BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengembangan kurikulum merupakan suatu proses yang kompleks dan

dokumen-dokumen yang mirip
Salah satu keterampilan berbahasa yang harus dimengerti adalah kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatan mutu pendidikan pemerintah. mengeluarkan berbagai kebijakan. Salah satu kebijakannya adalah mengganti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lahirnya kurikulum 2013 sebagai penerapan kurikulum yang baru ternyata

BAB I PENDAHULUAN. yakni menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Empat keterampilan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum 2013 memuat peran penting bahasa sebagai wahana untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia pada kurikulum 2013 berbasis teks, bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Indonesia semakin hari kualitasnya semakin rendah. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Niat pemerintah untuk perbaikan system pendidikan yaitu dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuma Yudhayana, 2015 Efektivitas Teknik Examples Non-Examples Dalam Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu masyarakat dapat dilihat dari perkembangan pendidikannya.

Oleh Dwi Budi Mulyono

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang menguatkan kedudukan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menulis merupakan salah satu keterampilan dari empat aspek kebahasaan.

BAB I PENDAHULUAN. sangatlah beragam, antara lain: kurikulum 2013 hanya akan memberi beban

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan pada pendidikan di Indonesia. Kurikulum 2013 menempatkan

BAB I PENDAHULUAN. (Sutama dalam rachmawati, 2000:3). Mutu pendidikan sangat tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah aset masa depan yang menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

dituntut untuk lebih produktif, kreatif, inovatif, dan afektif.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia masih sering dilaksanakan dengan

BAB I PENDAHULUAN. terjadi proses belajar pada diri siswa. Secara implisit, di dalam pembelajaran, ada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum 2013 diimplementasikan di sekolah secara bertahap mulai tahun

BAB I PENDAHULUAN. dengan cara negosiasi, diskusi dan musyawarah. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 956) dijelaskan bahwa negosiasi

BAB I PENDAHULUAN menuntut guru untuk mengorganisasikan pembelajaran secara efektif. Hal

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan pengetahuan yang dimilikinya. Oleh karena itu, kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. terpenting di sekolah yang pada dasarnya menekankan siswa untuk mampu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia adalah salah satu mata pelajaran yang diajarkan di setiap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang menekankan pentingnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Kemampuan berbahasa mencakup empat aspek yaitu menyimak, berbicara,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Bahasa adalah alat komunikasi paling penting yang dimiliki oleh manusia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya setiap orang yang belajar bahasa dituntut untuk menguasai

BAB I PENDAHULUAN. pendekatan scientific akan menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap (afektif), pengetahuan (kognitif), dan keterampilan (psikomotor).

Oleh Adelita Purba Dra. Rosmaini, M.Pd

BAB I PENDAHULUAN. mandiri dan membentuk siswa dalam menuju kedewasaan. Pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bangsa pasti mempunyai tujuan yang hendak dicapai sesuai undangundang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa merupakan alat komunikasi dalam mengungkapkan pikiran dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan dalam pembelajaran yaitu: 1) kemampuan melakukan penalaran. 5) keterampilan komunikasi (Trisni dkk, 2012: 3).

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu sistem yang berperan sebagai pusat bagi

BAB I PENDAHULUAN. guru menempati titik sentral pendidikan. Peranan guru yang sangat penting adalah

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun pelajaran 2013/2014, pemerintah sudah menerapkan kurikulum yang

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Bahasa Indonesia merupakan salah satu pelajaran yang diajarkan di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menyunting memiliki berbagai macam bentuk, salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Atas diarahkan

BAB I PENDAHULUAN. cenderung monoton sehingga kurang menarik perhatian siswa.

P N E D N A D H A U H L U U L A U N

BAB I PENDAHULUAN. baik di dalam aspek kebahasaan maupun kesusastraan. Jika kompetensi tersebut

I. PENDAHULUAN. sepanjang hayat (long life education). Hal ini sesuai dengan prinsip

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Perkembangan tersebut pada satu sisi berdampak positif, tetapi di sisi

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi peserta didik. Guru harus mampu menjadi wadah dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menulis merupakan salah satu keterampilan dari empat aspek kebahasaan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelajaran bahasa Indonesia sangatlah penting diterapkan dalam dunia

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi lulusan (SKL) pada kriteria kualifikasi sikap, kemampuan, dan

BAB I PENDAHULUAN. tujuan nasional bangsa Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa.

