FILSAFAT ILMU DAN LOGIKA Modul ke: 01Fakultas PSIKOLOGI PENDAHULUAN Dr. H. SyahrialSyarbaini, MA. Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id
Pengertian Filsafat Secara Etimologis : kata filsafat berasal dari bahasa Yunani Philosophia yang merupakan penggabungan dua kata yakni philos atau philein yang berarti cinta, mencintai, serta kata sophia yang berarti kebijaksanaan atau hikmat. Secara bahasa filsafat memiliki arti cinta akan kebijaksanaan. Cinta artinya hasrat yang besar atau yang berkobar-kobar. Kebijaksanaan artinya kebenaran sejati atau kebenaran yang sesungguhnya. Arti kata ini belum memperhatikan makna yang sebenarnya dari kata filsafat, sebab pengertian mencintai belum memperlihatkan keaktifan seorang filosof untuk memperoleh kearifan itu. Seseorang disebut filosof bila telah mendapat atau meraih kebijaksanaan, pengertian ini berlaku di Timur (Tiongkok dan India).
Lanjutan... Plato (427 347 SM), memberikan istilah dialektika (seni berdikskusi). Jadi filsafat adalah mengkritik pendapat-pendapat yang berlaku. Jadi kearifan atau pengetahuan intelektual itu diperoleh melalui suatu proses pemeriksaan secara kritis, diskusi dan penjelasan.
Lanjutan... Aristoteles (384 322 SM), filsafat sebagai ilmu menyelidiki tentang hal ada sebagai hal ada yang berbeda dengan bagian-bagiannya yang satu atau lainnya. Ilmu ini juga dianggap sebagai ilmu yang pertama dan terakhir, sebab secara logis disyaratkan adanya ilmu lain yang juga harus dikuasai, sehingga untuk memahaminya orang harus menguasai ilmu yang lain itu.
Tujuan Filsafat Tujuan studi filsafat adalah mengantarkan seseorang ke dalam dunia filsafat, yatu mengetahui apakah filsafat, maksud dan tujuannya. Studi filsafat dimaksudkan untuk pendidikan mental. Tujuan umum filsafat adalah menjadikan manusia yang susila. Orang yang susila dipandang sebagai ahli filsafat, ahli hidup, dan sekaligus orang yang bijaksana..
Lanjutan... Tujuan khusus filsafat adalah menjadikan manusia yang berilmu. Ahli filsafat dipandang sebagai orang yang ahli dalam bidang ilmu pengetahuan, yang selalu mencari kebenaran dari semua problema keilmuan. Perbedaan orang yang berfilsafat dengan orang yang tidak berfilsafat terletak pada sikap seseorang terhadap hidupnya. Filsafat mengajarkan tentang kesadaran, kemauan, dan kemampuan manusia sesuai dengan kedudukannya sebagai makhluk individu, makhluk sosial, dan makhluk Tuhan untuk diaplikasikan dalam hidup.
Filsafat sebagai Ilmu Dalam pengertian filsafat sebagai ilmu mengandung empat pertanyaan ilmiah : bagaimanakah, mengapakah, kemanakah, dan apakah. Pertanyaan bagaimana menanyakan sifat-2 yang ditangkap oleh indra. Jawaban yang diperolehnya bersifat deskriptif (penggambaran)
Lanjutan... Pertanyaan mengapa menanyakan tentang sebab (asal mula) suatu obyek. Jawaban yang diperolehnya bersifat kausalitas (sebab-akibat). Pertanyaan kemana menanyakan apa yang terjadi dimasa lampau, sekarang dan akan datang. Jawaban yang diperoleh ada tiga jenis pengetahuan, yaitu : (1) pengetahuan yang timbul dari hal yang selalu berulang (kebiasaan), yang nantinya dapat dijadikan sebagai pedoman. Ini dapat dijadikan dasar untuk mengetahui apa yang akan terjadi.
Lanjutan... 2) pengetahuan yang timbul dari pedoman yang terkandung dalam adat istiadat yang berlaku dalam masyarakat. Pedoman yang selalu dipakai disebut hukum, (3) pengetahuan yang timbul dari pedoman yang dipakai (hukum) sebagai suatu hal yang dijadikan pegangan. Pertanyaaan apakah yang menanyakan tentang hakekat atau inti mutlak dari suatu hal. Hakekat ini sifatnya sangat dalam (radix) dan tidak lagi bersifat empiris sehingga hanya dapat dimengerti oleh akal. Jawaban yang diperolah akan dapat mengetahui hal-hal yang sifatnya umum, universal, abstrak.
