LAPORAN PRAKTIKUM PENDIDIKAN IPA PENGERTIAN DAN PERKEMBANGAN PENDIDIKAN IPA DI TINGKAT SMP. Disusun Oleh : Sani Wirayati Kelas A

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimanakah pengertian IPA? 2. Bagaimanakah perkembangan IPA di Indonesia?

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2003 Bab I Pasal I Ayat 1 menjelaskan bahwa pendidikan adalah usaha

DIKTAT PENDIDIKAN SAINS. Asri Widowati, M.Pd

TEORI IPA : Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) AWALAN PENGERTIAN IPA

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas pendidikan merupakan masalah yang harus diselesaikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Denok Norhamidah, 2013

2015 PENERAPAN PEND EKATAN KONTEKSTUAL D ALAM PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SEKOLAH D ASAR D I KOTA BAND UNG

BAB I PENDAHULUAN. knowledge, dan science and interaction with technology and society. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. mempersiapkan peserta didik mengikuti pendidikan menengah. Salah satu bidang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran problem solving merupakan salah satu model pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Maimunah, 2014

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi manusia termasuk dirinya sendiri. Dalam Undang-Undang RI No.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mendatangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan perbaikan mutu pendidikan agar mencapai tujuan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. dianggap sebagai sesuatu yang harus dimiliki oleh setiap individu karena

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. pergantian zaman, pendidikan juga mengalami perkembangan, yaitu. menyesuaikan dengan keadaan yang sedang berlangsung.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewi Elyani Nurjannah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. berlandaskan pada kurikulum satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan. masyarakat secara mandiri kelak di kemudian hari.

ILMU ALAMIAH DASAR. Isti Yunita, M. Sc FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015

BAB I PENDAHULUAN. harapan sangat bergantung pada kualitas pendidikan yang ditempuh. imbas teknologi berbasis sains (Abdullah, 2012 : 3).

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu pengetahuan yang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (Suryosubroto, 2009:2).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu langkah untuk merubah sikap, tingkah

BAB I PENDAHULUAN. Upaya peningkatan mutu pendidikan dalam ruang lingkup pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PEMBELAJARAN IPA SMP MENURUT KURIKULUM 2013

BAB I PENDAHULUAN. ditakuti dan tidak disukai siswa. Kecenderungan ini biasanya berawal dari

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang mempelajari

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. sering dimunculkan dengan istilah literasi sains (scientific literacy). Literasi

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) saat ini menjadi

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pembenahan di segala bidang termasuk bidang pendidikan. Hal ini juga dilakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Upaya peningkatan mutu pendidikan telah dilakukan oleh pemerintah secara

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan secara historis telah menjadi landasan moral dan etik dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perilakunya karena hasil dari pengalaman.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mempelajari pengetahuan berdasarkan fakta, fenomena alam, hasil pemikiran

2.2 Aktivitas Belajar dengan Menggunakan Media Gambar. Aktivitas belajar menggunakan media gambar merupakan kegiatan, kesibukan,

BAB I PENDAHULUAN. salah satu komponen penting dalam membentuk manusia yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi tantangan-tantangan global. Keterampilan berpikir kritis

BAB I PENDAHULUAN. Ruang lingkup IPA meliputi alam semesta secara keseluruhan baik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sains atau Ilmu Pengetahuan Alam (selanjutnya disebut IPA) diartikan

BAB I PENDAHULUAN. B. Perumusan Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. interaksi aktif dilakukan pembelajaran dengan lingkungan, yang menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dan sangat berpengaruh terhadap kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan alam berkaitan dengan cara mencari tahu tentang gejala alam secara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dede Sofiatun,2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

2.2 Aktivitas Belajar dengan Menggunakan Media Diskusi. Aktivitas belajar menggunakan media gambar merupakan kegiatan, kesibukan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. suatu negara dapat mencapai sebuah kemajuan adalah pendidikan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tiara Nurhada,2013

BAB I PENDAHULUAN. sangat banyak. Tuntutan tersebut diantaranya adalah anak membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mewujudkan upaya tersebut, Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 31. Ayat (3) mengamanatkan agar pemerintah mengusahakan dan