PENERAPAN METODE FIELD TRIP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI PADA SISWA KELAS X-1 SMA NEGERI 1 NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. menulis, yaitu menulis teks laporan hasil observasi, menulis teks prosedur

BAB I PENDAHULUAN. teknologi diperlukan sumber daya manusia yang tangguh. Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. vital dalam kehidupan sehari-hari. Berbagai bentuk simbol, teorema, dalil,

BAB I PENDAHULUAN. mampu berinteraksi dengan lingkungan dengan selayaknya. meningkatkan dan mengembangkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).

BAB I PENDAHULUAN. perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan pada

BAB I PENDAHULUAN. budaya dalam bentuk pola pikir. Sebagai proses transformasi, sudah barang tentu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini peran dan fungsi pendidikan sekolah semakin penting dan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi inti dari pengajaran Bahasa Indonesia secara umum.

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan akan kebutuhan sumber daya manusia (SDM) yang dapat berkompetisi di

SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Pendidikan. Oleh: L A S M I N I A

BAB I PENDAHULUAN. mencapai hasil belajar yang sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuannya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kemudian mengimplementasikan kemampuan yang dimiliki dalam melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam menjamin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan saat ini adalah lemahnya para pendidik dalam menggali

BAB I PENDAHULUAN. membangun rasa percaya diri, dan sarana untuk berkreasi dan rekreasi. Di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang berlaku. Kurikulum merupakan suatu program pendidikan yang direncanakan. diluncurkan kurikulum baru yaitu kurikulum 2013.

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) memiliki tujuan

EFEKTIVITAS MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNIK KERJA BENGKEL DI SMKN 4 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia yang merupakan bahasa nasional mempunyai fungsi

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

BAB I PENDAHULUAN. di tingkat dasar dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.

PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA 2014 MATERI PENDAMPINGAN IMPLEMENTAS KURIKULUM 2013 DIKMEN

B. IDENTIFIKASI MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya. Dengan kata lain, peran pendidikan sangat penting untuk. pendidikan yang adaptif terhadap perubahan zaman.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Salah satu upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Peningkatan mutu pendidikan pada jenjang sekolah harus lebih

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman dan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) menghadapi persaingan khususnya dalam bidang IPTEK. Kemajuan IPTEK yang

I. PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan dan mengantisipasi berbagai kemungkinan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengembangan kurikulum merupakan suatu proses yang kompleks dan melibatkan berbagai komponen yang saling terkait. Dalam suatu sistem pendidikan, kurikulum itu sifatnya dinamis serta harus selalu dilakukan perubahan dan pengembangan, agar dapat mengikuti perkembangan dan tantangan zaman. Sehubungan dengan itu, sejak wacana perubahan dan pengembangan Kurikulum 2013 digulirkan, telah muncul berbagai tanggapan dari berbagai kalangan, baik yang pro maupun kontra. Mendikbud mengungkapkan bahwa perubahan dan pengembangan kurikulum merupakan persoalan yang sangat penting karena kurikulum harus senantiasa disesuaikan dengan tuntutan zaman (Mulyasa, 2013: 60). Salah satu mata pelajaran yang disebut-sebut mengalami perombakan total dari sekian mata pelajaran lainnya ialah mata pelajaran bahasa Indonesia. Jika dalam Kurikulum 2006 mata pelajaran bahasa Indonesia lebih mengedepankan pada keterampilan berbahasa atau bersastra, maka dalam Kurikulum 2013 ini bahasa Indonesia digunakan sebagai sarana untuk mengembangkan kemampuan dan keterampilan menalar para peserta didik. 1

2 Hal tersebut dilatarbelakangi oleh hasil studi internasional tentang kemampuan peserta didik Indonesia, yaitu hasil survei Trends in Internasional Mathematics and Science Study (TIMSS). Hasil survei ini dilakukan oleh Global Institute tahun 2007 yang menunjukkan bahwa hanya lima persen peserta didik Indonesia yang mampu mengerjakan soal penalaran berkategori tinggi, sedangkan sisanya 95 persen peserta didik Indonesia dapat mengerjakan soal hapalan berkategori rendah (Mulyasa, 2013: 60). Dalam pelaksanaan Kurikulum 2013, pembelajaran bahasa Indonesia menggunakan pembelajaran bahasa berbasis teks. Dalam pembelajaran bahasa berbasis teks, bahasa Indonesia diajarkan bukan sekadar sebagai pengetahuan bahasa, melainkan sebagai teks yang mengemban fungsi untuk menjadi sumber aktualisasi diri penggunanya pada konteks sosial-budaya akademis. Teks merupakan satuan bahasa yang berisi ungkapan makna secara kontekstual. Pembelajaran bahasa Indonesia berbasis teks dilaksanakan dengan menerapkan prinsip bahwa: 1. bahasa hendaknya dipandang sebagai teks, bukan semata-mata kumpulan kata atau kaidah kebahasaan, 2. penggunaan bahasa merupakan proses pemilihan bentuk-bentuk kebahasaan untuk mengungkapkan makna, 3. bahasa bersifat fungsional, yaitu penggunaan bahasa yang tidak pernah dapat dilepaskan dari konteks karena bentuk bahasa yang digunakan itu mencerminkan ide, sikap, nilai, dan ideologi penggunanya, dan 4. bahasa merupakan sarana pembentukan kemampuan berpikir manusia.

