BAB IV. asusila di Kotamadya Daerah Tingkat II Surabaya. kegiatan maupun praktik asusila, baik yang dilakukan di jalan-jalan yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS YURIDIS 12 TAHUN 2008 TERKAIT KEWENANGAN DPRD DALAM PEMBAHASAN PERDA

BAB IV ANALISA MEKANISME VERIFIKASI CALON ANGGOTA LEGISLATIF PDI-PERJUANGAN PEMKOT PASURUAN PADA PEMILU TAHUN 2009.

BAB III PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SURABAYA NOMOR 7 TAHUN 1999 SERTA LOKALISASI DOLLY

HUKUM ISLAM DAN KONTRIBUSI UMAT ISLAM INDONESIA

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN CUTI BERSYARAT DI RUTAN MEDAENG MENURUT UU NO. 12 TENTANG PEMASYARAKATAN

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PREKTEK ARISAN DI KOPERASI MITRA BAHAGIA DINOYO DEKET LAMONGAN

Khutbah Jum'at. Hukum & Bahaya Minuman Keras. Bersama Dakwah 1

BAB IV. A. Penerapan Perda Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Larangan Menggunakan

BAB IV ANALISIS Mekanisme PAW Anggota DPR/DPRD Menurut UU RI No 27 Tahun 2009 dalam Persepektif Fiqh Siyasah

BAB I PENDAHULUAN. seringkali diwujudkan dalam kompleks pelacuran Indonesia yang juga dikenal

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG

Tafsir Muqaddimah Anggaran Dasar & Kepribadian Muhammadiyah

BAB III DESKRIPSI PERDA NOMOR 7 TAHUN 1999 TENTANG LARANGAN MENGGUNAKAN BANGUNAN ATAU TEMPAT UNTUK MELAKUKAN PERBUATAN ASUSILA DI KOTA SURABAYA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT NOMOR 11 TAHUN 2012

Kontroversi Fatwa Haram Golput

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG

BAB IV ANALISA DATA. menguntungkan. Dimanapun dan kapanpun manusia itu menjalani proses

BAB IV ANALISIS YURUDIS TERHADAP KEBIJAKAN KEPALA DESA YANG MENAMBAH USIA NIKAH BAGI CALON SUAMI ISTRI YANG BELUM

BAB IV ANALISIS SIYASAH DUSTURIYAH TERHADAP PENYELENGGARAAN SISTEM PRESIDENSIAL DENGAN FORMAT KOALISI

DAKWAH AMAR MA RUF NAHYI MUNKAR DAN JIHAD. Presented By : Saepul Anwar, M.Ag.

BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur an merupakan pedoman dan petunjuk dalam kehidupan manusia,

ANALISIS FIQH SIYASAH TENTANG PERAN BADAN ANGGARAN DPRD KOTA SURABAYA DALAM MEREALISASIKAN FUNGSI BUDGETING

Kewajiban berdakwah. Dalil Kewajiban Dakwah

BAB II STUDI TEORITIS TENTANG AHL-AL-HALL WA AL- AQD

ISLAM DAN DEMOKRASI. UNIVERSITAS MERCU BUANA BEKASI Sholahudin Malik, S.Ag, M.Si. MATA KULIAH AGAMA ISLAM. Modul ke: 13Fakultas.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 56 TAHUN 2003 SERI E.5

PERATURAN BUPATI BERAU

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 11 TAHUN 2005 TENTANG PENCEGAHAN PERMAINAN JUDI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

STRUKTUR PEMERINTAHAN DAERAH MUCHAMAD ALI SAFA AT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak sesuai dengan norma-norma yang ada. 1. diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEMIMPIN. 1) Mengetahui atau mengepalai, 2) Memenangkan paling banyak, 3)

BAB I PENDAHULUAN. otonom (locale rechtgemeenschappen) yang pembentukannya ditetapkan

JABAT TANGAN ANTARA PRIA DAN WANITA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa yang penuh gejolak, masa peralihan

