara Budiarto

PENGARUH UKURAN GAP ANTAR RESONATOR PADA PERANCANGAN COUPLED EDGE BANDPASS FILTER

BAB IV PERANCANGAN DAN REALISASI FILTER

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISIS

Perancangan Tunable Interdigital Bandpass Filter

BAB III SIMULASI DAN PABRIKASI MATCHING IMPEDANCE

Kata Kunci: Televisi, Penguat Kelas AB, Saluran Mikrostrip. abstract

Rancang Bangun Antena Mikrostrip 2,4 GHz untuk Aplikasi Wireless Fidelity (Wifi) Oleh Daniel Pebrianto NIM:

DESAIN ANTENA TEKNOLOGI ULTRA WIDEBAND

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA

MODUL PENGUAT DAYA RF 15 WATT (RANGKAIAN BUFFER)

PERANCANGAN DAN REALISASI ANTENA MIKROSTRIP BENTUK E MODIFIKASI DENGAN ELEMEN PARASIT UNTUK RADIO ALTIMETER PADA FREKUENSI

BAB I PENDAHULUAN. wireless dimana transmisi sinyal tanpa menggunakan perantara konduktor / wire.

[Type the document title]

Perancangan dan Pembuatan Antena Mikrostrip Telur (Egg) Dengan Slot Lingkaran Pada Frekuensi Ultra Wideband (UWB)

ANALISIS ANTENA MIKROSTRIP SUSUN 2 ELEMEN PATCH SEGIEMPAT DENGAN DEFECTED GROUND STRUCTURE BERBENTUK SEGIEMPAT

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Perancangan dan Pembuatan Receiver Untuk ITS-SAT pada Frekuensi MHZ

Perancangan Dan Implementasi RF-Downlink Pada S-Band Frekuensi 2400 Mhz Untuk Stasium Bumi Satelit Nano

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh informasi baik dari manusia maupun dunia maya semakin

RANCANG BANGUN ANTENA MIKROSTRIP SLOT RECTANGULAR DUAL-BAND (2,3 GHz DAN 3,3 GHz) DENGAN PENCATUAN PROXIMITY COUPLED

Analisis Perubahan Fasa Terhadap Pola Radiasi untuk Pengarahan Berkas Antena Stasiun Bumi

Rancang Bangun Dan Analisis Antena Yagi 11 Elemen Dengan Elemen Pencatu Folded Dipole Untuk Jaringan VOIP

BAB IV DATA DAN ANALISA

BAB IV PERANCANGAN DAN REALISASI ANTENA ULTRAWIDEBAND

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Konfigurasi Sirkuit Directional Coupler

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA ANTENA MIKROSTRIP. mejelaskan secara tepat mengingat sangat banyaknya faktor yang

MODUL PENGUAT DAYA RF 15 WATT (RANGKAIAN DRIVER) LAPORAN AKHIR

PERANCANGAN PEMBANGKITAN FREKUENSI GANDA ANTENA MIKROSTRIP SEGITIGA SAMA SISI MENGGUNAKAN TEKNIK SAMBATAN ELEKTROMAGNETIK

PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP TRIANGULAR UNTUK APLIKASI WiMAX PADA FREKUENSI 2300 MHz dan 3300 MHz

Desain Antena Hexagonal Patch Array untuk Peningkatan Gain dan Bandwidth pada Frekuensi 2,4 GHz

BAB III LANDASAN TEORI

STUDI PERANCANGAN SALURAN PENCATU UNTUK ANTENA MIKROSTRIP ARRAY ELEMEN 2X2 DENGAN PENCATUAN APERTURE COUPLED

PEMBAGI DAYA 1:2 STRIPLINE MHZ STIPLINE POWER SPLITTER 1: MHZ

Perancangan dan Pembuatan Antena Low Profile. pada Frekuensi 900 MHz

Perancangan Concurrent Multiband Power Amplifier Kelas E

Jaringan VSat. Pertemuan X

Desain Sistem Transfer Energi Nirkabel dengan Memanfaatkan Gelombang Radio FM

TUGAS AKHIR PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP ARRAY PATCH. SEGITIGA DUAL- BAND ( 2,4 GHz dan 3,3 GHz) DENGAN STUB PADA SALURAN PENCATU

