BAB II KAJIAN TEORI. A. Keterampilan Tata Cara Berwudlu. 1. Pengertian Keterampilan Motorik

dokumen-dokumen yang mirip
Kajian Islam : Tatacara Berwudhu oleh : Syaikh Abdullah bin Abdurrahman Al-Jibrin

Membasuh telapak tangan sampai pergelangan, sebelum berkumurkumur.

SIFAT WUDHU NABI. 2. Kemudian berkumur-kumur (memasukkan air ke mulut lalu memutarnya di dalam dan kemudian membuangnya)

BAB I PENDAHULUAN. dapat tercipta jika para guru menguasai beberapa model pembelajaran baik secara

Jl. Jenderal Sudirman No 790 Purwokerto


PENINGKATAN PEMAHAMAN CARA BERWUDHU MELALUI PENERAPAN METODE DEMONSTRASI DAN SIMULASI DI SEKOLAH DASAR. Sucipto

BAB I PENDAHULUAN. Peran seorang guru sangatlah penting, karena guru bertanggung. jawab mencerdaskan anak didik, guru dengan penuh dedikasi dan

BAB II MEDIA INFORMASI

I TIKAF. Pengertian I'tikaf. Hukum I tikaf. Keutamaan Dan Tujuan I tikaf. Macam macam I tikaf

PERANAN METODE DEMONSTRASI TERHADAP PENERAPAN NILAI-NILAI AGAMA DI KELOMPOK B TK MELATI BURANGA KECAMATAN AMPIBABO KABUPATEN PARIGI MOUTONG

RANGKUMAN MATERI. Mensucikan Diri

BAB I PENDAHULUAN. Standar Nasional Pendidikan pasal 3 menyebutkan, bahwa: 2

BAB I PENDAHULUAN. Rukun Islam adalah pokok-pokok utama ajaran islam. Kita semua sebagai

PENGERTIAN DAN KONSEP FARDU AIN DAN FARDU KIFAYAH

Rahasia-Rahasia Wudhu Dari Segi Kesehatan

BAB IV HASIL PENELITIAN. Mekarsari Kecamatan Mekarsari Kabupaten Barito Kuala tahun pelajaran 2012/2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KEM TOHARAH ( SUCI ) Oleh Hj Ahmad Junaidi Bin Mohamad Said Guru Al-Quran SMK BATU SEPULUH LEKIR SITIAWAN PERAK

Peta Konsep5. Kata Kunci. Hadas dan Najis

Fikih 1. MODEL Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pengantar. Anis Tanwir Hadi. untuk Kelas I Madrasah Ibtidaiyah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Masalah. perkembangan zaman yang berdasarkan Undang-undang pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari. Apalagi di zaman modern sekarang semakin banyak masalah- masalah

PANDUAN MATERI UJIAN SEKOLAH TAHUN PELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran dilakukan dimulai dari proses, cara dan perbuatan menjadikan manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan merupakan hal yang telah ada dalam diri kita sejak lahir.

DATA 1. Rukun Wudhu 2. Sunnah Wudhu 3. Keutamaan Wudhu 4. Hikmah Wudhu

" SIFAT WUDHLU NABI "

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KISI-KISI SOAL UAMBN MADRASAH IBTIDAIYAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Islam yang tidak terlalu penting untuk serius dipelajari dibandingkan

BAB II METODE PICTURE AND PICTURE DAN HASIL BELAJAR SISWA MENGENAL TATA CARA WUDHU. psikomorik dari materi pelajaran yang telah diajarkan.

Soal Instrumen Tes. Objektive

hlm Nana Sudjana, Cara Belajar Peserta didikaktif, (Bandung: Sinar Baru Algensind, 1996),

BAB II. TINJAUAN FIKIH MTs, IMPLEMENTASI DAN PENGEMBANGANNYA. 1. Pengertian dan Ruang Lingkup fikih MTs.

BAB I PENDAHULUAN. konteks pendidikan agama, kegiatan dimaksud menitik-beratkan pada peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. jawab. 3 Penyampaian pelajaran pada peserta didik di sekolah akan menjadi


PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PAI MATERI WUDHU MELALUI METODE DEMONSTRASI

Penerapan Pendekatan Saintifik dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran Fiqih Siswa Kelas V MI Darussalam Palembang

BAB I PENDAHULUAN. tentang tata cara beribadah, bersikap dan berperilaku; sesuai tuntunan agama

LAMPIRAN TERJEMAH. NO HAL BAB TERJEMAH 1 2 I Allah tidak menerima shalat tanpa bersuci. (HR. Muslim)

Bab 4 Belajar Mendirikan Shalat Berlatih Akhlak Mulia Membangun Kesejahteraan Umat

