BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha sadar yang dilakukan untuk

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kepada siswa dalam pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya.

53. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunanetra (SDLB A)

54. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunarungu (SDLB B) A. Latar Belakang

Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) Mata Pelajaran Seni Musik Sumber: KTSP 2006

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Muatan Seni Budaya dan Keterampilan sebagaimana yang diamanatkan

55. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB D) A. Latar Belakang

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-

58. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunanetra (SMPLB-A)

56. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Konsep Dasar Pendidikan Seni Budaya dan Keterampilan

59. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunarungu (SMPLB B)

60. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunadaksa (SMPLB D)

77. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunanetra (SMALB A)

56. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

79. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunadaksa (SMALB D)

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Hal ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah

61. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunalaras (SMPLB E)

80. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunalaras (SMALB E)

76. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA)

78. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunarungu (SMALB B)

56. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunalaras (SDLB E)

BAB I PENDAHULUAN. mulia, keterampilan untuk hidup mandiri, mengikuti pendidikan lebih lanjut.

12. Mata Pelajaran Seni Budaya A. Latar Belakang Muatan seni budaya sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor

52. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

INSTRUMEN 1 PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETERAMPILAN BIDANG KETERAMPILAN (KERAJINAN) SEKOLAH DASAR/MADRASAH IBTIDAIYAH


BAB I PENDAHULUAN. Standar Nasional Pendidikan tidak hanya terdapat dalam satu mata pelajaran

52. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

BAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan salah satu cabang seni yang mempunyai fungsi melatih

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

commit to user BAB I PENDAHULUAN

PROGRAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETRAMPILAN SEKOLAH DASAR KELAS V SEMESTER

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk. Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

I. PENDAHULUAN. mencerdaskan dan meningkatkan taraf hidup suatu bangsa. Bagi bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan. efisien serta mengikuti perkembangan zaman.

I. PENDAHULUAN. Nasional RI No. 20 Tahun 2003 adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting, setiap manusia

KONTRIBUSI MINAT, MOTIVASI, PERKEMBANGAN TEKNOLOGI TERHADAP KREATIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DI SMA N 1 PULOKULON

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan, karena pendidikan

PROGRAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETRAMPILAN SEKOLAH DASAR KELAS IV SEMESTER 2

PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETERAMPILAN MENUMBUHKAN KECERDASAN MORAL SECARA KOMPETITIF

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi persyaratan untuk mengikuti pendidikan menengah. Tujuan

PEMBELAJARAN SENI TARI BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI STIMULUS ALAM SEKITAR DI SDN TERSANA BARU KABUPATEN CIREBON

PROGRAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETRAMPILAN SEKOLAH DASAR KELAS V SEMESTER 2

BAB I P E N D A H U L U A N. Pendidikan seni berperan penting dalam pengembangan kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN. dapat dijadikan modalitas belajar sebagai jaringan untuk pembelajaran dan

PENGERTIAN KTSP DAN PENGEMBANGAN SILABUS DALAM KTSP. Oleh Dr. Jumadi

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENYUSUNAN KTSP. Sosialisasi KTSP 1

88. Mata Pelajaran Keterampilan untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Undang-undang pendidikan menyebutkan bahwa pendidikan nasional

57. Mata Pelajaran Keterampilan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Negara Republik Indonesia tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan nilai perilaku seseorang atau masyarakat, dari suatu keadaan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses yang disosialisasikan sebagai usaha

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh orang

SILABUS PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan yang meliputi; (1) Standarisasi, (2) Kompetensi Lulusan, (3)

BAB I PENDAHULUAN. salah satu cara untuk mengubah sikap dan perilaku seseorang atau kelompok

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan sekolah dasar adalah bagian dari system pendidikan yang merupakan lembaga pendidikan formal,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No.2 Tahun 1989 pasal 4. Untuk mencapai tujuan Pendidikan Nasional tersebut, perlu

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI ALAT PERAGA LINGKARAN SISWA KELAS IV SDN SOKA 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara tidak

