PEMBELAJARAN MATEMATIKA DALAM PERMAINAN TRADISIONAL ENGKLEK UNTUK SISWA SD KELAS V

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MELALUI MEDIA PENGGARIS RAPITUNG. Devi Afriyuni Yonanda Universitas Majalengka

STUDI KOMPARASI PENGARUH MODEL KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT DENGAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

PENGARUH PERMAINAN ENGKLEK MODIFIKASI TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK KELOMPOK B

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS I SDN 77 PEKANBARU

PENERAPAN ALAT PERAGA PERKALIAN MONTESSORI UNTUK MENGATASI KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SD

PEMANFAATAN ETNOMATEMATIK MELALUI PERMAINAN ENGKLEK SEBAGAI SUMBER BELAJAR Ema Butsi Prihastari 1

Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Terapannya 2016 p-issn : ; e-issn :

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERHITUNG BILANGAN BULAT MELALUI PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelajaran matematika dimata siswa kelas I MI Ittihadil Ikhwan

PERANAN PERMAINAN TRADISIONAL ENGKLEK DALAM MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN SOSIAL ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI DESA HAMPARAN PERAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ike Nurhayati, 2013

GEOMETRI DAN PELUANG DALAM PERMAINAN BAS-BASAN SEDERHANA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI ALAT PERAGA LINGKARAN SISWA KELAS IV SDN SOKA 1

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Soedjadi (dalam Heruman 1 ), hakikat Matematika adalah

BAB I PENDAHULUAN. tujuan penelitian, manfaat penelitian dan penegasan istilah. mempunyai peran yang sangat penting, yaitu untuk

BAB I PENDAHULUAN. (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2010), hlm Baharudin dan Esa Nur wahyuni, Teori Belajar & Pembelajaran,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin pesat, arus globalisasi semakin hebat.

Yuliana Sapraptiningtyas Budiharti, S.Si., M.Pd Universitas PGRI Yogyakarta Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. sampai 12 atau 13 tahun. Menurut Piaget, mereka berada pada fase. operasional konkret. Kemampuan yang tampak pada fase ini adalah

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD ( STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS IV

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR PECAHAN DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA. Oleh: Drs. Orhan, M.Pd* dan Micke Norhayati**

PERMAINAN TRADISIONAL SEBAGAI MEDIA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA

PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MASTERY LEARNING

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING LEARNING (PSL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH BANGUN DATAR PADA SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. lebih maju dan lebih kompetitif baik dalam segi kognitif (pengetahuan), afektif

PEMBELAJARAN KONSEP PERKALIAN MELALUI HYPOTHETICAL LEARNING TRAJECTORY (HLT) DENGAN MERONCE KARET YEYE. Bernadetta Eswindha

BAB II LANDASAN TEORI. Tugas Akhir ini. Berikut merupakan landasan teori yang dapat diuraikan.

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia itu sendiri (Dwi Siswoyo,dkk, 2007: 16). Oleh karena itu pendidikan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ACCELERATED INSTRUCTION (TAI) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PECAHAN

PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN IPA DAN MATEMATIKA DI SEKOLAH DASAR

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK KANCING GEMERINCING DI SEKOLAH DASAR

Permainan Tradisional: Media Pembelajaran di Dalam Kelas BIPA

Oleh: Ramikayani, S.Pd Guru SDN Mantaren 1 Kabupaten Pulang Pisau ABSTRAK

PENGGUNAAN METOE TANYA JAWAB DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA BLOK PECAHAN DAN REALITA TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP PECAHAN SISWA KELAS IV SD NEGERI PILANG 1 MASARAN SRAGEN

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING SISWA KELAS V SD NEGERI 5 KUTOSARI

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran metamatika telah diperkenalkan sejak siswa menginjak kelas I. dibandingkan dengan mata pelajaran lainnya.