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

PERANCANGAN DAN SIMULASI ANTENA MIKROSTRIP DOUBEL BIQUAD PADA FREKUENSI

PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP TRIANGULAR UNTUK APLIKASI WiMAX PADA FREKUENSI MHz dan MHz

PPET-LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia)

ANALISIS DAN FABRIKASI ANTENA LTE MIKROSTRIP DENGAN FREKUENSI FIXED 2,6 GHZ DAN MOBILE 2,3 GHZ

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI ANTENA MIKROSTRIP LINEAR ARRAY 6 ELEMEN UNTUK FREKUENSI BWA DUAL-BAND 2,4 GHZ DAN 3,3 GHZ

Rancang Bangun Antena Mikrostrip 900 MHz

SINGUDA ENSIKOM VOL. 7 NO. 2/Mei 2014

BAB IV RANCANGAN DAN ANALISA HASIL LOW NOISE AMPLIFIER

Abstrak. Studi tentang..., Fitri Yuli Zulkifli, FT UI., Universitas Indonesia

PERANCANGAN DAN REALISASI ANTENA MIMO 2X2 MIKROSTRIP PATCH PERSEGI PANJANG 5,2 GHZ UNTUK WIFI N DENGAN CATUAN EMC (ELECTROMAGNETICALLY COUPLED)

Transkripsi:

e-proceeding of Engineering : Vol.3, No.1 April 016 Page 447 PERANCANGAN DAN REALISASI LOW NOISE AMPLIFIER FREKUENSI S-BAND (,45 GHZ) UNTUK APLIKASI STASIUN BUMI SATELIT NANO DESIGN AND REALIZATION OF LOW NOISE AMPLIFIER S-BAND FREQUENCY (,45 GHZ) FOR GROUND STATION NANO SATELLITE APPLICATION Andzaz Zilfa Millatisilmi1, Ir. Mas Sarwoko Suraatmadja, MSc., Ir. Yuyu Wahyu, ST.MT.3 1 Prodi S1 Teknik Telekomunikasi, Fakultas Teknik Elektro, Universitas Telkom Prodi S1 Teknik Elektro, Fakultas Teknik Elektro, Universitas Telkom 3 PPET-LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) 1andzazzilfa@gmail.com, swkknk@telkomuniversity.ac.id, 3yuyuwahyuas@ppet.lipi.go.id Abstrak Satelit nano merupakan satelit berukuran kecil (< 10 kg) yang bekerja pada frekuensi.4.45 GHz dengan ketinggian sekitar 700 km. Satelit tersebut akan mengirimkan sinyal informasi ke stasiun bumi penerima satelit nano. Jarak pengiriman yang begitu jauh dan banyaknya gangguan yang terjadi di lingkungan sekitar luar angkasa menyebabkan sinyal informasi yang dikirimkan memiliki daya yang sangat lemah. Oleh karena itu, setelah sinyal informasi diterima dan dikuatkan oleh antena penerima dibutuhkan sebuah low noise amplifier (LNA) agar level daya yang dikirimkan cukup besar dengan menekan noise yang dihasilkan sehingga dapat diproses oleh stage selanjutnya. Pada tugas akhir ini dirancang dan direalisasikan LNA yang dapat bekerja pada frekuensi.4-.45 GHz dengan spesifikasi gain 15 db dan noise figure db. LNA tersebut dirancang dengan menggunakan mikrostrip dimana komponen aktif penyusunnya berupa transistor jenis e-phemt yaitu ATF 55413. Gain maksimum yang akan dihasilkan pada transistor ini sekitar 1 db sedangkan noise figure minimum yang dihasilkan sekitar 0.5 db sehingga dalam perancangan LNA menggunakan metode single stage amplifier dengan bilateral design. Pengujian kinerja LNA dilakukan dengan membandingkan hasil yang didapat dari pengukuran dengan spesifikasi perancangan. Dari hasil pengukuran diketahui realisasi rangkaian LNA pada frekuensi.45 GHz menghasilkan gain sebesar 15.63 db sedangkan perhitungan noise figure yang dihasilkan sebesar 3.0 db. Kata Kunci : LNA, Gain, Noise Figure Abstract Nano satellite is small-sized satellite (< 10 kg) that works at the frequency,4-,45 GHz with an altitude of about 700 km. The satellite will transmit information signal to the ground station receiver nano satellite. Long distance of transmissions and the amount of disturbance in the space environment cause the transmitted information signal has a very weak power. Therefore, after the information signal is received and amplified by the receiver antenna requiring a low noise amplifier (LNA) so the level of power transmitted is appreciable by suppressing generated noise so that it can be processed by the next stage. In this final assignment, LNA is designed and realized that can work at the frequency,4-,45 GHz with specifications gain 15 db and noise figure db. The LNA is design by using microstrip line in which active component consisting of e-phemt transistor types namely ATF 55143. From the simulation using ADS software, this transistor generated maximum gain is approximately 1 db and the minimum noise figure around 0.5 db so that the design of LNA using single stage amplifier with bilateral design. Performance test of the low noise amplifier has been conducted by comparing the result from the measurement and the design specification. From the measurement it s known that the realization of LNA at frequency.45 GHz has gain of 15.63 db and the noise figure according to calculation measurement is 3.0 db. Keywords : LNA, Gain, Noise Figure 1. Pendahuluan Teknologi satelit nano merupakan teknologi satelit yang berukuran kecil dimana beratnya kurang dari 10 kg. Satelit nano ini bekerja pada frekuensi S-Band (-4 GHz) pada ketinggian sekitar 700 km. Pada teknologi satelit terdapat bagian penerima yang dinamakan ground segment. Pada ground segment terdiri dari salah satu nya sistem penerima Radio Frequency (RF). Sinyal yang dikirim dari satelit biasanya sangat lemah sehingga diperlukan penguat pada bagian penerima. Low noise amplifier (LNA) merupakan salah satu blok rangkaian dalam sistem penerima RF yang