3 Dalam pembelajaran berbasis teks masih banyak siswa kelas X SMA yang kurang memahaminya. Hal ini dapat dibuktikan pada penelitian Pt. Suryani dkk (2014) yang berjudul Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis Teks di Kelas X SMA Negeri 1 Singaraja, menyatakan bahwa hasil penilaian guru terhadap kemampuan memahami teks negosiasi menunjukkan rata-rata nilai siswa berada di bawah KKM 8,00. Oleh sebab itu, siswa yang bersangkutan harus diberikan remedial. Sehubungan dengan prinsip-prinsip itu, perlu disadari bahwa setiap teks memiliki struktur tersendiri yang satu sama lain berbeda. Sementara itu, struktur teks merupakan cerminan struktur berpikir. Dengan demikian, makin banyak jenis teks yang dikuasai siswa, makin banyak pula struktur berpikir yang dapat digunakannya dalam kehidupan sosial dan akademiknya. Hanya dengan cara itu, siswa kemudian dapat mengonstruksi ilmu pengetahuannya melalui kemampuan mengobservasi, mempertanyakan, mengasosiasikan, menganalisis, dan menyajikan hasil analisis secara memadai. Pada Kurikulum 2013, pembelajaran memahami struktur dan kaidah teks negosiasi merupakan salah satu kompetensi dasar yang dimiliki oleh mata pelajaran bahasa Indonesia. Pembelajaran memahami struktur dan kaidah teks negosiasi terdapat pada kompetensi dasar 3.1 memahami struktur dan kaidah teks negosiasi baik melalui lisan maupun tulisan. Kompetensi dasar tersebut harus dicapai oleh siswa kelas X SMA secara tuntas dan maksimal.

4 Teks negosiasi merupakan pembelajaran teks yang sangat terbaru karena kurikulum sebelumnya belum pernah membahas teks negosiasi pada mata pelajaran bahasa Indonesia. Hal ini terjadi karena bahasa Indonesia diajarkan bukan sekadar sebagai pengetahuan bahasa, melainkan sebagai teks yang mengemban fungsi untuk menjadi sumber aktualisasi diri penggunanya pada konteks sosial-budaya akademis. Hubungan bahasa atau teks dengan konteks sosial adalah hubungan konstrual; artinya konteks sosial menentukan dan ditentukan oleh teks. Dengan pengertian konstual ini, dalam satu konteks sosial tertentu hanya teks tertentu yang dapat dihasilkan. Sebaliknya, dengan teks tertentu hanya konteks sosial tertentu pula yang (dapat) dirujuk. Guru sebagai penyampai materi kepada siswa harus dapat menyampaikan materi yang akan dibahas dengan model, metode, dan media yang tepat dan menarik. Namun, masih ada guru yang menyampaikan materi secara monoton (ceramah). Hal ini mengakibatkan siswa kurang aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Permasalahan ini dapat dibuktikan dari penelitian Pt. Suryani dkk (2014) yang berjudul Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis Teks di Kelas X SMA Negeri 1 Singaraja, menyatakan bahwa dalam hal mengamati, siswa lebih banyak mengamati penjelasan materi pelajaran yang disampaikan (ceramah) oleh guru. Dari permasalahan tersebut, maka penggunaan model atau metode yang tepat dan inovatif dapat mengembangkan kemampuan dan kemandirian siswa dalam memahami teks negosiasi. Oleh karena itu, model pembelajaran yang digunakan pada penelitian ini, yakni model pembelajaran inkuiri.

