BAB IV SCREENING DES DI PT. BETONJAYA MANUNGGAL TBK. A. Analisis Implementasi Screening DES di PT. Betonjaya Manunggal Tbk

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V PENUTUP. memberikan beberapa kesimpulan, yaitu: 1. Mekanisme screening DES PT. Betonjaya Manunggal Tbk (BTON) melalui

BAB III IMPLEMENTASI SCREENING DES DI PT. BETONJAYA MANUNGGAL TBK. 1. Sejarah Pendirian PT. Betonjaya Manunggal Tbk

BAB II PASAR MODAL SYARIAH DAN PROSES SCREENING DES

BAB I PENDAHULUAN. dan juga mendatangkan manfaat bagi orang lain. Allah berfirman dalam surat

SOSIALISASI. POJK Nomor 35/POJK.04/2017 tentang Kriteria dan Penerbitan Daftar Efek Syariah. Jakarta, 2017

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN. yang menghitung indeks harga rata rata saham untuk jenis saham saham yang

BAB III KEPUTUSAN KETUA BAPEPAM DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR: KEP-314/BL/2007 TENTANG KRITERIA DAN PENERBITAN DAFTAR EFEK SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang berlandaskan prinsip syariah demi menarik perhatian masyarakat,

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

PRODUK DAN REGULASI PASAR MODAL SYARIAH. Training of Trainer Modul

BAB IV. Setelah dipaparkan pada bab II tentang fatwa Dewan Syariah Nasional dan

2017, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG KRITERIA DAN PENERBITAN DAFTAR EFEK SYARIAH. BAB I KETENTUAN UMUM Pa

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sektor ekonomi dan keuangan mengalami banyak perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. suatu Negara dibutuhkan biaya atau dana yang tidak sedikit. Dana tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian


BAB I PENDAHULUAN. dengan 2 cara yaitu dengan menerbitkan surat utang (debt) atau dengan. pertimbangan adalah bagaimana perusahaan dapat

BAB I PENDAHULUAN. bersumber dari dalam negeri misalnya tabungan luar negeri, tabungan pemerintah,

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG NOMOR /POJK.04/2017 TENTANG KRITERIA DAFTAR EFEK SYARIAH

-2- a. memperluas cakupan pihak yang wajib menggunakan Daftar Efek Syariah yang ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan; b. memperluas cakupan jenis Ef

BAB I PENDAHULUAN. diperjualbelikan, salah satunya dalam bentuk ekuitas (saham). Pasar

- 1 - SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 35 /POJK.04/2017 TENTANG KRITERIA DAN PENERBITAN DAFTAR EFEK SYARIAH

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LAMPIRAN. Lampiran : Fatwa Dewan Syariah Nasional NO: 20/DSN-MUI/IV/2001 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi Untuk Reksa Dana Syariah.

INVESTASI DI PASAR MODAL SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu wadah yang memfasilitasi kegiatan investasi tersebut adalah

BAB I PENDAHULUAN. memberikan dampak yang besar bagi pihak-pihak yang bergelut dalam

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan investasi di Indonesia saat ini mengalami perkembangan yang

Ringkasan Produk Nama Reksa Dana

I. PENDAHULUAN. akan bangkit kembali setelah tahun 2006 yang penuh kesulitan akibat berbagai

1.2 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Saat ini jika berbicara mengenai investasi tentu kita akan

BAB I PENDAHULUAN. lembaga keuangan. Hadirnya lembaga keuangan tidak lain untuk memberikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan investasi di suatu negara akan dipengaruhi oleh pertumbuhan

I. PENDAHULUAN. ingin memperoleh dana tambahan untuk operasional perusahaan serta

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan seiring dengan berkembangnya ekonomi Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. hak atau batil. Rasul SAW selalu menganjurkan kepada umatnya agar

BAB I PENDAHULUAN. meliputi: kinerja perusahaan, pengumuman penerbitan sukuk, pengumuman

BAB 1 PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara. Sedangkan bagi para investor, pasar modal (capital

BAB I PENDAHULUAN. dana dari investor. Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai objek keuangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kondisi suatu negara menjadi bagian terpenting untuk mengukur

Menurut kepres no. 60 tahun 1998, pasar modal adalah bursa yang merupakan sarana untuk mempertemukan penawar dan peminta dana jangka panjang dalam

Islamic Wealth Management

PERLUNYA PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN MENGENAI PASAR MODAL BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. yang cukup pesat khususnya pada perusahaan go public. Hal ini ditandai

BAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan dengan surat utang (debt instrument), misalnya obligasi. Keuntungan dari

