I. PENDAHULUAN. untuk menyimpan uangnya pada bank dengan menggunakan jasa-jasa lain dari bank.

dokumen-dokumen yang mirip
II. TINJAUAN PUSTAKA. bank sebagaimana dirumuskan pada Pasal 1 Ayat (2) Undang-Undang No. 7 Tahun

I. PENDAHULUAN. nasional dan stabilitas industri perbankan yang mempengaruhi stabilitas

BAB I PENDAHULUAN. Negara. Bank adalah lembaga keuangan yang menjadi tempat masyarakat

BAB V PENUTUP. Dari rangkaian diskusi dalam bab-bab sebelumnya dapat ditarik kesimpulan,

PELAKSANAAN TUGAS TIM LIKUIDASI DALAM HAL MASA KERJA TIM LIKUIDASI LAMPAU WAKTU

2017, No tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2008 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 24 T

I. PENDAHULUAN. Bank adalah bagian dari sistem keuangan dan sistem pembayaran suatu Negara,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 2/11/PBI/2000 TENTANG PENETAPAN STATUS BANK DAN PENYERAHAN BANK KEPADA BADAN PENYEHATAN PERBANKAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. Bank-Bank di Indonesia dimana bank-bank dinilai oleh Otoritas Perbankan,

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini perbankan di Indonesia diatur dalam UU Nomor 10 tahun 1998

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 7/34/PBI/2005 TENTANG TINDAK LANJUT PENANGANAN TERHADAP BANK PERKREDITAN RAKYAT DALAM STATUS PENGAWASAN KHUSUS

GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG LIKUIDASI BANK DAN LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN. Pengertian Likuidasi Bank menurut Pasal 1 angka 13 Peraturan Lembaga

*36403 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 28 TAHUN 1999 (28/1999) TENTANG MERGER, KONSOLIDASI DAN AKUISISI BANK

SALINAN PERATURAN LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN NOMOR 3/PLPS/2005 TENTANG PENYELESAIAN BANK GAGAL YANG TIDAK BERDAMPAK SISTEMIK

GUBERNUR BANK INDONESIA,

GUBERNUR BANK INDONESIA,

2017, No tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2008 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 24 T

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. badan hukum yang mengalami kasus pailit, begitu juga lembaga perbankan.

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/ 6 /PBI/2011 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1999 TENTANG PENCABUTAN IZIN USAHA, PEMBUBARAN DAN LIKUIDASI BANK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA LEMBAGA KEUANGAN MIKRO. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam P

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 1996 TENTANG KETENTUAN DAN TATA CARA PENCABUTAN IZIN USAHA, PEMBUBARAN DAN LIKUIDASI BANK

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2004 TENTANG LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 12 / POJK.05/2014 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/ 6 /PBI/2011 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1998 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1992 TENTANG PERBANKAN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 1998 TENTANG TUGAS DAN KEWENANGAN BADAN PENYEHATAN PERBANKAN NASIONAL

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 211/KMK.06/2002 TENTANG

Lex et Societatis, Vol. IV/No. 2/Feb/2016/Edisi Khusus

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 3/25/PBI/2001 TENTANG PENETAPAN STATUS BANK DAN PENYERAHAN BANK KEPADA BADAN PENYEHATAN PERBANKAN NASIONAL

JENIS, PERIZINAN, PENDIRIAN DAN KEPEMILIKAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2004 TENTANG LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2004 TENTANG LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 1996 TENTANG KETENTUAN DAN TATA CARA PENCABUTAN IZIN USAHA, PEMBUBARAN DAN LIKUIDASI BANK

PENANGANAN BANK GAGAL BERDAMPAK SISTEMIK

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2004 TENTANG LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2004 TENTANG LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. terkait, baik pemilik dan pengelola bank, masyarakat pengguna jasa bank maupun

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

BAB I PENDAHULUAN. yang kegiatan utamanya menerima simpanan atau dana-dana dari masyarakat.

-1- OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2013 TENTANG

No. 3/16/DPBPR Jakarta, 18 Juli 2001 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2004 TENTANG LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2004 TENTANG LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 1999 TENTANG MERGER, KONSOLIDASI DAN AKUISISI BANK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2012 NOMOR : 14 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 1999 TENTANG MERGER, KONSOLIDASI DAN AKUISISI BANK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

-2- Tahun Penanganan Bank Sistemik oleh Lembaga Penjamin Simpanan pada dasarnya juga bertujuan untuk memelihara stabilitas sistem perbankan. II.