Diajukan Oleh : IRFAKNI BIRRUL WALIDATI A

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pengalaman pada kegiatan proses pembelajaran IPA. khususnya pada pelajaran Fisika di kelas VIII disalah satu

I.PENDAHULUAN. produk, proses dan sikap. Produk IPA berupa fakta, konsep, prinsip,

BAB I PENDAHULUAN. dalam membangun Sumber Daya Manusia (SDM) yang bermutu untuk. mengembangkan potensi diri dan sebagai katalisator bagi terjadinya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Belajar merupakan aktivitas penting dalam kehidupan manusia, dan setiap

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN IPA TERPADU OLEH GURU BIOLOGI SMP NEGERI DI KABUPATEN SRAGEN

2014 IDENTIFIKASI KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN SIKAP ILMIAH YANG MUNCUL MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS PRAKTIKUM PADA MATERI NUTRISI KELAS XI

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang penting dalam mempersiapkan

BAB I PENDAHULUAN. menuntut individu untuk memiliki kecakapan berpikir yang baik untuk

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 10 BANJARMASIN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang berguna untuk memperluas

BAB I PENDAHULUAN. ilmuwan untuk melakukan proses penyelidikan ilmiah, atau doing science (Hodson,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. suatu proses terjadinya peristiwa. Menurut Rusminiati (2007: 2) metode

II. TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas pembelajaran merupakan suatu ukuran yang berhubungan dengan tingkat

2 Penerapan pembelajaran IPA pada kenyataannya di lapangan masih banyak menggunakan pembelajaran konvensional yaitu pembelajaran yang berpusat pada gu

BAB I PENDAHULUAN. Sains merupakan suatu kumpulan pengetahuan yang diperoleh tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Adelia Alfama Zamista, 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sains dan teknologi adalah suatu keniscayaan. Fisika adalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran Model Treffinger Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Dan Koneksi Matematis Siswa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. penerus yang akan melahirkan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai landasan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Salah satu upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan Sekolah Dasar sebagai bagian dari sistem pendidikan nasional mempunyai peran yang amat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sistematis untuk mewujudkan suatu proses pembelajaran agar siswa aktif

I. PENDAHULUAN. Sains merupakan pengetahuan yang tersusun secara sistematis, yang

BAB I PENDAHULUAN. (Hamid, 2009: 1). Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk

Bab II Landasan Teori

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pembelajaran IPA IPA merupakan ilmu yang mempelajari tentang alam yang sesuai dengan kenyataan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dipaparkan mengenai latar belakang, rumusan masalah,

BAB I PENDAHULUAN. lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan

Transkripsi:

LAPORAN PRAKTIKUM PENDIDIKAN IPA PENGERTIAN DAN PERKEMBANGAN PENDIDIKAN IPA DI TINGKAT SMP Disusun Oleh : Sani Wirayati 07312241018 Kelas A PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENDIDIKAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2008

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang amat pesat dalam era globalisasi ini, memaksa kita untuk menghadapi berbagai macam perubahan aspek kehidupan. Permasalahan ini dapat diselesaikan dengan upaya penguasaan dan peningkatan dalam bidang IPTEK. Sebagai bangsa kita perlu mengembangkan dan meningkatkan sumberdaya manusia yang dimiliki. Peningkatan sumber daya manusia merupakan persyaratan mutlak yang harus dimiliki oleh setiap bangsa.salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas SDM tersebut adalah dalam jalur pendidikan sebagai factor penentu kemajuan suatu bangsa dalam peningkatan kualitas SDM yang dilaksanakan sebagai factor penentu kemajuan suatu bangsa dalam peningkatan kualitas SDM yang dilaksanakan secara terarah dan sistematis. Pendidikan yang harus dimiliki terutama yang berkaitan dengan alam sekitar dan memanfaatkan alam sebagai objek kajian yaitu pendidikan IPA. Pendidikan IPA memiliki peran penting dalam hal ini, karena semua kehidupan manusia bergantung pada alam dan IPA juga berupaya untuk dapat membangkitkan minat manusia agar mau meningkatkan kecerdasan dan pemahamanya tentang alam beserta isinya yang penuh dengan rahasia yang tidak ada habis-habisnya.tingkat ilmu penetahuan (sains) dan teknologi (IPTEK) yang dicapai oleh suatu bangsa biasanya dipakai sebagai tolak ukur kemajuan suatu bangsa. Kemajuan suatu bangsa dan Negara sangat ditentukan oleh kemampuan SDM yang dimiliki oleh suatu bangsa dan Negara dalam penguasaan IPTEK. Menyadari akan pentingnya IPA, maka pendidikan IPA perlu diperkenalkan, diajarkan dan dikembangkan pada generasi muda terutama siswa SMP/MTS yang pada umumnya pada usia mereka rasa keingin tahuannya cenderung lebih tinggi (Pater J.I.GM. Drost.SJ, 1998:32).