BAB I PENDAHULUAN. pengenalan dan pemahaman tentang cara-cara pelaksanaan rukun Islam dan

BAB IV. ANALISIS PENERAPAN METODE SIMULASI DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA MATERI FIQIH DI MTs RIFA IYAH WONOKERTO KABUPATEN PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. Suwarto, Pengembangan Tes Diagnosis dalam Pembelajaran, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2013, hal. 3-4.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tentang tata cara beribadah, bersikap dan berperilaku; sesuai tuntunan agama

Cara Mengajarkan Shalat Pada Anak*

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia selalu mengharapkan kebaikan, kehidupan yang layak, dan

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran Pendidikan Agama Islam yang mempelajari tentang Fiqih ibadah,

SUNNAH NABI. Dan dikuatkan dengan Hadist dari Imam Bukhari disalah satu bab yaitu: sunnahnya berwudhu sebelum mandi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Dalam upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa maka disini peneliti

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kepribadian dan kemampuan belajar baik dari segi kognitif,

KISI-KISI PENULISAN SOAL USBN PAI

TATA CARA PENGURUSAN JENAZAH

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia, 2008), hlm Ibid, hlm

RISALAH AQIQAH. Hukum Melaksanakan Aqiqah

Menyelami. Makna Bacaan. Shalat. Edisi Panduan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Barangsiapa yang dikaruniai seorang anak, lalu ia menyukai hendak membaktikannya (mengaqiqahinya), maka hendaklah ia melakukannya.

Lesson Sheet Kelas : Mars

BAB I PENDAHULUAN. Istilah pembelajaran merupakan gaya mengajar yang menjadikan peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. 2011), hlm. 9. (Bandung: Irsyad Baitus Salam, 2007), hlm Rois Mahfud, Al-Islam Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Erlangga,

WUDHU DAN TAYAMUM KELOMPOK III : ATIKA YOLANDA FAISAL RAZAQ MURSYIDAH SHOLIHATI RIDHO JUNAIDI WAHYU SRI MAULIDA SMA ISLAM RAUDHATUL JANNAH

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK JUAL BELI EMAS DI TOKO EMAS ARJUNA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. belajar mengajar dipandang masih belum efektif. Indikasi kearah sana

BAB I PENDAHULUAN. aqliy. Sumber hukum naqliy ialah Al-Qur an dan As-Sunnah, sedangkan sumber

BAB II KAJIAN TEORI. menurut bahasa berasal dari kata faqiha yafqahu fiqhan yang berarti

BAB I PENDAHULUAN. mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar mereka. terbentuk suatu keteraturan dalam pendidikan di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem pendidikan Nasional Bab

FIQH THAHARAH. (Bersuci) Oleh : Agus Gustiwang Saputra. Bersuci (menurut Bahasa) adalah : Bersih (Suci) dan terlepas dari kotoran

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran peserta didik untuk meningkatkan mutu pendidikan.


BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan keterampilan yang berguna dalam menjalani hidup. terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam.

IMPLEMENTASI EVALUASI AUTENTIK MATA PELAJARAN FIKIH DI MI NEGERI PURWOKERTO TAHUN PELAJARAN 2016/2017 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur'an Hadits merupakan sumber utama ajaran Islam, dalarn arti

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. Remaja Rosdakarya, 2011), hlm Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung:

Ayatullah Al-Uzhma M. Taqi Bahjat Qs. Fikih Perempuan. Penerjemah: Endang Z. Susilawati Editor: Mohammad Adlany

BAB I PENDAHULUAN. bersama yang disebut dengan lembaga perkawinan. merupakan ibadah (Pasal 2 Kompilasi Hukum Islam). 2

BAB I PENDAHULUAN. 2003), (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), hlm Undang-undang SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional) (UU RI No.

BAB I PENDAHULUAN. Ciputat Pres, 2002), hlm Arif, Armai, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta:

BABI PENDAHULUAN. iman.puasa adalah suatu sendi (rukun) dari sendi-sendi Islam. Puasa di fardhukan

BAB I PEDAHULUAN. berperan dalam pembangunan Nasional. Hal tersebut diperkuat dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. ranah kognitif yaitu tentang penyampaian teori, bagaimana agar siswa itu

BAB II LANDASAN TEORI

Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku`lah beserta orangorang yang ruku (Al Baqarah : 43)

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang diharapkan. Metode pembelajaran merupakan cara yang

BAB I PENDAHULUAN. Perjanjian dalam Islam menjadi hal yang harus dipatuhi, hal ini

FATIMAH NIM:

BAB I PENDAHULUAN. beberapa pihak yang terkait agar pendidikan dapat berlangsung. sekolah, maupun di lingkungan masyarakat. Pendidikan yang terjadi

KEWAJIBAN ISTRI TERHADAP SUAMI (Lanjutan)

KISI KISI SOAL UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TINGKAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TAHUN PELAJARAN 2015 / 2016

BAB I PENDAHULUAN. Fiqih merupakah ilmu yang mendalami hukum Islam yang diperoleh

BAB I PENDAHULUAN. beragama yaitu penghayatan kepada Tuhan, manusia menjadi memiliki


BAB I PENDAHULUAN. Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi

Transkripsi:

BAB II KAJIAN TEORI A. Keterampilan Tata Cara Berwudlu 1. Pengertian Keterampilan Motorik Istilah keterampilan motorik adalah serangkaian gerakan otot (muscular) untuk menyelesaikan tugas dengan berhasil. Gerakan-gerakan otot yang terkoordinasi dikoordinasikan oleh persepsi kita terhadap peristiwa-peristiwa luar dalam lingkungan sekitar kita. Pengertian persepsi menunjukkan pada individu mengorganisasi dan menafsirkan informasi yang datang kepada seorang melalui macam-macam alat pengindraan. Motor menunjuk pada gerakan otot. Berdasarkan rumusan di atas, maka tampak bahwa suatu keterampilan memiliki tiga karakteristik, yakni menunjukkan ikatan (a chain) respon motorik, melibatkan koordinasi gerakan tangan dan mata, menuntut kaitan-kaitan organisasi menjadi pola-pola respons yang kompleks. 5 Keterampilan motorik adalah serangkaian gerakan otot untuk menyelesaikan tugas dengan berhasil. Rustiyah membagi keterampilan menjadi tiga karakteristik yakni: 5 Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2002), 173-174. 9

10 a. Respon motorik Respon motorik adalah gerakan-gerakan otot melibatkan koordinasi gerakan mata dengan tangan, dan mengoordinasikan respon menjadi pola-pola respon yang kompleks. Keterampilan adalah serangkaian gerakan, tiap ikatan unit stimulus respon berperan sebagai stimulus terhadap ikatan berikutnya. b. Koordinasi gerakan Terampil merupakan koordinasi gerakan mata dengan tangan. Oleh karena itu keterampilan menitikberatkan koordinasi persepsi dan tindakan motorik seperti praktek dan lain-lain. c. Pola respon Terampil merupakan serangkaian stimulus-respon menjadi polapola respon dan rangkaian respon yang kompleks. Keterampilan yang komplek terdiri dari unit-unit stimulus-respon dan rangkaian respon yang tersusun menjadi pola-pola respon yang luas. 6 Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan adalah suatu kecakapan atau keahlian dalam melakukan sesuatu kegiatan yang memerlukan gerakan-gerakan. Oleh karena itu keterampilan sangat ada kaitannya dengan menerapkan wudlu dan dapat diartikan kemampuan sebuah kooordinasi gerakan-gerakan dan bacaan wudlu. 6 Rustiyah, N.K., Stratei Belajar Mengajar, (Jakarta: Bina Aksara, 1991), 52.

11 2. Indikator Keterampilan motorik Untuk mempelajari keterampilan, tidak cukup dengan hanya menggunakan kondisi-kondisi eksternal, tetapi di perlukan entering behavior yang telah di miliki oleh siswa. Pengembangan suatu keterampilan yang lebih kompleks hanya mungkin jika siswa telah memiliki keterampilan-keterampilan sebelumnya. Untuk dapat belajar berwudlu siswa harus terampil dalam gerakan kaki, dan gerakan tangan sebelumnya, karena keterampilan bersifat kompleks dan merupakan suatu pola respons. Keterampilan adalah sebuah performance dari suatu tugas khusus dimana dalam performance tersebut harus memiliki kecakapan jasmaniah yang terdiri atas kekuatan, kecepatan, keluwesan, keseimbangan, koordinasi dan ketahanan. 3. Faktor yang mempengaruhi keterampilan tata cara Beberapa yang mempengaruhi kecepatan penguasaan keterampilan psikomotor: Faktor Kemajuan dalam keterampilan gerak dasar Kecepatan perkembangan Penemuan-penemuan penelitian Tidak semua keterampilan gerak dasar (therbligs) berkembang, dengan kecepatan yang sama, gerakgerak di tempat, seperti memegang dan posisi, condong berkembang lebih cepat dari gerak untuk tindakan, seperti menggapai dan beranjak, perbedaan ini mungkin disebabkan karena gerak di tempat melibatkan jumlah persepsi yang lebih banyak. Kemajuan condong lebih cepat pada permulaan (karena berhubungan dengan aspek kognitif dari tugas), tetapi diikuti dengan waktu yang lebih lama berupa kemajuan