SALINAN PERATURAN LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN NOMOR 2/PLPS/2005 TENTANG LIKUIDASI BANK DEWAN KOMISIONER LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN,

2 dan Luas Cakupan Wilayah Usaha Lembaga Keuangan Mikro) (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 321, Tambahan Lembaran Negara Republik I

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Kelembagaan. Persyaratan dan Tata Cara Pemeriksaan Bank

BAB I. KETENTUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. bagi perusahaan, baik yang baru berdiri maupun yang sudah

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/ 3 /PBI/2011 TENTANG PENETAPAN STATUS DAN TINDAK LANJUT PENGAWASAN BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

No Restrukturisasi Perbankan, Peraturan Lembaga Penjamin Simpanan tentang Penanganan Permasalahan Solvabilitas Bank Sistemik, Peraturan Lembaga

QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (PT.

RANCANGAN POJK PENETAPAN STATUS DAN TINDAK LANJUT PENGAWASAN BANK UMUM

Rancangan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang Penetapan Status dan Tindak Lanjut Pengawasan BPR dan BPRS

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara, peranan bank sangatlah penting. Pembangunan ekonomi di suatu

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 3/15/PBI/2001 TENTANG PENETAPAN STATUS BANK PERKREDITAN RAKYAT DALAM PENGAWASAN KHUSUS DAN PEMBEKUAN KEGIATAN USAHA

2015, No.73 2 e. bahwa sehubungan dengan huruf a sampai dengan huruf d diatas diperlukan penyesuaian terhadap ketentuan tentang Kewajiban Penyediaan M

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Terhadap Objek Studi

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Lex et Societatis, Vol. III/No. 4/Mei/2015

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2004 TENTANG LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KRISIS SISTEM KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. bidang keuangan yang berfungsi melakukan penghimpunan dan penyaluran dana

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG JARING PENGAMAN SISTEM KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, GUBERNUR BANK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KRISIS SISTEM KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG NOMOR /POJK.05/2014 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA LEMBAGA KEUANGAN MIKRO

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2004 TENTANG LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN

PERANAN PEMEGANG SAHAM PADA SAAT TERJADI LIKUIDASI BANK DILIHAT DARI UNDANG UNDANG PERBANKAN

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 8/17/PBI/2006 TENTANG INSENTIF DALAM RANGKA KONSOLIDASI PERBANKAN GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 1999 TENTANG MERGER, KONSOLIDASI DAN AKUISISI BANK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH PROVINSI RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI RIAU NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PERSEROAN TERBATAS PENJAMINAN KREDIT DAERAH PROVINSI RIAU

I. PENDAHULUAN. yang menjadi sarana dalam pelaksanaan kebijakan pemerintah yaitu kebijakan

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 11/ 20 /PBI/2009 TENTANG TINDAK LANJUT PENANGANAN TERHADAP BANK PERKREDITAN RAKYAT DALAM STATUS PENGAWASAN KHUSUS

TANGGUNG JAWAB DAN KEWENANGAN BANK INDONESIA DALAM LIKUIDASI BANK

MATERI RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM LUAR BIASA 2015 PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) Tbk. Jakarta, 2 September 2015

UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2004 TENTANG LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN [LN 2004/96, TLN 4420]

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 6/ 9 /PBI/2004 TENTANG TINDAK LANJUT PENGAWASAN DAN PENETAPAN STATUS BANK GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU NOMOR 11 TAHUN 2006 TENTANG PENDIRIAN BANK PERKREDITAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PEKANBARU,

RANCANGAN POJK BANK PERANTARA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM I OLEH KOPERASI

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan kadang menjadi permasalahan dalam beberapa

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEMERINTAH KABUPATEN SRAGEN

-2- dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun Penyelesaian Bank selain Bank Sistemik oleh Lembaga Penjamin Simpanan pada dasarnya bertujuan untuk memin

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 2 / 6 /PBI/2000 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PEMERIKSAAN BANK GUBERNUR BANK INDONESIA,

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bank merupakan lembaga keuangan tempat masyarakat menyimpan dananya yang semata-mata dilandasi oleh kepercayaan bahwa uangnya akan diperoleh kembali pada waktunya dan disertai dengan imbalan berupa bunga (Adrian Sutedi, 2008 : 1). Semakin tinggi kepercayaan masyarakat, semakin tinggi pula kesadaran masyarakat untuk menyimpan uangnya pada bank dengan menggunakan jasa-jasa lain dari bank. Pasal 1 Ayat (2) Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan (selanjutnya disebut dengan Undang-Undang Perbankan) yang dimaksud dengan Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak. Oleh karena itu bank sangat penting menjaga kepercayaan masyarakat, yang sudah atau akan menyimpan dananya, maupun yang telah atau akan menggunakan jasa-jasa lain dari bank lainnya terpelihara dengan baik dalam tingkat yang tinggi.