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE KUMON

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SOAL CERITA PECAHAN PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL ENGKLEK

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN BOROWETAN TAHUN AJARAN 2012/2013

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA BERBASIS PADA KARYA SENI DAN BUDAYA MASYARAKAT LOKAL

PENERAPAN ALAT PERAGA MONTESSORI UNTUK MENGIDENTIFIKASI MINAT BELAJAR SISWA KELAS 3 SD PADA MATERI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN EMPAT DIGIT

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN ALAT PERAGA TEROPONG KELAS IV SD

BAB I PENDAHULUAN. interaksi sosial yang kuat. Untuk melangsungkan kehidupannya, manusia

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI PERMAINAN SONDA GANDA MODIFIKASI PADA ANAK KELOMPOK BERMAIN AL-HASANAH

BAB I PENDAHULUAN. menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi dan pengetahuan yang ada. Diantara

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA DENGAN MENERAPKAN MODEL STAD DAN ROLE PLAYING

Windy Zarina Agustina, Titik Sugiarti, Nanik Yuliati 1)

Nur Khasananah 1, Triyono 2, Joharman 3 FKIP, PGSD Universitas Sebelas Maret

Mahasiswa S1 Program Studi Pendidikan Kimia PMIPA FKIP Universitas Sebelas Maret, Surakarta

PENERAPAN IPTEKS PENGEMBANGAN PERMAINAN TRADISIONAL DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI TINGKAT SEKOLAH. Oleh Samsuddin Siregar

PENGGUNAAN MEDIA MOBIL MAINAN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Keywords: Index Card Match, card number, Learning Mathematics

2 kembang pola fikir siswa pada fase operasional. Di usia perkembangan kognitif, siswa masih terikat dengan objek konkret yang dapat di tangkap oleh p

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG MELALUI PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATIC EDUCATION (RME)

PENGGUNAAN MODEL MAKE A MATCH DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PERKALIAN DAN PEMBAGIAN SISWA KELAS II Oleh:

Pendekatan Etnomatematika dalam Permainan Tradisional Anak di Wilayah Kerapatan Adat Koto Tengah Kota Sungai Penuh Propinsi Jambi

PERAGA KARTON BERPETAK

PENINGKATAN HASIL BELAJAR OPERASI HITUNG PECAHAN MELALUI PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK DI KELAS V SDN 3 GRENGGENG JURNAL SKRIPSI

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

Keyword: Index Card Match, Learning Interest, natural Science.

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING DI SDN 20 KURAO PAGANG

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD N 1 LEMBUPURWO TAHUN AJARAN 2012/2013

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional, dalam kurikulum 2006, bertujuan antara lain agar siswa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Matematika merupakan mata pelajaran yang penting untuk diajarkan di MI karena

BAB I PENDAHULUAN. adanya jembatan yang dapat menetralisir perbedaan atau pertentangan tersebut.

JURNAL PENDIDIKAN LUAR BIASA PENGGUNAAN ALAT PERAGA METERAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA BAGI SISWA BERKESULITAN BELAJAR MATEMATIKA

UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN METODE PERMAINAN PADA SISWA KELAS V SD N 1 KAYUMAS KECAMATAN JATINOM

Program Program Studi Pendidikan Matematika, FKIP Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta 1)

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISCOVERY PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SD

ARTIKEL PENELITIAN. Oleh ADE ISLAMIATI NPM:

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI KEANEKARAGAMAN BUDAYA INDONESIA MELALUI METODE TALKING STICK

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PECAHAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG BILANGAN BULAT MENGGUNAKAN MEDIA PAPAN BERPASANGAN

PERBEDAAN PENGGUNAAN METODE JARIMATIKA DAN METODE EKSPOSITORY TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SD

ARTIKEL PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENJUMLAHAN SISWA KELAS II MELALUI ALAT PERAGA SEDOTAN DAN KANTONG BILANGAN DI SDN 13 BANGKO KABUPATEN SOLOK SELATAN

KEMAMPUAN SISWA TENTANG INTEGRASI MATEMATIKA DALAM PERMAINAN TRADISIONAL ANAK-ANAK SIDOARJO

Pengembangan Instrumen Pengukuran Kompleksitas Soal Kontekstual Matematika

PENGGUNAAN MODEL KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PECAHAN PADA SISWA KELAS III SD NEGERI ORI TAHUN AJARAN 2012/2013

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN METODE PENEMUAN TERBIMBING PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SDN 49 ARTIKEL PENELITIAN OLEH

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, terutama ditingkat sekolah dasar (SD).

