BAB IV ANALISIS DATA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Manusia hidup dalam suatu lingkungan sosial tertentu.

BAB III PENYAJIAN DATA. A. Deskripsi Obyek, Subyek dan Lokasi Penelitian. 1. Gambaran Umum Kelompok Remaja Masjid

BAB IV ANALISIS DATA

POLA KOMUNIKASI REMAJA MASJID DENGAN PREMAN. (Studi Kualitatif Mengenai Pola Komunikasi Remaja Masjid dengan Preman di Daerah Kandangan Surabaya)

BAB IV ANALISIS DATA. umumnya para remaja, tak terkecuali para remaja Broken Home, baik pada saat

BAB IV ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN. pribadi manusia terbentuk dari hasil integrasi sosial dengan sesamanya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISIS DATA. untuk menelaah semua data yang telah diperoleh peneliti. Selain itu, juga

BAB IV KOMUNIKASI ANTARBUDAYA DALAM MENINGKATKAN KERUKUNAN MASYARAKAT ISLAM PADA APARATUR KECAMATAN BEKRI KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. menyesuaikan dengan ukuran organisasi tersebut. Di dalam organisasi yang lebih

Materi Bahan Ajar Mata Diklat Etika Publik (Diklat PraJabatan) KOMUNIKASI: ANTARA ETIKA DAN ESTETIKA Oleh: Wardjito Soeharso

BAB V PENUTUP. Berdasarkan dari penelitian dan penyajian data beserta analisisnya. 1. Ruang Lingkup Materi Pendidikan Seks di SMP Hang Tuah 2

BAB IV ANALISIS DATA. mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan suatu uraian dasar. 1

BAB IV ANALISA DATA. yang telah dipilih selama penelitian berlangsung. Selain itu juga berguna untuk

BAB I PENDAHULUAN. Ibid hlm. 43

BAB IV HASIL DAN ANALISIS TEORITIK. A. Temuan Masalah di RT 7 RW 10 Margorukun Gundih

Struktur Pertukaran Sosial Antara Atasan dan Bawahan di PT. Sirkulasi Kompas Gramedia Yogyakarta. Edwin Djaja / Ninik Sri Rejeki

BAB IV INTERPRETASI HASIL PENELITIAN. dengan tujuan yang ditetapkan dalam penelitian. Hasil dari penelitian ini

I. PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan salah satu hal yang sangat vital dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi menduduki suatu tempat yang utama dalam tatanan

BAB IV ANALISIS DATA. persoalan-persoalan yang menjadi fokus penelitian yaitu, Proses Komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB IV ANALISIS DATA. lapangan selama penelitian berlangsung, selain itu juga sangat berguna untuk

Kecakapan Antar Personal. Mia Fitriawati, S. Kom, M.Kom

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yaitu seperangkat pengetahuan tentang langkah-langkah

BAB IV ANALISIS DATA. untuk menelaah data yang tlah diperoleh peneliti dari informan maupun dari

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB IV ANALISIS DATA.

BAB III METODE PENELITIAN. mendalam. Dalam bab ini peneliti akan menggunakan Analisis Wacana yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Seorang Guru bahasa Sunda memiliki cara tersendiri dalam berinteraksi

BAB IV ANALISIS DATA. data dalam penelitian kualitatif, yang diperoleh dari beberapa informan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 KonteksMasalah

BAB I PENDAHULUAN. bantuan dari sesama di sekitarnya, dan untuk memudahkan proses interaksi manusia

BAB III METODE PENELITIAN

POKOK BAHASAN II BENTUK-BENTUK KOMUNIKASI DESKRIPSI SING KAT

BAB IV ANALISIS KOMUNIKASI KONFLIK KELOMPOK DI MASYARAKAT MALANG NENGAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISIS DATA. dengan para informan, maka diperolehlah data-data penelitian. Data-data. tersebut dapat diklasifikan sebagai berikut:

BAB II KAJIAN PUSTAKA. bereaksi dan terjadi pada dua orang induvidu atau lebih. Sedangkan sosial adalah

BAB V ANALISIS DATA. dapat diperoleh temuan-temuan mengenai: 1. Pola Komunikasi elit NU Cabang Istimewa Malaysia dalam. nahdliyin di Malaysia.