B. Rumusan Masalah 1. Apa pengertian dari IPA dan pendidikan IPA? 2. Bagaimana perkembangan IPA di SMP? C. Tujuan 1. Dapat memahami pengertian IPA dan pendidikan. 2. Mengetahui perkembangan IPa di SMP.

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) IPA mempelajari fenomena alam yang faktual, baik berupa kenyataan (facta) atau kejadian (event) dan hubungan sebab akibatnya. Ilmu pengetahuan alam sepadan dengan kata sains (science), sains sendiri artinya pengetahuan. Sains kemudian diartikan sebagai natural sains, yang diterjemahkan menjadi Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). IPA atau sains (dalam arti sempit) sebagai disiplin ilmu yang terdiri atas physical sciences dan life sciences. Termasuk physical sciences adalah ilmu astronomi, kimia, geologi dan fisika sedangkan life sciences meliputi biologi, zoology dan fisiologi (Pater J.I.GM. Drost.SJ, 1998:32). James connate (Halton dan roller, 1958) mendefinisikan sains sebagai suatu deretan konsep serta skema konseptual yang berhubungan satu sama lain, dan yang tumbuh sebagai hasil ekperimentasi dan observasi, serta berguna untuk diamati dan dieksperimentasikan lebih lanjut. Kemudian, A.N. Whitehead (M.T. Zen, 1982 menyatakan bahwa sains dibentuk karena pertemuan dua orde pengalaman. Orde pertama didasarkan pada hasil observasi terhadap gejala atau fakta (orde observasi), dan orde kedua didasarkan pada konsep manusia mengenai alam semesta (orde konseptual). Menurut Bernal (Karso, 1994:2) sains atau IPA itu dapat dipandang sebagai suatu body of knowledge terus tumbuh dan tidak statis, sedangkan menurut Nash, L.K dalam buku yang sama memandang sains atau IPA sebagai suatu caraatau metode untuk dapat mengamati sesuatu, di dunia. Menurut The Harper Encyclopedia of Science menyebutkan bahwa Ilmu pengetahuan alam adalah suatu pengetahuan dan pendapat yang tersusun dan ditunjang secara sistematis oleh bukti-bukti yang formal atau oleh hal-hal yang dapat diamati (Subiyanto, 1988:3). Pengertian IPA menurut Carin dan Sound (1989) adalah suatu system untuk memahami alam semesta melalui observasi dan eksperimen yang

