MODEL ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PENILAIAN DESA DALAM PROGRAM DESA MAJU INHIL JAYA. Muh. Rasyid Ridha

dokumen-dokumen yang mirip
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN PENERIMA DANA CSR PERUSAHAAN PT. PULAU SAMBU KUALA ENOK. Ardiyansyah, Ilyas

IMPLEMENTASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMA BERAS UNTUK KELUARGA MISKIN ( RASKIN ) MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS) Ilyas

ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Amalia, ST, MT

BAB 3 HASIL DAN PEMBAHASAN. 3.1 Penerapan AHP dalam Menentukan Prioritas Pengembangan Obyek Wisata Di Kabupaten Toba Samosir

BAB 3 METODE PENELITIAN

PEMILIHAN OBJEK WISATA DI SUMATERA UTARA DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENGGUNAKAN MODEL ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PEMBERIAN BONUS KARYAWAN

Fasilitas Penempatan Vektor Eigen (yang dinormalkan ) Gaji 0,648 0,571 0,727 0,471 0,604 Jenjang 0,108 0,095 0,061 0,118 0,096

SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN SISWA BERPRESTASI DI SMP MA`ARIF 10 BANGUNREJO LAMPUNG TENGAH MENGGUNAKAN METODE AHP

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN PENILAIAN PRESTASI KARYAWAN TERBAIK. Surmayanti, S.Kom, M.Kom

PENENTUAN DALAM PEMILIHAN JASA PENGIRIMAN BARANG TRANSAKSI E-COMMERCE ONLINE

Jurnal SISTEMASI, Volume 4, Nomor 3, September 2015 : 54 59

PEMILIHAN SUPPLIER ALUMINIUM OLEH MAIN KONTRAKTOR DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. artian yang lebih spesifik yakni pihak ketiga dalam supply chain istilah dalam

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN HANDPHONE MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS) PADA COUNTER NASA CELL SKRIPSI

Analisa Pemilihan Kualitas Android Jelly Bean Dengan Menggunakan Metode AHP Pendekatan MCDM

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SISWA BERPRESTASI MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS)

Prioritas Pengembangan Jaringan Jalan Pendukung Kawasan Strategis Di Pulau Sumbawa

PENERAPAN AHP (ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS) UNTUK MEMAKSIMALKAN PEMILIHAN VENDOR PELAYANAN TEKNIK DI PT. PLN (PERSERO) AREA BANYUWANGI

PRIORITAS PENANGANAN PENINGKATAN JALAN PADA RUAS-RUAS JALAN DI KABUPATEN KAPUAS DENGAN METODE AHP

APLIKASI AHP UNTUK PENILAIAN KINERJA DOSEN

KOMBINASI METODE AHP DAN TOPSIS PADA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN

BAB IV METODOLOGI PENGAMBILAN KEPUTUSAN

ANALISIS PEMILIHAN SUPPLIER MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

METODE PENELITIAN. Kata Kunci analytical hierarchy process, analytic network process, multi criteria decision making, zero one goal programming.

PENENTUAN URUTAN PRIORITAS USULAN PENANGANAN RUAS-RUAS JALAN DI KOTA SAMARINDA

Bab 3 Kerangka Pemecahan Masalah

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN LBB PADA KAMPUNG INGGRIS PARE MENGGUNAKAN METODE AHP

PENGAMBILAN KEPUTUSAN PENERIMA BEASISWA DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) (STUDI KASUS : SMK NEGERI 1 PUGUNG, TANGGAMUS)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI PENERIMAAN KARYAWAN BARU

PENENTUAN LOKASI PROGRAM PENGEMBANGAN KAWASAN PERDESAAN BERKELANJUTAN KABUPATEN BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA TERHADAP KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DI PT SANSAN SAUDARATEX JAYA

METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMILIHAN GALANGAN KAPAL UNTUK PEMBANGUNAN KAPAL TANKER DI PULAU BATAM