BAB IV ANALISA DATA. data sekunder yang telah dikumpulkan oleh peneliti melalui proses. wawancara dan observasi secara langsung di lokasi penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. dipertemukan satu sama lainnya dalam suatu wadah baik formal maupun informal.

BAB IV ANALISIS DATA. kualitatif yang berguna untuk menelaah semua data yang diperoleh. 1. Proses Komunikasi Dalam Kelompok

BAB IV ANALISIS DATA. sebuah penelitian, khususnya dalam penelitian kualitatif. Dalam sebuah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

2 keberadaannya, secara umum Public Relations adalah semua bentuk komunikasi yang terencana, baik itu kedalam maupun keluar, antara suatu organisasi d

I. PENDAHULUAN. lain. Menurut Supratiknya (1995:9) berkomunikasi merupakan suatu

KONSEP DIRI DALAM KOMUNIKASI ANTARPRIBADI (Studi Kasus pada Anggota Language and Cultural Exchange Medan) RICO SIMANUNGKALIT

BAB IV ANALISIS POLA PENDIDIKAN KEAGAMAAN ANAK DI KELUARGA RIFA IYAH DESA PAESAN KECAMATAN KEDUNGWUNI KABUPATEN PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS DATA. menelaah data yang telah diperoleh peneliti dari informan maupun dari lapangan.

I. PENDAHULUAN. upaya untuk memberikan pengetahuan, wawasan, keterampilan dan keahlian

BAB I PENDAHULUAN. berminat untuk masuk dalam dunia bisnis. Sebuah negara dikatakan. perekonomiannya maju apabila tingkat pendapatan warga negara per

BAB IV ANALISIS DATA KOMUNIKASI ORGANISASI KARANG TARUNA MERAH PUTIH. tentang temuan-temuan yang ada kaitannya dengan bahasan judul dalam

BAB I PENDAHULUAN. sebagai interaksi antara dirinya dan lingkungannya. Keseluruhan proses

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISIS DATA. 1. Komunikasi Sosial Masyarakat Lokalisasi Pasca Penutupan. mengikuti penutupan dolly dengan baik.

Pengantar Ilmu Komunikasi. Modul ke: 13FIKOM KOMUNIKASI KELOMPOK. Fakultas. Reddy Anggara, S.Ikom., M.Ikom. Program Studi MARCOMM

BAB V PENUTUP. yang menjadi fokus dalam penelitian ini. Kesimpulan tersebut meliputi

BAB VI PENGARUH MODAL SOSIAL TERHADAP TAHAPAN PEROLEHAN KREDIT MIKRO. 6.1 Pengaruh Modal Sosial terhadap Perolehan Kredit Mikro

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah tentang sistem pendidikan nasional, dirumuskan bahwa:

Dalam makalah ini akan dipaparkan sebuah laporan pengamatan terhadap perkembangan bahasa terhadap eksistensi suatu budaya khususnya budaya lokal.

BAB IV ANALISIS DATA. menjelaskan dan memastikan kebenaran temuan penelitian. Analisis data

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian menerangkan dalam suatu rangka teoritis tertentu serta mengumpulkan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan suatu cara atau proses yang digunakan di

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai makhluk sosial, manusia tidak dapat hidup tanpa keberadaan dan

BAB I PENDAHULUAN. orang lain dan membutuhkan orang lain dalam menjalani kehidupannya. Menurut

BAB III METODE PENELITIAN Jenis Penelitian, Sifat Penelitian, Lokasi dan Waktu penelitian

Bab 1 PENDAHULUAN. Bertetangga merupakan bagian kehidupan manusia yang hampir tidak

BAB IV ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN. Setiap organisasi atau perusahaan baik skala kecil maupun besar terbentuk

BAB V PENUTUP I. KESIMPULAN

BAB I PENDAHULUAN. ini merupakan suatu hakekat bahwa sebagian besar pribadi manusia terbentuk dari