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan investasi di suatu negara akan dipengaruhi oleh pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. diukur dengan Current Ratio, Debt to Equity dan Return on Investment terhadap

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan kegiatan operasionalnya akan membutuhkan struktur. modal yang kuat untuk meningkatkan laba agar tetap mampu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang memadai kepada seluruh pengguna yang berkepentingan. Sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Dengan banyaknya bank baru yang berdiri di Indonesia maka hal ini tentu saja

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal adalah pasar dengan berbagai instrumen keuangan jangka panjang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dan perluasan industri pada umumnya membutuhkan sumbersumber

BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan yang cukup pesat dan memberikan pengaruh yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. sektor riil dan keuangan juga dapat mempengaruhi gejolak pasar.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan usaha dengan tingkat persaingan yang ada saat ini

BAB I PENDAHULUAN. tersisa sepertiga dari modal awal. IDB kemudian memberikan suntikan dana

BAB I PENDAHULUAN. Di indonesia, alternatif untuk mendapatkan dana dapat diperoleh melalui pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. untuk terus mengikuti perkembangan usahanya. Begitu juga dengan setiap

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah telah memberikan beberapa kemudahan untuk dapat lebih

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENETAPAN DAN PENERBITAN DAFTAR EFEK SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. dan keahlian untuk mengelola investasinya. Menurut Undang-Undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. Bentuk pembiayaan yang berasal dari eksternal salah satunya yaitu dana dari

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. dengan investasi syariah. Jakarta Islamic Index (JII) merupak an subset dari

BAB I PENDAHULUAN. dapat diperoleh dari pasar modal oleh para pemodal (investor), baik informasi

BAB I PENDAHULUAN. pun semakin bervariasi salah satunya adalah berinvestasi di pasar modal.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pada masa ini pembangunan nasional yang semakin meningkat menuntut

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari disiplin ilmu lainnya. Ilmu ekonomi memberikan pelajaran tentang

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya sektor usaha. Perbankan sebagai lembaga perantara (intermediate)

BAB I PENDAHULUAN. peluang kepada masyarakat untuk menerima return saham, sesuai dengan. karakteristik investasi yang dipilih sebelumnya.

BAB I PENDAHULUAN. Supriyadi, Pasar Modal Syariah di Indonesia (Menggagas Pasar Modal Syariah dari Aspek Praktik), Kudus, STAIN Kudus, 2009, hlm. 30.

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SALINAN

BAB I PENDAHULUAN. keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat hutang (obligasi),

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada masa perekonomian saat ini perusahaan diwajibkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. modal didalam mendorong kinerja operasionalnya agar perusahaan tetap berjalan

BAB I PENDAHLUAN. keuangan yaitu pertama, memaksimumkan nilai perusahaan. Kedua, menjaga

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Pasar modal bagi perusahaan bagaikan lumbung dana yang

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas perekonomian menjadi meningkat karena pasar modal menjalankan dua

BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Secara Umum reksa dana syariah dan reksa dana konvesional tidak jauh

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan dana untuk membiayai aktifitasnya. Pembiayaan ini akan. akan semakin kecil. (Sulistiawan dan Arni,2004)

BAB V PENUTUP. Berdasarkan penelitian, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: terhadap Audit Delay tidak terdukung. Dengan demikian profitabilitas

BAB 1 PENDAHULUAN. modal dan menawarkan sahamnya di masyarakat/publik (go public). Perusahan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan di Indonesia. Hal ini diperkuat dengan munculnya Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. datang. Perusahaan pun diharapkan mendapatkan hasil yang semakin baik dari. yang tepat atau kalah dalam persaingan.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sarana berinvestasi bagi masyarakat dalam instrument keuangan seperti

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menghimpun dana dari masyarakat, menyalurkan dana kepada masyarakat, dan juga

BAB I PENDAHULUAN. Pasar yang semakin luas menjadikan persaingan usaha semakin ketat. Pasar modal

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pasar modal merupakan suatu bidang usaha perdagangan surat-surat berharga

BAB I PENDAHULUAN. tambahan bagi perusahaan dalam mengimplementasikan rencana strategis

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan debt to equity ratio. Rasio ini merupakan rasio hutang yang digunakan untuk

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 35 /POJK.05/2015 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PERUSAHAAN MODAL VENTURA

BAB I PENDAHULUAN. ini menjalankan dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Fungsi

commit to user BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dan penerimaan devisa. Di Negara yang sedang berkembang usaha yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