ANGGARAN DASAR ANGGARAN RUMAH TANGGA

{mosimage}oleh: Rokhmat S. Labib, M.E.I.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 10 TAHUN 2001 PEDOMAN PEMBENTUKAN BADAN PERWAKILAN DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS

BAB I PENDAHULUAN. negatif. Dampak positif dari pembangunan nasional itu adalah terwujudnya

Membanguan Keterpaduan Program Legislasi Nasional dan Daerah. Oleh : Ketua Asosiasi DPRD Provinsi Seluruh Indonesia

Daftar Riwayat Hidup. : Sofian Efendi, S.Ag Tempat Tgl Lahir : Tenggarong, 06 Agustus 1976

PERSATUAN DAN KERUKUNAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

MEMILIH PEMIMPIN YANG BENAR PERSPEKTIF ISLAM Oleh: Dr. Marzuki, M.Ag.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 10 TAHUN 2001 PEDOMAN PEMBENTUKAN BADAN PERWAKILAN DESA

BAB V PENUTUP. Pada bagian terakhir ini penulis berusaha untuk menyimpulkan dari

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. mengajar dengan materi-materi kajian yang terdiri dari ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu

BAB III PROSES IJMA MENURUT ABDUL WAHAB KHALLAF DAN PROSES PENETAPAN HUKUM DALAM KOMISI FATWA MUI

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG LARANGAN PERBUATAN TUNA SUSILA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt cüéä Çá ]tãt UtÜtà

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH/SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN (SMA/MA/SMK/MAK)

[97] Memahami Perda-perda Syariah Sunday, 03 February :51

QANUN PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG MAISIR (PERJUDIAN) BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA

BAB IV ANALISIS FIKIH SIYASAH TERHADAP PELAKSANAAN PERGANTIAN ANTAR WAKTU (PAW) ANGGOTA DPRD FKB PEMKOT MOJOKERTO PERIODE

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PEMBANGUNAN KAWASAN PEDESAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Muchamad Ali Safa at

BAB II AHL AL-HALLI WA AL- AQDI DALAM BIROKRASI PEMERINTAHAN ISLAM

Bab 2 LANDASAN ETIKA DALAM ISLAM

1. Mata Kuliah. 2. Kode Mata Kuliah. 3. Komponen. 4. Jurusan. 5. Program Studi. 6. Program. 7. Bobot. : Tafsir II. Tafsir II. Written by Administrator

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PEMBANGUNAN KAWASAN PEDESAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB IV ANALISIS HUKUM TATA NEGARA INDONESIA DAN FIQH SIYASAH TERHADAP SURAT KEPUTUSAN BERSAMA TENTANG JEMAAT AHMADIYAH INDONESIA

KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 41 TAHUN 2001 TANGGAL 28 NOVEMBER 2001 TENTANG PENGAWASAN REPRESIF KEBIJAKAN DAERAH MENTERI DALAM NEGERI,

UMMI> DALAM AL-QUR AN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN NOMOR 13 TAHUN 2005 TENTANG LARANGAN MAKSIAT DALAM KABUPATEN MUSI BANYUASIN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. Keempat daerah khusus tersebut terdapat masing-masing. kekhususan/keistimewaannya berdasarkan payung hukum sebagai landasan

PERATURAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (BPD) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

4. Firman Allah SWT QS. al-baqarah [2]: 275: &$!%#*#$ 234 +#,-.,(/01 '() )5'(2%6.789:;<= & #AB7CDE3" Orang yang makan (mengambil) riba ti

PEMERINTAH KABUPATEN KETAPANG

BAB I PENDAHULUAN. R. Soetarno, Psikologi Sosial, (Kanisius: Yogyakarta), 1993, hlm. 16.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 17 TAHUN 2000 TENTANG LEMBAGA ADAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI HULU SUNGAI SELATAN

MEWUJUDKAN ISLAM BERKEMAJUAN YANG BERCORAK RAHMATAN LIL ALAMIN. Oleh: Dahnil Anzar Simanjuntak, SE., ME. (Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah)