UPAYA MAHASISWA, DOSEN DAN PIHAK UNIVERSITAS DALAM PEMBENTUKAN KARAKTERISTIK MAHASISWA YANG IDEAL. Oleh : Annisa Ratna Sari, S. Pd

PROGRAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETRAMPILAN SEKOLAH DASAR KELAS VI SEMESTER 2

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Bidang Studi SBK di Kelas IV SDI Tarbiyatul Athfal Surabaya ini dirancang

BAB I PENDAHULUAN. Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berbudi pekerti luhur memiliki

BAB I PENDAHULUAN. dan berfungsi untuk meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia. Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul sehingga nantinya akan

BAB I PENDAHULUAN. karakter dan kepribadian anak. Berdasarkan Undang - undang Sistem. Pendidikan Nasional NO.20 Tahun 2003 BAB I ayat 14, menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan peran yang sangat besar dalam menciptakan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. orang lain serta alat untuk mengidentifikasi diri. Bahasa memiliki peranan dalam

BAB I PENDAHULUAN. anak agar mempunyai sifat dan tabiat sesuai cita-cita pendidik. 1

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi anak didik sehingga menjadi orang yang dewasa fisik,

BAB I PENDAHULUAN. Bab I ketentuan umum pada pasal 1 dalam UU ini dinyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. sejak manusia ada. Apalagi masa-masa sekarang dan masa mendatang. Maju

BAB I PENDAHULUAN. pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil,

I. PENDAHULUAN. keadaan tertentu kesuatu keadaan yang lebih baik. Pendidikan sebagai pranata

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia lahir sampai dengan memasuki pendidikan dasar merupakan

BAB I PENDAHULUAN. penting dan dominan menetukan maju mundurnya suatu bangsa, serta. membentuk generasi penerus bangsa yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari, maka dari itu matematika dimasukkan sebagai salah satu mata

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENYUSUNAN PENYUSUN KTSP

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Proses pendidikan tak dapat dipisahkan dari proses pembangunan

2016 PENERAPAN TEKNIK MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SAINS SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu komponen penting yang tidak dapat dipisahkan

SILABUS PEMBELAJARAN

PENINGKATAN KREATIVITAS ANAK MELALUI PERMAINAN BALOK DI KELAS A PAUD AL-HIDAYAH ACEH BESAR. Isthifa Kemal 1 Sari Yuanita 2 ABSTRAK

KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA DAN PRAKARYA SEKOLAH DASAR KELAS I - VI

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu usaha sadar yang dilakukan untuk membentuk insan yang seutuhnya, yaitu manusia yang beriman, yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi luhur, bertanggung jawab, bekerja keras, disiplin, mandiri, cerdas, terampil, serta sehat jasmani dan rohani. Hal ini selaras dengan tujuan pendidikan Nasional. 1 Pendidikan seni budaya dan keterampilan sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan tidak hanya terdapat dalam satu mata pelajaran karena budaya itu sendiri meliputi segala aspek kehidupan. Dalam mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan, aspek budaya tidak dibahas secara tersendiri tetapi terintegrasi dengan seni. Karena itu, mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan pada dasarnya merupakan pendidikan seni yang berbasis budaya. 2 1 Utami Munandar, Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah, (Jakarta: Gramedia, 1985), 13. 2 Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2006), 55. 1

2 Tujuan pendidikan seni menurut Laura Chapman, bahwa pendidikan seni diberikan kepada anak dengan berbagai tujuan tetapi semuanya didasari oleh keyakinan bahwa seni membentuk kepekaan anak sejak pertama kali mereka mengalaminya sebagai bentuk dasar dari ekspresi dan sebagai tanggapan dalam kehidupannya. 3 Pendidikan Seni Budaya dan Keterampilan diberikan di sekolah karena keunikan, kebermaknaan, dan kebermanfaatan terhadap kebutuhan perkembangan peserta didik, yang terletak pada pemberian pengalaman estetik dalam bentuk kegiatan berekspresi/berkreasi dan berapresiasi. Kegiatan anak dalam seni mendorong mereka untuk meningkatkan daya kreativitas yang dimilikinya serta percaya terhadap potensi yang dimilikinya tersebut karena kesempatan untuk berekspresi secara optimal dapat dilakukan melalui seni. 4 Dalam Pendidikan Seni Budaya dan Keterampilan, siswa dapat berekspresi, berkreasi, dan berapresiasi melalui pendekatan: belajar dengan seni, belajar melalui seni dan belajar tentang seni. 1. Pendekatan belajar dengan seni Pendekatan ini menekankan pada proses pemerolehan dan pemahaman pengetahuan yang didapatkan dengan kegiatan seni. Misalnya siswa belajar 3 Bandi, M. Pd., dkk, Pembelajaran Seni Budaya dan Keterampilan (Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Islam Departemen Agama RI, 2009), 26. 4 Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2006), 55.