digunakan untuk memperkuat sinyal. Dalam komunikasi nirkabel, LNA harus menerima sinyal yang sangat lemah dari pengirim dan harus mampu memperkuat sinyal tersebut sampai beberapa puluh db agar dapat dicapai level yang cukup untuk diberikan ke perangkat penerima dimana noise yang dihasilkan perangkat tersebut harus seminimal mungkin. Oleh karena itu, parameter yang perlu diperhatikan dalam merancang LNA yaitu gain, noise figure, masukan dan keluaran rangkaian penyesuai impedansi dan kestabilan[1]. Berdasarkan permasalahan diatas, peneliti akan merancang dan merealisasikan LNA untuk mendukung pengembangan satelit nano khususnya di ground segment sebagai penerima informasi yang dititik beratkan pada frekuensi.45 GHz dengan menggunakan jenis transistor e-phemt yang direalisasikan dengan metode single stage amplifier dengan bilateral design. e-proceeding of Engineering : Vol.3, No.1 April 016 Page 448 1 Mulai Rancang rangkaian DC biasing Spesifikasi LNA Simulasi rangkaian Pemilihan transistor Hasil sesuai spesifikasi yang diinginkan? Analisis kestabilan transistor Hitung K dan Tidak Optimasi Ya Realisasi LNA Tidak K > 1 dan < 1? Menambahkan resistor paralel pada port output Pengukuran LNA Ya Tentukan ГS dan ГL untuk mendapatkan gain, noise figure dan stabilitas yang diinginkan Hasil pengukuran optimal? Tidak Optimasi Ya Rancang rangkaian matching impedance Analisis. Landasan Teori 1 Selesai.1 Low Noise Amplifier LNA merupakan suatu penguat yang digunakan dalam sistem telekomunikasi pada sisi receiver untuk menguatkan sinyal yang lemah yang diterima oleh suatu antena dengan meminimalkan noise pada perangkat tersebut. Parameter yang perlu diperhatikan dalam perancangan LNA yaitu gain, noise figure, input dan output impedance matching serta kestabilan [3][4]. Arsitektur LNA terdiri dari tiga tahap perancangan. Tahap pertama adalah dibutuhkan transformasi impedansi sumber ke sebuah impendansi yang match dengan impedansi input atau optimal noise impedance. Tahap kedua adalah sebuah penguat dengan noise yang rendah, dalam perancangan ini menggunakan transistor. Dan tahap terakhir adalah transformasi impedansi output ke sebuah impedansi yang match dengan impedansi beban[]. Pada rangkaian LNA dibutuhkan rangkaian DC biasing supaya transistor yang digunakan sebagai penguat dapat bekerja sesuai titik kerjanya. 3. Simulasi dan Realisasi LNA 3.1 Diagram alir perancangan Berikut merupakan diagram alir proses perancangan dan realisasi LNA : Gambar 3.1 Diagram alir perancangan dan realisasi LNA 3. Spesifikasi LNA Adapun spesifikasi LNA yang diinginkan pada tugas akhir ini adalah sebagai berikut : 1. Frekuensi kerja :.4-.45 GHz. Frekuensi tengah :.45 GHz 3. Bandwidth : 0.05 GHz 4. Gain : 15 db 5. Noise Figure : db 6. Faktor kestabilan :>1 7. Input dan Output Return Loss : < - 10 db 3.3 Pemilihan Transistor Dalam perancangan ini transistor yang digunakan sebagai komponen aktif penguat adalah ATF 55143 dengan DC bias VDS 3V, I DS 30mA dan transistor akan bekerja sesuai titik kerjanya apabila diberi VGS = 0.56 V. Pada frekuensi.45 GHz, gain maksimal yang dihasilkan oleh transistor ini sekitar 1.4 db sedangkan noise figure yang dihasilkan sekitar 0.494 db dimana sudah sesuai dengan spesifikasi gain dan noise figure yang diinginkan. Adapun parameter S pada transistor yang digunakan adalah sebagai berikut :

e-proceeding of Engineering : Vol.3, No.1 April 016 Page 449 Gambar 3. Hasil simulasi parameter s dari transistor ATF 55143 Faktor kestabilan merupakan parameter penting dalam perancangan penguat yang digunakan untuk mencegah terjadinya osilasi. Berdasarkan persamaan berikut : = S11S S1S1 1 S11 S K= Gambar 3.3 rangkaian LNA pada skematik (3.1) S 1 S1 (3.) didapatkan nilai 0.36 101.68 dan K 0.686 yang artinya kondisi transistor tidak stabil (potentially unstable) karena < 1 dan K<1. Nilai kestabilan dapat dinaikkan dengan menambahkan resistor paralel pada port output (kaki drain). Pada perancangan ini digunakan resistor bernilai 150 sehingga didapatkan paramater S yang berbeda yang menghasilkan 0.187 84.47 dan K 1.003 sehingga transistor menjadi unconditionally stable. 3.4 Simulasi Desain LNA Pada tugas akhir ini, LNA dirancang menggunakan metode single stage amplifier dengan bilateral design. Rangkaian LNA membutuhkan penyepadanan baik dari Zs ke Zo maupun ZL ke Zo. Nilai Zs dan ZL didapatkan dari simulasi pada kondisi simultaneous conjugate match. Pada gambar 3. dapat dilihat rangkaian LNA secara keseluruhan yang terdiri dari rangkaian stub matching, rangkaian DC biasing dan transistor ATF 55143. Dan hasil simulasi dapat dilihat pada gambar 3.3. (c) Gambar 3.4 Hasil Simulasi Rangkaian LNA Gain dan noise figure input dan output return loss (c) VSWRin, VSWRout dan faktor kestabilan Hasil simulasi pada gambar 3.4 masih belum sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan dimana gain yang dihasilkan pada frekuensi operasi (.45 GHz) hanya 10.145 db, sedangkan noise figure yang dihasilkan sebesar 1.134 db. VSWR input dan output yang artinya jauh dari spesifikasi yang

