BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT berfirman pada Al Quran surat Az-Zuhruf ayat 43 :

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Shop Pembelajaran Guru bagi Guru SMAN Banjarangkan, 2007), hlm. 3

BAB I PENDAHULUAN. tahun dan 9 tahun. Anak-anak yang bersekolah di tingkat Sekolah Dasar (dan

BAB I PENDAHULUAN. Media,2003), hlm 6. 1 UU RI No.20 th 2003 Bab II pasal 3 tentang SISDIKNAS, (Bandung: Fokus

BAB. I. Pendahuluan. Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan. menciptakan pembelajaran yang kreatif, dan menyenangkan, diperlukan

BAB V PENUTUP A. Simpulan

BAB I PENDAHULUAN. Persada, 2007), hlm E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2004, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 173.

BAB I PENDAHULUAN. hlm. 36

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 2003), (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), hlm Undang-undang SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional) (UU RI No.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan. melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan. Oleh karena itu untuk

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional menyatakan. bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. dengan peserta didik dalam situasi intruksional edukatif. Melalui proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm Depdikbud, UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pengetahuan dan keterampilan menjadi tanggung jawab satuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, sekolah,

I. PENDAHULUAN. timbul pada diri manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional, dalam undang-undang No. 20 Tahun 2003, pasal 37

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. dan keterampilan. Menurut Suharjo (2006: 1), pendidikan memainkan peranan. emosi, pengetahuan dan pengalaman peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. manusia, supaya anak didik menjadi manusia yang berkualitas, profesional,

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Jakarta : Logos. Wacana Ilmu, 2009), hlm. 140.

BAB I PENDAHULUAN. Media Group, 2008), hlm. 3.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi manusia yang mandiri, bertanggung jawab, kreatif, berilmu, sehat,

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Pendidikan di Indonesia terus berkembang

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Peneliti menjelaskan di dalam bab ini tentang: latar belakang masalah,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. nilai-nilai kehidupan guna membekali siswa menuju kedewasaan dan. kematangan pribadinya. (Solichin, 2001:1) Menurut UU No.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, Rineka Cipta, Jakarta, 2003, hlm. 2.

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Dalam pelaksanaannya, proses pendidikan membutuhkan kesiapan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi berbagai tantangan dan hambatan. Salah satu tantangan yang cukup

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pada peradaban yang semakin maju dan mengharuskan individu-individu untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. kembangkan potensi-potensi siswa dalam kegiatan pengajaran. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana tujuan Pendidikan Nasional dalam Undang-Undang No.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN. partisipasi dalam proses pembelajaran. Dengan berpartisipasi dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. guru yang melaksanakan kegiatan pendidikan untuk orang-orang muda

BAB I PENDAHULUAN. Cindy Noor Indah putri, 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan perubahan budaya kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah pilar kehidupan suatu bangsa. Masa depan suatu bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar adalah ilmu-ilmu soasial terpadu yang

BAB I PENDAHULUAN. membantu peserta didik menguasai tujuan-tujuan pendidikan. Interaksi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa Indonesia untuk menciptakan manusia yang berilmu, cerdas dan terampil di lingkungan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional termasuk didalamnya bidang pendidikan, itulah sebabnya

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

BAB 1 PENDAHULUAN. yang baik (Hamalik, 2009, h. 60). Dalam UU No. 20 Tahun 2003 pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB IV ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PAI MATERI SEJARAH ISLAM BERBASIS MULTIMEDIA DI KELAS VII SMPN 36 SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi

(PTK Pada Siswa Kelas VIII B SMP Muhammadiyah 10 Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

2016 PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL TERHADAP INTERAKSI SOSIAL DAN SOSIALISASI ANAK DI LINGKUNGAN MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan dan mengantisipasi berbagai kemungkinan

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasai saat ini suatu bangsa dituntut bersaing dan selalu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan Islam menurut Suyanto (2008: 83) adalah terbentuknya

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia merupakan aspek penting terhadap kemajuan suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. (beribadah) kepada penciptanya. Oleh karena itu Islam memandang kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. (KTSP) memasukkan keterampilan-keterampilan berpikir yang harus dikuasai

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan

2015 PEMBELAJARAN PAI PADA PROGRAM AKSELERASI DI SD AR-RAFI BALEENDAH

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm. 6. 2

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari. terbentuknya karakter bangsa. Salah satu karakteristik bangsa yang

BAB 1 PENDAHULUAN. berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya fenomena globalisasi, pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pribadi maupun bagian dari masyarakat serta memiliki nilai-nilai moral