3 membuat karya kerajinan, maka dengan mempelajari cara membuat karya kerajinan, siswa dapat mengetahui dan memahami nilai apa yang terkandung pada karya kerajinan tersebut. 2. Pendekatan belajar melalui seni Pendekatan ini menekankan pada pemahaman emosional yang tercermin kedalam penanaman nilai-nilai atau sikap yang terbentuk melalui kegiatan berseni, seperti dalam membuat karya kerajinan, dituntut menggunakan cara atau teknik tertentu. 3. Pendekatan belajar tentang seni Pendekatan ini lebih menekankan pada pembelajaran tentang penguasaan materi-materi seni yang tergambar pada unsur-unsurnya, seperti garis, ruang, tekstur, warna, dan sebagainya. Pendidikan Seni Budaya dan Keterampilan memiliki peranan dalam pembentukan pribadi peserta didik yang harmonis dengan memperhatikan kebutuhan perkembangan anak dalam mencapai multikecerdasan yang terdiri atas kecerdasan intrapersonal, interpersonal, visual spasial, musikal, linguistik,

4 logik matematik, naturalis serta kecerdasan adversitas, kecerdasan kreativitas, kecerdasan spiritual dan moral, dan kecerdasan emosional. 5 Pada bidang keterampilan, diharapkan bisa mencakup segala aspek kecakapan hidup (life skills) yang meliputi keterampilan personal, keterampilan vokasional, dan keterampilan akademik. Dalam prakteknya berdasarkan ramburambu KTSP, bidang keterampilan ini membekali siswa untuk bisa membuat karya kerajinan tangan atau pendukung kegiatan seni rupa lainnya. 6 Mata pelajaran Keterampilan pada tingkat SD/MI ditekankan pada keterampilan vokasional, khusus kerajinan tangan. Terkait dengan keterampilan kerajinan tangan, apa yang dapat dilakukan oleh pendidik adalah mengembangkan sikap dan kemampuan peserta didik atau siswa, agar dapat membantu untuk menghadapi persoalan-persoalan di masa mendatang dengan keterampilan dan daya imajinasinya. Dalam keterampilan, hasil pembelajaran yang diharapkan, diorganisir untuk memperoleh pemahaman pengetahuan, keterampilan, teknik, teknologi, dan proses secara spesifik. Walaupun keterampilan mempunyai keunikan tersendiri, tetapi keempat bidang seni direncanakan untuk diajarkan dalam satu proses pembelajaran yang terintegrasi. 5 Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2006), 55. 6 Bandi, M. Pd., dkk, Pembelajaran Seni Budaya dan Keterampilan (Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Islam Departemen Agama RI, 2009), 32.