12 Plateaux atau tanpa berkembang Performance yang terampil yang lemah (yang dikaitkan dengan aspek motorik dari tugas) plateaux, atau waktu tanpa perkembangan/ kemajuan, pada umumnya tidak ada dalam tugas-tugas yang sederhana. Dalam waktu yang lebih kompleks, dapat terjadi pada waktu yang berbeda bagi orang yang satu dari orang yang lain. Ini disebabkan oleh faktor pribadi (seperti gangguan, kekurangan intensif, kondisi kerja, dan sebagainya), atau karena faktor-faktor inheren dalam menguasai keterampilan bersangkutan. Kemajuan dalam menguasai keterampilan bertambah dengan latihan, tetapi menjadi berkurang jika sudah terjadi penugasan. Jika pada permulaan terjadi garis miring ke atas, maka pada saat penugasan tercapai, garis mulai mendatar. Mengajarkan isi keterampilan suatu pekerjaan meliputi menyuruh murid melakukan sesuatu, dan ini berarti guru harus memiliki 5 tanggung jawab: a. Ia harus mendemonstrasikan keterampilan itu kepada para peserta / murid sebagai daur operasi yang sempurna. b. Ia harus menguraikan keterampilan tersebut menjadi bagian-bagian yang mempunyai hubungan, tetapi juga tersendiri, dan merupakan rutin-rutin kecil. Kemudian ia harus dapat mendemonstrasikan dengan suatu penugasan yang dimiliki oleh pekerja yang terampil. c. Ia harus mengatakan kepada murid bagaimana seseorang yang terampil memperoleh keterampilannya itu, kemudian menunjukkan kepada mereka bagaiman mereka sebenarnyamemperoleh hasil yang baik itu. d. Ia harus memungkinkan para peserta untuk terus menerus meraih rutinrutin kecil tersebut sehingga mereka menguasai keterampilan itu sampai

13 melampaui kriteria keterampilan, yakni sampai pada taraf over learning atau keotomatisan. e. Ia harus meyakinkan bahwa rutin-rutin tersebut saling berkaitan (secara retrogresif maupun progresif), lalu menyelesaikan pekerjaan sampai pada taraf otomatis. 7 4. Cara Mengukur Keterampilan (Psikomotor) Siswa Kawasan psikomotorik yaitu kawasan yang berkaitan dengan aspek-aspek keterampilan yang melibatkann fungsi sistem syaraf dan otot (neuronmuscular system) dan berfungsi psikis. Kawasan ini terdiri dari kesiapan (set), peniruan (imitation), membiasakan (habitual), menyesuaikan (adaptation), dan menciptakan (origination). Ketika peserta didik telah memahami dan menginternalisasikan nilai-nilai mata pelajaran dalam dirinya, maka tahap selanjutnya ialah bagaimana peserta didik mampu mengaplikasikan pemahamannya dalam kehidupan sehari-hari melalui perbuatan atau tindakan. Menurut singer (1972) sebagaimana dikutip oleh Mimin Haryati, bahwa mata ajar yang termasuk kelompok mata ajar psikomotor adalah mata ajar yang lebih berorientasi pada gerakan dan menekankan pada reaksi-reaksi fisik. Menurut Ryan (1980) sebagaimana dikutip oleh Mimin Haryati, penilaian hasil belajar psikomotor dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu : 7 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada), 156-157.

14 a. Melalui pengamatan langsung serta penilaian tingkah laku siswa selama proses belajar mengajar. b. Kedua, setelah proses belajar yaitu dengan cara memberikan tes kepada siswa untuk mengukur pengetahuan, keterampilan dan sikap. c. Ketiga, beberapa waktu setelah proses belajar selesai dan kelak dalam lingkungan kerjanya. Dengan demikian, penilaian hasil belajar psikomotor atau keterampilan harus mencakup persiapan, proses, dan produk. 8 B. Pendidikan fiqih 1. Pengertian pembelajaran fiqih Pembelajaran fiqih dalam kurikulum madrasah ibtidaiyah adalah salah satu bagian dari mata pelajaran pendidikan agama islam yang diarahkan untuk menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, dan mengamalkan hukum islam, yang kemudian menjadi dasar pandangan hidupnya (way of life) melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, penggunaan pengalaman dan pembiasaan. 8 http://unzilaturrahmah.blogspot.co.id/2013/05/pengukuran-aspek-kognitif-afektif-dan.html ambil 09 agustus 2016. di