PENERAPAN METODE INKUIRI TERBIMBING DENGAN BENDA NYATA DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN PECAHAN SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan syarat mutlak

Biya Ebi Praheto Mahasiswa S3 Pendidikan Bahasa Indonesia UNS Dosen Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta

PENERAPAN MODEL TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI)

PENGARUH PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION

Pembelajaran Matematika Materi Bangun Datar Sederhana Siswa Kelas III SDN Keboan Anom

PENGGUNAAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS V SD

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG OPERASI HITUNG PECAHAN MELALUI PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK

PENGGUNAAN MEDIA BANGUN DATAR DALAM PENINGKATAN PEMAHAMAN BILANGAN PECAHAN SISWA KELAS III SD NEGERI BANJARSARI TAHUN AJARAN 2011/2012

PENGGUNAAN MEDIA PAPAN BERPAKU UNTUK MENINGKATKAN HASIL BERLAJAR MATEMATIKA

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA MANIPULATIF TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK DI SD

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran matematika di jenjang Sekolah Dasar (SD) adalah salah satu

BAB I PENDAHULUAN. investasi untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan keahlian untuk

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MENGGUNAKAN MEDIA WAYANGMATIKA

Ulpiyaturahmah, Purwati Kuswarini, Ai Sri Kosnayani ABSTRACT

Transkripsi:

Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Terapannya 2016 p-issn : 2550-0384; e-issn : 2550-0392 PEMBELAJARAN MATEMATIKA DALAM PERMAINAN TRADISIONAL ENGKLEK UNTUK SISWA SD KELAS V Agustina Dhevin Merinda Damayanti Jurusan Pendidikan Matematika dan IPA Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dhevinmerinda@gmail.com Rosa Dina Putranti Jurusan Pendidikan Matematika dan IPA Universitas Sanata Dharma Yogyakarta ABSTRACT. This article is arranged in order to show the area of a two-dimentional figure for real, especially for square, rectangle, and trapezodial. Beside, its purpose is to introduce traditional games towards modern elementary students. As the time goes by, the elementary students nowadays have contaminated by gadget that most of them are not familiar with the traditional games. The act of not introducing the children with traditional games of a region will make it quickly extinct. The only way is to correlate the learning process with the traditional games. This research uses library study and qualitative method. The result of the research will be obtained by using the traditional games to imrpove the learning motivation of the students towards Mathematics. Another thing is to increase the study result significantly. This article focuses on the relation between Engklek traditional game and the two-dimentional area for the fifth grade of elementary school. Keywords: Games, traditional, Engklek, two-dimension ABSTRAK. Artikel ini disusun dengan tujuan untuk menunjukkan luas daerah dari suatu bangun datar secara nyata khususnya persegi, persegi panjang, dan trapesium. Selain itu juga bertujuan untuk memperkenalkan permainan tradisional kepada siswa SD generasi modern. Seiring perkembangan jaman, siswa SD saat ini sudah terkontaminasi dengan gadget sehingga banyak dari anak-anak pada saat ini kurang mengetahui permainan tradisional. Apabila anakanak tidak diperkenalkan dengan permainan tradisional suatu daerah, lama kelamaan permainan tadisional akan punah. Salah satu caranya yaitu dengan mengaitkan pembelajaran dengan permainan tradisional. Penelitian ini menggunakan metode kajian pustaka dan penelitian kualitatif. Berdasarkan penelitian tersebut diperoleh hasil yaitu dengan menggunakan permainan tradisional ini dapat meningkatkan minat belajar siswa terhadap matematika, dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa secara signifikan. Pada artikel ini pembahasan lebih dikhususkan pada hubungan permainan tradisional engklek dengan materi luas bidang datar untuk kelas V SD. Kata Kunci: Permainan, tradisional, Engklek, bidang datar