Menerapkan Syariat Islam Secara Kafah

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG KERJASAMA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA,

BAB IV HUBUNGAN GOLPUT DALAM PEMILU MENURUT ISLAM DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG PEMILU

RINGKASAN EKSEKUTIF HASIL SURVEI SURVEI SYARIAH 2014 SEM Institute

Rukun wakalah ada tiga: pertama, dua pihak yang berakad yaitu pihak yang mewakilkan (al-mu wakkil ) dan pihak yang mewakili ( alwakîl

Di antaranya pemahaman tersebut adalah:

Mentaati Peraturan. Perundang-undangan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai upaya untuk menyampaikan ajaran Islam kepada masyarakat. 1

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG PERANGKAT DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, Menimbang : a.

BAB IV ANALISIS EFEKTIVITAS PENGAWASAN KUA KECAMATAAN SEDATI TERHADAP PENGELOLA BENDA WAKAF

BAB V PEMBAHASAN. A. Nilai pendidikan Agama Islam pada program Adiwiyata kegiatan bank. sampah di UPTD SMKN 2 Boyolangu Tulungagung

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

QANUN PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM NOMOR 2 TAHUN 2003 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Nanggroe Aceh Darussalam dikenal dengan sebutan Seramoe Mekkah

*40931 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 32 TAHUN 2004 (32/2004) TENTANG PEDOMAN SATUAN POLISI PAMONG PRAJA

KETETAPAN MUKTAMAR MASJID VNI 3 Nomor 4/Muktamar/2003 tentang Anggaran Dasar Masjid ANGGARAN DASAR SEMENTARA (ADS)

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN TENTANG

QANUN ACEH NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA ADAT BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR NANGGROE ACEH DARUSSALAM,

TUGAS. Bagaimana seharusnya pendidikan tentang lingkungan hidup ditanamkan? Dapatkah pendidikan lingkungan hidup menggunakan jalur dakwah? jelaskan!

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN HADIAH JALAN SEHAT DARI HASIL PENJUALAN KUPON. Kupon Di Desa Made Kecamatan Sambikerep Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bernegara. Islam telah mengaturnya sedemikian rupa sehingga

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN KAMPUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2 Kebiasaan (Folksway) Norma yang menunjukan perbuatan yang dilakukan secara berulang-ulang dalam bentuk yang sama

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS FIQH SIYASAH TERHADAP PERDA NOMOR 7 TAHUN 1999 SERTA IMPLEMENTASI PERDA NOMOR 7 TAHUN 1999 TENTANG LARANGAN MENGGUNAKAN BANGUNAN ATAU TEMPAT UNTUK PERBUATAN ASUSILA DI KOTA SURABAYA A. Analisis Fiqh Siyasah terhadap Perda Nomor 7 Tahun 1999 tentang Larangan Menggunakan Bangunan atau Tempat untuk Perbuatan Asusila di Kota Surabaya Peraturan Daerah No.7 Tahun 1999 yang dikeluarkan oleh Pemerintah Kotamadya Daerah Tingkat II Surabaya dan ditetapkan pada tanggal 11 mei 1999 merupakan peraturan tentang larangan menggunakan bangunan atau tempat untuk perbuatan asusila serta pemikatan untuk melakukan perbuatan asusila di Kotamadya Daerah Tingkat II Surabaya. Pemerintah Daerah Kotamadya Surabaya sudah melarang semua kegiatan maupun praktik asusila, baik yang dilakukan di jalan-jalan yang secara bebas dapat dikunjungi oleh semua orang maupun di tempat atau bangunan yang permanen, semi permanen maupun tidak permanen, terbuka atau terselubung. Di Kotamadya Daerah Tingkat II Surabaya, setiap orang dilarang : a. Menggunakan bangunan atau tempat untuk melakukan perbuatan asusila. 51

