BAB III GAMBARAN UMUM DESA BATUR KECAMATAN GADING DAN PRAKTEK HUTANG PANENANAN KOPI BASAH. 1. Sejarah Desa Batur Kecamatan Gading

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III PELAKSANAAN PEMBAYARAN HUTANG DENGAN MEMPEKERJAKAN DEBITUR STUDI KASUS DI DUSUN JERUK KIDUL DESA MABUNG KECAMATAN BARON KABUPATEN NGANJUK

BAB III PELAKSANAAN PERJANJIAN SEWA SAWAH SAWAH NGGANTUNG PARI DI DESA BECIRONGENGOR KECAMATAN WONOAYU KABUPATEN SIDOARJO

BAB III PRAKTIK KERJASAMA BUDIDAYA LELE ANTARA PETANI DENGAN PEMASOK BIBIT DI DESA TAWANGREJO KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN

BAB III PELAKSANAAN UTANG PIUTANG EMAS DI KEBOMAS GRESIK

BAB III TRADISI PELAKSANAAN UTANG PIUTANG BENIH PADI DENGAN SISTEM BAYAR GABAH DI DESA MASARAN KECAMATAN MUNJUNGAN KABUPATEN TRENGGALEK

BAB III PENYITAAN BARANG AKIBAT HUTANG PIUTANG YANG TIDAK DITULISKAN DI DESA BERAN KECAMATAN NGAWI KABUPATEN NGAWI

KWINTALAN DI DESA TANJUNG KECAMATAN KEDAMEAN

BAB III PRAKTIK UTANG PIUTANG HEWAN TERNAK SEBAGAI MODAL PENGELOLA SAWAH DI DESA RAGANG

BAB III GAMBARAN UMUM DESA BABADAN LOR DAN PRAKTEK UTANG PIUTANG PADA KELOMPOK TANI DI DESA BABADAN LOR. A. Letak Geografis Desa dan Kecamatan

BAB III MEKANISME JUAL BELI TANAH SAWAH DENGAN SISTEM BATA DI DESA BRUDU KECAMATAN SUMOBITO KABUPATEN JOMBANG

BAB III PRAKTIK UTANG-PIUTANG DI ACARA REMUH DI DESA KOMBANGAN KEC. GEGER BANGKALAN

BAB III MEKANISME GADAI TANAH SAWAH DI DESA BAJUR KECAMATAN WARU KABUPATEN PAMEKASAN

BAB III PRAKTEK GANTI RUGI DALAM JUAL BELI PADI TEBASAN DI DESA BRANGSONG KECAMATAN BRANGSONG KABUPATEN KENDAL

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Seberang Pulau Busuk merupakan salah satu desa dari sebelas desa di

BAB III PRAKTIK AKAD UTANG PIUTANG BERHADIAH DI DESA SUGIHWARAS KECAMATAN CANDI KABUPATEN SIDOARJO

BAB III PENERAPAN ANTARA PEMILIK KAPAL DAN NELAYAN DI DESA PALOH KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN

BAB III PRAKTIK UTANG PIUTANG DENGAN SISTEM NGAMBAK DI DUKUH BURAN KELURAHAN BABAT JERAWAT KECAMATAN PAKAL KOTA SURABAYA

BAB III TRANSAKSI GADAI SAWAH DI DESA BETON KECAMATAN SIMAN KABUPATEN PONOROGO

BAB III TRANSAKSI UTANG PIUTANG DI DESA BRUMBUN KECAMATAN WUNGU KABUPATEN MADIUN. A. Gambaran Umum Desa Brumbun Kecamatan Wungu Kabupaten Madiun

BAB III PRAKTEK DARI HUTANG PIUTANG KE JUAL BELI DI DESA KARANGMALANG WETAN KECAMATAN KANGKUNG KABUPATEN KENDAL

BAB III PRAKTIK SEWA TANAH PERTANIAN DENGAN PEMBAYARAN UANG DAN BARANG DI DESA KLOTOK PLUMPANG TUBAN

BAB III PRAKTEK PELAKSANAAN GADAI TANAH DAN PEMANFAATAN TANAH GADAI DALAM MASYARAKAT KRIKILAN KECAMATAN SUMBER KABUPATEN REMBANG