5 Pada tingkat SD/MI, ada berbagai jenis karya keterampilan yang memungkinkan untuk dipraktekkan di sekolah. Beberapa jenis karya atau kegiatan berkarya keterampilan yang dimaksud adalah keterampilan membuat cat (pewarna) dari bahan alam dan buatan, membuat mainan yang digerakkan oleh angin dari bahan kertas dan bukan kertas, membuat mainan yang digerakkan dengan tali, karya kerajinan dengan teknik konstruksi, karya kerajinan motif hias Nusantara, dan lain sebagainya. Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan ibu Faridatus Zuroh, S.pd.I, selaku guru pengajar SBK di kelas IV-B SDI Tarbiyatul Athfal Surabaya, ratarata nilai hasil karya kerajinan motif hias Nusantara siswa tersebut adalah 68,23 yang tergolong masih dibawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang telah ditetapkan yakni 75. Dari 22 siswa, 9 siswa (40,90%) telah mencapai nilai KKM, sedangkan 13 siswa (59,09%) masih belum mencapai nilai KKM yang telah ditentukan tersebut. Dengan demikian, ketuntasan belajar secara klasikal pada materi karya kerajinan motif hias Nusantara di kelas tersebut hanya berkisar 40,9%. Setelah penulis melakukan wawancara dengan beberapa siswa kelas IV-B di sekolah tersebut, 7 bahwa dalam materi keterampilan membuat karya kerajinan motif hias Nusantara, siswa menganggap bahwa materi tersebut sangat rumit dan 7 Hasil wawancara penulis dengan Vina dan Naura, siswi kelas IV SDI Tarbiyatul Athfal pada tanggal 14 Mei 2012

6 sulit sekali. Padahal guru telah menjelaskan tentang proses pembuatan karya kerajinan tersebut kepada siswa, tetapi siswa masih belum dapat memahami dengan baik penjelasan yang diberikan oleh guru. Sehingga berdampak pada hasil belajar siswa yang rata-rata masih di bawah KKM. 8 Hal ini tidak dapat dibiarkan begitu saja. Perlu adanya tindakan yang dilakukan untuk perbaikan dalam pendidikan. Berangkat dari permasalahan tersebut, untuk mendorong keberhasilan guru dalam proses pembelajaran membuat karya kerajinan motif hias Nusantara, penulis berkeyakinan bahwa dengan metode demonstrasi merupakan cara yang tepat untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam materi karya kerajinan motif hias Nusantara di kelas IV SDI Tarbiyatul Athfal Surabaya. Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan berjalannya/bekerjanya suatu proses atau langkah-langkah pembuatan suatu barang/benda kepada siswa secara nyata. 9 Dengan metode demonstrasi, siswa berkesempatan mengembangkan kemampuannya dan terlibat secara langsung dalam mengamati proses terbentuknya suatu benda, serta dapat mengambil kesimpulan-kesimpulan yang diharapkan. 8 Hasil observasi peneliti di kelas IV SDI Tarbiyatul Athfal Surabaya pada tanggal 14 Mei 2012 9 Drs. Cece Wijaya, Kemampuan Dasar Guru dalam Proses Belajar Mengajar (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1991), 92.

7 Berdasarkan hasil penelitian Anis Siamu Rohmah, menunjukkan bahwa pembelajaran dengan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang ditandai dengan peningkatan hasil belajar siswa pada setiap siklus. Dari hasil analisis data terlihat adanya peningkatan ketuntasan belajar siswa mulai dari dari siklus I dan siklus II. Pada siklus I siswa yang tuntas sebesar 64,7% dan pada siklus II sebesar 100%. 10 Begitu pula dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Dewi Perwira Negeri, peningkatan hasil belajar dengan metode demonstrasi pada materi keterampilan membuat anyaman kertas pada mata pelajaran SBK, mengalami peningkatan di siklus I sebesar 56,90% dan pada siklus II sebesar 91,38%. 11 Dari uraian tersebut dapat dijadikan peneliti sebagai dasar untuk melakukan penelitian tindakan kelas dengan menerapkan metode demonstrasi meskipun meterinya berbeda. Peneliti berharap dengan metode demonstrasi, hasil belajar siswa pada materi karya kerajinan motif hias Nusantara mengalami peningkatan yang signifikan. Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut, maka peneliti mengangkat judul penelitian: Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas IV-B SDI 10 Anis Siamu Rohmah, Peningkatan Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan Metode Demonstrasi pada Mata Pelajaran IPA Kelas V MI Muhammadiyah 05 Gempolpading Pucuk Lamongan (Surabaya: IAIN Sunan Ampel, Skripsi 2011) 11 Dewi Perwira Negeri, Peningkatan Hasil Belajar Keterampilan Membuat Anyaman Kertas pada Siswa Kelas IV dengan Metode Demonstrasi di SD Negeri 01 Gambuhan Pemalang (Surabaya: Unesa, Skripsi 2011)