terkontrol, Abruscato (1996) dalam bukunya yang berjudul Teaching children Science mendefinisikan tentang IPA sebagai pengetahuan yang diperoleh lewat serangkaian proses yang sistematik guna mengungkap segala sesuatu yang berkaitan dengan alam semesta Ilmu pengetahuan alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam semesta secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. IPA merupakan suatu cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari alam semesta dan seisinya, yang diperoleh dari kegiatan ilmiah. Namun tidak semua persoalan IPA dapat diselesaikan dengan metode ilmiah. 1. Objek atau Bidang Kajian IPA Batang tubuh IPA (science body of knowedge) yang di hasilkan dari disiplin keilmuan menunjukkan hasil-hasil kreatif penemuan umat manusia selama berabad- abad. Batang tubuh IPA berisi tiga dimensi pengetahuan, yaitu pengetahuan factual (fakta), pengetahuan konseptual (konsep), pengetahuan procedural (prinsip, hokum, hipotesis, teori dan model). Saat ini dimensi pengetahuan IPA keempat yaitu pengetahuan metakognetif. Objek IPA yang dikaji meliputi energi dan perubahannya, bumi antariksa, mahluk hidup dan proses kehidupandan materi dan sifatnya yang membantu dalam memahami semua fenomena alam mengenai sebab akibat dan kejadiannya. 2. Cara Kerja IPA Cara kerja IPA bias melalui tiga tahapan yaitu tahap induktif, tahap deduktif atau mungkin melalui tahap kombinasi (induktif deduktif). Secara induktif melalui eksperimen. Untuk menjawab masalah gejala yang terjadi di alam, para ahli melakukan eksperimen dengan meniru gejala alam dalam skala kecil di laboratorium dan dilakukan observasi secara teliti dan cermat segala sesuatu yang terjadi pada eksperiment. Dari observasi eksperimen diperoleh fakta yang direkam menjadi data, data diklasifikasi, dan digeneralisasikan sehingga diperoleh konsep.

Dengan cara deduktif yaitu umumnya menyangkut gejala yang tidak bias dilakukan eksperimen.tahapannya para ahli hanya melakukan observasiobservasi yang dilakukan, kemudian membuat pendugaan atau hipotesis tentang sebab-sebab yang terjadi pada gejala alam tersebut. Dengan cara penalaran (reasoning) para ahli membuat kesimpulan tentang sebab-sebab terjadinya gejala alam yang diamati, dan hasilnya adalah teori. Penggabungan cara deduktif induktif, yaitu observasi-observasi, ekperimentasi, generalisasi atau penyimpulan, pembentukan teori, eksperimtasi, observasi, demikian seterusnyakait mengait antara cara yang satu dengan cara yang lain, disebut metode inkuiri atau metode ilmiah (scientific method). B. Pengertian Pendidikan IPA Pada pengertian IPA yang telah diuraikan, salah satu definisi IPA mengatakan bahwa IPA dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang sebab akibat yang ada di alam (Sukarno, 1973:1). Sebagai ilmu pendidikan IPA dapat dikatakan dan dapat diklasifikasikan pada ilmu pendidikan yaitu sebagai ilmu pendidikan bidang studi, dalam hal ini bidang studi IPA meliputi kimia, matematika, fisika dan biologi. Pendidikan IPA pada hakikatnya merupakan penerapan teori pendidikan dalam bidang (konteks) IPA untuk tujuan pembelajaran. Pendidikan IPA sangat diharapkan keberadaannya karena setiap hari kita berhubungan dengan alam, pada hakikatnya alam merupakan salah satu objek dari IPA. C. Perkembangan Pendidikan IPA di SMP Pengetahuan alam merupakan pengetahuan ilmiah, yaitu pengetahuan yang telah mengalami ujian kebenaran melalui metode ilmiah, dengan ciriciri: objektif, metodik, sistematis, universal dan tentative. Ilmu Pengetahuan Alam merupakan ilmu pokok bahasannya adalah alam dan segala isinya. Dalam abad ke-20, pendidikan IPA mengalami perkembangan yang pesat, berkat kemajuan IPA itu sendiri dan teknologi. Usaha modernisasi