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada zaman pemerintahan

BAB III PEMANFAATAN SISTEM GADAI SAWAH DI DESA SANDINGROWO KECAMATAN SOKO KABUPATEN TUBAN

BAB III PRAKTEK TRANSAKSI NYEGGET DEGHENG DI PASAR IKAN KEC. KETAPANG KAB. SAMPANG

BAB III IMPLEMENTASI HUTANG PUPUK DENGAN GABAH DI DESA PUCUK KECAMATAN DAWARBLANDONG KABUPATEN MOJOKERTO

IV. KEADAAN UMUM DESA KALIURANG. memiliki luas lahan pertanian sebesar 3.958,10 hektar dan luas lahan non

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Desa Purwasari terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor.

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III PRAKTIK JAMINAN HUTANG BERUPA AKTA KELAHIRAN ANAK DI DESA WARUREJO KECAMATAN BALEREJO KABUPATEN MADIUN

BAB III PRAKTEK PELUNASAN UTANG SAPI UNTUK PENANAMAN TEMBAKAU BERDASARKAN KETENTUAN KREDITUR DI DS. SEJATI KEC. CAMPLONG KAB.

BAB III PRAKTEK SEWA SUNGAI KALIANYAR DAN PEMANFAATANNYA DI DESA SUNGELEBAK KECAMATAN KARANGGENENG KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM DESA PUJUD KECAMATAN PUJUD KABUPATEN ROKAN HILIR

BAB III PELAKSANAAN JUAL BELI BARANG REKONDISI DI DESA SIDOHARJO DUSUN TUMPAK MOJOKERTO

BAB III DISKRIPSI WILAYAH PENELITIAN DAN SISTEM PINJAM MEMINJAM UANG DENGAN BERAS DI DESA SAMBONG GEDE MERAK URAK TUBAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Jogonayan merupakan salah satu desa dari 16 desa yang ada di Kecamatan

BAB III PELAKSANAAN PERJANJIAN PENGGARAPAN SAWAH (MUZARA AH) DI DESA PONDOWAN KECAMATAN TAYU KABUPATEN PATI

BAB III PRAKTIK AKAD MUKHA>BARAH DI DESA BOLO KECAMATAN UJUNGPANGKAH KABUPATEN GRESIK. sebagaimana tertera dalam Tabel Desa Bolo.

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III PELAKSANAAN JAM KERJA KARYAWAN DI TB. SEDERHANA DI DESA GUNTUR KECAMATAN GUNTUR KABUPATEN DEMAK

BAB III PRAKTIK HIBAH SEBAGAI CARA PEMBAGIAN HARTA WARISAN DI DESA SRIWULAN KECAMATAN LIMBANGAN KABUPATEN KENDAL

BAB III KERJA SAMA PENGAIRAN SAWAH DI DESA KEDUNG BONDO KECAMATAN BALEN KABUPATEN BOJONEGORO. Tabel 3.1 : Batas Wilayah Desa Kedung Bondo

BAB II KONDISI OBJEKTIF DESA MERAK KECAMATAN SUKAMULYA KABUPATEN TANGERANG PROVINSI BANTEN

BAB II KONDISI DESA BELIK KECAMATAN BELIK KABUPATEN PEMALANG. melakukan berbagai bidang termasuk bidang sosial.

BAB III PENANAMAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI LINGKUNGAN KELUARGA. 1. Letak Georgafis Desa Tahunan Baru, Tegalombo, Pacitan

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

MUKHA<BARAH DI DESA TANJUNG KECAMATAN KEDAMEAN

BAB III PRAKTIK ARISAN BERSYARAT DI DUSUN WATUKARAS DESA JENGGRIK KECAMATAN KEDUNGGALAR KABUPATEN NGAWI

BAB III PRAKTIK PENGGARAPAN TANAH SAWAH DENGAN SISTEM SETORAN DI DESA LUNDO KECAMATAN BENJENG KABUPATEN GRESIK

BAB III PRAKTIK POLA KERJA NGEDOK BIDANG PERTANIAN DI DESA BRANGKAL KECAMATAN SOOKO KABUPATEN MOJOKERTO

dan suku Sunda dan 100% penduduknya beragama Islam, kebanyakan dari mereka bekerja mengolah tanah pertanian.