PENGAMBILAN KEPUTUSAN PENERIMA BEASISWA DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) (STUDI KASUS : SMK NEGERI 1 PUGUNG, TANGGAMUS)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sistem Pendukung Keputusan

PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHICAL PROCESS (AHP) UNTUK PEMILIHAN DOSEN BERPRESTASI DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER

SPK Evaluasi Peserta LBD (Local Business Development) Dengan Metode AHP (Studi Kasus Chevron Indonesia Company)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN KADER KESEHATAN DI KECAMATAN PEUDAWA KABUPATEN ACEH TIMUR

Penyebaran Kuisioner

Sistem Pendukung Keputusan Seleksi Ketua Osis Dengan Metode AHP SMK PGRI 23 Jakarta

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. yang di lakukan oleh Agus Settiyono (2016) dalam penelitiannya menggunakan 7

JURNAL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENGADAAN ALAT KESEHATAN DI PUSKESMAS KECAMATAN DURENAN MENGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCY PROCESS (AHP)

repository.unisba.ac.id DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN MAKANAN PADA BAYI LIMA TAHUN (BALITA) DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

Majalah Ilmiah UPI YPTK, Volume 21, No.21, Oktober 2014 ISSN :

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III TEORI HIERARKI ANALITIK. Proses Hierarki Analitik (PHA) atau Analytical Hierarchy Process (AHP)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT SEPEDA MOTOR UNTUK KONSUMEN PT.FIF CABANG MEDAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHI PROCESS (AHP)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN SEKOLAH MODEL (STUDI KASUS KECAMATAN KEMPAS) Saifuddin, Abdullah

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERUMAHAN DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PEMILIHAN PROGRAM STUDI BAGI CALON MAHASISWA BARU DI STMIK EL RAHMA YOGYAKARTA, SEBUAH MODEL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN

MODEL ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS UNTUK MENENTUKAN TINGKAT PRIORITAS ALOKASI PRODUK

BAB 2 LANDASAN TEORI Analytial Hierarchy Process (AHP) Pengertian Analytical Hierarchy Process (AHP)

EFEKTIFITAS PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DALAM PEMILIHAN PERANGKAT LUNAK PENGOLAH CITRA DENGAN MENGGUNAKAN EXPERT CHOICE

Freza Surya Asrina Strata Satu Sistem Informasi Universitas Dian Nuswantoro ABSTRAK

PENERAPAN METODE ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS (AHP) PADA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN LAPTOP

Seleksi Material Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process Dan Pugh Gabriel Sianturi

MENENTUKAN JURUSAN DI MAN 1 TULUNGAGUNG MENGGUNAKAN METODE AHP BERBASIS WEB

Rekam Jejak Dosen Sebagai Model Pengambilan Keputusan Dalam Pemilihan Dosen Berprestasi

III. METODE PENELITIAN. informasi dari kalangan aparat pemerintah dan orang yang berhubungan erat

BAB 3 METODE PENELITIAN

Penentuan Pemilihan Bentuk Outline Tugas Akhir Dengan Menggunakan Model Analytical Hierarchy Process (AHP)

DAFTAR ISI. PERSETUJUAN SKRIPSI... ii. PENGESAHANDEWAN PENGUJI... iii. PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI... iv

PENENTUAN FAKTOR PENYEBAB KECELAKAAN LALULINTAS DI WILAYAH BANDUNG METROPOLITAN AREA

ANALISA PEMILIHAN LOKASI PEMBANGUNAN PASAR BARU DI KECAMATAN MUARADUA KABUPATEN OKU SELATAN

SISTEM INFORMASI PENDUKUNG KEPUTUSAN PADA SELEKSI PENERIMAAN PEGAWAI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Definisi Sistem, Keputusan dan Sistem Pendukung Keputusan

BAB II LANDASAN TEORI

PENGOLAHAN DATA PENGANGKATAN KARYAWAN TETAP DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

ANALISIS DAN USULAN SOLUSI SISTEM UNTUK MENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DOSEN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PAKET INTERNET OPERATOR TELEKOMUNIKASI DENGAN METODE AHP (ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS)