pendidikan IPA terus menerus dilakukan dari waktu ke waktu. Di bidang peningkatan mutu pendidikan, pada tahun 1975, dilakukan perubahan kurikulum. Pendidikan dasar dan menengah yang semula berupa kurikulum berbasis material (subject matter oriented) menjadi kurikulum berbasis tujuan (out put oriented curriculum). Menurut kurikulum SLTP 1994, pendekatan IPA adalah pendekatan keterampilan proses yang menekankan pada keterampilan memperoleh pengetahuan dan mengkomunikasikan hasilnya. Hal ini berarti bahwa proses belajar mengajar IPA di SLTP tidak hanya berlandaskan pada teori pembelajaran perilaku, tetapi lebih menekankan pada prinsip-prinsip belajar dari teori kognitif. Namun kenyataan di lapangan proses belajar mengajar masih Sukabdiyah (1999:3) bahwa di sekolah sebagian guru IPA di SLTP kembali lagi ke metode konvensional dengan berbagai alas an, akibatnya banyak kegagalan yang dialami siswa. Gagne dalam Dahar (1986:18) menyebutkan bahwa dengan mengembangkan keterampilan IPA anak akan dibuat kreatif, ia akan mampu mempelajari IPA di tingkat yang lebih tinggi dalam waktu yang lebih singkat.hal ini berarti proses belajar mengajar di SLTP tidak hanya berlandaskan pada teori pembelajaran perilaku, tetapi lebih menekankan pada penerapan prinsip-prinsip belajar dari teori kognitif. Implikasi teori belajar kognitif dalam pengajaran IPA adalah memusatkan kepada berpikir atau proses mental anak, dan tidak sekedar kepada hasilnya. Dalam belajar IPA peserta didik diarahkan untuk membandingkan hasil prediksi peserta didik dengan teori melalui eksperimen dengan menggunakan metode ilmiah. Pendidikan IPA di sekolah diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitarnya, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, yang didasarkan pada metode ilmiah. Pembelajaran IPA menekankan pada pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar peserta didik mampu memahami alam

sekitar melalui proses mencari tahu dan berbuat, hal ini akan membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam. IPA sebagai mata pelajaran di SMP hendaknya diajarkan secara utuh atau terpadu, tidak dipisah-pisahkan antara biologi, fisika, kimia dan bumi antariksa. Pada konteksnya IPA di SMP diajarkan dengan pemisahan antara biologi, fisika dan kimia. Ketidakutuhan konsep IPA dalam pembelajarannya sebagai ilmu yang mencakup aspek IPA, teknologi dan masyarakat tidak terlingkupi, juga secara psikologis berat bagi pesertadidik SMP. Padahal, mengingat perkembangan mental peserta didik usia SMP oleh Piaget sebagian besar pada taraf transisi dan fase kongkrit ke fase operasi formal, maka diharapkan sudah mulai dilatih untuk mampu berpikir abstrak. Artinya, pembelajaran IPA di SMP secara utuh mengajak peserta didiknya untuk mulai ke arah berpikir abstrak dengan mengenalkan IPA secara utuh dengan harapan muncul upaya penyelidikan IPA di SMP secara terpadu seperti yang digariskan oleh Kurikulum KTSP semata untuk merespon pertanyaan kritis mengenai materi IPA sebelumnya yang hanya menekankan pada "subject matter oriented program". Sehingga, materi IPA kurikulum KTSP untuk SMP didesain untuk menjawab persoalan-persoalan pada masalah-masalah global. Sayangnya, sistem pendidikan nasional secara nyata sampai saat ini belum melahirkan secara khusus guru IPA, melainkan menghasilkan guru biologi, kimia dan fisika. Untuk itulah IPA di SMP diajarkan secara terpisah sekaligus mengakomodasi keberadaan guru biologi dan fisika. Ciri-ciri modernisasi pendidikan IPA di era globalisasi yaitu menggunakan kurikilum berorientasi tujuan dalam bentuk kompetensi atau standar kompetensi pembelajaran aspek kognitif. Aspek kognitif ini di dalamnya ada kecenderungan berubah, dari mengingat (remember) menjadi mengerti (understand) dari pengetahuan faktual (factual knowledge). Organisasi materi IPA disesuaikan dengan struktur keilmuan IPA, serta memasukan masalah IPA, Lingkungan, Teknologi dan Masyarakat (Science, Environment, Technology and Scociety, CETS). Menerapkan sistem penyampaian yang mengaktifkan peserta didik berpusat pada peserta didik.