Pembelajaran Matematika dalam Permainan Tradisional Engklek 254 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Ruseffendi (1991), matematika adalah bahasa simbol; ilmu deduktif yang tidak menerima pembuktian secara induktif; ilmu tentang pola keteraturan dan struktur yang terorganisasi mulai dari unsur yang tidak didefinisikan ke unsur yang didefinisikan, ke aksioma atau postulat dan akhirnya ke dalil. Siswa Sekolah Dasar (SD) umurnya berkisar antara 6 atau 7 tahun sampai 12 atau 13 tahun. Menurut Piaget, mereka berada pada fase operasional konkrit sehingga masih terikat dengan objek konkrit yang ditangkap oleh panca indra. Dalam mempelajari matematika yang abstrak, siswa memerlukan alat bantu berupa media yang didalamnya termasuk alat peraga yang dapat memperjelas apa yang akan disampaikan oleh guru sehingga lebih mudah dipahami dan dimengerti oleh siswa. Kebudayaan di Indonesia sangatlah beragam khususnya di pulau Jawa, salah satu budayanya adalah permainan tradisional engklek. Belajar dengan menggunakan media permainan akan membuat siswa lebih tertarik mempelajari suatu materi terutama pelajaran matematika. Berdasarkan hasil observasi secara langsung pada siswa dan berdasarkan pegalaman peneliti, biasanya anak cenderung tidak menyukai matematika, dikarenakan matematika itu sulit. Metode pembelajaran yang tidak tepat akan membawa kebosanan yang akan menjadikan momok ketidaksukaan matematika pada siswa. Pada fase operasional konkrit anak lebih cenderung menyukai permainan. Oleh sebab itu, peneliti menerapkan permainan tradisional Engklek dalam pembelajaran matematika materi Luas Bangun Datar (Persegi, Persegi Panjang, dan Trapesium) untuk siswa kelas V. Penelitian tersebut sejalan dengan penelitian pada artikel yang berjudul Pengembangan Desain Pembelajaran Matematika Untuk Siswa SD Berbasis Aktivitas Budaya dan Permainan Tradisional Masnyarakat Kampung Naga (Jurnal Siliwangi Vol. 1. No.1.Nov.2015) 1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah pada penelitian ini adalah :

255 A. D. M. Damayanti dan R. D. Putranti 1. Bagaimana keterlaksanaan penerapan permainan Engklek dalam pembelajaran matematika? 2. Bagaimanakah hasil pekerjaan siswa setelah dan sebelum diberi treatment? 3. Bagaimanakah respon siswa terhadap permainan Engklek dalam pembelajaran matematika? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan Penelitian ini adalah : 1. Mengetahui tingkat keberhasilan terlaksananya permainan engklek dalam pembelajaran matematika. 2. Mendeskripsikan hasil pekerjaan siswa sebelum dan sesudah melakukan permainan engklek. 3. Mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran matematika menggunakan engklek. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat dari peneltian ini adalah yaitu untuk meningkatkan ketertarikan siswa terhadap pembelajaran matematika, memperkenalkan permainan tradisional kepada anak-anak jaman sekarang, menunjukkan kepada siswa bahwa ada hubungan antara permainan engklek degan pembelajaran matematika. 2. METODE PENELITIAN Dalam pengakajian etnomatematika khususnya dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan engklek, peneliti menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dalam penelitian tersebut. Permainan engklek ini masih eksis di kalangan siswa SDN Karangasem, Condong Catur terbukti bahwa setiap jam istirahat para siswa bermain permainan ini di halaman sekolah. Subyek dalam penelitian ini adalah 13 siswa kelas V SDN Karangasem. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa hasil pekerjaan siswa yang kemudian dianalisis oleh peneliti. Langkah pertama yang peneliti lakukan yaitu memberikan soal pre-test kepada siswa terkait materi luas bidang datar. Setelah