8 Tarbiyatul Athfal Surabaya dalam Materi Karya Kerajinan Motif Hias Nusantara Mata Pelajaran SBK dengan Metode Demonstrasi. B. Rumusan Masalah Untuk memberikan arah penelitian yang jelas dan operasional, dapat dirumuskan masalah penelitian ini sebagai berikut: 1. Apakah metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam materi karya kerajinan motif hias Nusantara siswa kelas IV-B SDI Tarbiyatul Athfal Surabaya? 2. Bagaimanakah peningkatan hasil belajar siswa dalam materi karya kerajinan motif hias Nusantara siswa kelas IV-B SDI Tarbiyatul Athfal Surabaya dengan metode demonstrasi? C. Tindakan yang Dipilih Tindakan yang dilakukan oleh peneliti dalam meningkatkan hasil belajar siswa dalam materi karya kerajinan motif hias Nusantara di kelas IV-B SDI Tarbiyatul Athfal Surabaya adalah dengan metode demonstrasi. Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan

9 berjalannya/bekerjanya suatu proses atau langkah-langkah pembuatan suatu barang/benda kepada siswa secara nyata. 12 Metode demonstrasi lebih baik dibandingkan metode ceramah dalam menyampaikan langkah-langkah pembuatan karya kerajinan. Dengan metode demonstrasi, penyajian meteri akan lebih kongkret dan menarik. Sehingga siswa berkesampatan mengembangkan kemampuannya dan terlibat secara langsung dalam mengamati proses terbentuknya suatu benda, serta dapat mengambil kesimpulan-kesimpulan yang diharapkan. Dengan demikian diharapkan tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan hasil yang maksimal terhadap peningkatan hasil belajar siswa melalui evaluasi di akhir pembelajaran. D. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui keberhasilan metode demonstrasi dalam meningkatkan hasil belajar siswa dalam materi karya kerajinan motif hias Nusantara siswa kelas IV-B SDI Tarbiyatul Athfal Surabaya. 2. Mendeskripsikan peningkatan hasil belajar siswa dalam materi karya kerajinan motif hias Nusantara siswa kelas IV-B SDI Tarbiyatul Athfal Surabaya dengan metode demonstrasi. 12 Drs. Cece Wijaya, Kemampuan Dasar Guru dalam Proses Belajar Mengajar (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1991), 92.

10 E. Lingkup Penelitian Agar penelitian tesebut bisa tuntas dan terfokus, sehingga hasil penelitiannya menjadi akurat, maka permasalahannya akan dibatasi pada hal-hal sebagai berikut: 1. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV-B SDI Tarbiyatul Athfal Surabaya semester genap tahun ajaran 2011 2012. 2. Hasil belajar siswa pada materi karya kerajinan motif hias Nusantara mata pelajaran SBK ini dimaksudkan sebagai ketuntasan siswa dalam membuat karya kerajinan motif hias Nusantara. Untuk menilai ketuntasan belajar siswa tersebut, pada setiap akhir dari kegiatan pembelajaran akan dilakukan evaluasi. Apabila 80% siswa berhasil mencapai nilai KKM 75, maka dapat dikatakan pembelajaran tersebut tuntas. F. Signifikasi Penelitian Adapun manfaat penelitian ini, antara lain adalah: 1. Bagi siswa

11 Penelitian ini diharapkan membantu siswa untuk dapat mengenal kekayaan budaya Indonesia, khususnya ragam motif hias Nusantara dan mengaplikasikannya pada sebuah karya kerajinan. 2. Bagi guru Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi guru yang lain agar dapat digunakan sebagai sumber inspirasi dalam pengajaran keterampilan kerajinan tangan di SD/MI, khususnya dalam materi karya kerajinan motif hias Nusantara. 3. Bagi sekolah Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam hal pengembangan ilmu yang berkaitan dengan keterampilan di sekolah dasar khususnya di kelas IV-B SDI Tarbiyatul Athfal Surabaya. 4. Bagi peneliti Temuan-temuan dalam penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pengalaman dalam rangka mengkaji persoalan-persoalan pendidikan khususnya persoalan pendidikan SD/MI.