Perancangan Penilaian Karyawan di Bank X

IMPLEMENTASI KOMBINASI METODE AHP DAN SAW DALAM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN KREDIT PERUMAHAN RAKYAT ABSTRAK

PENILAIAN KINERJA DOSEN DENGAN MENGGUNAKAN METODE AHP (STUDI KASUS : DI STMIK POTENSI UTAMA MEDAN)

2 METODE PENELITIAN. Kerangka Pemikiran

ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS SEBAGAI PENDUKUNG KEPUTUSAN (DECISION SUPPORT) PEMILIHAN LOKASI PEMBANGUNAN RUMAH KOS UNTUK KARYAWAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

APLIKASI ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) PADA PEMILIHAN SOFTWARE MANAJEMEN PROYEK

ANALISA PEMILIHAN APLIKASI BERITA BERBASIS MOBILE MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

PENENTUAN KUALITAS KAYU UNTUK KERAJINAN MEUBEL DENGAN METODE AHP

METODE PENELITIAN. San Diego Hills. Visi dan Misi. Identifikasi gambaran umum perusahaan dan pasar sasaran

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN GURU YANG BERHAK MENERIMA SERTIFIKASI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

BAB 2 LANDASAN TEORI

Kuliah 11. Metode Analytical Hierarchy Process. Dielaborasi dari materi kuliah Sofian Effendi. Sofian Effendi dan Marlan Hutahaean 30/05/2016

ANALISIS DAN IMPLEMENTASI PERANGKINGAN PEGAWAI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN SUPERIORITY INDEX

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

ANALISIS KRITERIA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN BEASISWA BELAJAR BAGI GURU MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP)

AHP (Analytical Hierarchy Process)

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MAHASISWA DALAM PEMILIHAN TEMPAT KERJA MELALUI METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP)

Okta Veza Program Studi Teknik Informatika Sekolah Tinggi Teknik Ibnu Sina 1

Sistem Pendukung Keputusan Penasehat Akademik (PA) untuk Mengurangi Angka Drop Out (DO) di STMIK Bina Sarana Global

PENGAMBILAN KEPUTUSAN ALTERNATIF ELEMEN FAKTOR TENAGA KERJA GUNA MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA DENGAN SWOT DAN ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS

Analytic Hierarchy Process (AHP) dan Perhitungan Contoh Kasus AHP

SISTEM BANTU PEMILIHAN PAGAR MENGGUNAKAN AHP PADA UD.ADI PUTRA ARTIKEL SKRIPSI

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERUMAHAN DENGAN METODE AHP (Analytical Hierarchy Process)

Transkripsi:

MODEL ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PENILAIAN DESA DALAM PROGRAM DESA MAJU INHIL JAYA Muh. Rasyid Ridha Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitasi Islam Indragiri (UNISI) Jl. Propinsi, Parit 1 Tembilahan Hulu, Tembilahan, Riau, Indonesia Email : rasyid4sky@gmail.com ABSTRAK Program Desa Maju Inhil Jaya (DMIJ) adalah program unggulan Pemerintah Daerah periode 2013-2018. Untuk mendukung dan mensukseskan program ini, maka pelaksanaan dilapangan haruslah sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang telah ditetapkan, sehingga kemungkinan penyalahgunaan anggaran tidak terjadi. Penggunaan dana DMIJ harus disesuaikan dengan kebutuhan dan prioritas di setiap desa, sehingga pembangunan dapat diselaraskan dan menghindari ketimpangan, baik ekonomi maupun keberadaan infrastrukturnya. Diperlukan sebuah Sistem Pendukung Keputusan (SPK) yang dapat membantu dalam pengolahan data hasil survey. Pada kesempatan ini, metode Analytical Hierarchy Process (AHP) merupakan sebuah metode yang dianggap baik untuk melalukan proses pengolahan data hasil survey. Metode tersebut dianggap baik karena dapat membandingkan antar kriteria dan juga antar alternatif lokasi/desa yang telah dipilih. Penerapan metode AHP dalam pembangunan sistem pendukung keputusan penilaian desa terbaik dalam program pemerintah daerah DMIJ ditetapkan dengan 8 kriteria yaitu: Pendidikan, Kesehatan, Ekonomi Masyarakat, Keamanan dan Ketertiban, Partisipasi Masyarakat, Pemerintahan, Lembaga Kemasyarakatan, dan Pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga. Hasil akhir dari penelitian ini yaitu Desa Pulau Palas memiliki prioritas tertinggi dengan nilai eigen sebesar 0.245 atau 24,5% sehingga Desa Pulau Palas dapat direkomendasikan sebagai desa terbaik. Dan kriteria yang paling berpengaruh adalah kesehatan dengan nilai eigen 0.284 atau 28,4%. Kata Kunci : Sistem Pendukung Keputusan, Analytical Hierarchy Process, Desa Terbaik, Desa Maju Inhil Jaya. 1 PENDAHULUAN Program Desa Maju Inhil Jaya (DMIJ) adalah program unggulan Pemerintah Daerah periode 2013-2018. Untuk mendukung dan mengsukseskan program ini, maka pelaksanaan dilapangan haruslah sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang telah ditetapkan, sehingga kemungkinan penyalahgunaan anggaran tidak terjadi. Penggunaan dana DMIJ harus disesuaikan dengan kebutuhan dan prioritas di desa masing-masing sehingga pembangunan di setiap desa dapat diselaraskan dan menghindari ketimpangan, baik ekonomi maupun keberadaan infrastruktur. Pelaksanaan kegiatan dalam penilaian desa terbaik dalam program DMIJ dirasa memerlukan bantuan dari teknologi informasi dan komunikasi sebagai sarana pendukung, sehingga pemanfaatan teknologi informasi dapat digunakan secara maksimal. Salah satu bentuk pemanfaatan teknologi informasi dalam permasalahan ini yaitu adanya sebuah Sistem Pendukung Keputusan (SPK) atau dengan kata lain Decision Support System (DSS). Dalam sebuah SPK, banyak metode-metode yang dapat digunakan untuk menyelesaikan permasalahannya. Metode-metode tersebut antara lain adalah: AHP, SAW, Fuzzy Logic, TOPSIS, MCDM, dan metode Bayes (Herdiyanti dan Widianti, 2013). Pada kesempatan ini metode yang digunakan dalam terhadap penilaian desa terbaik dalam program pemerintah DMIJ yaitu menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Metode AHP dipilih karena merupakan suatu bentuk model pendukung keputusan di mana peralatan utamanya adalah sebuah hierarki fungsional dengan input utamanya adalah persepsi manusia. 14