5 Model pembelajaran inkuri ini adalah salah satu model pembelajaran yang pantas digunakan dalam pembelajaran kurikulum 2013. Hal ini dapat dibuktikan dari Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah bahwa kegiatan inti menggunakan model pembelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran. Pemilihan pendekatan tematik dan/atau tematik terpadu dan/atau saintifik dan/atau inkuiri dan penyingkapan (discovery) dan/ataupembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based learning) disesuaikan dengan karakteristik kompetensi dan jenjang pendidikan. Model pembelajaran inkuiri adalah sebuah model atau pendekatan pembelajaran yang inovatif serta menekankan belajar kontekstual melalui kegiatan yang kompleks. Model pembelajaran inkuiri dilakukan dengan mengikuti siklus yang terdiri dari mengamati, bertanya, menyelidiki, menganalisis, dan merumuskan baik secara mandiri maupun bersama kelompok (Sani, 2013: 94). Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka peneliti akan melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Model Pembelajaran Inkuri terhadap Kemampuan Memahami Teks Negosiasi pada Siswa Kelas X SMA Negeri 4 Medan Tahun Pembelajaran 2014/2015.

6 B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, ada bebreapa masalah yang dapat diidentifikasikan, yaitu: 1. kemampuan memahami struktur dan kaidah teks negosisasi masih rendah, 2. kurang kreatifnya model pembelajaran yang digunakan oleh guru yang menyebabkan siswa cenderung bosan dalam kegiatan pembelajaran, 3. kurang aktifnya siswa dalam kegiatan pembelajaran dikarenakan guru masih menggunakan model pembelajaran konvensional, 4. rendahnya keterampilan menalar siswa dalam penggunaan teks negosiasi C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi yang telah dipaparkan di atas, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kemampuan siswa dalam memahami struktur dan kaidah teks negosiasi. Oleh sebab itu, penelitian memfokuskan permasalahan pada satu masalah. Adapun masalah yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa yang masih rendah dalam memahami struktur dan kaidah teks negosiasi, maka peneliti menyarankan alternatif permasalahan yaitu dengan model pembelajaran inkuiri. Model ini merupakan sebuah model yang digunakan untuk menciptakan inovasi dalam proses pembelajaran. Model ini juga menekankan pembelajaran yang bersifat kontekstual melalui kegiatan-kegiatan yang kompleks. Fokus pembelajaran terletak pada konsep-konsep pemecahan masalah baik secara mandiri maupun kelompok. Dalam hal ini penelitian dilakukan pada siswa kelas X SMA Negeri 4 Medan Tahun Pembelajaran 2014/2015.

7 D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu: 1. Bagaimana kemampuan memahami teks negosiasi pada siswa kelas X SMA Negeri 4 Medan Tahun Pembelajaran 2014/2015 dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri? 2. Bagaimana kemampuan memahami teks negosiasi pada siswa kelas X SMA Negeri 4 Medan Tahun Pembelajaran 2014/2015 dengan menggunakan model pembelajaran konvensional? 3. Bagaimana pengaruh model pembelajaran inkuiri terhadap kemampuan memahami teks negosiasi pada siswa kelas X SMA Negeri 4 Medan Tahun Pembelajaran 2014/2015? E. Tujuan Penelitian Dari rumusan masalah yang telah diuraikan seperti di atas, maka yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Untuk mengetahui kemampuan memahami teks negosiasi pada siswa kelas X SMA Negeri 4 Medan Tahun Pembelajaran 2014/2015 dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri. 2. Untuk mengetahui kemampuan memahami teks negosiasi pada siswa kelas X SMA Negeri 4 Medan Tahun Pembelajaran 2014/2015 dengan menggunakan model pembelajaran konvensional.

8 3. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh model pembelajaran inkuiri terhadap kemampuan memahami teks negosiasi pada siswa kelas X SMA Negeri 4 Medan Tahun Pembelajaran 2014/2015. F. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis. Manfaat teoritis berkaitan dengan kontribusi penelitian ini terhadap teori dan ilmu pengetahuan di akademis. Sedangkan manfaat praktis berkaitan dengan kontribusi penelitian terhadap objek penelitian. Dengan demikian, manfaat dari penelitian adalah sebagai berikut. 1. Manfaat Teoritis Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah untuk memperkaya khasanah ilmu pengetahuan pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya dalam memahami struktur dan kaidah teks negosiasi. 2. Manfaat Praktis Manfaat praktis dari penelitian ini adalah untuk memotivasi siswa dalam meningkatkan kemampuan memahami struktur dan kaidah teks negosiasi, sebagai bahan pertimbangan bagi guru bahasa Indonesia dalam mempersiapkan rencana pembelajaran, sebagai alternatif model pembelajaran bagi guru bahasa Indonesia untuk meningkatkan pemahaman dibidang kebahasaan dan sebagai bahan rujukan bagi peneliti lain yang meneliti permasalahan yang sama.