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok manusia dan memegang peranan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang

BAB 1 PENDAHULUAN. terpenting dalam bidang pendidikan. Pendidikan yang berkualitas adalah yang. Pasal 3 tentang fungsi dan tujuan pendidikan adalah:

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, masyarakat, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Maju

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Agama Islam yang dilaksanakan di sekolah merupakan bentuk pemberdayaan potensi peserta didik sesuai dengan nilai-nilai yang dikembangkan dalam kehidupan beragama dan bermasyarakat untuk menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT, berkepribadian muslim, cerdas, terampil, memiliki etos kerja yang tinggi, berbudi luhur, mandiri dan bertanggung jawab terhadap dirinya, bangsa dan agama. 1 Konsep tersebut sejalan dengan UU RI No. 2 tahun 2003 tentang Sisdiknas yang menyatakan bahwa : Pendidikan Nasional bertujuan berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang baik, berguna bagi agama, bangsa dan negaranya. 2 Allah SWT berfirman pada Al Quran surat Az-Zuhruf ayat 43 : Maka berpegang teguhlah kamu kepada agama yang telah diwahyukan kepadamu. Sesungguhnya kamu berada di atas jalan yang lurus.(q.s. Az-Zukhruf : 43). 3 Kandungan ayat di atas, dalam konteks pendidikan Pendidikan Agama Islam, menuntut pendidik untuk menumbuhkembangkan rasa tanggung jawab terhadap peserta didik untuk selalu mengamalkan materi pelajaran agama tersebut sehingga tertanam rasa keimanan, pemahaman, dan penghayatan terhadap agama Islam dalam integritas kepribadian peserta didik sebagai hamba Allah SWT yang salih. 1 Ismail SM. Dan Nurul Huda, Paradigma Pendidikan Islam, (Semarang : Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, 2001), hlm. 139. 2 Dekdikbud, UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sisdiknas, (Jakarta : Sinar Grafika, 2003), hlm. 5. 3 Soenarjo, dkk, Al Quran dan Terjemahannya, (Jakarta : Depag RI, 2003), hlm. 799 1

2 Pendidikan Pendidikan Agama Islam bagi peserta didik harus berdasarkan keimanan praktik peribadatan kepada Tuhan, bertujuan untuk menyempurnakan amal salih, tidak melupakan kemajuan-kemajuan ilmu pengetahuan, dan teknologi. Sebab eksistensi Islam merupakan agama yang mengatur urusan dunia dan akhirat. Konsep tersebut menunjukkan bahwa pembinaan keagamaan pada peserta didik harus mampu mengubah perilakuperilaku yang kurang baik menuju kondisi yang Islami. Pelaksanaan pendidikan Pendidikan Agama Islam pada peserta didik di kelas V SD Muhammadiyah Sukorejo Kabupaten Kendal dirasa sangat penting, karena pada usia pendidikan lanjutan ini perkembangan psikologis atau emosinya masih belum terarah, sehingga pada saat kritis tersebut peserta didik perlu diselamatkan dari perbuatan-perbuatan yang kurang sesuai dengan norma-norma agama atau norma yang berlaku di masyarakat dengan jalan memasukkan nilai agama serta pemahaman dan keterampilan pada penguasaan akhlakul karimah. Realitas pembelajaran di SD Muhammadiyah Sukorejo Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran 2013/2014 ini tidak sesuai harapan tujuan belajar Pendidikan Agama Islam, yakni agar peserta didik memiliki kompetensi mengamalkan ajaran Islam sehingga tertanam keimanan, ketakwaan, dan memiliki akhlak mulia. Banyak peserta didik yang kurang rajin belajar al Quran, di rumah juga jarang bertadarus, jarang mengikuti shalat berjamaah di masjid, adapun kaitannya tugas sehari-hari untuk belajar, mereka cenderung malas. Fenomena tersebut banyak terjadi terutama disebabkan maraknya hiburan yang dapat mengganggu peserta didik untuk belajar, atau justeru karena peserta didik tersebut kurang memahami tujuan dan faedah dari belajar Pendidikan Agama Islam, sehingga kurang ihlas dan kurang konsentrasi ketika belajar di sekolah. Selama ini pembelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas V SD Muhammadiyah Sukorejo sering dilakukan secara konvensional. Guru lebih banyak menerangkan materi pelajaran dengan ceramah, sedangkan peserta didik hanya menjadi pendengar tanpa banyak melakukan aktivitas yang melibatkan dirinya dalam proses pembelajaran yang sedang dilaksanakan. Hal demikian mengakibatkan kurangnya semangat peserta didik mengikuti pelajaran, rendahnya