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Kehidupan manusia di dunia tidak dapat dilepaskan dari aktivitas

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang menjadi salah satu tempat dalam pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam menjalankan kehidupan sehari-hari, manusia selalu membutuhkan

Implementasi Lokalitas Budaya Madura sebagai salah satu kekayaan Bahasa dan Sastra Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. garis keturunan berdasarkan garis bapak (patrilinial), sedangkan pada masyarakat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan pendekatan penelitian analisis-kualitatif yaitu penelitian yang temuantemuannya

BAB III METODE PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara

BAB IV ANALISIS DATA MEDIA RELATIONS PEMERINTAH KOTA SURABAYA. berguna untuk menelaah semua data yang diperoleh peneliti.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan adalah proses pengembangan daya nalar, keterampilan, dan moralitas

BAB IV ANALISA DATA. berguna untuk menelaah semua data yang diperoleh peneliti.selain itu, juga

BAB I PENDAHULUAN. pengalihasandian. Keberlangsungan ini pada akhirnya akan membentuk suatu pola

BAB IV GAMBARAN UMUM KELURAHAN EMPANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pendekatan kualitatif. Penelitian bersifat deskriptif karena penelitian ini hanya

METODE PENELITIAN Lokasi Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Negara (Undang-Undang No. 20 Tahun 2003) informal dapat melalui keluarga dan lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia tidak dapat tidak berkomunikasi (we cannot not

KOMUNIKASI ORGANISASI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. adalah aset yang paling berharga dan memiliki kesempatan yang besar untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. melangsungkan kehidupannya. Di dalam berinteraksi tersebut antara manusia yang satu

BAB I PENDAHULUAN. Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan Penelitian Analisis data adalah bagian dari tahap penelitian kualitatif yang berguna untuk menelaah data yang telah diperoleh peneliti dari informan maupun dari lapangan. Analisi data ini dilakukan bersamaan dengan pengumpulan data salah satunya adalah wawancara terhadap informan. Analisis data juga bermanfaat untuk mengecek kebenaran dari setiap data yang telah diperoleh. Analisis data ini sudah dilakukan sejak awal penelitian dan bersamaan dengan pengumpulan data. Dari hasil penelitian yang di lakukan diwilayah kemayoran baru 2, kelurahan krembangan selatan, kecamatan krembangan, surabaya, jawa timur. Dan berdasarkan data-data yang telah disajikan dalam bab III, ada beberapa temuan yang disajikan oleh peneliti sebagai berikut: 1. Komunikasi Kelompok Kecil Suatu situasi komunikasi dinilai sebagai komunikasi kelompok kecil (small group communication) apabila situasi komunikasi seperti itu dapat diubah menjadi komunikasi antarpersona dengan setiap komunikan. Dengan lain perkataan, antara komunikator dengan setiap komunikan dapat terjadi dialog atau tanya jawab. Dibandingkan dengan komunikasi kelompok besar. Komunikasi kelompok kecil lebih bersifat rasional. Ketika menerima suatu pesan dari komunikator, komunikan 57

58 menaggapinya dengan lebih banyak menggunakan pikiran daripada perasaan. Mereka sempat bertanya kepada dirinya, benar tidaknya apaapa yang di ucapkan komunikator kepadanya itu. Dalam situasi komunikasi seperti itu pesan komunikator harus mengarah pesanya kepada rasio komunikan, bukan kepada emosinya. Menurut Shaw (1976) ada enam cara untuk mengidentifikasikan suatu kelompok. Berdasarkan hal itu kita dapat mengatakan bahwa komunikasi kelompok kecil adalah suatu kumpulan individu yang dapat mempengaruhi satu sama lain, berinteraksi untuk beberapa tujuan, mengambil peranan, terikat satu sama lain dan berkomunikasi tatap muka. Jika salah satu komponen ini hilang individu yang terlibat tidaklah berkomunikasi dalam kelompok kecil. 1 Seperti halnya kelompok remaja masjid dengan preman kampung, dua kelompok ini merupakan kelompok kecil. Kelompok kecil tidak ada batasan yang jelas tentang berapa jumlah orang yang berada dalam satu kelompok kecil terdiri dari 2 sampai 15 orang. Jumlah yang lebih kecil dari 2 orang bukanlah keompok, begitu pula jumlah anggota kelompok yang melebihi 15 orang, akan menyulitkan setiap anggota berinteraksi dengan anggota kelompok lainya secara intensif dan face to face. 1 Ibid