15 Mata pelajaran di Madrasah Ibtidaiyah merupakan mata pelajaran bermuatan pendidikan agama islam yang memberikan pengetahuan tentang ajaran agama islam dalam segi syara dan membimbing peserta didik dalam hal ini anak usia madrasah ibtidaiyah agar memiliki keyakinan dan pengetahuan hukum-hukum dalam islam dengan benar serta membentuk kebiasaan untuk melaksanakannya dalam kehidupan seharihari. Kesimpulannya, pembelajaran fiqih berarti proses belajar mengajar tentang ajaran agama islam dalam segi syara yang dilaksanakan di dalam ruangan belajar antara guru dan peserta didik dengan materi yang telah direncanakan. 2. Tujuan pembelajaran fiqih Mata pelajaran fiqih di madrasah ibtidaiyah merupakan salah satu mata pelajaran yang mempelajari tentang ibadah terutama menyangkut pengenalan dan pemahaman cara-cara pelaksanaan rukun islam dan pembiasaannya dalam kehidupan sehari-hari, serta fiqih muamalah yang menyangkut pengenalan dan pemahaman sederhana mengenai ketentuan tentang makanan dan minuman yang halal dan haram, khitan, kurban, serta tata cara pelaksanaan jual beli dan pinjam meminjam. Secara substansial mata pelajaran fiqih memberikan kontribusi dalam memberikan dalam kepada peserta didik untuk mempraktikkan dan menerapkan hukum islam dalam kehidupan sehari-hari sebagai perwujudan keserasian, keselarasan

16 dan keseimbangan hubungan manusia dengan Allah SWT, sesama manusia, makhluk lainnya ataupun lingkungannya. Kesimpulannya, fiqih di madrasah ibtidaiyah bertujuan untuk membekali peserta didik agar dapat mengetahui dan memahami pokok hukum islam secara terprinci dan menyeluruh, baik berupa dalil Naqli dan Aqli. Pengetahuan dan pemahaman tersebut diharapkan menjadi pedoman hidup dalam kehidupan pribadi dan sosial. 3. Fungsi Mata pelajaran Fiqih Fungsi mata pelajaran fiqih adalah digunakan untuk memberikan pengetahuan syari at islam, meningkatkan pengetahuan, pengalaman dan pembiasaan yang berkaitan dengan pemanfaatan bagi kehidupan seharihari. Sesuai dengan pengertian dan fungsi fiqih, maka mata pelajaran fiqih di Madrasah Ibtidaiyah diharapkan dapat mencapai sasaran berikut : a. Menumbuhkembangkan pengertian syari at islam dan keterkaitannya dengan kehidupan sehari-hari. b. Menanamkan pengalaman tentang peranan syari at islam terhadap lingkungan sosial di sekitar siswa. c. Menanamkan sikap dan nilai keteladanan terhadap pelaksanaan syari at islam.

17 d. Menumbuhkembangkan kemampuan untuk mengetahui danmengamalkan syari at islam dalam kehidupan sehari-hari 9 C. WUDLU 1. Pengertian wudlu Menurut lughat, wudlu adalah perbuatan, menggunakan air pada anggota tubuh tertentu, sedangkan wadlu ialah air yang digunakan untuk berwudlu. Kata ini berasal dari wadha ah yang berarti baik, dan bersih. Dalam istilah syara wudlu ialah perbuatan tertentu yang dimulai dengan air. 10 Menurut sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Majh, wudlu diwajibkan sebelum hijrah, pada malam isra mi raj, bersamaan dengan kewajiban sholat lima waktu. Mula-mula wudlu itu diwajibkan setiap kali hendak melakukan shalat, tetapi kemudian kewajiban itu dikaitkan dengan keadaan berhadats. Dalil-dalil wajib wudlu ialah : a. Ayat Al-qur an 9 Departemen Agama RI Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, Kurikulum Pendidikan Dasar Berciri Khas Agama Islam, (Jakarta: Departemen Agama RI Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama RI, 1994), 95-96. 10 Lahmuddin Nasution, Fiqh satu (1), (Surabaya: IAIN Press, 1995), 10.