3 pemusatan perhatian peserta didik serta rendahnya respon umpan balik dari peserta didik dalam terhadap materi pelajaran. Akibatnya kompetensi dan pemahaman materi pelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas V SD Muhammadiyah Sukorejo sampai saat ini belum mencapai hasil sesuai harapan. Ulangan harian dan ulangan umum menunjukkan masih banyak peserta didik yang nilainya baru sebatas nilai minimal lulus (KKM), yaitu 75. Berdasarkan identifikasi guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, hal ini berkaitan rendahnya motivasi peserta didik saat pembelajaran berlangsung. Mengingat permasalahan di atas, guru perlu mencari solusi yang tepat agar tujuan pembelajaran Pendidikan Agama Islam dapat tercapai sesuai yang diharapkan. Upaya meningkatkan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam tersebut merupakan tanggung jawab utama guru Pendidikan Agama Islam terutama guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas V SD Muhammadiyah Sukorejo Kabupaten Kendal. Guru yang baik dan profesional tentu akan mengusahakan metode pembelajaran yang mampu merangsang motivasi dan kreativitas belajar peserta didik agar tujuan pendidikan Pendidikan Agama Islam dapat tercapai. Salah satu metode pembelajaran yang dapat mengembangkan kemampuan peserta didik berpikir kritis sesuai dengan perkembangan masyarakat, menanamkan pemahaman, pengetahuan, dan keterampilan menerapkan pendidikan Pendidikan Agama Islam secara tepat dan efektif ialah model pembelajaran Cooperative Learning Tipe TGT (Time Games Turnament). Penekanan pembelajaran kooperatif memberikan suatu pembelajaran yang lebih variatif dan menyenangkan dengan adanya kelompok bermain dan tutor sebaya. 4 Dalam Cooperative Learning Tipe TGT (Time Games Turnament) peserta didik diberi kesempatan untuk bekerjasama dengan kelompoknya, selain itu juga diberi kesempatan untuk saling memberikan bimbingan dan bersaing menjadi yang terbaik dari setiap kelompok, sehingga peserta didik bersaing secara sportif mencapai prestasi belajar secara maksimal. 5 Atas dasar pandangan para 4 Enco Mulyasa, 2006, Kurikulum yang disempurnakan, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2005), hlm. 191. 5 Oemar Hamalik, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar, (Jakarta : Gramedia, 2002), hlm. 25.

4 ahli tersebut, peserta didik harus diberi pengalaman secara langsung dalam berbagai persoalan pemecahan masalah di dalam masyarakat, terutama berkaitan dengan pembelajaran Pendidikan Agama Islam (norma-norma keimanan dan akhlak yang hidup dalam masyarakat). Model pembelajaran TGT (Time Games Turnament) ini memiliki keunggulan apabila guru memahami pada situasi yang bagaimanakah sepantasnya dilakukan diskusi kelompok, penugasan, dan peragaan-peragaan tentang materi pelajaran Pendidikan Agama Islam yang dapat merangsang pemahaman, berpikir kritis, dan penguasaan ajaran Islam yang baik pada peserta didik dan bagaimanakah cara pelaksanaannya pada pembelajaran mata pelajaran akhlak. Sebaliknya kurang mampunya guru pendidikan Pendidikan Agama Islam pada penerapan model pembelajaran TGT (Time Games Turnament) merupakan penyebab kurangnya gairah peserta didik untuk belajar secara kreatif. Berdasarkan konsep tersebut guru pendidikan Pendidikan Agama Islam dituntut untuk meningkatkan kemampuannya menerapkan model pembelajaran TGT (Time Games Turnament) sebagai strategi pembelajaran dinamis yang dapat meningkatkan keimanan dan akhlakul karimah peserta didik sebagai wujud keberhasilan atau prestasi belajar peserta didik menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Pentingnya momentum penerapan model pembelajaran TGT (Time Games Turnament) sebagai alternatif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran Pendidikan Agama Islam ini, peneliti tertarik untuk mengkajinya melalui penelitian tindakan kelas berjudul Model Pembelajaran TGT (Time Games Turnament) dalam Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Materi Puasa pada Peserta Didik Kelas V SD Muhammadiyah Sukorejo Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran 2013/2014. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi permasalahan-permasalahan yang terkait upaya meningkatkan prestasi belajar