BAB III PRAKTEK SEWA-MENYEWA TANAH SAWAH DIJADIKAN TAMBAK DI DESA MOJOPUROGEDE KECAMATAN BUNGAH KABUPATEN GRESIK

V. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Kondisi umum Desa Kalisari meliputi kondisi fisik daerah dan kondisi

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III PRAKTIK AKAD UTANG PIUTANG UANG DENGAN PELUNASAN BARANG DI DESA KEDUNGRINGIN KECAMATAN BEJI KABUPATEN PASURUAN

BAB III AKAD UTANG PIUTANG SISTEM IJO (NGIJO) DAN PELAKSANAANNYA DI DESA SEBAYI KECAMATAN GEMARANG KABUPATEN MADIUN

BAB III. PRAKTIK SISTEM PEMBAYARAN DALAM PENGGILINGAN GABAH di DESA DADAPMULYO KECAMATAN SARANG KABUPATEN REMBANG

BAB II KONDISI OBJEKTIF DESA CIPETE KEC. PINANG KOTA TANGERANG BANTEN

IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. Awal terbentuknya Desa Margo Mulyo Pada tahun 1960 terjadi bencana alam

BAB III GAMBARAN TERHADAP TRADISI PENITIPAN BERAS DI TOKO BERAS DI DUSUN BANYUURIP DESA SUMBERINGIN KECAMATAN SANAN KULON KABUPATEN BLITAR

V. GAMBARAN UMUM. administratif terletak di Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Provinsi Jawa Timur.

BAB III PELAKSANAAN JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN

BAB III PERAMPASAN HAK MILIK PEMBELI ATAS KETERLAMBATAN PEMBAYARAN DENGAN JAMINAN YANG DITANGGUHKAN

LOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada

BAB III PELAKSANAAN PRAKTEK SEWA SAWAH DI DESA TAMANREJO KECAMATAN TUNJUNGAN KABUPATEN BLORA

dirasakan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap hal-hal yang mempermudah penelitian dan juga hemat biaya.

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN SUBYEK PENELITIAN

BAB III DESKRIPSI PRAKTEK HUTANG PIUTANG PUPUK DI LINGKUNGAN PETANI TEBU DI DESA BOTO KECAMATAN JAKEN KABUPATEN PATI

BAB III TRANSAKSI UTANG PINTALAN DI DESA BUDUGSIDOREJO KECAMATAN SUMOBITO KABUPATEN JOMBANG

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal,

BAB III PRAKTIK SISTEM SEWA DIESEL ANTARA PEMILIK DAN PETANI DI DESA BULAKREJO KECAMATAN BALEREJO KABUPATEN MADIUN

BAB V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB III DESKRIPSI ADAT SAMBATAN BAHAN BANGUNAN DI DESA KEPUDIBENER KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN

BAB III PRAKTEK PENGUPAHAN SISTEM ROYONGAN DI DESA KLIRIS KECAMATAN BOJA KABUPATEN KENDAL. A. Demografi Desa Kliris Kecamatan Boja Kabupaten Kendal

BAB I PENDAHULUAN. : Desa Sesandan dan Wanasari.