Merujuk dari uraian latar belakang masalah di atas, maka perumusan masalah pada penelitian ini adalah: Bagaimana merancang sistem pendukung keputusan untuk penilaian desa terbaik dalam program DMIJ? Bagaimana menentukan penilaian desa terbaik dalam program DMIJ menggunakan sistem pendukung keputusan? Sehingga dapat membantu pemerintah daerah dalam mengambil keputusan untuk penilaian desa terbaik dalam program DMIJ dengan menggunakan metode AHP. Batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Kriteria yang digunakan untuk melakukan penilaian desa terbaik dalam program DMIJ yaitu: 1) Pendidikan, 2) Kesehatan, 3) Ekonomi Masyarakat, 4) Keamanan dan Ketertiban, 5) Partisipasi Masyarakat, 6) Pemerintahan, 7) Lembaga Kemasyarakatan, dan 8) Pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga. Kemudian Alternatif lokasi/desa pengembangan diambil dari 8 alternatif yaitu Desa Pulau Palas, Desa Rumbai Jaya, Desa Sanglar, Desa Nusantara Jaya, Desa Benteng Barat, Desa Pekan Kamis, Desa Sungai Luar dan Desa Sungai Intan. Dan mekanisme atau proses yang digunakan yaitu membuat matrik perbandingan, lalu melakukan perbandingan berpasangan antar kriteria, kemudian menghitung nilai eigen dan menguji konsistensinya. Penelitian ini bertujuan untuk memahami sistem yang sedang digunakan dalam penilaian desa terbaik pada program DMIJ, menganalisa kelemahan dan kelebihan sistem yang ada serta kebutuhan sistem yang akan datang, serta merancang sebuah sistem pendukung keputusan dengan menggunakan metode AHP yang berfungsi untuk membantu dalam memberikan penilaian desa terbaik dalam program DMIJ. 2 TINJAUAN PUSTAKA Sistem adalah sekumpulan benda yang memiliki hubungan di antara mereka. Kata sistem sendiri berasal dari bahasa Latin (Systema) dan bahasa Yunani Sustema adalah suatu kesatuan yang terdiri dari komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi (Salomo, 2014). Sistem Pendukung Keputusan itu sendiri bukan merupakan alat pengambilan keputusan, tetapi melainkan merupakan sistem yang digunakan untuk membantu pengambil keputusan yang melengkapi mereka dengan informasi dari data yang telah diolah dengan relevan dan diperlukan untuk membuat keputusan terhadap suatu masalah dengan lebih cepat dan akurat. Sehingga sistem ini tidak dimaksudkan untuk menggantikan para pengambil keputusan dalam proses pembuatan keputusan (Wahid et al., 2012). Sistem pendukung keputusan dirancang untuk mendukung seluruh tahap pengambilan keputusan mulai dari mengidentifikasi masalah, memilih data yang relevan, dan menentukan pendekatan yang digunakan dalam proses pengambilan keputusan, sampai mengevaluasi pemilihan alternatif. Triantaphyllou dan Mann menyebutkan bahwa Analytical Hierarchy Process (AHP) merupakan salah satu metode Multi Criteria Decision Making (MCDM) yang dikembangkan oleh Prof Thomas L. Saaty. AHP adalah alat pendukung keputusan yang dapat digunakan untuk memecahkan suatu keputusan yang kompleks. AHP menggunakan struktur hirarki multi-level kriteria, sub-kriteria, dan alternatif (Behaweres et al., 2015). AHP menawarkan metodologi untuk peringkat tindakan alternatif program berdasarkan penilaian dari pembuat keputusan mengenai pentingnya kriteria dan sejauh mana mereka dipenuhi oleh masingmasing alternatif (Jhon et al., 2013). AHP menggabungkan pertimbangan dan penilaian pribadi dengan cara yang logis dan dipengaruhi imajinasi, pengalaman, dan pengetahuan untuk menyusun hierarki dari suatu masalah yang berdasarkan logika, intuisi, dan juga pengalaman untuk memberikan pertimbangan. 3 METODE PENELITIAN Langkah-langkah ataupun metode penelitian dimulai dari: Mengidentifikasi Masalah, Penentuan permasalahan secara jelas dan sederhana bertujuan untuk mentransformasikan topik kedalam sesuatu yang bisa. Identifikasi dilakukan pada bagaimana menganalisa dan merancang suatu sistem pendukung keputusan menggunakan metode AHP yang dapat digunakan untuk membantu penilaian desa dalam program DMIJ menggunakan Software Expert Choice 11. Kemudian mengnalisa permasalahan adalah langkah untuk memahami masalah yang sudah ditentukan batasan atau ruang lingkupnya. 15