5 Pendidikan Agama Islam materi puasa materi puasa pada peserta didik kelas V SD Muhammadiyah Sukorejo Kendal dirumuskan : 1. Penggunaan metode pembelajaran di SD Muhammadiyah Sukorejo Kabupaten Kendal masih kurang maksimal. 2. Penggunaan metode pembelajaran di SD Muhammadiyah Sukorejo Kabupaten Kendal masih menggunakan metode pembelajaran konvensional berkisar pada metode konvensional seperti ceramah, Tanya jawab, dan penugasan. 3. Media belajar sebagai penunjang penerapan metode pembelajaran kurang representatif. 4. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam selama ini belum direncanakan secara baik dan benar 5. Kurangnya kreativitas guru memanfaatkan multimedia secara efektif 6. Kurangnya motivasi peserta didik untuk belajar. 7. Masih banyak peserta didik yang bergurau pada proses pembelajaran. 8. Peserta didik kurang mampu berkonstrasi pada proses pembelajaran. 9. Kurangnya pemahaman peserta didik terhadap materi pelajaran yang diberikan. 10. Kurangnya kreativitas berpikir peserta didik untuk memcahkan permasalah yang muncul. 11. Menurunnya akhlak peserta didik. 12. Menurunnya prestasi belajar peserta didik 13. Perlunya pengadaan metode pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dan standar perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. 14. Perlunya penerapan metode pembelajaran yang mampu meningkatkan kemampuan berpikir dan memecahkan masalah yang muncul serta meningkatkan kerjasama kelompok. C. Pembatasan Masalah Memperhatikan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas perlu adanya pembatasan masalah agar penelitian ini lebih terfokus pada

6 tema pokok penelitian. Adapun masalah yang akan dipecahkan pada penelitian ini adalah Model Pembelajaran TGT (Time Games Turnament) dalam Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Materi Puasa pada Peserta Didik Kelas V SD Muhammadiyah Sukorejo Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran 2013/2014. D. Rumusan Masalah Rumusan masalah pada penelitian ini yaitu : 1. Bagaimanakah penerapan model pembelajaran TGT (Time Games Turnament) pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam materi puasa di kelas V SD Muhammadiyah Sukorejo Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran 2013/2014? 2. Apakah model pembelajaran TGT (Time Games Turnament) dapat meningkatkan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam materi puasa pada peserta didik kelas V SD Muhammadiyah Sukorejo Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran 2013/2014? E. Tujuan Penelitian Penelitian bertujuan untuk mengetahui : 1. Mengetahui efektivitas penerapan model pembelajaran TGT (Time Games Turnament) pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam materi puasa di kelas V SD Muhammadiyah Sukorejo Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran 2013/2014. 2. Mengetahui peningkatan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam materi puasa menggunakan model pembelajaran TGT (Time Games Turnament) peserta didik kelas V SD Muhammadiyah Sukorejo Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran 2013/2014. F. Manfaat Penelitian manfaat : Hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat memberikan

7 1. Secara Teoritis a. Sebagai sumbangan pemikiran yang bermanfaat berkaitan dengan upaya meningkatkan mutu pembelajaran Pendidikan Agama Islam melalui model pembelajaran TGT (Time Games Turnament) peserta didik dan menambah koleksi perpustakaan STIT Muhammadiyah Kendal. b. Mampu menambah khasanah keilmuan tentang pendidikan bagi peserta didik khususnya strategi dan peranan guru Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam materi puasa menggunakan model pembelajaran TGT (Time Games Turnament) peserta didik. 2. Secara Praktis a. Bagi peneliti (guru), untuk mengetahui hambatan-hambatan atau kekurangan-kekurangan penerapan motode Cooperative Learning Tipe TGT (Time Games Turnament) pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas V SD Muhammadiyah Sukorejo Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran 2013/2014 sehingga dapat diketahui solusi alternatifnya. b. Bagi peserta didik, agar dapat menumbuhkan semangat belajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam melalui penerapan model pembelajaran TGT (Time Games Turnament) di kelas V SD Muhammadiyah Sukorejo Kabupaten Kendal sehingga mampu memahami dan menguasai materi pelajaran yang diberikan guru. c. Bagi Kepala Sekolah, sebagai bahan laporan atau pedoman mengambil kebijakan tentang upaya meningkatkan mutu pembelajaran melalui penerapan model pembelajaran TGT (Time Games Turnament) untuk meningkatkan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam materi puasa peserta didik kelas V SD Muhammadiyah Sukorejo Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran 2013/2014.