52 b. Melakukan perbuatan pemikatan untuk berbuat asusila. 1 Apabila melihat kepada Perda No. 7 Tahun 1999 ini, sebenarnya Peraturan Daerah yang mengatur masalah asusila terutama tentang rumahrumah prostitusi sudah dikeluarkan, yaitu : Peraturan Daerah Kota Besar Surabaya Nomor 92 / DPRDS Tahun 1953 tentang Penutupan Rumah-rumah Prostitusi dalam Kota Besar Surabaya. Peraturan Daerah ini pun dirasa belum cukup untuk menghentikan lajunya perkembangan prostitusi di Surabaya sehingga pada tahun 1954, Pemerintah Kota Surabaya mengeluarkan Peraturan Daerah Kota Besar Surabaya Nomor 17 / DPRDS Tahun 1954 tentang Pencegahan Pemikatan untuk Melakukan Perbuatan Cabul. 2 Bahwa perkembangan kegiatan yang bertentangan dengan normanorma agama dan kesusilaan, yaitu prostitusi di Kota Surabaya dewasa ini sudah sangat memprihatinkan dan perlu segera diatasi dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang lebih baik, khususnya warga masyarakat di Kotamadya Daerah Tingkat II Surabaya. Adapun untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut, Peraturan Daerah Kota Besar Surabaya No. 92 / DPRDS Tahun 1953 tentang Penutupan Rumah-rumah Prostitusi dalam Kota Besar Surabaya dan Peraturan Daerah Kota Besar Surabaya Nomor 17/DPRDS Tahun 1954 tentang Pencegahan Pemikatan untuk Melakukan Perbuatan Cabul perlu disempurnakan dengan suatu Peraturan Daerah yang mengatur ketentuan tentang larangan menggunakan bangunan atau tempat 1 Ibid., 3. 2 Muhammad Rizal, Wawancara, Surabaya, 11 Juni 2014.

53 untuk melakukan perbuatan asusila serta pemikatan untuk melakukan perbuatan asusila. Dengan diterapkan Peraturan Daerah No.7 Tahun 1999 tentang larangan menggunakan bangunan atau tempat untuk melakukan perbuatan asusila serta pemikatan untuk melakukan perbuatan asusila di Kotamadya Daerah Tingkat II Surabaya diharapkan dapat menghilangkan atau setidaknya mengurangi praktik-praktik prostitusi maupun kegiatan yang bertentangan dengan norma-norma agama maupun kesusilaan yang pada gilirannya dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang lebih baik. Pada Undang-Undang No. 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan Lembaran Negara Tahun 2004 No. 53 Pasal 7 (1) jenis peraturan dan hierarki peraturan perundang-undangan adalah sebagai berikut : 1. Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang; 3. Peraturan Pemerintah; 4. Peraturan Presiden; 5. Peraturan Daerah; Berdasarkan ketentuan pasal tersebut, Peraturan Daerah merupakan bentuk hukum terendah dari hierarki bentuk peraturan perundang di Indonesia. Implikasi dari hal tersebut, sebuah Peraturan Daerah (Perda) akan sangat jelas kedudukan, lembaga pembentuk, isi, serta mekanisme pengajuannya.