BAB III LAPORAN PENELITIAN. A. Gambaran Umum Desa Bunut Seberang 1. Sejarah Desa Bunut Seberang

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. dikenal karena keberadaan Desa Gobah berada diantara Sungai Kampar dan

BAB III LAPORAN PENELITIAN. A. Sejarah Pekon Way Suluh Kabupaten Pesisir Barat

BAB III PRAKTIK BAGI HASIL PENGOLAAN LAHAN TAMBAK DI DESA REJOSARI KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN

IV. KEADAAN UMUM WILAYAH. 1. Kondisi Geografis dan Batas-Batas Administrasi

BAB III PRAKTIK TAKSIRAN DAN KOMPENSASI DALAM JUAL BELI PADI TEBASAN DI DESA POJOK WINONG KECAMATAN PENAWANGAN KABUPATEN GROBOGAN

IV. GAMBARAN UMUM. Desa Talang Bojong pada dewasa ini termasuk wilayah teritorial

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II KONDISI OBYEKTIF DESA MARGAGIRI

BAB III POLA KERJASAMA PEMBUATAN BATU BATA DI DESA GEMEKAN MOJOKERTO

BAB II GAMBARAN UMUM MASYARAKAT DESA PENANGGUNGAN KECAMATAN WANAYASA KABUPATEN BANJARNEGARA. daerahnya sejuk dan sangat berpotensial.

BAB III GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN. A. Kelurahan Proyonanggan Utara Batang

BAB I PENDAHULUAN. lapangan untuk mengetahui lokasi dari Dusun Klegung, Desa Ngoro-oro, baik

BAB III DESKRIPSI PENGUPAHAN PENGGARAPAN SAWAH DI DESA SUMBERREJO KECAMATAN WOANOAYU KABUPATEN SIDOARJO. 1. Keadaan Geografis Desa Sumberrejo

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB III PELAKSANAAN TRADISI MIYANG DI DESA WERU KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN. Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan. Adapun jarak Desa Weru

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Letak Geografis dan Demografis Desa Sungai Keranji

BAB III PRAKTEK UTANG PIUTANG DENGAN JAMINAN BARANG KREDITAN DI DESA BRANGKAL KECAMATAN BANDAR KEDUNGMULYO KABUPATEN JOMBANG

BAB III SISTEM PELAKSANAAN PENGEMBALIAN GADAI YANG BELUM JATUH TEMPO DISERTAI GANTI RUGI DI DESA TIMBUL SLOKO KEC. SAYUNG KAB.

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. daerah transit kegiatan perekonomian antara Pulau Sumatera dan Jawa, B. Keadaan Umum Kecamatan Teluk Betung Barat

BAB II PROFIL DESA PENINJAUAN

BAB II. KONDISI WILAYAH DESA ONJE A. Letak Geografi dan Luas Wilayahnya Desa Onje adalah sebuah desa di Kecamatan Mrebet, Kabupaten

Transkripsi:

BAB III GAMBARAN UMUM DESA BATUR KECAMATAN GADING DAN PRAKTEK HUTANG PANENANAN KOPI BASAH A. Letak Geografis Desa Kecamatan 1. Sejarah Desa Batur Kecamatan Gading Desa Batur terletak di Kecamatan Gading, Kabupaten Probolinggo. mayoritas berpenghasilan bertani dan mempunyai sampingan beternak sapi dan kambing, Desa Batur masih memegang teguh istiadat, contohnya setiap tahun masih mengadakan acara bersih desa, pengajian, dan ada acara doa bersama untuk kesejahteraan desa, konon ada kabar ketika ada hiburan tahunan dan diganti dengan acara lain masyarakat desa Batur bisa marah. Desa Batur di bagi menjadi 2 dusun. 1. dusun Krajan 2. dusun rabunan, desa batur sendiri dipimpin oleh pak lurah ( kepala desa ). 1 2. Letak geografis Lokasi yang dipilih adalah Kecamatan Gading, lokasi dipilih dengan pertimbangan sebagai berikut, peneliti mengetahui bahwa di Desa tersebut terdapat Praktek Hutang Panenanan Kopi Basah, di desa tersebut juga terdapat Objek penelitian yang sesuai dengan permasalahan yang akan dibahas oleh peneliti. Oleh karena itu peneliti mengambil lokasi di Desa Batur Kecamatan Gading 1 KSK Gading, Statistik daerah Kecamatan Gading, (Probolinggo : Badan Pusat Penelitian 2015), 2. 40