59 2. Hubungan Antar Kelompok Dua kelompok ini memiliki latar belakang kebiasaan yang berbeda, remas adalah kelompok yang mempunyai sebagaian aktivitasnya dimasjid dan bersifat agamis sedangkan preman kampung adalah sekumpulan preman yang berada dikampung dan mempunyai kelakuan buruk. Dua kelompok ini mempunyai hubungan yang sangat baik dan saling mengenal satu sama lain faktor lingkungan juga mempunyai peran dalam menjaga hubugan, mereka sama-sama warga kampung kemayoran baru 2 surabaya. Seperti halnya yang dikatakan oleh H.Sunaryo selaku ketua RT perkampungan kemayoran baru2 surabaya. Begitu juga hubungan dua kelompok dengan warga kampung kemayorana baru 2 surabaya. Dua kelompok sama-sama mempunyai hubungan yang sangat baik tidak ada perselisihan atau permusuhan. Peneliti juga menemukan, tidak sedikit anggota kelompok remas yang ikut mabuk-mabukan yang diadakan oleh preman kampung, walaupun itu dilakukan dengan sembunyi-sembunyi. Kelompok remas mempunyai hubungan yang sangat baik dengan warga selain faktor lingkungan, kelompok remas sering diundang dalam aktivitas warga seperti pengajian, tahlil, musyawarah dan lain sebagainya, tidak jarang juga salah satu anggota remas dipanggil untuk bertausiah, dan memimpin perkumpulan lainya. sedangkan untuk preman kampung tidak jauh berbeda mereka juga mempunyai hubungan yang baik dengan warga, seperti misalnya mengamankan kampung, menjaga

60 parkir dalam ada acara dikampung dan lain sebagainya, meskipun tidak jarang juga mereka onar dikampung ini. Seperti mabuk, onar dan perkelahian.

61 B. Konfirmasi Temuan dengan Teori Untuk menghasilkan suatu teori baru atau pengembangan teori yang sudah ada, maka hasil temuan dalam penelitian ini dicari relevansinya dengan teori-teori yang sudah ada dan berlaku dalam dunia ilmu pengetahuan. Sebagai langkah selanjutnya dalam penulisan skripsi ini adalah konfirmasi atau pebandingan antara beberapa temuan yang didapat dari lapangan dengan teori-teori yang ada relevansinya atau kesesuainya dengan temuan tersebut. Komunikasi dalam kelompok merupakan bagian dari kegiatan keseharian orang. Sejak lahir, orang sudah mulai bergabung dengan kelompok primer yang paling dekat, yaitu keluarga. Kemudian seiring dengan perkembangan usia dan kemampuan intelektual kita masuk dan terlibat dalam kelompok-kelompok sekunder seperti sekolah, lembaga agama, tempat pekerjaan dan kelempok sekunder lainya yang sesuai dengan minat dan keterikatan kita, ringkasnya klelompok merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan kehidupan kita, karena melalui kelompok, memungkinkan kita dapat berbagai informasi, pengalaman, dan pengetahuan kita dengan anggota kelompok lainya. Berdasarkan konfirmasi dalam penelitian ini akan membahas hasil temuan data dan fakta di lapangan dalam penelitian komunikasi kelompok remaja masjid dengan preman ketika peneliti konfirmasikan dengan teori Sistem Internal dan Eksternal yang di jadikan acuan ternyata memiliki keterkaitan, teori ini mempunyai tiga unsur dalam struktur dalam kelompok kecil, yaitu: kegiatan, interaksi, perasaan.