2 Adapun kepercayaan masyarakat kepada bank merupakan unsur pokok suatu bank sehingga terpeliharanya kepercayaan masyarakat kepada perbankan adalah juga kepentingan masyarakat banyak. Dengan demikian, ketergantungan bank diletakkan pada kepercayaan masyarakat atau perantara penabung dengan investor tetapi fungsinya dapat diarahkan kepada peningkatan taraf hidup orang banyak (Rachmadi Usman, 2001 : 62). Menjaga kepercayaan masyarakat tidak hanya dilakukan oleh bank yang bersangkutan tetapi juga dilakukan oleh Bank Indonesia dan Pemerintah. Bank Indonesia sebagai Bank Sentral di Indonesia (Pasal 4 Ayat (1) Undang-Undang No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No. 6 Tahun 2009 tentang Bank Indonesia) telah menetapkan tingkat kesehatan bank. Selain Bank Indonesia, dalam rangka menjaga kepercayaan masyarakat terhadap dunia perbankan Pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 1999 tentang Pencabutan Izin Usaha, Pembubaran dan Likuidasi Bank (selanjutnya disebut PP No. 25/1999). PP No. 25/1999 pada Pasal 2 Ayat (1) mengatur mengenai bank diwajibkan memelihara tingkat kesehatan bank sesuai dengan ketentuan mengenai bank diwajibkan memelihara tingkat kesehatan bank sesuai dengan ketentuan kecukupan modal, kualitas aset, kualitas manajemen, reentabilitas, likuiditas, solvabilitas, dan aspek lain yang berhubungan dengan usaha bank dan wajib melakukan usaha sesuai dengan prinsip kehati-hatian dan bank-bank yang menurut penilaian Bank Indonesia tingkat kesehatannya sudah memburuk atau tidak membaik dan dapat membahayakan sistem perbankan, maka Bank Indonesia

3 berwenang mencabut izin usaha dan memerintahkan Direksi Bank untuk segera menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) guna membubarkan dasar hukum bank dan membentuk standar yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia atau Pemerintah, maka Bank tersebut diusahakan untuk diselamatkan. Setelah penyelamatan bank tersebut tidak dapat dipertahankan maka pemerintah dapat melakukan pembubaran atau melikuidasi bank tersebut. Likuidasi bank menurut Pasal 1 PP No. 25/1999 adalah tindakan penyelesaian seluruh hak dan kewajiban bank sebagai akibat pencabutan izin usaha dan pembubaran badan hukum bank. Salah satu tindakan yang pernah dilakukan oleh Pemerintah terkait dengan kesehatan bank yaitu antara lain pada tahun 1999 Pemerintah telah melikuidasi PT. Bank Indonesian Investment International, Tbk (selanjutnya disebut PT. Bank Indovest, Tbk). PT. Bank Indovest, Tbk adalah bank campuran yang dalam menjalankan usahanya mengalami permodalan negatif yang membahayakan kelangsungan usahanya dan sistem perbankan pada umumnya. PT. Bank Indovest, Tbk dinilai sudah tidak mampu menyetor modal 100% untuk bisa mencair (http://kompas.com/kompas-cetak/9904/24/utama/dili01.html). Maka, PT. Bank Indovest, Tbk di likuidasi melalui Surat Keputusan Gubernur Bank Indonesia No. 1/5/KEP.GBI/1999 tanggal 29 Juni 1999 Tentang Pencabutan Izin Usaha PT. Bank Indonesian Investment International, Tbk.

4 Masyarakat terutama nasabah yang telah mempercayakan dananya unuk disimpan pada PT. Bank Indovest, Tbk (Dalam Likuidasi) tidak perlu khawatir, karena berdasarkan PP No. 25/1999 penyelesaian hak dan kewajiban bank yang telah di likuidasi tersebut (dalam hal ini PT. Bank Indovest, Tbk) dilakukan oleh tim likuidasi yang telah dibentuk oleh Rapat Umum Pemegang Saham dan telah disetujui oleh Bank Indonesia. Tim Likuidasi PT. Bank Indovest, Tbk (Dalam Likuidasi) terdiri dari Husni Thamrin Mukti (Ketua), Pantas Lumban Tobing (Wakil Ketua), Prawoto Abdullah (Anggota). Agar hak dan kewajiban bank yang telah dilikuidasi kepada masyarakat dapat segera diselesaikan maka PP No. 25/1999 membatasi tugas tim likuidasi sampai dengan 5 (lima) tahun. Berdasarkan peraturan pelaksanaan dari PP No. 25/1999 yang dituangkan dalam Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 32/53/KEP/DIR tanggal 14 Mei 1999 tentang Tata cara Pencabutan Izin Usaha, Pembubaran dan Likuidasi Bank Umum (Selanjutnya disebut SK DIR BI No. 32/53/KEP/DIR) tugas tim likuidasi diberikan tambahan waktu 180 (seratus delapan puluh) hari untuk melakukan penjualan harta bank secara lelang. Seiring perjalanan waktu, Tim Likuidasi PT. Bank Indovest, Tbk (Dalam Likuidasi) yang dibentuk pada tanggal 12 Juli 1999 telah menyelesaikan hampir semua tugas sesuai Pasal 25 Ayat (1) SK DIR BI No. 32/53/KEP/DIR namun terdapat beberapa tugas yang belum dilakukan sehingga menghambat pembubaran tim likuidasi yaitu mengumumkan dan mendaftarkan berakhirnya Likuidai Bank dan melakukan tugastugas lain yang dianggap perlu untuk mendukung pelaksanaan Likuidasi Bank. Tugas-tugas tersebut terhambat dikarenakan tugas sebelumnya yaitu