Kemudian dilakukan pengumpulan data, yakni dilakukan di Badan Pemberdayaan Masyaraka dan Pemerintahan Desa kabupaten Indragiri Hilir. Sehingga didapatkan kriteria pengembangan desa yaitu : 1) Pendidikan, 2) Kesehatan, 3) Ekonomi Masyarakat, 4) Keamanan dan Ketertiban, 5) Partisipasi Masyarakat, 6) Pemerintahan, 7) Lembaga Ke-masyarakatan, dan 8) Pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga Tahapan selanjutnya merancang model AHP. Dengan melakukan beberapa kegiatan sebagai berikut: 1) membuat rule-rule kriteria dan alternatif. 2) Melakukan langkah-langkah dari metode AHP. Dan mengimplementasikan hasil analisa dengan menggunakan software Expert Choice 11. 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Secara umum data yang akan dianalisa ini digunakan untuk membantu menentukan atau menilai desa terbaik dalam program pemerintah daerah Desa Maju Inhil Jaya (DMIJ) untuk mempermudah pemerintah melakukan penilaian desa terbaik. Dari hasil penilaian inilah yang nantinya digunakan oleh pemerintah daerah untuk menentukan keputusan desa mana yang dapat dikatakan desa yang terbaik. Pada program DMIJ dengan menggunakan metode AHP. Desa terbaik dikategorikan sebagai desa maju dan untuk tingkatan desa berikutnya dikategorikan sebagai desa swasembada, swakarya, dan swadaya. Berdasarkan kategori tersebut, desa majulah yang dikatakan sebagai desa terbaik dan yang mendapatkan alokasi dana yang tertinggi. Data yang digunakan dalam analisa ini didapat dari hasil survey dan quisioner terhadap responden. Analisa yang dilakukan ini telah ditentukan berdasarkan 8 (delapan) kriteria dan 8 (delapan) alternatif lokasi/desa di wilayah Tembilahan. Masalah yang ingin dipecahkan dan tujuan yang ingin dicapai yaitu mencari desa terbaik dalam program pemda Desa Maju Inhil Jaya (DMIJ) dari beberapa alternatif yang sudah ditentukan sebelumnya. Berdasarkan pendefinisian masalah di atas, maka dibangun struktur hirarki dari metode Analitycal Hierarchy Process (AHP) pada masalah penilaian desa terbaik dalam program pemerintah daerah Desa Maju Inhil Jaya (DMIJ) dapat dilihat sebagaimana berikut: Kriteria Penilaian Desa Terbaik dalam Program PEMDA DMIJ PDD KES EKM KKT PMS PMT LKM PKK Alternatif DPP DRJ DSR DNJ DBB DPK DSL DSI Gambar 1. Hirarki Penilaian Desa Terbaik Dalam DMIJ Tabel 1 Matrik Perbandingan Berpasangan Antar Kriteria Kriteria PPD KES EKM KKT PMS PMT LKM PKK PPD 1 PPD/KES PPD/EKM PPD/KKT PPD/PMS PPD/PMT PPD/LKM PPD/PKK KES KES/PPD 1 KES/EKM KES/KKT KES/PMS KES/PMT KES/LKM KES/PKK EKM EKM/PPD EKM/KES 1 EKM/KKT EKM/PMS EKM/PMT EKM/LKM EKM/PKK KKT KKT/PPD KKT/KES KKT/EKM 1 KKT/PMS KKT/PMT KKT/LKM KKT/PKK PMS PMS/PPD PMS/KES PMS/EKM PMS/KKT 1 PMS/PMT PMS/LKM PMS/PKK PMT PMT/PPD PMT/KES PMT/EKM PMT/KKT PMT/PMS 1 PMT/LKM PMT/PKK LKM LKM/PPD LKM/KES LKM/EKM LKM/KKT LKM/PMS LKM/PMT 1 LKM/PKK Perhitungan perbandingan berpasangan kriteria nilainya diambil dari hasil analisa 20 responden. Matriks pembobotan hierarki kriteria, nilai input diambil dari tabel hasil penilaian responden, nilai yang diambil adalah nilai tertinggi dari skala Saaty yang paling banyak dipilih oleh responden. Berikut matriks perbandingan tabel 2. 16