62 Kegiatan terdiri dari tindakan-tindakan anggota kelompok yang berhubungan dengan tugas kelompok, dalam melakukan tindakan-tindakan tersebut mereka terlibat dalam suatu interaksi ; yaitu memperlihatkan saling ketergantungan dan saling menanggapi dalam bertingkah laku, perasaan, yang terdiri dari perasaan-perasaan negatif dan positif yang dirasakan anggota kelompok terhadap anggota lain. Seperti halnya mengenai dua kelompok ini, yaitu kelompok remas dengan preman kampung, setiap anggota dalam dua kelompok ini juga berinteraksi dan saling keterhubungan satu sama lain maupun diluar kelompok, bahkan antar kelompok, adanya perasaan di setiap anggotanya yang menentukan perasaan-perasaan negatif dan positif yang dirasakan anggota kelompok terhadap anggota lain, dan tindakan yang berhubungan dengan tugas kelompok. Kelompok remas adalah kelompok berstruktur dan terorganisasi serta mempunyai tujuan yang jelas. Kelompok remas memiliki tujuan dan aturan-aturan yang dibuat sendiri dan merupakan kontribusi arus informasi diantara mereka sehingga mampu menciptakan atribut kelompok sebagai bentuk kelompok karakteristik yang khas dan melekat pada kelompok remas. Karakteristik kelompok remas adalah remaja yang taat agama dan bersifat agamis. Sedangkan untuk preman kampung kebaliknya, kelompok ini adalah kelompok yang tidak berstruktur dan tidak terorganisasi serta tidak mempunyai tujuan jelas. kelompok preman kampung ini berjalan lebih ke kebersamaan.

63 Dua kelompok ini juga mempunyai perbedaan dalam hal ketua, kelompok remas mempunyai ketua yang mempunyai tugas memimpin dan mengordinir anggota kelompoknya. Berbeda dengan kelompok preman kampung, kelompok ini tidak mempunyai ketua untuk memimpin kelompoknya. Dalam hal ini, kegiatan, unsur kegiatan dalam teori Sistem internal dan Eksternal, Kegiatan terdiri dari tindakan-tindakan anggota kelompok yang berhubungan dengan tugas kelompok, interaksi yaitu memperlihatkan saling ketergantungan dan saling menanggapi dalam bertingkah laku. Kelompok remas adalah kelompok yang sebagian besar aktivitas dilakukan dimasjid dan bersifat agamis. Kegiatan kelompok remas lebih sering dimasjid, seperti belajar mengaji, tadarus, ataupun perkumpulan anggota lainya. kelompok ini mempunyai agenda kegiatan pada setiap harinya. Peran ketua sangat penting dalam mengatur kegiatan kelompok. Ketua Bersistem dan berproses. Setiap kelompok tentunya mempunyai sistem yang dianut oleh setiap anggotanya. Dimana remas ini mempunyai sistem yang berlandaskan nilai-nilai Islam didalam kegiatannya. Sistem tersebut tentunya harus dipatuhi oleh semua anggota remas. Sedangkan berproses didalam remas, yakni berproses di dalam kegiatan yang akan dilakukan. Dimana kegiatan yang sebelumnya merupakan usul dari salah satu anggota kemudian dilaksakan melalui tahap-tahap dilaksanakannya kegiatan tersebut.

64 Interaksi antar anggota remaja masjid terjadi tidak hanya pada saat kegiatan berlangsung di masjid dengan membicarakan kegiatan remas ataupun program kerja anggota remas akan tetapi interaksi ini terjadi juga di luar kegiatan. interaksi diluar kegiatan di masjid yakni anggota remas biasanya membahas tentang pendidikan, IPTEK, dsb. Interaksi ini berlangsung terus menenerus sehingga dapat terjalin hubungan yang sangat erat kekerabatannya diantara masing-masing anggota remas. Adanya kesadaran bahwa bahwa dia merupakan bagian dari anggota remas. Setiap anggota mempunyai tanggung jawab masingmasing sesuai dengan posisinya di dalam remas. Antar anggota satu dengan yang lain harus sadar bahwa keterkaitan antar anggota satu dengan yang lain itu sangat penting. Dimana dengan contoh ketua remas mengingatkan sekertaris untuk mencatat semua jadwal kegiatan remas yang akan dilakukan.begitu juga dengan interaksi terhadap warga kampung kemayoran baru 2 surabaya. Setiap kegiatan yang dilakukan warga Sedangkan untuk preman kampung, kelompok ini merupakan kelompok yang tidak terorganisasi dan tidak terstruktur serta tidak mempunyai tujuan jelas. kelompok ini tidak mempunyai kegiatan yang pasti dan jelas dan lebih ke negatif, kegiatanya hanya atas dasar kemauan setiap anggotanya bukan atas dasar untuk kebutuhan kelompok. Kelompok preman kampung tidak mempunyai sistem yang harus dipatuhi dalam setiap anggotanya.