5 menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham pada akhir pelaksanaan Likuidasi tidak dapat memenuhi kuorum. Tim Likudasi PT. Bank Indovest, Tbk (Dalam Likuidasi) telah menyelenggarakan RUPSLB (Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa) 2 (dua) kali, namun kedua RUPSLB tidak terselenggara atau tidak dapat memenuhi kuorum. Tim Likuidasi PT. Bank Indovest, Tbk (Dalam Likuidasi) wajib melaporkan kepada Bank Indonesia bahwa RUPSLB yang telah diselenggarakan sebanyak 2 (dua) kali tidak dapat memenuhi kuorum dan sesuai Pasal 36 Ayat (3) SK. DIR BI No. 32/53/Kep/DIR Bank Indonesia dapat meminta pengadilan untuk mengeluarkan penetapan yang salah satunya pembubaran tim likuidasi. Proses likuidasi suatu bank tidak secara langung berhubungan dengan Bank Indonesia. Bank Indonesia menjadi pengawas yang bertugas mengawasi kerja dan menerima laporan yang telah dikerjakan oleh tim likuidasi yang telah terbentuk. Pembentukan tim likuidasi yang melalui RUPS pembubarannya harus melalui RUPS, sedangkan tim likuidasi yang dibentuk melalui penetapan pengadilan pembubarannya juga melalui penetapan pengadilan atas permohonan Bank Indonesia. Namun, dalam proses Likuidasi PT. Bank Indovest, Tbk (Dalam Likuidasi) terdapat permasalahan dalam pembubaran Tim Likuidasi PT. Bank Indovest, Tbk. Tim likuidasi yang dibentuk oleh RUPS dibubarkan melalui penetapan pengadilan atas permohonan Bank Indonesia. Berdasarkan hal tersebut penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang pembubaran Tim Likuidasi PT. Bank Indovest, Tbk (Dalam Likuidasi) ke dalam bentuk tulisan dengan judul Analisis Penetapan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat No. 85/PDT.P/2010/PN.JKT.PST tentang Permohonan

6 Penetapan Akhir Likuidasi PT. Bank Indonesian Investment International, Tbk (Dalam Likuidasi). B. Permasalahan dan Ruang Lingkup Berdasarkan latar belakang tersebut, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Wewenang Bank Indonesia mengajukan permohonan penetapan kepada Pengadilan, 2. Dasar pertimbangan hakim mengabulkan permohonan Bank Indonesia, 3. Akibat hukum terhadap tim likuidasi yang dibentuk oleh RUPS, namun dibubarkannya melalui penetapan pengadilan. Ruang Lingkup Penelitian Lingkup penelitian ini terdiri dari ruang lingkup pembahasan dan lingkup bidang ilmu. Lingkup pembahasan dari penelitian ini adalah peran Bank Indonesia dalam melikuidasi bank, sedangkan lingkup bidang ilmu dalam penelitian ini adalah lingkup hukum keperdataan khususnya tentang perbankan. C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah, 1. Mengetahui kewenangan Bank Indonesia dalam proses likuidasi, 2. Mengetahui pertimbangan hakim dalam mengabulkan permohonan,

7 3. Mengetahui akibat hukum terhadap pembubaran tim likuidasi melalui penetapan pengadilan. D. Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini mempunyai dua kegunaan, yaitu kegunaan teoritis dan kegunaan praktis yang antara lain : 1. Kegunaan Teoritis Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumbangan pemikiran dalam mengkaji dan mengembangkan hukum keperdataan, khususnya hukum perbankan mengenai peranan tim likuidasi dan likuidasi bank. 2. Kegunaan Praktis a. Menambah wawasan penulis tentang likuidasi bank dan tugas tim likuidasi, b. Menambah bahan bacaan dan sebagai sumber data bagi mereka yang mengadakan penelitian di bidang pernakan,khususnya mengenai tim likuidasi dan likuidasi bank, c. Sebagai salah satu syarat penulis untuk mengakhiri program kesarjanaan di Fakultas Hukum Universitas Lampung.