Tabel 2 Matriks Pembobotan Kriteria Kriteria PPD KES EKM KKT PMS PMT PPD 1 1 3 3 3 2 KES 1 1 4 3 5 4 EKM 0.333 0.250 1 0.5 2 0.5 KKT 0.333 0.333 2 1 6 2 PMS 0.333 0.200 0.500 0.167 1 0.143 PMT 0.500 0.250 2 0.5 7 1 LKM 0.333 0.167 0.500 0.333 0.500 0.333 Pada tabel 2, setiap kolom dilakukan perkalian matriks, sehingga diperoleh nilai bobot relatif yang dinormalkan. yaitu sebagai berikut: Tabel 3 Nilai Bobot Relatif Kriteria Kriteria PDD KES EKM KKT PMS PMT LKM PKK Nilai Eigen PDD 26.0 14.5 52.5 18.9 42.0 55.0 26.0 14.5 0.225 KES 32.5 16.8 71.3 22.0 56.0 73.0 32.5 16.8 0.284 EKM 8.0 4.5 14.4 5.3 14.5 20.5 8.0 4.5 0.072 KKT 16.8 8.0 35.5 10.2 33.0 45.3 16.8 8.0 0.153 PMS 5.9 3.7 8.0 4.0 9.6 14.9 5.9 3.7 0.053 PMT 14.0 7.2 26.3 8.0 30.0 43.0 14.0 7.2 0.132 LKM 5.3 3.2 8.8 3.7 8.0 11.5 5.3 3.2 0.046 PKK 4.1 2.4 7.5 3.0 6.4 8.0 4.1 2.4 0.035 Setelah nilai vektor eigen yang dinormalkan ditemukan, selanjutnya adalah mencari nilai eigen maksimum (λ Maks), yaitu didapat dengan menjumlahkan maksimum hasil perkalian jumlah kolom dengan vektor eigen. Nilai eigen maksimum yang diperoleh adalah: λ Maks = 4x0.225)+(3.450x0.284)+(13.500x 0.072)+(8.750x0.153)+(24.833x 0.053)+(10.310x0.132)+(20.500x 0.046)+(25 x0.035) = 0.900+0.979+0.976+1.337+1.319+ 1.365+0.934+0.871 = 8.618 Karena matriks berordo 8 (yakni 8 kriteria), nilai indeks konsistensi dapat diketahui dengan rumus 2.3 yaitu sebagai berikut: (λ N) CI = CI = (N 1) (8.618 8) (8 1) CI = 0.618 7 CI = 0.097 Untuk N = 8 (delapan), RI = 1.41 (tabel Saaty), maka konsistensi rasionya yang diperoleh dengan menggunakan rumus 2.4 adalah: CR = CI RI CR = 0.097 1.41 CR = 0.069 Dikarenakan nilai CR < 0.100 maka hasil penilaian yang telah dilakukan dapat dikatakan konsisten. 17