41 Kabupaten Probolinggo karena sesuai dengan judul penelitian, dan diharapkan mampu mempermudah dalam proses penelitian Kecamatan Gading adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Probolinggo dengan Jumlah penduduk 51.308 jiwa dengan perbandingan jumlah penduduk laki-laki 24.910 dan penduduk perempuan 25.398 jiwa. Kecamatan Gading memiliki Luas ±5258, 15 Ha yang terbagi menjadi 19 desa. 2 Kecamatan gading salah satu kecamatan yang terletak di daerah gugusan pegunungan bagian timur dengan ketinggian 70 meter sampai 400 meter dari permukaan laut berdasarkan dari ketinggian tersebut bahwa suhu udara dikecamatan Gading berkisar anta 28 C-32 \C. Dari sisi geografis Kecamatan Gading terletak di kabupaten Probolinggo Bagian selatan barat dengan batas sebagai berikut : 3 a. Sebelah selatan kecamatan Krucil b. Sebelah barat kecamatan Maron c. Sebelah utara kecamatan Krejengan d. Sebelah timur kecamatan Pakuniran Untuk kondisi geografis Desa Batur sendiri, terdiri dari hamparan dataran tanah darat dan sebagian tanah sawah pertanian dengan luas wilayah keseluruhan adalah ±625, 15. 2 Ibid., 03. 3 Ibid., 01.

42 Tabel 3.1 Luas Wilayah Desa Batur No. Uraian Luas (ha) 1. 2. 3. Luas persawahan Luas pemukiman Luas prasarana umum dan lainnya 298 99,81 39 Luas wilayah keseluruhan 436,81 Sumber Data: Sekretariat Desa Mabung Tahun 2016 Jarak Desa Batur ke ibu kota kecamatan ±4 Km yang dapat ditempuh dengan kendaraan ±15 menit, untuk jarak menuju ke ibu kota kabupaten Probolinggo ±21 Km yang dapat ditempuh dengan kendaraan ±45 menit, sedangkan jarak ke ibu kota provinsi ±150 Km yang ditempuh dengan kendaraan dalam waktu ±2 jam. Tabel 3.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Dusun dan Jenis Kelamin No. Dusun Laki-laki Perempuan Jumlah Penduduk 1. 2. Krajan Rabunan 714 716 796 626 1510 1342 Jumlah 1430 1422 2856 Sumber Data: Sekretariat Desa Batur Tahun 2016 Dari tabel diatas Desa batur telas jelas bahwa selisih antara laki dan perempuan hampir sama. 3. Sarana pendidikan dan tingkat pendidikan penduduk Pendidikan merupakan sarana yang paling terpenting dalam setiap daerah, karena dengan pendidikan masyarakat bisa mengasah ilmu dari yang sebelumnya belum diketahui. Di desa batur untuk bidang pendidikan sudah cukup memadai, baik dari pendidikan formal

43 (TK, SD, SMP) maupun pendidikan non formal. Adapun rincian sarana pendidikan di desa ini adala sebagai berikut ini : Table 3.2 Sarana Pendidikan Desa Batur No. Sarana Pendidikan Jumlah 1. 2. 3. 4. 5. Taman Pendidikan Al-qur an TK/RA (sederajat) PAUD SD/MI (sederajat) SMP/MTs (sederajat) 9 lembaga 3 lembaga 3 lembaga 3 lembaga 1 lembaga Jumlah 19 lembaga Sumber Data: Sekretariat Desa Batur Tahun 2016 Dari data diatas dengan jumlah penduduk 2856 jiwa, maka penulis menarik kesimpulan bahwa sarana pendidikan di Desa batur tidak seimbang dengan kebutuhan pendidikan masyarakat Desa Batur. Selain itu Desa Batur tidak memiliki sarana pendidikan yang jenjangnya lebih tinggi seperti Sekolah Lanjutan Tengah Atas (SLTA) sederajat bahkan Perguruan Tinggi (PT), sehingga masyarakat yang ingin menimba ilmu lebih tinggi lagi harus mencari sarana pendidikan di daerah-daerah lain yang menyediakannya. 4. Susunan pemerintah Desa Desa Batur memiliki pemerintahan yang sudah terstruktur yang dipaparkan dalam gambar berikut:

44 Gambar 3.3 Susunan Organisasi Pemerintah Desa Batur Kecamatan Gading Kabupaten Probolinggo BPD (Badan Permusyawaratan Desa) Kepala Desa Sekretaris Desa LPM Kaur pemeri ntahan Kaur pemb angun an Kaur keuan gan Kaur kesra Kaur umum Kasun krajan Kasun Sumber Data: Sekretariat Desa Batur Tahun 2016 5. Kondisi keagamaan Kondisi keagamaan yang ada di Desa Batur sangat baik, Tradisi yang masih dipegang teguh dan dilaksanakan oleh warga sekitar, yang tidak bertentangan dengan syariat Islam tidak ditinggalkan begitu saja, meski banyak ajaran yang mulai masuk, ini salah satu cara yang dilakukan warga desa Batur untuk menjaga, mengamalkan ajaran agama Islam. 4 Selain itu mayoritas agama yang dianut oleh warganya adalah Islam. Kegiatan keagamaan yang masih sering dilakukan adalah seperti pengajian mingguan dan bulanan, diba an, yasinan, tahlilan. 4 Nurhayati, Wawancara, Probolinggo, 28 agustus 2016.

45 Kegiatan-kegiatan keagamaaan tersebut masih sering dilakukan dan dijaga, selain memperkokoh hubungan dengan Tuhan, warga sekitar desa batur juga beranggapan dengan kegiatan tersebut akan mampu mempererat persaudaraan antar warga Desa batur. B. Kondisi Perekonomian di Desa Batur Kecamatan Gading Kabupaten Probolinggo Pada umumnya di wilayah kabupaten Probolinggo sebagian besar warga kecamatan gading bekerja pada sektor Pertanian. Meskipun wilayahnya sebagian berada di wilayah pegunungan, untuk tanah masyarakat disana bercocok tanam antara lain kopi, palawija dst. Pertanian merupakan faktor penunjang yang sangat penting bagi perekonomian di kecamatan gading, karena pertanian merupakan salah satu mata pencaharian utama masyarakat guna memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Dengan kondisi lahan yang bagus serta teknis pertanian yang tepat, akan menghasilkan produksi yang memuaskan. Dengan hasil yang telah dicapai tersebut akan dapat merangsang pertumbuhan ekonomi ke jenjang yang lebih tinggi, serta dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat menjadi lebih baik. 5 Dilihat dari segi ekonomi masyarakat Desa Batur adalah masuk dalam kategori menengah kebawah, karena mayoritas penduduknya yang berprofesi sebagai petani, buruh tani, dan karyawan perusahaan swasta. 5 KSK Gading, Statistik daerah Kecamatan Gading; (Probolinggo : Badan Pusat Penelitian 2015), 2.

46 Sementara di zaman kehidupan sekarang ini sangat bergantung pada uang, karena dengan adanya uang segala biaya hidup diantaranya kebutuhan pangan, pendidikan, kesehatan, dan lainnya dapat terpenuhi olehnya. Namun dengan kondisi masyarakat Desa Batur yang sebagian besar adalah bertani maka dalam sisi ekonomi desa ini lemah, karena dengan banyaknya biaya yang dikeluarkan untuk mengelolah lahan pertanian, khususnya petani kopi basah. terkadang hasil dan harga tidak sesuai dengan harapan petani desa ketika panenan tiba. 6 C. Praktik Hutang Panenanan Kopi Basah di Desa Batur Kecamatan Gading Kabupaten Probolinggo Setelah penulis melakukan penelitian di lokasi yang dituju, maka dapat dipaparkan beberapa hasil wawancara sebagai berikut. Adapun Luas persawahan di desa Batur ±298 Ha, luas lahan tersebut terdiri dari beberapa tanaman, salah satunya tanaman kopi dengan luas ±16 Ha kebun kopi. Panenan buah kopi pertama pada umumnya sedikit. Jumlah tersebut akan meningkat dari tahun ke tahun dan akan mencapai puncaknya ketika sudah berumur 7 sampai 8 tahun. Tanaman kopi berumur 7 sampai 8 tahun rata-rata produksi 500-1500 kg kopi per hektar. Adapun harga kopi perkilo mengikuti harga yang ada dipasar yaitu antara Rp. 4500 sampai Rp. 5000. 7 6 Sunarto Wawancara, Probolinggo, 28 agustus 2016 7 Tohan, Wawancara, Probolinggo, 28 agustus 2016