65 Sama halnya interaksi yang dilakukan kelompok remas, setiap anggota preman kampung juga berinteraksi satu sama lain, interaksi antar anggota maupun interaksi diluar. Interaksi anggota kelompok preman kampung sedikit berbeda dengan kelompok remas, kalau kelompok remas lebih ke hal-hal yang positif dan mendepankan agama, sedangkan untuk kelompok preman kampung lebih ke hal-hal yang negatif dan berbau anarkis. Sedangkan unsur terakhir dalam teori sistem Internal dan Eksternal, yaitu perasaan, yang terdiri dari perasaan-perasaan negatif dan positif yang dirasakan anggota kelompok terhadap anggota lain. Begitu juga dengan dua kelompok ini, setiap anggota masing-masing dalam kelompok tersebut, kelompok remas dan kelompok preman kampung, mempunyai perasaan yang berbau negatif dan positif, dikarenakan mereka juga manusia biasa yang tidak luput dari perasaan negatif dan positif. Seperti perasaan dari salah satu anggota kelompok remas, yaitu perasaan ingin menjadi ketua atau jabatan yang lainya, itu sudah merupakan perasaan negatif sedangkan positifnya, dia menyadari bahwa menjadi ketua atau jabatan lainya itu tidak mudah. Begitu juga sebaliknya perasaan-perasaan yang dimiliki anggota dari kelompok preman kampung. Kegiatan, interaksi dan perasaan saling tergantung, suatu peningkatan ataupun penurunan salah satu elemen akan mempengaruhi elemen yang lain. Apabila ketiga elemen tersebut terarahs pada tugas-tugas formal (atau tanggung jawab) kelompok maka ketiga-tiganya akan membentuk apa yang oleh Homans disebut sebagai sistem formal. Tetapi

66 kelompok karena bermacam-macam hal sering menimbulkan kerumitan. Perasaan suka dan tidak suka yang dimiliki oleh anggota kelompok terhadap sesamanya jauh melampaui apa yang di perlukan bagi tugas kelompok dan menghasilkan seperangkat interaksi dan kegiatan baru. Perasaan, kegiatan dan interaksi yang tidak langsung berkaitan dengan tanggung jawab tugas formal kelompok merupakan bagian sistem informasi dalam kelompok. Secara teoritis, sistem informal (internal) tumbuh dari sistem formal (exsternal) tetapi keduanya berlangsung secara bersamaan, dalam kelompok-kelompok. Unsur perasaan adalah sesuatu yang menarik (affective) halnya konsep Heider tentang perasaan suka dan tidak suka, hal itu dapat dihubungkan dengan komunikasi intra-pribadi (initra-personal). Dalam arti, mencakup cara-cara anggota kelompok berkomunikasi dengan diri mereka sendiri tentang anggota kelompok yang lain. Unsur interaksi lebih berhubungan langsung dengan kepentingan ahli komunikasi kelompok karena sebagian besar dari apa yang dimaksud Homans dengan interaksi adalah komunikasi antar pribadi. 2 Untuk acuan teori yang kedua adalah teori Sosiometris dari moreno. Teori ini berasumsi bahwa individu-individu dalam kelompok yang merasa tertarik (attraction) satu sama lain akan lebih banyak berkomunikasi, sebaliknya individu-individu yang saling menolak (repulsions) akan sedikit atau kurang melaksanakan tindak komunikasi. Begitu juga yang terjadi antara kelompok dengan preman kampung. 2 Ibid