50 BAB IV SCREENING DES DI PT. BETONJAYA MANUNGGAL TBK A. Analisis Implementasi Screening DES di PT. Betonjaya Manunggal Tbk DES merupakan kumpulan efek yang tidak bertentangan dengan prinsipprinsip syariah di pasar modal, yang ditetapkan oleh OJK. Pihak yang ingin menerbitkan DES harus memenuhi persyaratan sebagai pihak penerbit DES sesuai Peraturan Nomor II.K.1 tentang Kriteria dan Penerbitan DES dan mengajukan permohonan kepada OJK atau sering disebut dengan screening DES. DES akan diterbitkan secara periodik 2 kali setiap tahun, yaitu paling lambat 5 hari kerja sebelum berakhirnya bulan Mei dan bulan November, selanjutnya akan berlaku efektif pada setiap tanggal 1 Juni dan 1 Desember. Disamping itu, terdapat pula DES isidentil yang ditetapkan OJK terkait IPO saham. 1 Dalam hal ini pelaksanaan screening DES yang dilakukan oleh OJK terhadap BTON ialah sebagai berikut : 1) Screening kegiatan usaha BTON BTON merupakan perusahaan publik yang bergerak dalam bidang industri besi dan baja (sektor industri dasar dan kimia), yang artinya bahwasanya BTON ialah: a. Bukan perusahaan publik yang melakukan perjudian dan permainan yang tergolong judi. b. Bukan perusahaan publik yang melakukan perdagangan yang tidak disertai dengan penyerahan barang atau jasa. 1 Otoritas Jasa Keuangan, Pasar Modal Syariah Saham, 7.

51 c. Bukan perusahaan publik yang melakukan perdagangan dengan penawaran atau permintaan palsu. d. Bukan perusahaan publik yang bergerak di bidang perbankan yang berbasis bunga. e. Bukan perusahaan publik yang melakukan pembiayaan berbasis bunga. f. Bukan perusahaan publik yang melakukan jual beli resiko yang mengandung unsur ketidakpastian atau judi seperti asuransi konvensional. g. Bukan perusahaan publik yang memproduksi, mendistribusikan, memperdagangkan, menyediakan barang atau jasa yang haram dzatnya, barang atau jasa. h. Bukan perusahaan publik yang melakukan transaksi yang mengandung unsur suap. 2) Screening rasio keuangan BTON Pada screening rasio keuangan BTON dilakukan pengamatan dan perhitungan pada total utang berbasis bunga dibandingkan dengan total aset dan pendapatan berbasis bunga dibandingkan dengan total pendapatan. Hal tersebut dilakukan dengan melihat laporan keuangan BTON secara keseluruhan yang ada pada laporan keuangan 31 Desember 2013 dan laporan keuangan 31 Desember 2014, maka diperoleh hasil sebagai berikut :

52 a. Laporan keuangan BTON 31 Desember 2013 Total Utang Berbasis Bunga 107.674.249 Total Aset 176.136.296.407 Pendapatan Non Halal 2.082.283.668 Total Pendapatan 25.638.457.550 Total Utang Berbasis Bunga : 0,06% Total Aset Pendapatan Non Halal : Total 8% Pendapatan Sumber: Data diolah penulis 2 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwasanya hasil dari total utang berbasis bunga dibandingkan dengan total aset ialah 0,06% yang artinya hasil tersebut telah memenuhi kriteria yang ditetapkan yaitu tidak boleh kurang dari 45%. Sedangkan untuk hasil dari pendapatan non halal dibandingkan dengan total pendapatan ialah 8% yang artinya hasil tersebut telah memenuhi kriteria yang ditetapkan yaitu tidak boleh kurang dari 10%. Dari hasil screening kegiatan usaha dan rasio keuangan, maka dapat disimpulkan bahwasanya pada DES periodik yang berlaku pada 1 Juni 2014 BTON terdaftar di DES yang artinya efek yang diperjualbelikan di pasar modal termasuk dalam kategori efek syariah. 2 Sumber asli diambil dari laporan keuangan BTON tahun 2013 hal. 42, 1, 3 (halaman ini diambil berdasarkan analisis kebutuhan penelitian.