e-proceeding of Engineering : Vol.3, No.1 April 016 Page 450 telah ditentukan. Sedangkan untuk faktor kestabilan menjadi 1 sehingga resistor 150 perlu diganti nilainya karena juga berpengaruh pada rangkaian DC biasing yang membuat transistor tidak bekerja sesuai titik kerjanya. sebesar 1.406 serta nilai faktor kestabilannya 1.168 Sehingga dapat dikatakan bahwa perancangan simulasi sudah sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan. 3.5 Optimasi Desain LNA Pada optimasi desain LNA yang perlu diperhatikan yaitu rangkaian impedance matching baik input maupun output. Optimasi rangkaian dengan mengubah-ubah panjang stub atau jarak stub dari transistor. Setelah dilakukan optimasi untuk rangkaian impedance matching, hal yang perlu diperhatikan selanjutnya ada rangkaian DC biasing. Ketika dilakukan analisis DC, resistor 150 yang digunakan untuk meningkatkan nilai kestabilan transistor menyebabkan transistor tidak bekerja sesuai titik kerjanya sehingga perlu diganti dengan resistor 10 k yang telah diperiksa tidak mempengaruhi rangkaian DC biasing. Berikut hasil simulasi rangkaian LNA yang telah dioptimasi : 3.6 Realisasi LNA Berikut adalah gambar realisasi yang sudah dirancang : \ Gambar 3.6 Realisasi rangkaian LNA LNA tersebut memiliki dimensi 10. x 4. cm. 3.7 Pengujian Realisasi Rangkaian LNA Pengujian ini dilakukan setelah dilakukan optimasi pada rangkaian realisasi LNA yaitu dengan memeriksa rangkaian DC biasing dimana nilai R diubah menjadi.4 k karena transistor bekerja tidak sesuai dengan titik kerja yang telah ditentukan. Pengukuran parameter LNA dilakukan menggunakan spectrum analyzer. a. Gambar 3.5 Hasil simulasi rangkaian LNA optimasi Gain dan noise figure input dan output return loss (c) VSWRin, VSWRout dan faktor kestabilan Dari hasil simulasi pada gambar 3.7, dihasilkan gain sebesar 15.799 db, noise figure sebesar 0.791 db, VSWR input sebesar 1.405 dan VSWR output Gain Pada pengujian ini, rangkaian LNA diberi input sebesar 0 dbm dari signal generator karena sebelum port input LNA diletakkan attenuator sebesar 0 db dan dilakukan sweep frekuensi dari.37 GHz sampai.5 GHz serta dicatu dengan tegangan 3.3 volt dari power DC supply. Hasil pengujian yang dilakukan pada realisasi rangkaian LNA yang telah dioptimasi adalah sebagai berikut:

e-proceeding of Engineering : Vol.3, No.1 April 016 Page 451 hanya sedikit yaitu sebesar 0.136 db. Hal ini dapat disebabkan oleh pengaruh dalam penyolderan pada komponen-komponen rangkaian LNA sehingga tidak mungkin dihasilkan parameter gain yang sama persis dengan hasil simulasi nya. Pada tabel 4.4, dapat disimpulkan nilai gain terbesar berada di frekuensi atas yaitu.45 GHz sebesar 15.67 db dan nilai gain terendah berada di frekuensi tengah yaitu.45 GHz sebesar 15.67 db. b. Gambar 3.7 Hasil output optimasi rangkaian LNA pada spectrum analyzer Pada gambar 3.7 dapat disimpulkan hasil output rangkaian LNA dalam tabel berikut : Tabel 3.1 Hasil ouput rangkaian LNA Frekuensi (GHz).3936.450.4501 Input (dbm) -0-0 -0 Output (dbm) -15.84-15.87-15.83 Noise Figure (NF) Paramater NF dapat dihitung dengan membandingkan S/N input dengan S/N output yang ditampilkan pada spectrum analyzer, sehingga dapat disimpulkan menggunakan persamaan berikut : NF (db) SNRin SNRout (3.4) SNRin Input signal Input noise (3.5) SNRout Output signal Output noise (3.6) Analisis NF dilakukan per frekuensi pada bandwidth LNA. Berikut ini adalah hasil input dan output LNA single frequency pada spectrum analyzer : Parameter gain didapatkan menggunakan persamaan berikut : LNAout LNAin attenuator Gain attenuator loss cable Gain LNAout LNAin attenuator attenuator loss cable (3.3) Pada pengujian ini digunakan kabel yang memiliki loss 1.5 db dan attenuator sebesar 0 db yang ditempatkan sebelum port input rangkaian LNA dan 10 db setelah port output rangkaian LNA. Dengan persamaan (3.3) maka diperoleh gain pada masing-masing frekuensi bandwidth LNA: Tabel 3. Gain yang dihasilkan pada realisasi rangkaian LNA Frekuensi (GHz).4.45.45 Gain (db) 15.66 15.63 15.67 Hasil gain yang dihasilkan pada realisasi sudah sesuai dengan hasil simulasi menggunakan software ADS meskipun terdapat sedikit perbedaan sehingga gain yang dihasilkan pada realisasi rangkaian LNA sudah sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan. Dalam simulasi rangkaian LNA pada frekuensi yang dibutuhkan yaitu.45 GHz menghasilkan gain sebesar 15.799 db sedangkan pada realisasi, gain yang dihasilkan hanya sebesar 15.63 db. Perbedaan hasil realisasi dengan hasil simulasi rangkaian LNA Gambar 3.8 Tipe level daya dan noise frekuensi.4 GHz Input LNA Output LNA

e-proceeding of Engineering : Vol.3, No.1 April 016 Page 45 Gambar 3.10 Tipe level daya dan noise frekuensi.45 GHz Input LNA Output LNA Perhitungan NF menggunakan persamaan (3.4-3.6) berdasarkan hasil input dan output LNA pada gambar 3.8-3.10 dapat dilihat dalam tabel 3.3 : Tabel 3.3 Perhitungan noise figure Gambar 3.9 Tipe level daya dan noise frekuensi.45 GHz Input LNA Output LNA Frekuensi (GHz).4.45.45 Input (dbm) Output (dbm) Signal Noise Signal Noise -0.01-0.05-0.00-54.7-55.59-54.33-15.67-15.76-15.8-5.80-54.3-53.48 SNRout (db) NF (db) 37.13 38.56 37.66 -.4-3.0-3.33 SNRin (db) 34.71 35.54 34.33 Pada tabel 3.3 NF memiliki nilai negatif yang artinya adalah loss. Pada hasil perhitungan NF pada masingmasing frekuensi tersebut bisa dibilang cukup besar karena pada spesifikasi yang diinginkan adalah kurang dari db sedangkan pada pengujian realisasi rangkaian LNA menghasilkan NF lebih dari db. Hasil perhitungan NF bisa dikatakan tidak akurat karena level daya noise yang dipilih bukan merupakan nilai rata-rata dari daya noise tersebut melainkan hanya nilai daya noise yang mendekati sebagaimana yang ditampilkan pada spectrum analyzer. 4. Kesimpulan dan saran 4.1 Kesimpulan Berdasarkan pengukuran dan analisis pada rangkaian LNA dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Dari hasil pengujian dihasilkan gain pada frekuensi operasi (.45 GHz) sebesar 15.63 db yang mana sudah sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan.