54 Pasal 7 ayat (2) Peraturan Daerah sebagaimana ayat (1) Huruf e meliputi : 1. Peraturan Daerah Propinsi dibuat oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah propinsi bersama dengan Gubernur; 2. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota dibuat oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota bersama dengan Bupati/Walikota; 3. Peraturan Desa/peratursn yang setingkat, dibuat oleh Badan Perwakilan Desa atau nama lainnya bersama Kepala Desa atau nama lainnya. Sesuai dengan lingkup tema yang dikaji,maka bentuk produk hukum daerah yang dimaksud dalam tulisan ini adalah Peraturan Daerah, yaitu Peraturan Daerah Kabupaten dan Kota Kewenangan DPRD terkait pembahasan, Sedangkan peraturan yang terkait dengan Perda ada dalam pasal 136 sampai 14 UU No. 12 Tahun 2008. Pada pasal tersebut dijelaskan bahwa kewenangan DPRD telah diatur dalam UU No. 12 Tahun 2008, dimana salah satu dari kewenangan DPRD adalah melaksanakan fungsi legislasi yaitu ikut dalam pembuatan dan pengawasan Perda. Pada pasal 95 ayat (1) PP No. 25 Tahun 2004 tentang Pedoman Tata Tertib DPRD disebutkan bahwa, DPRD memegang kekuasaan membentuk Perda (konkordan dengan pasal 20 UUD 1945 yang menyebutkan bahwa DPR memgang kekuasaan membentuk UUD) Pengkajian terhadap rancangan peraturan daerah akan difokuskan pada tahap-tahap pembahasannya. Hal ini untuk menentukan norma tentang peluang dimana partisipasi masyarakat dalam proses pembahsan rancangan peraturan daerah dapat dilakukan beserta mekanisnya. Menurut fiqh siyasah kewenangan DPRD mirip dengan kewenangan Ahl al-hall wa al- Aqd. Dimana Ahl al-hall wa al- Aqd adalah orang-orang

55 yang diberi kepercayaan rakyat dalam memperjuangkan kemaslahatan umum. Jadi Uli al-amr menurut pengarang tafsir al-manar ini adalah Ahl al-hall wa al- Aqd, atau Dewan Perwakilan Rakyat, bukan golongan yang disebut para pemimpin maupun umara. Artinya dia menamakan Uli al-amr dengan nama dewan legislatif di zaman sekarang, bukan dewan eksekutif. Pada lingkup otonomi daerah Ahl al-hall wa al- Aqd, atau dewan perwakilan rakyat, menurut penulis memiliki kewenangan yang sama. Aqd adalah : Menurut pemahaman penulis wewenang dan fungsi Ahl al-hall wa al- 1. Ahl al-hall wa al- Aqd adalah pemegang kekuasaan tertinggi yang mempunyai wewenang untuk memilih dan membai at imam serta untuk memecat dan memberhentikan khalifah. 2. Ahl al-hall wa al- Aqd mempunyai wewenang mengarahkan kehidupan masyarakat kepada maslahat. 3. Ahl al-hall wa al- Aqd mempunyai wewenang membuat undang-undang yang mengikat kepada seluruh umat dalam hal-hal yang tidak diatur tegas oleh Al-Qur an dan Al-Hadits. 4. Ahl al-hall wa al- Aqd tempat konsultasi imam dalam menetukan kebijakan. 5. Ahl al-hall wa al- Aqd mengawasi jalannnya pemerintahan. kewenangan di bidang perundang-undangan, meliputi: 1. Menegakkan peraturan yang tegas terdapat dalam syari at.

56 2. Merumuskan peraturan yang tidak diatur dengan tegas oleh al-qur an dan al-hadits, khususnya yang berkaitan dengan masalah sosial (sipil). 3. Membatasi jumlah kandidat yang hendak menjadi khalifah, shingga, kandidat diluar persetujuan Ahl al-hall wa al- Aqd tidak dapat diterima. 4. Mengarahkan kehidupan manusia kepada maslahatan Sama halnya dengan Ahl al-hall wa al- Aqd salah satu kewenangan DPRD adalah berijtihad untuk membuat peraturan guna kemaslahatan umat. Ijtihad merupakan upaya untuk menggali suatu hukum. Konteks menggali suatu hukum disini adalah untuk membahas hingga menjadikannya sebagai peraturan. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Surabaya Nomor 7 Tahun 1999 adalah peraturan daerah yang dibuat oleh Wali Kota Surabaya beserta Dewan Perwakilan Rakyat sudah sesuai dengan ajaran Islam. Bahkan dengan adanya peraturan daerah ini sebagai upaya untuk menertibkan dan melestarikan nilai-nilai luhur budaya masyarakat yang tertib dan dinamis, serta dalam rangka pengendalian dan pengawasan terhadap praktik-praktik prostitusi di Kota Surabaya, karena prostitusi merupakan suatu perbuatan yang bertentangan dengan norma agama dan kesusilaan yang berdampak negatif terhadap sendi-sendi kehidupan masyarakat.