Moderinisasi pendidikan IPA dilakukan terhadap dua hal yaitu moderinisasi materi IPA dan moderinisasi sistem penyampaian agar tercapai pendidikan IPA yang efektif dan efesien. Moderinisasi pendidikan IPA di era global akan sangat bermanfaat dalam merealisasikan pendidikan IPA yang efektif dan efesien. Pendidikan yang demikian akan meningkatkan proses dan hasil pendidikan IPA. Kemajuan ilmu IPA akan mendorong pada kemajuan teknologi yang menggunakan ilmu IPA sebagai dasarnya. Pendekatan pembelajaran IPA yang telah dikenal sampai pada saat ini, adalah: a. Pendekatan keterampilan proses, pembelajaran konsep dilakukan dengan melakukan suatu proses mental dan atau fisik tertentu. b. Pendekatan lingkungan, pembelajaran konsep dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari. c. Pendekatan penyelesaian masalah (problem solving approach), masalah diselesaikan dengan cara melakukan eksperimen dan observasi (inkuiri terbimbing). d. Pendekatan interaktif, peserta didik membuat pertanyaan atau mencari masalah sendiri yang berhubungan dengan materi pembelajaran yang di pelajari dan berusaha menyalesaikannya sendiri. e. Pendekatan nilai, meningkatkan materi pembelajaran dengan nilai yang akan ditanamkan kepada peserta didik. f. Pendekatan SALINGTEMAS, meningkatkan materi pembelajaran yang dibahas dengan sains (IPA), lingkungan (fisik dan sosial), teknologi, serta manfaatnya atau kegunaan dalam masyarakat.

BAB III KESIMPULAN 1. a Dapat disimpulkan bahwa IPA merupakan ilmu yang mempelajari tentang sebab dan akibat kejadian-kejadian yang ada di alam ini yang diperoleh lewat serangkaian proses yang sistematis yang terkait dan tersusun secara teratur, berlaku umum (universal), melalui observasi dan eksperimen yang telah dilakukan. b Pendidikan IPA merupakan bidang interdisiplin antara IPA dengan ilmu Pendidikan. Ilmu Pendidikan adalah ilmu yang mempelajari proses pembentukan kepribadian manusia yang dirancang secaran sadar dan sistematis dalam proses interaksi antara pendidik dengan peserta didik, baik dalam maupun di luar sekolah (Anna Poedjiadi, 2007:744). Pendidikan IPA pada hakikatnya merupakan penerapan teori pendidikan dalam konteks IPA untuk tujuan pembelajaran. 2. a Pendidikan IPA yang awalnya di pisah-pisahkan antara fisika, biologi dan kimianya diharapkan diajarkan secara utuh atau terpadu menjadi satu mata pelajaran yaitu IPA. b Ciri-ciri perkembangan pendidikan IPA di era globalisasi yaitu menggunakan kurikilum berorientasi tujuan dalam bentuk kompetensi atau standar kompetensi pembelajaran aspek kognitif. Aspek kognitif ini di dalamnya ada kecenderungan berubah, dari mengingat (remember) menjadi mengerti (understand) dari pengetahuan faktual (factual knowledge). Organisasi materi IPA disesuaikan dengan struktur keilmuan IPA, serta memasukan masalah IPA, Lingkungan, Teknologi dan Masyarakat (Science, Environment, Technology and Scociety, CETS). Menerapkan sistem penyampaian yang mengaktifkan peserta didik berpusat pada peserta didik. c Pendekatan penyelesaian masalah (problem solving approach) IPA diselesaikan dengan cara melakukan eksperimen dan observasi (inkuiri terbimbing).

DAFTAR PUSTAKA Pater J.I.G.M Dorst.S.J. (1998). Pendidikan Sains yang Humanistis. Yogyakarta: Kanisius. Anonin. Diambil pada tanggal 19 Maret 2008 dari http://media.diknas.go.id/media/document/4871.pdf Anonin. Diambil pada tanggal 19 Maret 2008 dari http://media.diknas.go.id/media/document/4871.pdf Anonin. Diambil pada tanggal 19 Maret 2008 dari http://asuroawielampung.blogspot.com/2008/03/stad-untuk-pembelajaran-ipa.html Subiyanto. (1988). Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan. Sukarno,dkk.(1981).Dasar- Dasar Pendidikan Sains. Jakarta: Bhratara Karya Aksara.