Filsfat Sebagai cara Berpikir Berpikir secara filsafat artinya berpikir yang sangat mendalam sampai hakekat atau secara menyeluruh, atau berpikir dilihat dari berbagai sudut pandang ilmupengtahuan. Berpikir demikian sebagai upaya untuk berpikir secara tepat dan benar serta dapat dipertanggungjawabkan. Ada beberapa persyaratan yaitu : 1) Harussistimatis, pemikiran yang sistematis dimaksudkan untuk menyusun suatu pola pengetahuan yang rasional. 2) Sistematika pemikiran filosof dipengaruhi oleh keadaan dirinya, lingkungan, zamannya, pendifikan. 3) Harus konseptual, maksud nya adalah sebagai upaya untuk menyusun suatu bagan yang terkonsepsi (jelas), karena berpikir secara filsafat sebenarnya berpikir tentang hal dan prosesnya.
Lanjutan... 4) Harus koheren, koheren atau runtut adalah unsurunsur tidak boleh mengandung uraian yang bertentangan satu sama lain. Koheren memuat suatu kebenaran logis. 5) Harus rasional, maksudnya adalah unsur-unsurnya berhubungan secara logis. Artinya pemikiran filsafat harus diuraikan dalam bentuk yang logis. 6) Harus sinoptik, sinoptik artinya pemikiran filsafat harus melihat hal-hal secara menyeluruh atau dalam kebersamaan secara integral.
Filsafat sebagai Pandangan Hidup Manusia secara total (menyeluruh) dan sentral didalamnya memuat sekaligus sebagai sumber penjelmaan bermacammacam filsafat seperti : Manusia dengan unsur raganya melahirkan filsafat biologi. Manusia dengan unsur rasanya melahirkan filsafat keindahan (estetika). Manusia dengan unsur monodualismenya melahirkan filsafat antropologi. Manusia dengan unsur kehendaknya untuk berbuat baik-buruk melahirkan filsafat tingkah laku (etika)
Lanjutan... Manusia sebagai makhluk yang berakal melahirkan filsafat berpikir (logika). Manusia dengan segala aspek kehidupannya melahirkan filsafat nilai (aksiologi). Manusia dengan dan sebagai warga negara melahirkan filsafat negara. Filsafat sebagai pandangan hidup merupakan suatu pandangan hidup yang dijadikan dasar setiap tindakan dan tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari.
Lanjutan... Pandangan hidup akan tercermin didalam sikap hidup dan cara hidup. Sikap dan cara hidup akan muncul apabila manusia mampu memikirkan dirinya sendiri secara total.
Obyek Materi dan Obyek forma Filsafat Obyek materi adalah hal atau bahan yang diselidiki (hal yang dijadikan sasaran penyelidikan). Sedangkan obyek forma adalah sudut pandang). Obyek materi filsafat adalah segala sesuatu yang ada. Ada disini mempunyai tiga pengertian, yaitu ada dalam kenyataan, pikiran dan kemungkinan. Sedangkan obyek forma filsafat adalah menyeluruh secara umum. Menyeluruh berarti bahwa filsafat dalam memandangnya dapat mencapai hakekat (mendalam), tidak ada satupun yang berada di luar jangkauan pembahasan filsafat.
Ciri pemikiran filsafat Sangat umum/universal. Pemikiran filsafat mempunyai kecenderungan sangat umum dan tingkat keumumannya sangat tinggi. Pemikiran filsafat tidak bersangkutan dengan obyek khusus, akan tetapi dengan konsep yang sifatnya umum (tentang manusia, keadilan, kebebasan). Tidak faktual. Kata lain adalah spekulatif, yang artinya filsafat membuat dugaan-2 yang masuk akal mengenai sesuatu dengan tidak berdasarkan pada bukti. Jawaban yang didapat dari dugaan ini sifatnya juga spekulatif. Bukan berarti pemikiran filsafat tidak ilmiah, tetapi tidak termasuk dalam kewenangan ilmu khusus.
Lanjutan... Bersangkutan dengan nilai. Filsafat merupakan usaha untuk mencari pengetahuan, berupa fakta-fakta yang disebut penilaian. Yang dibicarakan dalam penilaian adalah tentang yang baik dan buruk. Berkaitan dengan arti. Nilai selalu dipertahankan dan dicari. Sesuatu yang bernilai tentu didalamnya penuh dengan arti. Agar filosof dalam mengungkapkan idenya sarat dengan arti, harus dapat menciptakan kalimat logis dan bahasa yang tepat.
Lanjutan... Implikatif. Pemikiran filsafat yang baik dan terpilih selalu mengandung implikasi (akibat logis). Implikasi ini melahirkan pemikiran dinamis.
Terima Kasih Dr. Syahrial Syarbaini, MA.