57 B. Analisis Fiqh Siyasah terhadap Implementasi Perda Nomor 7 Tahun 1999 tentang Larangan Menggunakan Bangunan atau Tempat untuk Perbuatan Asusila di Kota Surabaya Pada tahun 1999, Pemerintah Kota Surabaya memprogramkan Surabaya sebagai Kota sehat dan Kota beriman, yang salah satu implementasi program tersebut adalah adanya Peraturan Daerahyang mengatur tentang larangan menggunakan bangunan atau tempat untuk perbuatan asusila di Kota Surabaya, dan diwujudkan dengan melakukan penutupan lokalisasi Dolly pada tanggal 18 Juli 2014. Dalam perkembangannya, lokalisasi Dolly sudah menyatu dengan pemukiman penduduk/kota, hal inisangat bertentangan dengan Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 18 Tahun 2012 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Surabaya Tahun 2010-2015. Selain dari faktor teknis tersebut, dari aspek sosial kemasyarakatan yang berkembang muncul desakan dari berbagai elemen masyarakat Kota Surabaya yang menuntut adanya penutupan lokalisasi Dolly. Hal ini juga tidak sesuai dengan visi Kota Surabaya yaitu menuju Surabaya yang lebih baik sebagai kota Jasa dan Perdagangan yang cerdas, manusiawi, bermartabat, dan berwawasan lingkungan. Bahwa untuk merespon aspirasi warga maka Pemerintah Kota Surabaya kembali menggunakanperaturan Daerah Nomor 7 Tahun 1999 tentang penutupan lokalisasi Dolly sebagai langkah kongkritnya. Penutupan Lokalisasi ini memberikan dampak langsung maupun tidak langsung bagi pemerintah

58 maupun masyarakat. Maka dari itu, untuk meminimalisir gesekkan yang terjadi dalam pelaksanaan penutupan lokalisasi ini, Pemerintah Kota Surabaya harus berkomunikasi dengan pihak-pihak yang terkait. Kepala Daerah di kota Surabaya harus menjalankan tugasnya sebagai pemimpin yang benar-benar menjalankan Syari at. Disini dapat dijelaskan mengenai tugas/kewajiban seorang Imara@h/Kepala Daerah dalam kaitannya dengan penutupan lokalisasi Dolly di Surabaya, di antaranya adalah: Mencegah terjadinya fitnah dan kriminalitas, menegakkan amar ma ru@f nahi@ munkar, dan menegakkan hukum syara Allah dan adat istiadat. Mencegah terjadinya fitnah dan kriminalitas, dapat penulis jelaskan jika lokalisasi Dolly masih buka dan beroperasi, maka banyaknya aktivitas di lokalisasi yang mana banyak terjadinya perjudian, pencurian, perzinaan dan lain-lain. Allah swt, berfirman: Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan. (Qs. al-maidah: 90). 3 Hal ini dikaitkan, bahwa Allah Swt melarang orang-orang yang beriman mengkonsumsi khamar/narkoba, berjudi karena kebiasaan mengkonsumsi khamar dan berjudi bisa mendorong seseorang 3 Ibid., 234.

59 melakukan zina bahkan tindak kriminal (kejahatan), hal ini tentu merugikan diri sendiri dan orang lain. Kemudian tentang menegakkan amar ma ruf nahi munkar, dalam hal ini penulis jelaskan bahwa, seorang Kepala Daerah maupun Pemerintah Kota Surabaya harus melakukan penutupan tempat lokalisasi Dolly yang dibuat kemaksiatan. Allah swt, berfirman: Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung. (Qs. Ali- Imran: 104). 4 Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik. (Qs. Ali- Imran: 110). 5 Dalam ayat 104 di atas, Allah swt menganjurkan kepada orangorang Islam, hendaklah diantara mereka adalah orang-orang yang aktif berdakwah di jalan Allah, yaitu memberikan penjelasan-penjelasan 4 Ibid., 145. 5 Ibid., 149.