47 1. Latar belakang terjadinya hutang Menurut menurut Pak Hayyi sebagai pihak orang yang memberi hutang awal mula terjadinya praktek hutang panenanan Kopi basah yaitu, ketika salah satu warga didesa tersebut yang meminjam uang kepada saya ataupun orang lain yang tidak memiliki uang dan tidak mampu membayarnya, sehingga mereka yang hutang menawarkan kopi basah yang dikebun sebagai jaminan hutangnya. Untuk masalah transaksi pembayaran hutangnya langsung dari hasil panenan kopi basah ketika musim panenan tiba dan dihitung perkilo sesuai banyak uang yang dipinjam dan sesuai ketetapan harga diawal kesepakatan. 8 Sedangkan menurut Bapak Sunarto sebagai pihak yang meminjam uang dan pemilik lahan kopi memberikan penjelasan alasan berhutang kepada Pak Hayyi yaitu karena terdesak kebutuhan ekonomi keluarganya sehari-hari. Namun sejak awal ketika akad Bapak Sunarto sudah menyampaikan bahwa beliau sepakat menentukan harga kopi perkilo pada saat awal perjanjian meskipun suatu saat harga pasar atau harga panenan tiba berubah. Ketika awal akad bapak sunarto sudah menyampaikan bahwasanya harga kopi yang akan dipanenan bisa dijadikan untung membayar hutang dan dengan harga perkilo yang ditentukan oleh Pak Hayyi dengan jumlah hutang sebanyak Rp. 1.500.000,-. namun untuk masalah berapa 8 Hayyi Wawancara, Probolinggo, 28 agustus 2016

48 banyak perkilo untuk membayar hutang itu sudah saya percayakan pada Pak Hayyi. 9 Menurut Ibu Nurhayati yang biasa dipanggil Bu nur salah seorang yang juga pernah melakukan traksaksi hutang panenanan kopi. Beliau menjelaskan mengapa meminjam uang kepada Pak Hayyi atau pemilik uang, yakni karena untuk membayar biaya pendidikan yang anaknya ada di pesantren. Menurut bu Nur hal hutangan seperti ini memang sangat membantu karena tidak ada cara lain selain hutang kepada Pak Hayyi atau pemilik uang di desa tersebut. Mengenai hitungan perkilo sudah dipercayakan kepada Pak Hayyi. 10 Menurut Bapak Tohan yang merupakan salah satu tokoh masyarakat di Desa Batur Kecamatan Gading memberikan penjelasan bahwasanya pelaksanaan pembayaran hutang dengan panenanan kopi basah bermula ketika warga meminjam uang kepada bapak \hayyi tetapi tidak mampu untuk membayar hutangnya sehingga mereka menawarkan pembayaran hutang akan dibayar ketika kopi sudah panenan, atau ketika musim panenanan kopi sudah tiba. Pak Hayyi juga sebagai penentu harga kopi perkilo, karena penerima hutang mempercayakan semua kepada Pak Hayyi. 11 Dari paparan beberapan hasil interview diatas, pengertian pembayaran hutang dengan panenanan kopi basah adalah pembayaran 9 Sunarto Wawancara, Probolinggo, 28 agustus 2016 10 Nurhayati, Wawancara, Probolinggo, 28 agustus 2016 11 Tohan, Wawancara, Probolinggo, 28 agustus 2016