Hasil perhitungan di atas menunjuk-kan bahwa urutan prioritas kriterianya: Kesehatan 28,4%, Pendidikan 22,5%, Keamanan dan Ketertiban 15,3%, Pemerintahan 13,2%, Ekonomi Masyarakat 7,2%, Partisipasi Masyarakat 5,3%, Lembaga Kemasyarakatan 4,6%, dan Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga 3,5%. Nilai hasil perhitungan dari perbandingan antar alternatif dapat dilihat pada tabel 4. Tabel 4 Nilai Eigen Alternatif PDD KES EKM KKT PMS PMT LKM PKK DPP 0.099 0.389 0.227 0.308 0.271 0.137 0.273 0.098 DRJ 0.190 0.150 0.345 0.215 0.192 0.152 0.203 0.189 DSR 0.097 0.090 0.102 0.142 0.232 0.239 0.127 0.109 DNJ 0.123 0.093 0.081 0.114 0.075 0.229 0.136 0.094 DBB 0.030 0.041 0.069 0.089 0.045 0.090 0.081 0.021 DPK 0.082 0.150 0.034 0.055 0.044 0.067 0.068 0.101 DSL 0.298 0.060 0.107 0.050 0.027 0.051 0.086 0.303 DSI 0.082 0.027 0.035 0.028 0.115 0.034 0.026 0.085 Kemudian, total rangking untuk masing-masing alternatif lokasi/desa dapat dicari dengan cara mengalikan nilai eigen dari masing-masing alternatif dengan nilai eigen kriteria, yakni hasil baris tiap nilai eigen alternatif dikalikan dengan kolom nilai eigen kriteria. Nilai Eigen Alternatif PDD KES EKM KKT PMS PMT LKM PKK Nilai Eigen Kriteria Bobot Prioritas Global DPP DRJ DSR DNJ DBB DPK DSL DSI 0.099 0.190 0.097 0.123 0.030 0.082 0.298 0.082 0.389 0.150 0.090 0.093 0.041 0.150 0.060 0.027 0.227 0.345 0.102 0.081 0.069 0.034 0.107 0.035 0.308 0.215 0.142 0.114 0.089 0.055 0.050 0.028 0.271 0.192 0.232 0.075 0.045 0.044 0.027 0.115 0.137 0.152 0.239 0.229 0.090 0.067 0.051 0.034 0.273 0.203 0.127 0.136 0.081 0.068 0.086 0.026 0.098 0.189 0.109 0.094 0.021 0.101 0.303 0.085 x 0.225 0.284 0.072 0.153 0.053 0.132 0.046 0.035 = 0.245 0.189 0.130 0.121 0.056 0.090 0.122 0.047 Hasil perhitungan di atas diketahui bahwa urutan prioritas global penilaian desa dalam program pemerintah daerah Desa Maju Inhil Jaya (DMIJ) dengan menggunakan metode AHP digambarkan dalam bentuk grafik perbandingannya seperti pada gambar 2 berikut: Gambar 2. Hasil Keputusan/Prioritas Global 1. Desa Pulau Palas 24,5% 2. Desa Rumbai Jaya 18,9% 3. Desa Sanglar 13% 4. Desa Nusantara Jaya 12,1% 18

5. Desa Sungai Luar 11,2% 6. Desa Pekan Kamis 9% 7. Desa Benteng Barat 5,6% 8. Desa Sungai Intan 4,7% Dari hasil perhitungan yang dilakukan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa yang menjadi rekomendasi sebagai desa terbaik adalah desa Pulau Palas dengan bobot nilai 0,245 atau 24,5% sehingga desa Pulau Palas dapat dikatakan desa terbaik. 5 KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan hasil yang diperoleh dalam penilaian desa terbaik dalam program pemerintah Desa Maju Inhil Jaya (DMIJ) menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) maka dapat ditarik beberapa kesimpulan: 1. Hasil perhitungan yang didapat bahwa lokasi/desa yang menjadi prioritas utama untuk dijadikan sebagai desa terbaik dalam program pemda DMIJ adalah Desa Pulau Palas. 2. Prioritas yang di peroleh Desa Pulau Palas yaitu sebesar 0.268 atau 26,8%. Indikator yang paling mempengaruhi adalah Aspek Pemerintahan dan Prasarana Dasar Pemerintahan Desa, kemudian Infrastruktur Penunjang dan Sarana Prasarana Pendukung Lainnya, lalu Sarana Teknologi Informasi dan Komunikasi, Sarana Pendidikan, Kesehatan, Hukum dan Ekomomi, Tersedianya Sarana Keagamaan, Perpustakaan, dan Organisasi Pemuda dan Seni Budaya, dan yang terakhir adalah Aspek Pertanian, Perkebunan, Perikana dan Perindustrian. REFERENSI Bahaweres, R., Budiyanto, F. I., dan Antonyova, A. (2015). AHP (Analytical Hierarchy Process) Electoral College Majors in Indonesia Based on Android Mobile. ARPN Journal of Engineering and Appied Sciences, 457-466. Herdiyanti, A., dan Widianti, U. D. (2013). Pembangunan Sistem Pendukung Keputusan Rekrutment Pegawai Baru di PT. ABC. Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA), 49-56. Jhon, K., Baby, V. Y., dan Mangalthu, G. S. (2013). Vendor Evaluation and Rating Using analytical Hierarchy Process. IJESIT, 447-451. Wahid, A. A., Ikhwan, A., dan Partono. (2012). Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Jumlah Pemesanan Barang. Jurnal Algoritma, 1-8 19