60 tentang ajaran-ajaran agama yang harus di laksanakan dan di berikan penerangan tentang larangan-larangan Allah bagi orang-orang Islam. Tumbuhnya amar ma ruf nahi munkar di kalangan umat Islam yang akan menjamin kebahagiaan hidup mereka baik di dunia maupun di akhirat. Sedangkan ayat 110, Allah menegaskan bahwa umat Islam memang diciptakan untuk menjadi umat teladan bagi umat-umat yang lain karena mereka membawa misi dakwah, yaitu mengajak kepada perbuatan-perbuatan yang baik dan benar, serta mencegah segala perbuatan yang keji dan munkar. Tugas/kewajiban seorang Imara@h/Kepala Daerah selanjutnya adalah menegakkan hukum syara Allah dan adat istiadat, Pemerintah Kota Surabaya harus menjalankan hukum syara dan adat istiadat secara berimbang, dan hal ini seharusnya tidak untuk dipertentangkan. Terjadi banyak pertentangan di kalangan masyarakat terkait penutupan lokalisasi Dolly, adanya pro dan kontra, akan tetapi Pemerintah Kota Surabaya harus tetap konsisten terhadap penutupan lokalisasi tersebut. Jika sudah jelas-jelas membiarkan kemaksiatan itu adalah hukum-nya haram maka Pemerintah Kota Surabaya harus segera melakukan penutupan terkait lokalisasi, dan hal itu tidak harus diperdebatkan. Karena sudah jelas hukum-nya haram. Allah swt, berfirman:

61 Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu, kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Qur an) dan Rasul (Hadits), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian, yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. (Qs. al-nisa@ : 59). 6 Akan tetepi sampai saat ini, setelah deklarasi penutupan Dolly pada tanggal 18 Juni 2014 oleh Pemerintah Kota Surabaya, tampaknya tidak dibuktikan di lapangan, para PSK dan Mucikari masih nekat untuk beroperasi di lokalisasi tersebut, padahal wajib hukumnya bagi masyarakat untuk taat terhadap pemerintah, karena imara@h/kepala Daerahyang secara suka-rela, di mana masyarakat sepakat dan ridha kepadanya, atau karena imara@h/kepala Daerah tersebut terpilih secara demokrasi sehingga ia menjadi Kepala Daerah. Wajibnya taat kepada seorang imara@h/kepala Daerah yang telah mampu mengendalikan kondisi sosial di bawah kekuasaannya, dan haram untuk keluar dari ketaatan terhadap Kepala Daerah tersebut. Kewajiban bagi setiap muslim yang berada di bawah pemerintahan seorang Kepala Daerah yang telah disepakati oleh kaum muslimin untuk taat kepada segala peraturan yang sudah dibuatnya. Taat kepada imara@h/kepala Daerah yang menjalankan perintah Allah swt. 6 Ibid., 176.

62 Pemerintah Kota Surabaya masih memberikan waktu bagi para PSK dan mucikari untuk mengambil dana kompensasi. Sebab, setelah itu PemerintaKota tidak akan segan-segan lagi menindak mereka yang masih nekat. Sudah tidak ada toleransi bagi mereka yang masih membuka bisnis prostitusi di lokalisasi yang masuk Kelurahan Putat Jaya Kecamatan Sawahan tersebut. Setelah menutup lokalisasi Dolly, Pemerintah Kota Surabaya tidak lantas mendiamkan warga yang terdampak, mereka sudah memasukkan data di Pemerintah Kota serta memenuhi syarat akan disalurkan ke instansi-instansi Pemerintah Kota sebagai pegawai. Adapun para PSK yang menerima bantuan stimulan Rp. 5.050,000 yang penulis peroleh dari sumber koran, berjumlah 164 orang, dan mucikari 29 orang. Jumlah ini baru sebagian kecil dari total PSK 1.449 orang dan 311 mucikari.