Pembelajaran Matematika dalam Permainan Tradisional Engklek 256 itu diberikan treatment kepada siswa secara langsung dan yang terakhir adalah pemberian post-test. Alat dan bahan yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah meteran, gacuk (bisa berupa potongan genting/ keramik), soal, kertas, dan alat tulis. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Pelaksanaan penelitian etnomatematika melalui permainan engklek yang dilakukan di halaman SDN Karangasem, Condong Catur, Yogyakarta diikuti oleh 13 siswa kelas V. Pemanfaatan etnomatematika melalui permainan engklek ini lebih cocok digunakan pada kurikulum 2013 karena pada K13 guru hanya sebagai fasilitator dan siswa diharapkan aktif dalam kegiatan pembelajaran. Etnomatematika dapat menjelaskan realitas hubungan antara budaya sekitar dan matematika saat mengajar. Pelajaran matematika yang masih menjadi momok bagi siswa dan budaya lokal yang hampir hilang menjadikan etnomatematika menjadi salah satu solusinya. Dalam artikel ini akan dibahas mengenai tiga tahap yang dilakukan peneliti dalam melakukan penelitian. 3.1 Pemberian Soal Pre-Test Langkah pertama yang dilakukan oleh peneliti adalah pemberian soal pretest kepada siswa. Materi yang akan diuji cobakan adalah tentang mencari luas dan keliling bangun datar, khususnya persegi dan persegi panjang. Soal pre-test yang diberikan berupa soal essai yang terdiri dari 10 soal, dimana disetiap soalnya memiliki tingkat kesulitan yang berbeda-beda. Dimulai dengan soal yang mudah hingga yang harus berfikir tingkat tinggi. Soal yang dijadikan pre-test antara lain : 1. Diketahui suatu persegi panjang dengan panjang 5 cm dan lebar 4 cm. Berapakah luas dari persegi panjang tersebut? 2. Di suatu perusahaan terdapat kolam renang berbentuk persegi panjang, dengan luas kolam nya adalah 120 m 2. Panjang dari kolam tersebut adalah 40 m, tentukan lebar dari kolam tersebut. 3. 3cm 9cm Tentukan luas bangun di samping! 7cm

257 A. D. M. Damayanti dan R. D. Putranti Terdapat beberapa siswa yang masih mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal nomor 3 tersebut. Kesalahan yang sering dilakukan para siswa adalah kurangnya pemberian satuan dalam hasilnya. Berdasarkan hasil pre-test tersebut dapat diketahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang sudah guru sampaikan. 3.2 Pemberian Treatment 3.2.1 Pembuatan Bidang Engklek Permainan engklek ini bisa dilakukan di atas tanah, halaman, dan di pelataran ubin atau aspal. Bidang engklek biasanya berupa kotak-kotak atau persegi. Pada penelitian ini, peneliti memodifikasi bidang engklek berupa persegi, persegi panjang, dan trapesium. Untuk menggambar bidangnya sendiri hanya dibutuhkan kapur tulis dan meteran untuk mengukur panjang dan lebar setiap sisi bidangnya. Gambar 1. Model Bidang Engklek 3.2.2 Cara Bermain Permainan engklek ini dimainkan dengan cara : 1. Menggambar bidang engklek terlebih dahulu. 2. Kemudian pemain harus melakukan hompimpah 3. Untuk dapat bermain, setiap anak harus mempunyai kereweng / gacuk / buah / yang biasanya berupa pecahan genting. 4. Para pemain harus melompat dengan menggunakan satu kaki di setiap kotakkotak / petak-petak yang telah digambarkan sebelumnya di tanah. sebelum melompat, siswa mengambil soal yang telah disediakan. Jika siswa dapat

Pembelajaran Matematika dalam Permainan Tradisional Engklek 258 menjawab pertanyaan tersebut, maka siswa dapat melompat dan melanjutkan permainan. 5. Kereweng/gacuk dilempar ke salah satu petak yang tergambar di tanah, petak dengan gacuk yang sudah berada diatasnya tidak boleh diinjak/ditempati oleh setiap pemain, jadi para pemain harus melompat ke petak berikutnya dengan satu kaki mengelilingi petak-petak yang ada. 6. Pemain tidak diperbolehkan untuk melemparkan kereweng/gacuk hingga melebihi kotak atau petak yang telah disediakan. Jika ada pemain yang melakukan kesalahan tersebut maka pemain tersebut akan dinyatakan gugur dan diganti dengan pemain selanjutnya. 7. Pemain yang menyelesaikan satu putaran sampai di puncak gunung, mengambil kereweng /gajuk dengan membelakangi gunung dan menutup mata, tidak boleh menyentuh garis juga. Apabila pemain tersebut menyentuh garis/ terjatuh saat mengambil kerewengnya maka dia mati dan digantikan pemain selanjutnya. 8. Selanjutnya apabila berhasil pemain lanjut ke tahap mencari sawah dengan cara, menjagling kereweng/gajuk dengan telapak tangan bolak-balik sebanyak 5 kali tanpa terjatuh. Hal ini dilakukan dalam posisi berjongkok membelakangi bidang engklek dan berada di tempat jatuhnya kereweng yang tadi di lempar. Setelah berhasil menjagling sebanyak 5 kali pemain masih dalam posisi yang sama melemparkan ke bidang engklek, apabila tepat pada salah satu bidang engklek maka bidang tersebut menjadi sawah pemain. Dan apabila gagal pemain mengulangi kembali dari gunung. 9. Pemain yang memiliki sawah paling banyak adalah pemenangnya. 3.3 Pemberian soal Post-test Post-test diberikan langsung sesudah pemberian treatment, soal post-test yang diberikan tidak jauh berbeda dengan soal pre-test. Dalam soal post-test ini peneliti lebih banyak memberikan soal bergambar dan soal cerita. Berdasarkan hasil post-test ini dapat dibandingkan hasil pekerjaan siswa sebelum diberikan treatment dan sesudah diberikan treatment. Terdapat dua siswa yang bagi peneliti