18 Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, Maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki. (Al-Maidah : 6) b. Hadits Rasul saw. وال يقبل اهلل صالة احدكم اذاحدث حتى يتوضاء Allah tidak menerima shalat seorang kamu bila ia berhadats, sampai ia berwudlu. (HR. Bayhaqi, Abu Daud dan Tirmidzi). c. Ijma ulama, dalam hal ini tidak ada sama sekali pendapat yang mengatakan bahwa wudlu itu tidak wajib. Untuk sahnya wudlu harus terpenuhi beberapa syarat dan fardlu. Akan tetapi, untuk kesempurnaanya ada beberapa hal yang sunnah dilakukan pada waktu berwudlu. 2. Syarat Wudlu Syarat sahnya wudlu : a. Islam, karena wudlu itu termasuk ibadah, maka tentu saja ia tidak sah kecuali dilakukan oleh orang muslim. b. Tamyiz c. Air mutlak d. Tidak ada yang mengahalangi, baik hissy maupun syar i e. Masuk waktu sholat 3. Rukun Wudlu

19 Sebelum melakukan wudlu adapun rukun yang harus di penuhi yaitu: a. Niat b. Membasuh muka c. Membasuh kedua tangan sampai siku d. Mengusap sebagian rambut e. Membasuh kedua kaki sampai mata kaki f. Tertib 4. Sunnah Wudlu Golongan Hanafiyah menetapkan lima belas macam sunnat wudlu : a. Membasuh dua tangan sampai pergelangan sebelum berwudlu. b. Membaca tasmiyah ketika hendak memulai wudlu c. Menggosok gigi sebelum berwudlu d. Berkumur-kumur tiga kali e. Istinsyaq (memasukkan air ke hidung) kemudian menyemburkannya. f. Melebihkan berkumur-kumur g. Menyilang-nyilangi jenggot yang tebal sebagaimana biasa dilakukan oleh Nabi saw. h. Menyilang-nyilangi anak jari i. Menyapu kedua telinga j. Mengusap telapak tangan ke temapt wudlu yang kena air

20 k. Mendahulukan bagian yang kanan, ujung jari serta kepala bagian depan. 11 5. Tata Cara berwudlu a. Niat Niat artinya menyengaja sesuatu serentak dengan melakukannya. Tempat dan pelaku niat itu adalah hati, namun, sunnah menyertainya dengan ucapan lisan untuk membantu pernyataan sengaja yang didalam hati itu. Niat berfungsi membedakan antara: 1) Perbuatan ibadat dengan yang bukan ibadat. 2) Tingkatan-tingkatan ibadat, yakni antara yang fardlu dengan yang sunnah. Niat adalah salah satu fardlu atau rukun wudlu dan merupakan bagian dari padanya. Tanpa niat, berarti wudlu itu tidak lengkap sehingga tidak sah. b. Membasuh muka Membasuh muka diwajibkan berdasarkan perintah membasuh muka pada surat al-maidah, ayat 6 di atas. Maka basuhlah mukamu (Al-maidah:6) 11 Rahman Ritonga, Fiqh Ibadah, (Jakarta:Gaya Media Pratama,1997), 44-47.

21 Basuhan itu mesti merata kesuluruh wajah yaitu bagian depan kepala. Batas yang wajib dibasuh ketika berwudlu ialah, memanjang dari tempat tumbuh rambut sampai dengan ujung dagu dan melintang dari daun telinga ke daun telinga lainnya. Dalam membasuh muka itu, air harus mengalir pada bagian luar kulit maupun rambut yang terdapat pada wajah. Jadi, bagian dalam mulut, hidung, dan mata tidak wajib terkena basuhan. c. Membasuh tangan Kewajiban membasuh kedua tangan pada wudlu di dasarkan atas firman Allah : Dan tanganmu sampai dengan siku (Al-maidah:6) Basuhan itu meliputi keseluruhan tangan dari ujung-ujung jari sampai dengan kedua siku. Kedua siku termasuk bagian yang wajib dibasuh. d. Mengusap sebagian kepala Yang dimaksud dengan menyapu ialah sekedar menyampaikan tanpa mengalir, dengan meletakkan tangan yang basah kepada kepala. Kewajiban mengusap kepala di dasarkan atas: Dan sapulah kepalamu (Al-maidah:6)

22 Hadits Mughirah yang mengatakan bahwa ketika Nabi saw berwudlu, beliau menyapu ubun-ubun dan sorbannya, kemudian menyapu kedua khufnya(h.r Muslim). Hadits ini sekaligus menunjukkan bahwa yang wajib dibasuh itu hanyalah sebagian dari kepala, bukan seluruhnya. Disini dijelaskan bahwa nabi menyapu ubun-ubunya. Ubun-ubun itu adalah bagian dari kepala. Ini berarti bahwa yang wajib disapu bukan seluruh kepala melainkan hanyalah sebagiannya saja. e. Membasuh kedua kaki Membasuh kaki adalah wajib. Berdasarkan : Dan basuh kakimu sampai dengan kedua mata kaki (Al- Maidah:6). Hadits jabir mengatakan bahwa Nabi saw. Memerintahkan agar membasuh kaki bila berwudlu, kewajiban ini berlaku bagi setiap orang yang berwudlu kecuali jika ia menyapu khuf dengan ketentuan dan syarat-syarat yang akan di terangkan kemudian. Ada juga pendapat yang lemah dari kalangan Syi ah bahwa kaki tidak wajib di basuh, tetapi cukuplah disapu saja. Mereka beralasan dengan alasan dengan wa arjulikum yang dibaca dengan jarr arjuli di athafkan kepada ru usi pada ayat diatas. Bacaan itu