. 3. 4. 5. Pada bandwidth LNA yang telah dirancang dari pengujian, gain tertinggi dihasilkan pada frekuensi atas yaitu frekuensi.45 GHz sebesar 15.67 db sedangkan gain terendah dihasilkan pada frekuensi operasi yaitu.45 sebesar 15.63 db. Pada pengujian dilakukan perhitungan noise figure dengan membandingkan SNRin dan SNRout. Pada frekuensi.45 GHz, LNA menghasilkan noise figure sebesar 3.0 db yang mana tidak sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan yaitu db. Dari hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa pada bandwidth LNA yang dirancang, noise figure tertinggi dihasilkan pada frekuensi bawah yaitu.45 GHz sebesar 3.33 db sedangkan noise figure terendah dihasilkan pada frekuensi atas yaitu.45 GHz sebesar.4 db. Perancangan LNA menggunakan metode simultaneous conjugate match digunakan untuk menghasilkan gain maksimum sebesar 0.771 db pada frekuensi.45 GHz tanpa mempertimbangkan besar noise figure yang dihasilkan. 4. Saran Adapun saran yang dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya adalah sebagai berikut: 1. Pada perancangan LNA yang perlu diperhatikan yaitu komponen transistor dimana komponen ini sangat sensitif sehingga harus dirancang dengan teliti agar dapat bekerja sesuai titik kerjanya supaya dapat menghasilkan gain dan noise figure sesuai spesifikasi yang diinginkan.. Menggunakan metode perancangan matching untuk noise figure supaya didapatkan noise figure minimal karena pada perancangan LNA yang perlu diperhatikan adalah noise figure yang dihasilkan seminimal mungkin. 3. Pengukuran LNA seharusnya dilakukan menggunakan network analyzer, supaya dapat diketahui nilai parameter S pada realisasi rangkaian LNA. Akan tetapi dibutuhkan DC block module supaya tidak ada arus bocor yang masuk ke alat ukur tersebut yang mana akan berakibat fatal. 4. Dibutuhkan alat ukur noise figure analyzer supaya hasil pengukuran noise figure lebih akurat. DAFTAR PUSTAKA [1] Putranto, Anton Nugroho Dwi. 009. Simulasi dan Desain LNA (Low Noise Amplifier) pada frekuensi,3 GHz. Jakarta : Universitas Indonesia. e-proceeding of Engineering : Vol.3, No.1 April 016 Page 453 [] [3] [4] [5] [6] [7] [8] Mutmainah, Siti. 013. Perancangan dan Implementasi RF-Downlink pada S-Band Frekuensi 400 MHz untuk Stasiun Bumi Satelit Nano. Surabaya : Institut Teknologi Sepuluh November. Rahmi, Mira Hanafiah. 013. Perancangan dan Implementasi Penguat Berderau Rendah untuk Aplikasi Stasiun Bumi Penerima Satelit Nano pada Frekuensi,4-,45 GHz Berbasis Mikrostrip. Bandung : Institut Teknologi Telkom. Rahmawati, Destia. 014. Perancangan dan Realisasi Low Noise Amplifier (LNA) 1,651,75 GHz untuk Aplikasi Synthetic Aparture Radar (SAR). Bandung : Universitas Telkom Gonzales, Guilermo. Microwave Transistor Amplifiers: Analysis and Design nd Edition, Prentice-Hall. 1997. Chang, Kai. Microwave Solid-State Circuit and Application. John Wiley & Sons, USA. 1994. Chang, Kai. RF and Microwave Wireless Systems. John Wiley & Sons, USA. 000. Agilent ATF-55143 Low Noise Enhancement Mode Pseudomorphic HEMT in a Sourface Mount Plastic Package, Datasheet, Agilent Technologies.