49 hutang yang mana peminjam uang akan membayar hutang tersebut ketika kopi sudah panenan dengan kesepakatan harga perkilo ditentukan oleh piutang di awal perjanjian. Sedangkan harga panenanan kopi basah tidak menentu dari waktu ke waktu. Setelah mendapatkan beberapa alasan mengenai pelaksanaan pembayaran hutang dengan hasil panenanan kopi dari beberapa pihak yang terlibat, kemudian penulis akan melanjutkan pertanyaan mengenai implementasi hutang panenanan kopi basah di Desa Batur Kecamatan Gading Kabupaten Probolinggo. 2. Proses terjadinya hutang Pak sunarto sebagai petani kopi meminjam uang kepada Pak Hayyi sebanyak Rp. 1.500.000,-. Namun dalam perjanjian hutang tersebut pak sunarto akan membayar hutang tersebut dengan kopi yang masih basah atau kopi yang belum diolah yang masih belum panenan. ketika musim panenanan kopi sudah tiba, pak sunarto akan membayar sesuai dengan harga kopi perkilo, dimana harga kopi tersebut telah disepakati di awal perjanjian oleh kedua belah pihak yaitu pak sunarto dan Pak Hayyi, tanpa melihat harga pasar yang tidak menentu setiap saat. Dikarenakan pak sunarto mempunyai hutang sebesar Rp. 1.500.000,- kepada Pak Hayyi maka pak sunarto harus membayar hasil panenanan kopi sebanyak 429 kg dengan ketentuan harga Rp. 3.500,- per kg yang telah disepakati diawal

50 dengan Pak Hayyi, padahal pada saat itu harga kopi yang sesuai dengan pasar adalah Rp. 4.000,- per kg nya, dimana jika disesuaikan dengan harga yang terjadi di pasar, pak sunarto hanya harus membayar hasil panenanan kopi sebanyak 375 kg. maka disitu dapat disimpulkan bahwa ada fluktuasi ataupun spekulasi harga yang telah dilakukan Pak Hayyi kepada pak sunarto sebagai penerima hutang 12. Adapun skema perhitungannya sebagai berikut: Gambar 3.4 Harga pasar saat panenan Kopi yang harus dibayar (kg) Rp. 4000,- 375 Jika disesuaikan dengan harga pasar pak sunarto hanya akan membayar sesuai tabel diatas. Gambar 3.5 Harga penentuan Pak Hayyi Kopi yang harus dibayar (kg) Rp. 3500,- 429 Dikarenakan ada spekulasi dan fluktuasi harga yang dilakukan oleh Pak Hayyi, maka pak sunarto harus membayar sesuai dengan tabel diatas. Harga pasar = 4000 * 429 kg = 1.716.000,- +216.000,- Harga Pak Hayyi = 3500 * 429 kg = 1.501.500,- (pembulatan) 12 Hayyi, Sunarto, Wawancara, Probolinggo, 28 Agustus 2016.

51 Sangat jelas jika kita melihat tabel diatas, Pak Hayyi mendapatkan keuntungan lebih dari uang yang dipinjam oleh pak sunarto yaitu sebanyak Rp. 216.000,-. Berbeda dengan pak sunarto yang menerima kerugian karena harus membayar kopi lebih banyak kepada Pak Hayyi dikarenakan harga kopi yang ditentukan lebih murah dari harga dipasar. Kelemahan dalam akad ini tidak adanya perjanjian hitam di atas putih, karena memang kedua belah pihak yang berakad merupakan warga Desa Batur kecamatan Gading Kabupaten Probolinggo, jadi hanya berlandaskan kepercayaan saja. 13 Dari beberapa hasil wawancara yang telah dipaparkan di atas pembayaran utang dengan hasil panenan kopi di desa Batur kecamatan gading kabupaten probolinggo ini merupakan pemberian pinjaman uang dengan pembayaran hasil panenan kopi, dimana penetapan harga kopi perkilo disepakati diawal perjanjian tanpa melihat perubahan harga yang terjadi setiap saat. praktik ini terus berlanjut sampai sekarang dikarenakan warga sangat terdesak kebutuhan ekonomi. 13 Sunarto Wawancara, Probolinggo, 28 agustus 2016.