23 adalah benar, akan tetapi, menjadikannya sebagai dalil untuk menyapu kaki tidak tepat. Dalam membasuh kaki ini, kedua mata kaki harus ikut terbasuh, sebab pada ayat di atas disebutkan sampai ke mata kaki. Para ulama tafsir menafsirkannya dengan beserta kedua mata kaki. seperti pada basuhan lainnya disini juga wajib diperhatikan bahwa air itu mesti mencapai seluruh bagian dari kaki. Jika kaki itu terdapat sesuatu yang menghalangi air, misalnya kotoran di bawah kuku, maka wajib membuangnya terlebih dahulu agar air tidak benar-benar sampai kesuluruh kaki. f. Tertib Yang dimaksudkan tertib ialah melakukan rukun-rukun wudlu itu sesuai dengan urutan tersebut pada ayat wudlu di atas, di mulai dengan muka, tangan, kepala dan kemudian kaki. 12 6. Yang Membatalkan Wudlu Semua yang membatalkan wudlu dan mandi, juga dapat membatalkan tayamum. Oleh karena itu, pada pembahasan ini akan di sebutkan secara global hal-hal yang dapat membatalkan wudlu yang 12 Lahmuddin Nasution. Fiqh Satu (1), 10-16.

24 sekaligus dapat tayamum, seperti yang terdapat pada kitab Ad Dinul khalis. Menurut golongan Hanafi, hal-hal yang dapat membatalkan wudlu ada tujuh yaitu : a. Segala sesuatu yang keluar dari salah satu dua jalan ketika dalam keadaan sehat. b. Setiap najis yang keluar dari badan dan mengalir pada tempat yang seharusnya dibersihkan(disucikan) c. Muntah yang memenuhi mulut d. Tidur sambil berbaring atau bersandar pada sesuatu yang kaalau diambil, maka ia jatuh. e. Hilang akal disebabkan pingsan,gila atau mabuk f. Tertawa yang dapat membangunkan shalat orang yang ruku dan sujud g. Bersentuhan kulit yang fahisyah(yang berat atau berjimak) Menurut golongan maliki hal-hal yang dapat membatalkan wudlu ada enam, yaitu : a. Ada yang biasa keluar dari salah satu dua jalan dalam keadaan sehat, di antaranya angin (kentut), dan hadi air putih yang keluarsebelum melahirkan. b. Hilang akal, disebabkan mabuk, atau tidur nyenyak

25 c. Menyentuh anggota tunuh yang dapat mengundang syahwat, atau bertujuan untuk bersenang-senang, atau menemukannya (tidak sengaja memegangnya) d. Menyentuh dzakar dengan syarat. e. Ragu-ragu dalam hadas atau sebab-sebab hadas f. Murtad. Menurut golongan syafi i hal-hal yang membatalkan wudlu ada empat, yaitu : a. Setiap yang keluar dari salah satu dua jalan kecuali mani (sperma). b. Hilang akal disebabkan gila, sinting, mabuk, pingsan, atau tidur yang tidak tetap posisinya. c. Bersentuhan antara laki-laki dan perempuan dengan shaywat dan tanpa ada penghalang. d. Menyentuh dubur atau kubul tanpa ada penghalang. Menurut golongan hambali, hal-hal yang dapat membatalkan wudlu ada delapan, yaitu : a. Setiap yang keluar dari salah satu dua jalan b. Setiap najis yang banyak yang keluar dari seluruh tubuh c. Hilang akal d. Menyentuh farji sendiri, atau farji orang lain tanpa ada penghalang e. Menyentuh kulit laki-laki atau perempuan pada kulit orang lain dengan syahwat

26 f. Murtad g. Memakan daging unta h. Memandikan mayat 13 D. METODE MODELLING THE WAY 1. Pengertian Modelling The Way Metode mengajar adalah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran. Oleh karena itu peranan metode mengajar sebagai alat untuk menciptakan proses belajar mengajar. Dengan metode ini diharapkan tumbuh berbagai kegiatan belajar siswa sehubungan dengan kegiatan mengajar guru. Dengan kata lain terciptalah interaksi efektif. Dalam interaksi ini guru berperan sebagai penggerak atau pembimbing. Proses interaktif ini akan berjalan baik kalau siswa banyak aktif dibandingkan dengan guru. 14 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia metode diartikan cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan kegiatan guna mencapai apa yang telah ditentukan. 15 Dengan kata lain metode adalah suatu cara yang bersistem untuk mencapai tujuan tertentu. Guru dengan sadar merencanakan kegiatan pembelajarannya secara sistematis dengan 13 Thaha Abdullah Al afify, Cara Bersuci dan Shalat Rasulullah, (Bandung: Trigenda Karya, 1994), 83-84. 14 R.Nana Subjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2005), 76. 15 J.S Poerwardaminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Ciputat Pers,1994), 87.