53 b. Laporan keuangan BTON 31 Desember 2014 Total Utang Berbasis Bunga 170.564.446 Total Aset 174.157.547.015 Pendapatan Non Halal 2.369.486.987 Total Pendapatan 7.822.805.110 Total Utang Berbasis Bunga : 0,09% Total Aset Pendapatan Non Halal : Total 30% Pendapatan Sumber: Data diolah penulis 3 Dari tabel di atas bisa dilihat bahwasanya hasil dari total utang berbasis bunga dibandingkan dengan total aset ialah 0,09% yang artinya hasil tersebut telah memenuhi kriteria yang ditetapkan yaitu tidak boleh kurang dari 45%. Sedangkan untuk hasil dari pendapatan non halal dibandingkan dengan total pendapatan ialah 30% yang artinya hasil tersebut telah tidak memenuhi kriteria yang ditetapkan yaitu tidak boleh kurang dari 10%. Dari hasil screening kegiatan usaha dan rasio keuangan, maka dapat disimpulkan bahwasanya pada DES periodik yang berlaku 1 Juni 2015 BTON tidak terdaftar di DES. Dari prosedur yang dijalankan oleh BTON dalam hal screening DES, BTON telah sesuai dengan Peraturan Nomor II.K.1 tentang kriteria dan penerbitan DES baik dari segi kegiatan usaha dan rasio keuangan. Sudah selayaknya sebagai emiten yang ingin menerbitkan DES harus mengikuti 3 Sumber asli diambil dari laporan keuangan BTON tahun 2013 hal. 42, 1, 3 (halaman ini diambil berdasarkan analisis kebutuhan penelitian.

54 prosedur dan ketentuan yang berlaku yang ditetapkan oleh OJK agar investor muslim tidak ragu untuk menginvestasikan dananya ke efek syariah dan mengetahui benar mekanisme emiten yang ingin terdaftar di DES. B. Analisis Strategi Keuangan PT. Betonjaya Manunggal Tbk dalam Mengendalikan Ambang Batas Toleransi dari DSN-MUI pada Rasio Keuangan Screening DES Dalam mengembangkan usahanya, suatu perusahaan membutuhkan pendanaan. Begitu pula BTON yang membutuhkan pendanaan agar kegiatan usaha yang dilakukan dapat berjalan. Pendanaan tersebut dapat diperoleh dari internal dan eksternal perusahaan. Dari internal bersumber pada laba yang diperoleh BTON dari kegiatan usahanya. Selain itu, dapat pula diperoleh dari pinjaman pemegang saham (pemilik perusahaan). Pinjaman ini dapat berbasis konvensional (bunga) ataupun yang berbasis syariah yang meninggalkan unsur bunga (riba). Untuk memperoleh pendanaan dari eksternal, perusahaan dapat memperoleh dana dari utang (debt), baik jangka panjang maupun jangka pendek, serta dari setoran modal (equity). Utang jangka pendek dapat diperoleh dari pasar uang, yaitu sektor perbankan, baik yang konvensional maupun yang berbasis syariah. Sedangkan pendanaan dari jangka panjang dan ekuitas dapat diperoleh dari pasar modal melalui penawaran umum dan tidak menutup kemungkinan pula diperoleh dari sektor perbankan. 4 Dalam hal ini, pendanaan perusahaan terutama pada utang dan pendapatan ini berkaitan dengan screening DES pada rasio keuangan yang mempunyai ambang 4 Otoritas Jasa Keuangan, Pasar Modal Syariah Konsep, 8.

55 batas toleransi agar BTON bisa terdaftar di DES. Untuk mengendalikan ambang batas toleransi tersebut, tentunya BTON mempunyai strategi keuangan khusus yang diterapkan oleh pihak manajemen BTON. Strategi keuangan tersebut ialah sebagai berikut : a. BTON selalu meminimalkan utangnya baik jangka pendek (utang usaha dari pihak berelasi dan pihak ketiga) dan jangka panjang terutama utang yang berbasis bunga yang diperoleh dari bunga deposito serta meningkatkan jumlah asetnya baik aset lancar dan aset tidak lancar. Semakin kecil utang berbasis bunga dan semakin besar aset, maka hasil untuk bisa masuk ke DES semakin besar. b. BTON dari tahun ke tahun selalu berusaha untuk menambah jumlah kapasitas produksi besi dan baja agar pendapatan dari penjualan besi dan baja meningkat setiap tahunnya. Dari strategi yang diterapkan BTON dalam hal mengendalikan rasio keuangan agar tidak melebihi ambang batas toleransi yang ditetapkan oleh DSN- MUI memang sudah benar seperti itu karena jika BTON meningkatkan jumlah utangnya yang berbasis bunga sedangkan tidak menambah total asetnya maka kemungkinan hasil yang diperoleh dari perhitungan rasio keuangan yang pertama akan semakin besar, itu artinya untuk masuk ke DES pun semakin kecil. Sedangkan pada rasio keuangan yang kedua apabila BTON mengurangi jumlah kapasitas produksi otomatis hasil penjualan produk mereka akan berkurang. Hal tersebut akan berdampak pada penurunan hasil pendapatan mereka yang berimbas juga terhadap kemampuan mereka untuk membayar utang usaha (utang jangka pendek) mereka

56 semakin tidak likuid, selain itu kemungkinan untuk masuk ke DES akan semakin kecil.