259 A. D. M. Damayanti dan R. D. Putranti menarik untuk dianalisis. Siswa tersebut pada saat pre-test mendapatkan nilai yang jauh dari KKM tetapi pada saat post-test kedua siswa tersebut mengalami kenaikan nilai yang sangat signifikan. Pada saat diadakan pre-test nilai siswa yang tuntas sebesar 31% dan sedangkan pada saat pemberian post-test hasil tersebut meningkat menjadi 69%, dengan rata-rata kenaikan nilai yang diperoleh siswa sebesar 13%. Berdasarkan hasil pre-test dan post-test dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan pemahama siswa secara signifikan. Masih terdapat beberapa siswa yang mengalami sedikit penurunan nilai, kesalahan yang dilakukan siswa ini adalah kurangnya tingkat ketelitian dalam membaca soal. 4. KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan diperoleh 1) menggunakan permainan tradisional engklek dalam pembelajaran matematika dapat terlaksana 85% karena terkendala oleh waktu, 2) berdasarkan penelitian dapat dikatakan bahwa dengan menggunakan permainan engklek dapat meningkatkan hasil belajar siswa sebesar 69 %, 3) respon siswa terhadap permainan tradisional engklek dalam pembelajaran matematika 100% siswa senang dengan pembelajaran tersebut karena menurut mereka penggunaan permainan saat pembelajaran sangatlah baru dan membuat mereka tertarik untuk belajar Matematika. 4.2 Saran Untuk penelitian lebih lanjut, hendaknya diberikan treatment lebih dari satu kali dan mencoba untuk menerapkan permainan engklek pada bangun datar yang lainnya. UCAPAN TERIMAKASIH Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu kami dalam penelitian ini, yaitu :

Pembelajaran Matematika dalam Permainan Tradisional Engklek 260 1. Ibu Haniek S.P. Selaku dosen pengampu matakuliah Kapita Selekta Pendidikan Matematika 2. Bapak Kepala Sekolah SDN Karangasem yang sudah mengizinkan untuk melakukan penelitian 3. Bapak dan Ibu Guru wali kelas V SDN Karangasem 4. Siswa SDN Karangasem, Condong Catur, Yogyakarta. DAFTAR PUSTAKA Hartoyo, A., Eksplorasi Etnomatematik Pada Budaya Masyarakat Dayak Perbatasan Indonesia-Malaysia Kabupaten Sanggau Kalbar, Jurnal Penelitian Pendidikan, 13(1) (2012). Heruman, Model Pembelajaran Matematika Di Sekolah Dasar. Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2007. Muzdalipah, I. dan Yulianto, E., Pengembangan Desain Pembelajaran Matematika untuk Siswa SD Berbasis Aktivitas Budaya dan Permainan Tradisional Masyarakat Kampung Naga, Jurnal Siliwangi, 1(1) (2015). Prihastari, E. B., Pemanfaatan Etnomatematik Melalui Permainan Engklek Sebagai Sumber Belajar, Universitas Slamet Riyadi, 2006, diakses pada 23 September.