27 memanfaatkan segala sesuatu guna kepentingan pembelajaran. Kegiatan perencanaan pembelajaran ini salah satunya adalah merencanakan metode yang akan diterapkan. Penggunaan metode mempengaruhi hasil belajar siswa. Dengan demikian guru tidak boleh sembarangan memilih dan menggunakannya. Bahan pengajaran yang satu mungkin cocok dengan suatu metode tertentu tetapi untuk pelajaran lainnya lebih tepat jika menggunakan metode lain. Maka menjadi penting mengenal bahan untuk keperluan pemilihan metode. Metode Modelling The Way (membuat contoh praktek)adalah metode pembelajaran yang memberi kesempatan kepada siswa untuk mempraktekkan keterampilan spesifik yang di pelajari di kelas melalui demonstrasi. Peserta didik diberi waktu untuk menciptakan skenario sendiri dan menentukan bagaimana mereka mengilustrasikan keterampilan dan teknik yang baru saja dijelaskan. Metode sangat baik bila digunakan untuk mengajarkan pelajaran yang menuntut keterampilan tertentu. 16 2. Langkah-langkah Metode Modelling The Way Langkah-langkah yang di gunakan pada metode ini adalah : a. Setelah pembelajaran satu topik tertentu, carilah topik-topik yang menuntut siswa untuk mencoba atau mempraktikkan keterampilan yang baru diterangkan. 16 Hisyam Zaini,dkk. Strategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, 2008), 76.

28 b. Bagilah siswa ke dalam beberapa kelompok kecil sesuai dengan jumlah mereka. Kelompok-kelompok ini akan mendemonstrasikan suatu keterampilan tertentu sesuai dengan skenario yang dibuat. c. Berikan kepada siswa waktu 10-15 menit untuk menciptakan skenario kerja. d. Beri waktu 5-7 menit untuk berlatih. e. Secara bergiliran tiap kelompok diminta mendemonstrasikan kerja masing-masing. Setelah selesai, beri kesempatan kepada kelompok lain untuk memberikan masukan pada setiap demonstrasi yang dilakukan. f. Guru memberi penjelasan secukupnya untuk mengklarifikasi. 17 3. Penggunaan Metode Modeling The Way dalam Proses Belajar Mengajar Hisyam Zaini dkk, dalam bukunya Strategi Pembelajaran Aktif mengungkapkan bahwa metode Modeling The Way memberi kesempatan kepada siswa untuk mempraktekkan keterampilan spesifiknya di depan kelas melalui demonstrasi. Siswa diberi waktu untuk menciptakan skenario sendiri dan menentukan bagaimana mereka mengilustrasikan keterampilan dan teknik yang baru saja dijelaskan. Strategi ini akan sangat baik jika digunakan untuk mengajarkan pelajaran yang menuntut keterampilan tertentu. 17 Agus Suprijono, Cooperative Learning, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015), 134.

29 4. Kelebihan dan Kelemahan Metode Modeling The Way Metode ini mempunyai kelebihan sebagai berikut: a. Mendidik siswa mampu menyelesaikan sendiri problema sosial yang ia jumpai. b. Memperkaya pengetahuan dan pengalaman siswa. c. Mendidik siswa berbahasa yang baik dan dapat menyalurkan pikiran serta perasaannya dengan jelas dan tepat. d. menerima dan menghargai pendapat oranglain. e. Memupuk perkembangan kreativitas anak. Sedangkan kelemahannya adalah sebagai berikut: a. Pemecahan problem yang disampaikan oleh siswa belum tentu cocok dengan keadaan yang ada di masyarakat. b. Karena waktu yang terbatas, maka kesempatan berperan secara wajar kurang terpenuhi. c. Rasa malu dan tekut akan mengakibatkan ketidak wajaran dalam memainkan peran, sehingga hasilnyapun kurang memenuhi harapan (Sriyono dkk, 1992: 118). 18 18 https://binham.wordpress.com/2012/06/07/metode-modeling-the-way/